Anda di halaman 1dari 11

ISOTERM ADSORPSI FREUNDLICH

Tujuan : 1. Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi


proses adsorpsi asam oksalat pada arang.
Hari/tanggal : Kamis, 7 Juni 2012
Jurusan/Fak : Pendidikan Kimia/MIPA
Nama anggota kelompok : Putu Mentari Armayanti (0913031001)
Ana Imroatun Nafiah (0913031015)
I Ketut Suarta (0913031026)

I. Dasar Teori
Adsorpsi

Adsorpsi atau penyerapan adalah pembentukan lapisan gas pada permukaan padatan
atau kadang-kadang cairan. Dalam proses adsorpsi ada zat yang terserap pada suatu
permukaan zat lain yang disebut adsorbat, sedangkan zat yang permukaannya dapat
menyerap zat lain disebut adsorben. Adsorpsi atau penyerapan berbeda dengan absorpsi atau
penyerapan, sebab pada proses absorpsi zat yang terserap menembus ke dalam zat penyerap.
Secara kimia absorpsi adalah masuknya gas ke dalam padatan atau larutan, atau masuknya
cairan ke dalam padatan. Sedangkan secara fisika, absorpsi adalah perubahan energi radiasi
elektromagnetik, bunyi, berkas partikel, dan lain-lain ke dalam bentuk energi lain jika
dilewatkan pada suatu medium. Bila foton diserap akan terjadi suatu peralihan ke keadan
tereksitasi (Daintith, 1994).

Adsorpsi dapat terjadi karena interaksi gaya elektrostatik atau van der Waals antar
molekul (physisorption/fisisorpsi) maupun oleh adanya interaksi kimiawi antar molekul
(chemisorption/kimisorpsi) (Fatimah, 2009). Adsorpsi fisika merupakan adsorpsi yang
disebabkan oleh gaya Van der Waals yang ada pada permukaan adsorbens, dimana panas
adsorben biasanya rendah dan terjadi di lapisan pada permukaan adsorben yang umumnya
lebih besar dari satu mol. Berbeda halnya pada adsorpsi kimia, adsorpsi terjadi karena
adanya reaksi antara zat yang diserap dan adsorben, dimana lapisan molekul pada
permukaan adsorben hanya satu lapis dan panas adsorpsinya tinggi.(Pada proses adsorpsi
yang terjadi pada kimisorpsi, partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan
kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan
bilangan koordinasinya dengan substrat. Peristiwa adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik
molekul-molekul di permukaan adsorbens. Dimana adsorben yang biasa digunakan dalam
percobaan adalah kabon aktif, sedangkan zat yang diserap adalah asam asetat (Keenan,
1999).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi


Adsorpsi merupakan fenomena dimana molekul-molekul fluida (gas, uap, maupun
cairan) secara selektif mengalami proses perpindahan massa menuju permukaan padatan
penyerap. Adsorbsi terjadi karena adanya perbedaan potensial antara molekul-molekul
adsorbat dengan permukaan aktif pada pori-pori adsorben. Gaya tersebut yang menyebabkan
molekul-molekul adsorbat secara difusional terjerap ke dalam pori-pori adsorbent, dan terikat
untuk waktu tertentu.
Pada proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi bergantung pada
beberapa faktor, yaitu:

a) Jenis adsorben
b) Jenis zat yang diadsorbsi (adsorbat)
c) Konsentrasi masing-masing zat
d) Luas permukaan aktif adsorben
e) Temperatur
f) Tekanan
Pada suatu adsorbens dengan bahan dan jenis tertentu, banyaknya gas yang dapat
diserap makin besar jika temperatur kritis semakin tinggi atau gas tersebut mudah dicairkan.
Jika luas permukaan dari suatu adsorben yang digunakan semakin luas, maka semakin
banyak gas yang dapat diserap. Luas permukaan sukar ditentukan hingga biasanya daya serap
dihitung tiap satuan massa adsorben. Daya serap zat padat terhadap gas tergantung dari jenis
adsorben, jenis gas, luas permukaan adsorben, temperatur dan tekanan gas (Atkins, 1990).
Peristiwa adsorpsi terjadi jika berada pada permukaan dua fasa yang bersih
ditambahkan komponen ketiga, maka komponen ketiga ini akan sangat mempengaruhi sifat
permukaan. Komponen yang ditambahkan adalah molekul yang teradsorpsi pada permukaan
(dan karenanya dinamakan surface aktif). Jumlah zat yang terserap setiap berat adsorbens,
tergantung konsentrasi dari zat terlarut. Namun demikian, bila adsorbens sudah jenuh maka
konsentrasi tidak lagi berpengaruh. Adsorpsi dan desorpsi (pelepasan) merupakan
kesetimbangan (Atkins, 1990).
Karbon Aktif
Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon
yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan
karbon atau arang tersebut. Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas
permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan
adsorpsi karbon aktif itu sendiri (www.wikipedia.com).

Gambar 1. Arang Aktif

Karbon aktif merupakan material amorf yang memiliki luas permukaan yang besar
yang dibangun oleh struktur pori internalnya melalui proses karbonisasi dan aktivasi. Karbon
aktif memiliki luas permukaan yang besar sekitar 500 m2/gram bahkan bisa mencapai 1500
m2/gram. Karbon aktif memiliki densitas yang berbeda-beda. Karbon aktif juga memiliki
tingkat kekerasan yang berbeda-beda terhadap tekanan atau geseran tertentu. Perbedaan
densitas dan kekerasan karbon aktif tergantung dari bahan baku dan pengaktifannya.

Berdasarkan bentuknya, karbon aktif dibedakan menjadi empat golongan, yaitu:

1. Karbon aktif serbuk (powdered activated carbon) berbentuk serbuk dengan ukuran
partikel kurang dari 0,8 mm.
2. Karbon aktif granular (granular activated carbon), memiliki partikel-partikel yang
tidak rata dengan ukuran 0,2–5,0 mm.
3. Karbon aktif pelet (pellete activated carbon), berbentuk silinder dengan ukuran
diameter 0,8–5,0 mm. karbon aktif ini umumnya dipakai untuk aplikasi dalam fasa
gas karena memiliki kandungan debu yang rendah, tetesan bertekanan rendah tapi
memiliki kekuatan mekanis yang tinggi.
4. Karbon aktif terlapisi polimer (polymer coated carbon), merupakan pori-pori karbon
yang dapat dilapisi dengan biopolymer yang mungkin untuk menghasilkan permukaan
halus dan permeabel tanpa menutupi pori, menghasilkan suatu karbon yang dapat
untuk hermoperfusi yaitu suatu teknik treatment dimana ke dalam darah pasien
ditekan dengan absorben untuk mengeluarkan senyawa toksik dari dalam darah.
Arang aktif dapat dibuat dan bahan yang mengandung karbon baik organik atau
anorganik, tetapi yang biasa beredar di pasaran berasal dan tempurung kelapa, kayu, dan
batubara. Saat ini, arang aktif telah digunakan secara luas dalam industri kimia, makanan atau
minuman dan farmasi.

Gambar 2. Bagan Pembuatan Arang Aktif

Isotermis Adsorpsi Freundlich

Untuk adsorben dengan luas permukaan tertentu, makin tinggi konsentrasi adsorbat
makin besar zat yang dapat diserap. Proses adsorbsi berada dalam keadaan setimbang apabila
kecepatan desorbsi sama dengan kecepatan adsorbsi. Apabila salah satu zat ditambah atau
dikurangi maka akan terjadi kesetimbangan baru. Desorbsi adalah kebalikan adsorbsi, yaitu
peristiwa terlepasnya kembali adsorbat dari permukaan adsorben. Adsorbsi isotermis adalah
adsorbsi yang terjadi pada temperatur tetap.

Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorsi
per satuan luas atau per satuan berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut isoterm adsorpsi.

Ada dua persamaan yang sering dipakai untuk menjelaskan proses adsorpsi pada
permukaan zat padat, yaitu persamaan Langmuir yang dikenal sebagai isotherm adsorpsi
Langmuir dan persamaan Freundlich yang dikenal sebagai isotherm adsorpsi Freundlich.
Persamaan Langmuir ini berlaku untuk adsorpsi lapisan tunggal (monolayer) pada permukaan
zat yang homogen. Persamaan Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan
menganggap terjadinya suatu kesetimbangan antara molekul yang diadsorpsi dan molekul
yang masih bebas, dapat dituliskan sebagai berikut.

C 1 1
  C
x a ( x ) maks ( x ) maks
m m m

dimana, C = konsentrasi molekul zat terlarut yang bebas

x = mol zat terlarut yang teradsorpsi oleh m gram adsorban

a = tetapan

x
   kapasitas monolayer
 m  maks

Pada persamaan isoterm adsorpsi Freundlich, dinyatakan sebagai:

x
= kC1/n
m

dimana, x = berat zat (solute) yang teradsorpsi (gram)

m = berat adsorben (gram)

C = konsentrasi larutan setelah diadsorpsi (tercapai keseimbangan adsorpsi)

k = konstanta Freundlich

n = konstanta lain

Persamaan tersebut dapat diubah menjadi :

x
log = log k + n log C
m

Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorpsi menuruti isoterm
Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis lurus. Berdasarkan
garis lurus yang diperoleh pada aluran tersebut, maka harga tetapan n dan k dapat ditentukan.
II. Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Cawan porselin 1 buah Arang aktif 30 gram
Labu Erlenmeyer bertutup 250 6 buah Larutan NaOH 0,1 M 100 mL
mL 1 buah Aquades 700 mL
Buret 50 mL 1 buah Larutan asam oksalat dengan 100 mL
Gelas ukur 100 mL 20 x 20 cm konsentrasi 0,3 N; 0,2 N; 0,1
Kertas saring 3 buah N; 0,05 N; 0,01 N; dan 0,005
Gelas kimia 100 mL 1 buah N. 100 mL
Spatula 1 buah Larutan asam asetat dengan
Kaca arloji 1 buah berbagai konsentrasi 0,3 N;
Corong kaca 1 buah 0,2 N; 0,1 N; 0,05 N; 0,01 N;
Gelas kimia 500 mL 1 buah dan 0,005 N.
Pipet volumetri 10 mL 3 buah
Pipet tetes
III. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan

Prosedur dapat digambarkan secara umum sebagai berikut


Arang yang telah aktif dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dengan massa untuk masing-masing
tabung 5 gram

100 mL 100 mL 100 mL 100 mL 100 mL 100 mL


H2C2O4 0,3 N H2C2O4 0,2 N H2C2O4 0,1 N H2C2O4 0,05 N H2C2O4 0,01 N H2C2O4 0,005
N

Dikocok perlahan
selama 3 jam Disaring Dititrasi dengan NaOH 0,1 N

Gambar 3. Alur Kerja

No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


1. Mengaktifkan arang aktif
dengan cara memanaskan pada
temperatur 105oC selama kurang
lebih 1 jam.

2. Memasukkan masing-masing 5
gram arang yang telah diaktifkan
kedalam enam buah labu
erlenmeyer.

3. Disediakan larutan asam oksalat


sebanyak 100 mL dengan
konsentrasi masing-masing 0,3
N; 0,2 N; 0,1 N; 0,05 N; 0,01 N;
dan 0,005 N.

4. Memasukkan larutan asam


oksalat ke dalam labu
erlenmeyer yang telah diisi
dengan arang aktif. Menutup
kembali labu erlenmeyer dan
membiarkan selama 3 jam
sambil mengaduk secara
perlahan-lahan hingga tercapai
kesetimbangan.

5. Menjaga temperatur selama


percobaan dan dicatat agar tidak
terjadi perubahan temperatur
yang etrlalu besar. Bila perlu
menggunakan penangas air.

6. Menyaring larutan dengan


menggunakan kertas saring yang
kering.

7. Sebelum melakukan titrasi, Warna larutan NaOH dan H2C2O4 adalah tidak
terlebih dahulu melakukan berwarna. Setelah dilakukan tiga kali titrasi, maka
standarisari larutan NaOH 0,1N volume NaOH yang digunakan dapat dilihat pada
yang telah dibuat dengan tabel di bawah
menggunakan larutan asam Titrasi ke- Volume Volume
oksalat dengan prosedur sebagai NaOH 1 M H2C2O4 0,05
berikut. (mL) M (mL)
- Menambahkan masing-masing
I 5
5 mL larutan H2C2O4 dengan 3
tetes indikator PP kemudian II 5
mentitrasi dengan NaOH 0,1 N
sampai menunjukkan III 5
perubahan warna menjadi
Rata-rata 5
merah muda. Volume NaOH
yang digunakan selanjutnya
dicatat.

8 Mentitrasi filtrat dengan


menggunakan larutan NaOH 0,1
N dan menambahkan 3 tetes
indikator PP.

DATA HASIL PENGAMATAN

Volum total Konsentrasi Volume NaOH


Konsentrasi filtrat Volume H2C2O4 (Titran)
(H2C2O4 (Titrat) NaOH
H2C2O4
akhir) (Titran) yang dihabiskan

Titrasi I = Titrasi I =

0,30 N Titrasi II = 0,10 N Titrasi II =

Titrasi III = Titrasi III =

Titrasi I = Titrasi I =

0,20 N Titrasi II = 0,10 N Titrasi II =

Titrasi III = Titrasi III =

Titrasi I = Titrasi I =

0,10N Titrasi II = 0,10 N Titrasi II =

Titrasi III = Titrasi III =


Titrasi I = Titrasi I =

Titrasi II = Titrasi II =
0,05N 0,10 N
Titrasi III = Titrasi III =

Titrasi I = Titrasi I =

0,01 N Titrasi II = 0,1 N Titrasi II =

Titrasi III = Titrasi III =

Titrasi I = Titrasi I =

0,005 N Titrasi II = 0,01 N Titrasi II =

Titrasi III = Titrasi III =

Singaraja, 19 April 2012


Pengampu I Pengampu 2

Ni Made Wiratini, S.Pd, M.Sc Drs. Nyoman Retug, M.Si


NIP.19830627 200604 2 002 NIP. 19591230 198903 1 002
BON ALAT DAN BAHAN

Nama anggota kelompok : Putu Mentari Armayanti (0913031001)


Ana Imroatun Nafiah (0913031015)
I Ketut Suarta (0913031026)

Alat Jumlah Bahan Jumlah


Cawan porselin 1 buah Arang aktif 30 gram
Labu Erlenmeyer bertutup 250 mL 6 buah Larutan NaOH 0,1 M 100 mL
Buret 50 mL 1 buah Aquades 700 mL
Gelas ukur 100 mL 1 buah Larutan asam oksalat dengan 100 mL
Kertas saring 20 x 20 cm konsentrasi 0,3 N; 0,2 N; 0,1
Gelas kimia 100 mL 3 buah N; 0,05 N; 0,01 N; dan 0,005
Spatula 1 buah N. 100 mL
Kaca arloji 1 buah Larutan asam asetat dengan
Corong kaca 1 buah berbagai konsentrasi 0,3 N;
Gelas kimia 500 mL 1 buah 0,2 N; 0,1 N; 0,05 N; 0,01 N;
Pipet volumetri 10 mL 1 buah dan 0,005 N.
Pipet tetes 3 buah

Anda mungkin juga menyukai