OLEH
JURUSAN KIMIA
2019
PERCOBAAN X
ISOTERM ADSORPSI FREUNDLICH
I. TUJUAN
Memverifikasi isoterm Freundlich pada proses adsorpsi asam oksalat (H2C2O4)
terhadap arang aktif.
a. Jenis adsorben
Kenaikan kelarutan menunjukkan ikatan yang kuat antara zat terlarut dengan
pelarut. Apabila adsorbat memiliki kelarutan yang besar, maka ikatan antara zat
terlarut dan pelarut makin kuat sehingga adsorpsi akan semakin kecil karena
sebelum adsorpsi terjadi diperlukan energi yang besar untuk memecahkan ikatan zat
terlarut dengan pelarut.
b. Luas permukaan adsorben
Luas permukaan adsorben sangat berpengaruh terhadap proses adsorpsi. Adsorpsi
merupakan suatu kejadian permukaan sehingga besarnya adsorpsi sebanding dengan
luas permukaan. Semakin banyak permukaan yang kontak dengan adsorbat maka
akan semakin besar pula adsorpsi yang terjadi.
c. Konsentrasi zat terlarut
Adsorpsi akan konstan jika terjadi kesetimbangan antara konsentarasi adsorbat
yang terserap dengan konsentrasi yang tersisa dalam larutan.
d. Temperatur
Reaksi yang terjadi pada adsorpsi biasanya eksotermis, oleh karena itu adsorpsi
akan besar jika temperatur rendah.
e. Waktu kontak dan pengocokan
Waktu kontak yang cukup diperlukan untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi.
Jika fasa cair berisi adsorben diam, maka difusi adsorbat melalui permukaan
adsorben akan lambat. Oleh karena itu, diperlukan pengocokan untuk mempercepat
proses adsorpsi.
f. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
Ada dua jenis komponen yang terlibat dalam adsorpsi,yaitu zat terserap
(adsorbat) dan zat penyerap (adsorben). Adsorbat dapat berupa gas, zat cair atau zat
padat yang terlarut, sedangkan adsorben dapat berupa zat padat yang dapat
menyerap molekul, atom atau ion.Terdapat beberapa kemungkinan adsorbsi larutan
oleh zat padat, seperti:
1. Adsorbsi positif, yaitu adsorpsi apabila solut relatif lebih besar teradsorbsi
daripada adsorben. Contohnya seperti penyerapan zat warna oleh aluminium atau
kromium.
2. Adsorbsi negatif, yaitu adsorpsi apabila solven relatif lebih besar teradsorbsi
daripada solut dalam larutan. Contohnya adsorpsi alkaloid dengan karbon aktif.
50 mL
0,3 N
50 mL
0,2 N
50 mL
Larutan asam oksalat 0,1 N
1.
50 mL
0,05 N
50 mL
0,01 N
50 mL
0,05 N
2. 0,1 N 50 mL
Larutan standar NaOH
3. - 3 mL
Indikator PP
4. - 6 gram
Arang aktif
5. - 500 mL
Aquades
1,01 g arang 1,02 g arang 1,02 g arang 1,01 g arang 1,01 g arang 1,01 g arang
+ 50 mL + 50 mL + 50 mL + 50 mL + 50 mL + 50 mL
H2C2O4 0,30 H2C2O4 0,20 H2C2O4 0,10 H2C2O4 0,05 H2C2O4 0,01 H2C2O4
N N N N N 0,005 N
Diduk perlahan
Larutan disaring menggunakan kertas saring
kering
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel 3. Hasil pengamatan
Konsentrasi Konsentrasi Volume NaOH Volume rata- Volume
H2C2O4 awal NaOH (N) (volume titran) rata titran H2C2O4
(N) (mL) (mL) (titrat) (mL)
0,30 0,098 25,1 26,2 25,65 10
0,20 0,098 15,9 15,6 15,75 10
Konsentras
Massa Massa zat i H2C2O4
adsorben teradsorp setelah 𝒙 𝒙
No. Log 𝒎 Log C
(m) si (x) dicampur 𝒎
(gram) (gram) arang aktif
(C)
1. 1,01 0,153 0,125 0,1514 -0,819 -0,903
2. 1,02 0,143 0,0771 0,1401 -0,853 -1,112
3. 1,02 0,095 0,0347 0,0931 -1,830 -1,459
4. 1,01 0,058 0,015 0,0574 -1,240 -1,823
5. 1,01 0,0206 1,715 x 10-3 0,0203 -1,690 -2,765
6. 1,01 9,52 x 10-3 9,8 x 10-4 9.42 x 10-3 -2,025 -3,008
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4 di atas, maka dapat diperoleh kurva
x
hubungan antara log (sumbu y) dengan log konsentrasi asam oksalat sisa hasil
m
adsorpsi oleh arang aktif (log C) (sumbu x).
-1.5
-2
-2.5
Log C
Nilai k atau tetapan Freundlich dapat ditentukan melalui persamaan garis lurus:
y = 0,5535x – 0,255
k = 0,555
VII. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memverifikasi isoterm Freundlich pada
proses adsobsi asam oksalat (H2C2O4) terhadap arang aktif. Pada percobaan ini dilakukan
penentuan besar tetapan adsorpsi Freundlich melalui proses penyerapan suatu zat pada
permukaan zat lain. Prinsip percobaan ini didasarkan pada teori Freundlich yaitu
banyaknya zat yang di adsorpsi pada temperatur tetap oleh suatu adsorben bergantung
pada konsentrasi dan keaktifan suatu adsorbat ketika megadsobsi zat tertentu.
Percobaan ini diawali dengan melakukan pemanasan terhadap karbon aktif pada
suhu 105 oC yang bertujuan untuk membuka pori-pori permukaan dari arang yang
tertutup tar, hidrokarbon, air, dan zat-zat organik lainnya sehingga memperbesar
kapasitas adsorpsi. Semakin luas permukaan karbon maka semakin besar daya
adsorpsinya. Pada percobaan ini karbon dicampurkan dicampurna sebanyak 1 gram
karbon aktif ke dalam asam oksalat dengan enam variasi konsentrasi yaitu, 0,3 N; 0,2 N;
0,1 N; 0,05 N; 0,01 N dan 0,005 N.
Larutana asam oksalat bertindak sebagai adsorbat atau zat yang diserap oleh
adsorben. Agar proses adsopsi bertangsung dengan maksimal maka setelah asam oksalat
dan karbon aktif dicampurkan dilakukan pengadukan menggunakan shaker selama tiga
jam. Setelah dilakukan pengadukan, campuran dibiarkan kontak selama dua hari. Kedua
hal ini bertujaun untuk memperluas dan menambah waktu kontak antara asam oksalat
dengan karbon aktif sehingga sehingga dapat memaksilakan proses adsorpsi.
Tahap berikutnya adalah dilakukan penyaringan terhadap keenam campuran.
Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan arang aktif dari larutan asam oksalat.
Untuk mengtahui banyaknya asam oksalat yang teradsopsi maka dilakukan titrasi untuk
menentukan konsentrasi asam oksalat setelah kontak dengan karbon aktif. Titrasi
dilakukan menggunakan NaOH 0,098 M yang telah distandarisasi sebelmunya. Sebelum
dititrasi asam oksalat terlebih dahulu ditambahkan dengan indikator fenolftalein (pp).
Volume titran yang dihabiskan pada masing-masing larutan asam oksalat dengan
konsentrasi yang berbeda dicatat untuk menentukan konsentrasi asam oksalat setelah
proses adsorpsi.
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa konsentrasi asam oksalat setelah
melalui proses adsorpsi lebih kecil dari konsentrasi awal. Hal ini dikarenakan sejumlah
asam oksalat telah teradsorpsi oleh karbon aktif. Berdasarkan analisisi data pada tabel 4
dapat dibuat kurva hubungana antara log C terhadap log sehingga nilai n dan k dapat
diperoleh melalui regresi garis lurus. Persamaan yang diperoleh yaitu y= 0,5535x– 0,255.
Dari persamaan ini diperoleh nilai n sebesar 1,806 dan niali k sebesar 0.555.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara log x/m dengan log c asam oksalat pada isoterm Freundlich berbanding
lurus, yang mana semakin besar konsentrasi awal larutan H2C2O4 maka semakin besar
pula adsorpsinya. Begitu juga sebaliknya konsentrasi larutan H2C2O4 sisa mengalami
penurunan seiring dengan semakin kecilnya konsentrasi awal larutan H 2C2O4 yang
digunakan dengan massa arang aktif yang sama. Hal ini sesuai dengan isotherm
Freundlich. Berdasarkan perhitungan isotherm menurut Freundlich pada proses adsorpsi
H2C2O4 pada arang aktif diperoleh nilai n = 1,806 dan nilai k = 0,555.
DAFTAR PUSTAKA
Suardana, I Nyoman dan Nyoman Retug. 2003. Kimia Fisika III. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja.
Retug, Nyoman., dan Ni Made Wiratini. 2014. Buku Penuntun Praktikum Kimia
Fisika. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia, FakultasMIPA, Undiksha
Singaraja.
LAMPIRAN GAMBAR