Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penggunaan umum,
sebuah antarmuka, penghubung atau interface adalah sebuah titik, wilayah, atau
permukaan di mana dua zat atau benda berbeda bertemu; dia juga digunakan secara
metafora untuk perbatasan antara benda. Kata interface kadang kala (biasanya dalam
bidang teknik) disingkat menjadi "i/f".
Bentuk kerja dari interface berarti menghubungkan dua atau lebih benda pada
suatu titik atau batasan yang terbagi, atau untuk menyiapkan kedua benda untuk tujuan
tersebut. Dalam kimia, ia adalah permukaan antara dua fase yang berbeda adalah
campuran "heterogeneous". Atau disebut juga batas antar dua fasa : Gas-Cair, Gas-
Padat, Cair-Cair, Cair-Padat, Padat-Padat.
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah Adsorbsi. Seperti halnya
kinetika kimia, kinetika Adsorbsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja,
kinetika Adsorbsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan
zat. Adsorbsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu,
misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Zat ini
banyak dipakai di pebrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kimia Antarmuka / Interface?
2. Jelaskan Apa itu Kesetimbangan Antarmuka?
3. Jelaskan Apa itu Tegangan Permukaan Antarmuka?
4. Bagaimana Prinsip Tegangan dan Energi Permukaan Antarmuka?
5. Apa yang dimaksud dengan Sorbsi?
6. Bagaimana Prinsip dalam Fenomena Transport Antarmuka (massa-energi)?
7. Apa perbedaan Adsorbsi Secara fisik dan secara kimia?
8. Bagaimana Mekanisme Adsorbsi?
9. Jelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorbsi?
10. Apa yang dimaksud dengan Isoterm Adsorbsi?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dari Kimia Antarmuka / Inteface
2. Untuk mengetahui definisi Kesetimbangan Antarmuka
3. Untuk mengetahui Tegangan Permukaan Antarmuka
4. Untuk mengetahui Prinsip Tegangan dan Energi Permukaan Antarmuka
5. Untuk mengetahui definisi Sorbsi
6. Untuk mengetahui Prinsip dalam Fenomena Transport Antarmuka (massa-energi)
7. Untuk mengetahui perbedaan Adsorbsi Secara fisik dan secara kimia
8. Untuk mengetahui Mekanisme Adsorbsi
9. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorbsi
10. Untuk mengetahui definisi Isoterm Adsorbsi
BAB II PEMBAHASAN

A. Kimia Antarmuka / Interface


Interface (antar muka) merupakan pertemuan dua sistem yang berbeda (atau
subsistem) dan berinteraksi satu sama lain, Dalam pergerakan/perpindahan zat kimia,
sistem padat-padat biasanya tidak terlalu berpengaruh, sehingga hanya 4 sistem
interface yang akan dibahas lebih lanjut dalam ilmu lingkungan (chemical move,
distribusi antar ekosistem)

Ketika zat kimia masuk ke dalam lingkungan pada satu sisi akan terbentuk
interface, biasanya terjadi melalui proses spontan, pada fasa yang lain. Interface
merupakan molekul-molekul zat kimia terakumulasi pada satu sisi, sampai keadaan
tertentu tercapai, setelah akumulasi total.
B. Kesetimbangan Antarmuka
Sistem antar muka dikatakan setimbang jika tidak ada lagi perubahan spontan.
Tidak ada lagi perubahan yang bisa diamati pada tiap-tiap sisi interface karena sangat
fenomenal, Contoh:
 Secara kinetik, kesetimbangan kimia pada antarmuka sistem udara-air, terjaga
perpindahan molekul kimia (crossing) antar fasa secara kontinyu, tetapi laju gas
terkondensasi dengan laju air terevaporasi adalah sama.
 Secara termodinamika, potensial kimia komponen tersebut dalam kedua fasa
identik, untuk kondisi tekanan dan suhu yang terjaga konstan. μA1 = μA2

C. Tegangan Permukaan Antarmuka


Teori kinetik-molekular merupakan molekul-molekul cairan saling tarik-menarik satu
sama lain. Pada permukaan, molekul-molekul mengalami gaya yang tidak seimbang,
karena molekul pada fasa gas terdispersi sangat besar (under tension) molekul-molekul
tersebut akan menata diri untuk meminimalkan luas permukaan sehingga membentuk
lapisan tipis (skinlike layer).
Beberapa fenomena :
 Bentuk tetesan air spherical
 Air mengalir naik pada pipa kapiler
 Air mengalir melalui pori (pembasahan)

D. Prinsip Tegangan dan Energi Permukaan Antarmuka


Molekul-molekul saling berikatan karena ada energi kohesive (E) permol atau
e=E/N per molekul. Jika diasumsikan bentuk molekul bulat, maka setiap molekul akan
berikatan dengan 12 molekul lain, sehingga kekuatan ikatan adalah e/12.
Pada permukaan, setiap molekul berikatan dengan 9 molekul lain, total energi
ikatan ¾ e (75%), kelebihan energi 25 % dibanding dengan molekul di dalam. Energi
lebih tersebut, menyebabkan molekul cenderung bergerak ke permukaan.
Tegangan Permukaan merupakan lapisan film pada area tertentu, ditarik
(diekspansi) dengan gaya sebesar f sepanjang x. Kenaikan luas permukaan sebesar dA
sebanding dengan w atau energi gibbs:
 f dx = ∂ dA, jika A = l dx, maka luas 2 sisi = 2(l dx)
 f dx = ∂ 2 (l dx)
 f=2l∂
 ∂ = f/2 l
Ket. ∂ = tegangan permukaan

E. Sorpsi
Sorpsi seringkali didefinisikan sebagai konsentrasi atau perpindahan kontaminan
dari satu fasa ke fasa lain. Ada dua macam sorpsi yaitu absorbsi (penyerapan oleh
seluruh fasa zat penyerap) dan adsorpsi (penyerapan hanya oleh permukaan zat
penyerap).
Contoh absorpsi antara lain pelarutan (absorpsi) gas oksigen ke dalam badan air;
atau absorpsi pestisida DDT oleh pelarut organik seperti hexane, atau penyerapan
logam terlarut oleh sel makhluk hidup, dsb.
Sedangkan contoh adsorpsi terserapnya molekul atau ion oleh permukaan padatan
(adsorben) seperti karbon aktif, partikel tanah, zeolit, dsb.

F. Prinsip dalam Fenomena Transport Antarmuka (massa-energi)


Transfer massa komponen zat kimia merupakan perpindahan massa melalui
interface atau perpindahan massa anta fasa zat; Secara prinsip yang paling penting
adalah permukaan (interface) yang menjadi media perpindahan massa, serta waktu
yang cukup untuk proses difusi
Proses yang terjadi:
 Komponen zat terdifusi dari fasa 1 menuju antar muka fasa1-fasa2
 Komponen di transfer melewati antar muka, menuju fasa 2
 Komponen didifusikan ke fasa 2 dan mengambil tempat kesetabilan untuk molekul
zat selanjutnya.
Laju adsorbsi dan koefisien menyeluruh
G. Perbedaan Adsorbsi secara fisik dan secara kimia
Adsorpsi fisik, biasanya terjadi akibat gaya Van Der Walls dan bersifat reversibel.
Ketika interaksi gaya molekul antara solut (zat terlarut) dan adsorben lebih besar
daripada interaksi gaya antara solut dan solven (pelarut), solut akan teradsorp pada
permukaan adsorben. Contoh adsorpsi fisik adalah proses adsorpsi menggunakan
karbon aktif.
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul adsorbat
dengan adsorben dan terbentuk ikatan kimia. Gaya ikat adsorpsi ini bervariasi
tergantung pada zat yang bereaksi. Ikatan kimia tersebut antara lain ikatan hidrogen,
kovalen dan ionik. Akibat adanya ikatan kimia tersebut menyebabkan permukaan
adsorben tertutupi oleh selapis molekul-molekul adsorbat, sehingga molekul lainnya
tidak teradsorpsi lagi walaupun tekanan atau konsentrasi larutan ditingkatkan, adsorben
tidak akan mampu lagi mengadsorps zat lain sehingga lapisan yang terbentuk adalah
lapisan tunggal (monolayer).
H. Mekanisme Adsorbsi

Fase bulk transfer yaitu perpindahan molekul yang akan diadsorp menuju ke
permukaan partikel adsorben. Setelah itu akan terjadi film difusi yaitu difusi adsorbat
melalui suatu lapisan film yang akan mengelilingi partikel adsorben. Difusi pori yaitu
molekul adsorbat dipindahkan dari permukaan partikel adsorben menuju ke dalam pori
adsorben. Partikel menempel pada permukaan adsorben.

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi Absorbsi


J. Isoterm Absorbsi
Isoterm Adsorpsi merupakan kurva yang menyatakan variasi jumlah gas yang
teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan pada suhu konstan.
Pada tahun 1909, ilmuwan Jerman Freundlich memberikan hubungan empiris antara
jumlah gas yang diserap oleh satuan massa adsorben padat dan tekanan pada suhu
tertentu. Itu diungkapkan menggunakan persamaan berikut :
1/n
x/m = kP (n > 1)
dimana 'x' adalah massa gas yang teradsorpsi pada massa 'm' adsorben pada tekanan
'P'. 'k' dan 'n' adalah konstanta yang bergantung pada sifat adsorben dan gas pada suhu
tertentu.

Massa gas yang teradsorpsi per gram adsorben diplot terhadap tekanan dalam
bentuk kurva untuk menunjukkan hubungannya. Di sini, pada tekanan tetap, adsorpsi
fisik menurun seiring dengan kenaikan suhu. Kurva mencapai saturasi
pada tekanan tinggi. Sekarang, jika Anda mengambil log persamaan di atas :
log x/m = log k + 1/n log P
Untuk menguji validitas isoterm Freundlich, kita dapat memplot log x/m pada sumbu y
dan log P pada sumbu x. Jika plot menunjukkan garis lurus, maka isoterm Freundlich
valid, sebaliknya tidak. Kemiringan garis lurus bernilai 1/n, sedangkan titik potong pada
sumbu y bernilai log k .
Isoterm Freundlich

Keterbatasan Isoterm Freundlich


Isoterm Freundlich hanya menjelaskan secara kasar perilaku adsorpsi. Nilai 1/n
dapat berkisar antara 0 dan 1, oleh karena itu persamaan ini hanya berlaku pada
rentang tekanan yang terbatas.
 Ketika 1/n = 0, x/m konstan, adsorpsi tidak bergantung pada tekanan.
 Ketika 1/n =1, x/m = k P, yaitu x/m ∝ P , adsorpsi berbanding lurus dengan
tekanan.
Hasil eksperimen mendukung kedua kondisi yang disebutkan di atas. Pada tekanan
tinggi, isoterm eksperimental sepertinya selalu mendekati saturasi. Isoterm Freundlich
tidak menjelaskan pengamatan ini dan oleh karena itu gagal pada tekanan tinggi.
Isoterm Freundlich diikuti oleh dua isoterm lainnya – isoterm adsorpsi Langmuir
dan isoterm adsorpsi BET. Isoterm Langmuir mengasumsikan bahwa adsorpsi bersifat
monolayer sedangkan isoterm BET mengasumsikan adsorpsi bersifat multi-layer.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Interface merupakan molekul-molekul zat kimia terakumulasi pada satu sisi,
sampai keadaan tertentu tercapai, setelah akumulasi total.
2. Dalam kimia, ia adalah permukaan antara dua fase yang berbeda adalah
campuran "heterogeneous". Atau disebut juga batas antar dua fasa : Gas-
Cair, Gas-Padat, Cair-Cair, Cair-Padat, Padat-Padat.
3. Ada dua macam sorpsi yaitu absorbsi (penyerapan oleh seluruh fasa zat
penyerap) dan adsorpsi (penyerapan hanya oleh permukaan zat penyerap).
4. Adsorpsi fisik, biasanya terjadi akibat gaya Van Der Walls dan bersifat
reversibel. Ketika interaksi gaya molekul antara solut (zat terlarut) dan
adsorben lebih besar daripada interaksi gaya antara solut dan solven
(pelarut), solut akan teradsorp pada permukaan adsorben.
5. Adsorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul adsorbat
dengan adsorben dan terbentuk ikatan kimia. Gaya ikat adsorpsi ini bervariasi
tergantung pada zat yang bereaksi. Ikatan kimia tersebut antara lain ikatan
hidrogen, kovalen dan ionik.
6. Isoterm Adsorpsi merupakan kurva yang menyatakan variasi jumlah gas yang
teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan pada suhu konstan.
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Antarmuka
 https://www.coursehero.com/file/38498110/Makalah-Eny-01docx/
 https://www.toppr.com/guides/chemistry/surface-chemistry/adsorption-isotherm/

Anda mungkin juga menyukai