Anda di halaman 1dari 62

Fenomena

Permukaan &
Surfaktan
Oleh Kelompok 5
Ade Andita Putri (1706985653)
Annisa Faiza Ramadhani (1706038475)
Atikah Syahidah (1706038203)
Jasmine Humaira (1706985754)
Vida Zinia Putri Hardjono (1706985842)
Shaina Islamey (1706038506)
Aplikasi Adsorpsi
Aplikasi Adsorpsi

1. Jelaskan setidaknya 3 aplikasi proses adsopsi untuk


industri
2. Sebutkan metode/cara menentukan laju adsorpsi
3. Adsorpsi berlawanan dengan proses desorpsi. Apa yang
diketahui tentang desorpsi ? Bagaimana metode desorpsi
atau proses regenerasi adsorben? Jelaskan setidaknya
satu metode untuk penentuan desorpsi. Jelaskan dan
berikan contoh atau gambaran prosesnya
4. Sebutkan dan jelaskan cara menentukan laju desorpsi
Aplikasi Adsorpsi di Dunia Industri

Pemutihan Gula Tebu


Aplikasi Adsorpsi di Dunia Industri

Penjernihan Air
Aplikasi Adsorpsi di Dunia Industri

Penyembuhan Sakit Perut


Laju Adsorpsi
Adsorpi vs Desorpsi
Laju Desorpsi
Adsorpsi Isotherm
Adsorpsi Isotermis
● Proses adsorpsi meliputi dua proses:
1. Kondensasi molekul dalam fase gas terhadap permukaan
2. Evaporasi molekul dari permukaan kembali ke fase gas

Ketika adsorpsi mulai terjadi, setiap molekul gas yang bertabrakan dengan
permukaan akan terkondensasi.
Ketika adsorpsi berlangsung, hanya molekul-molekul yang menyentuh bagian
permukaan yang belum ditutupi oleh molekul yang teradsorb sajalah yang teradsorb.

Oleh karena itulah, laju kondensasi molekul gas paling cepat terjadi ketika adsorpsi
mulai berjalan dan akan semakin melambat semakin luas surface coverage molekul
yang teradsorb.
Adsorpsi Isotermis
● Pada suatu titik, akan tercapai titik kesetimbangan antara molekul dalam fase
gas dan molekul atau atom yang teradsorb di permukaan solid, yaitu ketika
laju evaporasi sama dengan laju kondensasi.

● Kesetimbangan tersebut bergantung oleh beberapa faktor, di antaranya:


1. Stabilitas relatif spesi yang terlibat, baik yang teradsorb maupun dalam fase
gas
2. Temperatur sistem (gas dan permukaan)
3. Tekanan gas di atas permukaan

● Umumnya, faktor kedua dan ketiga memberikan efek yang berbeda pada
konsentrasi spesi yang teradsorpsi, dimana dengan menaikkan tekanan gas,
surface coverage akan semakin besar, namun akan semakin berkurang jika
temperatur dinaikkan.
Adsorpsi Isotermis

1. Apa yang Anda ketahui tentang isoterm Langmuir,


berikan contoh
2. Apa yang Anda ketahui tentang adsorpsi isoterm
Freundlich, berikan contoh
3. Untuk menentukan daya adsorb dari suatu
Isoterm Langmuir
● Dinyatakan oleh Irving Langmuir pada tahun 1916 untuk
mendeskripsikan pengaruh tekanan gas di atas permukaan terhadap
surface coverage (gas yang teradsorpsi pada temperatur tetap.

● Asumsi teori Langmuir:


1. Terdapat bilangan tertentu yang menyatakan permukaan solid yang
tersedia untuk diadsorpsi
2. Semua daerah yang tersedia untuk adsorpsi pada permukaan solid
memiliki ukuran dan bentuk sama
3. Setiap daerah hanya mampu menampung 1 molekul gas dan terdapat
energi kalor yang dilepaskan pada proses adsorpsi (berjumlah konstan)
4. Terjadi kesetimbangan antara molekul gas yang teradsoprsi dan
molekul gas yang bebas
5. Adsorpsi yang terjadi ialah adsorpsi monolayer atau unilayer.
Irving Langmuir
Persamaan Isoterm Langmuir
Persamaan Kesetimbangan
Terdapat reaksi: Ka
A (g) + B (S) ⇋ AB
Kd
dengan Ka adalah konstanta ekuilibrium untuk reaksi ke kanan (produk) dan Kd adalah
konstanta ekuilibrium untuk reaksi ke kiri (reaktan). Maka, menurut teori
kesetimbangan:
Laju reaksi ke kanan (produk) = Ka [A] [B]
Laju reaksi ke kiri (reaktan) = Kd [AB]

Pada kesetimbangan, laju reaksi ke kanan (produk) sama dengan laju reaksi ke kiri
(reaktan) sehingga
Ka [A] [B] = Kd [AB]
Persamaan Isoterm Langmuir
Persamaan kesetimbangan tersebut dapat digunakan dalam menggambarkan
persamaan Langmuir.
Anggap θ adalah jumlah daerah pada permukaan yang telah tertutup oleh molekul
gas. Maka, 1-θ adalah bagian permukaan yang belum tertutupi oleh molekul gas.

Laju adsorpsi bergantung pada dua faktor yaitu 1- θ dan tekanan. Maka laju adsorpsi
dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju adsorpsi α P (1- θ)
atau laju adsorpsi = KaP (1- θ)

Sementara laju desorpsi bergantung pada θ:


Laju desorpsi α θ
atau laju adsorpsi = Kdθ
Persamaan Isoterm Langmuir
Pada kesetimbangan, laju adsorpsi sama dengan laju desorpsi:
KaP (1- θ) = Kdθ

Jika persamaan tersebut diuraikan, maka dihasilkan:

Jika persamaan tersebut dibagi dengan Kd maka dihasilkan:


Persamaan Isoterm Langmuir

Jika disederhanakan menjadi K, maka:

Persamaan inilah yang disebut persamaan Isoterm Langmuir. Pada persamaan


isotherm Langmuir, K biasa dianggap sebagai b. Oleh karena itu, persamaan di atas
dapat ditulis ulang menjadi:
Persamaan Isoterm Langmuir
Jika persamaan tersebut diplotkan dalam grafik, maka didapatkan grafik sebagai berikut:
Nilai b pada Persamaan Isoterm
Langmuir
Pada tekanan tertentu, extent of adsorption ditentukan oleh nilai b yang bergantung
pada temperatur dan entalpi adsorpsi. Entalpi adsorpsi diartikan sebagai kuatnya
ikatan antara adsorbat terhadap substrat (bernilai negatif).

● Nilai b akan naik jika:


1. Terjadi penurunan temperatur sistem
2. Terjadi kenaikan dalam kekuatan adsorpsi
Efek temperatur dan entalpi adsorpsi terhadap nilai b dapat dilihat pada grafik berikut:
Penentuan Entalpi Adsorpsi

1 Menentukan jumlah adsorpsi isotherm (adsorpsi isotherm tunggal ditentukan oleh satu
garis kurva coverage vs pressure)
Penentuan Entalpi Adsorpsi

2 Melihat jumlah pasangan tekanan dan temperature (P-T) yang menghasilkan nilai
surface coverage sama
Penentuan Entalpi Adsorpsi
Mengaplikasikan persamaan Clausius-Clapeyron:

3
untuk memplotkan ln P vs 1-T seperti ditunjukkan grafik berikut:

Kemiringan yang
didapat ialah
entalpi adsorpsi
Limitasi Persamaan Langmuir

1. Gas yang teradsorpsi harus berperilaku ideal dalam fase uap.


Kondisi ini hanya dapat dicapai pada tekanan rendah saja. Oleh karena itu, persamaan
isotherm Langmuir hanya berlaku pada tekanan rendah.
2. Persamaan isoterm Langmuir mengasumsikan bahwa adsorpsi monolayer.
Namun, pembentukan monolayer hanya dapat terjadi pada tekanan rendah. Pada
tekanan tinggi, asumsi ini gagal karena molekul gas semakin banyak menarik molekul
gas lainnya.
3. Persamaan isotherm Langmuir menyatakan bahwa seluruh daerah pada
permukaan solid memiliki ukuran dan bentuk sama, padahal kenyataannya semua
permukaan solid bersifat heterogen
4. Persamaan isotherm Langmuir mengasumsikan bahwa molekul tidak berinteraksi
dengan molekul lainnnya, padahal kenyatannya gaya tarik sekecil apapun dapat
terjadi antar molekul bertipe sama
Aplikasi Persamaan Isoterm
Langmuir
Dekomposisi Unimolekuler
Anggap suatu proses dekomposisi molekul A terjadi sebagai berikut:
A (g) ↔ A (ads) → Produk

Asumsi:
1. Reaksi dekomposisi terjadi secara merata di seluruh lokasi permukaan di mana
molekul A dapat teradsorpsi dan tidak terbatas pada sejumlah situs khusus.
2. Produk terikat lemah ke permukaan dan, sekali terbentuk, dengan cepat dapat
terdeadsorb.
3. Rds adalah laju dekomposisi permukaan
Aplikasi Persamaan Isoterm
Langmuir
Dalam keadaan ini, molekul A teradsorpsi di permukaan berada dalam ekuilibrium
dengan molekul yang berada dalam fase gas, oleh karena itu dengan persamaan
isotherm Langmuir, kita dapat memprediksikan konsentrasi permukaan A:
θ = b.P / (1 + b.P)
Tingkat dekomposisi permukaan (dan karenanya reaksi) diekspresikan sebagai berikut:
Laju = k θ
Jika persamaan isotherm Langmuir disubstitusikan ke persamaan laju, persamaan laju
menjadi:
Laju = k b P / (1 + b P)
Aplikasi Persamaan Isoterm
Langmuir
Persamaan laju ini digunakan dalam menentukan dua batas:
1. Ketika b.p < 1, maka (1 + b.P) ~ 1 dan Laju ~ k.b.P
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa reaksi yang terjadi ialah reaksi orde pertama
(terhadap tekanan parsial A). Batasan ini menunjukkan bahwa pada tekanan rendah,
ikatan molekul terhadap permukaan rendah sehingga nilai b kecil.

2. Ketika b.p > 1, maka (1 + b.P) ~ 1 dan Laju ~ k.


Maka reaksi yang terjadi ialah reaksi orde nol (terhadap tekanan parsial A). Batasan ini
menunjukkan bahwa pada tekanan tinggi, ikatan molekul terhadap permukaan kuat
dan mengakibatkan nilai b besar.
Aplikasi Persamaan Isoterm
Langmuir
Jika kedua batasan diplotkan dalam grafik, maka dapat dilihat hubungan laju
dekomposisi dengan tekanan:
Isoterm Freundlich
Pada tahun 1909, Freundlich memberikan postulat empiris:

“Jumlah gas yang teradsorpsi per kuantitas adsorben meningkat secara relative dan
cepat terhadap tekanan dan semakin lambat semakin permukaan ditutupi oleh
molekul gas”.

Postulat ini dinyatakan dalam persamaan berikut:

dengan x adalah massa gas teradsorpsi, m adalah massa adsorben, p adalah tekanan
gas dan k dan n adalah konstanta empiris yang bergantung pada gas dan adsorben
pada temperature tertentu.

Persamaan Isoterm Freundlich ini dapat diaplikasikan pada proses adsorpsi yang
Freundlich terjadi pada permukaan heterogen.
Persamaan Isoterm Freundlich
Pada tekanan rendah, tingkat adsorpsi berbanding lurus dengan tekanan:

Pada tekanan tinggi, tingkat adsorpsi tidak bergantung pada tekanan:

Oleh karena itu pada nilai tekanan intermediet, tingkat adsorpsi bergantung pada
tekanan dipangkatkan 1/n:
Grafik Persamaan Isoterm
Freundlich
Jika kita log kedua sisi persamaan isoterm Freundlich, maka akan didapatkan hasil
berikut:

Persamaan tersebut sebanding dengan y = mx + c. Oleh karena itu jika kita plot grafik
antara log (x / m) dan log p, kita akan mendapatkan garis lurus dengan nilai kemiringan
sama dengan 1 / n dan log k. Plot grafik adalah sebagai berikut:
Limitasi Persamaan Isoterm
Freundlich
Isoterm Freundlich hanya menjelaskan perilaku adsorpsi. Nilai 1 / n hanya dapat
berada di antara 0 dan 1, oleh karena itu persamaan berlaku hanya pada rentang
tekanan terbatas.

Pada tekanan tinggi, isoterm eksperimental selalu mendekati saturasi. Isoterm


Freundlich tidak menjelaskan pengamatan ini dan karena itu, gagal pada tekanan
tinggi.
Aplikasi Isoterm Freundlich

Isoterm Freundlich diantaranya digunakan dalam :

1. Proses investigasi adsorpsi ion timbal (II) dari larutan aqueous dengan
menggunakan coir dust dan resin ekstraknya yang dimodifikasi. (Boparai
et.al)
2. Adsorpsi-reduktif isoterm dengan asam
Isoterm BET (Brunauer, Emmet, Teller)
Isoterm ini digunakan untuk adsorpsi isoterm tipe II dan III,
atau lebih sering digunakan untuk menghitung jumlah
adsorbat teradsorpsi dengan banyak lapisan. Persamaannya
adalah:

Dengan:
p= tekanan pada saat setimbang (Pa) c = konstanta BET

p0= tekanan kejenuhan adsorbat (Pa) E1 = panas adsorbsi lapisan pertama

V = volume adsorbat teradsorbsi pada STP (mL) EL= panas adsorbsi lapisan selanjutnya

Vm = volume lapisan pertama adsorbat teradsorbsi (mL)


Aplikasi Isoterm BET

Isoterm BET digunakan pada:

Menghitung luas permukaan pada karbon aktif


Menghitung luas permukaan berdasarkan model
BET
1. Membuat plot grafik y terhadap x (regresi linear)
2. Mendapatkan nilai a (intercept) dan b (slope)
3. Mencari nilai Vm dan C dengan rumus:
y = a + b x

4. Setelah mendapatkan nilai Vm, mencari luas (S):

Na = bilangan Avogrado (6,022x1023 /mol) 22400 = volume pada keadaan standar (mL)

m = massa adsorbat (gram)


Isoterm Temkin
Isoterm Temkin mengamsumsikan bahwa entalpi adsorpsi semua molekul di dalam
lapisan menurun secara linear sebagai hasil dari semakin besarnya surface
coverage. Persamaan isoterm Temkin bersifat linear, tidak logaritmik seperti
persamaan isotherm Freundlich seperti ditunjukkan oleh persamaan berikut:

dengan qe adalah jumlah adsorbat pada ekuilibrium (mg/g), Ce adalah konsentrasi


adsorbat terhadap adsorben pada kesetimbangan , dan Kt adalah konstanta isotherm
Temkin (Lg-1).

Secara sederhana, persamaaan isotherm Temkin dapat dirumuskan sebagai berikut:

c ln(c2p)
1
dengan c1 dan c2 adalah konstanta.
Aplikasi Isoterm Temkin

Isotherm Temkin digunakan dalam proses investigasi


adsorpsi metilen biru pada daun miswak (Elmorsi et.al)
Isoterm Sips (Langmuir-Freundlich)

Merupakan gabungan persamaan Langmuir dengan Freundlich

Dengan

Ks= konstanta isoterm Sips (Lg-1)


βs = nilai eksponen konstanta Sips
as = konstanta isoterm Sips (Lmg-1)
Isoterm Sips

Model isoterm Sips cocok untuk memprediksi adsorpsi pada permukaan


heterogen dan melampaui batasan kenaikan konsentrasi adsorbat pada
isoterm Freundlich.

Persamaan ini bersifat fleksibel, apabila konsentrasi adsorbat rendah maka


dapat menjadi isoterm Freundlich dan pada konsentrasi adsorbat tinggi
dapat memprediksi isoterm Langmuir.

Parameter untuk model isoterm Sips adalah pH, suhu, dan ketergantungan
konsentrasi, dan konstanta isoterm.
Isoterm Toth

Isoterm Toth merupakan persamaan empiris modifikasi dari persamaan


Langmuir dengan tujuan mengurangi eror antara data percobaan dengan
nilai prediksi data percobaan. Metode ini berguna untuk menjelaskan
adsorpsi pada sistem heterogen yang cocok untuk batasan bawah dan
atas dari konsentrasi adsorbat.

Dengan

KL= konstanta Isoterm Toth


n = nilai keheterogenan suatu sistem (n=1 → isoterm Langmuir)
Isoterm Dubinin Radushkevich

Isoterm Dubinin-Radushkevich
merupakan isoterm yang biasanya
digunakan untuk menunjukkan
mekanisme adsorpsi dengan distribusi
energi Gaussian pada permukaan
heterogen. Metode ini cocok untuk
aktivitas tinggi yang terlarut dan data
konsentrasi menengah. Model ini
bergantung pada suhu.

qe= jumlah adsorbat pada adsorben saat


kesetimbangan (mq/g)
qs = kapasitas kejenuhan isotermal teoris
Isoterm Dubinin Radushkevich

Pendekatan ini digunakan untuk membedakan adsorpsi kimia dan fisika


dari ion-ion logam dengan energi bebasnya, E per molekul adsorbat.

Sedangkan parameter ε dihitung dengan

R= konstanta gas (8,314 J/mol.K)


T= suhu (K)
Ce= konsentrasi adsorbat saat setimbang (mg/L)
Kurva Adsorpsi Isotermis
● Grafik di samping menggambarkan
adsorpsi monolayer. Oleh karena
itu, grafik ini menggunakan
persamaan Adsorpsi Isoterm
Langmuir.
● Pada persamaan BET, ketika P / P0

Tipe I
<< 1 dan c >> 1, maka mengarah ke
formasi monolayer dan Isotermis
Adsorpsi Tipe I diperoleh.
● Contoh adsorpsi Tipe-I adalah
Adsorpsi Nitrogen (N2) atau
Hidrogen (H) pada arang pada suhu
mendekati -18000C.
Kurva Adsorpsi Isotermis
● Kurva isotermis Adsorpsi Tipe II
menunjukkan penyimpangan besar
dari model adsorpsi Langmuir.
● Daerah mendatar intermediet di
kurva isoterm menunjukkan formasi

Tipe II
monolayer.
● Dalam persamaan BET, nilai C
harus sangat besar dibandingkan
dengan 1.
● Contoh adsorpsi Tipe-II adalah
Nitrogen (N2 (g)) yang diadsorpsi
pada -19500C pada katalis Besi (Fe)
dan Nitrogen (N2 (g)) teradsorpsi
pada -19500C pada silika gel.
Kurva Adsorpsi Isotermis
● Grafik dI samping menggambarkan
penyimpangan besar dari model
Langmuir.
● Pada nilai persamaan BET jika C <<<

Tipe III ●
1, Adsorpsi Tipe III diperoleh.
Grafik Isoterm ini
pembentukan multilayer.
menjelaskan

● Contoh Isoterm Adsorpsi Tipe III


adalah Brom (Br2) pada 7900C pada
silika gel atau Iodine (I2) pada 7900C
pada silika gel.
Kurva Adsorpsi Isotermis
● Pada daerah bertekanan lebih
rendah pada grafik menunjukkan
kemiripan dengan kurva adsorpsi
isotermis Tipe II. Hal ini menjelaskan
pembentukan monolayer diikuti

Tipe IV ●
oleh multilayer.
Tingkat kejenuhan tercapai
tekanan di bawah tekanan uap
pada

jenuh.
● Contoh Isoterm Adsorpsi Tipe IV
adalah adsorpsi Benzena pada Besi
Oksida (Fe2O3) pada 5000C dan
adsorpsi Benzena pada silika gel
pada 5000C.
Kurva Adsorpsi Isotermis

· Penjelasan grafik Tipe V mirip dengan


Tipe IV.

Tipe V
· Contoh Isotermis Adsorpsi Tipe V adalah
adsorpsi Air (uap) pada 10000C pada arang.
· Tipe IV dan V menunjukkan fenomena
kondensasi gas kapiler
Isoterm Frumkin

Menurut isoterm ini, larutan bersifat ideal namun lapisan


tunggal adsorpsi tidak ideal. Hal ini disebabkan oleh
interaksi antara molekul surfaktan teradsorpsi. Interaksi ini
hanya berlaku antara molekul surfaktan teradsorbsi pada
lapisan tunggal dengan sifat berpasang-pasangan.
Isoterm Frumkin

Konstanta kesetimbangannya adalah KF dan parameter interaksinya


adalah adalah α. Parameter interaksi menunjukkan ukuran energi
interaksi dari molekul surfaktan teradsorpsi.

α positif : tolak menolak yang terjadi pada kelompok utama molekul

α negatif: tarik menarik rantai molekul, lebih kuat daripada interaksi


tolak menolak

α = 0 : tidak ada interaksi antar molekul surfaktan, isoterm model ini


akan menjadi identik dengan isoterm Langmuir
Contoh Soal Adsorpsi
Isoterm
Ada lima tipe isoterm adsorpsi P/Po 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

fisika. Tipe yang pertama V(cc) 51.3 58.8 64.0 68.9 74.2
berhubungan dengan
pembentukan adsorpsi Pertanyaan:
monolayer, sedang tipe dua a) Buktikan bahwa data tersebut mengikuti
kurva isoterm adsorpsi tipe II, sesuai
sampai lima adalah adsorpsi dengan hipotesis dari peneliti.
multilayer. Seorang peneliti ingin b) Tentukan nilai Vm dan c
c) Apa yang dapat anda pahami setelah
membuktikan bahwa adsorpsi mempelajari fenomena permukaan, yaitu
adsorpsi?
gas N₂ pada permukaan suatu d) Bagaimana implementasi dari proses
padatan merupakan isoterm adsorpsi atau isoterm adsorpsi tersebut.
Jelaskan sesuai dengan temuan dari
adsorpsi tipe II. Dia melakukan kelompok anda.
penelitian pada suhu 90.1 K dan
data yang dia peroleh adalah
6
sebagai berikut:
a) Kurva Isoterm Adsorpsi Tipe II

Pada kurva isoterm adsorpsi,

Sumbu x adalah Dan sumbu y adalah

Oleh karena itu, kita perlu menghitung terlebih dahulu nilai


pada sumbu x dan y
P/Po 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

V(cc) 51.3 58.8 64.0 68.9 74.2

Maka cara mencari y adalah (untuk x₁)

P= 0.05 P₀ , substitusikan ke bentuk

Sehingga y₁ =

= 0.001
Dengan x 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

menggunakan cara y 0.001 0.00180 0.00275 0.0036 0.0045


yang sama untuk
Grafik Hasil Observasi
menghitung y 2
hingga 5 akan
didapatkan
b) Menentukan Vm dan c
Berdasarkan postulat Brunauer, Emmett, dan Teller

Dimana

P= partial vapour pressure of adsorbate gas in equilibrium


Po=saturated pressure of adsorbate gas
Vm= Volume of gas adsorbed at STP
V= Volume of gas adsorbed at standard temperature
C= Dimensionless constant
Y = c + m x
Menentukan Vm dan C
Dengan regresi linear didapatkan,
m= 57.7423
c= -9.05642. 10-3
Karena ,

maka disubstitusikan ke:


57.7423 = (C-1) (-9.0564. 10⁻³)

C-1 = - 6039.98954

C= - 6038.98954

= - 110.4189

= - 110.4189
c) Implementasi Adsorbsi dan
Adsorpsi Isotermis

Silica gel seperti yang kita ketahui merupakan senyawa


yang menjaga kualitas makanan dalam packaging.

Silica gel bekerja dengan tipe adsorpsi isotermis yang


kedua, sehingga adsorbat dapat menempel pada
adsorben dalam multi layer, sehingga kapasitas airnya
lebih besar daripada material yang lain.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai