Permukaan &
Surfaktan
Oleh Kelompok 5
Ade Andita Putri (1706985653)
Annisa Faiza Ramadhani (1706038475)
Atikah Syahidah (1706038203)
Jasmine Humaira (1706985754)
Vida Zinia Putri Hardjono (1706985842)
Shaina Islamey (1706038506)
Aplikasi Adsorpsi
Aplikasi Adsorpsi
Penjernihan Air
Aplikasi Adsorpsi di Dunia Industri
Ketika adsorpsi mulai terjadi, setiap molekul gas yang bertabrakan dengan
permukaan akan terkondensasi.
Ketika adsorpsi berlangsung, hanya molekul-molekul yang menyentuh bagian
permukaan yang belum ditutupi oleh molekul yang teradsorb sajalah yang teradsorb.
Oleh karena itulah, laju kondensasi molekul gas paling cepat terjadi ketika adsorpsi
mulai berjalan dan akan semakin melambat semakin luas surface coverage molekul
yang teradsorb.
Adsorpsi Isotermis
● Pada suatu titik, akan tercapai titik kesetimbangan antara molekul dalam fase
gas dan molekul atau atom yang teradsorb di permukaan solid, yaitu ketika
laju evaporasi sama dengan laju kondensasi.
● Umumnya, faktor kedua dan ketiga memberikan efek yang berbeda pada
konsentrasi spesi yang teradsorpsi, dimana dengan menaikkan tekanan gas,
surface coverage akan semakin besar, namun akan semakin berkurang jika
temperatur dinaikkan.
Adsorpsi Isotermis
Pada kesetimbangan, laju reaksi ke kanan (produk) sama dengan laju reaksi ke kiri
(reaktan) sehingga
Ka [A] [B] = Kd [AB]
Persamaan Isoterm Langmuir
Persamaan kesetimbangan tersebut dapat digunakan dalam menggambarkan
persamaan Langmuir.
Anggap θ adalah jumlah daerah pada permukaan yang telah tertutup oleh molekul
gas. Maka, 1-θ adalah bagian permukaan yang belum tertutupi oleh molekul gas.
Laju adsorpsi bergantung pada dua faktor yaitu 1- θ dan tekanan. Maka laju adsorpsi
dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju adsorpsi α P (1- θ)
atau laju adsorpsi = KaP (1- θ)
1 Menentukan jumlah adsorpsi isotherm (adsorpsi isotherm tunggal ditentukan oleh satu
garis kurva coverage vs pressure)
Penentuan Entalpi Adsorpsi
2 Melihat jumlah pasangan tekanan dan temperature (P-T) yang menghasilkan nilai
surface coverage sama
Penentuan Entalpi Adsorpsi
Mengaplikasikan persamaan Clausius-Clapeyron:
3
untuk memplotkan ln P vs 1-T seperti ditunjukkan grafik berikut:
Kemiringan yang
didapat ialah
entalpi adsorpsi
Limitasi Persamaan Langmuir
Asumsi:
1. Reaksi dekomposisi terjadi secara merata di seluruh lokasi permukaan di mana
molekul A dapat teradsorpsi dan tidak terbatas pada sejumlah situs khusus.
2. Produk terikat lemah ke permukaan dan, sekali terbentuk, dengan cepat dapat
terdeadsorb.
3. Rds adalah laju dekomposisi permukaan
Aplikasi Persamaan Isoterm
Langmuir
Dalam keadaan ini, molekul A teradsorpsi di permukaan berada dalam ekuilibrium
dengan molekul yang berada dalam fase gas, oleh karena itu dengan persamaan
isotherm Langmuir, kita dapat memprediksikan konsentrasi permukaan A:
θ = b.P / (1 + b.P)
Tingkat dekomposisi permukaan (dan karenanya reaksi) diekspresikan sebagai berikut:
Laju = k θ
Jika persamaan isotherm Langmuir disubstitusikan ke persamaan laju, persamaan laju
menjadi:
Laju = k b P / (1 + b P)
Aplikasi Persamaan Isoterm
Langmuir
Persamaan laju ini digunakan dalam menentukan dua batas:
1. Ketika b.p < 1, maka (1 + b.P) ~ 1 dan Laju ~ k.b.P
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa reaksi yang terjadi ialah reaksi orde pertama
(terhadap tekanan parsial A). Batasan ini menunjukkan bahwa pada tekanan rendah,
ikatan molekul terhadap permukaan rendah sehingga nilai b kecil.
“Jumlah gas yang teradsorpsi per kuantitas adsorben meningkat secara relative dan
cepat terhadap tekanan dan semakin lambat semakin permukaan ditutupi oleh
molekul gas”.
dengan x adalah massa gas teradsorpsi, m adalah massa adsorben, p adalah tekanan
gas dan k dan n adalah konstanta empiris yang bergantung pada gas dan adsorben
pada temperature tertentu.
Persamaan Isoterm Freundlich ini dapat diaplikasikan pada proses adsorpsi yang
Freundlich terjadi pada permukaan heterogen.
Persamaan Isoterm Freundlich
Pada tekanan rendah, tingkat adsorpsi berbanding lurus dengan tekanan:
Oleh karena itu pada nilai tekanan intermediet, tingkat adsorpsi bergantung pada
tekanan dipangkatkan 1/n:
Grafik Persamaan Isoterm
Freundlich
Jika kita log kedua sisi persamaan isoterm Freundlich, maka akan didapatkan hasil
berikut:
Persamaan tersebut sebanding dengan y = mx + c. Oleh karena itu jika kita plot grafik
antara log (x / m) dan log p, kita akan mendapatkan garis lurus dengan nilai kemiringan
sama dengan 1 / n dan log k. Plot grafik adalah sebagai berikut:
Limitasi Persamaan Isoterm
Freundlich
Isoterm Freundlich hanya menjelaskan perilaku adsorpsi. Nilai 1 / n hanya dapat
berada di antara 0 dan 1, oleh karena itu persamaan berlaku hanya pada rentang
tekanan terbatas.
1. Proses investigasi adsorpsi ion timbal (II) dari larutan aqueous dengan
menggunakan coir dust dan resin ekstraknya yang dimodifikasi. (Boparai
et.al)
2. Adsorpsi-reduktif isoterm dengan asam
Isoterm BET (Brunauer, Emmet, Teller)
Isoterm ini digunakan untuk adsorpsi isoterm tipe II dan III,
atau lebih sering digunakan untuk menghitung jumlah
adsorbat teradsorpsi dengan banyak lapisan. Persamaannya
adalah:
Dengan:
p= tekanan pada saat setimbang (Pa) c = konstanta BET
V = volume adsorbat teradsorbsi pada STP (mL) EL= panas adsorbsi lapisan selanjutnya
Na = bilangan Avogrado (6,022x1023 /mol) 22400 = volume pada keadaan standar (mL)
c ln(c2p)
1
dengan c1 dan c2 adalah konstanta.
Aplikasi Isoterm Temkin
Dengan
Parameter untuk model isoterm Sips adalah pH, suhu, dan ketergantungan
konsentrasi, dan konstanta isoterm.
Isoterm Toth
Dengan
Isoterm Dubinin-Radushkevich
merupakan isoterm yang biasanya
digunakan untuk menunjukkan
mekanisme adsorpsi dengan distribusi
energi Gaussian pada permukaan
heterogen. Metode ini cocok untuk
aktivitas tinggi yang terlarut dan data
konsentrasi menengah. Model ini
bergantung pada suhu.
Tipe I
<< 1 dan c >> 1, maka mengarah ke
formasi monolayer dan Isotermis
Adsorpsi Tipe I diperoleh.
● Contoh adsorpsi Tipe-I adalah
Adsorpsi Nitrogen (N2) atau
Hidrogen (H) pada arang pada suhu
mendekati -18000C.
Kurva Adsorpsi Isotermis
● Kurva isotermis Adsorpsi Tipe II
menunjukkan penyimpangan besar
dari model adsorpsi Langmuir.
● Daerah mendatar intermediet di
kurva isoterm menunjukkan formasi
Tipe II
monolayer.
● Dalam persamaan BET, nilai C
harus sangat besar dibandingkan
dengan 1.
● Contoh adsorpsi Tipe-II adalah
Nitrogen (N2 (g)) yang diadsorpsi
pada -19500C pada katalis Besi (Fe)
dan Nitrogen (N2 (g)) teradsorpsi
pada -19500C pada silika gel.
Kurva Adsorpsi Isotermis
● Grafik dI samping menggambarkan
penyimpangan besar dari model
Langmuir.
● Pada nilai persamaan BET jika C <<<
Tipe III ●
1, Adsorpsi Tipe III diperoleh.
Grafik Isoterm ini
pembentukan multilayer.
menjelaskan
Tipe IV ●
oleh multilayer.
Tingkat kejenuhan tercapai
tekanan di bawah tekanan uap
pada
jenuh.
● Contoh Isoterm Adsorpsi Tipe IV
adalah adsorpsi Benzena pada Besi
Oksida (Fe2O3) pada 5000C dan
adsorpsi Benzena pada silika gel
pada 5000C.
Kurva Adsorpsi Isotermis
Tipe V
· Contoh Isotermis Adsorpsi Tipe V adalah
adsorpsi Air (uap) pada 10000C pada arang.
· Tipe IV dan V menunjukkan fenomena
kondensasi gas kapiler
Isoterm Frumkin
fisika. Tipe yang pertama V(cc) 51.3 58.8 64.0 68.9 74.2
berhubungan dengan
pembentukan adsorpsi Pertanyaan:
monolayer, sedang tipe dua a) Buktikan bahwa data tersebut mengikuti
kurva isoterm adsorpsi tipe II, sesuai
sampai lima adalah adsorpsi dengan hipotesis dari peneliti.
multilayer. Seorang peneliti ingin b) Tentukan nilai Vm dan c
c) Apa yang dapat anda pahami setelah
membuktikan bahwa adsorpsi mempelajari fenomena permukaan, yaitu
adsorpsi?
gas N₂ pada permukaan suatu d) Bagaimana implementasi dari proses
padatan merupakan isoterm adsorpsi atau isoterm adsorpsi tersebut.
Jelaskan sesuai dengan temuan dari
adsorpsi tipe II. Dia melakukan kelompok anda.
penelitian pada suhu 90.1 K dan
data yang dia peroleh adalah
6
sebagai berikut:
a) Kurva Isoterm Adsorpsi Tipe II
Sehingga y₁ =
= 0.001
Dengan x 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Dimana
C-1 = - 6039.98954
C= - 6038.98954
= - 110.4189
= - 110.4189
c) Implementasi Adsorbsi dan
Adsorpsi Isotermis