JUDUL PERCOBAAN
Isoterm Adsorpsi
B. TUJUAN PERCOBAAN
C. LANDASAN TEORI
garis tersebut dapat di lakukan dievaluasi dengan cara menentukan tetapan k dan n
yang di peroleh grafik tersebut (Tim Dosen Kimia Fisik, 2016: 13).
Konstanta k dan n dapat diubah hanya untuk sistem yang diketahui dan
tentu saja hanya untuk temperatur yang di tetapkan saja. Tetapan ini dapat
berubah menurut sifat dasar adsorban dan karakter permukaannya serta menurut
sifat pelarut dan zat terlarutnya. Konstanta k lebih sensitive daripada n terhadap
sifat dasar zat terlarut, dan pemisahan yang sidasarkan pada adsorpsi ini sangat
tergantung dari perbedaan nilai k untuk berbagai zat terlarut. Isoterm-isoterm
tidak linear berkaitan erat dengan pita-pita elusi kromatografi yang miring.
Meskipun pada konsentrasi-konsentrasi rendah isoterm itu bias saja hamper linier,
menghasilkan pita-pita yang agak simetris dengan ekor-ekor yang lebih yang
pendek (Day dan Underwood, 2002: 257).
Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsional
R-COOH. Gugus fungsi ini dinamakan karboksil. Terdiri atas satu gugus karbonil
dan satu gugus hidroksil. Kelompok senyawa ini cukup penting karena dalam
kehisupan sehari-hari banyak digunakan di industry maupun laboratorium.
Bebrapa contoh senyawanya yang banyak terdapat di alam, diantaranya adalah
lemak hewan dan minyak tumbuhan. Karena asam karboksilat merupakan
senyawa yang telah lama ditemukan, maka nama umum masih sering digunakan.
Salah satu turunan asam karboksilat adalah asam asetat. Asam asetat mempunyai
rumus struktur CH3COOH dengan nama trivial asam asetat dan nama IUPAC
asam etanoat biasanya bersumber dari asam cuka (Rasyid, 2009: 167-168).
Beberapa anggota awal dari deret asam karboksilat berwujud cairan tak
berwarna dengan bau tajam atau tidak enak. Asam asetat yang menyusun 4 sampai
5% cuka, memberi ciri bau dan cita rasanya. Asam butirat menyebabkan bau
tengik pada mentega, dan asam kambing (kaproat, kaprilat, dan kaprat) berbau
seperti kambing. Asam 3-metil-2-heksanoat, yang diproduksi oleh bakteri,
menyebabkan bau menyengat pada ketiak manusia. Asam karboksilat tergolong
polar. Sama halnya dengan alcohol, asam karboksilat membentuk ikatan hydrogen
dengan sesamanya atau dengan molekul lain. Jadi asam karboksilat memiliki titik
didih yang tinggi untuk bobot molekulnya, bahkan lebih tinggi dibandingkan
alcohol padanannya. Misalnya asam asetat dan propil alcohol yang sama bobot
rumusnya (60), masing-masing mendidih pada 118℃ dan 97℃ yang ada
menandakan adanya perbedaan titik didih (Hart dkk, 2003: 309-310).
Arang aktif adalah suatu karbon yang mempunyai kemampuan daya serap
yang baik terhadap anion, kation, dan molekul dalam bentuk senyawa organik dan
anorganik, baik berupa larutan maupun gas. Beberapa bahan yang mengandung
banyak karbon dan terutama yang memiliki pori dapat digunakan untuk membuat
arang aktif. Pembuatan arang aktif dilakukan melalui proses aktivasi arang dengan
cara fisika atau kimia di dalam retort. Perbedaan bahan baku dan cara aktivasi
yang digunakan dapat menyebabkan sifat dan mutu arang aktif berbeda pula.
Arang aktif digunakan antara lain dalam sektor industri (pengolahan air, makanan
dan minuman, rokok, bahan kimia, sabun, lulur, sampo, cat dan perekat, masker,
alat pendingin, otomotif), kesehatan (penyerap racun dalam saluran cerna dan
obat-obatan), lingkungan (penyerap logam dalam limbah cair, penyerap residu
pestisida dalam air minum dan tanah, penyerap emisi gas beracun dalam udara,
meningkatkan total organik karbon tanah, mengurangi biomassa mikroba dan
agregasi tanah) dan pertanian (meningkatkan keberhasilan perbanyakan tanaman
secara kultur jaringan dan kesuburan media tanaman serta mencegah pembusukan
akar) (Lempang, 2014).
Suatu penenlitian dilakukan untuk membuat karbon aktif dari arang
tempurung kelapa sesuai dengan SII No.0258 – 79 ; untuk mengetahui karateristik
kadar air, kadar abu, iodine number dan surface area karbon aktif dari arang
tempurung kelapa ; untuk mempelajari pengaruh konsentrasi dan jenis aktivator
terhadap efisiensi penurunan kandungan konsentrasi fenol (persen removal)
menggunakan karbon aktif dari arang tempurung kelapa ; menentukan kapasitas
optimum penyerapan fenol dengan karbon aktif dari arang tempurung kelapa.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa karbon aktif dapat dibuat dari
arang tempurung kelapa dengan aktivasi kimia ZnCl2 dan Na2CO3 disertai
pirolisis pada suhu 700℃ selama 4 jam (Pambayun dkk, 2013).
Unsur karbon membentuk sangat banyak senyawa organik, dan dewasa ini
berkembang pula senyawa organometalik dengan atom karbon terikat secara
koordinasi pada ion logam. Selain itu secara tradisional dikenal pula sengan nama
senyawa anorganik. Sifat unik atom karbon adalah kemampuaanya membentuk
ikatan antara dirinya sendiri, baik secara kovalen tunggal maupun rangkap dua
ataupun rangkap tiga, menghasilkan rantai yang tak terbatas baik terbuka maupun
tertutup dan dengan ataupun tanpa cabang. Unsur karbon tidak sangat reaktif, dan
reaksinya memerlukan temperatur tinggi. Dibandingkan dengan atom-atom
nitrogen, oksigen, fluorin, klorin, dan bromin, karbon mempunyai skala
eletronegatif yang rendah yaitu 2,5 ( Sugiyarto, 2004: 164-165).
Arang yang merupakan residu dari proses peruraian panas terhadap bahan
yang mengandung karbon sebagian besar komponennya adalah karbon. Proses
peruraian panas ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan langsung atau
tidak langsung di dalam timbunan, kiln atau tanur. Sebahagian besar pori-pori
arang masih tertutup oleh hidrokarbon, ter, dan komponen lain, seperti abu, air,
nitrogen, dan sulfur yang menghambat keaktifannya atau daya serapnya rendah.
Untuk mengaktivasi arang menjadi arang aktif, digunakan retort dan steam boiler
(Lempang, 2014).
Pengujian bilangan iodin dilakukan sebagai salah satu uji kualitas dari
produk karbon aktif. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
karbon aktif dalam menyerap larutan berwarna. Gambar 5 menunjukkan nilai
bilangan iodin yang diperoleh berkisar antara 328-353 mg/gr. Artinya, bilangan
iodin karbon aktif yang diaktivasi pada suhu 900°C berada hampir dua kali dari
nilai standar SII yaitu sebesar 200 mg/gr. Rata-rata daya serap bilangan iodin yang
dikarbonisasi pada suhu 600°C lebih besar dari daya serap bilangan iodin yang
dikarbonisasi pada suhu 500°C dan 400°C. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi suhu karbonisasi dan waktu aktivasi yang digunakan maka semakin besar
nilai iodin yang diperoleh karena semakin banyak permukaan karbon yang
teraktivasi dan bereaksi dengan uap air sehingga pengotor-pengotor yang terdapat
pada pori-pori ikut teruapkan sehingga permukaan karbon aktif semakin luas.
Bilangan iodin terkecil terdapat pada sampel karbon aktif yang dikarbonisasi pada
suhu 400°C yaitu sebesar 328 mg/gr. Sedangkan bilangan iodin terbesar terdapat
pada sampel karbon aktif yang dikarbonisasi pada suhu 600°C yaitu 353 mg/gr
merupakan bilangan iodin yang terbaik (Harahap dkk, 2014).
Sorpsi adalah proses penyerapan ion oleh partikel penyerap (sorban).
Proses sorpsi dibedakan menjadi dua yaitu adsorpsi dan absorpsi. Dinamakan
proses adsorpsi jika ion tersebut tertahan dipermukaan partikel penyerap (sorban),
sedangkan dinamakan absorpsi jika proses pengikatan ini berlangsung sampai di
dalam partikel penyerap. Karena keduanya sering muncul bersamaan dalam suatu
proses maka adayang menyebut sorbsi, baik adsorpsi proses sorpsi yang terjadi
pada zeolite maupun padatan lainnya. Dalam proses ini yang berperan sebagai zat
penyerap adalah ion dalam larutan (Handayani dkk, 2009).
Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan
dari bahan-bahan yangmengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan
dengan cara khusus untuk mendapatkanpermukaan yang lebih luas. Arang aktif
dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentuatau sifat
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas
permukaan.. Arang aktif akan dibuat dari arang hasil pirolisis tempurung
kelapa.dan diimplementasikan untuk menjernihkan asap cairnya.Adapun langkah
yang pertama membuat arang aktif dari tempurung kelapa adalah, membuatarang
tempurung kelapa dengan membersihkan tempurung kelapa terlebih dahulu dari
bahan-bahan pengotor seperti tanah, kerikil. Kemudian mmembakar tempurung
kering pada drum/bak pembakaran dengan suhu 300-500 0C selama 3-5 jam.
Langkah yang kedua adalah arang hasil pembakaran direndam dengan bahan
kimia CaCl2 dan ZnCl2 (kadar 25 %) selama 12 sampai 24 jam untuk menjadi
arang aktif. Selanjutnya melakukan pencucian dengan air suling/air bersih hingga
kotoran atau bahan ikutan dapat dipisahkan. Arang aktif basah dihamparkan pada
rak dengan suhu kamar untuk ditiriskan, kemudian dikeringkan dalam oven pada
suhu 110 – 8000C selama 3 jam. Suhu aktivasi mempengaruhi kualitas karbon
aktif yang terbentuk. Dari uji kualitas karbon aktif yang dilakukan, kualitas
karbon aktif yang terbaik diperoleh pada suhu 800oC dengan kadar air 1,3 %,
kadar abu 0,60 % memenuhi standar SII 0258-79 dan memiliki daya serap
terhadap kadar iod sebesar 580,0 mg/g yang memenuhi standar SNI 06-3730.
Penjernihan air limbah rumah tangga, air berwarna menggunakan karbon aktif
dari suhu aktivasi 800oC menghasilkan air yang jernih, tidak berbau ataupun
memenuhi pH standar air (7,0-7,5) (Jamilatun dan Martomo, 2014).
E. PROSEDUR KERJA
1. Arang digerus sampai halus lalu ditimbang seberat 1 gram sebanyak 6 kali.
2. Arang yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
3. Sebanyak 100 mL larutan asam asetat dengan konsentrasi 0,5000 M, 0,250 M,
0,125 M, 0,0625 M, 0,0313 M, dan 0,0156 M masing-masing dimasukkan ke
dalam erlenmeyer. Erlenmeyer ditutup dan dibiarkan selama 30 menit. Dalam
rentang waktu ini larutan dikocok selama satu menit secara teratur tiap 10 menit
4. Tiap larutan disaring dengan menggunakan kertas saring
5. Larutan dititrasi dengan filtrat sebagai berikut:
Dari kedua larutan dengan konsentrasi paling tinggi diambil 10 mL, larutan
berikutnya diambil 25 mL dan dari tiga larutan dengan konsentrasi paling rendah
diambil masing-masing 50 mL, kemudian ditambahkan 3 tetes indikator
phenolphthalein dan dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 M.
F. HASIL PENGAMATAN
Menimbang karbon aktif (norit) konsentrasi CH3COOH
I = 1,0000 gram 0,5000 M
II = 1,0000 gram 0,2500 M
III = 1,0000 gram 100 mL 0,1250 M
IV = 1,0000 gram CH3COOH 0,0625 M
V = 1,0000 gram 0,0313 M
VI = 1,0000 gram 0,0156 M
Tabel Pengamatan
No Aktivitas Hasil
1 1 gram arang aktif buah erlenmeyer + 100 mL Larutan berwarna
CH3COOH dengan konsentrasi masing-masing hitam
0,5000 M, 0,2500 M, 0,1250 M, 0,0625 M, 0.0313
M, 0,0156 M
2 Dikocok selama satu menit Larutan berwarna
hitam
3 Didiamkan selama 30 menit dan setiap 10 menit Larutan berwarna
larutan dikocok selama 1 menit hitam
4 Larutan warna hitam disaring dengan kertass Filtrat tak berwarna
saring biasa
No Konsentrasi Volume NaOH
1 0,5000 M 53,2000 mL
2 0,2500 M 27,4000 Ml
3 0,1250 M 25,0000 mL
4 0,0625 M 17,8000 mL
5 0,0313 M 5,1000 mL
6 0,0156 M 0,3000 mL
G. ANALISIS DATA
1. Erlenmeyer 1
Diketahui : [CH3COOH] = 0,5000 M
Mr CH3COOH = 60 g/mmol = 60 mg/mmol
V CH3COOH = 100 mL
[NaOH] = 0,1 M
V rata-rata NaOH = 53,2000 mL
Massa karbon aktif = 1,000 gram
V CH3COOH = 10 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log m =.....?
Penyelesaian:
mmol CH3COOH = (M × V) CH3COOH
= 0,5000 mmol/mL × 100 mL
= 50,0000 mmol
mmol NaOH = (M × V) NaOH
= 0,1 mmol/mL × 53,2000 mL
= 5,3200 mmol
Reaksi : CH3COOH + NaOH →CH3COONa + H2O
Mula-mula : 50,0000 mmol 5,3200 mmol - -
Bereaksi : 5,3200 mmol 5,3200 mmol 5,3200 mmol 5,3200 mmol
Setimbang : 44,6800 mmol - 5,3200 mmol 5,3200 mmol
mmol CH3COOH yang teradsorpi = mmol CH3COOH – mmol NaOH
= 50,000 mmol –5,3200 mmol
= 44,6800 mmol
Massa CH3COOH yang teradsorpsi = mmol CH3COOH yang teradsorpsi × Mr
CH3COOH
= 44,6800 mmol × 60 mg/mmol
= 2680,8000 mg
= 2,6808 gram
x massa CH3 CCOH yang teradsorpsi
=
m massa karbon aktif
2,6808 gram
= 1,0000 gram
= 2,6808
x
logm = log 2,6808
= 0,4283
mmol CH3 COOH yang teradsorpsi
C = V CH3 COOH
44,6800
= 100 mL
= 0,4468 M
log C = log [CH3 COOH]yang teradsorpsi
= log 0,4468 M
= -0,3499 M
2. Erlenmeyer 2
Diketahui : [CH3COOH] = 0,2500 M
Mr CH3COOH = 60 g/mmol = 60 mg/mmol
V CH3COOH = 100 mL
[NaOH] = 0,1 M
V rata-rata NaOH = 27,4000 mL
Massa karbon aktif = 1,0000 gram
V CH3COOH = 10 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log m =.....?
Penyelesaian:
mmol CH3COOH = (M × V) CH3COOH
= 0,2500 mmol/mL × 100 mL
= 25,0000 mmol
mmol NaOH = (M × V) NaOH
= 0,1 mmol/mL × 27,4000 mL
= 2,7400 mmol
Reaksi : CH3COOH + NaOH →CH3COONa + H2O
Mula-mula : 25,0000 mmol 2,7400 mmol - -
Bereaksi : 2,7400mmol 2,7400 mmol 2,7400 mmol 2,7400 mmol
Setimbang : 22,2600mmol - 2,7400 mmol 2,7400 mmol
mmol CH3COOH yang teradsorpi = mmol CH3COOH – mmol NaOH
= 25,0000 mmol – 2,7400 mmol
= 22,2600 mmol
Massa CH3COOH yang teradsorpsi = mmol CH3COOH yang teradsorpsi × Mr
CH3COOH
= 22,2600mmol × 60 mg/mmol
= 1335,6000 mg
= 1,3356 gram
x massa CH3 CCOH yang teradsorpsi
=
m massa karbon aktif
1,3356 gram
= 1,0000 gram
= 1,3356
x
Log m = log 1,3356
= 0,1257
mmol CH3 COOH yang teradsorpsi
C = V CH3 COOH
22,2600 mmol
= 100 mL
= 0,2226 M
Log C = Log 0,2226 M
= − 0,6525M
3. Erlenmeyer 3
Diketahui : [CH3COOH] = 0,1250 M
Mr CH3COOH = 60 g/mmol = 60 mg/mmol
V CH3COOH = 100 mL
[NaOH] = 0,1 M
V rata-rata NaOH = 25,0000 mL
Massa karbon aktif = 1,0000 gram
V CH3COOH = 25,0000 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log m =.....?
Penyelesaian:
mmol CH3COOH = (M × V) CH3COOH
= 0,1250 mmol/mL × 100 mL
= 12,5000 mmol
mmol NaOH = (M × V) NaOH
= 0,1 mmol/mL × 25,0000 mL
= 2,5000 mmol
Reaksi : CH3COOH + NaOH →CH3COONa + H2O
Mula-mula : 12,5000 mmol 2,5000 mmol - -
Bereaksi : 2,5000 mmol 2,5000 mmol 2,5000 mmol 2,5000 mmol
Setimbang : 10,0000mmol - 2,5000 mmol 2,5000 mmol
mmol CH3COOH yang teradsorpi = mmol CH3COOH – mmol NaOH
= 12,5000 mmol – 2,5000 mmol
= 10,0000 mmol
Massa CH3COOH yang teradsorpsi = mmol CH3COOH yang teradsorpsi × Mr
CH3COOH
= 10,0000 mmol × 60 mg/mmol
= 600,0000 mg
= 0,6000 gram
x massa CH3 CCOH yang teradsorpsi
=
m massa karbon aktif
0,6000 gram
= 1,000 gram
= 0,6000 gram
x
logm = log 0,6000
= − 0,2218
mmol CH3 COOH yang teradsorpsi
C = V CH3 COOH
10,0000 mmol
= 100 mL
= 0,1000 M
log C = log 0,1000 M
= − 1,0000M
4. Erlenmeyer 4
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0625 M
Mr CH3COOH = 60 g/mmol = 60 mg/mmol
V CH3COOH = 100 mL
[NaOH] = 0,1 M
V rata-rata NaOH = 17,8000 mL
Massa karbon aktif = 1,0000 gram
V CH3COOH = 50,0000 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log m =.....?
Penyelesaian:
mmol CH3COOH = (M × V) CH3COOH
= 0,0625 mmol/mL × 100 mL
= 6,2500 mmol
mmol NaOH = (M × V) NaOH
= 0,1 mmol/mL × 17,8000 mL
= 1,7800 mmol
Reaksi : CH3COOH + NaOH →CH3COONa + H2O
Mula-mula : 6,2500 mmol 1,7800 mmol - -
Bereaksi : 1,7800 mmol 1,78000 mmol 1,7800 mmol 1,7800 mmol
Setimbang : 4,4700 mmol - 1,7800 mmol 1,7800 mmol
mmol CH3COOH yang teradsorpi = mmol CH3COOH – mmol NaOH
= 6,2500 mmol – 1,7800 mmol
= 4,4700 mmol
Massa CH3COOH yang teradsorpsi = mmol CH3COOH yang teradsorpsi × Mr
CH3COOH
= 4,4700 mmol × 60 mg/mmol
= 268,2000 mg
= 0,2682 gram
x massa CH3 CCOH yang teradsorpsi
=
m massa karbon aktif
0,2682 gram
=
1,0000 gram
= 0,2682
x
Log m = log 0,2682
= − 0,5715
mmol CH3 COOH yang teradsorpsi
C = V CH3 COOH
4,4700 mmol
= 100 mL
= 0,0447 M
log C = log 0,0447 M
= − 1,3497 M
5. Erlenmeyer 5
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0313 M
Mr CH3COOH = 60 g/mmol = 60 mg/mmol
V CH3COOH = 100 mL
[NaOH] = 0,1 M
V rata-rata NaOH = 5,1000 mL
Massa karbon aktif = 1,0000 gram
V CH3COOH = 50,0000 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log m =.....?
Penyelesaian:
mmol CH3COOH = (M × V) CH3COOH
= 0,0313 mmol/mL × 100 mL
= 3,1300 mmol
mmol NaOH = (M × V) NaOH
= 0,1 mmol/mL × 5,1000 mL
= 0,5100 mmol
Reaksi : CH3COOH + NaOH →CH3COONa + H2O
Mula-mula : 3,1300 mmol 0,5100 mmol - -
Bereaksi : 0,5100 mmol 0,5100 mmol 0,5100 mmol 0,5100 mmol
Setimbang : 2,6200mmol - 0,5100 mmol 0,5100 mmol
mmol CH3COOH yang teradsorpi = mmol CH3COOH – mmol NaOH
= 3,1300 mmol – 0,5100 mmol
= 2,6200 mmol
Massa CH3COOH yang teradsorpsi = mmol CH3COOH yang teradsorpsi × Mr
CH3COOH
= 2,6200 mmol × 60 mg/mmol
= 157,2000 mg
= 0,1572 gram
x massa CH3 CCOH yang teradsorpsi
=
m massa karbon aktif
0,1572 gram
= 1,000 gram
= 0,1572 gram
x
logm = log 0,1572
= − 0,8035
mmol CH3 COOH yang teradsorpsi
C = V CH3 COOH
2,6200 mmol
= 100 mL
= 0,0262 M
log C = log 0,0262 M
= − 1,5817M
6. Erlenmeyer 6
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0156 M
Mr CH3COOH = 60 g/mmol = 60 mg/mmol
V CH3COOH = 100 mL
[NaOH] = 0,1 M
V rata-rata NaOH = 0,3000 mL
Massa karbon aktif = 1,0000 gram
V CH3COOH = 50,0000 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log m =.....?
Penyelesaian:
mmol CH3COOH = (M × V) CH3COOH
= 0,0156 mmol/mL × 100 mL
= 1,5600 mmol
mmol NaOH = (M × V) NaOH
= 0,1 mmol/mL × 0,3000 mL
= 0,0300 mmol
Reaksi : CH3COOH + NaOH →CH3COONa + H2O
Mula-mula : 1,5600 mmol 0,0300 mmol - -
Bereaksi : 0,0300 mmol 0,0300 mmol 0,0300 mmol 0,0300 mmol
Setimbang : 1,5300 mmol - 0,0300 mmol 0,0300 mmol
mmol CH3COOH yang teradsorpi = mmol CH3COOH – mmol NaOH
= 1,5600 mmol – 0,0300 mmol
= 1,5300 mmol
Massa CH3COOH yang teradsorpsi = mmol CH3COOH yang teradsorpsi × Mr
CH3COOH
= 1,5300 mmol × 60 mg/mmol
= 91,8000 mg
= 0,0918 gram
x massa CH3 CCOH yang teradsorpsi
=
m massa karbon aktif
0,0918 gram
= 1,0000 gram
= 0,0918
x
Log m = log 0,0918
= − 1,0372
mmol CH3 COOH yang teradsorpsi
C = V CH3 COOH
1,5300 mmol
= 100 mL
= 0,0153 M
log C = log 0,0153 M
= − 1,8153 M
Grafik
2.5
2
x/m
1.5
x/m
1
0.5
0 0.0153, 0.0918
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
C
= 1
Penentuan harga tetapan isoterm adsorbsi Freundlich
x
Log k = log m - n log C
= 6,0006
H. PEMBAHASAN
Percobaan isotherm adsorpsi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
isotherm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada
arang. Pada percobaan ini, dilakukan proses isotherm adsorpsi untuk mencari
hubungan antara banyaknya zat teradsorpsi pada adsorban sebagai fungsi dari
konsentrasi yang didasarkan pada persamaan Freundlich. Adsorpsi menurut
Freundlich merupakan hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan
luas atau per satuan berat adsorban, dengan konsentrasi zat terlarut pada
temperatur tertentu. Proses adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu
komponen di daerah antara fasa atau gejala pengumpulan molekul-molekul suatu
zata pada permukaan zat lain, sebagai akibat dari pada ketidakjenuhan gaya-gaya
pada permukaan tersebut (Tim Dosen Kimia Fisik, 2016: 13).
Peristiwa adsorpsi, terdapat dua komponen yang berperan yaitu komponen
yang teradsorpsi yang disebut adsorbat dan komponen yang mengadsorpsi disebut
adsorban. Adapun pada percobaan ini digunakan CH3COOH sebagai zat yang
diadsorpsi (adsorbat) dimana zat padat yang berfungsi sebagai adsorban
(mengadsorpsi CH3COOH) adalah karbon aktif yaitu norit. Pertama yang
dilakukan yaitu arang aktif digerus hingga halus, hal ini bertujuan untuk
memperbesar luas permukaan arang aktif sehingga daya serapnya menjadi lebih
tinggi, digunakan karbon aktif karena karbon aktif merupakan adsosben yang
sangat baik, karena memiliki luas permukaan yang sangat besar sehingga mampu
mengadsorpsi dengan baik dari pada zat lain. Larutan asam asetat ditambahkan
kedalam karbon aktif dan dikocok selama 1 menit sehingga melarut sempurna.
Pengocokan dilakukan dengan rentang waktu selama 30 menit dan dikocok setiap
10 menit dimaksudkan agar norit norit dalam larutan mengalami kesetimbangan
sehingga proses penyerapan homogen di dalam larutan. Dibuat kondisi adsorban
jenuh sehingga tidak menyerap adsorbat lagi karena karbon aktif juga memiliki
kapasitas daya serap tertentu, larutan disaring menggunakan kertas saring,
ditujukan untuk memisahkan adsorban dan adsorbatnya sehingga terdapat residu
dan filtrat. Filtratnya dititrasi dengan larutan standar NaOH menggunakan
indikator fenolftalein. Digunakan larutan standar NaOH karena larutan yang akan
ditirasi merupakan larutan yang bersifat asam, maka untuk menentukan titik
ekivalennya harus di titrasi menggunakan larutan yang bersifat basa. Selain ini
NaOH merupakan larutan standar yang sudah di ketahui konsentrasinya secara
pasti dan konsentrasinya tetap pada saat penyimpangan. Digunakan indikator
fenilthalein berfngsi sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi yang
ditandai dengan adanya perubahan warna dari tak berwarna menjadi warna merah
muda. Trayek pH dari indikator penolpthalein adalah 8,3 – 10 (Ibnu, 2004).
Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam asetat telah
teradsorpsi dengan menggunakan indicator fenolfthalein. Indicator PP berfungsi
sebagai indicator yang dapat menetukan titik akhir titrasi yang ditandai adanya
perubahan warna dari bening menjadi warna merah muda. Perubahan indictor
terjadi bila semua analit telah bereaksi dengan titran. kelebihan titran harus
diupayakan sekecil mungkin melalui penambahan titran tetes demi tetes agar
tercapai kesalahan sekecil mungkin. Prinsip dari titrasi adalah di dasarkan pada
metode volumetri, dimana titran yang ditambahkan kedalam larutan analit
menggunakan peralatan khusus yang disebut buret sampai mencapai jumlah
tertentu sampai tercapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen merupakan titik dimana
volume titran sama dengan volume analit yang digunakan (Ibnu,dkk. 2004: 93).
Volume NaOH yang digunakan pada tiap kegiatan titrasi dicatat untuk
menghitung konsentrasi larutan yang terdsorpsi.
Arang aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan variasi
konsentrasi yaitu 0,5 M, 0,25 M, 0,125 M, 0,0625 M, 0,0313 M, 0,0156 M, dan
diperoleh volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH berturut-
turut adalah 53,2 mL; 27,4 mL; 25,0 mL; 17,8 mL; 5,1 mL; dan 0,3 mL. Pada saat
titrasi digunakan volume NaOH berbeda-beda karena disebabkan oleh konsentrasi
CH3COOH yang divariasikan. Konsentrasi CH3COOH divarasikan agar dapat
dicari hubungan antara konsentrasi dan volume NaOH yang digunakan untuk
mencapai titik akhir titrasi. Semakin tinggi konsentrasi CH3COOH maka semakin
banyak pula volume NaOH yang digunakan untuk mencapai titik akhir titasi,
demikian pula sebaliknya semakin rendah konsentrasi CH3COOH maka volume
NaOH yang digunakan untuk mencapa titik akhir titrasi yang ditandai dengan
perubahan warna juga semakin sedikit. Ada beberaa faktor yang mempengaruhi
daya serap adsorpsi yaitu sfat serapan, temperatur atau suhu, pH atau derajat
keasaman, dan waktu singgung.
Berdasarkan analisis data diperoleh konsentrasi CH3COOH yang
terdsorpsi yaitu berturut-turut adalah 44, 6800 mmol; 22,2600 mmol; 10,0000
mmol; 4,4700 mmol; 2,6200 mmol; dan 1,5300 mmol. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut konsentrasi asam asetat berkurang setelah di adsorpsi. Hal ini
disebabkan karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif, adapun massa
CH3COOH yang teradsorpsi pada konsentrasi 0,5 M, 0,25 M, 0,125 M, 0,0625 M,
0,0313 M, dan 0,156 M berturut-turut adalah 2,6808 gram; 1,3356 gram; 0,6000
gram; 0,2682 gram; 0,1572 gram; dan 0,0918 gram. Dari data juga dibuat suatu
grafik dimana x/m diplotkan sebagai ordinat dan C sebagi absis. Grafik hubungan
antara x/m dengan C maupun hubungan antara log x/m dengan log C, grafik
merupakan grafik isotherm adsorpsi Freundlich, dari persamaan freundlich maka
akan didpat nilai k dan n. Nilai n dan krata-rata yang diperoleh berdasarkan dari rafik
yaitu nilai n = 1 dan nila krata-rata = 6,0006
C2H5COOH(aq) + NaOH(aq) C2H5COONa(aq) + H2O(aq)
Atkins. P.W. 1996. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Harahap, Hafnida. Usman Malik, dan Rahma Dewi. 2014. Pembuatan Karbon
Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit dengan Menggunakan H2O Sebagai
Aktivator untuk Menganalisis Proksimat, Bilangan Iodine dan Rendemen.
Jurnal FMIPA. Vol (1) No (2).
Handayani, Murni dan eko Sulistiyono. 2009. Uji Persamaan Langmuir dan
Freundlich pada Penyerapan Limbah Chrom (vi) Oleh Zeolit. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir. Vol (2) No (1).
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.
Jamilatun, Sitti dan Martomo Setyawan. 2014. Pembuatan Arang Aktif dari
Tempurung Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair. Jurnal
spectrum Industri. Vol (12) No (1).
Lempang, Mody. 2014. Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Jurnal Info Teknis
Eboni. Vol (11) No (2).
Pambayun, Gillar. 2013. Pembuatan Karbon Aktif dari Arang Tempurung Kelapa
dengan Aktivator ZnCl2 dan Na2Co3 Sebagai Adsorban untuk Mengurangi
Kadar Fenol dalam Air Limbah. Jurnal Taknik Pomits. Vol (2) No (1).
Sugiyarto. K.H. 2004. Kimia Anorganik 1. Malang: JICA.
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.
Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Tim Dosen Kimia Fisik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Makassar:
Unversitas Negeri Makassar.
Day dan Underwodd. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
JAWABAN PERTANYAAN
1.5
1
0.5
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
C
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab