Anda di halaman 1dari 5

Naskah Semhas

Karakterisasi

SEM-EDX

rasio berat Si/Ti identik antara nilai teoritis dan nilai eksperimen. Hal ini menunjukan bahwa
rute sintesis yang dikembangkan pada penelitian ini dapat secara akurat menghasilkan sampel
fotokatalis nanokomposit dengan kuantitas elemen yang sama dengan kuantitas teoritisnya.
Dari pemetaan elemen yang dilakukan, terlihat bahwa elemen Si terdistribusi merata. Hal ini
menunjukan bahwa SiO2 terintegrasi dengan baik dalam struktur TiO2 membentuk komposit
SiO2/TiO2.

Pemetaan elemen dan komposisi kimia sampel 1Si/TiO2 berdasarkan analisis SEM-EDX.
Rasio Si/Ti teoritis dan eksperimen masing-masing sebesar 1 wt% dan 1.02 wt%.

TEM

Transmission Electron Microscopy (TEM) didapatkan informasi penting mengenai bentuk


partikel fotokatalis SiO2/TiO2. bahwa Pola difraksi elektron TiO2 terlihat terhambur karena
distorsi kisi kristal oleh SiO2,

XRD

XRD digunakan untuk menentukan fase dan struktur kristal suatu bahan padat. tidak ada
perubahan signifikan pada pola difraksinya (posisi 2 teta dan intensitasnya). Hal ini
mengindikasikan bahwa SiO2 terintegrasi dengan baik dalam struktur kisi kristal TiO2.

Kinetika Adsorpsi

Isoterm Adsorpsi

Langmuir :

Nilai KL akan menunjukan derajat interaksi antara adsorbat dan adsorben. Nilai K L yang tinggi akan
menunjukan interaksi antara adsorbat dan adsorben yang tinggi, pada umumnya nilai K L, karena situs
aktif akan menyerap satu molekul.
adsorpsi terjadi secara monolayer, bersifat reversible. adsorpsi terjadi pada permukaan yang homogen.
Model langmuir sangat cocok dengan penelitian ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini cocok
untuk menentukan kapasitas adsorpsi maksimum fotokatalis SiO 2/TiO2 pada proses adsorpsi asam
tanat.

Nilai RL sebesar 0,47 yang berarti proses adsorpsi berjalan menguntungkan dan irrevesible

Freundlich :

n menunujukan heterogenitas sistem dan nilai yang menunjukkan derajat linieritas antara larutan
adsorbat dan proses adsorpsi, dari nilai n kita bisa melihat adsorpsi akan mudah, dan sulit. K F
indikataor kapasitas adsorpsi.

Model isoterm Freundlich mendefinisikan permukaan yang heterogen. Model Freundlich tidak cocok
dengan penelitian ini, karena adsorpsi terjadi secara monolayer

Temkin :

KT merupakan konstanta pengikatan kesetimbangan, K T menunjukan ikatan maksimum. Nilai b


konstanta yang berhubungan dengan panas adsorpsi. Nilai K T yang tinggi menunjukan interaksi tarik
menarik antara adsoben dan adsorbat, sedangkan nilai K T yang rendah menunjukan lebih sedikit
afinitas antara adsorben dan adsorbat, karena ada interaksi fisik yang mendominasi.

Isoterm Temkin hanya berlaku untuk zat antara kisaran konsentrasi ion. Model Temkin tidak cocok
dengan penelitian ini

Dubinin-Radushkevich :

Pada permukaan heterogen. Model Dubinin-Radushkevich tidak cocok dengan penelitian ini

Harkins Jura :

Dimana, Ce merupakan konsentrasi kesetimbangan adsorbat dalam larutan (mg/L), q e merupakan


kapasitas adsorpsi pada saat kesetimbangan, A dan B konstanta Harkins-Jura.

adsorpsi multilayer. Model Harkins-Jura tidak cocok dengan penelitian ini, karena adsorpsi terjadi
secara monolayer.

Elovich :
adsorpsi multilayer. Model Elovich tidak cocok dengan penelitian ini, karena adsorpsi terjadi secara
monolayer,

Jovanovich :

Meskipun adsorpsi terjadi secara monolayer, akan tetapi ada kemungkinan terjadinya kontak mekanik
antara molekul adsorben dan molekul adsorbat.

Halsey :

adsorpsi sistem multilayer.

qe kapasitas adsorpsi pada saat kesetimbangan mg/g


Ce kesetimbangan adsorbat dalam larutan (mg/L)
KL Konstanta Langmuir L/mg
Qmax kapasitas adsorpsi maksimum mg/g
KF Konstanta Freundlich yang merupakan kapasitas adsorpsi
dan mewakili jumlah adsorbat yang diserap oleh adsorben
  mg/g
n intensitas adsorpsi Freundlich
R konstanta gas (8,314 J/mol K)
T suhu dalam kelvin (K)
B konstanta Temkin dalam (J/mol)
KT kontanta pengikatan kesetimbangan isoterm Temkin (L/g)
qs kapasitas saturasi (mg/g)
b konstanta Dubinin-Radush (mol2/Kj2)
KE Konstanta Elovich
KJ konstanta Jovanovich
KH konstanta Halsey
nH halsey parameter

Termodinamika Adsorpsi

Untuk menentukan termodinamika adsorpsi dengan menentukan konstanta langmuir di setiap suhu
yang divariabelkan. Hal ini terjadi karena isoterm adsorpsi yang cocok digunkan adalah model
langmuir. Ke eq didapatkan dari perkalian konstanta langmuir dengan berat molekul dari asam tanat.
Pada beberapa penelitian terdahulu K e eq diambil dari konstanta langmuir tanpa dikalikan dengan berat
molekuldari adsorbatnya. Dengan nilai entalpi sebesar -7,804 menunjukan proses physical adsorpsi,
dikarenakan molekul asam tanat yang besar (Mr = 1701,19) yang mengakibatkan tidak bisa
berinteraksi secara kimia. Luas permukaan metal oksida yang kecil mengakibatkan tidak bisa
berinteraksi secara kimia dan didukung dengan luas permukaan oksida logam yang kecil dibandingkan
dengan molekul asam tanat yang besar, sehingga mengakibatkan adanya halangan sterik. > 25 K J/mol
termasuk chemical adsorpsi, entah negatif atau positif. Eksotermik yaitu adsorpsi mengeluarkan panas
ke lingkungan, sistem fotokatalis dengan asam tanat, lingkungan diluar tersebut. Reaksi berlangsung
baik cenderung disuhu yang rendah, oleh karena proses adsorpsi ini eksotermik yang mengakibatkan
proses adsorpsi kurang baik sehingga proses fotokatalis tidak efisien. Pelajaran penting yaitu dengan
menjaga suhu fotokatalis agar proses adsorpsi berjalan dengan baik.

Note :

Efek waktu kontak : semakin tinggi waktu proses waktu adsorpsi pada mekanisme fotokatalis, maka
semakiin banyak adsorbat yang terjerap pada absorben. Fungsi grafik efek waktu kontak yaitu dapat
menentukan waktu kesetimbangan pada proses adsorpsi, biasanya digunakan dalam mengatur waktu
pada reaktur. Adsorpsi dan desorpsi memikiliki rate yang sama. Rata-rata oksida-oksida logam dalam
mencapai titik kesetimbangan dengan waktu 60 menit.

Efek Temperatur : pada umumnya semakin tinggi suhu adsorpsi oksida-oksida logam, maka semakin
kecil kapasitas adsorpsi maksimum. Hal ini mengakibatkan proses adsorpsi pada suhu tinggi berakibat
proses tersebut tidak optimal dan menunjukan proses tersebut eksotermik.

Efek Konsentrasi Asam tanat : untuk menentukan tipikal reaksi asam tanat (mg/L), reaksi asam tanat
tersebut kita bisa menentukan fotokatalis yang digunakan cocok dengan limbah tersebut atau tidak.
Range asam tanat pada umumnya sekitar 5-40 mg/L. Semakin tinggi adsorbatnya, maka transfer
massa yang terjadi semakin tinggi, sehingga banyak adsorbat yang terjerap pada permukaan
fotokatalis.

Efek Konsentrasi Fotokatalis : Semakin tinggi konsentrasi fotokatalis, maka kapasitas adsorpsi pada
saat kesetimbngan menurun. Hal ini diakibatkan adanya aglomerasi (antar partikel menempel) pada
fotokatalis. Permasalahan yang umum pada oksida-oksida logam yaitu terjadinya aglomerasi. Beda hal
jika oksida-oksida logam di ultrasonifikasi yang kemungkinan besar tidak ada aglomerasi, sehingga
semakin tinggi konsentrasi fotokatalis, maka kapasitas adsorpsi maksimum fotokatalis menurun.

Langmuir : semua yang menempel pada permukaan fotokatalis adalah monolayer. Hal ini sangat
cocok dengan kasus molekul organik, molekul raksasa tidak mungkin membentuk multilayer karena
ada desakan halangan sterik. Semakin besar molekul nya maka cenderung membentuk monolayer.
Untuk meningkatkan proses fotokatalis, maka harus meningkatkan kapasitas adsorpsinya dengan
membuat surface area setinggi mungkin, meningkatkan surface area dengan ultrasonifikasi.

Anda mungkin juga menyukai