Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU MENJADI BAHAN PENDUKUNG

PEMBUATAN CONCRETE BRICKSDENGAN METODE PLACKETT


BURMAN DAN OPTIMASI CENTRAL COMPOSITE DESIGN (CCD)
Yakub Hendrikson Manurung1), Ilham Alamsah2), Maktum Muharja3)
Chemical Engineering Department, Universitas Jember, Jember
Corresponding Author: maktum@unej.ac.id
Abstrak
PT. Industri Gula Glenmore (PT. IGG) Banyuwangi setiap tahunnya
memproduksi 14.300 ton abu ampas tebu Sugarcane Bagasse Ash (SCBA) sebagai hasil
samping pembakaran di boiler yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Menariknya,
SCBA memiliki kandungan silika tinggi yaitu 68,5% yang dapat ditingkatkan nilainya
sebagai substitusi parsial semen dalam pembuatan bata beton. Ketika silika dalam
SCBA bereaksi dengankapur (Ca(OH)2), zat perekat yang menyerupai semen akan
dihasilkan jika komposisi dan ukuran partikel komposit sesuai. Oleh karena itu, pada
penelitian ini komposisi dan ukuran partikel SCBA dioptimalkan dalam pembuatan bata
beton. Optimasi dilakukan dengan menggunakan Response Surface Methodology
(RSM) untuk memahami perilaku faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi kuat
tekan bata beton. RSM ditentukan dengan menggunakan software Design-Expert V11.
Concrete brick dibuat dengan perbandingan semen dan pasir menggunakan
perbandingan 1:6 dengan variasi abu ampas tebu 5% sampai 25% dari berat normal
semen. Hasil pengujian di Workshop menunjukkan bahwa penggunaan Fly Ash dan
kapur sebagai bahan pengikat untuk menggantikan sebagian semen dengan variasi 23%,
26%, 28%, 30%, dan 33% menghasilkan kuat tekan sebesar 56 kg/cm2, 52 kg/cm2, 49
kg/cm2, 40 kg/cm2, dan 34 kg/cm2. Dengan demikian bata beton pada penelitian ini
termasuk dalam mutu tingkat 3 berdasarkan SNI 03-0349-1989. Inovasi ini merupakan
solusi untuk meningkatkan nilai tambah SCBA dan menjadi peluang bisnis baru bagi
PT. IGG di masa depan.
Kata kunci: Abu Ampas tebu, Bata Beton, Kuat Tekan, Response Surface Methodology,
Silika
1. PENDAHULUAN bagasse ash of sugar cane sebagai bahan
tambahan concrete brick memungkinkan
Potensi abu ampas tebu Sugarcane untuk menghasilkan concrete brick bermutu
Bagasse Ash (SCBA) di PT. Industri Gula tinggi dari segi kuat tekan dengan tidak
Glenmore yang menghasilkan limbah abu mengesampingkan segi ekonomisnya
ampas tebu sebesar 2% dari total bahan baku (Rompas et al., 2013).
sebesar 14.300 ton per tahun. Pemanfaatan Concrete brick ialah salah satu alternatif
abu ampas tebu hingga kini belum dilakukan bahan dinding yang murah dan relatif kuat
secara maksimal, sehingga dibiarkan (Hendriyani, Rahmat and Devi, 2017). Sifat
menumpuk dan mencemari lingkungan fisik concrete brick yakni keras, kuat dan
disekitar area pabrik. Padahal, abu ampas tebu stabil pada temperature tinggi dipengaruhi
mengandung mineral anorganik dan unsur- oleh komposisi tambahannya. Komposisi
unsur logam yang berpotensi dalam concrete brick pada umumnya tersusun atas
pembuatan concrete brick (Dion, 2020). pasir, semen, dan air dengan perbandingan
Berdasarkan hasil analisa XRF terhadap abu 75:20:5. Perbandingan komposisi tersebut
bagasse diketahui bahwa dalam abu bagasse sesuai dengan Pedoman Teknik yang
mengandung mineral–mineral yang berupa dikeluarkan oleh Dapartemen Pekerjaan
SiO2, K, Ca, Ti, V, Mn, Fe, Cu, Zn dan P. Umum tahun 1986 (Mirna, Iqbal and Kasman,
Kandungan yang paling besar dari mineral- 2017). Peningkatan concrete brick diperlukan
mineral tersebut adalah silikon (SiO 2) sebesar adanya variasi penambahan komposisi
55,5% (Kristianingrum, Siswani and Fillaeli, campuran yang mengandung silika sebagai
2015). Abu ampas tebu yang diperoleh dari bahan pengisi. Dengan demikian dibutuhkan
sisa pembakaran pabrik gula juga memiliki suatu bahan tambah dengan kandungan silika
kandungan silikat (SiO2), aluminat (Al2O3), yang mudah didapatkan dan harga relatif jauh
Ferrit (Fe2O3) yang merupakan bahan utama lebih murah untuk digunakan dalam
untuk pembentuk semen portland dan pembuatan concrete brick. Untuk itu perlu
termasuk sebagai pozzolan (Karimah R. and dilakukan penelitian untuk mendapatkan
Yusuf, 2015). Dikarenakan abu ampas tebu silika alternatif dengan memanfaatkan bahan
banyak mengandung senyawa silika (SiO2) dasar nabati baik limbah maupun sumber daya
yang dapat bereaksi dengan Ca(OH)2 yang alam yang belum dimanfaatkan secara
dihasilkan dari reaksi pencampuran semen optimal (Syaifuddin, 2018).
dan air sehingga dapat menghasilkan zat Permasalahan dalam pemanfaatan abu
perekat seperti semen (Fauzi, Setyanto and ampas tebu sebagai bahan tambahan concrete
Efranto, 2014). Oleh karena itu, Pemanfaatan brick berdasarkan penelitian yang serupa,
bahwa abu ampas tebu dengan persentase 5% Kumalasari, 2019). Penelitian tersebut
memberikan peningkatan terhadap kuat tekan memiliki kelemahan dalam menentukan
concrete brick, sedangkan abu ampas tebu variabel yang akan digunakan, dimana metode
dengan persentase 25% memberikan yang digunakan dalam menentukan variabel
penurunan terhadap kuat tekan concrete brick. adalah eksperimental. Padahal variabel
Hal ini disebabkan, karena ada batas tersebut sangat berpengaruh terhadap kuat
maksimal pada penambahan komposisi abu tekan concrete brick.
ampas tebu (Rompas et al., 2013). komposisi Kebaharuan dari penelitian ini yakni,
abu ampas tebu sangat berpengaruh terhadap dengan penggunaan metode Placket-Burman
kuat tekan. Semakin banyak abu ampas tebu dalam menentukan variabel yang akan
yang ditambahkan pada campuran concrete
digunakan dan adanya penambahan kapur.
brick, maka dapat menurunkan kuat tekan
pada concrete brick tersebut (Putra, 2020). Oleh karena itu, masalah pada penelitian
Pemanfaatan abu ampas tebu sebagai bahan sebelumnya yang sudah dipaparkan diatas,
tambahan concrete brick dapat menghasilkan maka diperlukan pemanfaatan abu ampas tebu
kuat tekan concrete brick yang bermutu dengan menggunakan metode Placket-
tinggi. Hal ini dapat dicapai, jika penggunaan Burman sehingga dapat ditemukan variabel
abu ampas tebu dilakukan dengan komposisi optimum (Screening) dari pembuatan
yang optimum. Penambahan kapur juga
concrete brick. Optimasi dilakukan
sangat berpengaruh dalam menunjang kuat
tekan concrete brick, karena penyusun semen menggunakan model Face Centered Central
portland adalah 60-65% terdiri atas kapur atau Composite Design (CCD) pada Minitab
CaO (Sutoni and Gunawan, 2018). v.18untuk menganalisa response surface
Penelitian serupa pernah dilakukan methodology diadopsi untuk menyelidiki
dengan memvariasikan pengaruh abu ampas lebih lanjut interaksi timbal balik antara
tebu (bahan tambah semen) dengan variasi variabel-variabel hasil Screening metode
0%, 5%, 15% , 25%. Metode yang digunakan
Placket-Burmandan untuk mengidentifikasi
dalam penelitian tersebut adalah
eksperimental (Rompas et al., 2013). nilai optimalnya yang dari hasil daya uji tekan
Penelitian serupa pernah dilakukan dengan concrete brick (Suwandi, 2016). Kapur
material yang digunakan yakni air, pasir, berasal dari batu kapur, dimana batu kapur
semen dan abu ampas tebu. Penelitian terbentuk dari kalsium, karbon dan oksigen.
tersebut memvariasikan 4 sampel yakni Kapur memiliki sifat merekatkan, sehingga
sampel pertama dengan penambahan abu dengan adanya penambahan kapur pada
ampas tebu 0% (tidak ada abu), sampel kedua
pembuatan concrete brick dapat
dengan penambahan abu ampas tebu 5%,
ketiga penambahan abu ampas tebu 15%, meningkatkan kuat tekan (Delvina, 2016).
keempat penambahan abu ampas tebu 25% Penelitian ini memilik tujuan dalam
(Shofi, 2019). Penelitian serupa pernah memanfaatkan abu ampas tebu di PT. IGG
dilakukan dengan material yang sama, akan dalam pembuatan concrete brick, sehingga
tetapi dengan menambahkan abu ampas tebu dapat mengurangi abu ampas tebu yang tidak
dengan proporsi 0%, 10%, 15%, 20% dari
termanfaatkan dengan maksimal dan sebagai
volume semen (Tisnawati and Dwi
tambahan nilai jual.

dilakukan di bagian Waste Water Treatment


2. METODE PENELITIAN Plant, dan uji kuat tekan dilakukan di
Workshop. Bahan baku tambahan yang
Penelitian dilakukan di PT. Industri digunakan yakni, Sugarcane Bagasse Ash
Gula Glenmore, dimana proses pembuatannya (SCBA) dari hasil sisa pembakaran Boiler
dengan ukuran partikel melewati ayakan 100
dan 200 mesh. Pengayakan 100 mesh dan 200
meshakan memperkecil ukuran partikel abu
ampas tebu dan menghasilkan ukuran partikel
yang seragam (Sasmita, 2015).
Komposisi concrete brick ringan yakni,
bahan agregat berbasis sludge, pasir, dan
semen sebagai matrik perekat. Penelitian ini
menggunakan agregat halus (pasir kali),
agregat kasar (Kerikil), Semen Portland
(Semen Gresik, Indonesia), Air bersih, dan
Kapur bangunan 50 Kg (Sasmita, 2015). Alat-
alat yang digunakan yakni, Cetakan concrete
brick berbentuk balok, Ayakan pasir dengan
ukuran lubang ayakan 4,8 mm, Ember,
Timba, Timbangan duduk jarum 50 Kg,
Mistar, dan Mesin uji daya tekan yakni alat
hydraulic press 50 ton. Concrete brick
dikeringkan dengan bantuan matahari selama
5-7 hari.
Concrete brick dibuat dengan
perbandingan semen dan pasir sebesar 1:6.
Prosedur penelitian dimulai dari persiapan
bahan baku dan alat, pembuatan concrete
brick dan pengujian. Pengujian kuat tekan
menggunakan benda uji berbentuk balok
Gambar 1. Rancangan Placket-Burman
dengan ukuran 27,5 cm x 10 cm x 18 cm
Design dan Central Composite Design (CCD)
dengan umur 5-7 hari. Proses pencetakan
dilakukan 1 hari, dan dikeringkan dengan Rancangan formulasi penelitian dengan
bantuan matahari selama 7 hari. Pasir yang program Placket - Burman Design
digunakan dalam setiap percobaan sebanyak diaplikasikan dengan memvariasikan variabel
11 Kg. Tahapan Screening Test semen, pasir, abu, kapur dan ukuran abu
menggunakan Placket-Burman Design dapat ampas tebu sesuai pada Tabel 1. Hal ini
dilihat Gambar 1. dilakukan untuk screening variabel untuk
menemukan variabel yang lebih signifikan.
Tabel 1. Formulasi Placket-Burman Design
Ru Ukuran
Pasir Semen Abu Kapur
n Abu
1 12 1 0,5 0,4 200
2 12 1,5 0 0,4 0
3 10 1 0,5 0,4 200
4 10 1,5 0 0,6 0
5 12 1 0,5 0,6 100
6 12 1 0,5 0,6 200
7 10 1 0,5 0,4 100 20 0,5 0,7 1
8 10 1 0,5 0,4 100
9 10 1 0,5 0,4 200
Uji daya tekan concrete brick adalah
10 10 1 0,5 0,6 200 nilai kuat tekan yang diperoleh dari
11 12 1 0,5 0,6 100 pemberian gaya eksternal (luar) yang berupa
12 12 1 0,5 0,4 100 gaya tekan terhadap luas penampang (Patrisia
and Putra, 2019). Kuat tekan concrete brick
Rancangan formulasi penelitian dengan adalah besarnya beban per satuan luas, yang
program Central Composite Design (CCD) menyebabkan benda uji concrete brick hancur
diaplikasikan dengan memvariasikan variabel bila dibebani dengan gaya tekan tertentu,
semen, abu, dan kapur sesuai pada Tabel 2. yang dihasilkan oleh mesin tekan (Irawan,
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi 2014). Untuk mengetahui kekuatan concrete
tingkat optimal dari variabel signifikan brick berbahan campuran abu ampas tebu
terhadapuji kuat tekan. yang dikeringkan selama 5-7 hari, maka tahap
selanjutnya uji kuat tekan menggunakan alat
Tabel 2. Formulasi Central Composite Design hydraulic press 50 ton. Concrete brick
dilakukan pengujian kuat tekan di mana benda
Run Abu Kapur Semen
uji dibebani hingga mengalami kehancuran
1 0,65 0,85 0,8
diperoleh nilai beban runtuh. Perhitungan
2 0,8 0,7 1
kuat tekan Concrete brick dapat dilakukan
3 0,8 1 0,6
dengan rumus:
4 0,65 0,85 0,8
5 0,8 0,7 0,6
6 0,4 0,85 0,8 (Eq. 1)
7 0,5 1 1
8 0,8 1 1
Rumus diatas digunakan untuk mengitung
9 0,5 0,7 0,6
kuat tekan, dimana kuat tekan (P) dengan
10 0,65 0,85 0,8
satuan (Kg/cm2) dapat diketahui dengan hasil
11 0,65 0,85 0,8
bagi antara beban tekan maksimum (F)
12 0,65 0,85 0,8
dengan satuan (Kg) dengan Luas permukaan
13 0,65 0,85 0,6 benda uji (A) dengan satuan (cm2)
14 0,65 0,6 0,8
15 0,65 0,85 0,8 Hasil uji kuat tekan dapat dijadikan acuan
16 0,9 0,85 0,8 untuk menentukan tingkat mutu Concrete
17 0,5 1 0,6 brick. Concrete brick harus memenuhi syarat-
18 0,65 0,85 1 syarat fisis sesuai berdasarkan SNI 03-0349-
19 0,65 1 0,8 1989 seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Syarat Fisis Concrete Brick SNI 03-0349-1989

Tingkat mutu batako Tingkat mutu batako


Syarat fisis Satuan Pejal Berlobang
I II III IV I II III IV
*
1. Kuat tekan bruto kg/cm2 100 70 40 25 70 50 35 20
rata-rata minimum
dari senyawa-senyawa semen dan hidrasi dari
oleh Tabel 4. Berdasarkan hasil pada Tabel 4,
komponen mineral pozolan dengan kalsium
diketahui2. Kuat
bahwatekan bruto
daya kg/cmbesar
tekan paling 2
90 65 35 21 65 45 30 17
masing-masing hidroksida yang dihasilkan oleh hidrasi semen
didapatkan pada komposisi bahan tanpa
benda uji portland. Disamping itu bertambahnya filler
adanya penambahan abu ampas tebu (daya
dalam kandungan semen ke dalam campuran,
tekan berturut turut 83,63 dan 72,72 kg/cm2
maka akan mengurangi kuat tekan concrete
pada percobaan ke-4 dan ke-2). Penambahan
(S.Pd, Septiandini andefek
Nasution, 2011). bricks (Setyawan, Fadillawaty, and Hakas
abu memberikan negatif terhadap
2016).
kekuatan daya tekan. Penambahan abu ampas
tebu sebagai pengisi semen berpengaruh nyata Nilai daya tekan dengan penambahan
terhadap karakteristik concrete bricks yakni abu yang relatif tinggi (sekitar 58 kg/cm2,
daya tekan. Berdasarkan penelitian yang telah tingkat mutu III sesuai SNI 03-0349-1989)
dilakukan indah sawitri (2019) menyatakan didapatkan pada prosentase 24% (lihat Tabel
bahwa hanya 5% kadar abu yang 4 percobaan 6 dan 10). Daya tekan yang
menghasilkan daya tekan yang optimal relatif besar ini dimungkinkan terjadi karena
sebesar 22,57 MPa dan dengan 20-20% adanya penambahan kapur. Hal ini dapat
mengalami penurunan kuat tekan seingga terjadi dikarenakan pada dasarnya semen
tidak memenhui SNI 03-0349-1989. portland merupakan hasil industri yang
Penambahan Abu ampas tebu dengan kadar berbahan baku utama yakni batu kapur atau
lebih kecil dapat berperan sebagai pengisi gamping. Sehingga penambahan kapur secara
antara partikel-partikel pembentuk concrete tidak langsung membantu merekatkan agregat
bricks, sehingga dengan adanya abu ampas halus dan kasar. Apabila dibandingkan
tebu maka porositas concrete bricks akan dengan penelitian sebelumnya, dengan
menjadi lebih kecil dan selanjutnya kedapan pencampuran 10% abu ampas tebu hanya
concrete bricks akan menjadi bertambah dapat menghasilkan daya tekan sebesar 29,12
sehingga permeabilitas semakin kecil MPa dengan tanpa adanya penambahan kapur
(Mulyati, Dahyunir, and Elvis, 2012). mengakibatkan terjadinya penurunan kuat
Sedangkan, penurunan daya tekan ini tekan (Saputra, Gunawan and Safarizki,
dikarenakan abu ampas tebu yang digunakan 2019). Sehingga pada penelitian dilakukan
secara fisik berwarna hitam dan menyerupai pembaharuan dengan menambahkan kapur
arang serta memiliki daya serap (hidrolisis) untuk meningkatkan daya tekan concrete
terhadap air yang tinggi. Sifat hidrolisis yang brick. Penambahan abu yang berlebih
terkandung dalam abu ampas tebu tersebut membuat daya tekan yang semakin menurun
dimungkinkan menggangu reaksi pengikatan dapat diatasi dengan adanya penambahan
agregat oleh semen. Ini bisa terjadi karena kapur.

Tabel 4. Hasil Uji dengan Metode Screening Placket-Burman Design


Ukuran
Run Pasir Semen Abu Kapur Prosentase Prosentase Prosentase Daya Tekan
Abu
Order (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) Semen (%) Kapur (%) Abu (%) (kg/cm2)
(Mesh)
1 12 1 0,5 0,4 200 53 21 26 36,51
2 12 1,5 0 0,4 0 79 21 0 72,72
3 10 1 0,5 0,4 200 53 21 26 36,39
4 10 1,5 0 0,6 0 71 29 0 83,63
5 12 1 0,5 0,6 100 48 29 24 56,37
6 12 1 0,5 0,6 200 48 29 24 58,18
7 10 1 0,5 0,4 100 53 21 26 35,62
8 10 1 0,5 0,4 100 53 21 26 35,57
9 10 1 0,5 0,4 200 53 21 26 36,51
10 10 1 0,5 0,6 200 48 29 24 58,09
11 12 1 0,5 0,6 100 48 29 24 56,11
12 12 1 0,5 0,4 100 53 21 26 35,29
Diketahui bahwasannya variabel penambahan variabel yang diuji yakni, kapur, semen dan
kapur dan semen sangat mempengaruhi hasil Abu seperti yang terlihat pada Tabel 5.
sedangkan ukuran partikel abu tidak Berdasarkan hasil pada Tabel 5, diketahui
signifikan. Hasil metode Placket - Burman bahwa daya tekan paling besar (56,94 kg/cm2,
Design juga memberikan prediksi tingkat mutu III) didapatkan pada percobaan
bahwasannya dengan 24% dan 26% kadar abu ke-7 dimana dilakukan penambahan Semen 1
masih memungkinkan untuk ditingkatkan kg, Kapur 1 kg, dan Abu 0,5 kg. Hasil
kadarnya (dilakukan optimasi). Titik optimum tersebut sangat dipengaruh oleh faktor
penambahan abu ampas tebu selanjutnya pencampuran, dimana adanya penambahan
ditentukan dengan menggunakan metode kapur dapat meningkatkan kuat tekan.
Central Composite Design. Optimasi dengan Dikarenakan abu ampas tebu yang banyak
CCD lebih menguntungkan dibandingkan mengandung SiO2 apabila dicampur dengan
pendekatan klasik dalam hal informasi yang kapur Ca(OH)2 maka akan terjadi reaksi
diperoleh dan keakuratan percobaan yang hidrasi antara semen dengan air sehingga
dilakukan (Dayana Priyadharshini and senyawa C3S2H3 yang berfungsi sama seperti
Bakthavatsalam, 2016). semen sebagai perekat (Hambali, Lesmania
and Midkasna, 2013).
Optimasi dilakukan dengan acuan variabel
screening Placket - Burman Design dimana
Tabel 5. Hasil Uji Dengan Metode Central Composite Design
Run Prosentase Prosentase Prosentase Daya Tekan
Abu (Kg) Kapur (Kg) Semen (Kg)
Order Semen (%) Kapur (%) Abu (%) (Kg/cm2)
1 0,65 0,85 0,8 35 28 37 49,31
2 0,8 0,7 1 40 32 28 34,74
3 0,8 1 0,6 25 33 42 38,41
4 0,65 0,85 0,8 35 28 37 49,31
5 0,8 0,7 0,6 29 38 33 34,76
6 0,4 0,85 0,8 39 20 41 56,88
7 0,5 1 1 40 20 40 56,94
8 0,8 1 1 36 29 36 56,88
9 0,5 0,7 0,6 33 28 39 34,76
10 0,65 0,85 0,8 35 28 37 49,31
11 0,65 0,85 0,8 35 28 37 49,31
12 0,65 0,85 0,8 35 28 37 49,31
13 0,65 0,85 0,6 29 31 40 49,31
14 0,65 0,6 0,8 39 32 29 34,76
15 0,65 0,85 0,8 35 28 37 56,88
16 0,9 0,85 0,8 31 35 33 38,41
17 0,5 1 0,6 29 24 48 56,88
18 0,65 0,85 1 40 26 34 56,88
19 0,65 1 0,8 33 27 41 56,90
20 0,5 0,7 1 45 23 32 38,42

Hasil Analysis Of Varians (ANOVA) memiliki beberapa parameter. Nilai F


ialah satu teknik analisa varian. Analisa merupakan suatu nilai tertentu yang
varian dilakukan bertujuan untuk digunakan sebagai pembanding, apakah
mengidentifikasi pengaruh factor agar dapat pengujian yang telah dilakukan yang
ditentukan formula yang tepat. Model menggunakan F-hitung dikatakan significant
persamaan matematika untuk memprediksi atau not significant. Sedangkan nilai P
konsentrasi antosianin yang signifikan dengan merupakan besarnya peluang yang diamati
nilai p kurang dari 0,05 dapat dilihat pada dari uji statistik.
Tabel 6. Hasil analisis ragam (ANOVA)

Tabel 6. Hasil ANOVA

Source DF Adj SS Adj MS F-Value P-Value


Model 9 1341,96 149,107 7,75 0,002
  Linear 3 920,26 306,754 15,94 0,001
    Abu 1 207,17 207,169 10,77 0,008
    Kapur 1 624,65 624,646 32,47 0,001
    Semen 1 88,45 88,447 4,60 0,058
  Square 3 163,42 54,472 2,83 0,093
    Abu*Abu 1 49,82 49,817 2,59 0,139
    Kapur*Kapur 1 45,05 45,047 2,34 0,157
    Semen*Semen 1 22,70 22,702 1,18 0,303
  2-Way Interaction 3 82,40 27,467 1,43 0,292
    Abu*Kapur 1 27,57 27,565 1,43 0,259
    Abu*Semen 1 27,12 27,122 1,41 0,263
    Kapur*Semen 1 27,71 27,714 1,44 0,258
Error 10 192,40 19,240    
  Lack-Of-Fit 5 144,64 28,929 3,03 0,125
  Pure Error 5 47,75 9,551    
Total 19 1534,36      

Berdasarkan tabel ANOVA model kuadratik Nilai R2 (koefisien determinasi) sebesar


terlihat bahwa nilai P sebesar 0,002 yang 0,8746 menunjukkan data yang menunjang
menunjukkan model kuadratik yang model sebesar 87,46%. Adapun faktor yang
digunakan berpengaruh atau signifikan. mempengaruhi daya tekan adalah kapur,
Berdasarakan tabel di atas bahwa nilai abu semen dan abu ampas tebu. Persamaan RSM
pada P sebesar 0,008, nilai Kapur pada P untuk optimasi kondisi proses pembuatan
sebesar 0,001, nilai Semen pada P sebesar Concrete brick adalah sebagai berikut :
0,058, yang menunjukkan nilai signifikan.

Daya Tekan (Kg/cm2) = -107,5 + 104,3 Abu + 236 Kapur + 14 Semen - 84,1 Abu*Abu (Eq. 2)


- 106,1 Kapur*Kapur - 57,1 Semen*Semen - 82,5 Abu*Kapur
+ 61,4 Abu*Semen + 62,0 Kapur*Semen

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dimensi yang ditunjukkan pada Gambar


respon daya tekan akan meningkat berbanding 3.Grafik tiga dimensi (3-D) menunjukkan
lurus dengan peningkatan variabel. Hasil proyeksi dari grafik plot kontur. Area rendah
ANOVA menunjukkan bahwa masing-masing pada grafik tiga dimensi menunjukkan nilai
komponen yaitu semen, kapur, dan abu ampas konsentrasi rendah, sedangkan area tinggi
tebu berpengaruh nyata terhadap respon daya menunjukkan nilai konsentrasi tinggi.
tekan. Sehingga, apabila kita amati grafik tersebut
Response surfaces dan contour plots maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
dari model digunakan untuk menilai interaksi kapur yang tinggi dicampur dengan
antara faktor-faktor signifikan. Bentuk konsentrasi abu yang rendah akan
permukaan interaksi antar berbagai komponen menghasilkan daya tekan yang optimum.
dapat dilihat lebih jelas pada grafik tiga
Gambar 2. Grafik Tiga Dimensi Hasil Uji Respons Daya Tekan
Sedangkan garis-garis yang ada pada terhadap pencampuran semen dan abu
grafik contour plots menunjukkan kombinasi sehingga menghasilkan daya tekan yang
dua komponen dengan jumlah berbeda yang berbeda, hal ini dapat dilihat adanya
menghasilkan nilai daya tekan. Grafik contour perbedaan warna pada setiap lapisan. Apabila,
plots dalam hal ini membandingan kombinasi semakin besar daya tekan yang diperoleh
antara pengaruh semen dan abu ampas tebu, maka warna lapisan akan cenderung berwarna
dapat dilihat pada gambar 4. Grafik tersebut hijau tua.

menjelaskan pengaruh lapisan-lapisan


Gambar 3. Grafik Plot Kontur
KESIMPULAN Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Gilar Sukma Pambayun, S.T. dan
Dari penelitian ini, disimpulkan kepada PT. Industri Gula Glenmore (IGG)
bahwa pengaruh daya tekan terhadap yang telah menyediakan bahan baku dan
pencampuran bahan yang meliputi, abu fasilitas uji untuk penelitian ini.
ampas tebu, semen, pasir, dan kapur dapat
ditarik kesimpulan bahwa 24% dan 26%
penambahan abu ampas tebu mampu
menghasilkan kuat tekan sebesar54kg/cm2
dan 36kg/cm2. Hasil optimasi uji daya
tekan Concrete Brick menggunakan
Metode Central Composite Design, dapat
diketahui bahwa penambahan abu yang
tinggi (38%) mampu menghasilkan kuat
tekan sebesar 34,76kg/cm2, sedangkan
penambahan abu yang rendah (24%)
mampu menghasilkan kuat tekan sebesar
56,88 kg/cm2. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tinggi-rendahnya kadar
abu sangat mempengaruhi daya tekan, dan
dengan adanya penambahan kapur dapat
membantu meningkatkan daya tekan
Concrete Brick.
ACKNOWLEDGMENT

DAFTAR PUSTAKA Sipil.


Dayana Priyadharshini, S. and Fauzi, E. P., Setyanto, N. W. and Efranto,
Bakthavatsalam, A. K. (2016) R. Y. (2014) ‘Pemanfaatan Abu Ampas
‘Optimization of phenol Tebu
degradation by the microalga Sebagai Bahan Alternatif
Chlorella pyrenoidosa using Pendukung Pembuatan Paving
Plackett-Burman Design and Block Dengan Metode Multi
Response Surface Methodology’, Respon Taguchi (Studi Kasus Di
Bioresource Technology, 207, pp. CV. Kali Ampo Malang)’, Jurnal
150–156. doi: Rekayasa dan Manajemen Sistem
10.1016/j.biortech.2016.01.138. Industri, 2(5), pp. p1088--1099.
Delvina, 2016. Pengaruh Penambahan Hambali, M., Lesmania, I. and Midkasna,
Kapur Dan Abu Terbang Dalam A. (2013) ‘Pengaruh Komposisi Kimia
Laju Pelepasan Air dari Lumpur Bahan
Biologis (Ipal Sier). Jurnal Penyusun Paving Block Terhadap
Rekayasa Sipil . Volume.3 No.2 Kuat Tekan dan Daya Serap
Airnya’, Jurnal Teknik Kimia,
Dion, S. P. (2020) Analisis Pengujian Kuat 19(4).
Tekan Batako Untuk Dinding Dengan
Campuran Hendriyani, I., Rahmat and Devi, S. M.
Abu Ampas Tebu. Jurnal Rekayasa (2017) ‘Kajian Pembuatan Batako Dengan
Penambahan Limbah Kertas HVS’, 1(2), pp. 82–89.
SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan
2017, 2. S.Pd, M., Septiandini, E. and Nasution, N.
(2011) ‘STUDI TENTANG MUTU
Irawan, S.R. (2014) Pemanfaatan BATAKO
Kombinasi Limbah Abu Ampas YANG ADA DI PASARAN
Tebu dan abu Kulit Kerang sebagai WILAYAH JAKARTA TIMUR
Substitusi Semen pada Campuran TERHADAP SNI 03-0349-1989’,
Beton Mutu K225. Jurnal Teknik Menara: Jurnal Teknik Sipil, 6(1),
Sipil dan Lingkungan, 2(3). p. 15. doi:
10.21009/jmenara.v6i1.7938.
Karimah, R. and Yusuf Wahyudi (2015)
PEMAKAIAN ABU AMPAS Saputra, E. B., Gunawan, L. I. and
TEBU DENGAN VARIASI SUHU Safarizki, H. A. (2019) ‘Pengaruh Abu
SEBAGAI SUBSTITUSI Ampas Tebu
PARSIAL SEMEN DALAM Terhadap Kuat Tekan Beton
CAMPURAN BETON. Media Sebagai Bahan Tambah dalam Pembuatan
Teknik Sipil, 13(2). Beton Normal’.
Kristianingrum, S., Siswani, E. D. and Sasmita, A. (2015) ‘ADSORPSI KROM
Fillaeli, A. (2015) ‘Pengaruh Jenis Asam (VI) OLEH ARANG AKTIF SERABUT
Pada Sintesis KELAPA
Silika Gel Dari Abu Bagasse dan (Cocos nucifera) SERTA
Uji Sifat Adsorptifnya Terhadap IMOBILISASINYA SEBAGAI
Ion Logam Tembaga (II)’, Jurna CAMPURAN BATAKO’.
Kimia, (November), pp. 281–292.
Setyawan, D., Fadillawaty S., and Hakas
Mirna, Iqbal, H. and Kasman (2017) P. (2016) Pengaruh Variasi
‘Analisis Sifat-sifat Fisik Keramik Penambahan Abu Ampas Tebu
Berbahan Tambahan Terhadap Flowability dan Kuat
Abu Ampas Tebu dan Abu Sekam Tekan Self Compacting Concrete.
Padi’, GRAVITASI, 16(2). Jurnal Rekayasa Sipil, 12(2), ISSN:
1858-2133.
Mulyati, S., Dahyunir D., and Elvis A.
(2012) Pengaruh Persen Massa Sutoni, A. and Gunawan, D. (2018)
Hasil Pembakaran Serbuk Kayu ‘Analisis Daya Serap dan Daya Tekan
dan Ampas Tebu pada Mortar Batako Pres,
Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Terhadap Interaksi Faktor Pekerja,
Fisisnya. Jurnal Ilmu Fisika, 4(1). Faktor Komposisi Air, dan Faktor
Komposisi Kapur-Pasir’, Jurnal
Patrisia, Y. and Putra, T. E. (2019) Media Teknik dan Sistem Industri,
‘Influence of Peat Water on Mechanical 2(1), pp. 39–44.
Properties of
Coconut Shell and Fly Ash Based Suwandi, A. (2016) ‘Peningkatan Kualitas
Concrete’, Balanga, 7(2), pp. 102–108. untuk Meminimasi Cacat Produk Cat
Polyurethane
Rompas, G. P. et al. (2013) ‘Pengaruh dengan Metode Taguchi’, Jurnal
Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Sebagai Inovisi, 12(2), pp. 55–71.
Substitusi
Parsial Semen Dalam Campuran Syaifuddin (2018) ‘Pembuatan dan
Beton Ditinjau Terhadap Kuat pengujian kuat tekan batako dengan
Tarik Lentur Dan Modulus penambahan limbah
Elastisitas’, Jurnal Sipil Statik, tulang ikan’, Jurnal Fisika dan
Terapannya, 5(1), pp. 1–6. SUPERPLASTICIZER
TERHADAP KUAT TEKAN
Tisnawati and Dwi Kumalasari (2019) BETON. Jurnal PENA, 33(1).
PENGARUH PENAMBAHAN
ABU AMPAS TEBU DAN

Anda mungkin juga menyukai