Anda di halaman 1dari 11

Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529

Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613


Volume X Issue X, Bulan 2023

Penggunaan Serbuk Genteng Beton Pada Pembuatan Paving Block


Semuel Sembara *1, Jonie Tanijaya *2, Desi Sandy*3
*1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar,
Indonesia semuelsembara197@gmail.com
*2,3
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar,
Indonesia jonie.tanijaya@gmail.com dan sandy.mylife@yahoo.co.id

Corresponding Author: pcej.civil@ukipaulus.ac.id

Abstrak
Genteng beton ialah bahan bangunan yg dibuat dengan mencampur pasir, semen, kerikil serta
komponennya dan umumnya digunakan di Indonesia. Salah satu inovasi pembuatan beton ramah
lingkungan untuk mengurangi penggunaan agregat halus adalah dengan menggunakan serbuk
genteng beton untuk mengganti sebagian agregat bagus pada campuran paving blok. Maksud dari
studi ini adalah untuk mencari tahu sifat mekanik paving blok dan proporsi serbuk ubin yang
digunakan dalam campuran paving blok. proporsi serbuk genteng yang dipergunakan bervariasi,
yaitu 0 %, 5 %, 10 %, dan 15 %. Tes kekuatan tekan, serapan, dan berat jenis paving blok
dilakukan pada hari ke 28 dengan mutu rencana B yaitu 17,0 MPa – 20 MPa (SNI 03-0691 tahun
1996). Penelitian ini menggunakan benda uji ukuran 20 x 10 x 8 cm sebanyak 40 buah,
dilaksanakan di Lab Struktur dan Bahaan, Teknik Sipil Universtas Kristen Indonesia Paulus
Makassar. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa adanya pengaruh penggunaan serbuk genteng
sebagai subtitusi agregat halaus untuk campuran paving blok, menghasilkan paving blok dengan
kekuatan tekan, serapan air, berat jenis yang berturut-turut adalah 16,65 MPa, 2,171 %, dan 2170
kg/m3 terhadap paving blok normal dengan persentase penggunaan serbuk genteng 5 %, 10 %, dan
15 %.
Kata kunci : Serbuk Genteng, Kuat Tekan, Penyerapan, Berat Jenis

Abstract
Concrete roof tiles are building materials made by mixing sand, cement, gravel and their components
and are generally used in Indonesia. One innovation in making environmentally friendly concrete to
reduce the use of fine aggregate is to use concrete tile powder to replace some of the good aggregate
in the block paving mixture. The aim of this research is to determine the influence of the mechanical
properties of paving blocks and the proportion of tile powder used in the paving block mixture. The
proportion of roof tile powder varies, namely 0%, 5%, 10% and 15%. Tests for compressive strength,
absorption and specific gravity of paving blocks were carried out on the 28th day with mutual plan
B, namely 17.0 MPa – 20 MPa (SNI 03-0691 of 1996). This research used 40 test objects measuring
20 x 10 x 8 cm, carried out in the Structure and Materials Lab, Civil Engineering, Paulus Indonesian
Christian University, Makassar. The results of the examination showed that there was an effect of
using roof tile powder as a substitute for fine aggregate for the paving block mixture, producing
paving blocks with compressive strength, water absorption, specific gravity of 16.65 MPa, 2.171%
and 2170 kg/m3 respectively compared to paving. normal blocks with percentages of tile powder
usage of 5%, 10% and 15%.

Keywords : Roof Tile Powder, Compressive Strength, Absorption, Specific Gravity


Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

PENDAHULUAN
Paving block (bata beton) yakni termasuk dalam kategori material beton yang tidak terstruktur yang berasal
dari gabungan semen Portland serta adanya lem yang melekatkan alat hidrolis, agregat, air bersama material
yang ditambahkan lainnya namun tetap tidak mempengaruhi kualitas dari bahan beton tersebut (SNI 03-
0691-1996). Di zaman sekarang, paving block sering dipergunakan didunia infrastruktur skala kecil
khususnya konstruksi yang mengeraskan serta melakukan perindahan trotoar, aspal yang terletak di jalan
kota, kompleks pemukiman, sawah, untuk estetika taman, halaman, lahan lokasi parkir umum, pabrik, taman,
serta halaman lokasi pendidikan.

Sebelum melaksanakan penelian ini, ada banyak penelitian sejenis yang serupa yang dapat mendukung
jalannya penelitian ini seperti yang dilakukan oleh Pratikto dkk dengan judul “Pemanfaatan Limbah Genteng
Beton Pada Paving Block “.Penggunaan lempengan beton bekas untuk paving stone dapat menurunkan kuat
tekan namun tetap menjamin standar. Presentasei kekuatan tekanan pada hari ke-7 dan 28, dengan
bertambahnya proporsi agregat besar yang digunakan untuk limbah batako (0%-40%), terjadi penurunan
mulai 52 MPa menjadi 26 MPa (7 hari) dan dari 63 MPa turun menjadi 29 MPa (28 hari). Hal ini terjadi
karena adanya rongga-rongga yang terbentuk disebabkan penggunaan batu bata bekas. Untuk persentase
antara 0 hingga 30%, limbah tersebut tergolong kualitas A dan untuk persentase 40%, termasuk kualitas B
sesuai SNI.[1]. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tengku Muhammad Fahri dan Johannes Tarigan
dengan judul “Penggunaan Crum Rubber Pada Pembuatan Paving Blok”. Berdasarkan hasil analisis dan
hasil tes pada beberapa subjek tes, makaDapat disimpulkan bahwa ketahanan benturan material
wadahCampuran karet remah lebih tinggi dibandingkan tanpa campuran karet remah, inimenunjukkan bahwa
bahan yang dicampur dengan karet granul mempunyai kemampuan menyerapbeban dinamis dan dapat
menahan dispersi terak. Kekuatan tekan materialCampuran remah karet untuk semua variasi percobaan
menunjukkan semakin banyak Kadar campuran karet remah yang tinggi akan menciptakan kuat tekan paver.
menjadi lebih lemah. Tambahkan campuran karet remah di semua variasi pengujian menunjukkan bahwa
semakin tinggi kandungan granul karet maka semakin rendah nilainyaKepadatan serapan air kering pada
campuran karet remah akan berkurang. Beratpaver dengan campuran remah karet untuk semua tingkat
variasimenurun ketika lebih banyak remah karet ditambahkan ke paver. [2]. Dari penelitian Anggi dkk
dengan judul “Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Paving Blok”. Menurut
tes paving stone ditambah fly ash sebanyak 5%, 10%, 15%, 20% berat semen pada 4 (empat) jenis bahan
komponen yang diuji, bisa disimpulkan sebagai berikut: Kesimpulan dari hasil pengujian tes. Kuat tekan
rata-rata paving stone bervariasi mulai dari 5%, 10%, 15%, 20% fly ash untuk 1 kg semen:4kg pasir:Fly ash
5% mempunyai kekuatan tekanan rata-rata 7,22 MPa, variasi per 1 kg semen :4kg pasir:kekuatan tekanan
mean fly ash 10% 8,1 MPa, variasi per 1 kg semen: 4kg pasir: Fly ash 15% mempunyai kekuatan tekanan
rata-rata sebesar 4,22 MPa, variasi per 1 kg semen :4kg pasir:Fly ash 20% mempunyai kuat tekan rata-rata
sebesar 9,34 MPa. abu dan memenuhi kualitas paver D sesuai peraturan SNI 03-06911996. Penentuan
variasi terbaik didasarkan pada hasil tes kekuatan tekanan batu paving, khususnya komposisi 1 kg semen:4kg
pasir:Fly ash 20% mempunyai nilai rata-rata 9,34 MPa dan memenuhi mutu perkerasan D sesuai peraturan
SNI 03-0691-1996. [3]. Berdasarkan hasil penelitian Azzam dkk dengan judul “Pengaruh Penambahan
Limbah Genteng Karang Pilang Sebagai Subtitusi Agregat Halus Pada Campuran Paving Block Terhadap
Kekuatan Tekan Dan Daya Serap”. Nilai kuat tekan rata-rata batu paving tertinggi pada perubahan
campuran normal umur 28 hari yaitu 12,07 MPa, perubahan campuran 5% sebesar 7,73 MPa, perubahan
campuran 5% 10% sebesar 7,14 MPa dan variasi komposit 15% sebesar 5,96. MPa. Dalam studi ini, target
rencana kualitas sebesar 20 MPa tidak dipatuhi. Penggunaan agregat halus sebagai pengganti batu bata
bekas Karang Pilang mempunyai efek menurunkan nilai kuat tekan rata-rata batu paving..[4]. Penelitian yang
dilakukan oleh Sudarno dengan judul “Pemanfaatan Limbah Plastik Untuk Pembuatan Paving block”, Dari
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

hasil tes atau uji dideskripsikan bahwa komposisi campuran paving terdiri dari 50% resin dan 50% kerikil
dengan nilai kekuatan tekanan tertinggi adalah 50,97 MPa. Sehingga variasi mix ini boleh direkomendasikan
untuk dijual membelinya untuk digunakan dalam pekerjaan jalan. Seperti halnya semua campuran paving
lainnya sampah plastik yang diuji hanya diidentifikasi sebagai tipe A dan B dalam standar.SNI. Pada
campuran 100% (plastik) tipe B terdapat hambatan sebesar 31,71 MPa dan 50% (plastik):50% (kerikil) kelas
A, 50,97 MPa, 80% (plastik):20% (kerikil) tipe B, 24,38 MPa,60% (plastik):40% (kerikil) kelas A, 49,45
MPa dan 40% (plastik):60% (kerikil) tipe A,39,77 MPa. Nilai kuat lentur rata-rata berturut-turut adalah 7,57
MPa, 1,89 MPa, 2,82 MPa, 1,73 MPa.dan 2,13 MPa. Berdasarkan hasil korelasi, kuat tekan dan kuat lentur
mempunyai nilai tertinggi terpendek. Berdasarkan hasil analisa, hitunglah biaya pembuatan batu paving
biasa dan batu paving sampah plastik, paling ekonomis dengan campuran 50%:50%. Orang dengan standar
kualitas dan kuat tekan 50,97 MPa, dengan harga Rp 5.000.000. 139.031,83. per m2. [5]. Penelitian yang
dilaksanakan oleh Aceng dkk dengan judul “Penggunaan Agregat Halus EX Paving Block untuk Campuran
Beton”. Agregat perkerasan jalan mempunyai kandungan lumpur yang cukup tinggi. Saran untuk studi
selanjutnya agar agregat batu ubin besar yang sudah mengembang dibersihkan terlebih dahulu agar kadar
lumpurnya berkurang hingga batas yang dapat diterima. Karena penggunaan agregat batu ubin besar dalam
campuran beton cenderung menghasilkan kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan
agregat biasa, maka jika ingin menggunakan agregat batu ubin besar dalam campuran beton, sebaiknya
gunakan jumlah yang sedikit dalam perhitungan desain campuran. nilai koefisien air-semen dan dalam
pelaksanaannya menggunakan bahan aditif seperti plasticizer atau superplasticizer. [6]. Penelitian yang
dilakukan oleh Ilham Adji Sucahyo yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sebagai
Campuran Paving Block (Ditinjau Dari Kuat Tekan dan Resapan Air)”. Persentase kekuatan tekanan masing-
masing benda uji adalah : Normalnya 271,80 kg/cm2, 5% adalah 205,12 kg/cm2, 10% adalah 102,57
kg/cm2, 15% adalah 76,92 kg/cm2 dan 20% adalah 64,11 kg/cm2. Paver lantai dengan kode benda uji
Normal tergolong mutu Kelas B dengan kuat tekan 271,80 kg/cm2 (22,13 Mpa), benda uji kode 5 dengan
kuat tekan 205, 12 kg/cm2 (16,70 Mpa) tergolong dalam mutu kelas B. Sedangkan untuk batu paving
dengan penambahan arang kelapa 10 sd 20% tidak termasuk dalam baku mutu kuat tekan batu paving,
karena nilai kuat tekannya lebih rendah dari baku mutu kuat tekan batu paving (SNI 03 -0691-1996).[7].
Menurut penelitian Sudarno dengan judul “Pemanfaatan Limbah Plastik Untuk Pembuatan Paving block”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa komposisi campuran paving stone yang
terdiri dari 50% aspal dan 50% kerikil mempunyai nilai kuat tekan tertinggi yaitu 50,97 MPa. Oleh karena
itu, komposisi campuran ini dapat direkomendasikan secara komersial untuk digunakan dalam konstruksi
jalan. Dari seluruh paving stone sampah plastik varian campuran yang diuji, ternyata hanya tipe A dan B
yang masuk standar SNI. Pada campuran 100% (plastik) varian tipe B, dengan kekuatan 31,71 MPa, dan
50% (plastik):50% (kerikil) kelas A, 50,97 MPa, 80% (plastik):20% (kerikil) kelas B, 24,38 MPa, 60%
(plastik):40% (kerikil) kelas A, 49,45 MPa dan 40% (plastik):60% (kerikil) tipe A, 39,77 MPa. Nilai kuat
lentur rata-rata berturut-turut adalah 7,57 MPa, 1,89 MPa, 2,82 MPa, 1,73 MPa, dan 2,13 MPa. Berdasarkan
hasil korelasi, kekuatan tekanan dengan nilai tertinggi mempunyai kekuatan lentur terendah. Menurut data
perhitungan analisis harga jual paving stone biasa dan paving stone sampah plastik, maka campuran yang
paling ekonomis adalah 50% :50%. tergolong standar mutu A, kuat tekan 50,97 MPa. [8].Penelitian yang
dilakukan oleh Mulyati dengan judul “Pembuatan Paving Block Menggunakan Cetakan Manual Dengan
Pemadatan Berlapis Untuk Pengujian Kuat Tekan Dan Penyerapan Air”. Pembuatan batu paving dengan
cetakan manual dengan metode pengempaan multi lapis dapat meningkatkan kekuatan tekanan serta
menurunkan kemampuan absorpsi air pada batu paving. Kekuatan tekanan tertinggi sebesar 19,15 MPa dan
daya serap air terendah pada batu paving sebesar 10,6% dicapai pada saat pemadatan 4 lapis. Dari perlakuan
pemadatan lapisan dapat diketahui bahwa semakin banyak lapisan yang dipadatkan maka kuat tekannya
semakin tinggi dan daya serap air dari batu paving yang dihasilkan semakin rendah.. [9]. Penelitian yang
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

dilakukan oleh Chandra Wijaya dkk dengan judul “Penentuan Komposisi Lapisan Paving Block Untuk
Mendapatkan Kuat Tekan Yang Optimal”. Berdasarkan hasil penelitian eksperimen batu paving menemukan
itu bandingkan ketebalan lapisan bawah dan lapisan atas (3 cm:3 cm) hasil kuat tekan rata-rata tertinggi yaitu
hingga 368kg/cm2. Saat itu bandingkan ketebalan lapisan bawah dan lapisan atas (2 cm:4 cm) menghasilkan
kuat tekan rata-rata paling rendah yaitu hingga 302kg/cm2. Menurut pengujian analisis bahan baku yang
dihitung, kami melihat Kerjasama komponen paving stone di atas rasio ketebalan lapisan (3
cm:3cm)memiliki biaya per partikel 7,3% lebih tinggi dari komposisi optimal untuk kuat tekan dan 34%
lebih rendah dari bahan-bahan ketahanan aus yang optimal. [10]

METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi Mendapatkan Bahan Penelitian


Adanya butiran halus pada penerapan penelitian ini berupa pasir dimana berasal dari aliran
Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Material Agregat

Gambar 2. Serbuk Genteng Beton


Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

2. Alat dan Bahan

Berdasarkan riset yang diterapkan oleh penulis adapun alat-alat yang digunakan oleh penulis yaitu :
a) Saringan, berfungsi menyaring pasir dalam proses analisa saringan pasir lolos ayakan dengan
ukuran 4.75 mm serta mampu ditahan pada ayakan No. 200.
b) Timbangan yang digunakan sebagai alat perhitungan bobot pasir pada tahapan pemeriksaan bobot
kategori pasir.
c) Gelas Ukur.
d) Piknometer sebagai alat yang berfungsi dalam memeriksa bobot jenis pasir.
e) Ovensebagai alat yang berguna dalam pengeringan pasir hingga pasir kering tanur sampai
tingkat kadar air dapat diketahui.
f) Cetakan paving block.
g) Mesin uji kuat tekan (Concrette Compression Machine).
h) Sekop dan scndok semen.
i) Ember
j) Talam
k) Seperangkut peralatan kunci
l) Tabung le chatelier
m) Bak perendam
n) Kamera (dokumentasi)

3. Karakteristik Material
a) Memeriksa Kadar Air Agregat Halus
b) Tahap pengujian berat volume agregat halus
c) Menguji kadar lumpur agregat halus
d) Memeriksa berat jenis dan penyerapan agregrat halus
e) Pengujiab analisis ayakan agregat halus.
f) Pemeriksaan kadar zat organic
g) Pengujian berat jenis semen
h) Air
4. Mix Design
Dalam penelitian ini komposisi perbandingan pasir dan semen yang di gunakan 1:3 dengan persentase
Serbuk genteng yaitu 0%, 5%, 10%, dan 15% terhadap agregat halus.
5. Perawatan Paving Block
Setelah paving blok tercetak, letakkan paving blok di bagian tempat yang teduh dan bukan terkena sinar
mataharii langsung. Dengan cara membasahinya dengan air setiap pagi sampai paving blok berumur 28
hari, siap diuji kekuatan tekan dan serapan airnya.
6. Pengujian Paving Block
a) Pemeriksaan kekuatan tekan paving block
b) Pemeriksaan serapan air paving block
c) Pemeriksaan berat jenis
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

OLAH DATA DAN BAHASAN

a. Karakteristik Agregat Halus


Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi sumber agregat hals yang
digunakan. Lab Struktur dan Material Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Paulus Indonesia
melakukan pengujian terhadap karakteristik agregat halus. Meliputi penelitian tentang kadar air,
kandungan cairan pengeboran, bahan organik, dan analisis saringan. Ini juga mencakup penyelidikan
tentang kepadatan curah, berat jenis, dan penyerapan air. Di bawah ini adalah hasil uji dari pemeriksaan
yang dilakukan yaitu:

Tabel 1. Hasil Tes Kekuatan Tekan paving block

1 Kadar Air 3,952 % 3,00 % - 5,00 % Memenhi


2 Kadar Organik No.1 < No.3 Memenhi
3 Kadar Lumpur 4,167 % 0,20 % - 6,00 % Memenhi
4 Berat Jenis SSD 2,678 1,60 – 3,20 Memenhi
5 Absorpsi (Serapan) 0,960 % 0,20 % - 2,00 % Memenhi
6 Massa Volume Padat 1,587 kg/m³ >1,200 kg/m3 Memenhi
7 Massa Volume Gembur 1,411 kg/m³ >1,200 kg/m3 Memenhi
8 Modulus Kehalusan 2,960 2,20 – 3,10 Memenhi
Persentase lolos Komu-

100
80
latif (%)

60
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Ukuran Saringan (mm) BATAS ATAS
BATAS BAWAH
Gambar 3. Grafik karakteristik Pasir

b. Kekuatan Tekanan paving block


Prosedur pengujian dilaksanakan bersumber dari SNI 03-0691 tahun 1996. Sampel diberi
tekanan sampai terpecah dengan mesin penekan yang kecepatannya bisa diatur. Kekuatan tekan bisa
di artikan sebagai ketahanan maksimal yang diukur dari sampel uji paving blok ke beban aksial

Tabel 2. Rekap pemeriksaan Kekuatan tekan Paving blok


Kode No Berat Luas Kekuat an Rata-
Serbuk Beban
Sampel Sampel Kering Penampang Tekan rata
Genteng (N)
Uji Uji (Kg) (mm2) (Mpa) (Mpa)
0% PBKT 0% 1 3,37 345000 20000 17,250 17,500
2 3,4 355000 17,750
3 3,38 345000 17,250
4 3,36 350000 17,500
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

5 3,37 355000 17,750


1 3,26 335000 16,750
2 3,28 330000 16,500
5% PBKT 5% 3 3,28 335000 20000 16,750 16,650
4 3,26 330000 16,500
5 3,25 335000 16,750

1 3,27 315000 15,750


2 3,26 320000 16,000
10% PBKT 10% 3 3,26 315000 20000 15,750 15,800
4 3,27 320000 16,000
5 3,25 310000 15,500
1 3,27 290000 14,500
2 3,25 295000 14,750
15% PBKT 15% 3 3,25 310000 20000 15,500 14,900
4 3,26 295000 14,750
5 3,27 300000 15,000

18
17.50
17.5
17
16.65
16.5
KUAT TEKAN (MPa)

16 15.80
15.5
15 14.90

14.5
14
13.5
PBKT 0% PBKT 5% PBKT 10% PBKT 15%

VARIASI BENDA UJI

Gambar 4. Grafik kekuatan tekan paving blok

Dari grafik diperoleh kekuatan tekan, paving blok versi 0% adalah 17,50, 5 % sebesar 17,50, 5
% sebesar 16,65, 10 % sebesar 15,80 %, 15 % sebesar 14,90 % berdasarkan SNI 03-0691 tahun 1996
variasi 0 % masuk pada kategori mutu B, varasi 5 % dan 10 % dan 15 % berada pada kategori bagus
C.
c. Penyerapan Air
Daya serap air paving blok adalah bagian kandungan air pada paving blok yang menembus pori-pori
paving blok. Uji serapan paving blok dilakukan pada hari ke 28.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil perhitungan penyerapan (arbsorpsi) paving block

Serbuk Kode No. Massa Massa


Genteng Sampel Sampel Basah Kering Serapan Rata-
[Kg] Oven rata
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

[Kg]

1 3,55 3,49 1,719


2 3,54 3,48 1,724
0% PBPA 0% 3 3,56 3,5 1,714 1,718
4 3,55 3,49 1,719
5 3,56 3,5 1,714
1 3,54 3,48 1,724
2 3,52 3,47 1,441
5% PBPA 5% 3 3,56 3,48 2,299 1,901
4 3,53 3,46 2,023
5 3,54 3,47 2,017

1 3,51 3,43 2,332


2 3,52 3,45 2,029
10,0% PBPA 10% 3 3,50 3,43 2,041 2,094
4 3,52 3,45 2,029
5 3,50 3,43 2,041
1 3,47 3,4 2,059
2 3,49 3,41 2,346
15% PBPA 15% 3 3,48 3,4 2,353 2,289
4 3,49 3,41 2,346
5 3,50 3,42 2,339

2.50 2.289
PENYERAPAN (%)

2.094
2.00 1.901
1.718
1.50

1.00

0.50

0.00
PBPA 0% PBPA 5% PBPA 10% PBPA 15%

VARIASI BENDA UJI

Gambar 5. Grafik Penyerapan Air Paving Block

Grafik presentase absorpsi air pada paving block, disimpulkan bahwa presentase penyerapan
paving block 0% (1,718%) lebih besar dibandingkan variasi paving block yaitu variasi 5%
(1,901%) variasi 10% (2,094%), dan paving block variasi 15% (2,289%), semakin besar
penambahan variasi serbuk genteng beton dapat menyebabkan penyerapan paving block semakin
bertambah. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 dari hasil pengujian menunjukan paving block
termasuk mutu B dengan Persyaratan Penyerapan 6%
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

d. Berat Jenis Paving Block


Berat benda uji paving blok dibagi volumenya, dinyatakan dalam kg/m3, menghasilkan
berat volumetric paving blok.
Tabel 4. Rekapitulasi perhitungan berat volume paving block
Serbuk Kode No. massa Massa
Genteng Sampel Sampel Kering Volume Jenis Rata-
Uji uji [Kg] [m3] [Kg/m3] rata
1 3,49 2181,3
2 3,48 2175,0
0% PBPA 0% 3 3,5 0,0016 2187,5 2182,500
4 3,49 2181,3
5 3,5 2187,5
1 3,48 2175,0
2 3,47 2168,8
5% PBPA 5% 3 3,48 0,0016 2175,0 2170,000
4 3,46 2162,5
5 3,47 2168,8
1 3,43 2143,8
2 3,45 2156,3
10,0% PBPA 10% 3 3,43 0,0016 2143,8 2148,750
4 3,45 2156,3
5 3,43 2143,8

1 3,4 2125,0
2 3,41 2131,3
15% PBPA 15% 3 3,4 0,0016 2125,0 2130,000
4 3,41 2131,3
5 3,42 2137,5

2,190
2182.500
2,180
BERAT JENIS (Kg/m3

2170.000
2,170
2,160
2148.750
2,150
2,140
2130.000
2,130
2,120
2,110
2,100
PBPA 0% PBPA 5% PBPA 10% PBPA 15%

VARIASI BENDA UJI


Gambar 6. Grafik Berat Jenis Paving Block
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

Dari grafik didapatkan bahwa penurunan berat volume seiring dengan kenaikan persentase
serbuk genteng. Penurunan ini di sebabkan karena serbuk genteng beton memiliki berat jenis
yang lebih kecil di banding dengan pasir yang menyebabkan kerapatan lebih kecil.

e. Pembahasan Hasil Pengujian.


Penggunaan serbuk genteng beton sebagai bahan subtitusi pasir campuran Paving block
menyebabkan penuran pada kuat tekan, dan berat jenis tetapi menaikkan penyerapan air terhadap
paving block:
1) Dari hasil uji tekan Paving Block didapatkan variasi 0%(kontrol) variasi 0% sebesar (17,50
Mpa), 5% sebesar (16,65 Mpa), 10% sebesar (15,80 Mpa), 15% sebesar (14,90 Mpa). Dengan
demikian variasi 15% memiliki nilai kuat tekan paling rendah namum masih memenuhi standar
mutu C pada SNI 03-091-1996.
2) Dari pembuktian tes persentase absorpsi air pada paving blok dengan variasi 0%(kontrol), 0%,
5%, 10%, 15% menunjukkan adanya penurunan penyerapan sebesar 1,718%, 1,901%, 2,094%,
2,289%.
3) Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa nilai berat jenis paving block variasi 0%(kontrol)
didapatkan 0% (2182), 5% (2170), 10% (2148), 15% (2130).
4) Sejalan dengan penelitian yang dilakukan maka persentase penyerapan air pada paving blok
akan meningkat sehingga menyebabkan penurunan kekuatan tekan

KESIMPULAN

a. Terdapat variasi pemanfaatan serbuk genteng sebagai alternatif mengganti agregat kassar pada batu
paving blok 0 %, 5 %, 10 %, dan 15 %, terhadap kekuatan tekan, dengan nilai (0%) 17,50, (5%)
16,65, (10%) 15,80 Mpa (15%) 14,90 serapan dengan nilai (0%)1,718, (5%)1,901, (10%)2,152,
(15%)2,171. dan berat jenis dengan nilai 0% (2182), 5% (2170), 10% (2148), 15% (2130).
b. menurut hasil pengujian yang sudah di laksanakan pada pengujian kuat tekan mengalami
penurunan, pengujian penyerapan (absorpsi) air mengalami penaikan dan berat jenis mengalami
penurunan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] P. Pratikto and G. A, “Pemanfaatan Limbah Genteng Beton Pada Paving Block,” Constr. Mater. J., vol.
1, no. 1, pp. 36–45, Mar. 2019, doi: 10.32722/cmj.v1i1.1327.
[2] T. Muhammad Fahri and J. Tarigan, “Penggunaan Crum Rubber pada Pembuatan Paving Blok,” J.
Syntax Admiration, vol. 2, no. 3, pp. 523–533, Mar. 2021, doi: 10.46799/jsa.v2i3.192.
[3] A. Harystama, M. A. S. Al Fathoni, and A. Azizi, “Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash)
Terhadap Kuat Tekan Paving Block,” CIVeng J. Tek. Sipil Dan Lingkung., vol. 1, no. 1, Dec. 2020, doi:
10.30595/civeng.v1i1.9287.
[4] Mahasiswa Manajemen Rekayasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang and A. S.
Bagio, “Pengaruh Penambahan Limbah Genteng Karang Pilang Sebagai Subtitusi Agregat Halus Pada
Campuran Paving Block Terhadap Kekuatan Tekan Dan Daya Serap,” J. JOS-MRK, vol. 2, no. 1, pp.
104–110, Mar. 2021, doi: 10.55404/jos-mrk.2021.02.01.104-110.
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKIPaulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 2023

[5] S. Sudarno, “Pemanfaatan Limbah Plastik Untuk Pembuatan Paving block,” J. Tek. Sipil Terap., vol. 3,
no. 2, p. 101, Sep. 2021, doi: 10.47600/jtst.v3i2.290.
[6] A. N. Majid, R. Roestaman, and S. Permana, “Penggunaan Agregat Halus Ex Paving Block untuk
Campuran Beton,” J. Konstr., vol. 19, no. 2, pp. 340–350, May 2022, doi: 10.33364/konstruksi/v.19-
2.924.
[7] I. A. Sucahyo, H. R. Agustapraja, and B. Damara, “Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sebagai
Campuran Paving Block (Ditinjau dari Kuat Tekan dan Resapan Air),” UKaRsT, vol. 4, no. 1, p. 1, Apr.
2020, doi: 10.30737/ukarst.v4i1.708.
[8] S. Sudarno, “Pemanfaatan Limbah Plastik Untuk Pembuatan Paving block,” J. Tek. Sipil Terap., vol. 3,
no. 2, p. 101, Sep. 2021, doi: 10.47600/jtst.v3i2.290.
[9] M. Mulyati, “Pembuatan Paving Block Menggunakan Cetakan Manual Dengan Pemadatan Berlapis
Untuk Pengujian Kuat Tekan Dan Penyerapan Air,” Rang Tek. J., vol. 6, no. 1, pp. 220–228, Jan. 2023,
doi: 10.31869/rtj.v6i1.2910.
[10]C. Wijaya, M. E. Sianto, and L. J. Asrini, “Penentuan Komposisi Lapisan Paving Block Untuk
Mendapatkan Kuat Tekan Yang Optimal,” vol. 17, no. 1, 2018.

Anda mungkin juga menyukai