Anda di halaman 1dari 13

Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529

Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613


Volume X Issue X, Bulan 202X

“Pengaruh Aktivator NaOH (Natrium Hidroksida) Dan Na2 SiO3


(Sodium Silicate) Terhadap Beton Polimer”
Cakra Ekajaya Jagat Basongan *1, Jonie Tanijaya*2, Benny Kusuma *3
*1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar,
Indonesia, cakrabasongan@gmail.com *1
*2
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar,
Indonesia, jonie.tanijaya@gmail.com*2
*3
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar,
Indonesia, kusumab06@yahoo.com *3

Corresponding Author: pcej.civil@ukipaulus.ac.id

Abstrak
Kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia terus mengalami kemajuan yang berdampak baik
maupun buruk pada kehidupan sehari-hari. Beton, bahan bangunan tahan lama yang terbuat dari
air, semen, agregat halus, dan agregat kasar, terkenal dengan kekuatan dan kekerasannya yang
seperti batu. Polimer awalnya ditambahkan ke beton dalam upaya untuk mengurangi porositasnya,
yang dapat melemahkan kekuatan beton. Penggunaan polimer dalam beton telah memberikan
kemajuan yang cukup besar sepanjang waktu, termasuk penggunaan perekat semen Portland untuk
meningkatkan kinerja beton dan bahkan kemungkinan untuk mengganti penggunaan semen secara
keseluruhan dengan polimer sebagai perekat. Dalam penelitian ini beberapa jenis pengujian
dilakukan untuk menganalisis karakteristik beton rencana dengan kekuatan 40 Mpa dengan
penggunaan sampel uji berbentuk silinder dengan ukuran dimensi 15 cm x 30 cm sebanyak total
60 unit. Pengujian meliputi uji kuat tekan, uji kuat tarik belah, dan uji modulus elastisitas. Setelah
melewati umur 28 hari, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kuat tekan yang
diperoleh adalah sekitar 40,387 MPa dan 40,198 MPa. Selain itu, nilai rata-rata kuat tarik belah
pada umur 28 hari adalah sekitar 4,034 MPa dan 3,940 MPa. Sementara itu, secara berturut-turut
terukur sebesar 29.900,570 MPa dan 29.125,940 Mpa untuk nilai modulus elastisitas.
Kata Kunci: beton polimer, kuat tekan, kuat tarik belah, modulus elastisitas

Abstract
Technology is always evolving in human existence, which has both positive and negative affects on
day-to-day living. Concrete, a long-lasting building material made of water, cement, fine
aggregate, and coarse aggregate, is renowned for its strength and stone-like hardness. Polymers
were initially added to concrete in an effort to reduce its porosity, which may otherwise weaken
the material. However, the objective has now evolved rapidly, seeking to enhance concrete
performance by employing polymers as adhesives and potentially replacing cement entirely. 60
cylinders with dimensions of 15 cm in diameter and 30 cm in height were utilized in the study.
Various tests were conducted, including compressive strength, tensile strength, and elasticity
modulus tests, utilizing a 40 MPa concrete mix. The study yielded compressive strength values of
40.387 MPa and 40.198 MPa at 28 days, while the tensile strength averaged 4.034 MPa and
3.940 MPa at the same age. The modulus of elasticity was determined as 29,900.570 MPa and
29,125.940 MPa, respectively.
Keywords: polymer concrete, compressive strength, tensile strength, modulus of elasticity

1
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

PENDAHULUAN
Pada mulanya, penambahan polimer ke dalam beton bertujuan untuk mengurangi porositas yang dapat
mempengaruhi kekuatan beton. Saat ini, tujuan tersebut telah mengalami perkembangan dengan fokus
pada peningkatan kinerja beton melalui penggunaan perekat semen Portland yang mengandung polimer
bahkan bahan perekat. Terdapat dua jenis bahan polimer yaitu NaOH dan Na2SiO3 yang digunakan
sebagai bahan pembentukan beton pengganti daripada semen. Bahan polimer ini menghasilkan beton
polimer yang memiliki kemampuan dalam hal kekuatan yang tinggi, terutama dalam hal sifat fisik secara
umum
Gabungan yang digunakan dalam penelitian pada beton geopolymer dengan rasio sama antara fly ash tipe
F dan slag dan diaktivasi menggunakan NaOH dan Na2SIO3. Dalam beton geopolimer tersebut,
menunjukkan bahwa pada tingkat molaritas 16M dari penggabungan dicapai nilai 65,17 Mpa untuk
kekuatan tekan tertinggi. Sementara itu, kekuatan tekan terendah dengan nilai sebesar 51,7 MPa teramati
pada tingkat molaritas 8M. Adapun diketahui bahwa terjadinya proses polimerisasi dan polikondensasi
yang optimal dapat meningkatkan kekuatan tekan melalui metode curing oven selama 24 jam. Dan pada
pemanfaatan alkali activator pada beton geopolymer sebagai pengikat dibanderol dengan harga 40% lebih
tinggi dari beton biasa karena biaya alkali activator yang relatif mahal Indonesia. [1].
Penelitian ini jika dibandingkan dengan beton biasa memiliki keunggulan dalam menghasilkan
karakteristik beton polimer yang lebih unggul. Sifat tahan terhadap air, tidak terpengaruh oleh sinar
ultraviolet, serta mampu bertahan dalam larutan agresif seperti bahan kimia dimiliki oleh Beton polimer
ini. Dalam penelitian ini, digunakan NaOH dan Na2SiO3 sebagai bahan untuk menciptakan beton
polimer dengan mutu yang telah ditentukan dengan judul: “Pengaruh NaOH dan Na2 Sio 3 Terhadap
Beton Polimer”. Adapun beberapa penelitian yang telah meneliti permasalahan terkait, diantaranya:
Kuat tekan dengan bahan dasar fly ash pada beton geopolymer, penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian eksperimental, menggunakan enam silinder untuk memeriksa total spesimen uji 10/20. Pada
hari ke-14 dan ke-28 spesimen akan diuji pada dua umur beton tersebut. Hasil penelitian pada kuat tekan
beton geopolymer menunjukan peningkatan yaitu 19,45 Mpa (hari ke-14) menjadi 22,99 Mpa (hari ke-
28). Benda uji yang diamati menunjukkan peningkatan 18,2% dalam kekuatan tekan beton geopolimer
dari waktu ke waktu. [2].
Hasil pengujian dari penggunaan rasio NaOH sebesar 0,5 dibandingkan dengan rasio 1,5 terhadap
kekuatan tekan menghasilkan kekuatan tekan yang lebih besar. Beton dengan kekuatan tekan yang besar
dapat dihasilkan dari metode pengeringan alami tanpa penggunaan mesin oven. Selain itu,
menggabungkan serat tikar diakui untuk meningkatkan daktilitas bahan geopolimer. [3].
Penilaian kekuatan dari efek penggunaan serat polypropylene dan fas pada beton. Sampel uji yang
digunakan untuk mengukur kekuatan tekan, digunakan bentuk kubus ukuran 15 cm 3. Sedangkan pada uji
kekuatan tarik, digunakan silinder dimensi 15 x 30 cm. Adapun pada penilaian kekuatan elastis dilakukan
menggunakan balok ukuran 10 x 10 x 40 cm. [4].
Penggabungan activator alkali yang memberikan efek pada karakteristik mortar geopolymer HCFA,
dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa kuat tekan cenderung menurun jika semakin besar
perbandingan alkali activator. [5].
Tambahan fly ash digunakan pada perkerasan kaku dengan kuat tekan beton geopolymer yang sesuai,
menunjukkan bahwa pada pengujian perkerasan kaku dengan menggunakan aditif dalam campuran beton
geopolymer korosi akibat terkena air laut dan air PDAM pada tulangan dapat diminimalkan. Selain itu,

2
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

perolehan nilai kuat tekan dari perendaman dalam air PDAM menyebabkan geopolimer lebih rendah
dibandingkan dengan direndam dalam air laut. [6].
Dengan perendaman dalam air laut serta menggunakan penambahan semen instan dengan tujuan
memperoleh kuat tekan beton rencana. Teknik pencampuran yang digunakan mengikuti standar yang
diuraikan dalam SNI dengan kualitas K300. Untuk mengevaluasi kekuatannya dimasukkan mortar utama
semen dimensi 153cm, mulai dari 0% hingga 100% dari berat semen. Kekuatan beton dinilai setelah
periode pengujian 28 hari. [7].
Variasi molaritas yang diperoleh dari NaOH dan Alkali sebagai activator beton geopolymer, diketahui
dari kombinasi rasio NaOH dan Na2SiO3 yang berbeda pada konsentrasi NaOH 10M, 12M, dan 14M:
25,81 Mpa, 27,00 MPa, dan 28,98 MPa. Secara simultan, karakteristik tekan diukur pada 24,32 Mpa,
24,67 Mpa, dan 26,58 Mpa. Rasio molaritas dan alkali activator menunjukkan hasil pengaruh yang
signifikan terhadap kuat tekan dan kemampuan kerja beton geopolymer. Rasio aktivator alkali yang lebih
tinggi menghasilkan kekuatan tekan yang berkurang sementara, molaritas yang lebih tinggi menyebabkan
peningkatan kekuatan tekan. [8].
Dalam membuat beton yang inovatif dan berkualitas tinggi dengan bahan ramah lingkungan. untuk
mencapai kekuatan tekan yang diinginkan dan meminimalkan dampak lingkungan, desain beton
melibatkan penggunaan bahan tambah bubuk bata (15%), abu ampas tebu (5%), dan terak baja (30%) dari
agregat kasar. Selain itu, pendekatan ini menawarkan keuntungan dari keberlanjutan, kesederhanaan,
efisiensi, keramahan lingkungan, dan efektivitas biaya. Dengan menggabungkan serbuk bata, abu ampas
tebu, terak baja, dan Vica Viscocrete 1003. [9].
Digunakan activator dengan proporsi 1:2,5 dan konsentrasi 8M yaitu NaOH dan Na2SiO3. Dalam
memperpanjang waktu pengaturan, pendekatan yang digunakan adalah dengan menurunkan suhu larutan
activator dan membandingkannya dengan suhu ruang. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa
pendinginan larutan di bawah 0 ° C menghasilkan pengurangan atau perlambatan waktu pengaturan
hingga 50,31% atau setara dengan dua kali waktu pengaturan aktivator yang diamati pada suhu ruang.
[10].
Dilakukan evaluasi dengan variasi molaritas NaOH 6M, 10M, 12M dengan rasio aktivator 5:2 terhadap
karakteristik mekanik beton geopolimer. Diperoleh hasil 56,79 Mpa untuk kuat tekan, 2,63 Mpa untuk
kuat tarik 28375,28 MPa modulus elastisitas, dan 4,70 MPa untuk modulus pecah yang paling baik pada
pengujian 28 hari dengan tingkat molaritas 12M. Beberapa aspek beton yang dinilai, termasuk kekuatan
tekan, kekuatan tarik, kekuatan lentur, modulus elastisitas, waktu pengaturan, dan modulus pecah. Uji
kemampuan kerja menunjukkan nilai kemerosotan beton geopolimer 13-17cm, dengan waktu ikatan
berkisar antara 45-50 menit untuk setiap variasi. [11].

METODOLOGI
A. Lokasi Material dan Waktu Penelitian
Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat merupakan tempat dari sumber material yakni agregat halus
dan kasar yang digunakan. Agregat tersebut diambil dengan menggunakan peralatan yaitu sekop terutama
untuk mengambil agregat halus. Pendekatan penelitian yang diterapkan adalah metode eksperimental
dengan menguji karakteristik material, seperti kekuatan tekan, kekuatan tarik belah, dan modulus
elastisitas.

3
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

B. Alat Dan Bahan Penelitian


1. Bahan Pembuatan Benda Uji
Adapun komponen yang akan dimanfaatkan, meliputi:
a) Activator (NaOH dan Na2SiO3)
b) Agregat halus dari Kabupaten Manokwari Papua Barat, Distrik Manokwari, Sungai Maruni.
c) Agregat kasar dari Kabupaten Manokwari Papua Barat, Distrik Manokwari, Sungai Maruni.
d) Air sumur bor dari Laboratorium tempat penelitian.
2. Alat Pembuatan Benda Uji
Laboratorium yang berfungsi sebagai lokasi penelitian sekaligus sebagai tempat peralatan yang akan
digunakan dalam kajian. Adapun berikut adalah alat yang dipakai diantaranya timbangan digital
berkapasitas 150 kg dan 1000 gr, timbangan neraca oven, ayakan, mesin penggetar ayakan, dan
kerucut abrams, mixer/molen, cetakan silinder, bak perendaman dan mesin pengujian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam memperoleh data yakni:
1. Data primer dan data sekunder penelitian
Proses pengumpulan melibatkan dua jenis informasi, yaitu data primer yang berupa agregat dalam
campuran benda uji, serta data sekunder yang mencakup informasi pembuatan benda uji dengan
menggunakan peralatan.
2. Pengujian karakteristik material
Pemeriksaan karakteristik pada material dimulai dengan fase persiapan, yang melibatkan kesiapan alat
dan bahan penelitian. Fase kedua adalah fase pemeriksaan bahan, yang mencakup pemeriksaan agregat
dan komponen lain.
3. Mix Design metode SNI
Berdasarkan analisis karakteristik material dan perhitungan mix design, direncanakan kekuatan tekan f
'c sebesar 40 MPa. Prosedur dalam tahapan ini mengikuti Metode Mix Design sesuai SNI 03-2834-
2000.
4. Trial Mix
Untuk mengevaluasi kecocokan antara kuat tekan yang diinginkan (f’c) dari rancangan komposisi
yang telah dibuat, dilakukan periode uji coba selama 3 hari dan 7 hari berupa pengujian campuran.
Jika nilai (f’c) (kuat tekan) yang diinginkan tercapai, langkah berikutnya adalah memproduksi benda
uji sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

5. Identifikasi dan pembuatan benda uji


Tahapan pengujian berdasarkan variabel kajian, digunakan silinder sebagai desain sampel benda uji
berukuran 150 mm x 300 mm. Nilai target yang direncanakan adalah 40 Mpa untuk kuat tekan (f’c).
Untuk mengukur konsistensi beton, dilakukan slump test dengan rentang nilai antara 30 hingga 60
mm. Pada tahan pembuatan dilakukan dengan metode eksperimental dengan jumlah pembuatan
sampel sebanyak 36 sampel.
6. Perawatan benda uji
Perawatan beton dilakukan pada tahap akhir pengerasan beton dengan tujuan agar mencapai kualitas
yang diinginkan dengan cara memantau suhu kelembapan beton sehingga tidak terjadi keretakan
akibat dari kehilangan air yang berlebihan. Beton mendapat perlakuan perawatan ketika beton telah
mencapai tahap pengerasan atau setelah bekisting beton dilepas, dengan tujuan memastikan kondisi
yang diperlukan bagi reaksi kimia dalam campuran beton tetap terjaga.
7. Pengujian benda uji
Pemeriksaan selama periode 3, 7, 21, dan 28 hari terhadap kekuatan tekan beton dilakukan setelah
perlakuan perawatan. Uji tarik belah pada benda uji beton dilaksanakan setelah perlakuan perawatan
selama 28 hari. Selain itu, sesuai dengan standar ASTM C 469-94 pemeriksaan modulus elastisitas
beton juga dilakukan setelah benda uji menjalani perlakuan perawatan selama 28 hari.
D. Variabel Penelitian
Pengujian terhadap beton polimer berupa uji kekuatan dari segi tekan, tarik belah dan modulus elastisitas
menjadi metode dalam pengujian yang akan dilakukan dalam analisis data dari survei penelitian.
E. Metode Analisis Data
Metode untuk analisis data yang digunakan melibatkan pengujian terhadap objek uji sebagai bagian dari
proses penelitian.
1. Pengujian Terhadap Kuat Tekan
2. Pengujian Terhadap Tarik Belah
3. Pengujian Terhadap Elastisitas

PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN


A. PENGOLAHAN DATA
1. Mix Design
Tabel 1 berikut menyajikan informasi mengenai susunan bahan campuran yang diperoleh dari analisis
material dan perhitungan mix design beton.
Tabel 1. Komposisi Campuran Beton Untuk 1 m3.
Komposisi Campuran dalam 1 m3
Agregat Halus WAH 579.87 kg/m3
Agregat Kasar WAK 1100.91 kg/m3
Semen Wsemen 524.6 kg/m3
Air Wair 204.6 kg/m3
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022

5
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

Perbandingan komposisi campuran beton untuk 1 m3:


524 , 6
Berat semen = =1
524 , 6
579 ,87
Berat agregat halus = = 1,105
524 , 6
1100, 91
Berat agregat kasar = = 2,099
524 , 6
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan diperoleh rasio perbandingan campuran yaitu dengan
perbandingan 1 : 1.105 : 2,099.
Tabel 2. Komposisi campuran untuk silinder besar
Komposisi Per Silinder Besar
3, 7, 21, 28(Hari) 1 4
Semen 2,24 8,95
70 : 30 Agregat Halus 3,53 14,13
Agregat Kasar 6,71 26,83
NaOH 0,480 1,92
Na2SiO3 0,480 1,92

2. Uji Kuat Tekan Beton


Pengujian dilakukan terhadap spesimen uji beton berupa kuat tekan dengan penggunaan alat dari mesin
uji kompresi, yang menerapkan gaya beban maksimal pada pengujian. Pengukuran kekuatan tekan beton,
dinyatakan dalam satuan kN, dimana benda uji telah menerima beban maksimum (P) ketika beton yang
diuji hancur atau runtuh. Berikut perhitungan untuk benda uji yang telah mencapai usia 28 hari.:
Diketahui; Diameter = 150 mm, Tinggi = 300 mm
Luas Penampang (A) = ¼ π D2 = ¼ π 1502 = 17662,5 mm2
Beban maksimum (P) = 730 kN = 730000 N
P 730000
Kuat Tekan = = = 41,331 N/mm2 = 41,331 MPa
A 17662,5
Beton diuji untuk kekuatan tekan dalam pengaturan laboratorium menggunakan spesimen sampel uji
silinder yang telah ditentukan pada beton berusia 7 dan 28 hari. Pada tabel 3 dan 4 berikut dijabarkan
hasil uji kuat tekan beton.
Tabel 3. Kuat Tekan Aktual (f'c) Beton Normal
Umur Beton Beban Kuat Tekan Rata-rata Kuat Tekan
Variasi A
(Hari) Maksimum (kN) Aktual (MPa) Aktual (MPa)
Normal 300 17662,5 16.985
3 270 17662,5 15.287 16.136
285 17662,5 16.136
455 17662,5 25.761
7 445 17662,5 25.195 25.855
470 17662,5 26.610
645 17662,5 36.518
21 675 17662,5 38.217 38.311
710 17662,5 40.198
28 730 17662,5 41,331 40,387

6
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

715 17662,5 40,481


695 17662,5 39,349
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022
Tabel 4. Kuat Tekan Aktual (f'c) Beton dengan NaOH dan Na2SiO3
Umur Beton Beban Kuat Tekan Rata-rata Kuat Tekan
Variasi A
(Hari) Maksimum (kN) Aktual (MPa) Aktual (MPa)
285 17662,5 16.136
3 275 17662,5 15.57 16.042
290 17662,5 16.419
430 17662,5 24.345
7 460 17662,5 26.044 25.383
455 17662,5 25.761
30:70
630 17662,5 35.669
21 670 17662,5 37.933 37.745
700 17662,5 39.632
700 17662,5 39632
28 725 17662,5 41047 40198
705 17662,5 39915
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022

40.387
38.311

37.745 40.198
25.855

25.383 Normal
16.136
30:70
16.042

0 5 10 15 20 25 30
Umur Beton

Gambar 2. Grafik Kuat Tekan Aktual


Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022
Berdasarkan perolehan dari tabel dan grafik diatas terjadi peningkatan rata-rata kuat tekan aktual dari
25,855 MPa hari ke-7 hingga 40,387 MPa hari ke-28 dari beton normal.
3. Uji Kuat Tarik Belah Beton
Pengujian dilakukan terhadap spesimen uji beton berupa kuat tarik belah dengan penggunaan alat dari
mesin uji kompresi, yang menerapkan gaya beban maksimal pada pengujian. Benda uji telah menerima
beban maksimum (P) ketika beton yang diuji hancur atau runtuh, adapun kekuatan tarik beton diukur
dalam satuan kN. Contoh hasil pengujian untuk benda uji Umur 28 Hari:
Diameter (D) = 150 mm
Panjang (L) = 300 mm
Beban Maksimal (P) = 290 kN = 290000 N

7
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

2P 2× 290000
Kuat Tarik Belah (ft) = = = 4,105 N/mm2 = 4,105 Mpa
πLD π × 300× 150
Beton diuji untuk kekuatan tarik belah dalam pengaturan laboratorium menggunakan spesimen uji
silinder yang telah ditentukan pada beton berusia 28 hari. Berikut dijabarkan pada Tabel 5 hasil uji tarik
belah beton yang dihitung menggunakan uraian sebelumnya.
Tabel 5. Kuat Tarik Belah Beton (Umur 28 Hari)
Beban Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Belah
Variasi
Maksimum (kN) Beton (MPa) Beton rata-rata (MPa)
300 4.246
Normal 275 3.892 4,034
280 3.963
265 3.751
30:70 280 3.963 3,940
290 4.105
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022
4. Uji Modulus Elastisitas Beton
ASTM C 469-94 digunakan sebagai acuan pada pengujian modulus elastisitas beton, dimana saat
melakukan tes ini, peralatan dipasang di atas beton yang akan dievaluasi untuk kekuatan tekan. Pada
setiap kenaikan 50 kN, selanjutnya pengambilan pembacaan dial indikator horizontal dan vertikal.
Dengan menggunakan benda uji berusia 28 hari dan ditentukan dengan menggunakan alat Mesin Uji
Kompresi dimana total dalam satuan kN dari gaya tarik tertinggi yang dapat diterapkan pada beton.
Perhitungan:
Tinggi awal beton = 300 mm
Pembacaan dial vertikal = 0,6
Luas Penampang (A) = 17662,5 mm2
Beban tertinggi (P) = 700 kN
Tegangan = 39,632
Penyelesaian:
Pembacaan dial vertikal 0,6
Strain vertical = = = 0,002000
Tinggi awal beton 300
P × 0,4 × 1000
S2 =
A
700 × 0,4 × 1000
=
17662,5
= 15,8528
S1 = Tegangan yang menghasilkan regangan pada 0,00005 di nilai Strain Vertical dengan hasi
interpolasi jika nilai 0,00005 berada di antara nilai strain vertical = 0,53079
E = Nilai diperoleh dari pembacaan tegangan pada nilai S2 di strain vertical, jika pembacaan pada
nilai S2 tidak ada di tegangan maka dilakukan interpolasi untuk mencari nilai tengah = 0,00054
S2 × S1.
=
ɛ2 - 0,00005 . 8

15,828 × 0,53097
=
0,00043 - 0,00005 .
= 31269,408 Mpa
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

45.000
Tegangan (MPa)

40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
0.000000 0.000500 0.001000 0.001500 0.002000 0.002500 0.003000
Regangan (ε)

Gambar 3. Grafik Hasil Modulus Elastisitas Beton Normal


Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022

45.000
Tegangan (MPa)

40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
0.000000 0.000500 0.001000 0.001500 0.002000 0.002500 0.003000

Regangan (ε)
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3

Gambar 4. Grafik Hasil Modulus Elastisitas Perbandingan 30:70


Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022

B. Pembahasan
Berdasarkan Tabel variasi dan Gambar 2 menunjukkan terjadinya penurunan nilai kuat tekan beton jika
semakin bertambah serat yang digunakan pada beton. Secara berurutan diperoleh nilai kuat tekan beton
yaitu 25.074 MPa, 24.153 MPa, 23.012 MPa, dan 22.006 MPa dari mutu rencana yaitu 25 Mpa dengan
variasi penambahan pada benda uji 28 hari masing-masing yaitu 0%, 1%, 1,5% dan 2%.
1. Kuat Tekan Beton
Disimpulkan bahwa nilai kuat tekan mengikuti seiring bertambahnya umur dari beton, sehingga dapat
dinyatakan bahwa nilai kuat tekan aktual berhubungan langsung dengan umur beton. Adapun pada beton
umur 3, 7, 21, dan 28 hari, nilai kuat tekan beton normal mengalami kenaikan dengan 16.136 Mpa,
25.855 Mpa, 38.311 Mpa, dan 40.387 Mpa. Dan untuk rasio 30:70, terjadi peningkatan yaitu 16.042 Mpa,
25.383 Mpa, 37.745 Mpa, dan 40.198 Mpa.

9
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

45 40.387
38.311
Kuat Tekan (MPa)
40
35 40.198
37.745
30 25.855
25
25.383 Normal
20 16.136
15 16.042 30:70
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30

2. Kuat Tarik Belah Beton

4.06
4.04 4.034
4.02
4
3.98
3.96
3.94
3.94
3.92
3.9
3.88

Normal 30:70

Berdasarkan perolehan, kuat tarik belah pada beton normal dan perbandingan 30:70 pada gambar 6
diketahui terjadi penurunan pada beton normal dan perbandingan 30:70 yaitu 4,034 Mpa dan 3,940 Mpa.
3. Hubungan Antara Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton
Perolehan data hari ke 28 menunjukkan bahwa kuat tekan beton normal dan perbandingan 30:70 adalah
40,387 MPa dan 40,198 MPa. Sementara itu, kekuatan tarik belah beton pada umur yang sama untuk
sampel beton normal dan perbandingan 30:70 memiliki rata-rata nilai sebesar 4,034 MPa dan 3,940 MPa.
Diketahui bahwa hubungan antara kuat tekan beton (f'c) dan kuat tarik (ft) menentukan rasio persentase
kekuatan tarik (ft) terhadap kuat tekan (f'c).
ft
Penyelesaian: Persentase Hubungan = × 100%
Kuat Tekan Beton 28 Hari 0 %
4,034
= × 100%
40,387
= 9,988%

10
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

Tabel 6. Persentase Antara Hubungan Kuat Tekan dengan Kuat Tarik Belah

Variasi Kuat Tekan Beton Persentase


ft (Mpa)
Aktivator 28 Hari (MPa) Hubungan (%)

Normal 40,387 4,034 9,988


30:70 40,198 3,940 9,865
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022
Mengacu dari tabel 6 persentase hubungan didapatkan nilai persentase pada beton normal dan
perbandingan 30:70 yaitu 9,988% dan 9,865%.
4. Hubungan Antara Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton
Keterkaitan antara kuat tekan dan modulus elastisitas dimana sesuai SNI 2847:2013 nilainya diwakili
oleh Ec = 4700√f'c dimana dalam mendapatkan rasio tegangan terhadap regangan didasarkan dari
korelasi kuat tekan beton dan modulus elastis. Dari hasil uji rata-rata nilai diketahui sebesar 40,387 Mpa
dan 40,198 Mpa untuk kuat tekan beton (f’c) pada beton normal dan perbandingan 30:70 umur 28 hari
dan didapatkan hasil uji modulus elastisitas beton (Ec) sebesar 29900,570 Mpa dan 29125,940 Mpa pada
rata-rata beton normal dan perbandingan 30:70.
Tabel 7. Hubungan Antara Kuat Tekan dengan Modulus Elastisitas Beton
Variasi Kuat Tekan Beton Modulus Elastisitas Teoritis
Ec (Mpa)
Aktivator 28 Hari (Mpa) (4700 √f ‘c)
Normal 40,387 29900,570 29868,861
30:70 40,198 29125,940 29798,890
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium, 2022
Dari gambar diatas diperoleh nilai modulus elastisitas teoritis (Ec) yaitu 29868,861 Mpa dan 29798,890
Mpa pada beton normal dan perbandingan 30:70.

KESIMPULAN
1. Hasil pengujian dari penggunaan NaOH dan Na2SiOH3 sebagai activator pada beton geopolymer
dengan perbandingan 30:70 menghasilkan nilai kuat tekan yaitu pada umur 3 hari (16,042 Mpa), 7 hari
(25,383 Mpa), 21 hari (7,745 Mpa), dan 28 hari (40,198 Mpa). Sedangkan pada perbandingan yang
sama pada uji kuat tarik belah beton menghasilkan 3,940 MPa. Selain itu, pada uji modulus elastisitas
beton menunjukkan nilai rata-rata sebesar 29125,940 MPa untuk perbandingan 30:70.
2. Berdasarkan hasil pengujian terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton
diketahui seiring berjalannya waktu, kekuatan tekan beton cenderung meningkat seiring bertambahnya
usia beton sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan NaOH dan Na2 SiO3
sebagai activator pada beton perbandingan 30:70.

SARAN
1. Untuk berikutnya disarankan menggunakan NaOH dan Na2 SiO3 dengan perbandingan 25:75 dan
35:65, untuk mengetahui apakah beton polimer bisa mengalami kenaikan mutu.

11
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

2. Diharapkan penelitian selanjutnya menambahkan superplasticizer untuk mengencerkan campuran saat


melakukan proses mix, dikarenakan campuran yang terlalu cepat mengeras.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dan kerjasama dari pihak lain. Oleh karena
itu kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung terwujudnya skripsi ini.
Segala kerendahan hati penulis, mengucapkan terima kasih khususnya, kepada :
1. Terkusus untuk kedua orang tua, ayah Yakobus Basongan dan ibu saya Yuliana Patinti, yang
senentiasa mendoakan, memberi dukungan, membimbing, menasehati dan juga membiayai saya
selama proses perkuliahan sampai penyelesaian tugas akhir.
2. Kepada saudara kandung saya yang selalu mendorong dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Dr. Agus Salim, S. H., M. H., selaku Rektor Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Musa Bondaris Palungan, M. T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Kristen Indonesia Paulus Makassar.
5. Bapak Charles Kamba, M. T., Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia
Paulus Makassar.
6. Bapak Irwan Lie Keng Wong, S. T.,M.T., selaku Sekertaris Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen
Indonesia Paulus Makassar.
7. Bapak Prof. Dr. Ir. Jonie Tanijaya, M. Sc., selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan, saran, kritikan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

8. Bapak Dr. Ir. Benny Kusuma, M. T. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu dalam
membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
9. Bapak Desi Sandy, S. T., M. T., Selaku Ketua Laboratorium Struktur Beton Universitas Kristen
Indonesia Paulus Makassar yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing, memberi saran,
kritik dan mengarahkan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
10.Bapak Ir. Frans Pengkarsa, M. T., bapak Desi Sandy, S. T., M. T., dan ibu Lisa Febriani, S. T., M.
Eng. Selaku Dosen penguji yang telah memberikan masukan, kritik, saran, untuk menyempurnakan
penulisan skripsi ini bahkan juga memberikan ilmu kepada penulis.
11.Bapak Pebrinar Sangle, S. T., M. T. selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) 2018 yang telah
memberikan pengarahan dan juga telah membimbing saya selama perkuliahan.
12.Segenap Dosen, Staf Tata Usaha, dan Karyawan, Program Studi Teknik Sipil yang telah membantu
dalam masa-masa perkuliahan.
13.Kepada Teman-teman seperjuangan, UNSX dan GAC yang telah membantu penulis dalam menyusun
tugas akhir ini.
14.Kepada saudara-saudara Teknik Sipil Angkatan 2018 (SONDIR) dan Teman-teman Lab Struktur
yang telah berjuang bersama selama perkuliahan dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
15.Kepada semua Senior-senior, yang telah memberi semangat dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari penyajian bahkan pembahasan, oleh karena itu penulis sangat menerima saran, kritik yang
membangun demi kesempurnaan dari tugas akhir ini.
12
Paulus Civil Engineering Journal (PCEJ) e-ISSN 2775-4529
Jurnal Teknik Sipil UKI Paulus-Makassar p-ISSN 2775-8613
Volume X Issue X, Bulan 202X

Besar harapan penulis semoga apa yang dipaparkan dalam tugas akhir ini dapat menembah wawasan dan
bermanfaat bagi semua orang.

DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Solikin, “Analisis Pemakaian Kombinasi Fly Ash Tipe F Dan Slag 1:1 Pada Beton Geopolymer Dengan
Na2SiO3 Dan NaOH Sebagai Alkali Aktivator: Sebuah Kajian Literatur,” Din. Tek. Sipil Maj. Ilm. Tek.
Sipil, vol. 14, no. 1, hlm. 13–20, Jul 2021, doi: 10.23917/dts.v14i1.15274.
[2] D. S. Budiningrum, A. Kustirini, B. Purnijanto, D. Mahasukma, dan Y. Utama, “STUDI EXPERIMENTAL
KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH PLTU TANJUNGJATI B
JEPARA”. http://dx.doi.org/10.32497/bangunrekaprima.v7i2,%20Oktober.2997.
[3] N. L. Gandina dan Y. D. Setiyarto, “STUDI EKSPERIMENTAL BETON GEOPOLIMER DENGAN
MEMANFAATKAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DAN SERAT MAT SEBAGAI
ADITIF,” CRANE Civ. Eng. Res. J., vol. 1, no. 1, Des 2020, doi: 10.34010/crane.v1i1.4181.
https://ojs.unikom.ac.id/index.php/crane/article/view/4181.
[4] M. Gusti, V. A. Noorhidana, dan L. Irianti, “Pengaruh Variasi Serat Polypropylene dan Faktor Air Semen
Pada Uji Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah dan Kuat Lentur Self Compacting Concrete (SCC)”. .
http://journal.eng.unila.ac.id/index.php/jrsdd/article/view/1683.
[5] K. N. Lairenz, R. Surya, dan D. Hardjito, “PENGARUH KOMPOSISI ALKALI ACTIVATOR DAN
URUTAN PENYAMPURAN TERHADAP KARAKTERISTIK MORTAR GEOPOLIMER”.
https://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-sipil/article/view/9470.
[6] B. Oktaviastuti dan Y. Yurnalisdel, “Studi Kuat Tekan Beton Geopolymer Dengan Fly Ash Sebagai
Perkerasan Kaku Di Pesisir Pantai,” J. Fondasi, vol. 9, no. 2, hlm. 201, Des 2020, doi:
10.36055/jft.v9i2.8515. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jft/article/view/8515.
[7] A. S. Samawi, “PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA 202”. http://localhost:8080/xmlui/handle/123456789/3576.
[8] M. Setiawati, S. Martini, dan R. Nurulita, “Variasi Molaritas Naoh Dan Alkali Aktivator Beton Geopolimer,”
J. Deform., vol. 7, no. 1, hlm. 56, Jun 2022, doi: 10.31851/deformasi.v7i1.7983.
https://doi.org/10.31851/deformasi.v7i1.7983.
[9] A. Suyono dan A. Mokhtar, “BETON MUTU TINGGI DENGAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN,”
2020. https://doi.org/10.22219/sentra.v0i6.3746.
[10] W. Tafakurahman dan L. Herlina, “PENGARUH PENDINGINAN SUHU LARUTAN AKTIVATOR
TERHADAP SETTING TIME PASTA BETON GEOPOLIMER,” 2022.
https://trijurnal.trisakti.ac.id/index.php/sim/article/view/14655.
[11] S. D., PRATIWI, “Pengaruh Molaritas Naoh Terhadap Sifat Mekanik Beton Geopolimer Berbasis Ground
Granulated Blast Furnace Slag”. Diss. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2020.
http://e-journal.uajy.ac.id/24978/.
[12] ASTM C469 Concrete Compression Testing. (n.d.). ADMET. Retrieved April 13, 2023, from
https://www.admet.com/testing-applications/testing-standards/astm-c469-concrete-compression-testing/.
[13] SNI-2491-2014. (n.d.). Retrieved April 13, 2023, from.
https://www.researchgate.net/publication/335335520_SNI_-_2491-2014
[14] SNI-03-2834-2000 PDF | PDF. (n.d.). Retrieved April 13, 2023, from.
https://www.scribd.com/document/355360885/sni-03-2834-2000-pdf
[15] SNI-1974-2011 Uji Tekan Beton Silinder Bentuk Pecahan | PDF. (n.d.). Retrieved April 13, 2023, from
https://www.scribd.com/doc/268401306/SNI-1974-2011-Uji-Tekan-Beton-Silinder-Bentuk-Pecahan.

13

Anda mungkin juga menyukai