Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK

Beton self compacting concrete (SCC) adalah beton segar yang sangat plastis dan
mudah mengalir karena berat sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang
dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk memadat sendiri, tanpa adanya
bantuan alat penggetar untuk pemadatan. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui kuat tekan beton SCC yang menggunakan air laut sebagai air
pencampur pada beton yang diambil dari Tanjung Bayang Kota Makassar dan
mengurangi pemakaian air tawar yang pada umumnya digunakan pada beton.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium
dengan membuat benda uji silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. 3 buah
benda uji dengan material air laut diuji untuk pengukuran kuat tekan yang akurat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan rata-rata beton SCC dengan
material laut yang dicapai pada umur 3 hari adalah 37,35 MPa. Kuat tekan beton
rata-rata usia 28 hari dapat diperkirakan dapat mencapai 93,37 MPa.

vii
LATAR BELAKANG

Air merupakan salah satu faktor penting dalam pembuatan beton karena air bereaksi
dengan semen menjadi pasta pengikat agregat. Air untuk pembuatan beton minimal
memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak berbau, bila di hembuskan
dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk
pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum. Namun belakangan ini,
ketersediaan air tawar semakin berkurang yang lambat laun akan berpengaruh pada
penggunaannya dalam produksi beton. Diperkirakan kedepannya banyak Negara
akan mengalami krisis air. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam dunia teknik
sipil untuk dapat membuat beton dengan kualitas dan ketahanan tinggi dengan
menggunakan material penyusun yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan air
laut sebagai salah satu material penyusun beton. Air laut memiliki potensi yang
sangat banyak untuk digunakan dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu ada
pemikiran untuk menggunakan air laut sebagai bahan pencampuran beton.
PERMASALAHAN
1. Apakah penggunaan air laut sebagai air pencampur beton dapat meningkatkan
kuat tekan pada beton ?
2. Apakah air laut efektif dalam mengurangi pemakaian air tawar pada beton ?
3. Apakah beton dengan material air laut dapat di aplikasikan dalam lingkup
ketekniksipilan ?
TINJAUAN PUSTAKA

Air Laut

Air laut adalah larutan yang memiliki kandungan berbagai garam-garaman. Unsur
kimia yang tergabung dalam larutan air laut itu ialah Chlorida (Cl) 55%, Natrium
(Na) 31%, kemudian Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Sulfur (S), dan Kalium (K).
Selain itu, dalam jumlah kecil terdapat juga Bromium (Br), Karbon (C), Strontium
(Sr), Barium (Ba), Silikon (Si), dan Fluorium (F). Kandungan air laut juga terdiri dari
berbagai gas seperti Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang merupakan
kebutuhan vital bagi kehidupan vegetasi dan hewan laut.

Bentuk kandungan garam-garaman air laut dikenal dengan sebutan kadar garam atau
salinitas. Kadar garam air laut yang normal ialah 3,5%. Air laut di daerah tropis pada
umumnya memiliki kandungan garam rendah karena curah hujan yang tinggi.
Beberapa bagian laut mempunyai kandungan kadar garam tinggi, karena curah hujan
yang sangat rendah dan suhu yang tinggi, misalnya laut yang berdampingan dengan
gurun, seperti Laut Merah 4%, Laut Tengah 3,8%, Teluk Persia 4% dan Laut Mati
sebuah danau yang berkadar garam 26%. Sebalikanya kadar garam air laut rendah,
jika laut itu banyak mendapat tambahan air tawar dari muara sungai dan cairan es,
seperti Laut Baltik 1,9%. Dengan mencampurkan air laut pada beton dapat
menurunkan jumlah pori-pori, dimana kemudian meningkatkan kekuatan semen BFS
(Blast Furnace Slag) terhadap kuat tekan dari semen BFS dengan menggunakan air
tawar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aman menggunakan air laut sebagai air
pencampuran, dengan penanggulangan menggunakan air laut sebagai air
pencampuran adalah sebagai berikut : gunakan semen BFS atau semen dicampur
selain OPC, gunakan inhibitor korosi atau diperkuat dengan stainlesssteel atau
penguatan tahan korosi.
Penelitian Terdahulu Mengenai Beton Air Laut
M. W. Tjaronge, 2013, meneliti Kuat Tekan Beton Self Compacting Concrete (SCC)
dengan Menggunakan Material Pasir Laut dan Air Laut.

Dari pengujian karakteristik material yang dilakukan dilaboratorium yang mengacu


pada American Society of Testing Material (ASTM) diperoleh hasil pengujian yang
menunjukkan bahwa pasir laut yang berasal dari Pantai Barombong Kota Makassar
dapat digunakan sebagai agregat halus dalam pencampuran beton. Pengukuran slump
flow dilakukan untuk mengetahui kelecakan (workabilitas) adukan beton. Hasil
pengujian slump flow menunjukkan untuk beton SCC material laut berturut-turut
yaitu sebesar 68 cm, 65 cm dan 72 cm. Sedangkan untuk material normal dengan

campuran yang sama sebesar 72 cm, 70 cm dan 68 cm. Dari hasil rata- rata pengujian
ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan material laut untuk beton SCC
mengakibatkan terjadinya penurunan nilai slump, namun nilai slump flownya tetap
memenuhi batas syarat nilai slump flow untuk SCC yaitu 65-75 cm.

Hasil pengujian kuat tekan SCC Laut dan SCC Normal dapat dilihat pada Gambar 1
dibawah. Beton SCC Laut memiliki kuat tekan awal yang meningkat cukup
signifikan bila dibandingkan beton SCC dengan material normal, bahkan setelah
berumur 28 hari akan diperoleh kuat tekan maksimum. Kuat tekan beton SCC
Normal masih lebih rendah. Hasil pengujian kuat tekan SCC Laut dan SCC Normal
dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah. Beton SCC Laut memiliki kuat tekan awal
yang meningkat cukup signifikan bila dibandingkan beton SCC dengan material
normal, bahkan setelah berumur 28 hari akan diperoleh kuat tekan maksimum. Kuat
tekan beton SCC Normal masih lebih rendah.
Gambar 1. Grafik korelasi kuat tekan terhadap umur beton

Umur Beton
Berdasarkan hasil uji kuat tekan beton dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kuat tekan
beton SCC dengan material laut yang didapatkan dari pengujian untuk umur
perendaman 3, 7, dan 28 hari berturut-turut sebesar 18,97 MPa, 31,05 MPa, dan
45,77 MPa. Sedangkan untuk beton SCC material normal didapatkan berturut-turut
sebesar 17,74 MPa, 30,29 MPa, dan 44,92 MPa.

Gambar 2. Presentase perubahan kuat tekan beton pada umur 3, 7 dan 28 hari

Untuk beton dengan material laut, presentase peningkatan kuat tekan terhadap benda
uji berturut-turut 41,44 %, 67,84 %, dan100 %. Untuk beton yang menggunakan
material normal / sungai mengalami peningkatan sebesar 39,50 %, 67,44 %, dan 100
%.

Dari hasil penelitian yang telah dibahas di atas, kami mengacu untuk melanjutkan
penelitian tersebut dengan inovasi yang berbeda dengan memakai pasir sungai
sebagai agregat halus dan tetap memakai air laut sebagai air pencampur beton.
METODE PELAKSANAAN

Tahapan Pelaksanaan
Pelakasanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yakni :
a) Pengadaan material, material yang digunakan pada beton material laut adalah :
1. Semen Tonasa jenis Portland Composit Cement (PCC).
2. Agregat halus berupa pasir sungai yang berasal dari sungai Bili-bili.
3. Agregat kasar berupa batu pecah yang berasal dari Bili-bili.
4. Air laut dari pantai tanjung bayang.
b) Pemeriksaan karakteristik agregat halus dan agregat kasar di laboratorium
Struktur dan Bahan
c) Pembuatan rancang campuran (Mix Beton), benda uji silinder diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm, perawatan benda uji dan pengujian kuat tekan beton di
laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Tabel 4. Komposisi campuran beton material air laut

3
BERAT/M
BAHAN BETON
BETON (kg)

Air Laut 6,4

Semen 21,332

Pasir 29,81

Kerikil 31,24

Superplasticizer 0,32
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian benda uji


Kuat tekan beton yang dihasilkan pada pengujian beton dengan umur 3 hari
yakni, :
fc = P

Dimana :
2
fc : Kuat Tekan Beton (N/mm atau MPa)
P : Beban Maksimum (N)
2
A : Luas Penampang (mm )

Umur Beton Beban Luas Nilai Kuat


2
No. Tanggal (Hari) Maksimum (KN) Penampang (mm ) Tekan (Mpa)
1 29 Januari 2015 3 606,5 17662,5 34,34
2 29 Januari 2015 3 697,5 17662,5 39,49
3 29 Januari 2015 3 675,5 17662,5 38,24
Rata-rata 37,35

Asumsi kuat tekan beton 3 hari adalah 40% dari kuat tekan 28 hari sehingga
perhitungan kuat tekan rata-rata 28 hari adalah 37,35/4 = 93,37 MPa

Jadi, kuat tekan beton rata-rata yang dihasilkan dari pengujian benda uji
dengan umur 3 hari adalah 37,35 MPa. Kuat tekan beton rata-rata usia 28 hari
dapat diperkirakan dapat mencapai 93,37 MPa.

Analisa aplikasi beton dilapangan


Beton SCC dengan material air laut dapat dimanfaatkan untuk pengerjaan
konstruksi struktural ataupun nonstruktural seperti bangunan yang
membutuhkan daya beban yang tinggi contohnya bangunan bertingkat,
jembatan, dan lainnya. Namun, perlu diperhatikan apabila penggunaan air laut
digunakan pada beton yang menggunakan tulangan besi atau baja dapat
menyebabkan terjadinya korosi. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan
korosi pada tulangan beton dengan berbagai cara seperti proteksi katodik atau
dengan pelapisan dengan epoksi.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang kami lakukan maka diperoleh kesimpulan, bahwa :
1. Hasil pemeriksaan karakteristik agregat halus dan agregat kasar
didapatkan bahwa untuk pengujian analisa saringan, berat jenis spesifik,
dan kadar air semua memenuhi spesifikasi SNI sehingga agregat dapat
digunakan.
2. Dari pengujian kuat tekan beton SCC material air laut dengan pengujian
benda uji 3 hari diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 37,35 MPa. Kuat
tekan beton rata-rata usia 28 hari dapat diperkirakan dapat mencapai
93,37 MPa.
3. Material air laut sebagai pencampur pada beton dapat digunakan sebagai
material pencampur pada beton SCC untuk beton tidak bertulang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/31596097/MAKALAH_LOMBA_BETON_NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai