Anda di halaman 1dari 15

TEORI DASAR

A. ASPEK HIDROLOGI
Pengertian Hidrologi Secara umum Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari
masalah keberadaan air di bumi (siklus air) dan hidrologi memberikan alternatif bagi
pengembangan sumber daya air bagi pertanian dan industri. Menurut Federal
Council for science and technollogy USA 1959, Hidrologi merupakan ilmu yang
mempelajari proses terjadi, peredaran dan distribusi, sifat alam dan kimia air di bumi
serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan 2.2 Siklus
Hidrologi Secara keseluruhan jumlah air di planet ini relatif tetap dari masa ke masa.
Air dibumi mengalami suatu siklus melalui serangkaian peristiwa yang berlangsung
terus – menerus, di mana kita tidak tahu kapan dan dari mana berawalnya dan kapan
pula akan berakhir. Serangkaian peristiwa tersebut dinamakan siklus hidrologi
( hydrologic cycle).
Air menguap dari permukaan samudera akibat energi panas matahari. Laju dan
jumlah penguapan bervariasi, terbesar terjadi di dekat equator, dimana radiasi
matahari lebih kuat. Uap air adalah murni, karena pada waktu dibawa naik ke
atmosfir kandungan garam ditinggalkan. Uap air yang dihasilkan dibawa udara yang
bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut mengalami kondensasi
dan membentuk butir – butir air yang akan jatuh kembali sebagai presipitasi berupa
hujan dan / salju.
Presipitasi ada yang jatuh di samudera, di darat, dan sebagian langsung
menguap kembali sebelum mencapai ke permukaan bumi. Presipitasi yang jatuh di
permukaan bumi menyebar ke berbagai arah dengan beberapa cara. Sebagian akan
tertahan sementara di permukaan bumi sebagai es atau salju, atau genangan air, yang
dikenal dengan simpanan depresi. Sebagian air hujan atau lelehan salju akan
mengalir ke saluran atau sungai. Hal ini disebut aliran / limpasan permukaan. Jika
permukaan tanah porous, maka sebagian air akan meresap ke dalam tanah melalui
peristiwa yang disebut infiltrasi. Sebagian lagi akan kembali ke atmosfer melalui
penguapan dan transpirasi oleh tanaman ( evapotranspirasi ).
Di bawah permukaan tanah, pori – pori tanah berisi air dan udara. Daerah ini
dikenal sebagai zona kapiler ( vadoze zone ) atau zona aerasi. Air yang tersimpan di
zona ini disebut kelengasan tanah ( soil moisture ), atau air kapiler. Pada kondisi
tertentu air dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler, proses ini disebut
interflow. Uap air dalam zona kapiler dapat juga kembali ke permukaan tanah,
kemudian menguap.

Kelebihan kelengasan tanah akan ditarik masuk oleh gravitasi dan proses ini
disebut drainase gravitasi. Pada kedalaman tertentu, pori – pori tanah atau batuan
akan jenuh air. Batas atas zona jenuh air disebut muka air tanah ( water table ). Air
yang tersimpan dalam zona jenuh air disebut air tanah. Air tanah ini bergerak sebagai
aliran air tanah melalui batuan atau lapisan tanah sampai akhirnya keluar 7 ke
permukaan sebagai sumber air ( spring ) atau sebagai rembesan ke danau, waduk,
sungai, atau laut.

1. Curah Hujan Rata-Rata Daerah


Curah hujan rata-rata daerah adalah nilai rata-rata curah hujan yang dihitung dari
beberapa stasion hujan yang berada di dalam atau di sekitar wilayah / daerah
tangkapan hujan tertentu.
Interpretasi & Pengolahan Data Hujan
a. Data yang diperlukan :
 Peta stasion Hujan / Stasion Klimatologi
 Curah hujan jam-jaman (kalau ada)
 Curah hujan harian
b. Melengkapi Data Hujan yang “Hilang”
 Yang dimaksud data hujan yang “hilang” adalah data hujan yang tidak
tercatat pada format pencatatan data.
 Kemungkinan penyebabnya ialah: alat rusak atau kelalaian petugas
 Pemecahan masalah :
 Manfaatkan data dari stasion hujan terdekat sebagai data pembanding.
 Jumlah stasion pembanding minimal 3 (tiga) stasion
 Data pembanding yang dibutuhkan adalah curah hujan harian (ri) dan
curah hujan rata-rata tahunan (Ri)
c. Meode Aritmatik (rata-rata hitung) :
Rumus yang digunakan:

( )
n Atau
1 Rx 1 Rx Rx Rx
r x= ∑ ×r i r x= ×r 1 + ×r 2 +¿⋅¿+ ×r n
n i=1 Ri n R1 R2 Rn

Dimana : rx = curah hujan harian yang “hilang”


ri = curah hujan harian pada stasion pembanding ke-i untuk
tanggal yang sama dengan “hilangnya” data pada stasion x
Rx = curah hujan rata-rata tahunan pada stasion x
Ri = curah hujan rata-rata tahunan pada stasion pembanding ke –i
n = jumlah stasion pembanding

Kriteria : a. Letak stasiun tersebar merata di dalam DTH


b. Selisih curah hujan antar stasiun ≤ 10 %
Rumus yang digunakan :

1
n P = curah hujan rata-rata daerah
P= ∑ Pi Pi = curah hujan pada stasiun ke – i; i = 1, 2, . . ., n
n i=1
n = jumlah stasiun
2. Analisa Curah Hujan Rancangan (Analisis Frekuensi)
a. Pengertian :
 Curah hujan rancangan adalah curah hujan dengan periode ulang (T) tertentu
yang diperlukan untuk menghitung debit rancangan.
 Debit rancangan adalah debit dengan periode ulang (T) tertentu yang
diperlukan untuk merancang saluran atau bangunan tertentu.
b. Penentuan Periode Ulang (T) :
 Umur ekonomis bangunan
 Besaran resiko yang akan ditanggung jika curah hujan / banjir yang terjadi
lebih besar dari curah hujan / banjir rancangan
 Tambahan biaya investasi yang dibutuhkan jika digunakan curah hujan /
debit rancangan yang periode ulangnya lebih besar.
 Ketersediaan dana untuk membiayai pembangunan konstruksi
c. Metode Analisis :
1) Distribusi Normal
𝑿𝒕 = 𝑿+ 𝑲𝑻 𝑺
Xt = curah hujan rencana (mm/hari)
𝑋 = curah hujan maksimum rata-rata (mm/hari S=
Simpangan Bak
KT = faktor frekuensi (Nilai variable reduksi Gauss)
2) Metode Gumbel (Metode Nilai Ekstrim)
Rumus yang digunakan : X T = X̄ + K T⋅S x
XT = curah hujan (atau debit) dengan periode ulang T tahun
X = curah hujan (atau debit) rata-rata dari n jumlah data

n ; i = 1, 2, . . ., n
1
X̄ = ∑ X i
n i =1
n = jumlah tahun data
Sx = standar deviasi, dihitung dengan salah satu dari 3 persamaan berikut:

S x=
√ ∑ ( X i− X̄ )
n−1
2 Atau :
S x=
√ ∑ X i 2−n⋅X̄ 2
n−1


Atau :
∑ X i 2−∑ X i⋅X̄
S x=
n−1
KT = faktor frekuensi, nilainya bergantung pada periode ulang T dan jumlah
data n.

Untuk penggunaan praktis, KT dapat dihitung dengan persamaan :


Y −Y n Nilai-nilai YT, Yn dan Sn dapat dilihat di tabel
KT = T
Sn

Tabel 2. Nilai-nilai YT untuk beberapa periode ulang


Tabel 3. Reduksi nilai rata-rata, Yn

Tabel 4. Reduksi Standar Deviasi, Sn

3) Metode Log Pearson Tipe III


 Metode Log Pearson Tipe III didasarkan pada distribusi Log Pearson
tipe III.
 Persamaan yang digunakan adalah :
log X T =log X + K T⋅S log x ; i = 1, 2, . . ., n
n
1
log X = ∑ log X i
n i =1

Slog x =
√ ∑ ( log X i −log X )2
n−1
KT = faktor frekuensi, nilainya diperoleh dari Tabel 5 untuk nilai
G dan periode ulang T yang sesuai ;
G = koefisien skewness, dihitung dari persamaan :
n ∑ ( log X i−log X )3
G=
( n−1 ) ( n−2 ) ( S log X ) 3

Tabel 5. Nilai-nilai K untuk Distribusi Log Pearson Tipe III


3. Perhitungan Debit Rancangan dan Intensitas Curah Hujan
a. Pengertian
Debit rancangan adalah debit dengan periode ulang (T) tertentu yang
diperlukan untuk merancang saluran atau bangunan tertentu.
b. Data-data yang diperlukan
Data-data yang diperlukan untuk perhitungan debit rancangan, antara lain :
 Data curah hujan: diolah dan dianalisis untuk menentukan Curah Hujan
Rancangan
 Data teknis jaringan:
 Peta Situasi & Tata Letak Jaringan, digunakan untuk :
 Menentukan rancangan pembebanan aliran dan batas daerah
tangkapan hujan (DTH, Catchment Area)
 Menentukan panjang dan kemiringan medan / saluran.
 Peta Tata Guna Lahan & RUTR, digunakan untuk :
 Menginterpretasi karakteristik daerah tangkapan hujan (menentukan
koefisien limpasan) dan kapasitas tambahan untuk pengembangan
c. Metode Analisis
 Metode yang lasim digunakan untuk menentukan debit rancangan pada
sistem drainase adalah Metode Rasional
 Asumsi yang digunakan:
 Curah hujan tersebar merata di seluruh daerah tangkapan hujan (DTH)
atau catchment area
 Debit maksimum tercapai jika seluruh daerah tangkapan hujan telah
menyumbangkan alirannya pada penampang sungai / saluran yang
ditinjau; dengan kata lain durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi.
 Rumus yang digunakan:
Q = f. C . I . A
Dimana : f = faktor konversi satuan
Q = debit rencana [m3/detik]
C = koefisien pengaliran atau koefisien limpasan (Runoff
coefficient)
I = intensitas curah hujan [mm/jam atau mm/hari]
d. Intensitas curah hujan (I)
 Intensitas hujan (I) dihitung dengan rumus Mononobe:
2
R  24  3
I     mm/
24  tc  jam;

Dimana : R = curah hujan rencana (mm/hari);


tc = waktu konsentrasi (jam)
 Hitung waktu konsentrasi (tc) dengan persamaan:
t c=t 0 + t d
Dimana : t0 = waktu pengaliran dari titik terjauh ke awal sungai/saluran
td = waktu pengaliran di dalam saluran sampai ke outlet yang
ditinjau
t0 dihitung dengan rumus Kirpich :

(√ )
0 . 77
L0
t 0 =0 .0195 menit
S0

B. ASPEK HIDROLIKA
Hidrolika merupakan satu topik dalam Ilmu terapan dan keteknikan yang
berurusan dengan sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku aliran air
secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida meletakkan dasar-dasar teori hidrolika
yang difokuskan pada rekayasa sifat-sifat fluida. Dalam tenaga fluida,hidrolika
digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga menggunakan fluida
yang dimampatkan. Topik bahasan hidrolika membentang dalam banyak
aspeksainsdan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konspen seperti aliran tertutup
(pipa), perancangan bendungan,pompa,turbin, tenaga air, hitungan dinamika fluida,
pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran terbuka sepertisungaidan selokan.Kata
Hidrolika berasal dari bahasa Yunani hydraulikos, yang merupakan gabungan dari
hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa.Pada masaRomawi Kunotelah
dikembangkan beragam penerapan hidrolika, mencakup penyediaan air untuk umum,
sejumlah Aqueduct,kincir air, pertambangan hidrolis. Romawi Kuno termasuk
golongan awal yang menggunakan prinsipsiphonuntuk membawa air melintasi
lembah, serta menggunakan teknik tertentu bernamahushingdalam pertambangan.
Mereka menggunakan timbal dalam sistem pemipaan untuk suplai domestik dan
umum, semisal pemandian umum pada masa itu. Pada masa kejayaanIslam, terobosan
dalam mekanika fluida oleh fisikawan muslim semisalAbu Rayhan al-Biruni (973-
1048) dan Al-Khazini (penemu keseimbang-anhidrostatispada tahun 1121),
menghantarkan berbagai inovasi di bidang hidrolika dari insinyur-InsinyurArabdan
para penemu. Kerajaan Arab telah menemukan sistem pengairan domestik semisal
sistem pembilasan dan sistem transportasi air yang berdampak baik pada pertanian.
Hidrolika juga merupakan bagian dari “hidrodinamika” yang terkait dengan gerak
air atau mekanika aliran.Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran
yaitu aliran saluran tertutupdanaliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut
dalam banyak hal mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting.
Perbedaan tersebut adalah pada keberadaan permukaan bebas, aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan bebas, sedangkan aliran saluran tertutup tidak mempunyai
permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang saluran.Dengan demikian
aliran saluran terbuka mempunyai permukaan yang berhubungan dengan atmosfer,
sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai hubungan langsung dengan tekanan
atmosfer.
Seperti yang telah kita ketahui, air mengalir dari hulu ke hilir, mengalir dari tempat
yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah (kecuali ada gaya atau tekanan yang
menyebabkan aliran kearah sebaliknya) sampai mencapai suatu elevasi permukaan air
tertentu, misalnya :Permukaan air di danau dan Permukaan air di laut.Perjalanan air
dapat juga ditambah oleh bangunan-bangunan yang dibuat oleh manusia, seperti :
Saluran Irigasi,Pipa,Gorong-gorong,talang, shypon, dan Saluran buatan yang lain atau
kanal. Walau pada umunya perencanaan saluran ditunjukkan untuk karakteristik
saluran buatan, namun konsep hidraulikanya dapat juga diterapkan sama baiknya pada
saluran alam.Apabila saluran terbuka terhdapa atmosfer, seperti sungai, kanal,
gorong-gorong, maka alirannya disebut Aliran saluran terbuka atau Aliran permukaan
bebas.Apabila aliran mempunyai penampang penuh seperti aliran melalui suatu pipa,
disebut Aliran saluran tertutup atau Aliran penuh.
Jenis-jenisaliran:Berdasarkan waktu pemantauan adalah :
Aliran Tunak (Steady Flow)
Aliran Taktunak (unsteady Flow)
Berdasarkan ruang pemantauan adalah :
Aliran Seragam (Uniform flow)
Aliran Berubah (Varied flow)

Karakteristi kaliran
Tipe aliran Kecepatan rata-rata Kedalaman
Steady, uniform V = konstan y = konstan
Steady, nonuniform V = V (x) y = y (x)
Unsteady, uniform V = V (t) y = y (t)
Unsteady, non uniform V = V (x,t) y = y (x,t)

Tipe aliran yang mungkin terjadi pada saluran terbuka adalah :


Aliran Berubah Cepat (Rapidly Varied Flow)
Aliran Berubah Lambat (Gradually varied flow)

Pada prinsipnya peranan hidrolika dalam perancangan drainase mencakup 3 (tiga) aspek
utama, yaitu :
(1) Mengevaluasi kapasitas jaringan yang ada (jaringan eksisting)
(2) Merancang saluran dan bangunan
(3) Mensimulasikan aliran pada jaringan drainase dengan bantuan software, misalnya
SMS, HECRAS, dsb.
1. Evaluasi kapasitas jaringan yang ada (jaringan eksisting)
Jaringan eksisting perlu dievaluasi secara berkala, mengingat bahwa :
 PUH yang digunakan relatif kecil (5 atau 10 tahun), sedangkan perkembangan
kota relatif pesat. Hal ini terutama berdampak pada peningkatan debit banjir
akibat perubahan tata guna lahan (peningkatan koefisien limpasan)
 Pembangunan jaringan yang baru memerlukan biaya besar terutama untuk
pembebasan lahan
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah dimensi saluran yang ada
(saluran eksisting) masih bisa dipertahankan atau tidak. Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut dirumuskan alternatif pemecahan masalahnya.
2. Merancang Saluran dan bangunan
Perancangan saluran pada prinsipnya berarti menentukan dimensi saluran
dengan mempertimbangkan sifat-sifat bahan pembentuk tubuh saluran serta kondisi
medan sedemikian rupa sehingga saluran tersebut mampu mengalirkan debit sesuai
debit rancangan tanpa menimbulkan pengendapan dan penggerusan pada tubuh
saluran.
 Agar tidak terjadi pengendapan :
V rencana > V minimum yang diizinkan
 Agar tidak terjadi penggerusan :
V rencana < V maksimum yang diizinkan

Asumsi yang digunakan :

1) Pada setiap ruas saluran dianggap bahwa alirannya adalah aliran tunak dan debit
yang digunakan adalah debit maksimum yang mungkin terjadi pada ruas saluran
tersebut.
2) Pada setiap ruas saluran dianggap bahwa alirannya adalah aliran seragam.
Dengan demikian prinsip dan rumus-rumus aliran seragam berlaku.

Rumus Aliran seragam yang lasim digunakan adalah Rumus Manning :

 Dalam satuan SI / Metric :


2 1
1 3 2
V= R S
n
 Dalam satuan British :

Nilai n-Manning dapat dilihat pada Tabel 5.6. (Chow V.T., Hidrolika Saluran
Terbuka)
3. Kriteria Perencanaan
a. Kriteria hidrolis
 Kecepatan aliran yang terjadi harus dalam batas kecepatan maksimum dan
minimum.
 Bentuk penampang disesuaikan dengan fungsi, kapasitas dan kondisi
setempat.
 Kemiringan dasar saluran sedapat mungkin disesuaikan dengan kemiringan
medan.
 Elevasi muka air harus tetap memungkinkan masuknya aliran dari saluran
cabang dan/atau lahan sekitarnya
 Kelancaran aliran dari inlet jalan harus diperhitungkan, terutama
menyangkut letak, bentuk, jarak dan dimensi inlet jalan
 Pada penentuan dimensi saluran harus disediakan tinggi jagaan yang cukup
b. Kriteria konstruksi
 Pemilihan bentuk dan dimensi konstruksi harus mempertimbangkan
ketersediaan bahan konstruksi, ketahanan, fungsi hidrolis dan biaya
 Pemilihan jenis dan mutu bahan, harus sesuai persyaratan desain, mudah
diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang cukup
 Analisa kekuatan dan kestabilan harus memperhitungkan semua beban yang
mungkin bekerja, umur layanan dan daya dukung tanah/pondasi
 Kehadiran atau keberadaan konstruksi tidak mengganggu fungsi bangunan
yang lain
 Murah dan mudah dalam pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan

C. BANGUNAN PELINTAS
1. Gorong – gorong
Gorong-gorong atau reinforced concrete pipe adalah konstruksi saluran air
yang di bangun untuk memberikan jalan agar air mengalir menuju aliran pebuangan.
Potongan melintang yang dimiliki desain saluran drainase ada yang diposisikan
berada di atas permukaan, tetapi dapat juga potongannya di buat tenggelam. Gorong-
gorong dengan potongan melintang di atas berfungsi sebagai saluran air terbuka.
Sehingga benda apa saja dapat mengalir melewati saluran air.

Fungsi gorong gorong sebagai konstruksi drainase saluran air


Pelaksanaan prosedur kerja saluran air drainase harus di bedakan
berdasarkan penempatannya, seperti untuk pembuangan silang, atau saluran air di
bawah jalan. Jika saluran air diperuntukan sebagai pembuangan silang maka fokus
lebih diutamakan pada pencegahan kebocoran.

Berbeda lagi fokusnya ketika konstruksi saluran air berada di bawah jalan.
Maka konstruksi harus mampu menahan beban yang berada di atas bangunan.
Gorong-gorong yang dipasang jumlahnya lebih kecil dari ukuran jembatan
penyeberangan.

Material pembuatan gorong-gorong bisa dari baja galvanis, beton,


polyethylene dengan density yang tinggi. Sementara pada prosedur pemasangan,
biasanya satu desain saluran air dapat mengkombinasikan material agar
menghasilkan struktur drainase yang sempurna. Seperti menggabungkan besi baja
dengan beton.

3 Jenis gorong gorong untuk drainase

a. Gorong gorong pipa baja bergelombang

Material utama terbuat dari corrugated steel pipe atau pipa baja
bergelombang. Saluran air yang berdesain multi plate pipe, bisa memiliki
beberapa fungsi tidak hanya saluran air, salah satunya dapat menjadi akses
jalan seperti jembatan kecil.

Umumnya gorong-gorong pipa baja dipilih lantaran dari segi harga


tergolong murah. Disamping itu proses pengerjaan tidak memakan waktu
terlalu lama. Karena sudah di set dari pabrik, sehingga pekerja tidak perlu lagi
melakukan instalasi khusus. Masa waktu pemakain tergolong lama, yakni 25
tahun. Jika nantinya akan di lakukan pembaruan, pipa baja yang lama dapat
langsung dipindahkan.

b. Gorong gorong pvc atau polyvinyl chlorida

Gorong-gorong ini terbuat dari pipa plastic dengan destiny tinggi.


Untuk pengaplikasiannya lebih sering pada area-area kecil yang tidak
memerlukan tekanan beban besar. Seperti saluran air di pemukiman warga.

c. Gorong gorong beton pracetak

Proses pengerjaan gorong-gorong beton langsung di tempat, namun


tidak sedikit yang sudah di produksi menjadi beton precast oleh pabrik.
Biasanya di aplikasikan pada medan yang membutuhkan daya tahan terhadap
beban tinggi.
Dimensi dan ukuran gorong-gorong beton mengikuti lokasi serta
besarnya debit air yang harus di tampung. Saluran air gorong gorong beton
bisa berbentuk segi empat atau biasa disebut dengan box culvert. Dan ada juga
gorong gorong beton sistem terbuka yang berbentuk seperti huruf U, yaitu u-
ditch beton.

Kedua jenis gorong gorong beton ini mempunyai spigot serta socket
pada bagian sudut-sudutnya. Dimana berfungsi mencegah air tanah masuk.
Spigot dan socket memiliki kemampuan menjaga stabilitas konstruksi saluran
drainase. Karena ukurannya yang besar, sering di fungsikan juga sebagai
jembatan.

Metode Pengaplikasian Gorong gorong sebagai saluran air

Reinforced concrete pipe merupakan salah satu jawaban untuk


optimasi lahan bangunan agar sanggup mengalirkan air. Sementara di waktu
yang bersamaan permukaan gorong-gorong bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas
prasarana lainnya, seperti rel kereta api dan jalan raya.

Ada dua sistem yang biasanya di pergunakan memperbaiki fungsi


saluran air, di antaranya adalah :

 Sistem Drainase Major atau Primer, mempergunakan hitungan pribadi


untuk mengetahui skala dimensi dan luas gorong-gorong nantinya. Dengan
di buatnya drainase mayor, maka resiko terjadi banjir bisa dihindari.
Saluran air akan mencakup seluruh kanal-kanal serta sungai. Sebab saluran
air drainase di bangun untuk mengalirkan air dalam debit besar.
 Sistem Drainase Mikro, umumnya pengaplikasiannya kepada gorong-
gorong dipinggir jalan yang debit airnya terbilang lebih kecil. Nantinya air
pembuangan sertaair hujan harus mengalir ke situ. Sebab air yang
menggenang terlalu lama, menandakan ada masalah terhadap saluran
drainase.

2. Inlet
Inlet adalah bangunan pelengkap pada sistem drainase yang merupakan lubang
atau bukaan pada sisi – sisi jalan yang berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan yang berada di sepanjang ruas jalan menuju ke
dalam saluran drainase. Sesuai dengan kondisi dan penempatan saluran serta
fungsi jalan yang ada, maka pada jenis saluran terbuka tidak diperlukan street
inlet, karena ambang saluran yang ada merupakan bukaan bebas.

Anda mungkin juga menyukai