ABSTRAK
Bendung Timbang Lawan merupakan bendung yang memanfaatkan sungai Bahorok dimana fungsi
bendung bukan hanya mengairi areal pertanian saja tetapi juga sebagai daerah wisata di daerah Bukit Lawang dan
telah direhabilitasi akibat banjir bandang. Dalam penentuan debit banjir recana terlebih dahulu dilakukan analisa
frekuensi dan penetapan sebaran data curah hujan kemudian di uji dengan chi kuadrat, diperoleh distribusi Log
Pearson Type III untuk curah hujan rencana. Hasil analisa debit banjir rancangan metode kombinasi Haspers-
Haspers Q100 = 497,034 m3/det, kombinasi Haspers-Log Pearson III Q100 = 398,866 m3/det, kombinasi Melchior-
Haspers Q100 = 266,716 m3/det, kombinasi Melchior-Log Pearson III Q100 = 322,256 m3/det. Adapun evaluasi
hidrolis yang dikerjakan dengan menggunakan debit banjir rencana kombinasi Haspers-Log Pearson III Q100 =
398,866 m3/det sesuai dengan perencanaan bendung baru sehingga bendung lama sangat tepat direhabilitasi dengan
bendung baru untuk kemaksimalan fungsi bendung. Berdasarkan perhitungan analisa stabilitas dihitung keamanan
bendung dan disimpulkan bahwa dengan Q 100 = 398,866 m3/det bendung lama dan bendung baru tidak jebol dan
layak digunakan serta sesuai dengan kriteria perencanaan.
Kata kunci: bendung, debit banjir, evaluasi hidrolis, stabilitas bendung, kombinasi Haspers-Log Pearson III.
ABSTRACT
Timbang Lawan weir is weir that use Bahorok river which function not only to agriculture but also
recreation area at Bukit Lawang and it was rehabilitation because flash flood. The plan of discharge in first time can
do with frequention analysis and distribution of rainfall and then chi square test, Log Pearson Type III distribution is
result to rainfall planning. The result of rainfall design is Haspers-Haspers combination Q100 = 497,034 m3/s,
Haspers-Log Pearson III combination Q100 = 398,866 m3/s, Melchior-Haspers combination Q100 = 266,716 m3/s,
Melchior-Log Pearson III combination Q100 = 322,256 m3/s. Evaluation of hydrolis does with flood discharge
design in Haspers-Log Pearson III combination Q100 = 398,866 m3/s and it is suitable with new weir design until old
weir very exact to rehabilitation with new weir for maximal function. In calculation, stability of weir can calculate
for saving weir and the conclusion with Q100 = 398,866 m3/det old weir and new weir are not break down and can
use with criteria design of weir.
Keywords: weir, flood discharge, evaluation of hydrolis, weir stability, Haspers-Log Pearson III combination.
PENDAHULUAN
Bendung Timbang Lawan merupakan bendung yang sudah dikembangkan sejak zaman Belanda dengan intake/pintu
pengambilan pada sisi kiri. Kegagalan bendung tersebut dalam mengendalikan banjir menyebabkan kehilangan
ratusan jiwa dan kerusakan pada bangunan sekitar bendung dimana daerah sekitar bendung juga merupakan salah
satu kawasan wisata yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Oleh sebab itu rehabilitasi untuk membangun bendung
baru dengan menjadikan bendung tersebut menjadi bendung tetap sangat perlu dikerjakan dengan tetap membuat
pertimbangan perencanaan berdasarkan perencanaan bendung awal sehingga dapat dilihat bagaimana rehabilitasi
bendung ini dapat berfungsi dengan baik dan memiliki keamanan yang ditinjau dari stabilitas struktur atau bangunan
bendung. Adapun pengevaluasian yang dikerjakan disesuaikan dengan standar perencanaan irigasi Direktorat
Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum Standar Perencanaan Irigasi terutama pada Kriteria Perencanaan
02 dan Kriteria Perencanaan 06.
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk mengevaluasi hidrolis bendung lama (material dari batu kali) terhadap rencana bendung baru
(material dari beton cor) pada Bendung Timbang Lawan disesuaikan dengan Standar Perencanaan
Irigasi (Kriteria Perencanaan 02-06).
2. Untuk mengetahui keamanan/stabilitas daripada bendung lama dan bendung baru ditinjau dari
hidrolisnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi merupakan proses pengaliran air dan perubahannya menjadi uap air mengembun kembali menjadi
air yang berlangsung terus menerus tiada henti – hentinya. Menurut Soemarto (1987), daur atau siklus hidrologi
adalah gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah dan akhirnya mengalir ke laut kembali.
Hujan
Terjadinya hujan disebabkan penguapan air, terutama air dari permukaan laut yang naik ke atmosfer, mendingin dan
kemudian menyuling dan jatuh sebagian di atas laut dan sebagian di atas daratan, sebagian meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), sebagian di tahan tumbuh-tumbuhan (intersepsi), sebagian menguap kembali (evaporasi) dan sebagian
menjadi lembab.
Karakteristik Hujan
a. Durasi Hujan (t)
b. Intensitas Curah Hujan (i)
c. Waktu Konsentrasi (tc)
a. Analisa Data Curah Hujan
Menentukan Curah Hujan Areal
- Cara Tinggi Rata-Rata (Arithmatic Mean)
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
d1 d 2 d 3 .... d n n
d
d 1 ......................................... (1-1)
n i 1 n
Dimana:
d = tinggi curah hujan rata-rata (mm)
d1, d2, d3,...dn = tinggi curah hujan di stasiun 1,2,3,...,n (mm)
n = banyaknya stasiun penakar hujan
= ln ( )……….................................................................................. (1-5)
Metode Haspers
X T X r (.Sd ) .................................................................................................... (1-5)
dengan:
Xr
X .................................................................................................. (1-6)
N
1 X max 1 Xr X max 2 Xr
Sd ................................................. (1-7)
2 1 2
N 1
T ................................................................................................................... (1-8)
m
dengan:
XT = Besar curah hujan dengan kala ulang T tahun (mm)
Xr = Besar curah hujan rata-rata (mm)
Sd = Standard deviasi
N = Jumlah tahun pengamatan
= Standard variate
m = Nomor urut data
Xmax1 = Data curah hujan maksimum pertama (mm)
Xmax2 = Data curah hujan maksimum kedua (mm)
Mulai
Survei Lapangan
Pengumpulan Data :
Analisa Data
Selesai
Analisa Hidrolis
a. Analisa Debit Banjir Rencana
Tabel 1.5 Analisa Debit Banjir Rencana
h A P R V Q
I K
(m) (m2) (m) (m) (m/dtk) (m3/dtk)
Dari perhitungan tersebut diatas, diperoleh nilai Debit Alur Penuh (Qap) adalah 292.799 m3/det.
Sketsa:
Saran
1. Untuk mendapatkan besarnya debit banjir rancangan sungai Bahorok yang lebih akurat perlu dilakukan
dengan menambahkan data curah hujan harian maksimum di beberapa stasiun curah hujan yang mewakili
dan dengan menambah beberapa metode perhitungan debit banjir lainnya sehingga perhitungan dapat
diperbandingkan dengan baik dan maksimal.
2. Peningkatan debit banjir juga dapat berdampak pada kegagalan bangunan pengendali banjir (bendung,
tanggul, saluran drainase, dll). Hal ini disebabkan karena bangunan pengendali banjir tidak mampu
menahan beban gaya akibat debit banjir yang telah mengalami peningkatan akibat perubahan tata guna
lahan.
3. Sebaiknya masyarakat lebih memperhatikan lingkungan sekitar sungai supaya mencegah adanya air yang
tersimpan atau banjir kiriman yang dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi masyarakat sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjend. Pengairan Dept. Pekerjaan Umum, (1986), Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian
Bangunan KP 01-06, Bandung: Penerbit CV. Galang Persada
Chow, Ven Te (1997), Hidrolika Saluran Terbuka, Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Chow, Ven Te (1988), Hidrolika Saluran Terbuka, Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Soemarto, CD (2006), Hidrologi Teknik, Malang: PPMTT
Sosrodarsono dan Takeda (1983), Hidrologi Untuk Pengairan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Wilson EM (1989), Hidrologi untuk Insinyur, Jakarta: Penerbit Erlangga
Subarkah Imam, Ir (1980), Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Bandung: Penerbit Idea Drama
Linsley Ray K (1989), Hidrologi Untuk Insinyur, Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga