Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI HIDROLIS BENDUNG LAMA TERHADAP RENCANA BENDUNG BARU

PADA BENDUNG TIMBANG LAWAN DI KABUPATEN LANGKAT

Trisnafia Siagian1, Boas Hutagalung2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: trisnafiasiagian@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: boashutagalung@yahoo.co.id

ABSTRAK

Bendung Timbang Lawan merupakan bendung yang memanfaatkan sungai Bahorok dimana fungsi
bendung bukan hanya mengairi areal pertanian saja tetapi juga sebagai daerah wisata di daerah Bukit Lawang dan
telah direhabilitasi akibat banjir bandang. Dalam penentuan debit banjir recana terlebih dahulu dilakukan analisa
frekuensi dan penetapan sebaran data curah hujan kemudian di uji dengan chi kuadrat, diperoleh distribusi Log
Pearson Type III untuk curah hujan rencana. Hasil analisa debit banjir rancangan metode kombinasi Haspers-
Haspers Q100 = 497,034 m3/det, kombinasi Haspers-Log Pearson III Q100 = 398,866 m3/det, kombinasi Melchior-
Haspers Q100 = 266,716 m3/det, kombinasi Melchior-Log Pearson III Q100 = 322,256 m3/det. Adapun evaluasi
hidrolis yang dikerjakan dengan menggunakan debit banjir rencana kombinasi Haspers-Log Pearson III Q100 =
398,866 m3/det sesuai dengan perencanaan bendung baru sehingga bendung lama sangat tepat direhabilitasi dengan
bendung baru untuk kemaksimalan fungsi bendung. Berdasarkan perhitungan analisa stabilitas dihitung keamanan
bendung dan disimpulkan bahwa dengan Q 100 = 398,866 m3/det bendung lama dan bendung baru tidak jebol dan
layak digunakan serta sesuai dengan kriteria perencanaan.

Kata kunci: bendung, debit banjir, evaluasi hidrolis, stabilitas bendung, kombinasi Haspers-Log Pearson III.

ABSTRACT

Timbang Lawan weir is weir that use Bahorok river which function not only to agriculture but also
recreation area at Bukit Lawang and it was rehabilitation because flash flood. The plan of discharge in first time can
do with frequention analysis and distribution of rainfall and then chi square test, Log Pearson Type III distribution is
result to rainfall planning. The result of rainfall design is Haspers-Haspers combination Q100 = 497,034 m3/s,
Haspers-Log Pearson III combination Q100 = 398,866 m3/s, Melchior-Haspers combination Q100 = 266,716 m3/s,
Melchior-Log Pearson III combination Q100 = 322,256 m3/s. Evaluation of hydrolis does with flood discharge
design in Haspers-Log Pearson III combination Q100 = 398,866 m3/s and it is suitable with new weir design until old
weir very exact to rehabilitation with new weir for maximal function. In calculation, stability of weir can calculate
for saving weir and the conclusion with Q100 = 398,866 m3/det old weir and new weir are not break down and can
use with criteria design of weir.

Keywords: weir, flood discharge, evaluation of hydrolis, weir stability, Haspers-Log Pearson III combination.
PENDAHULUAN
Bendung Timbang Lawan merupakan bendung yang sudah dikembangkan sejak zaman Belanda dengan intake/pintu
pengambilan pada sisi kiri. Kegagalan bendung tersebut dalam mengendalikan banjir menyebabkan kehilangan
ratusan jiwa dan kerusakan pada bangunan sekitar bendung dimana daerah sekitar bendung juga merupakan salah
satu kawasan wisata yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Oleh sebab itu rehabilitasi untuk membangun bendung
baru dengan menjadikan bendung tersebut menjadi bendung tetap sangat perlu dikerjakan dengan tetap membuat
pertimbangan perencanaan berdasarkan perencanaan bendung awal sehingga dapat dilihat bagaimana rehabilitasi
bendung ini dapat berfungsi dengan baik dan memiliki keamanan yang ditinjau dari stabilitas struktur atau bangunan
bendung. Adapun pengevaluasian yang dikerjakan disesuaikan dengan standar perencanaan irigasi Direktorat
Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum Standar Perencanaan Irigasi terutama pada Kriteria Perencanaan
02 dan Kriteria Perencanaan 06.
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk mengevaluasi hidrolis bendung lama (material dari batu kali) terhadap rencana bendung baru
(material dari beton cor) pada Bendung Timbang Lawan disesuaikan dengan Standar Perencanaan
Irigasi (Kriteria Perencanaan 02-06).
2. Untuk mengetahui keamanan/stabilitas daripada bendung lama dan bendung baru ditinjau dari
hidrolisnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi merupakan proses pengaliran air dan perubahannya menjadi uap air mengembun kembali menjadi
air yang berlangsung terus menerus tiada henti – hentinya. Menurut Soemarto (1987), daur atau siklus hidrologi
adalah gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah dan akhirnya mengalir ke laut kembali.
Hujan
Terjadinya hujan disebabkan penguapan air, terutama air dari permukaan laut yang naik ke atmosfer, mendingin dan
kemudian menyuling dan jatuh sebagian di atas laut dan sebagian di atas daratan, sebagian meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), sebagian di tahan tumbuh-tumbuhan (intersepsi), sebagian menguap kembali (evaporasi) dan sebagian
menjadi lembab.
Karakteristik Hujan
a. Durasi Hujan (t)
b. Intensitas Curah Hujan (i)
c. Waktu Konsentrasi (tc)
a. Analisa Data Curah Hujan
Menentukan Curah Hujan Areal
- Cara Tinggi Rata-Rata (Arithmatic Mean)
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
d1  d 2  d 3  ....  d n n
d
d   1 ......................................... (1-1)
n i 1 n
Dimana:
d = tinggi curah hujan rata-rata (mm)
d1, d2, d3,...dn = tinggi curah hujan di stasiun 1,2,3,...,n (mm)
n = banyaknya stasiun penakar hujan

- Cara Poligon Thiessen


Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
A1.d 1  A2.d 2  A3.d 3  ..... An.dn  Ai.di
d = ............................ (1-2)
A A
Keterangan:
A = Luas areal (km2)
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, d3,...dn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,...n
A1, A2, A3,...An = Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3,...n

b. Distribusi Frekuensi Curah Hujan


 Distribusi Gumbel
Menurut Gumbel (1941), persoalan tertua adalah berhubungan dengan nilai-nilai ekstrem datang dari
persoalan banjir. Tujuan teori statistik nilai-nilai ekstrem adalah untuk menganalisis hasil pengamatan
nilai-nilai ekstrem tersebut untuk memperkirakan nilai-nilai ekstrem berikutnya
 Distribusi Log Pearson Type III
Parameter-parameter statistik yang diperlukan oleh distribusi Pearson Type III adalah:
- Nilai tengah
- Standard deviasi
- Koefisien skewness
 Distribusi Normal
Pada distribusi ini kemungkinan variant berada pada daerah ( ) dan ( ) adalah 68,27%. Sejalan
dengan itu maka yang berada antara ( ) dan ( ) adalah 95,44%.
 Distribusi Log-Normal
‘Probability density function’ distribusi ini adalah:
2
P’ x = eksp ), (µ > 0)…….................................... (1-3)
Dengan :
= ln ( )…………………………………........................................ (1-4)

= ln ( )……….................................................................................. (1-5)
 Metode Haspers
X T  X r  (.Sd ) .................................................................................................... (1-5)
dengan:

Xr 
X .................................................................................................. (1-6)
N
1  X max 1  Xr   X max 2  Xr 
Sd       ................................................. (1-7)
2  1   2 
N 1
T ................................................................................................................... (1-8)
m
dengan:
XT = Besar curah hujan dengan kala ulang T tahun (mm)
Xr = Besar curah hujan rata-rata (mm)
Sd = Standard deviasi
N = Jumlah tahun pengamatan
 = Standard variate
m = Nomor urut data
Xmax1 = Data curah hujan maksimum pertama (mm)
Xmax2 = Data curah hujan maksimum kedua (mm)

Debit Banjir Rencana


Metode untuk mendapatkan debit banjir rencana dapat menggunakan :
a. Metode Melchior
Besarnya debit banjir maksimum dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
Qmax = α . β . rT . A……………………………………................................................ (1-9)
dimana :
Qmax = Debit banjir maksimum (m3/detik)
α = Koefisien pengaliran untuk masing-masing periode ulang
tertentu
rT = Intensitas hujan rancangan (mm)
A = Luas DAS/Catchment area (km2)
b. Metode Haspers
Keterkaitan parameter alam yang diperhitungkan dalam metode ini dinyatakan dalam bentuk persamaan
dasar seperti berikut :
QT = . .q.A. Rn................................................................................................ (1-10)
dimana :
QT = Debit banjir rencana dengan kata ulang T tahun (m2/det)
 = Koefisien Limpasan
 = Koefisien Reduksi
q = Intensitas curah hujan (m3/Km2/det)
A = Luas Daerah Aliran Sungai (Km2)
t = Waktu konsentrasi (jam)

Perencanaan Hidrolis Bendung, meliputi:


 Elevasi Mercu Bendung
 Lebar Efektif Bendung
 Tinggi Muka Air Banjir di Atas Mercu Bendung
 Tinggi Muka Air Banjir di Hilir Bendung
 Penentuan Dimensi Mercu Bulat
 Bangunan Pengambilan

Analisa Stabilitas Bendung


1. Akibat Berat Sendiri Bendung
2. Gaya Gempa
3. Gaya Hidrostatis
4. Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif dan Pasif
5. Stabilitas Terhadap Guling
6. Stabilitas Terhadap Geser dan Stabilitas Terhadap Eksentrisitas
7. Terhadap Daya Dukung Tanah
8. Tekanan Air
-Tekanan hidrostatik
-Tekanan hidrodinamik
9. Rembesan
(a) tekanan ke atas (statik)
(b) erosi bawah tanah/piping (konsentrasi aliran yang mengakibatkan kehilangan bahan)
(c) tekanan aliran (dinamik).
10. Daya dukung tanah bawah untuk pondasi
METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
1. Metode Penelitian
Adapun bagan alir tahapan kegiatan penelitian secara skematis sebagai berikut :

Mulai

Survei Lapangan

Pengumpulan Data :

- Data Penyelidikan Tanah

- Data Curah Hujan

- Data Hidrolis Bendung Lama dan Baru

Analisa Data

Analisa Hidrologi, Analisa Hidrolis dan Analisa Stabilitas

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

2. Gambaran umum bendung

Gambar 1.2 Bendung Timbang Lawan


Kondisi hidrolis bendung:
a. Bendung Lama (Bendung bronjong/pasangan batu kali).
- Lebar mercu bendung = 20 m
- Elevasi mercu = +196,20
- Elevasi dinding tepi kiri = +195,00
- Elevasi dinding tepi kanan = +195,00
- Elevasi dasar sungai di hilir bendung = +193,50
- Elevasi dasar koperan hilir (cut off) = +192,70
- Pintu pengambilan terletak = ± 30 m di hulu
- Catchment area bendung = 101,175 km2
- Debit banjir = 525 m3/det
- Areal sawah yang dialiri = 790 hektar

b. Bendung Baru (Beton Cor)


- Elevasi dasar sungai / lantai depan = +194,50
- Tinggi mercu = 2,00 meter
- Elevasi mercu bendung = +196,50
- Tinggi muka air di hulu bendung = 2,25 meter
- Elevasi muka air diatas mercu = +198,75
- Tinggi garis energi di hulu bendung = 0,59 meter
- Elevasi tinggi energi di hulu bendung = +199,34
- Lebar effektif bendung (B eff) = 62,00 meter
- Elevasi muka air di hulu pintu pengambil = +196,20
- Elevasi muka air saluran induk di hilir pengambil = +195,77
- Elevasi sawah tertinggi = +195,77
- Elevasi dasar kolam olak = +192,70
- Panjang kolam olak = 16 meter
- Kebutuhan elevasi endsill kolam olak = +193,50
- Areal sawah yang dialiri = 752 hektar

PEMBAHASAN HASIL EVALUASI BENDUNG


Analisa hidrologi
Tabel 1.1 Ringkasan Hujan Rancangan Periode Ulang 5, 10, 25, 30, 50, 100 Tahun Metode Pearson II
dan Metode Haspers
METODE
T. ulang
HASPER LOG PEARSON III
5 134,28 133,95
10 152,21 144,78
25 176,51 156,90
30 180,27 164,23
50 195,31 165,03
100 214,98 172,52

Perhitungan Debit Banjir


a. Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan Metode Haspers
Tabel 1.2 Ringkasan debit banjir metode Haspers-Haspers
Kala Ulang Rn Qn
5 134,28 310,455 m³/det
10 152,21 351,910 m³/det
25 176,51 408,091 m³/det
30 180,27 416,784 m³/det
50 195,31 451,557 m³/det
100 214,98 497,034 m³/det
Tabel 1.3 Ringkasan debit banjir metode Haspers-Log Pearson III
Kala Ulang Rn Qn
5 133,95 309,692 m3/det
10 144,78 334,731 m3/det
25 156,90 362,753 m3/det
30 164,23 379,699 m3/det
50 165,03 381,549 m3/det
100 172,52 398,866 m3/det

b. Perhitungan Debit Banjir Rencana Metode Melchior


Tabel 1.4 Ringkasan Debit Banjir Rencana Beberapa Metode

KALA KOMBINASI HASPERS KOMBINASI MELCHIOR


ULANG HASPERS LOG .PEARSON III HASPERS LOG PEARSON III
309,602
5 310,455 207,597 207,087
10 351,910 334,731 235,317 223,830
25 408,091 362,753 272,884 242,567
30 416,784 379,699 278,697 253,899
50 451,557 381,549 301,949 255,136
100 497,034 398,866 332,359 266,716

Analisa Hidrolis
a. Analisa Debit Banjir Rencana
Tabel 1.5 Analisa Debit Banjir Rencana

h A P R V Q
I K
(m) (m2) (m) (m) (m/dtk) (m3/dtk)

0,50 13,700 28,281 0,484 0,02 15 1,309 17,927


1,00 27,800 29,561 0,940 0,02 15 2,036 56,607
1,50 42,300 30,842 1,372 0,02 15 2,619 110,765
2,00 57,200 32,122 1,781 0,02 15 3,116 178,256
2,50 72,500 33,403 2,170 0,02 15 3,556 257,804
3,00 88,200 34,684 2,543 0,02 15 3,952 348,559
2,70 78,732 33,915 2,321 0,02 15 3,719 292,799

Dari perhitungan tersebut diatas, diperoleh nilai Debit Alur Penuh (Qap) adalah 292.799 m3/det.

b. Desain Hidrolis Bendung


Adapun data design hidrolis bendung lama dan bendung baru:
Elevasi dasar sungai / lantai depan = 194,50
Tinggi mercu = 2,00 meter
Elevasi mercu bendung = 196,50
Tinggi muka air di hulu bendung = 2,25 meter
Elevasi muka air diatas mercu = 198,75
Tinggi garis energi di hulu bendung = 0,59 meter
Elevasi tinggi energi di hulu bendung = 199,37
Lebar effektif bendung (B eff) = 62,00 meter
Tinggi jagaan hulu disarankan antara 0,75–1,50 meter (tergantung kurve debit banjir)
Ditetapkan elevasi dekzerk hulu = 199,50
Tinggi Jagaan = 0,75 meter

Sketsa:

Analisa Stabilitas Bendung


Tinjauan Stabilitas Bendung Lama
Tinggi air pada saat banjir = 5,5 m di hilir bendung maka Q = 1,71 B h3/2 = 1,71 . 25 . (5,5)3/2
= 536,45 m3/det > 400 m3/det ...... Not Ok!
Tinjauan Stabilitas Bendung Baru
Kesimpulan : Stabilitas bendung baru sesuai perhitungan standar KP 02 dan 06 diperoleh bendung aman.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Dari hasil analisa perhitungan debit banjir rancangan dengan menggunakan metode kombinasi Haspers -
Haspers didapat Q100 = 497,034 m3/detik, kombinasi Haspers - Log Pearson III didapat Q100 = 398,866
m3/detik dan metode Melchior - Haspers didapat Q100 = 266,716 m3/detik, metode Melchior - Log Pearson
III Q100 = 322,256 m3/detik.
2. Dengan perencanaan debit banjir Q100 = 398,866 m3/detik bendung lama (pasangan batu kali) masih tidak
aman terhadap bahaya banjir sehingga mengakibatkan bendung jebol tetapi bendung baru (beton cor) aman
terhadap banjir.
3. Bendung lama rubuh disebabkan oleh akumulasi dari air yang tersimpan akibat penumpukan tumpukan
pohon yang tumbang karena pola angin di daerah Bahorok dan juga adanya gaya geser di tubuh bendung
meskipun faktor keamanan yang dihitung lebih besar dari ketetapan.
4. Akibat adanya bendung baru, terjadi kenaikan elevasi muka air banjir setinggi 2 m, dimana elevasi muka
air banjir sebelum adanya bendung yaitu +196,50 m sedangkan elevasi muka air banjir setelah adanya
bendung yaitu +198,50 m.
5. Analisa hidrolis dan stabilitas bendung aman dengan Q = 398,866 m3/det.

Saran
1. Untuk mendapatkan besarnya debit banjir rancangan sungai Bahorok yang lebih akurat perlu dilakukan
dengan menambahkan data curah hujan harian maksimum di beberapa stasiun curah hujan yang mewakili
dan dengan menambah beberapa metode perhitungan debit banjir lainnya sehingga perhitungan dapat
diperbandingkan dengan baik dan maksimal.
2. Peningkatan debit banjir juga dapat berdampak pada kegagalan bangunan pengendali banjir (bendung,
tanggul, saluran drainase, dll). Hal ini disebabkan karena bangunan pengendali banjir tidak mampu
menahan beban gaya akibat debit banjir yang telah mengalami peningkatan akibat perubahan tata guna
lahan.
3. Sebaiknya masyarakat lebih memperhatikan lingkungan sekitar sungai supaya mencegah adanya air yang
tersimpan atau banjir kiriman yang dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi masyarakat sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjend. Pengairan Dept. Pekerjaan Umum, (1986), Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian
Bangunan KP 01-06, Bandung: Penerbit CV. Galang Persada
Chow, Ven Te (1997), Hidrolika Saluran Terbuka, Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Chow, Ven Te (1988), Hidrolika Saluran Terbuka, Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Soemarto, CD (2006), Hidrologi Teknik, Malang: PPMTT
Sosrodarsono dan Takeda (1983), Hidrologi Untuk Pengairan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Wilson EM (1989), Hidrologi untuk Insinyur, Jakarta: Penerbit Erlangga
Subarkah Imam, Ir (1980), Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Bandung: Penerbit Idea Drama
Linsley Ray K (1989), Hidrologi Untuk Insinyur, Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai