1. Cara Empirik,
2. Cara Rasional,
3. Cara Hidrograf Satuan,
4. Cara Analisis Frekuensi,
5. Teknik Modeling dan Simulasi.
1 Cara Empirik
Didasarkan pada data puncak banjir yang pernah
terjadi pada DAS-DAS yang mempunyai luas
berbeda dibuat persamaan sederhana [Q = f
(A)] flood- peak-area relationships
Qp = n Am
hujan
tr
debit
Waktu konsentrasi, tc
DAS
waktu
Hidrograf Debit limpasan Rasional
2. Cara Rasional
Rumus Dasar:
QP = c.it,.A
Rasionalterkoreksi/untuk kawasan luas:
QP = Cs.β.C.it,.A
(untuk kawasan yang luas > 50 sq.mile)
dengan:
c = koefisien limpasan, it,T = intensitas hujan
durasi tc dengan kala ulang T tahun, A = luas
daerah.
Syarat berlakunya Rumus Rasional:
0
tcs tc = waktu dari titik 0 -1 - 2
1 = tcs + tcc
Melchior
2
CDH
L = panjang saluran (km)
qo=debit limpasan (m3/det.)
H= perbedaan tinggi elevasi hulu dgn hilir USC
Untuk USC: L d an H alam feet
Sumber: Chow et al, 1988
Sumber: Chow et al,
1988
Dalam hal DAS tidak homogen dipakai nilai c rerata.
Manonobe:
Banjir Rancangan
ANALISIS FREKUENSI
DEFINISI
Analisis frekuensi adalah salah satu teknik statistik yang
dapat digunakan untuk menentukan kejadian hujan atau
banjir dengan probabilitas tertentu.
Kejadian yang diperoleh disini adalah dalam bentuk data
kejadian.
Probabilitas kejadian bila dikaitkan dengan waktu maka
definisi analisis frekuensi adalah teknik statis tik yang dapat
digunakan untuk memperkirakan nilai kejadian tertentu di
masa yang akan datang.
Waktu yang dimaksud disini misalnya dalam 100 tahun sekali
kejadian akan muncul (terjadi) atau terlampaui dimasa yang
akan datang.
Karena analisis frekuensi berkaitan dengan statistik, maka
diperlukan data untuk menentukan parameter statistik. Data
statistik umumnya dipilih dengan metode tertentu.
METODA PEMILIHAN DATA STATISTIK UNTUK HIDROLOGI
(partial-duration series)
Contoh pemilihan data debit banjir sungai Lukulo Kebumen Jawa
Tengah dengan metoda partial-duration series
Data statistik yang diperoleh dari hasil pemilihan data, umumnya diparame
terisasi dengan x. Bentuk hitungan parameter statistik di lakukan dalam
tabulasi.
Contoh8-1: Dari sebuah DAS diperoleh data tahunan hujan rata-rata seperti pada tabel
berikut.
Ck = 3.8873
Distribusi statistik yang digunakan dalam analisis frekuensi
data hidrologi adalah Distribusi Normal, Log Normal, Gumbel,
dan Pearson III.
1. DISTRIBUSI NORMAL
Tabel ini
merupakan
hubungan antara
variabel normal
standar (t) dan
probabilitas
kumulatif, P(t)
dari distribusi
Normal
Hubungan antara probabilitas dan waktu adalah seba
gai berikut:
atau
XT = x + K S
XT = nilai kejadian dengan probabilitas tertentu
x = harga (nilai) rata-rata data
S= diviasi standar
K = faktor frekuensi
Persamaan diatas ini dikenal dengan persamaan freku
ensi standar dari Ven Tee Chow (1964).
Persamaan ini berlaku umum untuk semua distribusi
yang sudah disebutkan di atas yaitu distribusi Normal,
Log Normal, Gumbel dan Pearson III.
Untuk distribusi Normal, nilai K = t (yang dapat ditentukan da
ri tabel sebelumnya). Sedang nilai K untuk distribusi yang lain
akan diberikan dalam pembahasan berikutnya tentang masing-
masing distribusi.
XT = x + K S
Xp10% = 67.2 + 1.2816 (18.8718) = 91.3855
XT = x + K S
Parameter statistik yang diperlukan adalah x, S, dan Cv.
Faktor frekuensi K untuk distribisi log normal 2 para
meter dapat juga diturunkan dengan persamaan beri
kut:
= Cv = koefisien variasi
t = variabel normal standar
Contoh8-3:
XT = x + K S
Parameter statistik yang diperlukan adalah x, S, dan Cs.
Faktor frekuensi K untuk distribisi log normal 3 parameter dapat
juga diturunkan dengan persamaan beri kut:
XT = x + K S
Parameter statistik yang diperlukan adalah x, S, dan Cs.
Faktor frekuensi K untuk distribisi Pearson III dapat
juga diturunkan dengan persamaan berikut:
1 = Cs = koefisien variasi
= Cs/6
t = variabel normal standar
Contoh8-5:
Parameter statistik yang diperlukan adalah logarima xln, Sln, dan Csln.
Contoh8-6:
dengan = Csln/6
xln = 4.1735
Sln = 0.2631
Cvln = 0.0526
Csln = 0.5595
Ckln = 2.7827
DISTRIBUSI GUMBEL TIPE I
XT = x + K S
Parameter statistik yang diperlukan adalah x, dan S
Contoh8-7:
3. Koefisien 4. Koefisien
Variasi Kemencengan
5. Kurtosis
Hasil parameter Statistik digunakan:
1. Normal,
2. Log Normal 2 Parameter,
3. Log Normal 3 Parameter,
4. Pearson Tipe III,
5. Log Pearson Tipe III,
6. Gumbel’s (Extreme Value Type I).
SKEW COEFFICIENT, g1,
VERSUS COEFFICIENT OF
VARIATION, cv – A GUIDE TO
THE SELECTION OF THE
PROBABILITY DISTRIBUTION
Parameter Statistik.
0,1,156
0,2050
PENELUSURAN BANJIR
(FLOOD ROUTING)
Maksud: MENGETAHUI PERGESERAN
PUNCAK DEBIT OUTFLOW (keluar) terhadap
kejadian INFLOW (masuk) HIDROGRAF
KATAGORI:
PENELUSURAN HIDROLOGIS menerapkan
persamaan kontinuitas saja,
PENELUSURAN HIDRAULIS menerapkan
persamaan kontinuitas dan persamaan gerak
aliran tidak tunak (unsteady flow) secara
bersamaan.
PENELUSURAN HIDROLOGIS
Jenis:
• PENELUSURAN PADA WADUK (RESERVOIR ROUTING)
• PENELUSUARAN PADA SUNGAI (CHANNEL ROUTING)
I
PERSAMAAN DASAR:
Pers Kontinuitas:
STEADY FLOW
Q
I = inflow; Q = outflow; dS = perubahan tampungan;
dt = perubahan waktu
Untuk interval waktu ∆t yang pendek:
Persamaan Kontinuitas
Persamaan Momentum
Inflow (I)
Outflow (Q)
Pertanyaan:
Jika Inflow (I) 10 m3/det, apakah outflow (Q) juga akan 10 m3/det.?
Data yang diperlukan:
1. Hubungan antara volume tampungan dengan tinggi muka
air; S = S (h),
2. Hubungan antara debit outflow dengan tinggi muka air; Q =
Q (h),
3. Inflow hidrograf; I = I (t), dihtung dari teori yang ada
4. Nilai awal: S; I; Q pada t = 0. dapat diketahui
SEMI ANALITIS (MODIFIED PUL’S METHOD)
2. Dihitung:
Pada kondisi awal
(awal penelusuran)
KONDISI AKHIR INTERVAL KONDISI AWAL INTERVAL ∆t,
∆t, indeks 2; t = 1 indeks 1; t = 0
103
102,5
Elevasi gengan (m)
102
101,5
Grafik 1
101
100,5
100
99,5
3 4 5 6 7 8 9 10
Volume genangan (juta m3)
2. Dibuat hubungan, keluaran (Q) dan
elevasi (h) dibuat kurva: 2 Q versus elevasi (h)
103,5
103
102
101,5
Grafik 2
101
100,5
100
99,5
0 50 100 150
Debit Outflow (m3/dt.)
PENYELESAIAN LANGSUNG TABEL DI BAWAH INI
Baris Waktu Inflow, I S1 elevasi, h Q outflow
(jam) (m3/dt) (m3/dt) (m3) (m3) (m3) (m3) (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A 0 10 100 0
15 0.324 3.35 3.35 3.67
B 6 20 100.65 13
37.5 0.81 3.57 3.42 4.23
C 12 55 101.4 27
67.5 1.458 4.228 3.80 5.25
D 18 80 101 53
76.5 1.6524 5.254 4.68 6.33
F 24 73 101.96 66
65.5 1.4148 6.33 4.11 5.52
G 30 58 1010.91 57
52 1.1232 5.52 4.1 5.22
H 36 46 10172 45
41 0.8856 5.22 3.99 4.88
I 42 36 101.48 43
31.75 0.6858 4.88 3.9 4.59
J 48 27.5 101.3 37
23.75 0.513 4.59 3.77 4.28
K 54 20 101.1 29
17.5 0.378 4.28 4.05 4.43
L 60 15 100.93 23
14 0.3024 4.43 3.86 4.16
M 66 13 100.77 18
6.5 0.1404 4.16 3.73 3.87
N 72 0 100.65 14
Perhitungan dalam tabel:
Baris A,
Kolom 1: 0 = adalah waktu jam ke 0
Kolom 2: 10 = adalah inflow awal (I) jam ke 0 (aliran base flow)
Kolom 3: 15 = adalah rerata aliran inflow anatara jam ke 0 dan jam ke 6
Kolom 4: 0,216 = adalah rerata volume aliran selama jam ke 0 dan jam ke 6
Kolom 5: 3,35 = volume genangan awal pada saat outflow (Q) 0 m3/det.
Kolom 6: 3,35 = kolom 5 karena aliran keluar masih 0
Kolom 7: 3,57 = kolom 4 + kolom 6
Kolom 8: 100,65 = elevasi dibaca pada genangan sebesar kolom 7
Kolom 9: 13 = debit keluar (outflow) dibaca pada tinggi elevasi genangan kolom 8
Baris B,
Kolom 1: 6 = adalah waktu jam ke 6
Kolom 2: 20 = adalah inflow jam ke 6 (soal)
Kolom 3: 37,5 = adalah rerata aliran inflow anatara jam ke 6 dan jam ke 12
Kolom 4: 0,816 = adalah rerata volume aliran selama jam ke 6 dan jam ke 12
Kolom 5: 3,57 = volume genangan awal pada saat jam ke 6.
Kolom 6: 3,42 = kolom 5 – (rerata aliran keluar dengan debit 13 m3/dt selama 6 jam)
Kolom 7: 4,23 = kolom 4 + kolom 6
Kolom 8: 101,4 = elevasi dibaca pada genangan sebesar kolom 7
Kolom 9: 27 = debit keluar (outflow) dibaca pada tinggi elevasi genangan kolom 8
PENELUSURAN SECARA GRAFIS
S = k [ x Im + (1 – x) Qm]
Dengan: m = konstanta; k = konstanta waktu
penampungan; x = faktor sungai (kesesuaian
inflow~outflow)
Nilai k dan x tergantung dari kemampuan sistem tampungan sungai akibat aliran
masuk dan keluar. Nilai k dan x dihitung/ditetapkan secara grafis pada kurva
tampungan (S) dengan fungsi [xI + (1-x)Q]. Nilai k adalah kemiringan grafik,
sedangkan nilai x dicoba-cobakan agar grafik hampir berimpit.
PERSAMAAN MUSKINGUM
Dengan anggapan m = 1,
S = k [xI + (1 – x)Q]
Dari persamaan kontinuitas sebelumnya:
Q2 = c0 I2 + c1 I1 + c2 Q1
c0 + c1 + c2 = 1
Soal:
Suatu sungai mempunyai karakter konstanta waktu tampungan (k) = 12 jam
dengan x = 0,20. Terjadi aliran pada titik hulu sebagai berikut:
Waktu (jam) 0 6 12 18 24 30 36 42 48 54
I (m3/jam) 10 20 50 60 55 45 35 27 20 15
Penyelesian:
c0 = (-12.0,20 + 0,50.6)/(12 – 12.0,20 + 0,50.6) = 0,048
c1 = 0,429; c2 = 0,523
c0 + c1 + c2 = 0,048 + 0,429 + 0,523 = 1,00
Tabel hitungan:
Q2 = c0 I2 + c1 I1 + c2 Q1