Intisari
Bojonegoro adalah salah satu kota yang memiliki banyak drainase khususnya
disepanjang jalan seperti drainase di jalan Gajah Mada, namun tak jarang di saat hujan lebat
drainase tersebut tak dapat menampung dan mengalirkan air sehingga dapat menimbulkan
genangan di jalan dan area sekitarnya. Tujuan penelitian ini ialah : Untuk mengetahui besar
intensitas hujan per jam, debit aliran rencana, dan dimensi penampang saluran serta Untuk
menganalisa apakah saluran mampu melewatkan dan menampung air yang yang datang dari
hujan. Analisis yang digunakan untuk menyusun penulisan ini adalah analisis hidrologi yang
bertujuan menghitung debit rencana dengan menggunakan metode rasional dan Analisa
hidrolika untuk menghitung kapasitas debit saluran drainase. Kedua hasil kemudian
dibandingkan (Qs ≥ Qp) untuk melihat kemampuan drainase perkotaan.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh debit rencana (Qp) sebesar 1,25 m /s dan debit
saluran (Qs) sebesar 1,97 m /s. Maka dapat dikatakan bahwa saluran drainase secara
kapasitas saluran sudah mampu menampung air hujan yang jatuh dimana Qs ≥ Qp sehingga
ketika hujan, air hujan mampu tertampung di dalam saluran tersebut. Namun kenyataan
dilapangan ialah disaat hujan yang lebat air hujan tidak mampu tertampung sehingga
menimbulkan genangan di sepanjang jalan. Kondisi itu di pengaruhi akibat dibebarapa titik
lubang-lubang di sepanjang jalan tersumbat oleh sampah dan endapan-endapan tanah. Oleh
karena itu air dapat menggenang di jalan.
1
sampel sebagai berikut :
𝑆𝑛 = reduced standard deviation yang
2 𝑛
tergantung jumlah sampel 𝑡1 = × 3,28 × 𝐿o ×
𝑌𝑇𝑟 = reduced variate, yang dapat dihitung 3 √𝑆
𝐿
dengan persamaan 𝑡2 =
𝑇𝑟 − 1 60 × 𝑉
𝑌𝑇𝑟 = − ln{ − ln } 𝑇𝑐 = 𝑡1 + 𝑡2
𝑇𝑟
• Intensitas Curah Hujan Dimana :
Menurut Asdak (1995), menyatakan
Tc = waktu konsentrasi (menit)
bahwa instensitas hujan adalah jumlah
hujan per satuan waktu. Intensitas hujan t1 = waktu inlet (menit)
(mm/jam) dapat diturunkan dari data curah
hujan harian (mm) empiris menggunakan t2 = waktu aliran (menit)
metode mononobe, intensitas curah hujan L = panjang saluran(m)
(I) dalam rumus rasional dapat dihitung
berdasarkan rumus : Lo = jarak dari titik terjauh ke fasilitas
drainase (m)
𝑅24 24 2/3
𝐼= ( ) n = angka kekasaran manning
24 𝑡
Dimana : S = kemiringan saluran
2
1 2 1 Keterangan:
𝑄𝑠 = 𝐴 𝑅3 𝑆 2
𝑛 L= batas daerah pengaliran (L1+L2+L3), L1=
𝐴 ditetapkan dari as jalan sampai tepi
𝑅=
𝑃 perkerasan, L2= ditetapkan dari tepi
Keterangan : perkerasan sampai tepi bahu, L3= tergantung
Q = debit saluran (m3/det) dari keadaan setempat, maksimum 100 m
A = luas penampang basah saluran (m2) Dari Perhitungan tersebut
R = jari – jari hidrolis (m) didapatkan luas daerah pengaliran drainase
n = koefisien kekerasan saluran di jalan Gajah Mada, Bojonegoro, Jawa
S = kemiringan dasar saluran Timur ialah sebesar 2,88 Hektar (Gambar 3).
P = keliling basah (m)
V = kecepatan rata-rata (m/det)
Dimensi saluran harus mampu
mengalirkan debit rencana atau dengan kata
lain debit yang dialirkan oleh saluran
(Qs) sama atau lebih besar dari debit debit
rencana (Qp). Hubungan ini ditunjukkan Gambar 3. Luas Gambar 4. Skema
sebagai berikut: daerah pengaliran. jaringan drainase
Qs ≥ Qp
3
• Analisa Frekuensi Curah Hujan
✓ Hitungan parameter statistik
1200
=
60 × 1,5
= 13,3 menit
𝑇𝑐 = 𝑡1 + 𝑡2
= 1,3 + 13,3
= 14,6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• Intensitas Curah Hujan
= 0,2 jam
Intensitas hujan jam-jam (mm/jam)
Sehingga intensitas curah hujan
untuk beberapa kala ulang. Metode yang
rencana adalah sebagai berikut;
digunakan dalam perhitungan intensitas
hujan adalah metode Mononobe. 𝐼 = 𝑦 = −49,14𝑙𝑛(𝑥) + 143,36
𝑦 = −49,14𝑙𝑛( 𝑇𝑐 ) + 143,36
4
𝑦 = −49,14𝑙𝑛( 0,2 ) + 143,36 Kesimpulan
Dari analisis perhitungan yang ada
𝐼 = 222,45 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚 didapatkan :
• Debit Rencana 1. Intensitas hujan sebesar 222,5
Koefisien run off untuk di jalan mm/jam
Gajah Mada ialah 0,7 2. Debit rencana (Qp) sebesar 1,25 m /s
𝑄𝑝 = 0,00278 . 𝐶. 𝐼. 𝐴 3. Debit saluran (Qs) sebesar 1,97 m /s
5
6