05. Metode Rasional
Q Puncak Rasional
Hubungan
Rasional
Hujan - Hidrograf
SCS
Limpasan
Unit Actual
Hidrograf Sintetik Penelusuran
Banjir
Banjir (Flood
Rencana
Routing)
Analisa
Frekuensi
Data Debit
2
Metode Perhitungan Debit Banjir Rencana
Muskingum
Saluran Muskingum – Cunge
Kinematik
Hidrologi
Waduk /
Storage Indication
Reservoir
Penelusuran
Banjir (Flood
Routing)
Aliran Tetap
(Steady Flow)
Hidrolika
Aliran Tak Tetap
(Unsteady Flow)
3
Metode Rasional
Merupakan metode lama yang masih digunakan di
berbagai tempat di dunia, termasuk di Indonesia.
4
Metode Rasional
Tinjau hujan dengan intensitas tetap dengan durasi yang
lama terjadi pada DAS.
Debit limpasan secara berangsur akan meningkat dari nol
sampai suatu nilai tetap/konstan seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah.
5
Metode Rasional
Limpasan akan bertambah pada saat aliran dari daerah yang
jauh dari DTH sampai di titik outlet.
Dari gambar terlihat bahwa besarnya limpasan akan konstan
sebesar debit maksimum pada saat t ≥ tc (waktu konstentrasi).
Debit puncak limpasan diberikan pada rumus berikut:
Q p C A I ; untuk t t c
1
Qp C I tc ,T A 0,278 C I tc ,T A
3,6
dimana:
Qp : Debit puncak [m3/s]
C : Koefisien limpasan (= limpasan/hujan)
A : Luas DAS [km2]
Itc,T : Intensitas hujan rata-rata [mm/jam] dengan durasi tc dan
periode ulang T
6
Metode Rasional
Data DAS dan
Parameter (Luas A,
INTENSITAS Koefisien Limpasan C, DEBIT PUNCAK
HUJAN MERATA Waktu Konsentrasi tc
QMAX = C Irt A
Lengkung IDF
Intensitas Hujan Merata
dari Lengkung IDF
Irt
tc tc Waktu Konsentrasi
7
Hidrograf Metode Rasional
Ada tiga bentuk hidrograf metode Rasional, tergantung
dari waktu konsentrasi dan durasi hujan, yaitu :
Bila Durasi hujan = Waktu konsentrasi, disebut Concentrated,
bentuk hidrograf segitiga dengan puncak terjadi pada waktu
konsentrasi
Durasi hujan
8
Hidrograf Metode Rasional
Bila Durasi hujan > Waktu konsentrasi, disebut
Superconcentrated, bentuk hidrograf trapesium dengan puncak
terjadi pada waktu konsentrasi
Durasi hujan
9
Hidrograf Metode Rasional
Bila Durasi hujan < Waktu konsentrasi, disebut
Subconcentrated, bentuk hidrograf trapesium dengan puncak
terjadi pada waktu akhir durasi hujan, akan tetapi Qpuncak < dari
dua kondisi sebelumnya
Durasi
hujan
Qmaks = Qe
10
Keterbatasan Metode Rasional
Semua faktor kehilangan air (infiltrasi, tampungan
cekungan, evapotranspirasi, dll) dicakup dalam keofisien
limpasan C.
Nilai C dianggap tetap pada suatu DAS (kondisi ini jarang
terjadi).
Bias yang terjadi karena pemilihan koefisien C.
Kesulitan untuk menentukan besarnya waktu konsentrasi
tc. Nilai tc ini pada suatu DAS tidak selalu tetap pada
kondisi hujan dan limpasan yang berbeda.
Metode ini mengasumsikan hujan tetap dan merata di
seluruh wilayah. Pada DAS yang luas kondisi ini tak
terpenuhi karena terjadi pergerakan hujan dan pola hujan
badai.
Asumsi bahwa frekuensi hujan = frekuensi banjir adalah
kurang benar, khususnya untuk daerah yang sangat lolos
air.
Batasan luas maksimum dimana metode Rasional sahih,
bervariasi dari satu negara ke negara lainnya.
11
Persamaan Umum Metode Rasional
Persamaan umum Q puncak metode Rasional :
QT 0,278 K C I A
12
Intensitas Hujan Rata-rata
Intensitas hujan rata-rata diperoleh dari kurva
Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF).
Cara mendapatkan lengkung IDF ada 2 macam
pendekatan :
1. Menggunakan analisa frekuensi dan korelasi
regresi jika data hujan dari pos hujan otomatis
tersedia cukup panjang.
2. Menggunakan rumus empiris dari Mononobe atau
Bell.
13
Modifikasi Metode Rasional
Untuk menghindari kesalahan dan ketidak konsistensian,
metode Rasional perlu dilakukan koreksi sebagai berikut :
1. Faktor Koreksi K :
2 tc
K
2 tc tt
dimana :
tc : ti + tt
tc : Waktu konsentrasi [jam]
ti : Waktu aliran limpasan permukaan [jam]
tt : Waktu untuk mengalir dalam saluran [jam]
14
Modifikasi Metode Rasional
Pendekatan lain untuk faktor koreksi K, dihubungkan
dengan luas tangkapan air A sbb :
A < 20 Ha K=1
20 Ha < A < 50 Ha K = 1,05
50 Ha < A < 100 Ha K = 1,10
A > 100 Ha K = 1,15
15
Koefisien C
Koefisien C merupakan perbandingan antara besarnya limpasan
dan hujan total.
Besarnya koefisien C tergantung dari terutama pada penggunaan
lahan, jenis dan tipe tanaman penutup, dan kemiringan lereng
tanah.
Besarnya C juga dipengaruhi oleh karakteristik hujan (intensitas,
durasi) dan kelengasan tanah awal.
Nilai C bervariasi antara 0,7 – 0,95 untuk lapisan kedap air seperti
perkerasan jalan dan atap rumah, dan antara 0,05 sampai 0,35
untuk lapisan lolos air.
Tipikal besarnya nilai C pada daerah perkotaan diperlihatkan pada
tabel berikut.
16
Koefisien C
17
Koefisien C
Prosentasi areal kedap air di suatu wilayah disajikan dalam
bentuk Percentage imperviousness (PIMP).
PIMP merupakan perbandingan antara luasan kedap air dan
luasan total.
Besarnya PIMP tergantung penutupan lahan, tipikal untuk
kawasan perkotaan di London disajikan pada tabel berikut.
18
19
20
Koefisien C
Jenis Tanah
Tata Guna Lahan Loam Lempung Lempung
Berpasir Siltloam Padat
Hutan
Padang Rumput/Semak-semak
Tanah Pertanian
22
Tipe Daerah Aliran Keterangan Nilai C
B
i 1
Luas DAS [km2] :
n
A A i ti
i 1 Outlet
C
Ukur Jarak Limpasan Hitung Kemiringan Lahan Hitung Q Outlet :
Permukaan AB [m] AB
Q = 0,278 K C I A [m3/s]
Hitung V dan ti baru
Ukur Panjang Saluran Hitung Waktu Limpasan
BC [m] Permukaan tt [menit]
B
A3, C3
A2, C2
A5, C5
Outlet A4, C4
25
Contoh Penggunaan Metode Rasional
26
Contoh Penggunaan Metode Rasional
500 m
400 m
AREA 1
A1 = 15 Ha AREA 2
SL = 0,002 A2 = 8 Ha
300 m
C1 = 0,6 SL = 0,003
200 m
S0 = 0,004 C2 = 0,5
S0 = 0,004
C
A AREA 3 B
A3 = 8 Ha
250 m
SL = 0,003
C3 = 0,5
S0 = 0,004
D
27
250 m
Contoh Penggunaan Metode Rasional
mb b mb
1 h
m
b = zh
b zh
10 / 3
1 ( zh mh )
2 2 5/3
( z m) 5/3
h
Q S 01/ 2
n zh 2h 1 m 2 2/3
n z 2 1 m 2
2/3
h2/ 3
3/8
Q n z 2 1 m2 2/3
h
( z m) 5 / 3 S o1/ 2
28
Contoh Perhitungan Metode Rasional T = 10 Tahun Semarang
b= 2h K= 1 A<20 Ha
m= 0 K= 1,05 20<A<50 Ha
ti : Kirpich = (0,06628*L^0,77)/(S^0,385) K= 1,1 50<A<100 Ha
K= 1,15 A>100 Ha
No. Nama Daerah Lahan
Saluran Layanan Luas Daerah Koef. Luas Total Faktor Panjang Kemiring- Waktu Konsentrasi
Layanan Runoff Efektif Koreksi Lahan an Lahan
A1 A C CA ΣCA K D SL ti tt tc
ha ha ha m m/m menit menit menit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
500 400
AREA 1
A1 = 15 Ha AREA 2
SL = 0,002 A2 = 8 Ha
300 SL = 0,003
C = 0,6 200
So = 0,004 C = 0,5
C So = 0,004
A B
AREA 3
A3 = 6,25 Ha
250 SL = 0,004
C = 0,4
So = 0,005
D
250 29
LAYOUT SALURAN
I =(11631,39)/(t+35,52)
Desain Saluran
Intensitas Debit Lebar Kedalam Panj Slope Slope Koef. Luas Kecpt Waktu Delta
Hujan Puncak Sal an Sal Sal Dinding Dasar Sal Manning p. bsh aliran Aliran tt
I Qp B H L v(1:m) SS n A V tt =L /60 V (12)-(24)
3 2
mm/jam m /det m m m m m/m m m/dt menit menit
14 15 17 18 16 19 20 21 22 23 24 25
205,264 5,136 2,200 1,100 500 0 0,004 0,02 2,419 2,12265 3,926 4,403E-07
232,493 2,585 1,701 0,850 400 0 0,004 0,02 1,446 1,78795 3,729 6,967E-07
199,739 9,037 2,608 1,304 250 0 0,005 0,02 3,400 2,65813 1,568 9,346E-07
Dimensi Saluran
b h h + 0,3
Saluran
[m] [m] [m]
A-C 2,200 1,100 1,400
B-C 1,701 0,850 1,150
C-D 2,608 1,304 1,604
30
Pengaruh Bentuk DAS
Bentuk DAS bisa
menyebabkan :
C IA AA > C IB AB
QA < QB
31
Pembagian Sub DAS Metode Rasional
32
PR METODE RASIONAL
Suatu jaringan saluran drainase seperti tergambar di bawah, perlu direncanakan
dimensinya. Data jaringan sebagai berikut :
33
Tabel 1. Data Sub-DAS
Panjang
Ruas Saluran Kemiringan Dasar So
[m]
S-12 75 0,006
S-24 100 0,006
S-34 100 0,0002
S-45 750 0,0002
34
Semua saluran berbentuk trapesium, dengan perbandingan lebar dasar (b) : dalam
air (h) = 2:1, atau b = 2 h, kemiringan sisi samping 1 : 1. Tinggi jagaan diambil =
0,3 m dan koefisien kekasaran Manning n = 0,020.
Saudara diminta untuk menghitung debit puncak dan dimensi semua ruas saluran
dengan periode ulang 5 tahun bila persamaan kurva IDF adalah :
650 T 0, 22
I
t 180,75
dimana I adalah intensitas hujan (mm/jam), T adalah periode ulang (tahun) dan t
adalah durasi hujan (menit).
PR diserahkan tanggal 22 Maret 2022 Jam 09:00. Dikirim via email ke alamat:
bar.ujian2020@gmail.com dengan nama NPM_NAMA_PR‐2_DRAIKOT
File dalam bentuk PDF, Spread sheet diserahkan diberi nama yang sama
35