Anda di halaman 1dari 22

METODE RASIONAL MODIFIKASI UNTUK BERBAGAI KEJADIAN HUJAN

DI SUB-DAS CIMANYAR
Fuad Hasan1, Iwan K Hadihardaja2, Hadi Kardhana3
Mahasiswa Pascasarjana, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
2
Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
3
Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK
Metode Rasional adalah rumus perhitungan debit paling tua, dengan anggapan bahwa
debit puncak dapat diprediksi dari hujan dengan intensitas seragam dan berlangsung
dalam waktu tertentu pada suatu daerah tangkapan air. Tetapi metoda ini telah
dipahami tidak berlaku untuk setiap daerah tangkapan dengan proses limpasan
Subconcentrated. Untuk dapat mengaplikasikan metoda rasional pada proses tersebut,
maka diperlukan kajian untuk mempelajari respons DAS dengan berbagai kejadian
hujan seragam dalam berbagai durasi. Sebagai contoh kasus adalah Daerah Aliran
Sungai (DAS) Cimanyar, salah satu Sub DAS Cimanuk.
Untuk melihat respons tersebut dalam parameter debit puncak dan volume limpasan,
maka pada kajian ini dikembangkan model hidrologi dengan MIKE SHE yang
terkalibrasi dan tervalidasi dengan debit pengukuran di stasiun pengamatan Cimanyar.
Parameter kalibrasi yang digunakan dalam pemodelan ini adalah koefisien limpasan
(C) dan indeks infiltrasi (-index). Berbagai skenario input curah hujan dan durasi
diberikan pada model hidrologi tersebut untuk melihat parameter debit puncak dan
volume limpasan. Analisa dilakukan dengan perbandingan antara hidrograf hasil
simulasi model hidrologi dengan hidrograf prediksi oleh Metode Rasional.
Berdasarkan analisis rasio volume limpasan dengan volume hujan secara volumetric,
nilai C pada Sub-DAS Cimanyar berkisar antara 0,07 sampai dengan 0,61. Dari 8
skenario yang telah disimulasikan yang dilakukan dengan hujan seragam 10 50 mm
dengan durasi 1 sampai dengan 8 jam, diketahui bahwa pada jam ke 1 sampai jam ke 3
terjadi peningkatan debit banjir puncak yang signifikan. Sedangkan pada jam ke 3
sampai dengan jam ke 8 tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Nilai C cenderung
konsisten pada saat hujan berlangsung setelah 3 jam. Berdasarkan hal tersebut, maka
menurut Metode Rasional, dapat diperkirakan bahwa waktu konsentrasi di Sub-DAS
Cimanyar adalah sebesar 3 jam dan terdapat hubungan/korelasi kuat antara koefisien
limpasan dengan hujan.
Berdasarkan perbandingan dapat diketahui bahwa bentuk hidrograf, debit puncak dan
volume limpasan Metode Rasional dengan tipe proses Concentrated dan
Superconcentrated mendekati bentuk hidrograf hasil simulasi model hidrologi. Tetapi
perbandingan dengan tipe proses Subconcentrated menunjukan perbedaan yang cukup
signifikan, sehingga perlu dilakukan Modifikasi Metode Rasional. Modifikasi tersebut
dilakukan dengan memperkenalkan koefisien Cv dan Cp, yang merupakan koefisien
koreksi volume limpasan dan debit puncak prediksi untuk dapat mendekati debit puncak
dan volume limpasan hasil simulasi model hidrologi.
Kata kunci : Hidrograf, Metode Rasional, MIKE SHE, koefisien limpasan, debit
puncak

ABSTRACK
Rational method is the oldest debit calculation formula, assuming that the peak
discharge can be predicted from the rain with uniform intensity and takes place in a
certain time in a catchment area. But this method has been understood not apply to any
catchment with Subconcentrated runoff process. To be able to apply the rational method
in that process, it is necessary to study the response of a watershed studies with uniform
rainfall events in many different duration. For example is the case of the Watershed
(DAS) Cimanyar, one subzone Cimanuk Watershed.
To see the response within the parameters of peak discharge and runoff volume then in
this study was developed with MIKE SHE hydrological models that calibrated and
validated with measurements in the discharge observation stations Cimanyar.
Calibration parameters used in this modeling is the runoff coefficient (C) and index of
infiltration (-index). Various scenarios of rainfall input and the duration given at the
hydrological model to look at the parameters of peak discharge and runoff volume.
Analysis carried out by comparison between hydrograph simulation results by
hydrological model with hydrograph predictions by the Rational Method.
Based on the analysis ratio of the runoff volume with rainfall volume in a volumetric,
the value of C in the Cimanyar watershed ranged from 0.07 to 0.61. From 8 scenarios
has been simulated were conducted with uniform rainfall 10-50 mm with the duration of
1 to 8 hours, it is known that in the hours between 1 to 3 occurs increased significantly
the peak flood discharge. While on the hour to 3 up to 8 hours is not a significant
increase. Value C tend to be consistent in the rain lasts after 3 hours. Based on this,
then according to the Rational Method, it can be estimated that time of concentration in
Cimanyar watershed is 3 hours and there is a relationship / strong correlation between
runoff coefficient with rain.
By comparison it can be seen that the shape of the hydrograph, peak discharge and
runoff volume Rational Method with the type of Concentrated and Superconcentrated
process approximates the shape of hydrograph simulation results by hydrological
model. But the comparison with the type of Subconcentrated process showed a
significant difference, so we need to Modified Rational Method. The modification is
done by introducing the coefficient Cv and Cp, which is a correction coefficient of
runoff volume and peak discharge prediction to be approaching the peak discharge and
runoff volume hydrologic model simulation results.
Keywords: hydrograph, Rational Method, MIKE SHE, runoff coefficient, peak
discharge

1.
Pendahuluan
sebesar 31.00 km2 yang dapat digunakan
Metode
Rasional
adalah
rumus dan dapat berlaku untuk kajian modifikasi
perhitungan debit paling tua, dengan Metode Rasional ini. Selain itu pada DAS
anggapan yang sederhana. Metode ini ini terdapat data pencatatan debit jamdibuat dengan mempertimbangkan bahwa jaman yang akan digunakan untuk
banjir berasal dari hujan yang mempunyai kalibrasi, serta terdapat pula data
intensitas curah hujan seragam dan pencatatan hujan jam-jaman yang
berlangsung dalam waktu tertentu pada digunakan untuk menurunkan data hujan
daerah aliran sungai.
harian.
Metode Rasional ini umumnya banyak Untuk melihat kejadian hidrologis pada
digunakan untuk menghitung debit banjir Sub-DAS Cimanyar, penulis akan
pada daerah aliran sungai yang tidak melakukan pemodelan hidrologi yang
terlalu luas dengan batasan luas hingga akan dibantu dengan menggunakan
50 km2, atau tergantung ketersediaan software MIKE SHE untuk pemodelan
penyebaran stasiun hujan yang ada pada overland flow serta sofware MIKE 11
daerah aliran sungai (Nugroho, 2010). untuk pemodelan hidrolika di sungai.
Menurut Iman Subarkah (1978), Metode Setelah itu kemudian dilakukan kombinasi
Rasional dapat diterapkan untuk DAS antara MIKE SHE dan MIKE 11 untuk
dengan luas antara 0,4 0,8 km2. mengetahui dan menganalisis kejadian
Sedangkan Menurut San Diego Country hidrologis yang terjadi di Sub-DAS
(Ponce, 1989) nilainya berkisar antara Cimanyar.
0,65 12,5 km2.
2.
Maksud dan Tujuan
Menurut UNESCO (1987), Manual on Maksud dari penelitian ini adalah untuk
Drainage and Urbanized Area, Metode mengkaji Rumus teoritis hidrograf Metode
Rasional ini tidak dianjurkan untuk Rasional yang diaplikasikan dengan
digunakan.
menggunakan software MIKE SHE.
Kelemahan metode ini adalah bahwa ia Tujuan dari penelitian ini yaitu :
tidak dapat menerangkan hubungan curah 1. Menganalisa dan membandingkan
hujan terhadap air larian dalam bentuk
hidrograf hasil software MIKE SHE
unit hidrograf. Metode ini hanya
pada Sub-DAS Cimanyar.
menunjukkan besarnya debit puncak (Qp) 2. Mengkaji Rumus Metode Rasional.
dan debit rata-rata (Qaverage). Namun 3.
Gambaran Umum Wilayah
demikian, metode ini terbukti paling
Studi
praktis dalam memprakirakan besarnya Sub-DAS Cimanyar berada di Kabupaten
debit puncak dan debit rata-rata untuk Garut Provinsi Jawa Barat. Sub-DAS
merancang bangunan pencegah banjir, Cimanyar merupakan DAS paling hulu
erosi dan sedimentasi. Untuk mengkaji pada DAS Cimanuk dengan hulu sungai
Metode Rasional lebih lanjut, maka berasal dari Gunung Papandayan. Subdiperlukan penelitian untuk mempelajari DAS Cimanyar ini memiliki ketinggian
respons DAS oleh adanya hujan dalam rata rata +1.200 meter di atas permukaan
bentuk serial waktu.
laut . Pada DAS Cimanyar ini terdapat 9
Dalam penelitian ini penulis akan anak sungai yang bermuara ke sungai
mencoba mengkaji hidrograf Metode Cimanuk,
yaitu
Cimanuk
Hulu,
Rasional yang diaplikasikan dengan Cipanyingkiran,
Ciroyom,
Cibuluh,
menggunakan software MIKE SHE Cimaja, Cidawa, Cileteuy dan Cihideung.
dengan lokasi kajian Sub-DAS Cimanyar. Ke-9 sub-DAS ini membentuk DAS
Penulis memilih Sub-DAS Cimanyar ini Cimanyar yang memiliki luas mencapai
dikarenakan DAS ini memiliki luas 31 km2 atau 3100 Ha.
3

4.

resesi
(recession
limb)
sebagai
ditunjukkan pada Gambar 2. Sisi naik
menandakan masih adanya kontribusi
hujan terhadap debit aliran. Puncak
hidrograf adalah debit maksimum yang
terjadi dalam suatu aliran dengan waktu
naik yang merupakan selang waktu antara
mulai bertambahnya aliran sampai
tercapainya debit puncak. Sisi turun
merupakan proses pengatusan daerah
tangkapan. Waktu dasar yaitu waktu mulai
bertambahnya debit aliran sampai kembali
ke debit aliran dasar. Hidrograf tersebut
adalah hidrograf tunggal yang dihasilkan
oleh hujan periode tunggal, sedang
hidrograf kompleks yang mempunyai
puncak ganda atau lebih merupakan aliran
dari hujan periode panjang dengan
intensitas yang bervariasi.

Gambar 1. Sub-DAS Cimanyar


5.
Studi Literatur
4.1.
Hidrograf
Hidrograf adalah kurva yang memberi
hubungan antara parameter aliran dan
waktu. Parameter tersebut dapat berupa
kedalaman aliran (elevasi) atau debit
aliran, sehingga terdapat dua macam
hidrograf muka air dan hidrograf debit.
Hidrograf
muka
air
dapat
ditransformasikan menjadi hidrograf debit
dengan menggunakan rating curve.
Suatu hidrograf dapat dianggap sebagai
suatu
gambaran
dari
karakteristik
fisiografis
dan
klimatis
yang
mengendalikan hubungan antara curah
hujan dan pengaliran dari suatu DAS
tertentu. Komponen yang merupakan
sumber penyebab aliran di sungai antara
lain; air yang berasal langsung dari hujan
(precipitation),
limpasan
permukaan
(surface runoff), aliran bawah tanah
(subsurface flow, interflow) dan aliran air
tanah (groundwater flow), (Chow, 1964
dalam Sri Harto (1993).
Hidrograf aliran terdiri dari tiga
komponen, yaitu: (1) sisi naik (rising
limb), (2) bagian puncak (crest), (3) sisi

Gambar 2. Komponen Hidrograf (Ponce,


1989)
Hidrograf aliran sungai adalah sebuah
grafik yang menunjukkan hubungan
antara debit aliran sungai sebagai fungsi
waktu pada titik tertentu di aliran sungai.
Hidrograf aliran sungai menunjukkan
hubungan antara karakteristik fisiografis
sungai dan karakteristik aliran limpasan
pada suatu DAS/daerah tangkapan (Chow,
1959 dalam Chow, Maidmet dan Mays,
1988). Hidrograf aliran sungai dibagi
4

1.

2.
3.
4.

menjadi dua macam yaitu hidrograf


tahunan yang menunjukkan debit aliran
sebagai fungsi waktu dalam kurun waktu
tahun dan hidrograf hujan yang
menunjukkan debit aliran sebagai akibat
dari satu kejadian hujan.
4.2.
Metode Rasional
Metode rasional adalah metode lama yang
masih digunakan hingga sekarang untuk
memperkirakan debit puncak (peak
discharge). Ide yang melatarbelakangi
metode rasional adalah jika curah hujan
dengan intensitas I terjadi secara terusmenerus, maka laju limpasan langsung
akan bertambah sampai mencapai waktu
konsentrasi tc. Waktu konsentrasi tc
tercapai ketika seluruh bagian DAS telah
memberikan kontribusi aliran di outlet.
Laju masukan pada sistem adalah hasil
curah hujan dengan intensitas I pada DAS
dengan luas A. Nilai perbandingan antara
laju masukan dengan laju debit puncak
(Qp) yang terjadi pada saat tc dinyatakan
sebagai run off coefficient (C) dengan nilai
0 C 1 (Chow, 1988).
Beberapa
asumsi
dasar
untuk
menggunakan metode rasional adalah :
Curah hujan terjadi dengan intensitas yang
tetap dalam jangka waktu tertentu,
setidaknya sama dengan waktu
konsentrasi.
Limpasan langsung mencapai maksimum
ketika durasi hujan dengan intensitas
tetap sama dengan waktu konsentrasi.
Koefisien run off dianggap tetap selama
durasi hujan.
Luas DAS tidak berubah selama durasi
hujan (Wanielista, 1990).
Rumus ini adalah rumus yang tertua dan
yang terkenal di antara rumus-rumus
empiris lainnya Rumus ini banyak
digunakan untuk sungai-sungai biasa
dengan daerah pengaliran yang luas dan
juga untuk perencanaan drainase daerah

pengaliran yang relatif sempit. Bentuk


umum rumus rasional ini adalah sebagai
berikut :
Q = C.I.A
(1)
Dimana :
Q = Debit banjir maksimum (m3/det)
C = Koefisien pengaliran/limpasan
I = Intensitas curah hujan rata-rata
(mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2)
Koefisien limpasan (C) merupakan nilai
tetap yang merupakan perbandingan
antara hujan efektif dan hujan yang jatuh.
Nilai ini merupakan perwujudan dari
kehilangan
air
akibat
evaporasi,
evapotranspirasi, intersepsi dan infiltrasi.
Intensitas
hujan
(i)
merupakan
perwujudan dari durasi dan frekuensi
hujan dengan anggapan bahwa intensitas
hujan tetap pada suatu interval waktu dan
paling sedikit sama dengan waktu
konsentrasinya (TC). Aliran menjadi
maksimum jika durasi hujan (D) sama
dengan waktu konsentrasinya (Wanielista,
1990).
Berdasarkan anggapan bahwa aliran akan
menjadi maksimum jika TC = D maka
model Rasional yang ditujukan untuk
menghitung debit maksimum hanya
diterapkan pada DAS kecil. Sampai saat
ini belum ada batasan luas DAS yang
pasti. Menurut Iman Subarkah (1978),
Metode Rasional dapat diterapkan untuk
DAS dengan luas antara 0,4 0,8 km2 dan
menurut San Diego Country (Ponce,
1989) nilainya berkisar antara 0,65 12,5
km2. Sedangkan menurut Nugroho (2010)
Metode Rasional ini umumnya banyak
digunakan untuk menghitung debit banjir
pada daerah aliran sungai yang tidak
terlalu luas dengan batasan luas hingga 50
km2, atau tergantung ketersediaan
penyebaran stasiun hujan yang ada pada
daerah aliran sungai.

V1 = C I D A

V1 = C I D A

V2 = Qp1 Tc

V2 = Qp2 D

V1 = V2

V1 = V2

(a) Concentrated (TC = D)

(b) Super concentrated (TC < D)

V1 = C I D A
V2 = Qp3 Tc
V1 = V2
(c) Sub concentrated (TC > D)
Gambar 2. Hidrograf Metode Rasional
4.3.
Waktu Konsentrasi
Diasumsikan bahwa bila lama waktu
Waktu konsentrasi (Time of Concentration hujan sama dengan Tc berarti seluruh
Tc) adalah waktu perjalanan yang bagian DAS tersebut telah ikut berperan
diperlukan oleh air dari tempat yang untuk terjadinya aliran air (debit) yang
paling jauh (hulu DAS) sampai ke titik sampai ke titik pengamatan (Subarkah,
pengamatan aliran air (outlet). Hal ini 1987, Vissman, 1977, dalam Suripin
terjadi ketika tanah sepanjang kedua titik 2004). Menghitung waktu konsentrasi (tc)
tersebut telah jenuh dan semua cekungan dari DAS yang diinginkan dapat
bumi lainnya telah terisi oleh air hujan. dikerjakan dengan menggunakan salah
6

satu rumus empiris tc yang dikemukakan


oleh Watt dan Chow (1985). Persamaan
ini dapat digunakan untuk DAS dengan
luasan yang berkisar 0,01 sampai dengan
5.840 km2 serta memiliki kemiringan
sungai utama yang berkisar antara
0,00121 dan 0,0978.

simulasi debit oleh model mendekati nilai


debit yang sebenarnya. Kriteria yang
digunakan untuk evaluasi kemampuan
model yang digunakan yaitu Nash
Sutcliffe Efficiency (NSE) (Tanika, 2013).
NSE atau koefisien Nash dihitung
berdasarkan persamaan di bawah ini.
2
( Obsi , tCalc i ,t )
NSE=1 t
i ,t ) 2
( Obsi ,t Obs

0 , 79

tc 0,128
S 0,5
c
(2)
Dimana :
tc
= waktu konsentrasi (jam)
L
= panjang jarak dari tempat terjauh
di daerah catchment sampai tempat
pengamatan yang diukur menurut
jalannya sungai (km)
Sc
= Kemiringan antara elevasi
maksimum dengan elevasi
mnimum sungai.
4.4.
Koefisien limpasan
Koefisien limpasan adalah perbandingan
antara tebal aliran dan tinggi hujan untuk
jangka waktu tertentu. Koefisien limpasan
mempresentasikan efek daerah aliran
sungai terhadap kehilangan air hujan
menjadi aliran permukaan, dimana angka
koefisien limpasan itu sendiri tergantung
pada kondisi alam dan permukaan tanah,
meliputi kemiringan lereng, kelembaban
tanah, infiltrasi dan intensitas hujan.
4.5.
Pemodelan Hidrologi Dengan
MIKE SHE
MIKE SHE merupakan salah satu
software untuk pemodelan hidrologi yang
dikembangkan oleh DHI Water and
Environment Denmark. Dalam MIKE
SHE ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu
Overland
Flow,
Evapotranspirasi,
Unsaturated Flow dan Saturated Zone.
4.6.
Evaluasi Hasil Model
Pemodelan yang telah dilakukan dan telah
dikalibrasi perlu dicek kesesuaiannya.
Untuk mengecek kesesuaian hasil
pemodelan yang telah dilakukan dengan
data pengamatan yang ada, maka perlu
dilakukan kalibrasi. Tujuan dari kalibrasi
ini adalah untuk menentukan nilai
sekelompok parameter, sehingga hasil

NSE menunjukkan tingkat ketelitian dari


korelasi hubungan antara data yang
terukur dan terhitung. Fungsi ini
digunakan untuk mengevaluasi kesahihan
model. Sebuah model yang bagus akan
menghasilkan nilai koefisien Nash
mendekati 1 (0<N<1) (Indarto, 2010).
6.
Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Studi literatur penelitian terdahulu
Pengumpulan data
Membuat model hidrologi
Kalibrasi dan validasi data
Simulasi hujan seragam
Kajian Modifikasi Metode Rasional
7.
Analisa dan Pembahasan
6.1. Analisa Hujan
Pada penelitian ini, data yang digunakan
dalam analisa hujan adalah data hujan
jam-jaman maupun harian yang tercatat di
stasiun-stasiun pada DAS Cimanyar dari
bulan September 2012 hingga Juli 2013.
Data hujan jam-jaman yang tersedia pada
DAS Cimanyar hanya ada pada stasiun
hujan Cimanyar saja. Oleh karena itu
untuk menentukan curah hujan pada
stasiun lainnya dilakukan dengan cara
menurunkan curah hujan harian ke jamjaman. Data hujan jam-jaman pada stasiun
Cimanyar
dianalisa
prosentase
distribusinya selama durasi yang terjadi.
Prosentase distribusi yang diperoleh dari
perhitungan tersebut dapat digunakan
untuk menurunkan data hujan harian di
stasiun lainnya. Proses penurunan data
7

hujan dilakukan dengan melihat kejadian


hujan pada waktu yang sama.
Tabel 1. Data Stasiun Cimanyar dan
Ciharus
a. Kejadian Hujan 1

6.2. Kalibrasi dan Validasi Model


Berdasarkan kalibrasi dan validasi
kejadian hujan 1, hasil validasi data belum
menunjukkan kecocokan parameter yang
digunakan pada saat kalibrasi. Hal ini
dikarenakan keterbatasan data yang
didapat oleh peneliti. Proses validasi
membutuhkan data yang cukup banyak
agar karakteristik DAS pada model dapat
tergambar secara nyata.
Berdasarkan data hidrograf observasi,
pada awalnya peneliti menduga adanya
mekanisme interflow. Akan tetapi setelah
melakukan kalibrasi data dengan kejadian
hujan 2, kemudian di validasi dengan
kejadian hujan 1 dan 3, dugaan adanya
mekanisme interflow tidak terjadi.
Berdasarkan hasil perhitungan dan
pemodelan beberapa kejadian hujan, maka
dapat dipahami pula bahwa nilai koefisien
limpasan dapat berubah-ubah berdasarkan
kelembaban tanah, periode waktu dan
volume limpasan yang terjadi.
Tabel 1. Nilai Koefisien Limpasan pada
Sub-DAS Cimanyar

b. Kejadian Hujan 2

Berdasarkan tabel perhitungan rasio


volume limpasan dengan volume hujan
diatas, secara volumetrik dapat diketahui
bahwa nilai koefisien limpasan pada SubDAS
Cimanyar
berkisar
antara
0,07 sampai dengan 0,61.
Parameter-parameter yang digunakan pada
kajian modifikasi Metode Rasional ini
adalah hasil kalibrasi pemodelan kejadian
hujan pada tanggal 4 Februari 2013

c. Kejadian Hujan 3

(Model 1), yaitu pemodelan tanpa


mekanisme interflow. Dari gambar 3.
dapat terlihat bahwa dari hasil pemodelan,
debit tertinggi yaitu sebesar 8,47 m3/s.

Sedangkan debit puncak tertinggi hasil


pengamatan yaitu sebesar 8,78 m3/s. Dari
tabel uji kalibrasi diatas didapatkan nilai
Koefisien Nash (NSE) sebesar 0,84.

Gambar 3. Kalibrasi Kejadian Hujan 1

6.3. Simulasi
Dengan
Hujan
Seragam
Hasil simulasi berupa hidrograf banjir di
Sungai Cimanuk pada beberapa skenario
dengan intensitas hujan seragam 10 50
mm selama 1-8 jam dapat dilihat pada
gambar 4. berikut.

Gambar 4. Hidrograf Hasil Simulasi Dengan 8 Skenario


Berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat
bahwa respon DAS terhadap kejadian
hujan seragam dengan durasi 1 jam
menghasilkan waktu puncak selama 2
jam. Hidrograf yang dihasilkan yaitu
berbentuk segitiga. Kemudian respon
DAS terhadap kejadian hujan seragam
dengan durasi 2 jam menghasilkan waktu
puncak selama 2 jam. Bentuk hidrograf
yang dihasilkan yaitu bervariasi. Pada saat
intensitas hujan rendah, hidrograf yang
dihasilkan berbentuk trapesium.
Sedangkan ketika intensitas hujan
membesar, maka bentuk hidrograf yang
dihasilkan mendekati segitiga.
Kemudian untuk respon DAS terhadap
kejadian hujan seragam dengan durasi 3
jam menghasilkan waktu puncak selama 3
jam. Hidrograf yang dihasilkan yaitu
berbentuk segitiga.
Berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat
bahwa respon DAS terhadap kejadian
hujan seragam dengan durasi 4 jam
menghasilkan waktu puncak selama 4
jam, akan tetapi pada jam ke 3 sampai
dengan jam ke 4 tidak menghasilkan
kenaikan debit puncak yang signifikan.
Hidrograf yang dihasilkan yaitu berbentuk
segitiga
yang
mendekati
bentuk
trapesium. Kemudian berdasarkan hasil
simulasi dapat dilihat bahwa respon DAS
terhadap kejadian hujan seragam dengan
durasi 5-8 jam menghasilkan waktu
puncak yang mengikuti durasi hujannya.
Akan tetapi pada jam ke 3 sampai dengan
jam ke 8 tidak menghasilkan kenaikan
debit puncak yang signifikan. Hidrograf
yang
dihasilkan
yaitu
berbentuk
trapesium.

Tabel 2. Debit Puncak dan Volume


Limpasan Hasil Simulasi

10

Berdasarkan hasil diatas menghasilkan


hubungan/korelasi antara koefisien aliran
dengan hujan. Nilai koefisien aliran
cenderung konsisten pada saat hujan
berlangsung setelah 3 jam. Grafik
hubungan antara durasi hujan dengan
koefisien limpasan dapat dilihat pada
gambar 5.

6.4. Ringkasan
Hasil
Simulasi
Skenario Hujan Seragam 10 50
mm
Dari 8 skenario yang telah disimulasikan
yang dilakukan dengan hujan seragam 10
50 mm selama 1 sampai dengan 8 jam,
diketahui bahwa pada jam ke 1 sampai
jam ke 3 terjadi peningkatan debit banjir
puncak yang signifikan. Sedangkan pada
jam ke 3 sampai dengan jam ke 8 tidak
terjadi peningkatan yang signifikan.
Tabel 3. Ringkasan Debit Puncak 8
Skenario

Gambar 5. Hubungan Antara Durasi


Hujan dan Koefisien Limpasan
6.5. Kajian
Modifikasi
Metode
Rasional
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, dari
8 skenario yang telah disimulasikan yang
dilakukan dengan hujan seragam 10 50
mm selama 1 sampai dengan 8 jam,
diketahui bahwa pada jam ke 1 sampai
jam ke 3 terjadi peningkatan debit banjir
puncak yang signifikan, yang ditandai
dengan kemiringan garis hidrograf yang
cukup tinggi (Slope > 45). Sedangkan
pada jam ke 3 sampai dengan jam ke 8
kemiringan garis hidrograf menurun dan
cenderung konstan (Slope < 45),
sehingga dapat dikatakan tidak terjadi
peningkatan debit banjir yang signifikan.
Berdasarkan anlisis tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa besar waktu konsentrasi
pada Sub-DAS Cimanyar ini adalah
sebesar 3 jam.

Berdasarkan
perhitungan
dengan
menggunakan
Metode
Rasional
Qp
C=
, maka dapat diketahui nilai
IA
koefisien limpasan yang ada pada masingmasing skenario.
Tabel 4. Nilai Koefisien Limpasan

11

Gambar 6. Waktu Konsentrasi Sub-DAS Cimanyar


6.5.1.
Hidrograf dengan Waktu QP = CIA
Konsentrasi Sama Dengan Durasi V = CIDA
Hujan TC = D (Concentrated)
Tanggapan Sub-DAS Cimanyar terhadap
Untuk menghitung debit banjir puncak hujan dengan intensitas seragam dan
dan volume limpasan Metode Rasional waktu konsentrasi sama dengan durasi
dengan waktu konsentrasi sama dengan hujan (Concentrated), yang dibandingkan
durasi hujan dapat digunakan persamaan dengan hidrograf hasil simulasi dijelaskan
sebagai berikut.
dan dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Perbandingan Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan Hidrograf Simulasi
(Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 3 jam
Grafik pada gambar 7. menunjukkan hidrograf aliran berbentuk segitiga dengan
perbandingan antara hidrograf simulasi debit puncak (Qp) merupakan puncak dari
dan hidrograf Metode Rasional dengan hidrograf segitiga. Waktu penurunan sama
waktu konsentrasi sama dengan durasi dengan waktu konsentrasi, serta debit
hujan
(concentrated).
Berdasarkan puncak terjadi pada saat waktu
perbandingan diatas dapat diketahui konsentrasi tercapai.
bahwa bentuk hidrograf Metode Rasional
mendekati bentuk hidrograf hasil simulasi.
Selain itu nilai debit puncak dan volume
Tabel 5. Debit Maksimum dan Volume
limpasan metode rasional dapat mendekati
Limpasan Hasil Simulasi dan
nilai debit puncak dan volume limpasan
Metode Rasional (TC = D)
hasil simulasi. Hal ini sesuai dengan
hipotesis hidrograf Metode Rasional yang
menyatakan bahwa jika DAS dengan
waktu konsentrasi sama dengan durasi
hujan
(concentrated)
menghasilkan
12

6.5.2.
Hidrograf dengan Waktu
Konsentrasi lebih kecil dari
Durasi
Hujan
TC
<
D
(Superconcentrated)
Untuk menghitung debit banjir puncak
dan volume limpasan Metode Rasional
dengan waktu konsentrasi lebih kecil dari
durasi hujan dapat digunakan persamaan
sebagai berikut.

QP = CIA
V = CIDA
Tanggapan Sub-DAS Cimanyar terhadap
hujan dengan intensitas seragam dan
waktu konsentrasi lebih kecil dari durasi
hujan, yang dibandingkan dengan
hidrograf hasil simulasi dijelaskan dan
dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Perbandingan Hidrograf Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan


Hidrograf Simulasi (Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 4-8 jam
Berdasarkan perbandingan diatas dapat Rasional yang menyatakan bahwa jika
diketahui bahwa bentuk hidrograf Metode DAS dengan waktu konsentrasi lebih kecil
Rasional mendekati bentuk hidrograf hasil dari durasi hujan (superconcentrated)
simulasi. Selain itu nilai debit puncak dan menghasilkan hidrograf aliran berbentuk
volume limpasan metode rasional dapat trapesium. Nilai debit maksimum dan
mendekati nilai debit puncak dan volume volume limpasan yang dihasilkan dapat
limpasan hasil simulasi. Hal ini sesuai dilihat pada tabel 6.
dengan hipotesis hidrograf Metode

13

Tabel 6. Debit Maksimum dan Volume Limpasan Hasil Simulasi dan Metode Rasional
(TC < D)

6.5.3. Hidrograf dengan Waktu Konsentrasi


lebih besar dari Durasi Hujan TC > D
(Subconcentrated)
Untuk menghitung debit banjir puncak
dan volume limpasan Metode Rasional
dengan waktu konsentrasi lebih besar dari
durasi hujan dapat digunakan persamaan
sebagai berikut.

Qp=CIA

D
TC

V = CIDA
Tanggapan Sub-DAS Cimanyar terhadap
hujan dengan intensitas seragam dan
waktu konsentrasi lebih besar dari durasi
hujan yang dihitung dengan menggunakan
rumus
Metode
Rasional,
yang
14

dibandingkan dengan hidrograf hasil


simulasi dijelaskan dan dapat dilihat pada
gambar 9. dan gambar 10. Sedangkan
debit maksimum dan volume limpasan

yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 7


untuk durasi hujan selama 1 jam dan tabel
8 untuk durasi hujan selama 2 jam.

Gambar 9. Perbandingan Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan Hidrograf Simulasi
(Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 1 jam

Gambar 10. Perbandingan Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan Hidrograf
Simulasi (Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 2 jam
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui 2. Pada saat intensitas hujan rendah
beberapa hal sebagai berikut.
dengan durasi hujan lebih tinggi dari
1. Bentuk hidrograf yang dihasilkan yaitu
sebelumnya (2 jam), hidrograf yang
bervariasi. Pada saat intensitas hujan
dihasilkan berbentuk trapesium. Hal ini
dengan durasi rendah (1 jam),
sesuai dengan asumsi dari hidrograf
hidrograf yang dihasilkan berbentuk
Metode Rasional yang menyatakan
segitiga. Hal ini tidak sesuai dengan
bahwa jika DAS dengan waktu
asumsi dari hidrograf Metode Rasional
konsentrasi lebih besar dari durasi
yang menyatakan bahwa jika DAS
hujan (TC>D) menghasilkan hidrograf
dengan waktu konsentrasi lebih besar
aliran berbentuk trapesium, tetapi debit
dari
durasi
hujan
(TC>D)
puncaknya tidak sama dengan debit
menghasilkan
hidrograf
aliran
puncak pada kondisi yang lain.
berbentuk trapesium.
15

3.

Sedangkan ketika intensitas hujan


menyatakan bahwa jika DAS dengan
membesar, maka bentuk hidrograf yang
waktu konsentrasi lebih besar dari
dihasilkan mendekati segitiga. Hal ini
durasi hujan (TC>D) menghasilkan
tidak sesuai dengan asumsi dari
hidrograf aliran berbentuk trapesium.
hidrograf Metode Rasional yang
Tabel 7. Debit Maksimum dan Volume Limpasan Hasil Simulasi dan Metode Rasional
Dengan Hujan Seragam 1 Jam

Tabel 8. Debit Maksimum dan Volume Limpasan Hasil Simulasi dan Metode Rasional
Dengan Hujan Seragam 2 Jam

Berdasarkan tabel 7 dan 8 dapat dilihat


bahwa debit maksimum dan volume
limpasan yang dihasilkan dari simulasi
dan metode rasional berbeda.
Untuk mendapatkan debit maksimum dan
volume limpasan metode rasional agar
dapat mendekati hasil dari simulasi, maka
dilakukan percobaan dengan mengecek
parameter-parameter yang dihasilkan
berdasarkan hasil simulasi.
Volume hujan yang jatuh dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
V = CIDA
Akan tetapi berdasarkan perhitungan
tersebut, volume limpasan berdasarkan
metode rasional yang dihasilkan tidak
sesuai dengan volume limpasan hasil
simulasi. Untuk menyesuaikan volume
limpasan metode rasional agar dapat
mendekati volume limpasan hasil simulasi
maka ditambahkan parameter koefisien
koreksi volume (Cv) sehingga persamaan
menjadi sebagai berikut.

V1 = C(CV)IDA

Tabel 9. Koefisien Koreksi Volume


Dengan Hujan Seragam 1 Jam

Tabel 10. Koefisien Koreksi Volume


Dengan Hujan Seragam 2 Jam

16

Gambar 12. Hidrograf Hasil Simulasi

T P = D CP
TA = TP D = D CP D
TB = TA + TC = D CP D + TC
TB = (CP 1) D + TC
Dimana :
D
= Waktu hujan
TP
= Waktu puncak
TC
= Waktu konsentrasi
CP
= koefisien puncak = 2
Sehingga volume air dari hidrograf dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
1
V 2= Q P T B
2
1
V 2= QP ( C P 1 ) D+ T C
2
Oleh karena V1 = V2, maka persamaan
menjadi sebagai berikut.
1
C(C V )IDA= Q P ( C P 1 ) D+T C
2
Sehingga untuk menghitung debit puncak
dapat menggunakan persamaan berikut.
2 D Cv
Q P =CIA
( C p 1 ) D+T C

Gambar 11. Koefisien Koreksi Volume


Berdasarkan analisis tersebut dihasilkan
trend nilai koefisien koreksi volume (Cv)
untuk durasi hujan 1 jam yang cenderung
naik dan cenderung menurun untuk durasi
hujan 2 jam, untuk intensitas hujan yang
bertambah.
Berdasarkan hidrograf hasil simulasi dapat
diketahui bahwa waktu puncak yang
terjadi adalah sebesar 2 jam (koefisien
puncak Cp = 2). Selain itu didapat pula
parameter-parameter sebagai berikut.

Tabel 11. Koreksi Debit Maksimum dan Volume Limpasan Hasil Simulasi dan Metode
Rasional Dengan Hujan Seragam 1 Jam

Tabel 12. Koreksi Debit Maksimum dan Volume Limpasan Hasil Simulasi dan Metode
Rasional Dengan Hujan Seragam 2 Jam

17

Berdasarkan hasil-hasil diatas maka


perhitungan modifikasi hidrograf Metode
Rasional dengan waktu konsentrasi lebih

besar dari durasi hujan (subconcentrated)


dapat menggunakan persamaan berikut.

Q P =0,278 CIA

QP
C
I
A

2 D Cv

( C p 1 ) D+T C

V1 = C(CV)IDA
1
V 2= QP ( C P 1 ) D+ T C
2
= debit puncak (m3/s)
D = durasi hujan (jam)
= koefisien limpasan
TC = waktu konsentrasi (jam)
= intensitas hujan (mm/jam)
CV = koefisien koreksi volume
= luas DAS (km2)
CP = koefisien puncak = 2

Gambar 13. Perbandingan Modifikasi Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan
Hidrograf Simulasi (Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 1 jam

18

Gambar 14. Perbandingan Modifikasi Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan
Hidrograf Simulasi (Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 2 jam
Hasil perhitungan pada tabel 11 dan 12 kondisi durasi hujan tersebut, maka
merupakan pendekatan modifikasi Metode penulis
melakukan
pendekatan
Rasional agar dapat mendekati debit perhitungan.
Hasil
perhitungan
puncak dan volume limpasan hasil penyesuaian rasio hidrograf dapat dilihat
simulasi. Hasil ini didapat dengan rasio pada tabel 13 dan 14.
hidrograf yang berbeda. Agar rasio
hidrograf dapat dipakai untuk kedua
Tabel 13. Koreksi Debit Maksimum dan Volume Limpasan Hasil Simulasi dan Metode
Rasional Dengan Hujan Seragam 1 Jam (Penyesuaian Rasio Hidrograf)

Gambar 13. Perbandingan Modifikasi Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan
Hidrograf Simulasi (Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 1 jam(Penyesuaian Rasio Hidrograf)

19

Tabel 14. Koreksi Debit Maksimum dan Volume Limpasan Hasil Simulasi dan Metode
Rasional Dengan Hujan Seragam 2 Jam (Penyesuaian Rasio Hidrograf)

Gambar 14. Perbandingan Modifikasi Hidrograf Metode Rasional (Qp Ii) dengan
Hidrograf Simulasi (Qsim Ii) dengan Durasi Hujan 2 jam(Penyesuaian Rasio Hidrograf)
8.
Kesimpulan
dan pemodelan beberapa kejadian
1. Kalibrasi pada kejadian hujan pada
hujan, maka dapat dipahami pula
tanggal 4 Februari 2013 menghasilkan
bahwa nilai koefisien limpasan dapat
Koefisien Nash sebesar 0.84. Debit
berubah-ubah berdasarkan kelembaban
simulasi tertinggi yang terjadi yaitu
tanah, periode waktu dan volume
sebesar 8.47 m3/s. Sedangkan debit
limpasan yang terjadi.
puncak tertinggi hasil pengamatan 4. Dari
8
skenario
yang
telah
yaitu sebesar 8,78 m3/s.
disimulasikan yang dilakukan dengan
2. Berdasarkan data hidrograf observasi,
hujan seragam 10 50 mm selama 1
pada awalnya peneliti menduga adanya
sampai dengan 8 jam, diketahui bahwa
mekanisme
aliran
bawah
pada jam ke 1 sampai jam ke 3 terjadi
permukaan/interflow. Akan
tetapi
peningkatan debit banjir puncak yang
setelah melakukan kalibrasi data
signifikan. Sedangkan pada jam ke 3
dengan kejadian hujan 2, kemudian di
sampai dengan jam ke 8 tidak terjadi
validasi dengan kejadian hujan 1 dan 3,
peningkatan yang signifikan.
dugaan adanya mekanisme aliran 5. Berdasarkan
perhitungan
dengan
bawah permukaan/interflow
tidak
menggunakan Metode Rasional dapat
terjadi.
diketahui nilai koefisien limpasan yang
3. Berdasarkan perhitungan rasio volume
ada pada masing-masing skenario.
limpasan dengan volume hujan yang
Sehingga menghasilkan korelasi antara
dilakukan, secara volumetrik dapat
koefisien aliran dengan hujan. Nilai
diketahui bahwa nilai koefisien
koefisien
limpasan
cenderung
limpasan pada Sub-DAS Cimanyar
konsisten pada saat hujan berlangsung
berkisar antara 0,07 sampai dengan
setelah 3 jam.
0,61. Berdasarkan hasil perhitungan
20

6.

7.

8.

9.

Berdasarkan hasil perhitungan dan


Metode Rasional mendekati bentuk
pemodelan beberapa kejadian hujan,
hidrograf hasil simulasi. Selain itu nilai
maka dapat dipahami bahwa nilai
debit puncak dan volume limpasan
koefisien limpasan dapat berubah-ubah
metode rasional dapat mendekati nilai
berdasarkan kelembaban tanah, periode
debit puncak dan volume limpasan
waktu dan volume limpasan yang
hasil simulasi. Hal ini sesuai dengan
terjadi. Sehingga dapat diketahui
hipotesis hidrograf Metode Rasional
bahwa nilai koefisien limpasan
yang menyatakan bahwa jika DAS
merupakan fungsi tutupan lahan dan
dengan waktu konsentrasi lebih kecil
waktu/durasi hujan.
dari durasi hujan (superconcentrated)
Dalam menentukan waktu konsentrasi,
menghasilkan
hidrograf
aliran
terdapat beberapa rumus yang dapat
berbentuk trapesium.
digunakan. Rumus untuk menghitung 10. Berdasarkan
perbandingan
antara
waktu konsentrasi tergantung pada
hidrograf simulasi dengan hidrograf
karakteristik DAS yang dikaji.
Metode Rasional dengan waktu
Berdasarkan perhitungan dan analisis,
konsentrasi lebih besar dari durasi
didapat nilai waktu konsentrasi pada
hujan (subconcentrated), maka dapat
Sub-DAS Cimanyar ini adalah selama
diketahui beberapa hal sebagai berikut.
3 jam.
a. Pada saat intensitas hujan dengan
Berdasarkan
perbandingan
antara
durasi rendah (1 jam), hidrograf
hidrograf simulasi dengan hidrograf
yang dihasilkan berbentuk segitiga.
Metode Rasional dengan waktu
Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
konsentrasi sama dengan durasi hujan
hidrograf Metode Rasional yang
(concentrated), maka dapat diketahui
menyatakan bahwa jika DAS
bahwa bentuk hidrograf Metode
dengan waktu konsentrasi lebih
Rasional mendekati bentuk hidrograf
besar
dari
durasi
hujan
hasil simulasi. Selain itu nilai debit
(subconcentrated)
menghasilkan
puncak dan volume limpasan metode
hidrograf
aliran
berbentuk
rasional dapat mendekati nilai debit
trapesium.
puncak dan volume limpasan hasil
b. Pada saat intensitas hujan rendah
simulasi. Hal ini sesuai dengan
dengan durasi hujan lebih tinggi dari
hipotesis hidrograf Metode Rasional
sebelumnya (2 jam), hidrograf yang
yang menyatakan bahwa jika DAS
dihasilkan berbentuk trapesium. Hal
dengan waktu konsentrasi sama dengan
ini sesuai dengan hipotesis hidrograf
durasi
hujan
(concentrated)
Metode Rasional yang menyatakan
menghasilkan
hidrograf
aliran
bahwa jika DAS dengan waktu
berbentuk segitiga dengan debit puncak
konsentrasi lebih besar dari durasi
(Qp) merupakan puncak dari hidrograf
hujan
(subconcentrated)
segitiga. Waktu penurunan sama
menghasilkan
hidrograf
aliran
dengan waktu konsentrasi, serta debit
berbentuk trapesium, tetapi debit
puncak terjadi pada saat waktu
puncaknya tidak sama dengan debit
konsentrasi tercapai.
puncak pada kondisi yang lain. Hal
Berdasarkan
perbandingan
antara
ini sesuai dengan hipotesis hidrograf
hidrograf simulasi dengan hidrograf
Metode Rasional yang menyatakan
Metode Rasional dengan waktu
bahwa jika DAS dengan waktu
konsentrasi lebih kecil dari durasi
konsentrasi lebih besar dari durasi
hujan (superconcentrated), maka dapat
hujan
(subconcentrated)
diketahui bahwa bentuk hidrograf
21

menghasilkan
hidrograf
aliran
berbentuk trapesium.
c. Sedangkan ketika intensitas hujan
membesar, maka bentuk hidrograf
yang dihasilkan mendekati segitiga.
Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
hidrograf Metode Rasional yang
menyatakan bahwa jika DAS
dengan waktu konsentrasi lebih
besar
dari
durasi
hujan
(subconcentrated)
menghasilkan
hidrograf
aliran
berbentuk
trapesium.
11. Berdasarkan analisis, nilai koefisien
koreksi volume (Cv) yang didapatkan
untuk durasi hujan 1 jam cenderung
naik, sedangkan untuk durasi hujan 2
jam cenderung menurun, untuk
intensitas hujan yang bertambah.
Selain itu didapat pula nilai koefisien
puncak (Cp) = 2.
12. Debit puncak dan volume limpasan
yang
dihasilkan
berdasarkan

perhitungan
modifikasi
Metode
Rasional dapat mendekati debit
puncak dan volume limpasan hasil
simulasi.
Daftar Pustaka
Chow, Van Te, Maidment, David R.,
Mays, Larry W. 1988. Applied Hodrology,
McGraw-Hill International Editions,
Singapore
Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi
Hidrologi. Jogja Mediautama.Yogyakarta
Subarkah, Iman. 1978. Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan Air, Idea Dharma,
Bandung
Ponce, V. M. 1989. Engineering
Hydrology, Principles and Practices.
Prentice Hall, Inc., United States of
America
Wanielista, M.P., 1990. Hydrologi and
Water Quantity Control, John Wiley and
Sons New York

22

Anda mungkin juga menyukai