Anda di halaman 1dari 10

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI INDRAGIRI DI DESA PASIR


KEMILU RENGAT, KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Marlina Silitonga1 dan Terunajaya2


1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: silitonga_marlina88@yahoo.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU
Medan

ABSTRAK

Di Sungai Indragiri Hulu sering terjadi gerusan atau erosi di tebing sungai yang disebabkan oleh banjir.
Gerusan atau erosi itu sendiri dapat menyebabkan longsor yang membahayakan pemukiman penduduk di
sepanjang pinggir sungai. Untuk itu perlu dibangun bangunan air yang berguna untuk megurangi dampak
yang merugikan penduduk tersebut. Dalam perencanaan bangunan ini perlu diketahui data debit banjir dan
elevasi muka air banjirnya. Metode penelitian dimulai dengan menganalisis data untuk perhitungan debit
banjir sungai yaitu dari segi hidrologi, perhitungan debit banjir dan perhitungan hidrolika. Metode dimulai
dari uji konsistensi data hujan tahunan, hujan rencana yaitu rata-rata curah hujan harian maksimum dari
lima stasiun pencatat curah hujan,yang dihitung dengan rata-rata aljabar.. Lalu analisa frekuensi dan
penetapan distribusi curah hujan dengan menggunakan program Smada. Lalu diuji dengan Chi kuadrat dan
Smirnov - Kolmogorov, dimana distribusi yang sesuai adalah distribusi Gumbel, sehingga curah hujan
rencana menggunakan distribusi Gumbel. Curah hujan yang dipilih selanjutnya akan dipakai untuk
menghitung hidrograf dengan Nakayasu dan Snyder. Setelah didapat hidrograf maka debit puncak
diketahui sehingga pemodelan debit banjir dengan program HEC-RAS dapat dilakukan. Dari hasil
perhitungan untuk debit banjir rencana (Qp),dengan metode Nakayasu untuk periode ulang 25 tahunan,
didapat Q puncak = 2568,98 m3/s. Lalu dilakukan pemodelan muka air banjir dengan HEC-RAS. Hasil
HEC-RAS dalam bentuk penampang cross section menunjukkan air sungai sudah melebihi daya tampung
penampang sungai akibat debit banjir Q25 tahun. Dengan dilakukan pemodelan sungai dengan debit banjir
Q25 tahun, maka elevasi antara dasar sungai dan muka air banjir dapat diketahui, sehingga dapat dibuat
perhitungan untuk pembuatan bangunan air.

Kata kunci : debit banjir, Hidrograf Nakayasu, HEC-RAS

ABSTRACT

River Indragiri Hulu frequent scour or erosion on riverbanks caused by flooding. Scour or erosion itself can
cause landslides that endanger settlements along the river banks. For it is necessary to build waterworks
useful to decimate the population of the adverse impacts. In planning the building is necessary to know the
data and the flood discharge flood water level. Research method starts by analyzing the data for the
calculation of flood discharge of the river in terms of hydrology, the calculation of flood discharge and
hydraulics calculations. Research method starts by analyzing the data for the calculation of flood discharge
of the river in terms of hydrology, the calculation of flood discharge and hydraulics calculations. Method of
testing the consistency of the data begins annual rainfall, rain plan which is an average maximum daily
rainfall of five rainfall recording station, which is calculated by the average algebra .. Then the analysis and
determination of the frequency distribution of rainfall using Smada program. Then tested with Chi square
and Smirnov - Kolmogorov, where the corresponding distribution is Gumbel distribution, so the rainfall
plan using Gumbel distribution. Rainfall is selected will then be used to calculate the hydrograph with
Nakayasu and Snyder. Having obtained the discharge hydrograph peak flood discharge is known that
modeling with HEC-RAS program can be done. From the results of calculations for flood discharge plan
(Qp), with Nakayasu method for 25 years return period, obtained Q peak = 2568.98 m3 / s. Then the water
level flood modeling conducted by HEC-RAS. HEC-RAS results in the form of cross-section shows the
cross section of river water already exceeds the capacity of cross section of the river due to flood discharge
Q25 years. With modeling done by river flood discharge Q25 years, the elevation between the river and the
flood water level is known, so that calculations can be made for making the building water.

Keywords : flood discharge, hydrograph Kanazawa, HEC-RAS

1. Pendahuluan
Latar Belakang
Banjir disebabkan oleh beberapa peristiwa. Diantaranya peristiwa banjir yang terjadi karena
limpasan air banjir dari sungai. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan debit air sungai menjadi
lebih besar. Debit air sungai yang besar tidak mampu dialirkan oleh alur sungai, atau debit air
sungai lebih besar dari kapasitas alur sungai yang ada, sehingga menyebabkan banjir. Dalam
penulisan ini, banjir yang terjadi di sungai Indragiri hulu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi
pada sungai. Akibat banjir itu sendiri adalah terjadinya erosi/ gerusan di pinggir sungai, yang akan
berdampak buruk bagi pemukiman warga di pinggir Sungai Indagiri hulu.

Perumusan Masalah
Di Sungai Indragiri Hulu sering terjadi gerusan/ erosi di tebing sungai yang disebabkan oleh banjir.
Gerusan/ erosi itu sendiri dapat menyebabkan longsor yang membahayakan pemukiman penduduk
di sepanjang pinggir sungai. Selain itu erosi juga menyebabkan terjadinya longsor yang memutus
akses jalan di Desa Pasir Kemilu. Untuk menghindari terjadinya longsor perlu didirikan bangunan
air, yang berguna untuk meminimalkan limpasan air ke tebing sungai. Dalam perencanaan
bangunan ini perlu diketahui data debit banjir dan elevasi muka air banjirnya. Dengan
memperhatikan permasalahan yang terjadi, serta dampak yang ditimbulkan bagi manusia dan
lingkungan sekitar sungai di Kabupaten Indragiri Hulu, maka permasalahan dalam analisa ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Berapakah debit banjir maksimum kala ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun di sungai Indragiri
Hulu?
2. Berapakah elevasi muka air banjir untuk setiap periode ulang tersebut diatas?

Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan nilai debit banjir rencana untuk periode
ulang 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Nilai debit banjir rencana tersebut digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan bangunan air.
Manfaat
Dengan adanya perhitungan debit banjir, maka akan didapat nilai debit banjir dan muka air banjir
yang bermanfaat untuk perencanaan bangunan air sebagai upaya penanggulangan erosi/ gerusan di
tebing sungai Indragiri Hulu.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Perhitungan
Konsep perhitungan didasarkan dari data yang ada, pengalaman, dan kepentingan daerah sekitar
Sungai Indragiri. Maka, langkah-langkah dalam perhitungan debit banjir yang harus dilakukan
adalah:
1. Analisis distribusi frekuensi curah hujan :
a. Distribusi Normal
b. Distribusi Log Normal
c. Distribusi Log Pearson Type III
d. Distribusi Gumbel
2. Uji Kecocokan (Goodnes of fittest test):
a.) Metode Smirnov-Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov – Kolgomorov sering disebut juga uji kecocokan non parametrik,
karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi disribusi tertentu.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1). Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan tentukan besarnya peluang dari masing-
masing data tersebut
m
P x100% .............................................................................................(2.1)
n 1
Dimana:
P = Peluang (%)
m = Nomor urut data
n = Jumlah data
1) Urutkan nilai masing-masing peliuang teoritis dari hasil penggambaran data (persamaan
distribusinya)
X1 = P’(X1) ........................................................................................................(2.2)
X2 = P’(X2) ........................................................................................................(2.3)
X3 = P’(X3), dan seterusnya...............................................................................(2.4)
2) Dari kedua nilai peluang tersebut ditentukan selisih terbesar antara peluang pengamatan
dengan peluang teoritis.
D = maksimum P  X m   P'  X m ...................................................(2.5)
3) Berdasarkan tabel nilai kritis (Smirnov – Kolgomorov test) tentukan harga Do.
4) Apabila nilai D lebih kecil dari nilai Do maka distribusi teoritis yang digunakan untuk
menentukan persamaan distribusi dapat diterima, tetapi apabila nilai D lebih besar dari nilai
Do, maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan distribusi tidak dapat diterima.
b). Metode Chi-kuadrat
Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan, apakah persamaan distribusi peluang yang
telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan
keputusan uji ini menggunakan parameter x2, oleh karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan Uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut :
n O  Ef 
2

χ =
2
i 1
f

Ef
.......................................................................................(2.6)

Dimana :
χ2 = Parameter Chi-Kuadrat terhitung
Ef = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya
Of = Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama
n = Jumlah sub kelompok
Derajat nyata atau derajat kepercayaan (α) tertentu yang sering diambil adalah 5%. Derajat
kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus :
Dk = K – (p + 1).....................................................................................................(2.7)
K = 1 + 3,3 Log n ..................................................................................................(2.8)
Dimana :
Dk = Derajat kebebasan
P = Banyaknya parameter, untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2
K = Jumlah kelas data distribusi
n = Banyaknya data

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut:


1) Apabila peluang lebih dari 5 % maka persamaan distribusi teoritis yang digunakan dapat
diterima.
2) Apabila peluang lebih kecil dari 1 % maka persamaan distribusi teoritis yang digunakan
dapat diterima.
3) Apabila peluang berada diantara 1 % - 5 %, maka tidak mungkin mengambil keputusan,
perlu penambahan data.
3. Pemilihan Disribusi frekuensi curah hujan yang tepat
4. Debit banjir rencana
Debit banjir rencana adalah debit maksimum dari suatu sungai, yang besarnya didasarkan
kala ulang atau periode yang telah ditentukan. Probabilitas atau kejadian banjir untuk masa
mendatang dapat diramalkan melalui analisis hidrologi dengan menerapkan metode statistik
sesuai parameter hidrologi. Pemilihan banjir rencana untuk bangunan air sangat tergantung pada
analisis stastistik dari urutan kejadian banjir, baik berupa debit air dari sungai, maupun curah
hujan maksimum.
Dalam hal ini penentuan debit banjir dianalisis melalui metode Hidrograf Satuan Sintetik
Nakayasu dan Hidfrograf Satuan Sintetik Snyder.
5. Setelah didapat debit banjir maka dilakukan pemodelan sungai dengan
menggunakan HEC-RAS 4.0 Beta. Pemodelan sungai dipakai untuk mengetahui tinggi muka air
banjir, yang berguna sebagai acuan untuk menentukan elevasi puncak krib.

2.2 Intensitas Hujan


Perhitungan intensitas hujan dilakukan dengan Program Smada. SMADA (Storm Management
and Design Aid) adalah suatu program yang berfungsi untuk mengelola aliran sungai melalui
analisa hidrologi yang lengkap, untuk memperoleh debit dari curah hujan yang turun pada DAS
alur sungai pengamatan.

Gambar 2.1 Pemasukan Data Smada Perhitungan Curah Hujan (Rainfall)


Distribution Analysis: Normal Distribution
---------------Summary of Data---------------
First Moment (mean) 97.55
Second Moment 313.20
Skew 0.059

Point Weibull Actual Predicted Standard Dvalue


[abs(AV-
Number Probability Value Value Deviation PV)]
1 0.0909 70.29 73.92 9.337 3.626
2 0.1818 72.33 81.47 7.561 9.144
3 0.2727 81.18 86.86 6.539 5.676
4 0.3636 89.5 91.39 5.926 1.885
5 0.4545 103.4 95.53 5.633 7.866
6 0.5455 105.6 99.57 5.633 6.034
7 0.6364 110.38 103.71 5.926 6.665
8 0.7273 112.64 108.24 6.539 4.396
9 0.8182 114.68 113.63 7.561 1.054
10 0.9091 115.5 121.18 9.337 5.684
Dmax 9.144

---------------Predictions---------------

Exceedence Return Calculated Standard


Probability Period Value Deviation
0.995 200 143.144 15.466
0.990 100 138.729 14.174
0.980 50 133.905 12.786
0.960 25 128.540 11.286
0.900 10 120.234 9.098
0.800 5 112.442 7.314
0.667 3 105.182 6.095
0.500 2 97.550 5.597

Gambar 2.2 Keluaran Smada Perhitungan Curah Hujan (Rainfall)


3. Hasil dan pembahasan
Hasil Curah hujan yang dicari dengan program Smada:
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Harian (mm)
PERIODE CURAH HUJAN
ULANG NORMAL LOG NORMAL PEARSON T III LOG PEARSON T III GUMBEL
100 155.8774 170.3869 171.8164 183.7046 211.9932
50 149.0031 158.9352 160.1404 170.0338 192.468
25 141.3591 147.1029 147.9946 155.9922 172.7975
10 129.523 130.4956 130.8572 136.4455 146.2824
5 118.4202 116.6255 116.5355 120.2862 125.297
3 108.0745 105.0314 104.6335 106.9127 108.6305
2 97.2002 94.0852 93.5376 94.4156 93.6011
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung curah hujan kala
ulang digunakan Metode Gumbel karena memiliki curah hujan yang maksimum. Agar data
tersebut dapat digunakan maka, perlu di uji kecocokannya dengan menggunakan Metode
Smirnov-Kolmogorof dan Chi kuadrat.
Tabel 4.3 Uji Distribusi Smirnov-Kolmogorof Pada Keluaran Smada

Log Log Pearson


Uji Distribusi Normal Gumbel
Normal Tipe III
Dmax hasil uji 13,2715 11,8459 5,7237 5,0204
Do syarat (<) 41 41 41 41
Hasil
Diterima Diterima Diterima Diterima
korelasi uji

Tabel 4.4 Uji Chi kuadrat (Rekapitulasi nilai χ2 dan χ2cr)

Distribusi Probabilitas χ² terhitung χ²cr Keterangan


Normal 1 5,9910 Diterima
Log Normal 1 5,9910 Diterima
Log Pearson tipe III 1 5,9910 Diterima
Gumbel 2 5,9910 Diterima
Dari hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa data curah hujan kala ulang yang digunakan
pada perhitungan debit banjir kala ulang ialah hasil perhitungan dengan menggunakan distribusi
Gumbel.
3.1 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dilakukan sebagai berikut :
Luas daerah sungai Indragiri (A) = 10790,183 km2
Panjang Sungai (L) = 445,7 km
Koef. Pengaliran DAS (CW DAS) = 0.33 (hasil perhitungan)
Panjang sungai L > 15 km; Tg = 0,4 +0,058L, maka :
Tg = 0,4 + 0,058 x 445,7
= 26,251 jam
Syarat: Tr = 0,5 Tg - 1,0 Tg
Tr = 0,7 . Tg
= 0,7 . 26,251
= 13,125 jam
Koefisien pembanding diambil  = 2, karena daerah pengalirannya biasa.
T0,3 =  . Tg
= 2 . 26,251
= 52,50 jam
Peak time (Tp) = Tg + (0,8 . Tr)
= 26,251 + (0,8 . 13,125)
= 36,75 jam
Curah hujan spesifik (R0) = 1 mm
Debit puncak (Qp) = (A/3,6) . (Ro/(0,3 . Tp + T0,3 )) . CWDAS
= (10790,183 /3,6) . (1/(0,3. 36,75 + 52,50)) . 0,33
= 15,57 m 3 /dt
Base Flow (QB) = 0,5 . Qp
= 0,5 . 15,57
= 7,78 m 3 /dt
Data Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dapat dilihat pada perhitungan berikut:
Untuk lengkung naik :t  Tp
t  36,75 jam
Untuk lengkung turun I : Tp  t  Tp + T0,3
36,75  t  36,75 + 52,50
36,75 jam  t  89,25 jam
Untuk lengkung turun II : Tp + T0,3  t  Tp + T0,3 + 1,5 . T0,3
36,75 + 52,50  t  36,75 + 52,50 + 1,5 . 52,50
89,25 jam  t  168 jam
Untuk lengkung turun III : t  Tp + T0,3 + 1,5 . T0,3
t  36,75 + 52,50 + 1,5 . 52,50
t  168 jam

3.2 Hidrograf Satuan Sintetik Snyder

Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dilakukan sebagai berikut:


Luas (A) = 10.790,183 km2
Panjang sungai utama (L) = 445,7 km
Panjang antara titik berat daerah sungai dengan pelepasan (Lc) = 225,85 km
tr =6 jam .Ct= 1,40; Cp = 0,75
(1) tp = 0,75 Ct (L. Lc)0,3
tp = 0,75 (1,4)(L. Lc)0,3
= 0,75 (1,4)(445,7. 225,85)0,3
= 33,26 jam
(2) Tp = tp + 0,5 tr
Tp = tp + 0,5.6
= 33,26+ 0,5. 6
= 36,26 jam
(3) qp = 0,278 (Cp/ Tp)
= 0,278 (0,75/ 36,26)
= 0,001408 m3/dtk/mm
(4) Qp = qp . A
= 0,001408 (10.790,183)
= 15,1138 m3/dtk/mm

Ordinat- ordinat hidrograf satuan dihitung dengan persamaan Alexeyev, yaitu Y = Q/ Qp dan X = t/ Tp
.

Y= , dimana dan

0,101281, , maka Y=

3.3 Pemodelan Keadaan Banjir Sungai Indragiri dengan HEC RAS


Hasil running HEC RAS dalam bentuk penampang cross section dapat dilihat pada gambar 4.3.
Tampak air (biru) sudah melebihi daya tampung penampang sungai akibat debit banjir Q25 tahun.
Titik berwarna merah menunjukkan titik daya tampung maksimal pada sungai tersebut.

.03 .03 .03


20 Legend

EG 07NOV2012 2400
WS 07NOV2012 2400
Ground

Bank Sta
18

16
Elevation (m)

14

12

10
10600 10700 10800 10900 11000 11100 11200 11300
Station (m)
4.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa data dari tugas akhir yang berjudul “Analisa Debit Banjir
Sungai Indragiri di desa Pasir Kemilu Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu” di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisa distribusi curah hujan dengan menggunakan software smada dianggap dapat
mendekati hasil perhitungan manual Excel dengan menggunakan Metode Distribusi Gumbel
tipe I dengan selisih hitung rata-rata 2,19% (untuk kala ulang 25 tahun).

Perhitungannya:

2. Dari hasil perhitungan diatas untuk debit banjir rencana (Qp) untuk periode ulang 25 tahunan,
didapat Q puncak = 2568.98 m3/s.
3. Hasil running HEC-RAS dalam bentuk penampang cross section, menunjukkan air sudah
melebihi daya tampung penampang sungai akibat debit banjir Q25 tahun. Dengan didapatnya
debit banjir Q25 tahun, maka elevasi antara dasar sungai dan muka air banjir dapat diketahui,
sehingga dapat dibuat perhitungan untuk pembuatan bangunan air. Dari gambar 4.4 dapat
dilihat elevasi muka air banjir untuk Q25 tahun adalah +19 meter dari dasar sungai.

5.Daftar Pustaka

Mochammad, Fadlun. 2010, Analisis Pengendalian Sedimen Di Sungai Deli Dengan Model
HEC-RAS. Universitas Sumatera Utara, MT Pengelolaan Sumber Daya Alam &
Lingkungan.
Mohammad, Farid. 2007, Pemodelan Dua Dimensi Aliran Banjir Pada Daerah Perkotaan.
Institut Teknologi Bandung, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil.
Sitanggang, Ramos P. 2011, Analisis Curah Hujan Untuk Pendugaan Debit Puncak dengan
Metode Rasional pada DAS Bah Bolon Kabupaten Simalungun. Universitas Sumatera
Utara, Fakultas Pertanian.
Suripin. 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Suroso.2006, Kajian Kapasitas Sungai Logawa dalam Menampung Debit Banjir Menggunakan
Program HEC-RAS. Universitas Soedirman Purwokerto, Jurusan Teknik Sipil.
Soemarto, C.D. 1995, Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soewarno. 2000, Hidrologi Operasional. Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
Teknika, Widya. 2012, Analisis Debit Banjir Pada Daerah Aliran Sungai Untuk Desain Dan
Evaluasi Kapasitas Tampung Bangunan Air. Universitas Widyagama Malang, Jurusan
Teknik Sipil.
Tominaga, Masateru. 1985, Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Penerbit PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Zulfikar, Radia. 2007, Kajian Debit dan Muka Air Banjir Sungai Meureubo Kabupaten Aceh
Barat. Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai