Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III
KRITERIA PERENCANAAN

3.1 KRITERIA PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE


Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan
ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. Sedangkan sistem drainase
adalah serangkaian bangunan air dari suatu kawasan ke badan aiar atau tempat
peresapan buatan. Bangnan sistem drainase dapat terdri atas saluran penerima,
saluran pembawa air berlebih, saluran pengumpul, dan abadan air penerima.
Ketentuan untuk perencanaan drainase jalan yakni:

1. Perencanaan sistem drainase jalan didasarkan kepada keberadaan air


permukaan dan bawah permukaan, sehingga perencanaan drainase jalan
dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Drainase permukaan (surface drainage)
b. Drainase bawah permukaan (sub surface drainage)
Namun perencanaan kedua jenis drainase di atas harus memiliki
keterpaduan tujuan agar perencanaan drainase jalan tercapai.

2. Keberadaan sungai dan bangunan air lainnya yang terdapat di lokasi harus
diperhatikan. Badan sungai yang terpotong oleh rute jalan harus
ditanggulangi dengan perencanaan gorong-gorong, dimana debit yang
dihitung adalah debit sungai yang menggunakan SNI 03-1724-1989, tata
Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk bangnan di Sungai.
3. Langkah umum perencanaan sistem drainase jalan
a. Perencanaan dimulai dengan memplot rute jalan yang akan ditinjau peta
topografi yang akan menentukan batas-batas daerah layanan, sehingga
dapat diperkirakan kebutuhan penempatan bangunan drainase
penunjang, menentukan penenmpatan awal bangunan seperti saluran
sampig jalan, fasilitas penahan air hujan dan bangunan pelegkap.
1 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Perencanaan sistem drainase jalan harus memeperhatikan pengaliaran


air yang ada di permukaan (drainase permukaan) maupun yang ada di
bawah permukaan.
Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat
batasan-batasan yaitu:

a. Arah pengaliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada


sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menghindarkan
pemompaan.
b. Pemanfaatan sungai/anak sungai sebagai badan air penerima dan outfall
yang direncanakan.
c. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan, sehingga
mengurangi penggunaan gorong-gorong.
Dari parameter tersebut dapat dilihat adanya faktor pembatas, yaitu
kondisi topografi setempat. Dari kondisi ini dapat dikembangkan suatu
sistem dengan berbagai alternatif dengan mempertimbangkan segi teknis
dan ekonomisnya. Pengembangan suatu sistem mempunyai konsekuensi
logis terhadap dampak perencanaan. Tetapi dengan sedikit mungkin
menghindari akibat sosial yang mungkin timbul, yaitu dengan perencanaan
yang logis dan baik, maka diharapkan dapat dicapainya perencanaan sistem
seperti yang diharapkan.

3.2 PENENTUAN DAERAH PELAYANAN


Pada perencanaan system drainase ini, penulis akan merencanakan system
drainase di kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.

3.3 ANALISA HIDROLOGI


Analisa hidrologi dilakukan bertujuan untuk menganalisis data curah
hujan yang hilang, menghitung curah hujan rata-rata, menghitung curah hujan

2 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

harian maksimum, menghitung distribusi hujan, dan menghitung intensitas


hujan.
3.3.1 Analisa data curah hujan yang hilang
Data curah hujan yang ideal adalah data yang lengkap. Akan
tetapi didalam prakteknya sangat jarang dijumpai data curah hujan
yang lengkap, dimana hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah kelalaian petugas, kerusakan alat pada stasiun
pemantauan, bencana dan lain sebagainya. Analisa data curah hujan
merupakan salah satu pendukung perencanaan drainase karena
besarnya debit dalam saluran drainase ditentukan banyaknya debit
hujan yang ada, selain itu dengan diketahui curah hujan dapat
ditentukan pula dimensi saluran yang direncanakan.Analisa curah
hujan yang hilang pada masing – masing stasiun dapat dihitung
dengan menggunakan metode rasional.

 Metode Perbandingan Normal


Metode ini menggunakan rumus :

Dimana :
Px = Data hujan yang dicari
n = Jumlah data/jumlah stasiun yang diketahui
P1, P2, Pn = Data hujan di stasiun lain dengan tahun yang
sama

N1, N2, Nn = Jumlah hujan semua tahun di 1 stasiun yang sama


Nx = Jumlah hujan semua tahun di stasiun yang datanya
hilang

3 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.3.2 Hujan Harian Maksimum

Dalam menghitung curah hujan harian maksimum, dapat


dilakukan dengan 3 metode, yaitu Metode Gumbel, Metode Log
Pearson III dan Metode Iway Kadoya. Dan nantinya akan dipilih yang
menghasilkan nilai curah hujan paling besar.
 Metode Gumbel
Untuk dapat menyelesaikan perhitungan dengan metode gumbel,
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun data-data curah hujan (X) mulai dari harga yang
terbesar sampai harga terkecil.
b. Menghitung besarnya harga rata-rata curah hujan tahunan
c. Mengisi kolom 3-5 pada tabel.
d. Menentukan besarnya nilai reduksi variant (Yt) dari variable
yang diharapkan terjadi pada periode ulang tertentu (PUH 5, 10,
20, 25) hubungan antara periode ulang T dengan Yt dapat dilihat
pada tabel Gumbel, atau dihitung dengan persamaan :

e. Menentukan besarnya nilai rata-rata dari reduksi variant


(mean of reduce variate, Yn). nilainya tergantung dari jumlah
data (n = 20) dan dapat dilihat berdasarkan Yn
f. Menghitung besarnya harga standar deviasi rata-rata dengan
persamaan

4 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

g. Menentukan besarnya nilai karakteristik distribusi peluang


gumbel, dengan persamaan :

h. Menentukan besarnya deviasi standar dari reduksi variant


(Sn) yang nilainya tergantung dari jumlah data (n = 20) dan
dapat dilihat pada tabel Sn.
i. Menentukan nilai curah hujan dengan periode ulang T tahun
(PUH 5, 10, 20, dan 25) dalam mm.

 Metode Log Pearson III


Dalam menghitung curah hujan maksimum dengan metode log
person III terdapat beberapa tahapan, yaitu :
a. Memproyeksi data yang terbesar dan yang terkecil
b. Menghitung rata-rata curah hujan

c. Mengubah curah hujan rata – rata (Xi) ke dalam bentuk


logaritma

d. Menghitung nilai X rata-rata

5 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

e. Menghitung nilai standar deviasi

f. Menghitung Nilai Koefisien Kemiringan (Cs)

g. Menentukan Nilai K dari Cs dengan Melihat Tabel Log


Pearson III

 Metode Iwai Kadoya

Adapun tahapan perhitungan curah hujan maksimum


dengan metode Iway Kadoya, yaitu :

a. Mencari data yang terbesar dan terkecil (dapat dilihat pada


tabel)
b. Menghitung curah hujan rata – rata

c. Mengubah curah hujan rata – rata (Xi) ke dalam bentuk


logaritma
d. Menghitung nilai X rata – rata
e. Menghitung nilai Xo

f. Menghitung nilai b

6 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

g. Menghitung nilai (nilai ζ dapat dilihat dari tabel Iway


Kadoya)

3.3.3 Distribusi Hujan


Perhitungan Distribusi Hujan dilakukan menggunakan Metode
Hasper-Weduwen dengan menggunakan curah hujan harian
maksimum (CHHM) pada metode Gumbel. Berikut adalah langkah-
langkahnya:

a. Menentukan T rencana yang akan dipilih berdasarkan Metode


Gumbel
b. Menentukan Interval Waktu t (menit)
c. Menentukan nilai R1 untuk 0 < t < 1 jam, dengan persamaan :

d. Menentukan Nilai Rt
Untuk 0 < t < 1 jam, Rt dapat dicari dengan persamaan :

Untuk 1 jam < t < 24 jam, Rt dapat dihitung dengan persamaan :

e. Menentukan nilai I dengan persamaan :

7 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.3.4 Intensitas Hujan


Intenitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan
waktu. Intensitas hujan dapat dihitung dengan menggunakan Metode
Talbot, Sherman dan Ishiguro.
 Metode Talbot
Persamaan Intensitas Hujan dengan Metode ini dapat dinyatakan
dengan :

Dimana t adalah waktu, sedangkan a dan b ditentukan dengan


persamaan berikut:

 Metode Ishiguro
Persamaan Intensitas Hujan dengan Metode ini dapat dinyatakan
dengan :

Dimana t adalah waktu sedangkan a dan b ditentukan dengan


persamaan berikut:

8 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Metode Sherman
Persamaan Intensitas Hujan dengan Metode ini dapat dinyatakan
dengan :

Dimana t adalah waktu sedangkan a dan b ditentukan dengan


persamaan berikut:

3.3.5 Komponen Penghitung Penampang Saluran


1. Tinggi Jagaan Penampang
a. Tinggi jagaan (W) untuk saluran drainase jalan bentuk
trapesium dan segi empat ditentukan berdasarkan rumus :

Dimana :
W = tinggi jagaan( m)
h = kedalaman air yang tergenang dalam saluran( m)

Gambar 3.1 Detail faktor perhitungan tinggi jagaan saluran


(Sumber Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Drainase Jalan tahun 2006)

9 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Tinggi jagaan gorong-gorong

2. Kemiringan Saluran
Berikut rumus untuk menghitung kemiringan saluran :

Dimana :

V = kecepatan aliran (m/detik)


N = koefisien kekasaran manning

R = jari-jari hidrolis
F = luas penampang basah (mr)
P = keliling basah (m)
Is = kemiringan memanjang saluran

3.4 Bangunan Pelengkap Drainase


a. Saluran Penghubung (gutter)
Merupakan saluran kecil (gutter) yang dibuat antara kereb dan badan jalan
untuk menyalurkan air hujan yang jatuh di atas permukaan jalan ke saluran
samping jalan.

Gambar 3.2 Tinggi dan lebar genangan pada kereb


(Sumber : PedomannKonstruksi dan Bangunan Perencanaan Drainase Jalan tahun 2006)

10 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Saluran Inlet
Merupakan saluran yang menghubungkan aliran air dari perkerasan
jalan menuju saluran.

Gambar 3.3 Ukuran dan debit saluran inlet saluran air hujan
(Sumber :Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Drainase Jalan tahun 2006)

c. Bak Kontrol
Bak kontrol merupakan tempat masuknya air (inlet dan saluran untuk
menarnpung aliran permukaan yang akan disalurkan ke sistem drainase
saluran tertutup dan merupakan ruang akses bagi jaringan pipa untuk
pemeliharaan.

Gambar 3.4 Contoh Bak Kontrol


(Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Drainase Jalan tahun 2006)

11 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

d. Gorong-gorong
Ditempatkan melintang jalan yang berfungsi untuk menampung air dari
hulu saluran drainase dan mengalirkannya.

Gambar 3.5 Contoh Bak Kontrol (Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan
Perencanaan Drainase Jalan tahun 2006)

3.5 Pemilihan Bentuk dan Bahan Saluran


Perencanaan saluran terbuka secara hidrolika, aliran terbuka (open
channel), yaitu pengaliran. Perencanaan ini digunakan untuk perencanaan
gorong-gorong. Bahan bangunan saluran ditentukan oleh besamya kecepatan
rencana aliran air yang mengalir di saluran samping jalan tersebut.

Gambar 3.6 Kecepatan aliran berdasarkan jenis material


(Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Drainase Jalan tahun 20016)

12 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tipe dan jenis bahan saluran didasarkan atas kondisi tanah dasar dan
Kecepatan abrasi air. Berikut tabel yang menjelaskannya :

Gambar 3.7 Tipe Penampang Saluran Samping Jalan


(Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Drainase Jalan tahun 2006)

13 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.6 Perhitungan Dimensi dan Elevasi Saluran


Berikut merupakan gambar tabel komponen perhitungan penampang
saluran berdasarkan bentuk saluran :

Gambar 3.8 Komponen Perhitungan Dimensi Saluran berdasarkan Bentuk

14 | REZA NOVIANI
165131041
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

15 | REZA NOVIANI
165131041

Anda mungkin juga menyukai