Anda di halaman 1dari 16

PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN DRAINASE

TANGGUL PAJARESUK PRINGSEWU

Oleh

Miftahul lbram Nalhuda


23311108

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG

2023
A. Latar Belakang

Drainase merupakan komponen penting yang harus


selalu diperhatikan kondisinya. Drainase atau
pengatusan adalah pembuangan masa air secara alami
ataupun buatan yang berada di permukaan maupun
bawah permukaan dari suatu tempat. pembuangan ini
dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Dalam Lingkup
rekayasa sipil, drainase dibatasi sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan/
lahan, sehingga lahan dapat berfungsi secara optimal.
Melihat latar belakang tersebut, dapat diupayakan untuk
merencanakan sistem jaringan Drainase Tanggul
Pajaresuk Pringsewu yang sesuai dengan topografi di
wilayah tersebut.

TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukannya analisis


dan perhitungan terkait masalah di atas, terdapat
beberapa

Tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui besar debit maksimum periode ulang 10


tahunan Tanggul Pajaresuk Pringsewu

2. Melakukan perencanaan sistem jaringan Drainase


Tanggul Pajaresuk Pringsewu

3. Mengetahui besar dimensi saluran Drainase untuk


Tanggul Pajaresuk Pringsewu
MANFAAT

Manfaat penulisan proyek akhir ini diharapkan dapat


memahami dan melakukan perhitungan intensitas curah
hujan, debit banjir rencana, dan dimensi saluran
drainase drainase.

PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat


beberapa pertanyaan terkait masalah tersebut, yaitu :

1. Berapa besar debit banjir untuk periode Ulang (Rt) 5


tahunan Tanggul di PajaresukPringsewu?

2. Bagaimana perencanaan sistem jaringan Drainase


yang sesuai untuk Tanggul di PajaresukPringsewu?

3. Berapa besar dimensi yang sesuai Dengan besar


debit maksimum Tanggul di PajaresukPringsewu ?

TEORI
Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi merupakan suatu sistem/ Kejadian


yang akan terus berulang tanpa henti dalam
memperbaharui air akibat adanya energi matahari yang
membuat volume air laut menguap ke atas lalu
terkondensasi menjadi awan dan akhirnya Jatuh
kembali ke permukaan melalui hujan, sebagian air yang
jatuh akan tertahan oleh vegetasi dan sebagian langsung
jatuh ke daerah waduk, laut, genangan, dan akan
menguap lahi oleh energi matahari dan begitu
seterusnya.
Hujan

Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari


atmosfer turun ke permukaan bumi, umumnya
dikatakan uap air yang mengkondensasi dan jatuh dari
atmosfer ke bumi dalam bentuk cairan dalam rangka
siklus hidrologi

Data Hidrologi

Data hidrologi merupakan data yang menjadi dasar


perencanaan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air
(SDA) di Wilayah sungai, seperti perencanaan
Bangunan irigasi, bangunan air, pengelolaan sungai,
pengendalian banjir, dan sebagainya. Dalam hal
penerapan Analisi hidrologi untuk keperluan di atas,
Selain prosedur yang benar dan metode yang sesuai,
ketersediaan data hidrologi yang memadai baik dalam
hal Jumlah/panjang data maupun kualitas data Juga
sangat menentukan ketelitian hasil Yang akan didapat.
Macam-macam data dan cara pengelolaan data dasar
untuk disiapkan sebagai masukan dalam hitungan
Analisis hidrologi juga harus diperhatikan.

Berikutadalah yang termasuk dalam data Hidrologi


ialah :

a. Sifat/ karakteristik DAS


b. Curah hujan, penguapan,infiltrasi
c. Debit atau aliran sungai
d. Koefisien aliran
e. Sedimen (macam bahan, ukuran butir, intensitas
angkutan)

Analisis Data Hujan

Pos hujan dibangun dengan tujuan, diantaranya untuk


mendapatkan sample data hujan dari suatu jaringan
hidrologi, Untuk menentukan karakteristik hujan Suatu
DPS, seperti curah hujan, intensitas, Frekuensi atau
periode ulang hujan.

Pengisian Data Hujan yang Hilang (kosong)

Data hujan yang diperoleh kadangkala tidak lengkap


(incomplete record), hal ini bisa disebabkan oleh faktor
manusia atau Alat. pengisian data hujan yang hilang
(kosong) dapat diperkirakan melalui 3 Cara, yaitu :

a. Rata-rata Aritmatika (AritmatikaAverage)


b. Perbandingan Normal (Normal Ratio)
c. Kantor Cuaca Natsional Amerika Serikat (US
National Weather Service.
Tebal Hujan Rata-Rata
Dalam suatu catchment area atau DPS, Distribusi curah
hujan yang terjadi seringkali tidak merata. Besarnya
curah Hujan yang diukur dari suatu pos hujan dapat
mewakili karakteristik hujan untuk daerah yang luas
tergantung pada :
a. Jarakpos hujan itu sampaititiktengahKawasanyang
dihitungcurahhujannya
b.Luasdaerah
c. Topografi
b. Sifat hujan

Oleh karena itu untuk penyusunan suatu Rancangan


pemanfaatan dan rancnagan pengendalian banjir
digunakan curah hujan rata-rata jatuh di wilayah yang
bersangkutan. Beberapa metode pendekatan yang
dianggap dapat digunakan untuk hujan rata-rata dari
suatu DPS, antaralain :
a. Rata-rata Aritmatika (Arithmetic Mean Method)
b. Poligon Thiesen (Thiesen Polygon Method)
c. Isohiet (Isohyet Method).

Analisis Curah Hujan


Data curah hujan diperoleh dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ataupun Balai
Besar Wilayah Sungai (BBWS) di setiap daerah.
Jumlah Data yang curah hujan yang dibutuhkan
Sekurang-kurangnya sepanjang periode 10 Tahun yang
merupakan data curah hujan Harian maksimum dalam
setahun dan dinyatakan dalam mm/hari.

Drainase
Saluran drainase merupakan prasarana yang melekat
dengan lingkungan pemukiman, yang digunakan untuk
menjaga agar lingkungan tidak digenangi oleh air hujan

B. METODE PENELITIAN
Lokasi
Lokasi yang dijadikan pengamatan untuk Perencanaan
drainase Tanggul Pajaresuk Pringsewu yang beralamat
di di Jalan Raya Sampang Pajaresuk Pringsewu 35373 ,
Lampung Dengan lahan sebesar 50.632,19 m2.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan untuk Perencanaan
adalah sebagai berikut :
1.Pengumpulan Data Konstruksi
Pengumpulan data konstruksi dilakukan Untuk
memperoleh data yang akan Digunakan dalam
perencanaan saluran
Drainase.
2. Studi Pustaka/Literatur
Studi Pustaka/Literatur digunakan untuk mencari
informasi untuk mendukung perencanaan saluran
drainase.
Tahapan Penelitian
Metode dalam penyelasaian proyek akhir dari
permasalahanyang ada disajikan dalam bentuk bagan

metode perbandingan normal dengan


membandingankan antara 3 stasiun curah hujan yaitu,
Pasir Jaya, Pesawaran, dan Tanggamus.Dengan metode
perbandingan normal
• Rata-rata curah hujan normal pos pasir
jaya,Pesawaran, dan Pos Tanggamus Sebesar = ½
(407 + 36) = 221,5 mm
• Beda dengan curah hujan normal di pos Pasir Jaya
= (608221,5)/608 = 63,57%
𝑛𝑥 𝑛𝑥
• NamaHx = ½ (+ 𝐻𝑎 + + 𝐻𝑏)
𝑁𝑎 𝑁𝑏
608 608
• = +½ 𝑥26,3 + 𝑥 3,6 = 50,01 𝑚𝑚
407 36

Jadi nilai curah hujan bulan Juli 2012 sebesar 50,01


mmH perhitungan lengkap ditunjukkan pada tabel
berikut:

C. Hasil dan Pembahasan

ANALISIS PERHITUNGAN

Analisis Data Curah Hujan yang Hilang


Terbatasnya data curah hujan yang kami terima dari
BBWS Pesawaran- Tanggamus membuat kami mencari
data Curah hujan yang hilang menggunakan

Periode Ulang Rencana

Area tinjauan proyek akhir ini adalah sebesar 5 ha


dandilihat dari topologi kota dapat dikatakan kota
sedang dan tata guna lahan yang diperuntukan untuk
penanggulan, dan berdasarkan pedoman perencanaan
sistem drainase jalan Departemen Pekerjaan Umum,
kami dapat menentukan periode ulang rencana yang
digunakan yaitu, periode ulang 5 tahunan.
Berikut adalah hasil analisis frekuensi Curah hujan di
Pos Hujan Pasir Jaya Menggunakan metode gumbel :
𝑋𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 𝑋𝑎 +𝑌𝑡 – 𝑌𝑛.Sx
𝑆𝑛.

N = 10
Yn = 0,4952 (lihat tabel 2.3)
Sn = 0,949 (lihat tabel 2.4)
Sx = 18,486
Xa = 1238
10
= 123,8 mm
Yt = 1,4999
Berikut ini adalah contoh perhitungan Dengan periode
ulang 5 tahunan
xrencana
= 123,8 +1,4999 – 0,4952 .18,486
0,949 .
𝑋rencana= 143,37 mm
Hasil rekapitulasi perhitungan analisis Frekuensi
metode gumbel terlampir pada Tabel 3.

Analisis Intensitas Curah Hujan

Dalam analisis intensitas curah hujan, Kami


menggunakan periode 5 tahunan Dengan metode
gumbel yaitu sebesar 143,37 mm. Berikut ini adalah
contoh perhitungan Intensitas Curah Hujan dengan
metode Mononobe :
Tc = to + td
To = 2 𝑛𝑑 2
(3 × 3,28 × 𝐿𝑜 × 𝑠 ) 3

𝐿
Td =
60𝑉
Lo = 37,09 m
(panjang limpasan air terjauh yang melewati tanah)
L = 205,98 m (panjang saluranterjauhyangditinjau)
S = 0,1402( kemiringan limpasan permukaan)
V = 1,5 m/s (kecepatan ijin berdasarkan material)

2 0,2 2
to = ( X 3,28 × 37,09 × )
3 √0,1402 3
to 12,335 menit
205,98
td = 60 1,5
td = 2,2887 menit
tc =12,335 + 2,2887
tc = 0,2437 jam
=R24 (24 ) 2⁄
24 t 3
=143,37
( 24 ) 2⁄
24 0,2437 3

Perhitungan Debit BanjirRencana


Perhitungan debit rencana dilakukan Dengan
menggunakan metode Rasional,denganpersamaan
Q = C.I.A
3,6
Berikut adalah contoh perhitungan debit
Banjir rencana :
Segmen 53’-53
Jenis Saluran = Tersier
Luas daerah tangkapan = 19,957 m2
Berdasarkan Data Elevasi Tanah, didapat:
Δh = 0,7 m
L = 21,83 m
Lo = 2,33 m
S = 0,0321
Untuk menghitung koefisien pengaliran, Perlu
diperthatikan kondisi permukaan Daerah
tangkapan.Berdasarkan kondisi permukaan daerah
Tangkapan, didapat :Dengan luas masing-masing
sebesar :
Jalan Aspal = 19,957 m2
Permukiman = 0 m2
Taman = 0 m2
Nilai koefisien pengaliran tiap kondisi Permukaan (lihat
tabel 2.8) sebesar:JalanAspal = 0,95
Permukiman = 0,8
Taman = 0,4
Dari data-data tersebut dihitung nilai C Ekivalen (Ce).
Dengan rumus:
Ce = 𝑎1𝑥𝑐1+𝑎2𝑥𝑐2+𝑎3𝑥𝑐3+...+𝑎𝑛𝑥𝑐𝑛
𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Nilai Ce = 19,957 0,95+0x 0,8+0x 0,4
19,957
= 0,95
Pada perhitungan intensitas, di dapat waktu Konsentrasi
selama
0,2437 jam, maka Besarnya intesitas adalah
I = 127,387mm/jam
Perhitungan debit banjir
𝐶.𝐼.𝐴
Q =
3,6

0,9 X 127,387 X 1,996 X 10 −5


=
3,6

= 0,000671 𝑚3
Hasil rekapitulasi perhitungan Debit Banjir
Rencana terlampir
padatabel 4.Perhitungan Kapasitas SaluranPerhitugan
kapasitas
saluran dihitung Berdasarkan rumus Manning, Yaitu :
Dalam perhitungan diasumsikan bahwa Lebar saluran
sama agar
Lebih praktis dalam Pelaksanaan. Maka kapasitas
saluran
Dihitung berdasarkan tinggi kebutuhan Saluran dengan
tidak
Merubah lebar Rencana.Contoh perhitungan :Segmen
50-54
v = 1 𝑛 x 𝑅2/3 x 𝑆1 1/2

Q=AxV
Q = A x 1 𝑛 x 𝑅2/3 x 𝑆 ½
Dalam perhitungan diasumsikan bahwa lebar saluran
sama agar lebih praktis dalam pelaksanaan. Maka
kapasitas saluran dihitung berdasarkan tinggi kebutuhan
saluran dengan tidak merubah lebar rencana. Contoh
perhitungan :
Segmen 50-54
Penampang berbentuk persegi
n = 0,014 (saluran buatan beton baik sekali)
Qr = 0,0337 m³/ detik B = 0,3 m ( asumsi dimensi
ukuran pasaran)
Qs = A x 1 𝑛 x 𝑅2/3 x 𝑆½
Qr = Qs
Q=AxV
𝑏𝑥ℎ
0,0337 = ( b x h ) x1 + ( ) 2⁄3 × 𝑠1/2
𝑛 2ℎ+𝑏

1 0,3 𝑥 ℎ 2/3
0,0337 = ( 0,3 x h ) 𝑥( ) x
0,014 2ℎ+0,3

0,03031/2
h = 0,069 m

w = √0,5 ℎ
w = 0,186 m
H=h+w
H = 0,255 m
Jadi dimensi yang digunakan untuk saluran 50-54
adalah u-ditch
30 x 30 cm .
Hasil rekapitulasi perhitungan dimensi saluran
padatable 5.
D. KESIMPULAN

Dari hasil perencanaan sistem saluran drainase pada


Tanggul Pajaresuk Pringsewu dapat disimpulkan :
1. Debit banjir maksimal yang didapatkan dari
perhitungan sebesar 0,6065 m³/detik yang
terdapatpadasegmen
2. Terdapat 3 jenis dimensi saluran yang didapatkan
dari hasil perhitungan,untuk saluran tersier dimensi
yang digunakan yaitu 30 x 30cm, untuk saluran
sekunder dimensi yang digunakan yaitu 40 x 40 cm,
dan untuk saluran primer menggunakan dimensi 50 x
50 cm.

Anda mungkin juga menyukai