Anda di halaman 1dari 9

METODOLOGI PERENCANAAN

Metodologi perencanaan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini, terdiri dari studi literatur,
pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, pembuatan gambar detail dan penyusunan
rencana anggaran biaya. Diagram alir perencanaan yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini dapat
dilihat pada Gambar 1.1

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Topografi Data Sistem


Data Hujan
Drainase eksiting

Analisis Frekuensi Hujan

Periode Ulang Hujan Harian


Maksimum Tahunan Debit Saluran Drainase

Intensitas Hujan

Debit Banjir Rencana

Analisis Kapasitas
Tampung Saluran Drainase

Qeksisting
> QBanjir Tidak Redesain Saluran
Drainase

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Gambar 1.1 Diagram Alir Perencanaan Tugas Akhir

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan peninjauan yang berkaitan dengan perencanaan sistem drainase di
perkotaan yang akan dijadikan dasar teori dalam perencanaan serta untuk dibandingkan dengan
kondisi di lapangan yang selanjutnya digunakan dalam memecahkan permasalahan di lapangan.
Literatur tersebut diperoleh dari beberapa referensi berupa buku, jurnal, regulasi, dan lain
sebagainya.

2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam perencanaan Tugas Akhir ini yaitu pengumpulan data – data
perencanaan. Data kondisi eksiting dapat diperoleh dengan melakukan observasi yaitu
mengamati langsung kondisi eksisting pada daerah perencanaan. Data – data terkait data hujan
dan data topografi dapat diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, maupun dokumen instansi terkait.
Uraian data sekunder yang akan digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada
Tabel 1.1

Tabel 1.1 Uraian Data

Data Sekunder Kegunaan Data Sumber Data


Data Kependudukan Jumlah penduduk diperlukan untuk BPS Kota Bandung
(Demografi) menentukan proyeksi dalam Angka
Jumlah penduduk 10 tahun
terakhir
Tata guna lahan Kota Data tata guna lahan diperlukan untuk BAPPEDA Kota
Bandung tahun terakhir mengetahui kondisi eksisting daerah Bandung
2020 perencanaan, penggunaan lahan di daerah
perencanaan sehingga dapat dapat
ditentukan jalur pipa yang direncanakan
Kondisi sanitasi di Kota Data kondisi sanitasi diperlukan untuk Strategi Sanitasi Kota
Bandung tahun terakhir mengetahui kawasan risiko sanitasi, rencana Bandung
2020 pemerintah setempat terkait isu sanitasi dan
Data Sekunder Kegunaan Data Sumber Data
kondisi system drainase di Gedebage Kota
Bandung
Peta Topografi Kota Peta topografi diperlukan untuk mengetahui BPS Kota Bandung
Bandung tahun terakhir kontur di daerah perencanaan agar
2020 perencanaan system drainase dapat dialirkan
secara gravitasi
Kondisi hidrologi Kota Data kondisi hidrologi diperlukan untuk BPS Kota Bandung
Bandung tahun terakhir mengetahui curah hujan.
2020

3. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara perhitungan dari data –data terkait perencanaan
system drainase. Analisis data dapat dilakukan dengan melihat regulasi atau standar terkait dan
membandingkannya dengan data yang telah diperoleh. Berdasarkan data yang telah diperoleh,
adapun data yang akan dihitung dan dianalisis sebagai berikut:

a. Data Hidrolika

Proyeksi jumlah penduduk menentukan besarnya jumlah penduduk dimasa yang akan dating.
Data tersebut diperlukan untuk menghitung debit kebutuhan air minum dan timbulan air limbah
yang dihasilkan di suati daerah. Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilakukan dengan 3
metode yaitu metode aritmatika, metode geometro dan metode least square.

1. Periode Ulang Hujan (PUH)


PUH dalam desain dapat menggunakan rumus:

1 1
N=T ( −
μ 2 )
Ket:
N: PUH setiap T tahun (tahun)
T: Periode waktu hujan rencana
μ: Faktor Resiko, biasanya bernilai 1/3
Gambar 3. 1 Periode Ulang Hujan Desain
(Sumber: Hardjosuprapto,1998)

2. Waktu Konsentrasi
Waktu konsentasi DAS adalah waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk bergerak dari titik
jatuh pada daerah pengaliran ke titik tinjauan. Jadi waktu konsentrasi (tc) adalah penjumlahan
dari waktu yang diperlukan oleh ai hujan untuk mengalir pada permukaan tanah menuju saluran
terdekat (t0) dan waktu untuk mengalir di dalam saluran ke suatu tempat yang ditinjau (tf).

Waktu Konsentrasi (tc)

tc = t0 + tf................................................................(2.33)

Dimana:

tc = Waktu konsentrasi (jam)

tf = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir di sepanjang channel flowing (jam)

to = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di permukaan hingga mencapai outlet
(jam)

Untuk mencari harga To dan Tf dipakai rumus:

o Rumus Kirpich

Lo 0,77
to = 0,0195 × ( ) ..................................(2.34)
√ Lo
Dimana :
lo = Jarak titik terjauh lahan terhadap sistem saluran yang ditinjau

Io = Kemiringan rata-rata permukaan tanah ke saluran yang ditinjau

(Sumber: Suripin, 2003)

o Rumus Kerby

nd 0,467
to = 1,44 × (𝑙0 × ) .............................(2.35)
√ So
Dimana :

lo = Jarak dari titik terjauh ke inlet(m)

nd = Koefisien hambatan setara

koefisien kekasaran

So = Kemiringan daerah pengaliran

(Sumber: Suripin, 2003)

o Rumus tf

L
Tf = ...............................................................(2.36)
V

Dimana :

L = Panjang saluran (m)

V = Kecepatan di dalam saluran (m/det)

(Sumber: Suripin, 2003)

3. Tinggi Hujan Rencana

1. Koefisien Limpasan (run off)


Diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah hujan yang jatuh dengan yang mengalir
sebagai limpasan dalam permukaan tanah tertentu. Tataguna lahan berbeda-beda, dicari
koefisien rata-rata:
ƩCi . Ai
Cr¿
ƩAi
Cr = Harga rata-rata limpasan
Ci = Koefisien limpasan pada tiap-tiap daerah
Ai = Luas pada masing-masing daerah (ha)

Gambar 3. 2 Koefisien Limpasan Berdasarkan Tata Guna Lahan


(Sumber: Hardjosuprapto,1998)

2. Koefisien Storasi
Storasi saluran atau Cs ditandai dengan adanya kenaikan kedalaman air dalam saluran. Debit
aktual yang ditumpahkan di akhir saluran ialah debit total dikurangi dengan massa air yang
masih berada dalam saluran.
Rumus:
2tc
Cs¿ , untuk tc > te
2tc +td
2te
Cs¿ , untuk te > tc
2te +td
Cs digunakan apabila, besaran akumulasi pengaliran limpasan di suatu saluran > 300 ha.

3. Intensitas Hujan
Intensitas Hujan adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan persatuan waktu,
yang tergantung dari lama hujan dan frekuensi kejadiannya, yang diperoleh dari analisa data
hujan. Perhitungan intensitas hujan tergantung dari data yang tersedia. Hubungan intensitas
waktu hujan yang banyak dirumuskan pada umumnya tergantung dari parameter kondisi
setempat.
Bila proses pendinginan terjadi secara besar-besaran maka butir-butir air akan jatuh sebagai
hujan (Presipitasi). Sebenarnya presipitasi yang terjadi dapat juga berupa salju, embun dan
sebagainya. Derasnya hujan tergantung dari banyaknya uap air yang terkandung didalam udara.
Pada umumnya, semakin deras hujannya, maka semakin pendek waktunya, oleh karena itu
setelah sebagian uap air mengkondesir udara semakin kering maka deras hujannya berubah
dengan waktu.

4. Perhitungan Debit Banjir


Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai adalah
metode Rasional USSCS (1973). Model ini sangat simpel dan mudah dalam penggunaannya,
namun penggunaannya terbatas untuk DAS dengan ukuran kecil kurang dari 300 ha. Model ini
tidak dapat menerangkan hubungan curah hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf.
Persamaan metode rasional dapat ditulis dalam bentuk:
Q = F. Cs. C. A. I
Dimana :
Q= debit puncak (L/detik atau m3/detik)
F= faktor konversi, F= 1/360 (m3/detik) atau F= 100/36 (L/detik)
Cs= Koefisien Storasi
C= Koefisien Limpasan
A= Luas DPS
i= Intensitas hujan (mm/jam), pada tc (menit) dan PUH T (tahun)

x 1,92
te¿
1.11 R
Dimana :
Te = waktu durasi hujan (menit)
R = Tinggi hujan harian maksimum (mm/hari)
To dalam satuan menit merupakan waktu yan diperlukan untuk titik air terjauh dalam DPS
mengalir pada permukaan tanah menuju ke arah saluran permulaan terdekat. Rumus yang
digunakan yaitu.
6,33 ( n . Lo ) x 1,92
to¿
(Co . Ie )0,4 ( So)0.3
Keterangan:
To = waktu merayap di permukaan tanah (menit)
n = koefisien kekasaran Manning
Lo = panjang rayapan (m), syarat: L<300
Co = Koefisien limpasan permukaan tempat air merayap
Ie = Intensitas Hujan (mm/jam), tc=te
So = Kemiringan rayapan tanah (m/m)

Td dapat dicari dengan:

Lda
td¿
60Vd
Keterangan:
Td = waktu mengalir dalam saluran (menit)
Lda = Panjang saluran aktual yang ditinjau (m)
Vd = Kecepatan rata-rata dalam saluran (m/detik)

Sehingga tc;
Tc = to+td
Dimana,
to = Waktu merayap di permukaan tanah
td = Waktu mengalir di saluran

Gambar 3. 3 Nilai Kekasaran Tanah


(Sumber: Hardjosuprapto,1998)

5. Kesimpulan dan Saran


Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil evalusai atau hasil analisis data
yang telah dilakukan. Saran berupa rekomendasi hasil perancangan system drainase
menjadi lebih baik serta mengurangi dampak banjir yang ditimbulkan akibat tidak
terkelolanya system drainase di Gedebage kota Bandung

Anda mungkin juga menyukai