1) Drainase pengatusan
Konsep drainase ini adalah drainase pengatusannya itu mengatuskan air kelebihan
terutama air hujan ke badan air terdekat. Air kelebihan dialirkan secapatnya ke
drainase pengaliran kemudian ke sungai hingga akhirnya ke laut, sehingga tidak
menimbulkan genangan atau banjir. Konsep drainase ini adalah konsep drainase
yang lahir sebelum pola piker komprehensif di mana masalah genangan, banjir,
kekeingan, dan kerusakan lingkungan masih dipandang sebagai masalah lokaldan
sectoral yang bisa diselesaikan secara lokal dan sectoral pula.
2) Drainase ramah lingkungan
Konsep drainase ini merupakan konsep di mana dilakukan upaya untuk mengelola
air kelebihan hujan dengan berbagai metode yakni menampung melalui bak tandon
air untuk langsung digunakan kembali, menampung dalam tampungan buatan atau
badan air alamiah, meresapkan dan mengalirkan ke sungai terdekat tanpa
menambah beban pada sungai yang bersangkutan serta memelihara system tersebut
sehingga berdaya guna secara berkelanjutan.
3) Drainase ramah lingkungan dan perubahan iklim
Konseo drainase ramah lingkungan ini merupakan konsep yang erat kaitannya
dengan perubahan iklim. Perubahan iklim ini ditandai dengan kenaikan muka air
laut, kenaikam temperature udara, perubahan durasi dan intensitas hujan,
perubahan arah angin, dan perubahan kelembaban udara. Dampak perubahan iklim
ini dapat diatasi dengan penggunaan konsep drainase ramah lingkungan dan
perubahan iklim.
Berdasarkan peraturan ini, untuk menentukan dimensi saluran drainase yang akan
digunakan, terdapat beberapa kriteria perencanaan yakni :
Perdagangan Jalan
Taman, 0,1-0,25
kuburan
Lapangan 0,1-0,25
bermain
Daerah 0,2-0,4
halaman KA
Daerah tidak 0,1-0,3
terawat
Sumber : “Urban Drainage Guidelines and Technical Design Standards “, Dep.PU, Jakarta,
November, 1994
- Waktu konsentrasi adalah jumlah waktu pengaliran di permukaan yang
diperlukan air untuk mencapai debit maksimum dari titik saluran yang
terjauh sampai ke titik yang ditinjau. Waktu konsentrasi dihitung dengan
metode Kirpich atau lainnya.
- Saluran primer dalam kota yang mempunyai kemiringan dasar
saluran yang berbeda-beda, maka perhitungan kemiringan
ekuivalennya, equivalent slope, S3 digunakan rumus equivalent slope
S3, seperti dalam Gambar 1.
- Kala ulang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran
saluran dan jenis kota yang akan direncanakan sistem
drainasenya, seperti terlihat dalam Tabel 1.
b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama
dengan sistem saluran di mana bangunan pelengkap ini
berada ditambah 10% debit saluran.
c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal
10 tahun terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah
hujan drainase perkotaan).
- Menyusun IDF Curve drainase perkotaan untuk kota yang
bersangkutan untuk kala ulang 2, 5, 10, dan 20 tahun.
- Daerah Pengaliran Saluran (DPSal) yang mempunyai sub-DPSal, dan
setiap sub-DPSal mempunyai koefisien limpasan yang berbeda-beda,
maka perhitungan koefisien limpasan ekuivalen (Ceq) menggunakan
rumus koefisien limpasan ekuivalen (Ceq).
0,5-1,5 0,2
1,5-5,0 0,2
5,0-10,0 0,25
10,0-15,0 0,30
>15,0 0,40
4 Pasir halus 10
5 Aanstamping 20
6 Kolom 15 x 15
7 Balok 15 x 20
5. Komponen media penyaring adalah sebagai berikut.
a. Pasir dengan ketebalan 300-400 mm, ukuran diameter efektif 0,30-1,20 mm;
koefisien keseragaman 1,2-1,4 dan porositas 0,4.
b. Kerkil dengan ketebalan 200-350 mm dan diameter 10-40 mm
4. Melakukan pengamatan terhadap tata guna lahan yang ada berdasarkan data peta
satelit atau data tata guna lahan eksisiting. Hal ini bertujuan untuk menentukan
koefisien limpasan dari setiap subcatchment yang ada berdasarkan tabel
5. Menentukan luasan dari setiap subcatchment yang ada. Dalam menentukan
luasan ini, digunakan aplikasi QGIS yang mana hal ini untuk mempemudah
dalam penentuan luasan dan panjang dari setiap saluran yang akan digunakan.
6. Menentukan waktu konsentrasi dari setiap subcatchment
𝑡𝑐 = 0,76. 𝐴0,38
Di mana :
A = luas subcatchment
7. Menentukan debit limpasan puncak dengan menggunakan metode rasional
dengan rumus sebagai berikut.
𝑄𝑝 = 0,278. 𝐶. 𝐼. 𝐴
Di mana :
Qp = Debit limpasan puncak (m3/s)
C = Koefisien debit limpasan
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas subcatchment (km2)
8. Menentukan tinggi saluran dengan menggunakan persamaan debit Manning
dengan persamaan sebagai berikut.
2
1 𝐴 3 1
𝑄 = . ( ) . 𝑆 2. 𝐴
𝑛 𝑃
Di mana :
n = koefisien kekasaran Manning
A = luas penampang basah saluran
P = jari-jari hidrolik saluran
S = kemiringan memanjang saluran
Dalam perancangan ini, digunakan saluran precast beton U-Ditch dengan
pertimbangan kemudahan dan kecepatan dalam pelaksanaan, serta umur layan
yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan saluran pasangan batu atau
tanah. Menurut USACE Hydrologic Engineering Center, nilai koefisien
kekasaran Manning untuk saluran beton berkisar antara 0,011 – 0,014 dengan
nilai normal diambil sebesar 0,012. Dengan menentukan nilai debit puncak pada
persamaan di atas sama dengan debit limpasan, maka kemudian dilakukan trial
pada tinggi basah saluran dengan asumsi bahwa lebar saluran sama dengan
tinggi saluran.
Jika hasil yang didapat bukan merupakan angka bulat, maka dilakukan
pembulatan ke atas untuk meningkatkan kapasitas debit saluran. Hal ini
dikarenakan perhitungan lebar saluran harus menghasilkan lebar saluran U-
Ditch yang tersedia di pasaran.
Jika dilakukan pembulatan pada lebar saluran, maka tinggi basah saluran akan
berubah dari hasil perhitungan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penyesuaian tinggi basah saluran dengan menggunakan lebar basah saluran yang
baru. Perhitungan tinggi basah saluran menggunakan rumus yang sama, yakni
dengan menggunakan persamaan debit Manning dan nilai debit puncak saluran
adalah nilai debit limpasan dari subcachment yang akan ditampung.
9. Jika tinggi basah saluran telah didapatkan, kemudian dilakukan penambahan
pada tinggi basah saluran dengan menabahkan tinggi freeboard. Tinggi
freeboard ditentukan berdasarkan debit limpasan yang akan dilayani oleh saluran
yang dapat dilihat pada table.
10. Tinggi total saluran yang didapatkan (setelah menambahkan tinggi freeboard),
kemudian dilakukan pembulatan ke atas jika angkanya tidak bulat sehingga
nantinya nilai freeboard dapat lebih besar dari nilai freeboard yang ada pada
table. Dengan demikian, besar dimensi saluran yang akan digunakan telah
selesai.
4.2.3. Metode Perancangan ABSAH
Metode perancangan ABSAH dilakukan dengan mengikuti Langkah-langkah berikut.
1. Menentukan curah hujan rerata setiap bulan dari data curah hujan selama 20
tahun yang sebelumnya telah digunakan pada analisis penentuan dimensi saluran
drainase.
2. Menentukan volume tampungan minimum ABSAH. Hal ini bertujuan untuk
memastikan keberadaan air akan selalu ada.
3. Melakukan trial and error pada penggunaan air setiap harinya. Hal ini dilakukan
hingga nilai kumulatif tampungan ABSAH tidak negative atau nilai
minimumnya nol.
4. Setelah menentukan konsumsi air per harinya, selanjutnya nilai volume ABSAH
yang harus dibangun dapat ditentukan. Selanjutnya berdasarkan Surat Edaran
Kementerian PUPR terkait ABSAH, ditentukan tinggi ABSAH setinggi 2,5 m.
5. Ukuran panjang dan lebar ABSAH dilakukan trial and error sehingga didapatkan
ukuran yang relative menyerupai persegi.
4.5.1. Alternatif 1
Pada alternatif 1 ini, layout yang akan dibangun seperti pada gambar di atas. Jenis saluran
yang digunakan adalah saluran precast beton U-Ditch. Pada akhir saluran drainase pada
setiap kelompok saluran, nantinya akan digunakan ABSAH (Akuifer Buatan Simpanan Air
Hujan) yang berfungsi untuk menampung seluruh air limpasan hujan yang melimpah di
selutruh kawasan rumah sakit. Hal ini sejalan dengan pendekatan system drainase
berwawasan lingkungan yakni berusaha untuk memanfaat kelebihan air hujan untuk
digunakan kembali. Air hujan yang telah ditampung, nantinya akan digunakan kembali
untuk memenuhi kebutuhan air untuk penyiraman tanaman.
Adapun gambar desain ABSAH yang akan digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
4.5.2. Alternatif 2
Pada alternatif ini, digunakan pendekatan system drainase konvensional di mana air hujan
yang melimpas akan dibuang ke badan sungai secepat-cepatnya. Selain itu juga, dari layout
saluran drainase yang direncanakan terdapat perbedaan di mana system drainase dibagi
menjadi dua bagian saja yakni system drainase pada bagian gedung induk dan gedung
UGD.
4.4 Pemilihan Desain
Pemilihan desain terhadap alternatif yang telah dibuat sebelumnya, didasarkan pada total
panjang saluran yang akan dibuat, besar biaya bahan bangunan yang akan digunakan, dan
penggunaan limpasan air hujan yang ada.
Digunakan
kembali
1 Alternatif 1 802 Rp. 309,930,000 untuk
penyiraman
tanaman
Dibuang
2 Alternatif 2 878 Rp. 521,525,000 langsung ke
badan sungai
Jumlah Data = 19 19
Nilai Rerata (Mean)
= 123.111 4.781
Standar Deviasi = 33.187 0.257
Koefisien Skewness
= 0.853 0.425
Koefisien Kurtosis
= 0.029 -0.669
Koefisien Variasi = 0.270 0.054
Nilai Tengah = 111.000 4.710
b. Uji Chi-Square
1. Distribusi Normal
3. Distribusi Gumbel
3 2
Kelas P(x >= Xm) Ef Debit (m /dt) Of Ef - Of ( Ef-Of ) / Ef
3 2
Kelas P(x >= Xm) Ef Debit (m /dt) Of Ef - Of ( Ef-Of ) / Ef
Berdasarkan uji Smirnov-Kolmogorov didapatkan nilai delta kritik 0,3 di mana untuk
semua uji distribusi yang dilakukan hasilnya dapat diterima, dengan hasil terbaik
didapatkan uji Log-Pearson III dengan nilai delta maksimum 0,084.
Analisis dilanjutkan dengan menghitung nilai intensitas hujan untuk setiap penggal
saluran drainase yang ada. Perhitungan menggunakan metode Mononobe, di mana
waktu konsentrasi yang digunakan merupakan waktu konsentrasi dari masing-masing
saluran atau kumulatif dari beberapa saluran sebelumnya. Misal digunakan data
perhitungan intensitas hujan pada saluran ID 8. Pada saluran ini, terdapat dua
subcatchment yang limpasannya akan dimasukkan ke dalam saluran yakni
subcatchment 17 dan 27. Waktu konsentrasi yang akan digunakan adalah nilai
maksimal dari waktu konsentrasi pada subcatchment atau section yang ditinjau. Dalam
hal ini, nilai terbesar dimiliki oleh subcatchment 27 yakni 2,58 menit.
2
𝑅24 24 3
𝐼= ( )
24 𝑡𝑐
2
117,659 24 3
𝐼= ( ) = 331,982 𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚
24 2,58
Berikut adalah hasil perhitungan intensitas hujan dan debit limpasan untuk setiap
segmen saluran.
Panjang
itc Q
Id Saluran saluran ΣCA tc (min)
(m) (mm/jam) (m3/s)
Kelompok 1
8 28 0.00071 2.584 331.982 0.065
9 19 0.00094 2.591 331.393 0.086
14 6 0.00118 2.595 331.024 0.108
Kelompok 2
10 95 0.00081 2.426 346.211 0.078
11 39 0.00149 3.039 297.955 0.124
15 7 0.00230 3.047 297.425 0.190
Kelompok 3
4 42 0.00247 3.977 249.033 0.171
3 43 0.00059 2.839 311.823 0.052
1 40 0.00371 3.986 248.694 0.257
2 29 0.00081 2.698 322.570 0.073
5 72 0.00593 3.992 248.404 0.410
12 42 0.00082 3.254 284.701 0.065
13 58 0.00164 3.264 284.100 0.129
6 113 0.00829 4.004 247.933 0.572
7 56 0.00279 4.310 236.039 0.183
16 113 0.00112 3.665 263.007 0.082
Analisis hidraulika saluran drainase berfungsi untuk menentukan dimensi saluran yang
akan digunakan berdasarkan hasil analisis hidrologi yang telah dilakukan sebelumnya.
Analisis hidraulika dilakukan dengan menggunakan persamaan Manning, dengan
persamaan sebagai berikut.
2
1 𝐴 3 1
𝑄 = . ( ) . 𝑆 2. 𝐴
𝑛 𝑃
Di mana :
n = koefisien kekasaran Manning
A = luas penampang basah saluran
P = jari-jari hidrolik saluran
S = kemiringan memanjang saluran
Pada saluran yang dirancang, akan menggunakan saluran U-Ditch berbahan beton,
sehingga nilai koefisien Manningnya digunakan 0,012. Selanjutnya, dengan
menggunakan debit limpasan yang telah dicari sebelumnya, kita dapat menentukan
dimensi saluran dengan asumsi awal tinggi dan lebar basah penampang saluran adalah
sama. Misla diambil contoh data pada saluran ID 8. Pada saluran ini, akan menerima
debit limpasa sebesar 0,0652 m3/s. Dengan asumsi penampan basah saluran adalah
persegi, maka persamaan Manning sebelumnya dijabarkan dengan menggunakan luas
penampang persegi.
2
1 𝑏2 3 1
𝑄 = .( ) . 𝑆 2 . 𝑏2
𝑛 𝑏 + 2ℎ
Dengan melakukan trial and error, didapatkan lebar penampang basah saluran adalah
0,157 m. Nilai ini kemudian dibulatkan ke atas menjadi 0,4 menimbang pada ukuran U-
Ditch yang ada di pasaran. Dikarenakan dilakukan pembulatan pada lebar saluran, maka
tinggi basah saluran juga akan berubah menjadi lebih kecil. Dengan cara yang sama,
namun kali ini dengan nilai b dan h yang tidak sama di mana nilai h ditrial hingga debit
saluran sama dengan debit limpasan yang akan ditampung.
2
1 𝑏. ℎ 3 1
𝑄 = .( ) . 𝑆 2 . 𝑏. ℎ
𝑛 𝑏 + 2ℎ
Panjang Koef.
Slope Q Freeboard
Id Saluran saluran Manning b (m) h (m)
(m)
(m/km)
(n) (m3/s) (m)
Kelompok 1
8 28 5 0.012 0.065268 0.4 0.40 0.26
9 19 5 0.012 0.086139 0.4 0.40 0.22
14 6 5 0.012 0.108492 0.4 0.50 0.29
Kelompok 2
10 95 5 0.012 0.077883 0.3 0.50 0.28
11 39 5 0.012 0.123564 0.4 0.50 0.27
15 7 5 0.012 0.190463 0.4 0.60 0.27
Kelompok 3
4 42 5 0.012 0.171282 0.4 0.50 0.20
3 43 5 0.012 0.051531 0.3 0.40 0.24
1 40 5 0.012 0.256553 0.5 0.60 0.28
2 29 5 0.012 0.072793 0.3 0.50 0.29
5 72 5 0.012 0.40975 0.5 0.70 0.23
12 42 5 0.012 0.064651 0.3 0.40 0.21
13 58 5 0.012 0.129164 0.4 0.50 0.26
6 113 5 0.012 0.571551 0.6 0.70 0.21
7 56 5 0.012 0.182837 0.4 0.60 0.29
16 113 5 0.012 0.081663 0.3 0.50 0.27
Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan terhadap kecepatan saluran yang telah
dirancang. Perhitungan kecepatan saluran, dilakukan dengan menggunakan persamaan
Manning.
2
1 𝑏. ℎ 3 1
𝑉 = .( ) . 𝑆2
𝑛 𝑏 + 2ℎ
Di mana :
n = koefisien Manning
b = lebar basah saluran
h = tinggi basah saluran
S = kemiringan memanjang saluran
Misal diambil contoh hitungan pada saluran ID 8. Saluran ini memiliki dimensi 40 x
40 cm, dengan tinggi muka air adalah 0,14 m, dan kemiringan memanjang saluran
adalah 5 m/1 km atau 0,005.
2
1 0,14.0,4 3 1
𝑉= .( ) . 0,0052 = 2,23 𝑚/𝑠
0,012 0,4 + 2.0,14
Nilai kecepatan saluran yang dihasikan di bawah 3 m/s yang mana merupakan nilai
kecepatan maksimum untuk saluran beton.
Berikut adalah rekap hasil perhitungan kecepatan saluran drainase untuk setiap
segmen saluran.
Panjang
Slope
Id Saluran saluran V (m/s)
(m/km)
(m)
Kelompok 1
8 28 5 2.23
9 19 5 2.10
14 6 5 1.98
Kelompok 2
10 95 5 1.45
11 39 5 1.91
15 7 5 1.68
Kelompok 3
4 42 5 1.74
3 43 5 1.63
1 40 5 2.14
2 29 5 1.48
5 72 5 1.84
12 42 5 1.53
13 58 5 1.89
6 113 5 2.19
7 109 5 1.37
16 111 5 2.18
Kumulatif -
Curah Volume Pengambilan Pengambilan Volume CH -
Jumlah Penguapan CH Efektif Luas Atap Kumulatif nilai
Bulan Hujan CH Air Air Pengambilan Air
Hari minimum
mm mm mm m2 m3 liter/hari m3 m3 m3 m3
Jan 31 79.73 0 79.73 12269 97.82 1744.71 54.09 43.73 43.73 43.23
Feb 28 74.74 0 74.74 12269 91.69 1744.71 48.85 42.84 86.57 86.07
Mar 31 68.05 0 68.05 12269 83.49 1744.71 54.09 29.41 115.98 115.48
Apr 30 65.12 0 65.12 12269 79.90 1744.71 52.34 27.56 143.54 143.04
Mei 31 45.82 0 45.82 12269 56.21 1744.71 54.09 2.13 145.66 145.16
Jun 30 24.18 0 24.18 12269 29.67 1744.71 52.34 -22.67 122.99 122.49
Jul 31 12.24 0 12.24 12269 15.01 1744.71 54.09 -39.07 83.92 83.42
Agu 31 1.13 0 1.13 12269 1.38 1744.71 54.09 -52.70 31.22 30.72
Sep 30 17.63 0 17.63 12269 21.63 1744.71 52.34 -30.72 0.50 0.00
Okt 31 49.75 0 49.75 12269 61.04 1744.71 54.09 6.95 7.45 6.95
Nov 30 77.48 0 77.48 12269 95.06 1744.71 52.34 42.72 50.17 49.67
Des 31 76.83 0 76.83 12269 94.26 1744.71 54.09 40.17 90.34 89.84
Jumlah 365 592.67895 0 592.678947 147228 727.1578 20936.51 636.82 90.33892215
Vol. Tampungan Maksimum
3 145.16
(m )
Vol. Tampungan Minimum
0.00
(m3)
(Vol. Maks - Vol. Tampungan Optimum
145.16
Vol. Min) (m3)
Ditetapkan tinggi ruang ABSAH adalah 2,5 m, sehingga,
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = = 58,06 𝑚2
2,5
Selanjutnya, dilakukan trial and error untuk mendapatkan ukuran panjang dan
lebar ABSAH. Sehingga didapatkan panjang ABSAH 10 m dan lebar 5,9 m.
2. ABSAH Gedung UGD
Kumulatif -
Curah Volume Pengambilan Pengambilan Volume CH -
Jumlah Penguapan CH Efektif Luas Atap Kumulatif nilai
Bulan Hujan CH Air Air Pengambilan Air
Hari minimum
mm mm mm m2 m3 liter/hari m3 m3 m3 m3
Jan 31 79.73 0 79.73 1387 11.06 195.61 6.06 4.99 4.99 4.49
Feb 28 74.74 0 74.74 1387 10.37 195.61 5.48 4.89 9.88 9.38
Mar 31 68.05 0 68.05 1387 9.44 195.61 6.06 3.37 13.26 12.76
Apr 30 65.12 0 65.12 1387 9.03 195.61 5.87 3.16 16.42 15.92
Mei 31 45.82 0 45.82 1387 6.35 195.61 6.06 0.29 16.71 16.21
Jun 30 24.18 0 24.18 1387 3.35 195.61 5.87 -2.51 14.20 13.70
Jul 31 12.24 0 12.24 1387 1.70 195.61 6.06 -4.37 9.83 9.33
Agu 31 1.13 0 1.13 1387 0.16 195.61 6.06 -5.91 3.92 3.42
Sep 30 17.63 0 17.63 1387 2.44 195.61 5.87 -3.42 0.50 0.00
Okt 31 49.75 0 49.75 1387 6.90 195.61 6.06 0.84 1.34 0.84
Nov 30 77.48 0 77.48 1387 10.75 195.61 5.87 4.88 6.21 5.71
Des 31 76.83 0 76.83 1387 10.66 195.61 6.06 4.59 10.81 10.31
Jumlah 365 592.67895 0 592.678947 16644 82.20457 2347.36 71.40 10.80566322
Vol. Tampungan Maksimum
3 16.21
(m )
Vol. Tampungan Minimum
0.00
(m3)
(Vol. Maks - Vol. Tampungan Optimum
16.21
Vol. Min) (m3)