105 81 2344 15
BAB I
PENDAHULUAN
harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase
tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal.
cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta
Muh Izdihar Basir DRAINASE PERKOTAAN
105 81 2344 15
tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari
kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase
disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air
permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu
suatu kota, akan bertambah maju pula sarana dan pra sarana yang
penyediaan sarana air bersih, air minum, penggunaan air tanah untuk
intensitas hujan yang tinggi, sehingga kapasitas saluran yang telah ada
juga kurang baik bagi sanitasi. Drainasi merupakan istilah yang dipergunakan
untuk membuang habis kelebihan air yang ada di permukaan sehingga tidak
terjadi genangan air yang mengganggu aktivitas manusia dan juga kurang baik
bagi sanitasi.
ekonomi.
Muh Izdihar Basir DRAINASE PERKOTAAN
105 81 2344 15
rutin. Setiap beberapa tahun sekali harus dievaluasi agar dapat dianalisa
saluran.
hujannya.
Perhitungan debit air yang akan didrainasi berkaitan dengan luas tiap tata
1. Bagaimana mendapatkan debit dari sisa air yang didrainasikan, dari data
penerapan dari teori yang telah diterima mahasiswa dari mata kuliah
perkotaan.
dan limbah rumah tangga serta industri pada suatu daerah dengan luas dan
Untuk mengetahui harga tanah timbunan dan galian, sehingga kita dapat
MULAI
Flow Chart :
R MAX. DAERAH
TAHUNAN
MENGHITUNG
L, S, A, C
R. RANCANGAN
DENGAN KALA
DEBIT AIR Q AIR KOTOR
ULANG HUJAN TOTAL
PERHITUNGAN
DIMENSI SALURAN
Tidak
PERHITUNGAN GALIAN
DAN TIMBUNAN
BIAYA
SELESAI
Muh Izdihar Basir DRAINASE PERKOTAAN
105 81 2344 15
BAB II
KONDISI DAERAH STUDI
2.1. Umum
kontur 0,20-0,50 meter. Hal ini tergantung dari keadaan lapangan, yaitu
penduduk, masalah ganti rugi lahan yang terkena proyek dan lain sebagainya
dilihat di peta topografi atau peta kontur. Selain elevasi tempat berbagai
pengaliran sungai dan tata guna lahan beserta luasnya. Di samping itu
Batas-batas wilayah
Ketinggian
Pada daerah studi yang kami lakukan, yaitu kota Malang tergolong
barat merupakan daerah perbukitan atau wilayah yang lebih tinggi, sedang
Tata air dipengaruhi adanya empat sungai, yaitu kali Brantas, kali
Bango, kali Metro, dan kali Amprong. Kali Bango dan kali Amprong
menjadi satu. Data ini bisa didapatkan di kantor Bappeda atau kantor studi
topografi kota.
dataran rendah terdiri dari lapisan tanah alluvial yang terjadi baik oleh
daerah selatan mempunyai potensial yang subur. Pada tanah alluvial ini
pantai serta bekas lanau yang kesemuanya itu mempunyai rilief datar atau
sebagai cekungan. Tanah alluvial ini hanya meliputi tanah yang masih
sering terkena banjir sehingga dianggap tanah yang masih muda dan belum
alluvial adalah bahwa bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak
Jadi tekstur bahan yang diendapkan pad waktu dan tempat yang
sama akan lebih seragam dan makin jauh dari sumbernya, serta makin
untuk menentukan debit air yang akan didrainase. Data iklim ini meliputi
mempunyai iklim tropis yang terdiri dari dua musim, yaitu musim
penghujan.
drainasi suatu wilayah perkotaan. Misalnya apakah daerah itu cepat atau
menuju ke daerah pusat kota dan sekitarnya, karena kegiatan ekonomi dan
kesibukan lainnya sebagian besar berada di pusat kota. Misalnya untuk kota
dengan tata kota yang terdapat di Rencana Tata Ruang Kota (RURTK). Data
yang akan digunakan untuk menghitung debit air yang akan didrainasi
dengan menggunakan rumus rasional. Karena itu diperlukan data tata guna
Perubahan tata guna lahan tentu akan mengubaha debit air yang akan
didrainasi. Karena itu perlu diperkirakan arah perubahan tata guna lahan di
yang berkaitan dengan sistem sosial, ekonomi, dan fisik guna tercapainya tata
perkembangan.
Muh Izdihar Basir DRAINASE PERKOTAAN
105 81 2344 15
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
3.1. Umum
Berdasarkan penjelasan pada bab satu dan dua serta pendekatan studi
1. Pengumpulan data-data
(dari tahun 1990 sampau dengan tahun 2000) yang diukur dari lima stasiun
metode Log Pearson III, lalu diikuti dengan uji kesesuaian distribusi
koefisien pengaliran.
terbesar yang mungkin terjadi dalam suatu daerah dengan kala ulang atau
c. Biaya pembangunan.
rencana dengan kala ulang 5 tahun, artinya harga dari curah hujan terbesar
akan terjadi rata-rata, baik disamai atau dilampaui sekali setiap 5 tahun.
suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan daerah yang
yang tidak merata, cara poligon Thiessen akan memberikan hasil yang lebih
2. Dari setiap segitiga ditarik sumbu yang tepat di tengah sisinya dan
segitiga yang membentuk segi banyak. Segi banyak ini disebut poligon
Thiessen.
Muh Izdihar Basir DRAINASE PERKOTAAN
105 81 2344 15
5. Prosentase luas pengaruh tiap stasiun total didapat dari luas daerah
6. Curah hujan maksimum daerah tahunan tiap stasiun didapat dari hasil
d=P 1 . d 1+ P 2 .d 2+…+ P n . d n
Pn= An× A
Dengan :
Pn = koefisien Thiessen
tersebut pilih yang tertinggi untuk setiap tahunnya. Curah hujan ini
hujan rancangan antara lain distribusi Gumbel, Log Normal, Log Pearson
distribusi :
Dalam studi ini dipilih cara Log Pearson III dengan pertimbangan
bahwa cara ini lebih fleksibel dan dapat dipakai untuk semua sebaran data
(Pilgrim, 1991:207).
Logx=
∑ Logx i
n
∑
√
2
(Logxi −Logx)
Si=
n−1
4. Menghitung harga koefisien kemiringan dengan rumus :
Muh Izdihar Basir DRAINASE PERKOTAAN
105 81 2344 15
n∑ ( Logxi−Logx )
Cs= 3
( n−1)( n−2 ) Si
5. Menghitung logaritma hujan rancangan dengan kala ulang tertentu
dengan rumus :
LogR = Logx +G . S i
t
kesesuaian data yang tersedia dengan distribusi yang dipakai. Uji yang
Selisih ini dicari yang maksimum yang disebut Δ maks. Uji Smirnov-
kritis yang ditentukan berdasarkan jumlah data dan batas nilai simpangan
Dari hasil pembacaan grafik pengeplotan data curah hujan pada kertas
a. Menghitung selisih data curah hujan hasil perhitungan (Xt) dengan nilai
c. Harga X2hit dibandingkan dengan harga X2Cr dari tabel Chi Kuadrat
dengan α dan jumlah data (n) tertentu. Apabila X 2hit < X2Cr maka
harus dihitung jumlah air hujan dan jumlah air kotor atau buangan yang
Q=0,278.C . I . A
Dengan :
C = koefisien pengaliran
a. Kemiringan tanah
c. Iklim
Pada permulaan musim hujan yang panjang angka pengaliran lebih kecil
Kemiringan 2-7%
Bertrap 7%
I =¿
dengan :
Muh Izdihar Basir DRAINASE PERKOTAAN
105 81 2344 15
Tc = waktu konsentrasi
mengalir dari titik terjauh dari catchment menuju suatu titik tujuan.
Tc=¿+Td
Dengan :
Tc = Waktu Konsentrasi
To = Waktu pengaliran air pada permukaan tanah
Td = Waktu pengaliran pada saluran, dapat dianalisa dengan rumus :
Ls
Td=
v
Dimana :
Ls = Jarak aliran dari tempat masuk air ke tempat yang dituju (m)
perkiraan dengan pedoman garis kontur. Luas daerah dihitung di atas peta
untuk menghitung kebutuhan air tiap penduduk. Dari kebutuhan air tiap
penduduk dapat diketahui jumlah air kotor (buangan) akibat rumah tangga.
a. Pertumbuhan Geometri
Pn=Po(1+n) n
Dengan :
b. Pertumbuhan Eksponensial
penduduknya adalah :
Pn=Po . e m
Dengan :
m = interval waktu
e = bilangan logaritma
Debit air kotor berasal dari air buangan hasil aktivitas penduduk
air rata-rata dan jumlah penduduk kota. Dalam tugas ini debit air kotor
berasal dari perhitungan air kotor per penduduk dan air kotor sisa industri.
Pn× q
Qak =
A
Dimana :
Pn = jumlah penduduk
kecil pasti menghasilkan air kotor ( air sisa industri). Untuk menghitung
Pn× q
Qak =
A
Dengan :
Pn = jumlah penduduk
Q=V . A
1
V = × R ×√S
2 /3
n
Dengan :
hasil yang tepat, sehingga penggunaan rumus ini sangat luas dalam aliran
pembentuk saluran.
pengikisan.
(Suhardjono, 1984:25).
yang mengandung lebar dasar saluran dan tinggi air, dapat diperhitungkan
Saluran Trapesium
A=(B+ z .h)h
Keliling basah
Jari-jari hidrolis
A
R=
P
Luas saluran
A=0,5. .r 2
Keliling saluran
P=. R
Jari-jari hidrolis
R=0,5 .r
Untuk menentukan kecepatan aliran digunakan persamaan
1
V = × R ×√S
2 /3
n
Raju, 1986:45)
Q=V . A
Dengan :
REFERENSI