Dibuat Oleh:
ADRIAN GIMNASTIAR
D111 21 1078
TEKNIK PERTAMBANGAN B
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Check dump (settling pond) berfungsi sebagai tempat menampung air tambang
sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut bersama air
dari lokasi penambangan, kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari
suatu daerah penambangan, sehingga air akan masuk ke check dump secara alami
dan selanjutnya dialirkan ke sungai melalui saluran pembuangan. Dengan adanya
check dump, diharapkan air yang keluar dari daerah penambangan sudah bersih
dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada sungai atau
tempat pembuangan akhir. Selain itu juga tidak menimbulkan pendangkalan
sungai akibat partikel padatan yang terbawa bersama air. Bentuk check dump
biasanya hanya digambarkan secara sederhana, yaitu berupa kolam berbentuk
empat persegi panjang, tetapi sebenarnya dapat bermacam-macam bentuk
disesuaikan dengan keperluan dan keadaan lapangannya.
pembuatan saluran limbah agar tidak mencemari lingkungan yakni
pembuatan kolam pengendapan (settling pond). Selain itu dari kolam
pengendapan (settling pond) didapat lumpur dari sisa pengolahan atau
penggelondongan emas, lumpur tersebut dapat dimanfaatkan menjadi barang
bernilai ekonomi dan memiliki harga jual seperti bata tanpa bakar. Hasil dari
kegiatan yang dilakukan yaitu pengetahuan masyarakat penambang tentang
pentingnya lingkungan yang bersih dan kolam pengendapan (settling pond) dan
kemampuan masyarakat tambang dalam mengolah limbah menjadi barang bernilai
jual yaitu dengan membuat bata tanpa bakar. Keberhasilan dari kegiatan ini
terlihat dari banyaknya masyarakat yang hadir dan antusiasnya mereka dalam
mendukung kegiatan ini yakni dengan terjun langung membantu.
Air yang berada didalam maupun dipermukaan bumi mengalami proses yang
membentuk daur. Secara umum daur hidrologi terjadi karena air yang menguap ke
udara dari permukaan tanah dan laut akan terkondensasi dan kembali jatuh ke
3
bumi. Kejadian ini disebut presipitasi yang dapat berbentuk hujan, salju, atau
embun. Peristiwa perubahan air menjadi uap air dan bergerak dari permukaan
tanah ke udara disebut evaporasi, sedangkan penguapan air dari tanaman disebut
transpirasi. Jika kedua proses ini terjadi secara bersama-sama maka disebut
evapotranspirasi.
Air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran
permukaan atau dari air tanah yang merembes di dasar sungai. Kontribusi air
tanah pada aliran sungai disebut aliran dasar (baseflow), sementara total aliran
disebut debit (runoff). Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase, komponen
dalam siklus hidrologi yang terpenting adalah aliran permukaan. Oleh karena itu,
komponen inilah yang ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana,
khususnya bencana banjir.
Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan atmosfer ke permukaan bumi.
Presipitasi dapat terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
1. Hujan yang merupakan bentuk presipitasi yang paling penting.
2. Embun yang merupakan hasil kondensasi di permukaan tanah atau
tumbuhan.
3. salju dan es.
Proses infiltrasi terjadi karena hujan yang jatuh diatas permukaan tanah
sebagian atau seluruhnya akan mengisi pori-pori tanah. Curah hujan yang
mencapai permukaan tanah akan bergerak sebagai air limpasan (run off) atau
sebagai infiltrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
4
1. Faktor tanah terutama yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik tanah seperti
ukuran butir dan struktur tanah.
2. Vegetasi.
3. Faktor-faktor lain seperti kemiringan tanah, kelembaban tanah dan suhu
air.
Gambar 2 Infiltrasi
Periode ulang hujan adalah jangka waktu suatu hujan dengan tinggi
intensitas yang sama atau lebih besar kemungkinan dapat terjadi lagi. Penentuan
periode ulang hujan untuk perencanaan sarana penirisan tambang dapat dilakukan
dengan berdasarkan pada acuan periode ulang. Untuk sumuran utama dalam
sistem penirisan tambang, harga acuan periode ulang hujan adalah 5 - 10 tahun.
Kerangka berfikir
Rumusan Masalah
1. Berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk perawatan saluran drainase
pada lokasi penambangan batu kapur PT. X ?
2. Bagaimanakah model sistem saluran drainase yang mampu menampung
debit curah hujan yang masuk ke catchment area ?
Selesai