Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

TEKNIK KOMUNIKASI ILMIAH

“ANALISIS BIAYA PERAWATAN SALURAN DRAINASE


PADA TAMBANG BATU KAPUR”

Dibuat Oleh:

ADRIAN GIMNASTIAR
D111 21 1078
TEKNIK PERTAMBANGAN B

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Check Dump

Check dump (settling pond) berfungsi sebagai tempat menampung air tambang
sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut bersama air
dari lokasi penambangan, kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari
suatu daerah penambangan, sehingga air akan masuk ke check dump secara alami
dan selanjutnya dialirkan ke sungai melalui saluran pembuangan. Dengan adanya
check dump, diharapkan air yang keluar dari daerah penambangan sudah bersih
dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada sungai atau
tempat pembuangan akhir. Selain itu juga tidak menimbulkan pendangkalan
sungai akibat partikel padatan yang terbawa bersama air. Bentuk check dump
biasanya hanya digambarkan secara sederhana, yaitu berupa kolam berbentuk
empat persegi panjang, tetapi sebenarnya dapat bermacam-macam bentuk
disesuaikan dengan keperluan dan keadaan lapangannya.
pembuatan saluran limbah agar tidak mencemari lingkungan yakni
pembuatan kolam pengendapan (settling pond). Selain itu dari kolam
pengendapan (settling pond) didapat lumpur dari sisa pengolahan atau
penggelondongan emas, lumpur tersebut dapat dimanfaatkan menjadi barang
bernilai ekonomi dan memiliki harga jual seperti bata tanpa bakar. Hasil dari
kegiatan yang dilakukan yaitu pengetahuan masyarakat penambang tentang
pentingnya lingkungan yang bersih dan kolam pengendapan (settling pond) dan
kemampuan masyarakat tambang dalam mengolah limbah menjadi barang bernilai
jual yaitu dengan membuat bata tanpa bakar. Keberhasilan dari kegiatan ini
terlihat dari banyaknya masyarakat yang hadir dan antusiasnya mereka dalam
mendukung kegiatan ini yakni dengan terjun langung membantu.

2.2 Siklus Hidrologi

Air yang berada didalam maupun dipermukaan bumi mengalami proses yang
membentuk daur. Secara umum daur hidrologi terjadi karena air yang menguap ke
udara dari permukaan tanah dan laut akan terkondensasi dan kembali jatuh ke
3

bumi. Kejadian ini disebut presipitasi yang dapat berbentuk hujan, salju, atau
embun. Peristiwa perubahan air menjadi uap air dan bergerak dari permukaan
tanah ke udara disebut evaporasi, sedangkan penguapan air dari tanaman disebut
transpirasi. Jika kedua proses ini terjadi secara bersama-sama maka disebut
evapotranspirasi.

Gambar 1 Daur Hidrologi

Air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran
permukaan atau dari air tanah yang merembes di dasar sungai. Kontribusi air
tanah pada aliran sungai disebut aliran dasar (baseflow), sementara total aliran
disebut debit (runoff). Dalam kaitannya dengan perencanaan drainase, komponen
dalam siklus hidrologi yang terpenting adalah aliran permukaan. Oleh karena itu,
komponen inilah yang ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana,
khususnya bencana banjir.
Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan atmosfer ke permukaan bumi.
Presipitasi dapat terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
1. Hujan yang merupakan bentuk presipitasi yang paling penting.
2. Embun yang merupakan hasil kondensasi di permukaan tanah atau
tumbuhan.
3. salju dan es.
Proses infiltrasi terjadi karena hujan yang jatuh diatas permukaan tanah
sebagian atau seluruhnya akan mengisi pori-pori tanah. Curah hujan yang
mencapai permukaan tanah akan bergerak sebagai air limpasan (run off) atau
sebagai infiltrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
4

1. Faktor tanah terutama yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik tanah seperti
ukuran butir dan struktur tanah.
2. Vegetasi.
3. Faktor-faktor lain seperti kemiringan tanah, kelembaban tanah dan suhu
air.

Gambar 2 Infiltrasi

2.3 Curah Hujan


Curah Hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu satuan
luas, dinyatakan dalam satuan mm. 1 mm berarti pada luasan 1 m2 jumlah air
hujan yang jatuh sebanyak 1 Liter. Sumber utama air permukaan pada suatu
tambang terbuka adalah air hujan. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan
rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan
rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik
tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah atau daerah dan dinyatakan
dalam millimeter.
Curah hujan yang diukur pada stasiun-stasiun curah hujan dicatat dan
diinformasikan dalam bentuk data curah hujan. Data ini dapat berupa curah hujan
harian, bulanan, tahunan atau jam-jaman. Data yang terbaik adalah data yang
diukur atau dicatat pada interval waktu yang pendek misalnya jam-jaman atau
harian. Hal ini disebabkan adanya siklus hidrologi sehingga ada kecendrungan
hujan yang berulang dan hujan yang sekarang dapat diperkirakan yang akan
datang. Jadi kita masih bisa mengantisipasi air hujan tersebut. Dan hujan itu akan
berulang dan semakin banyak data makin lebih baik.
5

Periode ulang hujan adalah jangka waktu suatu hujan dengan tinggi
intensitas yang sama atau lebih besar kemungkinan dapat terjadi lagi. Penentuan
periode ulang hujan untuk perencanaan sarana penirisan tambang dapat dilakukan
dengan berdasarkan pada acuan periode ulang. Untuk sumuran utama dalam
sistem penirisan tambang, harga acuan periode ulang hujan adalah 5 - 10 tahun.

2.4 Catchment Area


Catchment area merupakan suatu areal atau daerah tangkapan hujan dimana batas
wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi. Sehingga
akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya disesuaikan
dengan kondisi topografi dengan mengikuti kecendrungan arah gerak air. Air
yang jatuh ke permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi),
sebagian ditahan oleh tumbuhan (intersepsi), dan sebagian akan mengisi liku-liku
permukaan bumi dan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Daerah tangkapan hujan merupakan suatu daerah yang dapat
mengakibatkan air limpasan permukaan (run off) mengalir ke suatu tempat
(daerah penambangan yang lebih rendah). Dalam menentukan batasan catchment
area dapat dibatasi pada wilayah areal penambangan saja, sedangkan daerah
diluar areal penambangan bisa saja termasuk kedalam catchment area jika elevasi
diluar areal penambangan lebih tinggi dari areal penambangan. Namun di luar
areal penambangan dalam penanggulangan air limpasan dapat dibuat saluran
pengelak.
6

Kerangka berfikir

Analisis Biaya Perawatan Saluran Drainase Pada


Tambang Batu Kapur

Rumusan Masalah
1. Berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk perawatan saluran drainase
pada lokasi penambangan batu kapur PT. X ?
2. Bagaimanakah model sistem saluran drainase yang mampu menampung
debit curah hujan yang masuk ke catchment area ?

Biaya Pertambangan Data di area Ukuran di area


1. Biaya pembuatan pertambangan pertambangan
1. Data curah hujan 1. Luas catchment
saluran drainase periode ulang 5 area
2. Biaya perawatan tahun 2. Panjang saluran
saluran drainase 2. Peta topografi area drainase
pertambangan 3. Pengukuran
dimensi check
dump

Menjawab Rumusan Masalah


1. Untuk menentukan besar biaya saluran drainase maka dilakukan
perhitungan antara panjang saluran drainase, dimensi check dump dan juga
luga perlu diketahui luas catchment area.
2. Untuk mengetahui model sistem saluran drainase maka harus diketahui
luas catchment area, peta topografi area pertambangan, dan data curah
hujan area pertambangan.

Selesai

Anda mungkin juga menyukai