MEMAHAMI
UU NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
“Ruang” dalam konteks tata ruang dan penataan ruang dapat dipahami
sebagai wadah, konsep, dan pengertian.2 Ruang sebagai wadah, yang
juga dikenal dengan ruimte (Belanda), space (Inggris), dan spatium
(Latin) mula-mula diartikan sebagai datar (planum-planologi) yang
dalam perkembangannya kemudian mempunyai dimensi tiga dan berarti
tempat tinggal (dwelling house) yang harus ditata sebaik-baiknya demi
kebahagiaan, kesejahtaraan, dan kelestarian umat manusia.3
Ruang sebagai pengertian (conseptio) terdiri dari unsur: bumi, air, dan
udara, mempunyai tiga dimensi.5
1
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
a. darat;
b. air; dan
Wadah/
c. udara
tempat
d. di bawah perut bumi.
Kelayakan untuk
Lingkungan Hidup
ditempati
Manusia & Makhluk Hidup
Ruang Peruntukan
Kegiatan/perilaku
Keberlanjutan
Kesejahteraan
2
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
3
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
5. PERENCANAAN PPLH
5.1. Bagaimana perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dilaksanakan?
Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilaksanakan melalui tahapan:
a. inventarisasi lingkungan hidup;
b. penetapan wilayah ekoregion; dan
c. penyusunan RPPLH.
Guna memperjelas uraian mengenai Tahapan Pelaksanaan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan untuk lebih memudahkan
pembacaan dapat dilihat Gambar 3.
4
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
5
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
6
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
7
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
8
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
9
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
10
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Gambar 7. Hubungan antara Proses Pembuatan KRP, Pelaksanaan Proses KLHS dan
Penjaminan Kualitas KLHS.
9.7. Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan dalam suatu wilayah.
KLHS diperlukan sebagai sebuah instrument/tools dala rangka self
assessment untuk melihat sejauh mana KRP yang diusulkan oleh
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah telah mempertimbangkan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
9.8. Apakah implikasi hukum dalam hal hasil KLHS menyatakan bahwa
daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui,
11
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Dalam hal hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung
sudah terlampaui,
a. KRP pembangunan wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi
KLHS; dan
b. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkanlagi.
12
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
13
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
14
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
15
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
16
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
17
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
h.
kriteria baku kerusakan ekosistem lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12.5. Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan pada
apa?
Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan pada
paramater antara lain:
a. kenaikan temperatur;
b. kenaikan muka air laut;
c. badai; dan/atau
d. kekeringan.
18
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
19
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
20
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
wajib amdal wajibmemiliki UKL-UPL.
14.3. Siapakah yang menetapkan UKL-UPL?
Gubernur atau bupati/walikota menetapkan jenis usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.
14.4. Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib UKL-UPL diwajibkan
melakukan apa?
Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL
wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
14.5. Berdasarkan kriteria apa penetapan jenis usaha dan/atau
kegiatan?
Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan dilakukan berdasarkan
kriteria:
a. tidak termasuk dalam kategori berdampak penting; dan
b. kegiatan usaha mikro dan kecil.
21
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
22
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Gambar 12. Keterkaitan Izin Lingkungan dengan Izin Usaha dan/atau Kegiatan.
15.10. Dalam hal apa penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
memperbaharui izin lingkungan?
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan,
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib memperbarui
izin lingkungan.
15.11. Apakah yang dimaksud dengan kalimat “diintegrasikan ke dalam
izin lingkungan” sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 123 UU
32/2009?
Gambar 13. Integrasi Izin di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup ke Dalam Izin
Lingkungan.
23
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Perencanaan
Pemanfaatan
Pengendalian Pencegahan
Penanggulangan
Pemulihan
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
Pemeliharaan
Pengawasan
neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup; jaminan pemulihan lingkungan hidup; pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;
penyusunan produk domestik bruto dan produk domestik dana penanggulangan pencemaran dan/atau penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;
regional bruto yang mencakup penyusutan sumber daya alam kerusakan dan pemulihan lingkungan hidup; dan pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal
dan kerusakan lingkungan hidup; dana amanah/bantuan untuk konservasi. yang ramah lingkungan hidup;
mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah
antardaerah; dan dan/atau emisi;
internalisasi biaya lingkungan hidup. pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;
pengembangan asuransi lingkungan hidup;
pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup; dan
sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Gambar 14. Posisi Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup dalam Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
24
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
16.5. Insentif dan/atau disinsentif antara lain diterapkan dalam bentuk apa
saja?
Insentif dan/atau disinsentif antara lain diterapkan dalam bentuk:
a. pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;
b. penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;
c. pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang
ramah lingkungan hidup;
d. pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah
dan/atau emisi;
e. pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;
f. pengembangan asuransi lingkungan hidup;
g. pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup; dan
h. sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
25
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
26
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
27
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
28
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Pasal 6 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2011 juga harus memuat asas-asas
materi muatan peraturan perundang-undangan:
a. pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhineka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban, kepastian hukum, dan/atau
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Selain asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan dan asas
materi muatan peraturan perundang-undangan, Pasal 6 ayat (2) UU
Nomor 12 Tahun 2011 menyatakan bahwa selainasas-asas materi
muatan peraturan perundang-undangan, Peraturan Perundang-undangan
tertentu dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan
Perundang-undangan yang bersangkutan.
Berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dengan diundangkannya UU Nomor 32 Tahun 2009, maka dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan dan pengelolaan baik di pusat maupun daerah selain harus
memenuhi asas-asas pembentukan peraturan perundangan-undangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 UU Nomor 12 Tahun 2011 dan asas-
asas materi muatan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur
dalam Pasal 6 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011 harus pula memenuhi
asas-asas sebagaimana ditentukan dalam UU Nomor 32 Tahun 2009
yaitu prinsip atau asas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 32 Tahun 2009 yang
menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilaksanakan berdasarkan asas:
a. tanggung jawab negara,
b. kelestarian dan keberlanjutan,
c. keserasian dan keseimbangan,
d. keterpaduan,
e. manfaat,
f. kehati-hatian,
g. keadilan,
h. ekoregion,
i. keanekaragaman hayati,
j. pencemar membayar,
k. partisipatif,
l. kearifan lokal,
m. tata kelola pemerintahan yang baik; dan
n. otonomi daerah.
29
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
30
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
31
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
32
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
33
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
20. PENANGGULANGAN
Bagaimana melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup?
Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
dilakukan dengan:
a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup kepada masyarakat;
b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup; dan/atau
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
34
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
21. PEMULIHAN
Bagaimana melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup?
Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan:
a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
23. PENGAWASAN
23.1. Apakah yang dimaksud dengan Pengawasan?
Pengawasan adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan/atau Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Daerah untuk mengetahui, memastikan, dan
menetapkan tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dalam izin lingkungan dan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
23.2. Siapakah yang melakukan Pengawasan?
Pasal 71 UU Nomor 32 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib
35
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
36
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
b. meminta keterangan;
c. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang
diperlukan;
d. memasuki tempat tertentu;
e. memotret;
f. membuat rekaman audio visual;
g. mengambil sampel;
h. memeriksa peralatan;
i. memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau
j. menghentikan pelanggaran tertentu.
Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat pengawas lingkungan hidup dapat
melakukan koordinasi dengan pejabat penyidik pegawai negeri sipil.
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang menghalangi
pelaksanaan tugas pejabat pengawas lingkungan hidup.
37
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
38
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
39
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Menteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah
daerah secara sengaja tidak menerapkan sanksi administratif terhadap
pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
25.2.5. Apakah sanksi administrasi membebaskan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan dari tanggung jawab pemulihan dan
pidana?
Sanksi administratif tidak membebaskan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan dari tanggung jawab pemulihan dan pidana.
25.2.6. Dalam hal apa pengenaan sanksi administratif pembekuan atau
pencabutan izin dikenakan?
Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau pencabutan
izin lingkungan dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan tidak melaksanakan paksaan pemerintah
25.2.7. Terdiri atas apa saja sanksi paksaan pemerintah?
Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud diamanatkan dalam
Pasal 80 ayat (1) berupa:
a. penghentian sementara kegiatan produksi;
b. pemindahan sarana produksi;
c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
d. pembongkaran;
e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi
menimbulkan pelanggaran;
f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
g. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran
dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.
40
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
SUMBER
Pengaduan Hasil
Rekomendasi
masyarakat pengawasan
Verifikasi:
Administrasi
Faktual
Analisis yuridis:
Pasal yang dilanggar;
Jenis Sanksi Administratif
KEPUTUSAN SANKSI
Sanksi Administrasi
41
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
42
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
43
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
44
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
45
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
46
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
47
Materi Kuliah: Hukum dan Kebijakan Lingkungan
Endnote:
1
Yunus Wahid, 2014, Pengantar Hukum Tata Ruang, Penerbit Kencana Prenadamedia Group,
Jakarta, hlm. 2.
2
Yunus Wahid, Id, hlm. 1.
3
Yunus Wahid, Id.
4
Asep Warlan Yusuf, 2008, Kajian Hukum Electronic Road Pricing (ERP), Kerjasama Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dan Institute for Transportation and Development Policy.
5
Aca Sugandhy, 1987, Perencanaan Tata Ruang Wilayah Berwawasan Lingkungan sebagai Alat
Keterpaduan Pembangunan, makalah pada Komperensi PSL VII 1987 di Sulawesi Selatan, hlm. 3.
6
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), Risalah Sidang Pembahasan RUU PLH agenda RDPU
tertanggal 13 Juli 2009, hlm. 14.
7
Hariadi Kartodihardjo, Posisi RPPLH Dalam Sistem Perencanaan Nasional, disampaikan dalam
Pembahasan Perancangan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perencanaan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta, 29 Maret 2013.
8
Kementerian Lingkungan Hidup, Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kajian Lingkungan Hidup
Strategis, (KLHS) – Strategic Environmental Assessment (SEA) – Terobosan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dalam Menjamin Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.
9
Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, KLHS bukan AMDAL – SEA
is not EIA.
10
Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, KLHS bukan AMDAL – SEA
is not EIA.
11
Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, KLHS bukan AMDAL – SEA
is not EIA.
12
Asep Warlan Yusuf, dalam rangka Konsultasi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau kepada
Kementerian Lingkungan Hidup terkait Penyusunan Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya terkait Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup (Green
Budgeting), tertanggal 18 Agustus 2014.
13
Asep Warlan Yusuf, Id.
14
Andi Hamzah, 2005, hlm.82.
15
Koesnadi Hardjasoemantri, 1999, Hukum Tata Lingkungan, Penerbit Gadjah Mada Press,
Yogyakarta, hlm. 376,
16
Paulus Effendi Lotulung, 1995, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Penerbit Gadjah Mada
Press, Yogyakarta, hlm. 2-4.
48