Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KELURAHAN


MAUTAPAGA KECAMATAN ENDE TIMUR KABUPATEN
ENDE

Disusun Oleh:

ANDI RIVEN TEFA


NIM : 2016 311 026

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2019
INTISARI

Banjir merupakan masalah yang mengganggu kelancarana aktivitas suatu kawasan.


Oleh sebab itu diperlukan penanganan drainase secara tetap dan efisien pada kawasan
tersebut, yang akan berdampak pada naiknya produktivitas ekonomi dalam wilayah tersebut

Penelitian ini dilakukan pada proyek yang sudah selesai dikerjakan sebagai bahan
evaluasi secara teknis mengguankan teori-teori yang diperoleh selama penulis mendalami
kuliah teknik sipil.. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan drainase
kawasan dengan beberapa metode hitungan yang ada dalam teori drainase perkotaan.
Kemudian menemukan faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab banjir yang terjadi
dilapangan dan mengusulkan solusi tindakan perbaikan sedapat mungkin dikendalikan
dengan menggunakan metoda fishbone diagram. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengamati pelaksanaan proyek yang sedang berjalan pada pekerjaan struktur. Dan
mengajukan pertanyaan langsung kepada pekerja, pihak konsultan, ataupun kontraktor
dilapangan.

-2-
RENCANA ISI LAPORAN TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................


DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Batasan Masalah .................................................................................................
1.4 Tujuan ..................................................................................................................
1.3 Manfaat ...............................................................................................................
BAB II. DASAR TEORI

2.1 Analisa Hidrologi .................................................................................................


2.2 Analisa Hidrolika .................................................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................................


3.2 Tahapan Penelitian
3.2.1 Tahap persiapan ...................................................................................
3.2.2 Pengumpulan data ................................................................................
3.2.3 Analisa Data
3.2.4 Bagan Alir .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

-3-
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan kota dan perkembangan industri menimbulkan dampak yang cukup


besar pada siklus hidrologi sehigga berpengaruh besar terhadap sistem drainase perkotaan.
Sebagai contoh adalah perkembangan kawasan hunian yang disinyalir sebagai penyebab
banjir dan genangan di lingkukngan sekitarnya. Hal ini disebabkna karena perkembangan
urbanisasi yang menyebabkan perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu perkembangan kota
harus diikuti dengan peningkatan dan perbaikan system drainase.

Pembangunan perumahan dan pertokoan di kelurahan Mautapaga yang cukup pesat


telah mengurangi area resapan air hujan dan menimbulkan genangan-genangan. Selain itu
saluran drainase yang telah adapun efisiensinya telah berkurang karena adanya pembuangan
sampah di saluran drainase. Akibatnya setiap musim hujan air dari saluran drainase meluap
membanjiri rumah-rumah dan jalan disekitar saluran drainase.

Penataan dan peningkatan efisiensi jaringan drainase kota, khususnya di kelurahan


Rembiga perlu segera dilakukan agar permasalahan banjir dan genangan serta segala akibat
yang timbul karenanya dapat segera dikurangi atau bila mungkin dihilangkan. Sebab
permasalahan tersebut menimbulkan banyak gangguan pada masyarakat terutama di bidang
kesehatan. Sehingga kawasan tersebut oleh pemerintah setempat dianggap perlu untuk
ditanggulangi dan ditangani segera.

-4-
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan terjadinya banjir dan genangan di wilayah kelurahan
Mautapaga kecamatan Ende Timur kabupaten Ende?
2. Bagaiman kondisi saluran drainase eksistingnya?
3. Solusi apa yang tepat terhadap hasil evaluasi termasuk alternatif-alternatif setelah
saluran drainase direncanakan agar saluran tersebut mampu mengalirkan debit hujan
dengan baik?

1.3 Batasan Masalah


1. Merencanakan saluran drainase di wilayah kelurahan Mautapaga kecamatan Ende
Timur kabupaten Ende
2. Menghitung dimensi saluran
3. Meghitung tinggi hujan rencana
4. Menghitung debit rencana saluran
5. Menghitung kapasitas saluran

1.4 Tujuan
1. Mengetahui penyebab banjir dan genangan di wilayah kelurahan Mautapaga
kecamatan Ende Timur kabupaten Ende
2. Menganalisa kondisi saluran drainase eksisting di wilayah kelurahan Mautapaga
kecamatan Ende Timur kabupaten Ende
3. Mencari alternatif penggulangan genangan dan banjir agar saluran tersebut mampu
mengalirkan debit hujan dengan baik

1.5 Manfaat
1. Mengetahui penyebab banjir dan genangan di kelurahan Mautapaga
2. Dapat menganalisa kondisi saluran eksisiting di kelurahan Mautapaga
3. Didapatkan alternatif penanggulangan banjir dan genangan akibat debit hujan

-5-
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Analisa Hidrologi

Analisa hidrologi merupakan suatu analisa awal dalam menagani penaggulangan


banjir dan perencanaan system drainase untuk mengetahui besarnya debit yang akan dialirkan
sehingga dapat ditentukan dimensi saluran drainase. Besarnya debit yang dipakai sebagai
dasar perencanaan dalam penanggulangan banjir adalah debit rancangan yang didapat dari
penjumlahan debit hujan rencana pada periode ulang tertentu dengan debit air buangan dari
daerah tersebut.

2.1.1 Perhitungan data curah hujan

Cara yang dipakai dalam menghitung hujan rata-rata adalah dengan rata-rata
Metode Thiessen biasa digunakan untuk daerah–daerah dimana titik-titik dari pengamat
hujan tidak tersebar merata, dan hasilnya pun lebih teliti. Adapun caranya, yaitu :

a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing-masing
stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon-poligon
mengelilingi tiap–tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas-batas daerah pengamat yang bersangkutan.
d. Hitung luas tiap poligon yang terdapat di dalam DAS dan luas DAS seluruhnya
dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai persentase dari luas DAS
seluruhnya. Selain itu, menghitung luas juga bisa menggunakan kertas milimeter
blok.
e. Faktor bobot dalam menghitung hujan rata–rata daerah di dapat dengan mengalikan
hujan rata–rata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi tiap stasiun pengamat
dikalikan dengan persentase luas daerah yang bersangkutan.

Rumus umum :

R =
A R  A R  ......................  A R
1 1 2 2 n n
1.1
A  A  ....................  A
1 2 n

-6-
Keterangan :

R = curah hujan daerah (mm)

n = jumlah titik–titik (pos) pengamatan

R1, R 2,..... ,Rn = curah hujan ditiap titik pengamatan (mm)

A1, A 2,..... ,An = bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan (km2)

2.1.2 Perhitungan curah hujan rancangan

Dalam perhitungan curah hujan rancangan ini digunakan analisa frekuensi. “Suripin
(2003) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan” Frekuensi adalah besarnya
kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya kala ulang (return)
periode dalah waktu hipotetik dimana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau
dilampau. Adapun untuk menghitung analisa frekuensi digunakan metode-metode sebagai
berikut :

1. Gumbel

Rumus yang digunakan :

1
XT= b + yt 3.6
a

S Yn . S
a = ;b =X -
Sn Sn

T -1
YT= - ln ( - ln ( )) 3.7
T

dimana :

XT = curah hujan maksimum untuk periode ulang T.

X = curah hujan rata – rata (mm)

YT = variasi pengurangan untuk periode T.

Yn = variasi pengurangan karena jumlah sampel n

-7-
2. Log Pearson Tipe III (apabila memenuhi syarat)

Rumus :

Log XT = log x + KT Sd 3.8

n
( log xi - log x ) 2
Sd = 
i 1 n -1
3.9

n
log xi
log x = 
i 1 n
3.10

n
n  ( log xi - log x ) 3
i 1
Cs = 3.11
( n - 1 ) ( n - 2 ) Sd 3

dimana :

KT = koefisien penambahan karena faktor kepencengan

Log XT = logaritma curah hujan maksimal untuk periode ulang T

Log X = logaritma rata–rata curah hujan

Sd = standar deviasi

Cs = koesfisien kepencengan distribusi data

2.1.3 Uji Chi-kuadrat

Uji chi kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi


peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang dianalisa
atau dengan kata lain apakah distribusi yang telah dipilih benar atau dapat digunakan untuk
menghitung sampel data. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X2h, oleh
karena itu disebut uji chi-kuadrat.

-8-
Q

 ( Oi - Ei )
i 1
2

X2h = 3.12
Ei

dimana :

X2h = parameter chi kuadrat hitungan

Q = jumlah sub kelompok

Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub

Ei= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok k–i

2.1.4 Perhiitungan debit banjir rencana


Perhitungan debit banjir rencana dimaksudkan untuk mengingat adanya hubungan
anttara hujan dan aliran sungai dimana besarnya aliran dalam sungai ditentukan dari besarnya
hujan, intensitas hujan, luas daerah, lama waktu hujan dan cirri-ciri daerah alirannya. Metode
perhitungan untuk menentukan banjir rencana adalah dengan menggunakan metode
Hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Ditemukan oleh Nakayasu (dari Jepang) yang telah
menyelidiki hidrograf satuan pada beberapa sungai di Jepang. Langkah–langkah dan rumus
yang digunakan dalam pengerjaan dengan metode Nakayasu adalah sebagai berikut
(Soemarto; 1987) :

1. Mencari nilai waktu konsentrasi (tg)


 Untuk L < 15 km
Tg= 0,21L0,7 4.1

 Untuk L > 15 km
Tg= 0,4 + 0,058 L 4.2

dimana : L : panjang alur sungai (km)

Tg : waktu konsentrasi (jam)

2. Mencari nilai waktu satuan hujan (tr)


Tr= 0,5 Tg (jam) 4.3

3. Mencari nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak (Tp)

-9-
Tp= Tg + 0,8 Tr (jam) 4.4

4. Mencari waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak sampai
menjadi 30 % dari debit puncak (T0,3)
T0,3 = α Tg (jam) 4.5

dimana :
Untuk daerah pengaliran biasa, α = 2.

Untuk bagian naik hidrograf yang lambat, bagian menurun yang cepat (terjadi
pada daerah yang sangat landai), α = 1,5.

Untuk bagian naik hidrograf yang sangat cepat, bagian menurun yang lambat
(terjadi pada daerah curam), α = 3.

5. Mencari nilai debit puncak banjir (Qp)


Qp yang dimaksud disini bukanlah debit maksimum pada penggambaran
hidrograf adalah:

C A Ro
Qp= ( m 3 / dt ) 4.6
3,6 ( 0,3 Tp  T0,3 )

dimana :

C = koefisien pengaliran limpasan

A = luas DAS (Km2)

Ro = hujan satuan (1 mm)

Menetukan bagian lengkung naik (rising Climb) hidrograf satuan (Qa)

1 2,4
Qa= Qp ( ) 4.7
Tp

6. Menentukan bagian lengkung turun (decreasing limb) hidrograf satuan ( Qd ).


 Qd > 0,3 Qp
𝑡−𝑇𝑝
( )
Qd = 0,3Qp 𝑇0,3 4.8

 0,3 Qp > Qd > 0,32 Qp

- 10 -
(𝑡−𝑇𝑝)+(0,5.𝑇0,3)
( )
Qd = 0,3Qp 1,5.𝑇0,3 4.9

 0,32 Qp > Qd
(𝑡−𝑇𝑝)+(0,5.𝑇0,3)
( )
Qd = 0,3Qp 2.𝑇0,3 4.10

7. Menghitung sebaran hujan jam-jaman (RT)

R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 4.11
t T

dimana : RT = intensitas hujan rata–rata dalam T jam

R24 = curah hujan efektif dalam 1 hari(mm)

t = waktu konsentrasi hujan

T = waktu mulai hujan

9. Menghitung nisbah jam–jaman (Rt)

Rt = T RT – (T – 1) (RT – 1) 4.12

dimana :

Rt = persentase intensitas hujan rata–rata dalam t jam(%)

RT – 1 = nilai intensitas hujan dalam t jam

10. Menghitung hujan efektif (Rc)

Rc= Rt x Rn 4.13

Rn= C R 4.14

dimana :

C = koefisien pengaliran

R = hujan rancangan periode ulang

11. Dibuat ordinat hidrograf satuan

Sehingga diperoleh nilai Q total= base flow + Σ Rc

- 11 -
Dibuat grafik yang menghubungkan t sebagai sumbu x dengan Q total sebagai
sumbu y dan di peroleh hidrograf satuan sintetik dengan metode NAKAYASU.

2.1.5 Intensitas curah hujan


Menggunakan rumus D.r Mononobe
R24 24 2/3
I= +[ ]
24 𝑇

Dimana:

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

R24 = Curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)

t = lamanya hujan (jam)

2.2 Analisa Hidrolika


Perencanaan saluran drainase harus berdasarkan pertimbangan kapasitas tampungan
saluran yang ada baik tinjauan hidrolis maupun elevasi kondisi lapangan.
Tinjauan hidrolis dimaksudkan untuk melakukan elevasi kapasitas tampungan saluran debit
banjir ulang 10 tahun, sedangkan kondisi di lapangan adalah didasarkan pengamatan secara
langsung di lapangan untuk mengetahui apakah saluran yang ada mampu atau tidak untuk
mengalirkan air secara langsung pada saatt hujan. Rumus kecepatan rata-rata pada
perhitungan dimensi saluran menggunakan rumus Manning :
2 1
1
V= R S 3 2
n
Dimana :
V = kecepatan rata-rata (m/dt)
n = koef. Manning
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan dari muka air atau gradient energy dari dasar sluran.

- 12 -
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian berada di wilayah kelurahan Mautapaga kecamatan Ende Timur
kabupaten Ende.

3.2 Tahapan penelitian


3.2.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dimaksudkan adalah survey lokasi yang merupakan langkah
awal yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran sementara tentang lokasi
penelitian, pengumpulan literature-literatur dan referensi yang menjadi landasan
teori, serta pelaksanaan pembuatan proposal pelaksanaan. Dengan adanya tahap
persiapan ini akan memberikan gambaran tentang langkah-langkah yang akan
diambil selanjutnya.

3.2.2 Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalah data primer dan data skunder. Pada studi ini lebih
banyak mengacu atau dipengaruhi oleh data skunder. Data tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Data saluran eksisting
2. Data curah hujan
3. Data banjir
4. Peta tofografi, antara lain:
 Kedalaman saluran yang dianalisa
 Kontur tanah
 Mengetahui luas daerah DAS

3.2.3 Analisa Data


Tahapan analisa data yang perlu dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisa Hidrologi :
 Analisa data curah hujan
 Analisa curah hujan rata-rata

- 13 -
 Analisa debit banjir
 Analisa data di lapangan
2. Analisa hidrolika :
 Analisa saluran eksisting
 Analisa terjadinya back water
 Perencanaan dimensi saluran drainase
 Mengetahui titik banjir dari masing-masing saluran

- 14 -
3.2.4 Bagan Alir
MULAI

Persiapan

-Data sal. Eksisting


Pengumpulan Data
-Survey Lapangan -Data Tofografi

-Data Hujan

Pengolahan Data -Data Banjir

Analisa Hidrologi : Analisa Hidrolika :


- Analisa debit banjir - Analisa saluran eksisting
- Analisa data di lapangan - Analisa terjadinya Back water

Alternatif Penanggulangan
Banjir :
Saluran
- Normalisasi
mampu Tidak
- Tampunagn
menampung
- Pompa
debit banjir

Ya
Masih terjadi
banjir?

Ya

Tidak
SELESAI

- 15 -
DAFTAR PUSTAKA

Te, Chow V, 1989, Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta

Diyanto Wirastowo,2007, Tugas akhir, Unika Soegijapranata, Semarang.

Hamsar, Halim, 2002, Drainase Perkotaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Soemarto, C.D,1987, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya.

Y, Sudaryoko , 1987, Pedoman Penanggulangan Banjir, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,


Jakarta.

Triatmodjo, B, 1993, Hidraulika I, Beta Offset, Yogyakarta.

Triatmodjo, B, 2008, Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta

- 16 -

Anda mungkin juga menyukai