Anda di halaman 1dari 10

Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I

Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember, 30 Oktober 2017

ANALISA DEBIT BANJIR RENCANA PADA DAERAH


ALIRAN SUNGAI BANYUMILENG
Analysis Of Flood Discharge Plan To Watershed Banyumileng

Muhammad Bagus Setiawan Putraa, Minarni Nur Trilitab, Iwan Wahjudijantoc


a
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur, Jl. Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya, email: baguusputra@gmail.com
b
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur, Jl. Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya, email: trilita69@yahoo.com
c
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur, Jl. Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya.

ABSTRAK

Sungai Banyumileng terletak di daerah Tulungagung tepatnya di Desa Nglampir merupakan daerah yang
sering terjadinya banjir akibat luapan Sungai Banyumileng. Faktor - faktor penyebab banjir antara lain adalah
curah hujan yang tinggi, penutupan lahan di daerah hulu yang berkurang dan kapasitas alur sungai terutama
di daerah hilir yang berkurang karena sedimentasi dan topografis daerah. Oleh karena itu perlu adanya
analisa debit banjir rencana untuk pengamanan bahaya banjir di sungai tersebut untuk dapat diadakan
perencanaan bangunan yang bertujuan untuk mengurangi kerusakan yang terjadi akibat banjir sampai pada
tingkat yang paling minimum. Untuk menganalisa debit banjir rencana digunakan data curah hujan selama 20
tahun yang diambil dari 3(tiga) stasiun hujan yang terletak disekitar Daerah Aliran Sungai Banyumileng serta
peta topografi. Metode analisis yang digunakan adalah metode Hidrogarf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu.
Dari hasil perhitungan didapat debit banjir rencana sebesar 18,535 m3/dt untuk kala ulang 2th, 23,877 m3/dt
untuk kala ulang 5th, 27,413 m3/dt untuk kala ulang 10th, 32,204 m3/dt untuk kala ulang 25th, 36,980 m3/dt
untuk kala ulang 50th, 40,546 m3/dt untuk kala ulang 100th.Hasil dari perhitungan banjir rencanaakan
diterapkan untuk kepentingan perhitungan dan perancangan bangunan air di Daerah Aliran Sungai
Banyumileng.

Kata kunci:Analisa,Banjir, Debit, Hidrograf, Sungai

ABSTRACT
Banyumileng River is located in Tulungagung precisely in Nglampir Village is an area that often floods due
to overflow of Banyumileng River. Flood-causing factors include high rainfall, lower upland cover and
reduced river flow capacity, especially in downstream areas, due to sedimentation and topographic areas.
Therefore, it is necessary to analyze the flood discharge plan for the security of flood hazard in the river to be
carried out the planning of the building aimed to reduce the damage caused by the flood to the minimum
level. To analyze the flood discharge plan, 20 years of rainfall data is collected from 3 (three) rain stations
located around the Banyumileng River Basin and topographic maps. The analytical method used is the
Hidrogarf Synthesis Unit (HSS) of Nakayasu. The calculation results obtained flood discharge plan of 18.535
m3/dt for 2th return period, 23,877 m3/dt for 5th return period, 27,413 m3/dtfor 10th return period, 32,204
m3/dtfor 25th return period, 36,980 m3/dt for 50th return period , 40,546 m3/dtfor 100th return period.Results of
the calculations flood plan will be applied for the benefit calculation and design of waterworks in Watershed
Banyumileng.

Keywords : Analysis, Flood, Discharge, Hydrograph, River

Muhammad Bagus Setiawan Putra, Minarni Nur Trilita, Iwan Wahjudijanto│H - 145
Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 30 Oktober 2017

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di daerah Tulungagung tepatnya di Desa Nglampir Kecamatan Bandung
merupakan daerah yang sering terjadinya banjir akibat luapan Sungai Banyumileng.
Faktor-faktor penyebab banjir antara lain adalah curah hujan yang tinggi, penutupan lahan
di daerah hulu yang berkurang dan kapasitas alur sungai terutama di daerah hilir yang
berkurang karena sedimentasi dan topografis daerah. Oleh karena itu perlu adanya analisa
debit banjir rencana untuk pengamanan bahaya banjir di sungai tersebut untuk dapat
diadakan perencanaan bangunan yang bertujuan untuk mengurangi kerusakan yang terjadi
akibat banjir sampai pada tingkat yang paling minimum.

TINJAUAN PUSTAKA
Analisa Hidrologi
Secara Umum analisa hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam
perancangan bangunan – bangunan pengairan yang dilakukan guna mendapatkan data
karakteristik hidrologi dan meteorologi Daerah Aliran Sungai (DAS). Tujuan studi ini
adalah untuk mengetahui karakteristik hujan, debit atau potensi air yang akan digunakan
sebagai dasar dalam perhitungan debit banjir rencana untuk keperluan perencanaan
maupun desain bangunan air di DAS Banyumileng.
Analisa Curah Hujan Rata – Rata
Dalam perencanaan debit banjir data yang diperlukan adalah hasil dari rata – rata
curah hujan diseluruh daerah aliran sungai. Metode yang digunakan yaitu Metode Thiessen
Polygon:

Dengan :
= curah hujan daerah rata – rata (mm)
A = luas daerah aliran sungai (DAS) (km²)
R1, R2 …... n = tinggi curah hujan tiap stasiun hujan (mm)
A1, A2 …... An = luas DAS stasiun

Pemilihan Tipe Distribusi


Kriteria pemilihan awal tipe distribusi berdasarkan parameter statistic. Parameter -
parameter yang digunakan sebagai langkah awal penentuana tipe distribusi adalah Cs dan
Ck. Kriteria pemilihan untuk tiap tipe distribusi berdasarkan parameter statistic adalah
sebagai berikut :
a. Tipe Distribusi Normal
Cs ≈ 0 ; Ck ≈ 3
b. Tipe Distribusi Gumbel
Cs ≈ 1,139 ; Ck ≈ 5,4
c. Log Pearson Type III.
Cs dan Ck = Bebas

146│Analisa Debit BanjirRencanaPada Daerah Aliran Sungai Banyumileng


Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember, 30 Oktober 2017

Analisa Frekuensi Curah Hujan


Analisa frekuensi curah hujan adalah berulangnya curah hujan baik jumlah
frekuensi persatuan waktu maupun periode ulangnya. Analisa frekuensi dapat dilakukan
dengan 3 metode distribusi yaitu Metode Distribusi Normal, Metode Distribusi Gumbel
dan Metode Log Pearson Type III.
Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
Untuk mengetahui pemilihan distribusi yang digunakan dalam perhitungan curah
hujan rancangan, maka perlu dilakukan uji kesesuaian distribusi frekuensi yang diharapkan
atau yang peroleh secara teoritis. Dalam studi ini menggunakan 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Smirnov – Kolmogorof
2. Metode Kai – Kuadrat ( Chi – Square )
Distribusi Curah Hujan Efektif
Untuk menghitung aliran – aliran yang diakibatkan oleh suatu hujan tertentu dalam
perhitungan perlu diketahui terlebih dahulu distribusi intensitas hujan dalam selang waktu
tertentu. Hasil dari pengamatan di Indonesia curah hujan berkisaran antara 4-7 jam, maka
dalam perhitungan ini curah hujan diasumsikan 6 jam sehari, rumus yang digunakan jika
data curah hujan yang ada hanya curah hujan harian adalah rumus Mononobe :

( )

Dengan :
Rt = Rata – rata hujan pada jam ke - n (mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm/jam)
T = Waktu mulai hujan (jam)

Koefisien Pengaliran
Koefisien aliran adalah suatu angka yang memberikan pengertian berapa persen air
yang mengalir dari bermacam – macam permukaan akibat terjadinya hujan pada suatu
wilayah.

Hidrograf Satuan Sintentik Nakayasu


Parameter yang diperlukan dalam analisa menggunakan Hidrograf Satuan Sintetik
Nakayasu antara lain:
1. Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (Time to Peak
Magitude)
2. Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (Time Lag)
3. Tenggang waktu hidrograf (Time Base of Hydrograph)
4. Luas daerah pengaliran (Catchment Area)
5. Panjang alur sungai utama terpanjang (Length of The Longest Channel)
6. Koefisien pengaliran (Run off Coefficient)
Debit Puncak Banjir :

Muhammad Bagus Setiawan Putra, Minarni Nur Trilita, Iwan Wahjudijanto│H - 147
Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 30 Oktober 2017

( )

Tp = tg + 0,8 Tr
tg = 0,4 + 0,058 L untuk L 15 km
tg = 0,21 L0,7 untuk L 15 km
T0,3 = tg
tr = 0,5 tgsampaitg
Dengan :
Qp = debit puncak banjir
A = luas DAS (km2)
Re = curah hujan efektif (1mm)
Tp = waktu dari permulaan banjir sampai puncak hidrograf (jam)
T0,3 = waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak (jam)
Tg = waktu konsentrasi (jam)
Tr = satuan waktu dari curah hujan (jam)
= koefisien karakteristik DAS ( =2 untuk daerah pengaliran biasa)
L = panjang sungai utama (km)
Persamaan Hidrograf Satuan :
1. Padakurva naik (0 t Tp)
Qt = ( )2,4
Dengan :
Qt = Unsur aliran sebelum mencapai debit puncak (m3/dt)
t = Waktu (jam)

2. Pada kurva turun


a. (Tp t Tp T0,3)
Qr= Qpx 0,3 (t – Tp) / T 0,3

b. (Tp T0,3 t Tp T0,3 + 1,5 T0,3)


Qt= Qpx 0,3 [(t – Tp) + (0,5 T0,3)] / (1,5 T0,3)

c. (t Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)


Qt= Qpx 0,3 [(t – Tp) + (1,5 T0,3)] / (2 T0,3)

METODOLOGI PENELITIAN
Prosedur Pengerjaan
Langkah – langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun studi ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Brantas berupa data topografi dan data hidrologi.
2. Analisa curah hujan rata – rata menggunakan metode Thiessen Polygon
3. Analisa hujan rencana menggunakan metode Log-Pearson Type III.

148│Analisa Debit BanjirRencanaPada Daerah Aliran Sungai Banyumileng


Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember, 30 Oktober 2017

4. Analisa uji kesusuaian distribusi frekuensi menggunakan metode Smirnov –


Kolmogorof dan metode Kai – Kuadrat ( Chi – Square ).
5. Debit banjir rencana pada kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100 tahun menggunakan metode
Nakayasu.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisa Hidrologi

Gambar 1. Luasan DAS Banyumileng


Analisa Curah Hujan Maksimum
Metode yang digunakan untuk perhitungan curah hujan bulanan maksimum rata –
rata pada daerah aliran sungai menggunkan Metode Thiessen Polygon, metode ini
memperhitungkan dari masing – masing stasiun yang mewakili luasan disekitranya.
Tedapat 3 stasiun penakar hujan beserta luas daerah aliran sungai (DAS). Luas daerah
aliran sungai (DAS) Stasiun Bendungan (A1) 2,68 km2, Stasiun Song Jambu II (A2) 0,39
km2, Stasiun Bandung (A3) 0 km2, dan total luas DAS 3,07 km2.
Tabel 1. Curah Hujan Maksimum Embung Kedung Bebek

Curah HujanMaks
No Tahun
(mm)

1 29 April 1995 85
2 04 Januari 1996 83
3 08 Januari 1997 48
4 31 Oktober 1998 98
5 04 Juni 1999 79
6 18 Oktober 2000 146
7 10 April 2001 102
8 11 Maret 2002 87
9 03 Januari 2003 84
10 03 Desember 2004 143
11 17 Desember 2005 76
12 02 Maret 2006 68
13 20 Januari 2007 70
14 19 Nopember 2008 89

Muhammad Bagus Setiawan Putra, Minarni Nur Trilita, Iwan Wahjudijanto│H - 149
Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 30 Oktober 2017

15 21 Mei 2009 74
16 29 Desember 2010 140
17 12 Desember 2011 84
18 06 Mei 2012 71
19 10 April 2013 79
20 03 Juli 2014 65
21 08 April 2015 61
Analisa Pemilihan Tipe Distribusi
Setelah dilakukan perhitungan curah hujan rata – rata maksimum, langkah
selanjutnya adalah melakukan analisa frekuensi. Analisa frekuensi dapat dilakukan dengan
3 metode distribusi yaitu Metode Distribusi Normal, Metode Distribusi Gumbel dan
Metode Log Pearson Type III.
Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus dihitung
besarnya parameter statistik yaitu Koefisien Asimetri (Cs) dan Koefisien Kurtosis (Ck).
Tabel 2. Kesimpulan Cs dan Ck dari 3 Metode
Persyaratan Hasil
No Metode Kesimpulan
Cs Ck Cs Ck
1 Distribusi Normal 0 3 Tidak Diterima
2 Distribusi Gumbel 1.139 5.4002 1.27 4.44 Tidak Diterima
3 Log Pearson III Bebas Bebas Diterima

Analisa Frekuensi Curah Hujan


Jadi metode yang dapat digunakan untuk menghitung frekuensi curah hujan adalah
Metode Log Pearson III.
Tabel 3. Perhitungan Hujan Rencana dengan Metode Log Pearson Type III

Tr
( Tahun ) Log X Slog K K x Slog Log XT XT (mm)

2 1.924 0.120 -0.093 -0.011 1.91 81.29


5 1.924 0.120 0.803 0.097 2.02 104.72
10 1.924 0.120 1.326 0.159 2.08 120.23
25 1.924 0.120 1.929 0.232 2.15 141.24
50 1.924 0.120 2.342 0.282 2.21 162.19
100 1.924 0.120 2.731 0.329 2.25 177.83

Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi


1. Metode Smirnov – Kolmogorof

Dalam pengujian menggunakan Uji Smirnov Kolmogorof dimaksutkan untuk


menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari
distribusi statistik sampel data yang di analisi. Uji kecocokan Smirnov Kolmogorof juga
disebut uji kecocokan non parametik karena pengujianya tidak menggunakan fungsi
distribusi tertentu, uji ini digunakan untuk menguji simpangan / selisih terbesar antara
peluang pengamatan (empiris) dengan peluang teoritis.

150│Analisa Debit BanjirRencanaPada Daerah Aliran Sungai Banyumileng


Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember, 30 Oktober 2017

Tabel 4.Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi metode Smirnov - Kolmogorof.

No. R (mm) Log R Sn(x) k Pr Px Sn(x)-Px


1 48 1.681 0.045 -2.017 0.919 0.081 0.035
2 61 1.785 0.091 -1.152 0.835 0.165 0.074
3 65 1.813 0.136 -0.923 0.813 0.187 0.051
4 68 1.833 0.182 -0.760 0.786 0.214 0.032
5 70 1.845 0.227 -0.656 0.742 0.258 0.031
6 71 1.851 0.273 -0.605 0.720 0.280 0.007
7 74 1.869 0.318 -0.455 0.656 0.344 0.025
8 76 1.881 0.364 -0.359 0.616 0.384 0.021
9 79 1.898 0.409 -0.220 0.556 0.444 0.035
10 79 1.898 0.455 -0.220 0.556 0.444 0.011
11 83 1.919 0.500 -0.041 0.485 0.515 0.015
12 84 1.924 0.545 0.002 0.470 0.530 0.015
13 84 1.924 0.591 0.002 0.470 0.530 0.061
14 85 1.929 0.636 0.045 0.456 0.544 0.092
15 87 1.940 0.682 0.128 0.427 0.573 0.109
16 89 1.949 0.727 0.210 0.400 0.600 0.127
17 98 1.991 0.773 0.558 0.283 0.717 0.056
18 102 2.009 0.818 0.702 0.235 0.765 0.053
19 140 2.146 0.864 1.845 0.047 0.953 0.089
20 143 2.155 0.909 1.921 -0.175 1.175 0.266
21 146 2.164 0.955 1.996 -0.200 1.200 0.245
∆ max 0.266

2. Metode Kai Kuadrat (Chi – Square)


Dalam pengujian menggunakan Uji Chi – Square dimaksudkan untuk menentukan
apakah persamaan distribusi peluang dapat mewakili dari distribusi sample data yang
dianalisa.
Tabel 5. Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi metode Chi – Square

Kelas Batas Kelas (Ej) (Oj) (Oj-Ej)2/Ej


1 < 66.241 4.20 3 0.3429
2 66.241 - 76.774 4.20 5 0.1524
3 76.774 - 88.996 4.20 7 1.8667
4 88.996 - 104.966 4.20 3 0.3429
5 > 104.966 4.20 3 0.3429

Jumlah 21.00 21 3.048

Muhammad Bagus Setiawan Putra, Minarni Nur Trilita, Iwan Wahjudijanto│H - 151
Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 30 Oktober 2017

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pengujian Terhadap Perhitungan Distribusi Hujan Rencana.

X² kritis X² kritis
UJI X² Hitung X² Hitung<X² kritis( 5% & 1% )
( 5% ) ( 1% )
Smirnov -
0.29 0.36 0.266 diterima
Kolmogorof
Chi - Square 5.991 9.21 3.048 diterima

Tata Guna Lahan


Untuk mengerjakan tata guna lahan perlu menggunakan tabel koefisien aliran (C)
untuk mengetahui hasil koefisien pengaliran rencana.
Tabel 7. Tata Guna Lahan

DAS EmbungKedungBebek
KoefisienPengaliran
No PenggunaanLahan
(Tabel 2.8)
Luas ( Km² ) C

1 Hutan 0.50 1.57 0.78


2 Tegalan / Ladang 0.60 0.56 0.34
3 Pemukiman 0.80 0.94 0.75
Luas Total 3.07
Koef. PengaliranGabungan (C) Rencana 0.62

Hujan Efektif
Untuk menentukan debit banjir rencana, perlu didapatkan harga suatu intensitas
curah hujan. Hasil pengamatan di Indonesia hujan terpusat tidak lebih dari 7 jam. Dalam
perhitungan ini diasumsikan hujan terpusat maksimum adalah 6 jam.
Tabel 8. Distibusi hujan efektif setiap jam

DistribusiHujanEfektif
T (jam) Ratio (%)
2 5 10 25 50 100
1 0.55 34.45 44.37 50.95 59.85 68.73 75.35
2 0.14 8.95 11.53 13.24 15.56 17.86 19.59
3 0.10 6.28 8.09 9.29 10.91 12.53 13.74
4 0.08 5.00 6.44 7.40 8.69 9.98 10.94
5 0.07 4.22 5.44 6.24 7.34 8.42 9.24
6 0.06 3.69 4.75 5.46 6.41 7.36 8.07
Hujan rencana (mm) 81.29 104.72 120.23 141.24 162.19 177.83
Koef. Pengaliran 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62
Hujaneffektif (mm) 62.59 80.63 92.58 108.75 124.89 136.93

Analisa Debit Banjir Rencana


Analisa debit banjir dilakukan pada suatu titik tinjauan untuk mendapatkan debit
banjir rencana dengan berbagai kala ulang. Kala ulang pada perencanaan ini meliputi 2, 5,
10, 25, 50, 100 tahun.

152│Analisa Debit BanjirRencanaPada Daerah Aliran Sungai Banyumileng


Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember, 30 Oktober 2017

Hidrograf Satuan Sintentik Nakayasu


Parameter DAS Embung Kedung Bebek untuk perhitungan debit banjir dihitung
sebagai berikut :
Luas DAS (A) = 3.07 km2
Panjang Sungai (L) = 3,35 km
Koefisien Pembanding ( ) = 2 (untuk daerah pengaliran biasa)
Curah Hujan efektif (Re) = 1 mm
Koefisien Pengaliran (c) = 0.62

0.80
0.70
0.60
Debit Q (m³/dt)

0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12(jam)
Waktu 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Gambar 2. Kurva Unit Hidrograf Satuan Debit Banjir Metode Nakayasu.

45

40

35
Debit Banjir Rancangan Q (m³ / dt)

30
2 th
25 5 th
20 10 th
25 th
15 50 th
100 th
10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
t jam
Gambar 3.Kurva Unit Hidrograf Satuan Debit Banjir Dengan Periode Ulang Metode Nakayasu

KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan didapat debit banjir rencana sebesar 18,535 m3/dt untuk kala
ulang 2th, 23,877 m3/dt untuk kala ulang 5th, 27,413 m3/dt untuk kala ulang 10th, 32,204
m3/dt untuk kala ulang 25th, 36,980 m3/dt untuk kala ulang 50th, 40,546 m3/dt untuk kala

Muhammad Bagus Setiawan Putra, Minarni Nur Trilita, Iwan Wahjudijanto│H - 153
Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Infrastruktur – I
Jurusan Teknik Sipil Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 30 Oktober 2017

ulang 100th. Hasil dari perhitungan banjir rencana akan diterapkan untuk kepentingan
perhitungan dan perancangan bangunan air di Daerah Aliran Sungai Banyumileng.

DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Khoironi W &Arvie, Narayana, 2014, Perencanaan Embung Taman Rejo
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal, Universitas Diponegoro, Semarang.
Cahya, Kurnia, 2013, Perencanaan Embung Bragang Kecamtan Klampis Kabupaten
Bangkalan,Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur, Surabaya.
C.H, Hary, 2014, Mekanika Tanah 2 Edisi Kelima, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Edo, Himawan& Muhammad, Donny, 2014, Perencanaan Embung Cabean Di Kabupaten
Sukoharjo, Universitas Diponegoro, Semarang.
Fero, Adi Putra &Ika, Noviana Prasetyo, 2014, Perencanaan Embung Jemawan
Kabupaten Klaten Jawa Tengah, Universitas Diponegoro, Semarang.
Kurniawan, Puji, 2007, Perencanaan Tubuh Embung Tetap Kepuh Rejo Kecamatan Kudu
Kabupaten Jombang,Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur,
Surabaya.
Prawito, Adi, 2010, Studi Optimasi Embung Tlogo Di Kabupaten Rembang,Universitas
Diponegoro, Semarang.
Raju, Ranga, 1986, Aliran Melalui Saluran Terbuka, CV. Rajawali, Jakarta
Soemarto, C.D, 1987, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya
Soewarno, 1995, Hidrologi Jilid I,Penerbit Nova, Bandung.
Sosrodarsono, Suyono& Takeda, Kensaku,2002, Bendungan Type Urugan, Pradnya
Paramita, Jakarta.
Subarkah, Iman, 1979, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Ide Dharma,
Bandung.
Subarkah, Iman, 1979, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Idea
Dharma,Bandung.
Triatmodjo, Bambang, 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset Yogyakarta, Yogyakarta.
Wahyuni, Heppy, 2003, Studi Optimasi Operasi Bendungan Nipah Kabupaten Sampang
Madura, Universitas Brawijaya, Malang.

154│Analisa Debit BanjirRencanaPada Daerah Aliran Sungai Banyumileng

Anda mungkin juga menyukai