MODUL PERKULIAHAN
W0111700021– Rekayasa
Hidrologi
PERTEMUAN 15
15
Nama Dosen/Tim dan Gelar
Fakultas Teknik Teknik Sipil
1. Definisi
Banjir rancangan (design flood) didefinisikan sebagai besaran debit yang secara
statistik akan disamai atau dilampaui sekali dalam kala lang tertentu (Sale and Alabi,
2013). Sebagai contoh, Q5, Q10, Q25, Q100, dan seterusnya. Dengan demikian,
Q100 (banjir rancangan 100 tahun) dapat diartikan sebagai debit yang secara
statistik akan terjadi sekali dalam 100 tahun dengan peluang kejadian tiap tahun
adalah 1/100 atau 0,01 atau 1%.
Kala ulang (return period) didefinisikan sebagai waktu hipotetik, yang mana hujan
atau debit dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam
jangka waktu tertentu. Jadi, tidak ada per¡gertian bahwa kejadian tersebutakan
berulang secara teratur setiap kala lang tersebut (Limantara,
2010).
2. Data
Terdapat 2 jenis data yang secara umum dapat dipakai untuk menentukan banjir
rancangan antara lain data debit dan data hujan. Masing-masing data yang
digunakan mempunyai kekhususan atau spesifikasi, baik yang berkenaan dengan
input, Output, maupun proses yang dipakai.
1. Data debit:
• Input data berupa data debit maksimum tahunan (Qmaks tahunan). Jadi,
jumlah data yang dipakai adalah sejumlah tahun data.
• Output berupa debit puncak banjir/peak discharge (Qp) dan hasilnya berupa
besaran (non-hidrograf), namun menurut beberapa pakar, hal tersebut bisa
dillakukan pendekatan dengan hidrograf segitiga.
• Proses analisa data menggunakan analisa frekuensi antara lain Metode
tumbel, Metode Log Pearson Ill, dan lain-lain.
2. Data hujan:
• Input data berupa hujan rancangan (design rainfall) dan data hujan jam-
jaman (hourly rainfall). Hujan rancangan (design rainfall) dianalisa dari data
hujan daerah harian maksimum tahunan (yearly maximum daily area rainfall).
Sebagai catatan, untuk analisa tersebut bisa dilihat di Bab V dengan topik
bahasan Hujan Daerah. Dalam hal ini proses menggunakan analisa
frekuensi, antara lain Metode Gumbel, Metode Log Pearson IlI, dan lain-lain.
• Output berupa hidrograf dan debit puncak banjir/peak discharge (Qp) Proses
analisa data hujan menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis/ Synthetic Unit
Hydrograph (HSS) seperti HSS Nakayasu, HSS Snyder, HSS Gama I, HSS
Limantara. Sebagai catatan, Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) masing-
masing akan dibahas dalam bagian ini.
Hidrograf Satuan Sintetis (HSS)/Synthetic Unit Hydro- graph (SUH) yang telah
dikembangkan oleh para pakar dalam dan luar negeri, antara lain HSS Snyder,
HSS Nakayasu, HSS SCS, HSS Gama I, HSS Limantara dan lain-lain. Hidrograf
1. Parameter
Parameter yang dibutuhkan dalam analisa memakai Hidrograf Satuan
Sintetis (HSS) Nakayasu, antara lain (Liman- tara, 2010):
1) Tenggang waktu, dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (time
to peak magnitude), disimbolkan dengan Tp.
2) Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time
lag): disimbolkan dengan tg.
3) Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph), disimbolkan
dengan TB.
4) uas daerah pengaliran (catchment area), disimbolkan dengan A.
5) Panjang alur sungai utama terpanjang (length of the longest channel).
Disimbolkan dengan L.
6) Koefisien pengaliran (run-off coefficient), disimbolkan dengan C.
2. Rumus Panunjang
Tp = tg + 0,8 tr
T0,3 = a tg
Dengan :
Tp = tenggang waktu (time lag) dari permulaan hujan sampai puncah
banjir -> Jam
Tg = Waktu KOnsentrasi hujan -> jam
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
sampai menjadi 30% dari debit puncak -> jam
Cara Meentukan tg :
Jika L> 15 km, maka tg =0,40 + 0,058 L
L < 15 km, maka tg = 0,21 L0,7
Dengan :
a = parameter hidrograf
tr = 0,5 c tg sampai 1 x tg
catatan :
• untuk daerah pengaliran biasa: a = 2
• Untuk bagian naik hidrograf (rising limb) yang lambat dan
• bagian menurun (recession line) yang cepat: a = 1,5
Dengan:
Qp = Qmaks, merupakan debit puncak banjir (m3/dt)
C = koefisien aliran (= 1)
A = luas DAS sampai ke outlet (km?)
Ro = hujan satuan (mm)
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir
(jam)
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit
puncak sampai menjadi 30 % dari debit puncak (jam).
Contoh Soal :
1. Luas daerah pengaliran suatu sungai sampai ke pelepasannya (outlet)
adalah 2400 km2. Panjang L = 75 Km. Hujan efektif dalam daerah
pengaliran tersebut adalah sebagai berikut :
Penyelesaian
1. Menghitung parameter-parameter yang diperlukan :
Panjang sungai : L = 75km
L > 15 km, Maka tg = 0,40 + 0,058 * L
tg = 0,40 + 0,058 * 75
tg = 4.75 jam
tr diambil 0,75 tg, tr = 0.75 * tg
tr = 0,75 * 4,75
tr = 3.5625 jam
Tp = tg + 0,8 tr
Tp = 4,75 + 0,8 * 3,5625
Tp = 7.6 Jam
Penyelesaian :
a. Kurva Naik
0 < t < Tp, Berarti 0 < t <4.352
Rumus Kurva Naik : Qn = Qp * (t/Tp)^2,4
Qn = 8.361829*(t/4.352)^2,4
b. Kurva Turun
8. Parameter
tp = Ct. (L.Lc)n
Dengan :
L = Panjang aliran utama (km)
Lc = Panjang, aliran utama dari titik berat DA$ ke pelepasan DAS (km)
tp =Waktu mulat titik berat hujan sampai debit puncak (jam)
N =koefisien proporsional terhadap Ct ~ 0,03
Ct =koefisien bergantung pada karakteristik DAS = 1,10 - 1,40
Snyder juga mendasarkan metode hitungnya pada lama curan hujan efektif 1 jam (T r).
Qp = qp * h * A/100
Dengan :
S = Kemiringan sungai
n = 0,38
Qp = f(t)
𝑄
Ordinat Y =𝑄𝑝
𝑡
Absis X = 𝑇𝑝
Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Gama I asalnya dari Indonesia dan ditemukan
oleh Sri Harto. Pengamatan dilakukan pada sekitar 300 banjir sungai-sungai di
Pulau Jawa.
12. Parameter
A ~ C = 0,75 L
𝑊𝑢
WF = 𝑊𝐼
Dengan:
TR = waktu naik hidrograf (jam)
TB = waktu dasar hidrograf (jam)
Qp = debit puncak hidrograf (m3/dt)
K = tampungan (jam)
QB = alirandasar (m3/dt)
Qt = debit resesi hidrograf (m3/dt)
sebagai berikut:
S= K {xl + (1 -x)0}
Dengan :
𝑑𝑠/𝑑𝑡
-> k = - 0
K berdasarkan pengamatan
Contoh Soal:
Suatu DAS memiliki data sebagai berikut:
S= 0,0258
R24 76,14 mm
Buatlah Hidrograf banjirnya!
Tc = 3,00
K = 2,03
Penyelesaian :
Keterangan :
(1) : Waktu hidrograf
(2) : Dari tabel hubungan Luas dan Tc
(3) : 0,278 = konversi satuan dari (106* 10-3) /3600
(4) : kolom (3) * 0,4
(5) : kolom (6) baris sebelumnya * 0,6
(6) : kolom (4) + kolom (5)
(7) : contoh: 11, 56 = 2,69 + (5,38+12,35) /2
(8) : = kolom (7) geser 1
(9) : kolom (7) - kolom (8)
C. Analisis Dimensi
1. Persamaan Debit Puncak Banjir (Qp)
Untuk memperkirakan waktu puncak banjir /time to peak (Tp) bisa dipakai
rumus seperti pada Nakayasu, sebagai berikut:
Tp = tg + 0,8
Dengan:
TP = tenggang waktu (time lag) dari permulaan hujan sampai puncak
banjir (jam)
Tg =waktu konsentrasi hujan (jam)
Dengan :
A = parameter hidrograf
Tr = 0,5 x tg sampai 1x tg
Prof,Dr.Ir.Lily Montarchi Limantara, M.Sc.rekayasa Hidrologi Edisi revisi, Penerbit oleh Penerbit
Andi,2018
Ikhsan, M.Z dan Limantara L.M2002. Model matematik untuk Estimasi Hidrograf Satuan Sintetik
(HSS) di daerah pengaliran Kandilo (DPS) Kandilo Kalimantan Timur. Laporan penelitian,
Universitas Brawijaya
Jena, S.K and Towari K.N.2006. Modeling Synthetic Unit Hydrograph parameters with
Limantara, LM.2206, Model Hidrograf Satuan Sintetis untuk DAS-DAS di Sebagian Indonesia.
Liamantara, L.M. 2009a. Evaluation of Roghness Constant of River in Synthetic Unit Hydrograph,
Limatara, L.M 2009 b. the limiting Physical parameters of Synthetic Unit hydrograph. World
Suhanrtanto, E dan Soedodo, H.2001. Oprimasi Pengelolaan DAS di Sub Daerah Aliran Sungai
Kongres VII&Pertemuan Ilmiah tahunan (PIT) XVIII HATHI Vol.II, 98-103. Proceeding.