Anda di halaman 1dari 28

1

MODUL PERKULIAHAN

W0111700021– Rekayasa
Hidrologi

PENELUSURAN BANJIR

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Modul ini membahas tentang Penelusuran


Banjir Sub-CPMK 2
Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep
penelusuran banjir dan mampu melakukan analisis
penelusuran banjir lewat sungai dan waduk

PERTEMUAN 14

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

14
Nama Dosen/Tim dan Gelar
Fakultas Teknik Teknik Sipil
1. PENGANTAR

Penelusuran banjir merupakan peramalan hidrograf di suatu titik pada suatu aliran
(bagian) sungai yang didasarkan atas pengamatan hidrograf di titik lain (Limantara,
2010). Penelusuran banjir ada 2 macam, yaitu pen:lusuran banjir lewat alur sungai
dan penelusuran banjir lewat waduk.

Penelusuran banjir bertujuan untuk (Limantara, 2010):


1. Peramalan banjir jangka pendek.
2. Analisa hidrograf satuan untuk berbagai titik sepanjang sungai berdasarkan
hidrograf satuan di suatu titik pada sungai tersebut.
3. Peramalan terhadap kelakuan sungai setelah terjadi perubahan keadaan
dalam alur sungai, misalnya ada pembangunan atau pembuatan tanggul.

2. Penelusuran Banjir Lewat Alur Sungai

Salah satu metode untuk analisa penelusuran banjir lewat alur sungai adalah dengan
menggunakan Metode Muskingum. Metode ini mempunyai keterbatasan sebagai
berikut:
1. Tidak boleh ada percabangan di sungai. Jika ada percabangan di sungai
dapat dianalisa per ruas lalu menggunakan prinsip superposisi hidrograf
untuk menggabungkan.
2. Penambahan atau kehilangan air akibat curah hujan, air tanah, dan
evaporasi diabaikan.

Persamaan dasar yang dipakai adalah persamaan kontinuitas:

Berdasarkan persamaan (1) , ada 2 bilangan yang tidak diketahui, yaitu : Q 2 dan S2
berarti diperlukan 1 persamaan lagi :

S = k {xl+ (1-x)Q}

S1 = k {xl1+ (1-x)Q1}

S2= k {xl2+ (1-x)Q2}

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dari Persamaan :

Nilai yang harus dicari adalah k dan x, yaitu dengan cara ciba-coba harga x

sehingga hubungan Skom dan xl + (1-x) Q berupa garis lurus.

Contoh Soal :

Bagian memanjang alur Sungai Bedadung telah dilakukan pengukuran debitnya

secara bersamaan di titik A untuk debit masuk dan titik B unutk debit keluar. Hasil

pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.1.Carilah puncak debit banjir di

titik B !

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penyelesaian :

Mencari S Komulatif :

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
(1) Diketahui
(2) Diketahui
(3) Diketahui
(4) (2) – (3)

𝑆𝑡−1 + 𝑆𝑡
2
(5) Komulatif

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keterangan :

Kolom (1) dan (2) diketahui, Kolom (6) dicari dari tabel sebelumnya

Kolom (3) : dicaoba -2,x = 0,2488, dikalikan kolom (1)

Kolom (4): dicoba -2,x = 0,2488, (1-x) dikalikan kolom (2)

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk x = 0,2488, hubungan xl + (1-x)b Q dengan Skom relative berupa garis lurus sehingga
k=tg = (1,70m3/dt.1/4 hari) / (25m3/dt)= 1,7 hari, sedang C0, C1,dan C2 berdasarkan rumur di
atas bisa dihitung dan hasilnya sebagai berikut :

C0 = -0,2125 C1 = 0,3908 C2=0,8217

Mencari Hidrogtaf Debit ke luar Q

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keterangan : (6) = (3) + (4) + (5)
C0 = -0,21225
C1 = 0,3908
C2 = 0,8217

3. Penelusuran Banjir Lewat Waduk

Rumus Kontinuitas yang dipakai :

11 + 𝐼2 𝑄1 +𝑄2
-- = S2 – S1
2 2

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dengan :

S1 = tampungan waduk pada permulaan periode penelusuran (diukut dari

puncak bangunan pelimpah atau sumbu terowongan ).

Q1 = debit yang keluar saat permulaan periode penelusuran.

Rumus tersebut dikembangkan oleh L.G. Puls dari U.S Army Corp of

Engineers, dan bisa digambarkan sebagai beirkut :

A. Untuk pelimpah :

Q = C.B.H3/2

Dengan :

C = Koefisien debit (diperkirakan antara 1,7 – 2,2 m/dt)

B = Panjang ambang pelimpah (m)

H = tinggi energi di atas ambang

𝑎𝑣 2
=h+ karena v kecil sekali –> H = h
2𝑔

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
B. Untuk Terowongan :
1. Saat terowongan belum terisi penuh :
Q=V.A
Dengan :
V = kecepatan air dalam terowongan
1
= 𝑛 . R2/3 . S1/2
n = angka kekasaran
R = jari – jari hidrolik
𝐴
=𝑃
A = Luas profil aliran
P = keliling basah profik aliran
S = kemiringan alur terowongan

2. Saat terowongan terisi penuh (Aliran Tekan )

Q = V.A

Dengan :

F2 = koefisien kehilangan tinggi (Tergantung bentuk inlet)

f = koefisien geseran

L = Panjang terowongan

D = diameter terowongan

Fc = Koefisien kehilangan tinggi akibat perubahan penampang

Fb = koefisien kehilangan energi akibat adanya belokan

Fo = Koefisien energi (tergantung bentuk Outlet)

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Sungai Berdasarkan Kontinuitas Aliran

Berdasarkan kontinuitas aliran,sungai diklarifikasikan menjadi 3 yaitu Ephemeral

River, Intermitten River dan Perennial River. Masing- masing disajikan sepeerti gambar 9.2

hingga 9.4 di bawah ini termasuk bentuk hidrografnya (Limantara,2010).

1. Ephemeral River,

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Intermitten River

Pada Intermitten River, muka air berada di atas dasar sungai saat musim
hujan sedangkan muka air ada di bawah dasar sungai saat musim
kemarau. Intermitten River merupakan jenis sungai yang aliran airnya
hanya akan ada saat musim hujan saja.

3. Perennial River

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pada jenis Perennial River, muka air selalu di atas dasar sungai baik saat
musim hujan maupun musim kemarau. Perennial River merupakan jenis
sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun sehubungan dengan keadaan
akuifer di sekitarnya cukup baik.

4. Aliran Dasar

Analisa hidrograf satuan adalah merupakan hubungan antara hujan efektif dan
limpasan langsung sehingga aliran dasar harus dipisahkan (Natakusumah dkk,
2013). Sementara itu, aliran dasar merupakan debit minimum dan merupakan
hasil pematusan (drainasi) dari akuifer.

Aliran dasar bisa ditentukan dengan 3 cara empiris, yaitu Straight Line Method,
Fixed Based Line Method dan Variable Slope Method. Ketiga metode tersebut
bisa dipakai apabila pada Daerah Aliran Sungai (DAS) tersedia
Hidrograf*Pengamatan (observed hydrograph). Apabila tidak ada Hidrograf
Pengamatan observed hydrograph), maka bisa dilakukan pendekatan dengan
menggunakan analisa debit andalan (antara lain dengan keandalan tertentu
atau probabilitas tertentu).

5. Straight Line Method

Straight Line Method dilakukan dengan cara menghubungkan titik di mana


terjadi awal limpasan (pada titik belok atau inflection point) dengan titik
pemisahan aliran dasar (pada titik belok atau inflection point). Hal ini bisa
digambarkan sebagai berikut (gambar 9.5) (Limantara, 2010):

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh Soal :
Buatlah Hidrograf dari data tabel 9.1 !

Penyelesaian:
Langkah-langkah pengerjaan (Limantara, 2010):
1. Siapkan kertas milimeter ukuran A-4
2. Buatlah sumbu kartesius: (posisi kertas landscape)
• Sumbu mendatar waktu (jam), dengan skala 1 cm mewakili 1 jam.
• Sumbu vertikal debit (m3/dt), dengan skala 1 cm mewakili 25 m3/dt.
3. Plot data pada tabel, hubungan waktu dan debit pada bidang kartesius tersebut.
4. Hubungkan titik-titik yang terjadi (diperhalus) sehingga terbentuk hidrograf.
5. Hubungkan titik belok pada awal hidrograf dan akhir hidrograf (garis lurus).
6. Debit di bawah garis lurus merupakan aliran dasar pada jam tersebut.
7. Jika ditabelkan adalah sebagai berikut (Tabe) 9.2);

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keterangan :
Kolom (1) : Urutan jam Hidrograf
Kolom (2) : jam, sesuai yang diketahui
Kolom (3) :besarnya debit,sesuai yang diketahui pada jam tsb
Kolom (4) : besarnya aliran disarm diperkirakan berdasar grafik hidrograf
hubungan waktu dan debit
Kolom (5) : kolom (3) – Kolom (4)

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
6. Fixed Based Line Method

Fixed Based Line Method dimulai dari garis singgung pada saat awal terjadi
limpasan (titik belok P atau inflection point), yang berpotongan dengan garis
vertikal yang melalui puncak dan sejajar sumbu Q, di titik M, kemudian
dihubungkan dengan perpotongan antara garis vertikal sejauh T dari puncak
dan sejajar sumbu Q dengan akhir hidrograf, di titik N, seperti dipaparkan pada
gambar 9.6 di atas dan T dihitung sesuai dengan rumus di bawah ini (Limantara,
2010):
T = A0,2
Dengan:
T= waktu (hari)
A = luas DAS (mile2)

Contoh soal :
Data hidrografi banjir sungan Garang disajikan pada tabel 9.1 Gunakan dara
tersebut unutk mencari nilai aliran dasar berdasarkan Fixed Based Line Method
Hidrograf tersebut!

Penyelesaian:
Langkah-langkahpengerjaan:
1. Siapkan kertas milimeter ukuran A4
2. Buatlah sumbu kartesius: (posisi kertas landscape).
• Sumbu mendatar waktu (jam), dengan skala 1 cm mewakili 1 jam.
• Sumbu vertikal debit (m3/dt), dengan skala 1 cm mewakili 25 m3/dt.
3. Plot data pada tabel, hubungan waktu dan debit pada bidang kartesius
tersebut.
4. Hubungkan titik-titik yang terjadi (diperhalus) sehingga terbentuk hidrograf.
5. Buatlah garis k melalui puncak hidrograf, sejajar sumbu debit (vertikal).
6. Melalui titik belok di awal hidrograf (P), buat garis singgung hingga
memotong garis k (titik potong tersebut: M).

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Hitung T = A^0,2, T dalam jam, A dalam mil2 (1 mil = 1,61 km).
8. But garis sejauh T jam dari garis k hingga memotong
7. hidrograf di titik N
8. Hubungkan M dan N.
9. Debit di bawah garis PM dan MN merupakan aliran dasar
10. pada jam tersebut.
11. lika ditabelkan adalah sebagai berikut (Tabel 9.3):

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Kurva Massa

Kurva masa merupakan penyajian grafis aliran kumulatif terhadap waktu.


Secara umum kurva massa merupakan fungsi dari waktu, yang merupakan
volume air dari t=0 sampai dengan t=t. Secara matematis, bisa dituliskan kurva
massa = F(t)

8. Kurva Massa : dengan Q = Qo (Konstan)

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
9. Jika Variasi Debit Berbentuk Segitiga

10. Jika Variasi Debit Berbentuk Sembarangan

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
11. Kurva Massa dan Kapasitas Waduk

Kapasitas waduk dapat diperkirakan berdasarkan konsep kurva massa

seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Gambaran cara

menentukan kapasitas waduk berdasarkan konsep kurva massa adalah

berikut :

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
12. Analisa Proses Limpasan

Proses limpasan dapat diabstraksikan seperti Sistem Black Box seperti pada

Gambar 9.1. Proses limpasan merupakan modek konseptual, yang bisa

dijelaskan sebagai berikut (Singh, 2009):

1. Sebagai ungkapan proses hidrologi yang berbeda- beda,

2. Sebagai ungkapan matematik yang sederhana

3. Merupakan pemisahan fungsi produksi dan fungsi penelurusan yang jelas.

Adapun 2 (dua) pendekatan Analisa proses limpasan, yaitu Pengaruh

Translasi dan Pengaruh Tampungan.

13. Pengaruh Translasi

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
14. Pengaruh Tampungan

Konsep Tampungan

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Hidrograf Hujan Sesaat denan Konsep Tampungan

c. Hidrograf Hujan Menerus dengan Konsep Tampungan

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
d. Hujan Dengan I tetapm t tertentu

e. Hidfrograf Hujan dengan I tetap, t tertentu

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
15. Distribusi Hujan

Kolom (2) = pangaruh i1 pada masing- masing daerah

Kolom (3) = pengaruh i2 pada masing-masing daerah (t jam sesudah hujan ke -1)

Kolom (4) = pengaruh i3 pada masing-masing daerah (t jam sesudah hujan ke -2)

Isochrones = tempat-tempat yang mempunyai waktu konsentrasi hujan (Tc) yang sama

A = garis ischrones dengan Tc = 1 jam

B = garis ischrones dengan Tc = 2 jam

C = garis ischrones dengan Tc = 3 jam

Catatan : untuk lebih jelasnya, aplikasi bisa dilihat pada Hidrograf Satuan Sintetis
Isochroones.

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA

Prof,Dr.Ir.Lily Montarchi Limantara, M.Sc.rekayasa Hidrologi Edisi revisi, Penerbit oleh Penerbit

Andi,2018

Ikhsan, M.Z dan Limantara L.M2002. Model matematik untuk Estimasi Hidrograf Satuan Sintetik

(HSS) di daerah pengaliran Kandilo (DPS) Kandilo Kalimantan Timur. Laporan penelitian,

Universitas Brawijaya

Jena, S.K and Towari K.N.2006. Modeling Synthetic Unit Hydrograph parameters with

Geomorphologic parameters of watersheds. Journal of Hydrology, 319 (1-4):1-114.

Limantara, LM.2206, Model Hidrograf Satuan Sintetis untuk DAS-DAS di Sebagian Indonesia.

Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang : Universitas Brawijaya

Liamantara, L.M. 2009a. Evaluation of Roghness Constant of River in Synthetic Unit Hydrograph,

World Applied Sciences journal, Vol 7 99) page 1209 – 1211.

Limatara, L.M 2009 b. the limiting Physical parameters of Synthetic Unit hydrograph. World

Applied Sciences Journal, iVol 7 96) page 802-804

Suhanrtanto, E dan Soedodo, H.2001. Oprimasi Pengelolaan DAS di Sub Daerah Aliran Sungai

Cidanau Kabupaten SerangPropinsi Banten Menggunakan Model Hidrologi ANSWER.

Kongres VII&Pertemuan Ilmiah tahunan (PIT) XVIII HATHI Vol.II, 98-103. Proceeding.

Malang : Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Brawijaya

2022 Rekayasa Hidrologi Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


Nama Dosen Pengampu http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai