MODUL PERKULIAHAN
Mekanika
Fluida dan
Hidrolika
Pengertian saluran terbuka dan tertutup
Bentuk-bentuk saluran dan fungsinya
Elemen Geometri dari saluran
Saluran dan penampang ekonomis
Karakteristik aliran air pada saluran terbuka
Jenis-jenis aliran air menurut waktu dan ruang
Prinsip pengukuran debit dan kecepatan apda
saluran terbuka
Abstract Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template Mahasiswa dapat menjelaskan definisi
Modul Standar untuk digunakan saluran terbuka dan tertutup dan
dalam modul perkuliahan aplikasi dari bentuk – bentuk saluran
Universitas Mercu Buana
09
Teknik Teknik Sipil W112100030 Nur Hidayah Yolianto Nugroho, ST, MPSDA
Pengertian saluran terbuka dan tertutup
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran tertutup dan
aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalam banyak hal mempunyai kesamaan
tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan tersebut adalah pada keberadaan
permukaan bebas; aliran saluran terbuka mempunyai permukaan bebas, sedang aliran
saluran tertutup tidak mempunyai permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang
saluran. Dengan demikian aliran saluran terbuka mempunyai permukaan yang berhubungan
dengan atmosfer, sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai hubungan langsung
dengan tekanan atmosfer. saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnya
terpengaruh dengan udara luar (atmosfir).
Saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh dengan udara
luar (atmosfir). Saluran terbuka di klasifikasikan terhadap beberapa jenis
a. Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan asal-usul :
Saluran alam (natural channel)
contoh : sungai-sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai besar di
muara
Saluran buatan (artificial channel)
contoh : saluran drainase tepi jalan, saluan irigasi untuk mengairi persawahan,
saluran pembuangan, saluran untuk membawa air ke pembangkit listrik tenaga air,
saluran untuk supply air minum, saluran banjir.
b. Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan konsistensi bentuk penampang dan kemiringan
dasar
Saluran prismatic (prismatic channel)
Yaitu saluran yang bentuk penampang melintang dan kemiringan dasarnya tetap.
Contoh : saluran drainase, saluran irigasi
Saluran non prismatic (non prismatic channel)
Yaitu saluran yang bentuk penampang melintang dan kemiringan dasarnya
berubah-ubah.
Contoh : sungai
Suatu tampang lintang saluran akan menghasilkan debit maksimum bila nilai R = A/P
maksimum atau keliling basah P minimum, sehingga untuk debit tertentu, luas tampang
lintang akan minimum (ekonomis) bila saluran memiliki nilai R maksimum atau P minimum.
Untuk luas tampang saluran yangsama, penampang setengah lingkaran merupakan
penampang yang paling efisien.Prinsip saluran tampang ekonomis hanya berlaku
untuk desain saluran yang tahanterhadap erosi, sedangkan untuk saluran yang mudah
tererosi, dalam mendesain saluran yang efisienharus mempertimbangkan gaya tarik yang
terjadi.
Contoh :
Hitung dimensi saluran ekonomis berbentuk trapezium dengan kemiringan tebing 0.5
(horizontal), 2 (vertical) untuk melewatkan debit 50 m 3/d dengan kecepatan rerata 1 m/g.
Berapakah kemiringan dasar saluran apabila koefisiean chezy C=50 m1/2/d
Penyelesaian:
Luas tampang aliran A= (B+my)y =(B+0.5y)y
Luas tampang aliran dihitung berdasarkan persamaan kontinuitas
(B+0.5y)y = 50
Persyaratan saluran ekonomis berbentuk trapezium
y 5. 36
R= = =2 . 68 m
2 2
Kemiringan dasar saluran dihitung dengan menggunakan rumus chezy
v=c √ RI
I=50 √2.68xI I=0 . 00015
Aliran melalui saluran terbuka dibedakan menjadi aliran sub kritis (mengalir) dan super kritis
(meluncur). Di antara kedua tipe tersebut aliran adalah kritis. Aliran disebut sub kritis·apabila
suatu gangguan (misalnya batu dilemparkan ke dalam aliran sehingga menimbulkan gelom-
bang) yang terjadi di suatu titik pada aliran dapat menjalar ke arah hulu. Aliran sub kritis
dipengaruhi oleh kondisi hilir, dengan kata lain keadaan di hilir akan mempengaruhi aliran di
sebelah hulu. Apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga gangguan yang terjadi tidak
menjalar ke hulu maka aliran adalah super kritis. Dalam hal ini kondisi di hulu akan
mempengaruhi aliran di sebelah hilir. Penentuan tipe aliran dapat didasarkan pada nilai
angka Froude Fr, yang mempunyai bentuk Fr = V l √gy dengan V dan y adalah kecepatan
dan kedalaman aliran. Aliran adalah sub kritis apabila Fr < 1, kritis apabila Fr= 1 ,dan super
kritis apabila Fr > 1.
Gambar 2. menunjukkan perbandingan antara kecepatan aliran dan kecepatan rambat
gelombang karena adanya gangguan. Pada gambar 2.a. gangguan pada air diam (V = 0)
akan menimbulkan gelombang yang merambat ke segala arah. Dalam gambar 2.b. di mana
aliran adalah sub kritis gelombang masih bisa menjalar ke arah hulu. Pada kondisi ini angka
Froude Fr < 1 atau V < √gy dengan √gy adalah kecepatan rambat gelombang sedang y
adalah kedalaman aliran. Gambar 2.c. adalah aliran kritis di mana kecepatan aliran sama
dengan kecepatan rambat gelombang. Dalam keadaan ini Fr = 1 atau V = √gy Sedang
gambar 3.d. adalah aliran super kritik di mana gelombang tidak bisa merambat ke hulu
karena kecepatan aliran lebih besar dari kecepatan rambat gelombang (Fr > 1 atau V >
√gy).
Sifat aliran pada saluran terbuka pada umumnya menggunakan parameter yang berdasar
atas perubahan kedalaman alirandengan fungsi waktu dan ruang. Aliran dibedakan menjadi
aliran tunak (steady) dan tak tunak (unsteady). Berdasarkan fungsi ruang, aliran dibedakan
menjadi aliran seragam (uniform)dan tidak seragam (non-uniform).
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena kecepatan aliran
dan kekasatan dinding relatif besar. Aliran melalui saluran terbuka akan turbulen apabila
angka Reynolds Re>1.000, dan laminer apabila Re < 500. Dalam hal ini panjang
Keterangan:
qx adalah debit pada bagian ke x, (m3/s)
Vx adalah kecepatan aliran rata-rata pada bagian penampang ke x (m/s);
ax adalah luas penampang basah pada bagian ke x, (m2);
Q adalah debit seluruh penampang, (m3/s);
n adalah banyaknya penampang bagian.
b. Perhitungan kecepatan aliran
Kecepatan aliran tiap titik
Kecepatan aliran tiap titik dihitung dengan rumus:
Keterangan:
N adalah jumlah putaran baling-baling, dibagi dengan waktu pengukuran; N = R/T
R adalah jumlah putaran baling-baling;
T adalah waktu pengukuran
ni adalah batas jumlah putaran baling-baling
V adalah kecepatan aliran, (m/s);
Keterangan:
v adalah kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal, (m/s);
v0,2 adalah kecepatan aliran pada titik 0,2 d, (m/s);
v0,6 adalah kecepatan aliran pada titik 0,6 d, (m/s);
v0,8 adalah kecepatan aliran pada titik 0,8 d, (m/s).
Keterangan:
ax adalah luas penampang basah pada bagian ke x, (m2);
b(x+1) adalah jarak titik vertikal sesudah titik vertikal ke x dari titik tetap, (m);
b(x-1) adalah jarak titik vertikal sebelum titik vertikal ke x dari titik tetap, (m);
dx adalah kedalaman pada titik vertikal ke x, (m);
A adalah luas seluruh penampang basah, (m2).
b) Bila perbedaan tinggi muka air pada saat permulaan dan akhir pengukuran
lebih besar atau sama dengan 10 cm, rata-rata tinggi muka air dihitung dengan
rumus:
Keterangan:
H adalah rata-rata tinggi muka air pengukuran, (m);
Ha adalah tinggi muka air pada saat mulai pengukuran, (m);
Hz adalah tinggi muka air pada saat akhir pengukuran, (m);
q1, q2…qn adalah debit interval waktu 1, 2, …..n, (m3/s);
h1, h2…hn adalah tinggi muka air rata-rata pada interval waktu 1, 2, …..n, (m).
Kecepatan air rata-rata pada penampang sungai atau saluran terbuka
Kecepatan aliran rata-rata dihitung dengan rumus:
Keterangan:
v adalah kecepatan aliran rata-rata pada seluruh penampang, (m/s);
A adalah luas seluruh penampang basah, (m2);
2021 Mekanika Fluida dan Hidrolika
12 Nur Hidayah Yolianto Nugroho, ST, MPSDA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Q adalah debit seluruh penampang, (m3/s).
Daftar Pustaka