1.1.PENDAHULUAN
Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika
(hydro mechanics) yang berhubungan dengan gerak
air. Untuk mempelajari aliran saluran terbuka
mahasiswa harus menempuh mata kuliah kalkulus
dan mekanika fluida lebih dulu.
Dengan bekal mata kuliah kalkulus dan
mekanika fluida mahasiswa akan mampu
memehami penurunan persamaan-persamaan
dasar dan fenomena aliran yang pada prinsipnya
merupakan fungsi dari tempat (x,y,z) dan waktu (t).
HYDRO
HYDRODYNAMICS
MECHANI
CS
HYDROLICS
FLUID
MECHAN
ICS AEROSTATICS
AERO THEOROTICAL
MECHAN AERODYNAMICS
ICS
EXPERIMENTAL
AERODYNAMIC
S
TSI 014 – Hidrolika Terapan 7
APLIKASI HIDROLIKA DALAM
REKAYASA TEKNIK SIPIL
Irigasi
Bendungan
Pembuatan jembatan
Drainase
Pelabuhan
Sumber Tenaga Air (PLTA)
Navigasi, dll
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua
macam aliran yaitu aliran saluran tertutup
dan aliran saluran terbuka. Dua macam
aliran tersebut dalam banyak hal
mempunyai kesamaan tetapi berbeda
dalam satu ketentuan penting. Perbedaan
tersebut adalah pada keberadaan
permukaan bebas; aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan bebas, sedang
aliran saluran tertutup tidak mempunyai
permukaan bebas karena air mengisi
seluruh penampang saluran.
TSI 014 – Hidrolika Terapan 8
Dengan demikian aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan yang
berhubungan dengan atmosfer, sedang
aliran saluran tertutup tidak mempunyai
hubungan langsung dengan tekanan
atmosfer.
Di dalam modul ini yang dibahas adalah
aliran saluran terbuka (open channel
flow) yang sangat erat hubungannya
dengan teknik sipil.
y d
Penampang melintang
Datum θ Datum
d y cos
= θ
atau ( 1.2)
d
y = cos θ
Keliling basah
B
Rlingkaran =π . =
2
Dimana:
R = Jari-jari hydraulik (ft/m)
A 4
= Luas penampang (ft2 atau m2)
Pw = Keliling basah (ft atau m)
D = Diameter pipa (ft atau m)
TSI 014 – Hidrolika Terapan 27
D
dari suatu penampang
aliran adalah luas A
penampang dibagi D= ( 1.4)
lebar permukaan, dan T
oleh karena itu
mempunyai satuan
panjang. Simbul atau
notasi yang digunakan
adalah D.
y
DEBIT ALIRAN / DISCHARGE
m1 1 . A1.V1 m2 2 . A2 .V2
=ρ = =ρ
untuk kerapatan tetap ρ1 = ρ2, sehingga
persamaan tersebut menjadi :
A1 . V 1 = A 2 . V 2 = Q (1.6)
Q (1.7)
V = A
Dimana:
V = Kecepatan rata – rata aliran (ft/s atau m/s)
Q = Debit aliran (ft3/s atau m3/s )
A = Luas penampang aliran (ft2 atau m2)
TSI 014 – Hidrolika Terapan 36
Gambar 1.6
menunjukkan
pembagian
kecepatan
diarah
vertikal
dengan
Gambar 1.6. kecepatan
Pembagian kecepatan maksimum di
(velocity distribution) di permukaan
arah vertikal air dan
kecepatan
nol pada
Misalnya kecepatan aliran di suatu titik
adalah v dan kecepatan rata rata aliran
adalah V maka debit aliran adalah :
Q =V . A = ∫ A
(1.8)
v .dA
Kecepatan rata-rata dapat ditentukan dari
Pers.(1.8) tersebut diatas
v . dA
(1.9)
V = ∫ A
A
TSI 014 – Hidrolika Terapan 38
KRITERIA ALIRAN
39
sebaliknya
apabila
kecepatan
aliran berubah
menurut waktu,
aliran disebut
aliran tidak
tetap (unsteady
flow)
40
Aliran seragam (uniform
flow) merupakan jenis sebaliknya apabila
aliran yang lain; kata kecepatan
“seragam” menunjukkan berubah menurut
bahwa kecepatan aliran tempat maka
disepanjang saluran adalah aliran disebut
tetap, dalam hal kecepatan aliran tidak
aliran tidak tergantung pada seragam
tempat atau tidak (nonuniform
berubah menurut flow).
tempatnya.
h1 h2
(a)
44
Air balik (backwater)
Laut
(b)
(c) Laut
Aliran laminer
adalah suatu tipe Sebaliknya aliran
aliran yang turbulen tidak
ditunjukkan oleh mempunyai garis-
gerak partikel- garis arus yang
partikel cairan halus dan sejajar
menurut garis- sama sekali
garis arusnya
yang halus dan
sejajar.
TSI 014 – Hidrolika Terapan 46
Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan
oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran,
yang menghasilkan percampuran terus menerus
antara partikel partikel cairan di seluruh
penampang aliran.
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
ϑ = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel
sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
TSI 014 – Hidrolika Terapan 49
Menurut hasil percobaan oleh
Reynold, apabila angka
Reynold kurang daripada
2000, aliran biasanya
merupakan aliran laminer.
Apabila angka Reynold
lebih besar daripada 4000,
aliran biasanya adalah
turbulen. Sedang antara
2000 dan 4000 aliran dapat
laminer atau turbulen
tergantung pada
faktor-faktor lain yang
mempengaruhi. 50
TIPE ALIRAN
F R
V ( 1.12)
= g .D
V= g.D ( 1.13)
TSI 014 – Hidrolika Terapan 53
Dimana:
c = gD
54
Dalam hal ini aliran disebut dalam
kondisi kritis, and aliran disebut aliran kritis
(critical flow). Apabila harga angka FR lebih
kecil daripada satu atau V 〈 g . D
aliran disebut aliran sub-kritis (subcritical
flow).
y
y 1
z
B
B
(a) Trapesium (b) Persegi empat
T
T
d0
y 1 y
z
Jawaban:
Kemiringan tebing : 1 (vertikal) : 0 (horizontal)
Luas Penampang : A = B x y
= 6m x 0,80m = 4,80 m2
Keliling basah : P = B + 2y = 6m + 2 x 0,80m
= 7,60 m 60
TSI 014 – Hidrolika Terapan
Lebar permukaan :T=B=6m
Jari-jari hydraulik : A 4,80m
2
R= = 0,6316m
P 7,6
=
Kedalaman hydraulik : A 4,8m 2
D= = = 0,80 m
T 6m
Faktor Penampang aliran kritis : Z A D
=
4,80m2 4,80 m
= 2,5
= 4,29m
A 4,5
R 0 , 75 m
= Pw = 6 =
Re = 4 6,67 m s 0,75 m =
( (×1 .0× −×
6 m s 2
)
) 20 .000 .000
10
0
Angka tersebut lebih besar daripada 4000 maka
aliran adalah aliran turbulen.
2.
dst
6
V = 31,47 × 10 − m
y
V
FR
gy→V=F 9,81 y
R
=
y FR = 8 FR = 16 FR = 32 FR = 64
4VR
Re =
ϑ
TSI 014 – Hidrolika Terapan 78
Tipe aliran dapat ditunjukkan
dengan hubungan antara
kecepatan aliran dengan faktor
geometri dan gaya gravitasi. V
Hubungan tersebut dinyatakan FR =
dalam Angka Froude (FR) yang gD
tidak berdimensi. Angka Froude
tersebut menunjukkan adanya
aliran kritis, aliran Sub kritis dan
Aliran Superkritis.