BAB I
Saluran Terbuka
1.1 Pendahuluan
Saluran terbuka adalah saluran alami atau buatan yang memiliki permukaan bebas
1. Saluran alam (natural channel), yaitu saluran yang terbentuk secara alami tanpa
2. Saluran buatan (artificial channel), yaitu saluran yang dibuat dan direncanakan
Oleh manusia. Contoh : saluran drainase tepi jalan, saluan irigasi untuk mengairi
listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum, dan saluran banjir.
sebagai berikut :
melintang dan kemiringan dasarnya tetap. Contoh : saluran drainase dan saluran
irigasi.
2. Saluran non Prismatik (non prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk
Menurut Maryono (2007) dalam Wardani (2018), kerumitan sistem sungai dapat
dilihat dari berbagai komponen penyusun sungai, misalnya bentuk alur dan percabangan
sungai, formasi dasar sungai (river bed form), morfologi sungai (river morphology), dan
ekosistem sungai (river ecosystem). Percabangan sungai akan menyerupai pohon sungai
mulai dari sungai orde pertama sampai orde ke-n. Formasi dasar sungai jika diperiksa
sekilas sangat sulit untuk diadakan identifikasi dan karakteristik. Bentuk alur meander
dipengaruhi oleh kemiringan memanjang bentang alam, jenis material dasar sungai, dan
vegetasi di daerah bersangkutan. Sungai sebagai saluran terbuka akan sangat leluasa dalam
menyesuaikan bentuk morfologi, sebagai reaksi oleh adanya perubahan kondisi hidrolik
dari aliran. Morfologi sungai adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang geometri,
jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam dimensi ruang
dan waktu, dengan 8 demikian menyangkut sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang
sering berkaitan (SNI 2400.1:2016).
Mengungkapkan bahwa air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan,
mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah cekungan menuju tempat
yang lebih rendah. Mula-mula cekungan yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Secara
alamiah aliran ini mengikis daerah-daerah yang dilalui, akibatnya saluran ini semakin lama
semakin lebar dan panjang dan terbentuklah sungai.
4) Stadium tua: pada stadium tua, sudah membentuk braided river (sungai
teranyam). Arah aliran yang ada sudah tidak menentu dan berpindah pada muara
sungainya. Akhirnya, seluruh daerah aliran sudah mengalami erosi secara
sempurna.
Sungai Profil memanjang sungai adalah penampang sungai dari hulu hingga muara
sungai. Melalui profil memanjangnya, sungai dapat dibagi dalam tiga zona yaitu hulu,
tengah, dan hilir. Ketiga zonasi memiliki kondisi fisik yang berbeda. Perbedaan ketinggian
setiap jarak satu kilometer dari profil memanjang disebut dengan verhang sungai
(Endarto, 2007).
BAB II
Dalam bidang ilmu Hidrolika dikenal dua macam aliran, yaitu aliran saluran
tertutup dan aliran saluran terbuka. Aliran saluran tertutup umumnya terjadi pada saluran
pipa yang memiliki tampang aliran penuh dan tidak terdapat permukaan air bebas sehingga
tekanan yang terjadi adalah tekanan hidrolik. Tekanan ini bisa lebih besar atau lebih kecil
dari tekanan atmosfer. Pada aliran saluran terbuka, air mengalir dengan muka air bebas
sehingga di sepanjang saluran tekanan di permukaan air adalah sama, yaitu tekanan
atmosfer. Aliran yang tidak penuh di dalam pipa juga dikategorikan sebagai aliran saluran
terbuka. Analisis aliran melalui saluran terbuka lebih sulit dibandingkan aliran melalui
pipa, hal ini disebabkan karena pada saluran terbuka, misalnya sungai (saluran alam),
parameter aliran baik terhadap ruang dan waktu di sepanjang saluran adalah tidak teratur.
Parameter-parameter aliran tersebut diantaranya adalah nilai kekasaran saluran, geometri
dan dimensi tampang lintang, kemiringan dasar, belokan, debit aliran dan sebagainya.
Ketidakseragaman tersebut menyebabkan analisis aliran saluran terbuka sangat sulit untuk
diselesaikan secara analitis. Untuk saluran buatan, seperti saluran irigasi dan drainase,
parameter aliran di sepanjang saluran umumnya relatif seragam sehingga analisis aliran
menjadi lebih mudah dilakukan.
Ada berbagai macam aliran air, air dapat mengalir secara beraturan dan juga dapat
mengalir secara tidak beraturan. Suatu aliran dalam saluran dapat mengalami percepatan
dari aliran subkritis ke kritis dan ke superkritis, lalu kembali lagi ke aliran subkritis melalui
semacam kejut-normal yang disebut loncatan hidrolik air. Proses loncatan hidrolik air ini
sering kali digunakan unuk meredam sebagian besar energi yang terjadi, selain itu loncatan
hidrolik juga dapat digunakan untuk menaikkan tinggi muka air di bagian hilir dan untuk
menyediakan kebutuhan tinggi tekanan pengaliran ke dalam suatu saluran. Permasalahan
yang akan dibahas dalam laporan ini adalah bagaimana pengaruh debit aliran pada
bangunan ukur berbentuk setengah lingkaran terhadap tinggi dan panjang loncat air.
Maksud dan tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh debit aliran dan
bangunan ukur berbentuk setengah lingkaran terhadap tinggi dan panjang loncat air.
Menurut Maryono (2007) dalam Wardani (2018), kerumitan sistem sungai dapat
dilihat dari berbagai komponen penyusun sungai, misalnya bentuk alur dan percabangan
sungai, formasi dasar sungai (river bed form), morfologi sungai (river morphology), dan
ekosistem sungai (river ecosystem). Percabangan sungai akan menyerupai pohon sungai
mulai dari sungai orde pertama sampai orde ke-n. Formasi dasar sungai jika diperiksa
sekilas sangat sulit untuk diadakan identifikasi dan karakteristik. Bentuk alur meander
dipengaruhi oleh kemiringan memanjang bentang alam, jenis material dasar sungai, dan
vegetasi di daerah bersangkutan.
Sungai sebagai saluran terbuka akan sangat leluasa dalam menyesuaikan bentuk
morfologi, sebagai reaksi oleh adanya perubahan kondisi hidrolik dari aliran. Morfologi
sungai adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang geometri, jenis, sifat dan
perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu,
dengan 8 demikian menyangkut sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang sering
berkaitan (SNI 2400.1:2016).
B. LONCATAN AIR
Apabila tipe aliran di saluran turbulen berubah dari aliran superkritis menjadi
subkritis, maka akan terjadi loncat air. Loncat air merupakan salah satu contoh bentuk
aliran berubah cepat (rapidly varied flow). Gambar II.1. Menunjukkan tampang
memanjang saluran dengan kemiringan berubah dari kemiringan curam menjadi landai.
Keadaan ini terjadi misalnya pada kaki bangunan pelimpah. Aliran di bagian hulu adalah
subkritis sedang di bagian hilir adalah superkritis. Di antara kedua tipe aliran tersebut
terdapat daerah transisi dimana loncat air terjadi.
suatu loncatan hidrolik akan terbentuk pada saluran, jika bilangan Froude aliran F1,
kedalaman aliran y1, dan kedalaman hilir y2, memenuhi persamaan sebagai berikut
Beberapa karakteristik dasar loncatan air pada saluran terbuka (V.T. Chow,1985) :
1. Kehilangan energi pada loncatan adalah sama dengan perbedaan energi spesifik
sebelum dan sesudah terjadinya loncatan.
2. Efisiensi loncatan hidrolik adalah perbandingan energi spesifik setelah loncatan air
dengan sebelum loncatan hidrolik air.
Panjang Loncatan Air Panjang loncatan hidrolik air dapat didefinisikan sebagai
jarak antara permukaan depan loncatan air sampai menuju pada suatu titik permukaan
gulungan ombak dibagian hilir. Panjang loncatan hidrolik air secara teoritis sukar
ditentukan, tetapi telah diselidiki beberapa kali percobaan oleh beberapa ahli hidrolika
(Rangga Raju, KG, 1986).
Untuk mendapatkan panjang loncat air L, tidak ada rumus teoritis yang dapat
digunakan untuk menghitungnya. Panjang loncat air dapat ditentukan dengan percobaan
laboratorium. Untuk saluran segi empat, panjang loncat air pada persamaan
(Woyeski,1931) sebagai berikut :
dimana :
dimana :
C : Nilai konstanta C = 6
dimana :
BAB III
Pendahuluan
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk
menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan
air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran air yang melewatinya. Pengetahuan
ini diperlukan dalam perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air maupun
pengaturan sungai. Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan
aliran berubah tiba- tiba. Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat
dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis besar. Ambang yang akan digunakan
adalah ambang lebar dan ambang tajam.
2. Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk meninggikan muka air. Sebagai
contoh aplikasi, air yang melewati ambang lebar akan memiliki energi potensial yang lebih
besar sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih jauh dan dapat mengairi daerah yang
lebih luas. Terdapat perbedaan bentuk fisik antara ambang lebar dan ambang tajam,
sehingga mempengaruhi jatuhnya aliran. Pada ambang lebar air akan jatuh lebih lunak dari
ambang tajam, meskipun tinggi dan lebar ambang sama. Perbedaan bentuk fisik antara
ambang lebar dan ambang tajam dapat dilihat pada di bawah ini.
Dalam percobaan ini akan diamati karakteristik aliran yang melalui ambang dengan tipe
karakteristik sebagai
berikut:
1. Keadaan loncat
Keadaan loncat adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran tidak dipengaruhi
oleh tinggi muka air di hilir saluran.
2. Keadaan peralihan
Keadaan peralihan adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran mulai
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
3. Keadaan tenggelam
Keadaan tenggelam adalah keadaan ketika tinggi muka air di hulu saluran
dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran. Dari percobaan ini dapat diperoleh
gambaran mengenai sifat aliran, berupa bentuk atau profil aliran melalui analisis model
fisik dari sifat aliran yang diamati. Dalam kondisi nyata di lapangan, ambang ini berguna
untuk meninggikan muka air di sungai atau pada saluran irigasi sehingga dapat mengairi
area persawahan yang luas. Selain itu, ambang juga dapat digunakan untuk menentukan
debit air yang mengalir pada saluran terbuka.