Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI

Acara ke: : 8
Topik : Mengidenifikasi Bentuklahan Asal
Proses Fluvial

Nama Mahasiswa : Reiza Bhakti Nugroho


Nomor Mahasiswa : 20405241049
Kelas praktikum : Kelas B1

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuklahan asal proses fluvial
menggunakan peta topografi.
2. Mahasisiwa dapat menentukan ordo sungai yang terdapat dalam peta
topografi
3. Mahasiswa dapat menganalisis kenampakan dan ordo sungai
bentuklahan asal proses fluvial.

B. Dasar Teori
Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu tentang yang
membicarakan tentang bentuklahan yang mengukir permukaan bumi,
Menekankan cara pembentukannya serta konteks kelingkungannya
(Dibyosaputro, 1998). Obyek kajian geomorfologi adalah bentuklahan yang
tersusun pada permukaan bumi di daratan maupun penyusun muka bumi di
dasar laut, yang dipelajari dengan menekankan pada proses pembentukan
dan perkembangan pada masa yang akan datang, serta konteksnya dengan

1 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

lingkungan (Verstappen, 1983). Bentuklahan fluvial disebabkan karena proses


fluvial akibat proses air yang mengalir baik yang memusat dan atau aliran
permukaan (Raharjo, 2013). Proses fluvial oleh aliran sungai terjadi karena
adanya aktivitas erosi, transportasi dan sedimentasi yang saling berkaitan
(Charlton, 2008).
Bentuk lahan asal proses fluvial meliputi kipas alluvial, crevasse
splays, tanggul alam, point bar, dataran banjir, cekungan fluvial, teras aluvial,
delta, sungai mati, dan oxbow lake (Mastaf, 2014).
1. Kipas Aluvial merupakan endapan berbentuk kipas pada lembah
pegunungan atau mulut jeram. Kipas aluvial adalah endapan sedimen
berbentuk kipas besar di mana aliran yang dikepang mengalir di atas.
Kipas aluvial yang terbentuk karena perubahan ketinggian yang tiba-tiba
(Hasmunir, 2017).
2. Teras Aluvial merupakan teras di tepi sungai yang dibatasi oleh dinding
curam dan lereng landai.
3. Crevasse Splays merupakan endapan fluvial sedimen yang terbentuk
ketika aliran air menghancurkan tanggul alami/buatan.
4. Tanggul Alam merupakan akumulasi sedimen berupa igir/tanggul
memanjang dan membatasi alur sungai.
5. Delta merupakan badan sedimen yang mengandung banyak lapisan
horisontal dan vertikal. Delta dibuat ketika beban sedimen yang dibawa
oleh aliran didepositkan karena penurunan kecepatan aliran secara tiba-
tiba.
6. Point bar adalah endapan sedimen yang berbentuk busur di sepanjang
bagian dalam dari lekukan sungai dengan arah vertikal dari saluran sungai
(Coffman, Malstaff, & Heitmuller, 2011). Pembentukan point bar di
sepanjang sungai yang diamati lebih disebabkan oleh tekanan arus sungai
dari tempat yang lebih tinggi kelerengannya sehingga yang
mengakibatkan erosi di suatu tepi sungai kemudian hasil erosi tersebut
diendapkan pada arah yang berlawanan. Perkembangan point bar sejalan

2 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

dengan berkembangnya sungai menjadi meander. Morfologi bentuklahan


point bar akan bertambah luas maju (slip-off slope) dengan membentuk
igir (ridges) dan ledok memanjang (swale) secara berurutan
(Dibyosaputro, 2016).
7. Channel bar atau disebut gosong tengah sungai merupakan endapan
seperti bukit pasir yang terbentuk secara bertahap disimpan di sepanjang
sisi dangkal tengah alur sungai dan menghasilkan akresi lateral (Hudson,
2017). Menurut Wintenberger et al. (2015) perkembangan channel bar
terkait dengan pasokan sedimen (fase, kuantitas dan ukuran butir) yang
terangkut oleh saluran sela terjadi banjir sehingga berpengaruh pada
perkembangan bukit pasir.
8. Meander adalah bentuk sungai yang berkelok-kelok yang terjadi akibat
adanya pengikisan dan pengendapan. Meander sebuah sungai akan
selalu berpindah tempat karena proses pengendapan dan penggerusan
yang selalu terjadi oleh selalu bekerjanya arus spiral di situ (Mulyanto,
2007). Meander sungai menggeser lereng di bagian bawah dengan
mengendapkan sedimen pada bagian dalam tikungan, sementara pada
sisi cekungan akan terkikis (Ahmed & Fawzi, 2011).
Bentuklahan bentukan asal fluvial berhubungan dengan daerah-
daerah penimbunan (sedimentasi) seperti lembah-lembah sungai besar dan
dataran aluvial. Pada dasarnya bentuklahan ini disebabkan karena proses
fluvial akibat proses air yang mengalir baik yang memusat (sungai) maupun
aliran permukaan bebas (overlandflow). Ketiga aktivitas baik dari sungai
maupun aliran bebas mencakup Erosi, Transportasi, dan Sedimentasi
(Raharjo, 2010). Erosi merupakan pelepasan progresif material dasar dan
tebing sungai, yang diakibatkan karena proses menumbuk dan menggerus
material sungai sehingga material alluvial yang tidak kompak seperti krakal,
kerikil, pasir, dan lempung dapat terangkut. Transportasi pada sedimen yang
terangkut tergantung pada debit sungai, material sedimen, kecepatan aliran.
Deposisi merupakan suatu pengendapan dari material-material permukaan

3 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

yang terendapakan disuatu tempat dimana gaya yang bekerja sudah tidak aktif
(Raharjo, 2010).
Menurut Veri Yulianto (2013), tahapan perkembangan suatu sungai
dapat dibagi menjadi 5 (lima) stadia, yaitu stadia sugai awal, stadia muda.
Stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali rejuvination adapun ciri-
ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Awal Initial Stage: Tahap awal suatu sungai seringkali dicirikan
oleh sungai yang belum memiliki orde dan belum teratur seperti lazimnya
suatu sungai. Air terjun, danau, arus yang cepat dan gradien sungai yang
bervariasi merupakan ciri-ciri sungai pada tahap awal.
b. Tahapan Muda: Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah
sungai yang aktifitas aliran sungainya mengerosi ke arah vertikal. Aliran
sungai yang menempati seluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya
profil lembahnya membentuk huruf V, air terjun dan arus yang cepat
mendominasi.
c. Tahapan Dewasa: Tahapan awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai
adanya pembentukan dataran banjir secara setempat-setempat dan
semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang
berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk dalam
tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk
meander, penyisiran ke arah depan dan belakang memotong suatu
dataran banjir flood plain yang cukup luas sehingga secara keseluruhan
ditempati oleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai
sudah memperihatkan keseimbanan antara laju erosi vertikal dan erosi
lateral.
d. Tahapan Tua: Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh
meander dan lebar dari dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas
meander belt. Pada umumnya dicirikan oleh danau tapal kuda oxbow lake
dan rawa-rawa swampy area.

4 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

e. Peremajaan Sungai: Setiap saat dari perkembangan suatu sungai dari


satu tahap ke tahap lainnya, perubahan mungkin terjadi dimana
kembalinya dominasi erosi vertikal sehingga sungai dapat diklasifikasi
menjadi sungai dalam tahapan muda. Sungai dewasa dapat mengalami
pengikisan kembali ke arah vertikal untuk kedua kalina karena adanya
pengangkatan dan proses terjadinya erosi ke arah vertikal pada sungai
berstadia dewasa akibat pengangkatan dan stadia sungai kembali menjadi
stadia muda
Ordo sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya
terhadap induk sungai pada suatu DAS. Semakin banyak jumlah orde sungai,
semakin luas dan semakin panjang pula alur sungainya. Ordo sungai dapat
ditetapkan dengan metode Horton, Strahler, Shreve, dan Scheidegger. Namun
pada umumnya metode Strahler lebih mudah untuk diterapkan dibandingkan
dengan metode yang lainnya. Berdasarkan metode Strahler,alur sungai paling
hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan orde pertama (ordo 1),
pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (ordo 2), demikian
seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor ordo yang
paling besar (Utama, 2009).

C. Alat dan Bahan


a) Alat
1. Walking board digunakan untuk alas menyalin garis kontur peta
topografi bentuklahan asal proses fluvial.
2. Drawing Pen 0.2 blue digunakan untuk menyalin pola aliran sungai.
3. Drawing Pen 0.2 red digunakan untuk memberikan kode ordo-ordo
sungai.
4. Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil praktikum.
5. Paper Clip, digunakan untuk menjepit kertas kalkir dengan peta
topografi bentuklahan asal proses fluvial.

5 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

b) Bahan
1. Satu lembar kertas kalkir ukuran A4 digunakan untuk menyalin
menyalin garis aliran sungai.
2. Peta topografi bentuk lahan asal proses fluvial (peta rupabumi lembar
Karangmoncol Kabupaten Purbalingga), yang akan disalin garis
konturnya dan dianalisis kenampakan yang ada.
Gambar 8.1 Peta RBI Lembar Karangmoncol Kabupaten Purbalingga

D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Meletakkan kertas kalkir ukuran A4 diatas peta topografi Kabupaten
Purbalingga.
3. Menjepit peta topografi dengan kertas kalkir ukuran A4 untuk
memudahkan dalam proses penyalinan.
4. Menggambar bentuklahan asal proses fluvial yang terdapat pada peta
topografi bentuklahan asal proses fluvial.
5. Mengidentifikasi kenampakan bentuklahan fluvial yang terdapat dalam
peta topografi daerah Kabupaten Purbalingga.

6 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

6. Mencatat hasil Identifikasi.


7. Menganalisa hasil identifikasi.
8. Menentukan ordo sungai.
9. Menganalisa ordo sungai.
10. Menyusun laporan praktikum.

E. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Tabel 8.1 Data Kenampakan Bentuklahan Fluvial yang Teridentifikasi di Peta
Rupabumi Lembar Karangmoncol Kabupaten Kulonprogo
N KENAMPAKAN YANG
KETERANGAN
O TERIDENTIFIKASI
Meander adalah bentuk sungai
yang berkelok-kelok yang terjadi
1 Meander (sungai berkelok)
akibat adanya pengikisan dan
pengendapan.
Point bar adalah endapan
sedimen yang berbentuk busur
2 Point Bar (tekuk sungai) di sepanjang bagian dalam dari
lekukan sungai dengan arah
vertikal dari saluran sungai
Endapan seperti bukit pasir yang
terbentuk secara bertahap
3 Gosong Sungai
disimpan di sepanjang sisi
dangkal di tengah sungai

Pembahasan
Bentuklahan proses fluvial terbentuk karena adanya erosi, transportasi
dan sedimentasi. Bentuklahan proses fluvial memiliki berbagai macam bentuk
kenampaka dan pada praktikum kali ini terdapat tiga kenampakan yang

7 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

teridentifikasi yaitu meander, point bar dan gosong sungai. Meander atau
bentuk sungai yang berbelok-belok terdapat di sungai sekitar brobahan,
majingklak, sampangan dan sidareme, pengikisan bagian tepi sungai terjadi
karena arus menabrak bagian tepi sungai, sehingga bagian tepi sungai terkikis
dan membentuk cekungan, selanjutnya arus air menabrak tepi sungai di
bawahnya dan dengan arah yang berlawanan sehingga sungai menjadi
berbelok-belok. Sungai sungai meander di kecamatan karangmoncol terdapat
pada ordo 2 dan ordo 1.
Point bar atau endapan material yang ada di tepi sungai, point bar
terjadi karena arus sungai yang kuat mengerosi tepi sungai dan material
terbawa ke tepi sungai lainnya dan mengendap. Berdasarkan hasil analisis
point bar di Kecamatan karangmoncol terdapat di sungai serayu di daerah
sidamulya, tepi sungai tumbra di desa karangtengah, desa baleraksa, tipar,
hingga brobahan, selain itu terdapat juga di desa karanggemplak, kebongede
dan desa pepedan. Point bar berada di sungai dengan ordo 2 dan 3
Gosong sungai atau endapan material yang berada di tengah sungai,
diakibatkan karena material yang terangkut perlahan-lahan mengendap
sehingga terakumulasi di tengah sungai. Gosong sungai di kecamatan
karangmoncol berada di desa margasana di sungai serayu, daewah
wadasmalang berada di kali tumbra, dan di sekitar brobahan. Gosong sungai
terdapat pada ordo 4 , 3 dan 2
Ordo sungai merupakan percabangan dari sungai, jika sungai tidak
memiliki anak sungai lagi berarti memiliki ordo 1, jika terdapat ordo 1 bertemu
dengan ordo 1 maka sungai tersebut merupakan ordo 2 dan seterusnya.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bemakin banyak percabangan sungai, jumlah ordo sungai akan semakin
banyak

8 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

2. Pola aliran yang terdapat pada peta RBI daerah karangmoncol adalah pola
aliran dendritik
3. Terdapat tiga kenampakan yang teridentifikasi yaitu, meander, point bar
dan gosong sungai
4. Tahapan perkembangan sungai di kecamatan karangmoncol merupakan
tahapan tua karena terdapat dataran yang diisi meander
5. Orde sungai tertinggi yang ditemukan adalah orde 4

G. Daftar Pustaka
Hasmunir. (2017). Materi Pembelajaran Geomorfologi Untuk Program Studi
Pendidikan Geografi. Jurnal Pendidikan Geosfer 2(2): 9-21
Islami, M. (2014). Analisis Perubahan Meander Saluran Tanah Akibat Variasi
Debit (Uji Model Laboratorium). Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
2(3): 314-319
Miardiani. (2019). Dinamika Bentukan Lahan Fluvial Akibat Sedimentasi Di
Sungai Grindulu, Segmen Arjosari-Pacitan. Jurnal Penelitian
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 3(1): 13-26
Raharjo, P. D. (2013). Penggunaan Data Penginderaan Jauh Dalam Analisis
Bentukan Lahan Asal Proses Fluvial Di Wilayah Karangsambung.
Jurnal Geografi 10(2): 167-174
Utama, L dkk. (2018). Kajian Morphometri Pada Daerah Aliran Sungai (Das)
Batang Kuranji Terhadap Debit Banjir. Jurnal Sains dan Teknologi 1(1):
65-79

9 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Lampiran
Gambar 8.2 Delineasi bentuklahan fluvial pada peta RBI lembar
Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga.

10 | Lab Geo Fisik, FIS UNY, 2021

Anda mungkin juga menyukai