LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI
Acara ke: : 8
Topik : Mengidenifikasi Bentuklahan Asal
Proses Fluvial
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuklahan asal proses fluvial
menggunakan peta topografi.
2. Mahasisiwa dapat menentukan ordo sungai yang terdapat dalam peta
topografi
3. Mahasiswa dapat menganalisis kenampakan dan ordo sungai
bentuklahan asal proses fluvial.
B. Dasar Teori
Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu tentang yang
membicarakan tentang bentuklahan yang mengukir permukaan bumi,
Menekankan cara pembentukannya serta konteks kelingkungannya
(Dibyosaputro, 1998). Obyek kajian geomorfologi adalah bentuklahan yang
tersusun pada permukaan bumi di daratan maupun penyusun muka bumi di
dasar laut, yang dipelajari dengan menekankan pada proses pembentukan
dan perkembangan pada masa yang akan datang, serta konteksnya dengan
yang terendapakan disuatu tempat dimana gaya yang bekerja sudah tidak aktif
(Raharjo, 2010).
Menurut Veri Yulianto (2013), tahapan perkembangan suatu sungai
dapat dibagi menjadi 5 (lima) stadia, yaitu stadia sugai awal, stadia muda.
Stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali rejuvination adapun ciri-
ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Awal Initial Stage: Tahap awal suatu sungai seringkali dicirikan
oleh sungai yang belum memiliki orde dan belum teratur seperti lazimnya
suatu sungai. Air terjun, danau, arus yang cepat dan gradien sungai yang
bervariasi merupakan ciri-ciri sungai pada tahap awal.
b. Tahapan Muda: Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah
sungai yang aktifitas aliran sungainya mengerosi ke arah vertikal. Aliran
sungai yang menempati seluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya
profil lembahnya membentuk huruf V, air terjun dan arus yang cepat
mendominasi.
c. Tahapan Dewasa: Tahapan awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai
adanya pembentukan dataran banjir secara setempat-setempat dan
semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang
berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk dalam
tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk
meander, penyisiran ke arah depan dan belakang memotong suatu
dataran banjir flood plain yang cukup luas sehingga secara keseluruhan
ditempati oleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai
sudah memperihatkan keseimbanan antara laju erosi vertikal dan erosi
lateral.
d. Tahapan Tua: Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh
meander dan lebar dari dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas
meander belt. Pada umumnya dicirikan oleh danau tapal kuda oxbow lake
dan rawa-rawa swampy area.
b) Bahan
1. Satu lembar kertas kalkir ukuran A4 digunakan untuk menyalin
menyalin garis aliran sungai.
2. Peta topografi bentuk lahan asal proses fluvial (peta rupabumi lembar
Karangmoncol Kabupaten Purbalingga), yang akan disalin garis
konturnya dan dianalisis kenampakan yang ada.
Gambar 8.1 Peta RBI Lembar Karangmoncol Kabupaten Purbalingga
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Meletakkan kertas kalkir ukuran A4 diatas peta topografi Kabupaten
Purbalingga.
3. Menjepit peta topografi dengan kertas kalkir ukuran A4 untuk
memudahkan dalam proses penyalinan.
4. Menggambar bentuklahan asal proses fluvial yang terdapat pada peta
topografi bentuklahan asal proses fluvial.
5. Mengidentifikasi kenampakan bentuklahan fluvial yang terdapat dalam
peta topografi daerah Kabupaten Purbalingga.
Pembahasan
Bentuklahan proses fluvial terbentuk karena adanya erosi, transportasi
dan sedimentasi. Bentuklahan proses fluvial memiliki berbagai macam bentuk
kenampaka dan pada praktikum kali ini terdapat tiga kenampakan yang
teridentifikasi yaitu meander, point bar dan gosong sungai. Meander atau
bentuk sungai yang berbelok-belok terdapat di sungai sekitar brobahan,
majingklak, sampangan dan sidareme, pengikisan bagian tepi sungai terjadi
karena arus menabrak bagian tepi sungai, sehingga bagian tepi sungai terkikis
dan membentuk cekungan, selanjutnya arus air menabrak tepi sungai di
bawahnya dan dengan arah yang berlawanan sehingga sungai menjadi
berbelok-belok. Sungai sungai meander di kecamatan karangmoncol terdapat
pada ordo 2 dan ordo 1.
Point bar atau endapan material yang ada di tepi sungai, point bar
terjadi karena arus sungai yang kuat mengerosi tepi sungai dan material
terbawa ke tepi sungai lainnya dan mengendap. Berdasarkan hasil analisis
point bar di Kecamatan karangmoncol terdapat di sungai serayu di daerah
sidamulya, tepi sungai tumbra di desa karangtengah, desa baleraksa, tipar,
hingga brobahan, selain itu terdapat juga di desa karanggemplak, kebongede
dan desa pepedan. Point bar berada di sungai dengan ordo 2 dan 3
Gosong sungai atau endapan material yang berada di tengah sungai,
diakibatkan karena material yang terangkut perlahan-lahan mengendap
sehingga terakumulasi di tengah sungai. Gosong sungai di kecamatan
karangmoncol berada di desa margasana di sungai serayu, daewah
wadasmalang berada di kali tumbra, dan di sekitar brobahan. Gosong sungai
terdapat pada ordo 4 , 3 dan 2
Ordo sungai merupakan percabangan dari sungai, jika sungai tidak
memiliki anak sungai lagi berarti memiliki ordo 1, jika terdapat ordo 1 bertemu
dengan ordo 1 maka sungai tersebut merupakan ordo 2 dan seterusnya.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bemakin banyak percabangan sungai, jumlah ordo sungai akan semakin
banyak
2. Pola aliran yang terdapat pada peta RBI daerah karangmoncol adalah pola
aliran dendritik
3. Terdapat tiga kenampakan yang teridentifikasi yaitu, meander, point bar
dan gosong sungai
4. Tahapan perkembangan sungai di kecamatan karangmoncol merupakan
tahapan tua karena terdapat dataran yang diisi meander
5. Orde sungai tertinggi yang ditemukan adalah orde 4
G. Daftar Pustaka
Hasmunir. (2017). Materi Pembelajaran Geomorfologi Untuk Program Studi
Pendidikan Geografi. Jurnal Pendidikan Geosfer 2(2): 9-21
Islami, M. (2014). Analisis Perubahan Meander Saluran Tanah Akibat Variasi
Debit (Uji Model Laboratorium). Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
2(3): 314-319
Miardiani. (2019). Dinamika Bentukan Lahan Fluvial Akibat Sedimentasi Di
Sungai Grindulu, Segmen Arjosari-Pacitan. Jurnal Penelitian
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 3(1): 13-26
Raharjo, P. D. (2013). Penggunaan Data Penginderaan Jauh Dalam Analisis
Bentukan Lahan Asal Proses Fluvial Di Wilayah Karangsambung.
Jurnal Geografi 10(2): 167-174
Utama, L dkk. (2018). Kajian Morphometri Pada Daerah Aliran Sungai (Das)
Batang Kuranji Terhadap Debit Banjir. Jurnal Sains dan Teknologi 1(1):
65-79
Lampiran
Gambar 8.2 Delineasi bentuklahan fluvial pada peta RBI lembar
Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga.