Anda di halaman 1dari 9

BAB I

BENTUK ASAL FLUVIAL

1.1 Maksud dan Tujuan


1. Praktikan dapat mengenali dan menjelaskan ciri-ciri bentuk lahan fluvial pada
peta topografi
2. Praktikan dapat mengeerti proses-proses yang menyebabkan terbentuknya
bentu lahan fluvial serta menjelaskna proses-proses fluvial yang berlangsung
berdasarkan kenampakan pada peta topografi.
1.2 Latar Belakang
Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta
aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan salah
satu bagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari
ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan
luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape)
sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform).
Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya
pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar
laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi,
tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di
bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan
mempelajari bentuk-bentuk geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat
berpotensi berbahaya maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan
identifikasi bentuk lahan.
Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap
(Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan.
Arti pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek
estetika pada suatu lingkungan tertentu Untuk mengadakan analisis
bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu
pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahwaunit analisis
yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan
mengklasifikasi bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangkakerja
bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka dapat
diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir
bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan
manusia.
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk
topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis
pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan
terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran
sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah
lapisan permukaan bumi. Pada makalah ini akan dijelaskan kembali apa yang
dimaksud dengan bentanglahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.
Bab II
Bentuk Asal Fluvial
2.1 Dasar Teori
PENGERTIAN LAHAN FLUVIAL
Bentuklahan fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun
kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang
disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara
terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil
akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air
yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena
proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air
permukaan.
Macam-macam Proses Fluviatil adalah :
• Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air
tanah yang menyebabkan terjadinya lembah-lembah.
• Proses transporasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material oleh
suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada
sungai sebagai efek dari gaya gravitasi.
• Proses sedimentasi terjadi bila terjadi ketika sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang,
maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru
kemudian diendapkan material yang lebih halus.

Jenis Bentukan Bentuklahan Asal Fluvial


1. Dataran aluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat
proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih
rendah atau mengikuti aliran sungai.
Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran
lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah
sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air
tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.
2. Dataran banjir
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa
pasir, lanau, dan lumpur.
3. Tanggul alam sungai (natural levee)
Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang
berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang
dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu
akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk
tanggul alam.

4. Rawa belakang (backswamps)


Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian daridataran banjir dimana simpanan
tanah liat menetap setelahbanjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai
alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari
saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir,
material terberat tetes keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih
besar
Relief : Cekung – datar
Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak
Proses :Sedimentasi
Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentassi.
5. Kipas aluvial
Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau
pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien
kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang
dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk
seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya
pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan
umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga
merupakan lapisan pembawa air yang baik.
6. Teras sungai
teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
proses-proses yang telah terjadi di masa lalu. teras sungai
merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai. Proses deposisi,
proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank sangat
berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yang
mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah
perubahan base level of erosion dan perubahan iklim
7. Gosong sungai (point bar)
Relief : Datar – berombak
Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak
Proses :Sedimentasi
Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu gosong tumpul
dan bagian hilir menyudut.
8. Sungai teranyam (braided stream)
Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya
luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu
sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk
endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak,
maka alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga
anastomosis( Fairbridge, 1968).
9. Sungai meander dan enteranched meander
Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan
tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini
terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran
banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab
adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang
menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke
batuan yang lebih lemah.
10. Delta dan macamnya
Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk
pada daerah base level. Pada saataliran air mendekati muara, seperti danau atau
laut makakecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan
sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur
akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan -
lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas
pada bagian sungai yangmendekati muara nya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,sedimen yang dibawa oleh
sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di
sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang
alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

No Nama Karakteristik Utama


1 Dataran aluvial Relief berbentuk datar yang luas di sisi aliran sungai yang
terbentuk oleh material hasil luapan sungai pada masa lalu
2 Dataran banjir Relief berbentuk datar di sisi aliran sungai yang terbentuk oleh
material hasil luapan sungai yang masih sering tergenangi apabila
terjadi luapan, akan tetapi genangan hanya bersifat sementara
3 Tanggul alam Penghalang sepanjang sungai, merupakan deposit material yang
diluapkan oleh aliran air sungai
4 Teras Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur yang
deposisional dialiri air dengan material berupa endapan yang dibawa oleh aliran
air
5 Teras batuan Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur yang
dasar dialiri air dengan material berupa batuan dasar karena material
deposisionalnya telah larut terbawa air
6 Rawa belakang Wilayah yang terletak di balik tanggul sungai dengan ketinggian
sungai hampir sejajar dengan sungai sehingga apabila sungai meluap
mudah tergenangi dan genangan bertahan cukup lama
7 Kipas aluvial Aliran sungai dengan bentuk menyebar dari suatu ujung tunggal,
merupakan kondisi peralihan dari aliran yang sempit ke wilayah
yang lebih luas
8 Gosong sungai Pulau-pulau yang terletak di tengah aliran sungai dengan material
kasar
9 Meander Cekungan membelok, bekas sungai yang terpenggal akibat
terpenggal terjadinya pelurusan sungai
10 Dasar sungai Cekungan memanjang, bekas sungai yang tidak dialiri air lagi
mati

2.2 Pembahasan
2.2.1 Dataran Banjir
Dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan
derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir
terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah-tanah yang berasal dari hilir
aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan-
pertemuan sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir
merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal
sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan. Dapat di lihat pada peta
daerah dataran banjir di batasi oleh warna hijau dan di lambangkan dengan
tulisan F7.
2.2.2 Dataran Aluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat
proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih
rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai,
daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup
oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari
daerah yang lebih tinggi letaknya. Pada peta topografi, Morfologi dataran alluvial
di batasi garis bewarna hijau dan di beri symbol F1 pada peta tersebut.
2.2.3 Hamparan Celah
Hamparan celah adalah suatu bentuk lahna fluvial yang terbentuk dari akibat
berbagai proses fluvial yang menyebabkan suatu bentuk lahan yang terdapat di
antara bentuk lahan fluvial lainnya contohnya terletek antara lantaran banjir dan
tepi gosong sungai. Dimana pada peta di simbolkan dengan F11.
2.2.4 Gosong Sungai
Gosong sungai (point bar)
Merupakan kenampakan morfologik yang umum pada sungai yang sedang
mengalami meandering dan pada saat yang bersamaan pengendapan point bar
merupakan proses sedimentasi yang terjadi di dalam alur sungai tersebut.
Bentuk dan ukuran sedimentasi bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai
serta berkembang pada bagian lengkung dalam (inner band) alur sungai.
Tekstur dari material point bar tergantung pada keadaan sedimen yang
terangkut pada saat banjir terjadi. Kelerengan umumnya miring ke arah aliran
menuju lengkung luar. Di mana pada peta banyak terdapat point bar (gosong
sungai) karena sungai di indikasikan sungai tua dicirkan banyaknya kelokan
sungai. Gosong sungai pada peta di beri symbol F13.
Bab III
Kesimpulan
1. Daerah dataran banjir terletak atau sisi kanan atau sisi kiri pada sungai di
tandai dengan morfologi dataran dan mempunyai morfostruktur tidak
resisiten.
2. Morfologi bentuk lahan dataran alluvial adalah dataran di sirikan dengan
materil mempunyai partikel/material kecil.
3. Hamparan celah adalah suatu bentuk lahna fluvial yang terbentuk dari akibat
berbagai proses fluvial yang menyebabkan suatu bentuk lahan yang terdapat
di antara bentuk lahan fluvial lainnya contohnya terletek antara lantaran
banjir dan tepi gosong sungai
4. Gosong sungai (point bar) merupakan endapan hasil dari sediment sungai
sebagai akibat proses erosi yang membawa material kasar atau halus.
Daftar Pustaka

Henry.A.2012.Fenomenamorfografi.http://henryambaramh.blogspot.com/2012/0
5/makalah-geomorfologi.html. Di akses pada tanggal 17 Maret 2014

Budairi.2012.BentukAsalFluvial.http://www.budairi.com/2012/10/geomorfologi-
bentuklahan-ekohidrolik.html#ixzz2vzAs26Zn. Di akses pada tanggal 17
maret 2014

Anda mungkin juga menyukai