Anda di halaman 1dari 7

Soal

1. Apa yang dimaksud dengan:


a. Epirogenesis
b. Orogenesis
c. Tafrogenesis
d. Sungai antacedent
e. Sungai super imposed
f. Spheroidal weathering
g. Exfoliasi
h. Creeping
i. Gully
j. Divide
2. Apakah perbedaan antara:
a. Pelapupakan dan erosi
b. Alluvium dan kolovium
c. Slumping dan sliding
d. Sungai periodik dan episodik
e. Sungai efluent dan sungai influent
f. Settlement dan subsiden
g. Hidrasi dan hidrolisis
h. Lava dan lahar
i. Pola penyaluran trellis dan rectangular
j. Morfoggrafi dan morfometri
Untuk point c dan e disertai gambar!
3. Gambarkan pola penyaluran:
a. Dichotomik
b. Braided
c. Yazoo
d. Rectingular
e. Anastomic
Masing-masing pola penyaluran diatas berkembang pada kondisi apa?
Jawaban:
1. Yang dimaksud dengan:
a. Epirogenesis adalah proses pengangkatan jalur-jalur kerak bumi oleh tenaga endogen
sehingga dapat terbentuk pembumbung muka bumi yang berbentuk kubah. Proses ini
terjadi pada daerah yang luas, misalnya benua dan gerakannya lambar (Katili dan Marks,
1963:285).
b. Orogenesis adalah proses terangkatnya dan terlipatnya jalur kerak bumi oleh tenaga
endogenik sehingga terjadi struktur antiklin dan sinklin. Proses ini terjadi pada daerah
yang relatif sempit dan gerakannya relatif lebih cepat daripada epirogenesis (Katili dan
Marks, 1963:285).
c. Tafrogenesis adalah pembentukan fenomena rekahan, dicirikan oleh sesar normal
bersudut besar dan penururnan (subsidence) yang berkaitan. Proses ini sering kali
merupakan tahap awal pecahnya benua dan pemisahan lempeng (Krenkel, 1922 dalam
Bates dan Jackson, 1987:673).
d. Sungai Antacedent adalah sungai yang mempetahankan kedudukannya selama
daerahnya terangkat sehingga lembah sungai menjadi makin dalam dan terbentuk teras-
teras sungai, contoh Sungai Luk Ulo di Karangsambung, Kebumen.
e. Sungai Superimposed atau sungai Superposed adalah sungai yang mengerosi vertikal
hingga batuan tua yang ada dibagian bawahnya tersayat, tanpa ada pengangkatan di
daerah tsb, contoh: Sungai Potomac di daerah Appalachian.
f. Spheroidal weathering adalah pelapukan karena batuan mengalami retakan/ kekar (bisa
terbentuk akibat proses sekunder dan primer), dimana kekar-kekar ini menjadi jalan air
mengalir. Air mengalir kemudian mempengaruhi sifat batuan dengan terjadinya proses
hidrolisis atau hidrasi pada tubuh batuan disekitar kekar. Akibatnya terjadilah
pengelupasan kulit pada batuan dimana tubuh batuan yang segar akan membentuk seperti
bola pada sekitar tubuh yang lapuk, biasanya Spheroidal weathering terjadi pada batuan
homogen yang kaya akan feldspar.
g. Exfoliasi adalah pengelupasan batuan menjadi bentuk lempeng lengkung karena bagian
luar lapuk oleh proses hidrasi atau hidrolisis kemudian rontok oleh energi mekanik.
h. Creeping adalah gerakan massa tanah sepanjang bidang batas dengan batuan induknya,
gerakannya sangat lambat, biasanya terjadi di area yang sangat luas.
i. Gully adalah lembah pada sungai yang memiliki kedalaman 50-300 cm.
j. Divide merupakan dataran tinggi yang memisahkan 2 kolom drainase atau juga dapat
didefiniskan sebagai daerah datar antara sungai.
2. Perbedaan antara:
a. Pelapukan dan erosi yaitu terdapat pada sudah tertransport atau tidaknya suatu material
dari batuan induknya. Disebut pelapukan apabila proses tsb mendegradasi suatu mass
batuan menjadi lebih kecil dan sisa residu akan tertinggal disekitar massa batuan induk,
sedangkan erosi material residu hasil pelapukan akan mengalami proses transportasi oleh
agen geologi, misal air, angin, dan gletser ke tempat yang jauh dan akan mengendap
daerah temapat ia tertransport.
b. Alluvium dan Koluvium, perbedaan keduanya adalah terletak pada tempat
mengendapnya material sisa dari pusat sumbernya dan sortasi materialnya. Umumnya
koluvium adalah kata yang digunakan untuk material sedimen yang bersiftat tak
terkonsolidas (sortasi buruk) yang akibat limpasan airhujan dan aliran lembar permukaan
kemudian mengendap bergerak secara lambat ke bawah bukit dan terendapkan sepanjang
lereng bukit sampai kaki bukit, contoh kipas koluvial atau terendapkan pada lembah yang
dekat dengan sumber asal material. Aluvium sendiri adalah material yang diendapkan
pada masa kini oleh aliran air sungai dan biasanya sifat material pasir sampai lempung
(sortasi baik).
c. Slumping dan sliding. Slumping adalah gerakan massa hancuran batuan ke arah bawah
lereng melalui sebuah bidang cekung, gerakannya berputar/berotasi. Sedangkan sliding
adalah gerakan cepat menggelinding/rolling atau bergeser/sliding hancuran batuan ke
arah bawah lereng melalui bidang rata miring tanpa gerakan terputar/rotasi. Jadi
perbedaan keduanya ada pada sifat bidang saat meluncur, yaitu pada bidang luncur slump
cenderung lengkung sedangkan pada sliding cenderung rata sehingga pada slump aliran
material bergerak berotasi sedangkan sliding tidak.

Gambar 1 kiri Slumping dan kanan Sliding. Sumber: wikipedia.com


d. Sungai periodik adalah sungai yang debit airnya berubah-ubah, yaitu pada saat musim
hujan akan banyak dan pada musim kemarau debit air kecil/turun sedangkan sungai
episodik yaitu sungai yang pada musim hujan airnya banyak tetapi pada musim kemarau
kering, kesimpulannya sungai periodik jumlah debit airnya akan berubah sepanjang
musim tetapi tidak sampai kering seperti pada sungai episodik.
e. Sungai Efluent adalah sungai yang debit airnya diisi oleh airtanah secara langsung akibat
posisi ketinggian Muka Air Tanah berada pada muka air sungai sehingga pasokan air
sungai berasal dari airtanah, sedangkan influent adalah sungai yang permukaan airnya
lebih tinggi daripada permukaan airtanah disekitarnya sehingga sungai memberikan
pasokan airnya ke airtanah. Jadi secara kesimpulan sungai efluent pasokan air berasal
dari airtanah sedangkan sungai influent memasok pasokan airnya ke airtanah.

Gambar 2 kiri sungai efluent dan kanan sungai Influrnt. Sumber: DigoPaul.com

f. Settlement adalah menurunnya suatu muka lahan akibat proses pembebanan alami atau
buatan manusia yang ada dipermukaan bumi. Sedangkan Subsidence adalah menurunya
muka lahan akibat adanya rongga-rongga dibawah permukaan bumi. Rongga ini
umumnya berasal dari pori primer saat batuan terbentuk beda halnya denga Settlement
yang diakibatkan ketidakmampuan pondasi dasar beban dalam menahan beban diatasnya
akibat pondasi yang memilki batas fisik tertentu, misal lempung, pasir, dll
g. Hidrasi dan hidrolosis umumnya mempunyai kesamaan yaitu sama-sama pelapukan
kimia yang agen kimianya berupa air, tetapi ke-2 memiliki perbedaan berdasarkan rekasi
agen air terhadap batuan. pada reaksi hidrasi air hanya berperan sebagai media yang
menambahkan komponen unsur kedalam komponen kimia mineral, misal mineral
Anhydrite menjadi Gypsum, atau malah hanya sebatas lewat dan diam dalam suatu dan
membentuk es pada musim dingin yang menambah menambah volume rongga batuan
yang kemudian pada musim panas mencair dan menyisakan kekar-kekar pada batuan.
sedangkan pada reaksi hidrolisis mineral akibat bereaksi dengan air akan berubah
susunannya karena air melakukan penguraian pada susunan kimia mineral dan tentunya
seluruh tubuh batuan, contoh mineral Orthoklas bereaksi dengan air menjadi Kaolinit dan
Silika.
h. Lava adalah merupakan turunan dari magma, dimana secara definisi merupakan zat
padat, mobile,dengan suhu yang tinggi, tersusun atas silika dalam jumlah banyak,
anorganik, dan terbentuk di dalam perut bumi, tetapi lava sendiri magma yang telah
keluar dari permukaan bumi dan disebut sebagi batuan ekstrusif. sedangakan lahar adalah
aliran lumpur yang tersusun oleh material volkaniklastik pada lereng gunungapi.
Fragmen-fragmen yang terbawa meliputi materi piroklastik, tanah, atau lava bercampur
dengan air hujan atau air kawah yang tercurah selama letusan gunungapi (Bates dan
Jackson, 1087:366).
i. Pola penyaluran trellis umumnya memiliki bentuk seperti bentuk tulang daun, dimana
didalamnya tersusun atas beberapa aliran anak sungai yang berhilir pada sungai utama.
lebih lanjut bentuknya sungai utama mengalir dari tempat tinggi ke rendah (sungai
utama), umumnya sungai tipe ini bisa ditemui pada bentuk lahan struktural seperti
lipatan, sedangakan sungai rectangular merupakan sungai yang memiliki anak sungai
yang membentuk sudut tumpul pada sungai utama atau seolah-olah membentuk sudut
pada kotak dan jenis sungai ini ditemui pada bentuklahan struktural seperti patahan/ sesar
mendatar atau kekar.
j. Morfogarfi adalah aspek deskriptif geomorfologi suatu daerah seperti daratan,
perbukitan, plato,dll sedangakan morfometri lebih mengarah pada aspek kuantitatif suatu
daerah seperti kecuraman lereng, ketinggian, singkapan dan kekasaran.
3. Pola aliran:

Gambar 3 dari kiri atas Anastomatic, Braided, Dichotomic, Recticular dan paling
bawah Yazoo. Sumber: Wikipedia.com., http://ubclfs-wmc.landfood.ubc.ca

Penjelasan:
a. Pola aliran Dichotomic. Memiliki karakteristik berupa saluran air/ Channels berada atau
melewati kipas alluvial yang kasar, aliran sungai menerus tetapi tiba-tiba menghilang akibat
tingginya tingkat infiltrasi air pada bagian dasr dari kipas.
b. Pola aliran Braided/ Mengayam. Kondisi geologi berupa, terdapat pada bentuklahan aluvial
rendahan dengan kemiringan kecil serta meader yang sedikit.
c. Pola Yazoo. Pola ini menurut verstappen merupakan pola pada daerah akumulasi di daratan
rendah. Pola ini berupa adanya anak sungai kecil yang mengalir kearah sungai utamanya
membentuk sudut lancip, dan anak sungai yang ada sejajar mengalir ke arah sungai
utamanya menuju hilir. Anak sungai dari kawsan dataran banjir kerarah sungai utama, pola
ini biasanya dijumpai pada sungai bagian hilir, dengan syarat topografi datar dan
keseragaman material yakni alluvium.
d. Pola aliran Reticular. Memiliki karakteristik berada pada lingkungan pantai, memiliki
derajat kemiringan rendah, sangat dipengaruhi oleh pasag-surut airlaut, saluran air dapat
berubah-ubah dan memiliki area basah yang luas.
e. Pola aliran Anastomatic memiliki beberapa ciri khas yaitu, sungai yang memiliki meander
disertai tapal kuda, adanya penyaluran yang mengunci satu sama lain yang juga memotong
meander yang ada. Berada pada topografi rendah, bersifat basah, dan bentuklahan alluvial
rendahan.

Anda mungkin juga menyukai