MIKROPALEONTOLOGI
5
6
disebabkan ia lebih banyak dijumpai dan dapat dijadikan penentuan umur relatif
yang baik.
Dalam bentuk ukuran umumnya foraminifera terbagi atas dua ukuran yaitu
besar sering disingkat sebagai Large Benthic Foraminifera (LBF) dan
foraminifera kecil. Walaupun berukuran besar foraminifera besar dalam
pengamatannya juga dipelajari menggunakan mikroskop untuk mempelajari
struktur internalnya yang dalam laporan ini tidak akan dipelajari lebih dalam.
hidup maka ia akan melakukan kegiatan seksual. Ada sebuah keunikan tersendiri
pada foraminifera yang bereproduksi secara aseksual dan seksual yaitu dengan
melihat ukuran kamar utama/procolum apabila kamar utama lebih besar dari
cangkang maka disebut megalospheric yang menunjukkan ia berkembang secara
aseksual apabila kamar utama kecil dari cangkang disebut sebagai mikrospheric
berarti ia berkembang secara seksual. Gejala ini dikenal dengan sebutan
dimorphism dan apabila berlanjut disebut trimorphism apabila ada perubahan
bentuk pada ketiga kalinya pada cangkang.
2.4.1.2 Morfologi
Foraminifera sebagai makhluk hidup cukup membuat banyak
keunikan tersendiri dalam mempelajarinya sebab melalui morfologinya
kita bisa melihat keanekaragaman hidup dalam bentuk morfologi. Seperti
bentuk yang paling sederhana yang hanya berupa bentuk tabung dengan
satu apertur pada satu sisi atau kedua sisinya. Lebih lanjut lagi secara
pembagian susunan kamar yang ditampilkannya juga masuk kedalam
bentuk-bentuk paling lanjut.
Seperti yang telah dijelaskan diatas keunikan yang ditampilkan
foraminifera dalam bentuk morfologinya telah banyak membuat para
peneliti mempelajari bentuk-bentuk yang ditampilkannya. Salah satu hasil
yang dapat sekarang diketahui dari bentuk fisik foraminifera adalah
struktur dari cangkangnya dimana struktur cangkangnya memiliki banyak
berbagai macam struktur seperti yang paling umum di kelompokan adalah
agluitin/arenaceous, khitin, gamping/kapur, dan silika.
1. Dinding khitin/tektin
Dinding khitin atau tektin merupakan bentuk dinding yang paling
primitif pada foraminifera. Dinding ini terbuat dari zat organik
menyerupai zat tanduk, fleksibel, dan transparan, biasanya berwarna
kuning dan tidak berpori (impperforate). Foraminifera yang
mempunyai bentuk sperti ini jarang ditemukan sebagai fosil (kecuali
golongan Allogromidae). Beberapa golongan foraminifera lainnya
14
3. Dinding silikaan
Dinding tipe yang jarang ditemukan. Material silikaan dapat
dihasilkan oleh organisme itu sendiri atau dapat juga merupakan
material sekunder dalam pembentukannya. Contoh foraminifera yang
dapat mempunyai dinding silikaan adalah golongan Ammodiscidae,
Hyperamminidae, Silicimidae, dan beberapa spesies dari golongan
Miliodae.
4. Dinding gampingan
Williamson (1958), dalam pengamatannya pada foraminifera
resen, mengklasifikasikan tipe dinding gampingan ini menjadi dua,
yaitu dinding porselen dan hyalin. Tetapi, selain kedua tipe ini masih
terdapat tipe dinding gampingan lain, yaitu tipe dinding gampingan
yang granuler dan kompleks. Jadi, terdapat empat tipe dinding
gampingan, yaitu:
a. Dinding porselen
17
aperture terdapat kamar utama/kamar awal yaitu kamar yang pertama kali terbentuk
ketika foram tersebut ada.
Bentuk cangkang pada foraminifera sendiri cukup banyak dan dalam berbagai
bentuk hal ini sebagai bentuk cara hidupnya. Pada umumnya foraminifera
membentuk cangkang yang biasanya terdiri atas satu atau beberapa kamar.
Berdasarkan jumlah kamar yang dipunyainya, yang kita kenal:
1. Monotalamus test (uniloculer): cangkang foraminifera yang terdiri atas satu
kamar.
2. Politalamus test (multiloculer): cangkang foraminifera yang terdiri atas
banyak kamar.
Jika dipahami lebih lanjut pada saat kegiatan praktikum uumnya kelompok
monotalamus lebih banyak didominasi oleh kelompok bentonik. Dengan berbagai
macam bentuk misal bulat, memanjang, memipih, tabung, dan lain-lain. Sementara
itu, bentuk susunan kamar cangkang politalamus lebih rumit daripada
monotalamus. Berdasarkan bentuk akhir susunan kamarnya, secara umum
cangkang politalamus dapat dibedakan menjadi:
1. Uniformed test: terdiri atas satu macam kamar, contoh: Nodosaria
2. Biformed test: terdiri atas dua macam kamar, contoh: Heterostomella
3. Triformed test: terdiri atas tiga macam kamar, contoh: Vulvulina
4. Multiformed test: terdiri atas banyak macam kamar, sangat jarang dijumpai.
20