Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia gemar mencari asal mula atau permulaan sesuatu. Bagi para ahli biologi
asal mula kehidupanlah yang menjadi objeknya, sehingga pernyataan “Bagaimanakah
asal mula kehidupan” dan “dari manakah asalnya kehidupan” merupakan pernyataan
yang selalu ada dari abad ke abad. Penemuan dan catatan tentang fosil tidak dapat
memberi petunjuk tentang asal mula kehidupan, karena fosil-fosil tertua yang pernah
ditemukan adalah organisme-organisme yang rumit. Jadi para ahli biologi terpaksa
memilih lagi bermacam-macam petunjuk yang tidak langsung, kemudian berdasarkan
anggapan-anggapan disusun pemikiran mengenai asal mula kehidupan

Pada zaman dahulu kala, terutama zaman Yunani, orang lebih banyak
mempelajari filsafat. Dari filsafat ini, selanjutnya berkembang adanya filsafat alam dan
filsafat moral. Filsafat alam mempunyai turunan ilmu-ilmu alam (the natural sciences),
sedangkan fi lsafat moral berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial (the social sciences).

Ilmu-ilmu alam ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni ilmu abiotik/non hayati
(the physical science) dan ilmu hayat (the biological science). Ilmu hayat inilah yang
biasa disebut dengan nama biologi. Biologi dimaksudkan sebagai ilmu yang
mempelajari makhluk hidup. Hal ini sesuai,dengan asal kata biologi dari bahasa
Yunani, yakni bios yang berarti ‘hidup’ dan logos yang berarti ‘ilmu’.

Biologi terus berkembang seiring penelitian dan penemuan-penemuan baru.


Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, contohnya adalah
perkembangan mikroskop. Ketika mikroskop pertama kali ditemukan, kemampuannya
untuk melihat objek-objek mikroskopis masih sangat terbatas. Kemudian berkembang
mikroskop seperti yang umum kita gunakan saat ini yang disebut sebagai mikroskop
cahaya karena sumber sinarnya adalah cahaya.

Setelah itu, berkembang pula mikroskop elektron, yaitu mikroskop yang sumber
sinarnya adalah elektron, sehingga pengamatan dengan mikroskop ini dapat dilakukan
dengan lebih detail dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Dengan dukungan

1
teknologi lain, kajian bio logi pun mengalami perkembangan, sehingga muncullah
penemuan-penemuan baru seperti dalam biologi molekuler, dan bioteknologi.

Akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat, saat ini biologi sudah
merambah pada hal-hal yang dulunya tidak mungkin dilakukan. Biologi akan selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dan teknologi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sejarah Perkembangan Biologi?


2. Berkembangan Biologi Sains Sampai abad ke-20?
3. Genetika dan Hereditas
4. Apa itu Mikrobiologi?
5. Teori Evolusi?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini untuk menambah pengetahuan, wawasan kita dalam
bidang biologi yang ditinjau dari ilmu pengetahuan serta perkembanganya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Biologi


Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam
terminologi Aristoteles, “filosofi alam” adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena
alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu
pengetahuan alam lainnya.
Berbagai penelitian telah dilakukan oleh Aristoteles. Salah satunya melakukan
penelitian sejarah alam di Pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan,
Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan
juga terdapat mitos-mitos dan kesalahan-kesalahan. Bagian yang penting adalah
mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui
bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).
Istilah biologi dalam pengertian modern diperkenalkan secara terpisah oleh
Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802)
dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya
telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu
juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit
pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia,
Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia.
Di Mesir, ilmu biologi diterapkan dalam pengobatan sejak 2000 tahun SM.
Contoh yang bisa kita temui di antaranya adalah mumi; mayat yang diawetkan. Bangsa
Mesir sudah mampu membuat semacam balsem untuk mengawetkan mayat dari
tumbuh-tumbuhan. Perkembangan biologi di wilayah Arab sangat pesat berkat
pengetahuan Al Jahiz tentang binatang, dan Ibnu Sina tentang ilmu kedokteran.
Berdasarkan situs Assyria dan Babilonia (3500), biologi adalah salah satu ilmu
tertua yang bisa dibuktikan. Situs tersebut menunjukan bahwa bangsa Assyiria dan
Babilonia sudah bercocok tanam dan dan mengenal ilmu pengobatan.
Bangsa China sudah mengenali tanaman obat sejak 2800 tahun SM. Reruntuhan
di Mohenjodaro (2500 SM) menunjukan bahwa penduduknya sudah memanfaatkan
sekitar 960 jenis tanaman untuk pengobatan. Termasuk ilmu anatomi, fisiologi,
patologi, dan ilmu bedah. Selanjutnya perkembangan biologi merambah ke berbagai

3
bangsa dan melahirkan tokoh-tokoh baru, seperti Leonardo da Vinci, Otto Brunfels,
Leonhard Fuchs, Pierre Belon, dan masih banyak lagi.
Pada pertegahan abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan dasar-dasar
taksonomi, mengelompokkan hewan berdarah dan tidak berdarah. Hewan berdarah
merupakan hewan-hewan besar, seperti ikan, mamalia, burung, reptil, dan amfibi.
Hewan tidak berdarah merupakan hewan-hewan kecil, seperti udang-
udangan, Cephalopoda, serangga, dan Testacea. Selain itu, Aristoteles juga menemukan
bahwa hewan memiliki paru-paru, bernafas dengan udara, berdarah panas, dan
menghasilkan keturunan. Selain itu, ia juga menemukan ilmu tentang reproduksi dan
hereditas, termasuk Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea.
Pada abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop.
Penemuan ini menjadi awal munculnya pengetahuan biologi yang bersifat mikroskopis
seperti mikroorganisme. Penemuan ini juga melahirkan cabang ilmu biologi baru yang
bersifat mikroskopis, seperti embriologi dan mikrobiologi. Tokoh-tokoh yang bejasa di
pada saat itu di antaranya ialah Robert Hooke, Fransisco Redi, Lazzaro Sapallanzani,
dan Louis Pasteur. Pada abad ke-17 dan 18, John Ryan dan Corolus Linnaeus
mengusulkan suatu sistem klasifikasi yang bersifat universal yang berlaku untuk hewan
dan tumbuhan. Sistem inilah yang menjadi rujukan sistem klasifikasi modern.

Perkembangan Biologi Sains sampai Abad ke-20


B. Biologi Sel dan Embriologi
Pada tahun 1895, Charles Overton menyatakan bahwa membran terdiri darilipid.
Berdasarkan pengamatannya bahwa unsur yang larut dalam lemak memasuki sel lebih
cepat dari unsur yang tidak larut dalam lipid. Dua puluh tahun kemudian, membran sel
diisolasi dari sel darah merah dan dianalisis secara kimiawi dan ditemukan adanya
unsur lipid dan protein.
Irving Langmuir pada tahun 1917, membuat membran tiruan dengan
menambahkan fosfolipid yang dilarutkan dalam benzene ke dalam air. Hasilnya
setelahbenzene menguap, fosfolipid tertinggal sebagai lapisan yang menutupi
permukaan air dengan hanya bagian hidrofil yang terbenam dalam air.
Tahun 1925, E. Gorter dan F. Grendel mengemukakan bahwa membran sel
terdiri dari dua lapis (bilayer). Tahun 1935, Hugh Davson dan James Danielli memperb

4
aikinya dengan mengajukan Model Sandwich: fosfolipid bilayer di antara dua
lapis protein globular.
Ilmuwan pertama kali menggunakan mikroskop elektron pada tahun 1950-an.
Penggambaran Model Membran Davson dan Danielli menjadi lebih jelas. Tahun 1960-
an, Model Sandwich-nya Davson-Danielli diterima secara menyeluruh sebagai struktur
yang bukan hanya untuk plasma membran tetapi juga untuk seluruh membran internal
dari sel. Tetapi di akhir abad ke-20, banyak ahli biologi sel yang melihat dua kekeliruan
dari model tersebut.
Pertama, generalisasi bahwa seluruh membran sel identik dibantah. Tidak semua
membran terlihat sama di bawah mikroskop elektron. Sebagai contohnya, membran
plasma berukuran 7-8 nm dan memiliki struktur tiga lapisan, sedangkan membran
dalam mitokondria tebalnya hanya 6 nm dan dalam mikrograf elektron tampak seperti
barisan manik-manik. Membran mitokondia juga memiliki persentase protein yang
lebih banyak dan ada perbedaan dalam jenis fosfolipid-nya. Membran dengan fungsi
yang berbeda, berbeda dalam struktur dan susunan kimianya. Masalah kedua adalah
penempatan protein. Membran bersifar amphipathic, jika protein ditempatkan pada
permukaan membran, maka bagian hidrofobik-nya akan berada di lingkungan air.
Pada tahun 1972, S.J Singer dan G. Nicolson meninjau ulang model membran
yang menempatkan protein pada daerah yang sesuai dengan sifat amfifatik membran.
Mereka menyatakan bahwa protein membran tersebar dan secara terpisah tertanam ke
dalam lapisan fosfolipid, dengan hanya daerah hidrofilik yang menjorok keluar ke
daerah yang ada air. Susunan molekul seperti ini memaksimalkan kontak
daerah hidrofilik dari protein dan fosfolipid dengan air sedangkan bagian hirofobik-nya
dengan lingkungan air. Struktur seperti kemudian disebut fluid mosaic model.
Pada tahun 1891, Driesch (1867-1941) meneliti tentang reproduksi sel, fertilisasi
dan multiplikasi sel menjadi organisme baru. Ia menemukan bahwa telur urchin laut
membelah menjadi dua bagian, berkembang menjadi dua larva yang lengkap.
Pada tahun 1900, Loeb (1859-1924) menyatakan bahwa telur yang tidak dibuahi
dapat diinduksi dengan perlakuan kimia tertentu menjadi organisme sempurna.
Pada tahun 1931, Spemann (1869 s/d 1941), Holftreter dan Mangold mendemontr
asikan bahwa pemberian senyawa kimia atau stimulus kimia tertentu kepada telur yang
tidak dibuahi mampu menginduksi pembentukan organsime utuh; sedangkan untuk

5
yang lainnya, perlakuan hanya pada tahap lebih lanjut ketika organisme tumbuh mampu
menghasilkan bagian-bagian tubuh tertentu seperti mata atau anggota tubuh lainnya.
Ahli embriologi berkebangsaan Amerika, Robert Briggs dan Thomas King
menjadi pelopor transplantasi inti pertama selama tahun 1950-an. Eksperimen ini
dikembangkan oleh John Gurdon (Inggris) dengan menghilangkan inti sel dari sel telur
katak kemudian menanam inti dari embrio berudu dari species yang sama. Hasilnya inti
yang ditranplantasikan tersebut mendukung perkembangan normal donor.
Tahun 1997, peneliti Scotlandia, Ian Wilmut dan kawan-kawan berhasil
mengklon domba dewasa dengan inti sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang tidak
dibuahi dari domba yang lain. Domba “dolly” ini secara kromosomal identik dengan
donor. Juli 1998 peneliti dari Hawaii melaporkan pengkloningan lebih dari 50 tikus
menggunakan inti dari sel ovarium.

C. Genetika dan Hereditas


1. Genetika
Pada tahun 1944, Oswald Avery, seorang ilmuwan kebangsaan Amerika,
memurnikan berbagai senyawa kimia dari baketri patogen yang dipanaskan, kemudian
memindahkan DNA-nya saja ke bakteri non patogen hidup. Avery dkk yaitu Maclyn
McCarty dan Colin Mac Leod mengumumkan bahwa agen tranformasi adalah DNA.
Temuan ini disambut dengan penuh keragu-raguan, sebab pengetahuan semula adalah
protein sebagai pembawa materi genetik dan pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan
tentang DNA.
Tahun 1952, Alfred Hershey dan Martha Chase menemukan bahwa DNA adalah
materi genetik baktriofag yang disebut sebagai T2. Pada waktu tersebut, para ilmuwan
tahu bahwa virus memiliki dua komponen kimia yaitu DNA dan protein. Untuk
menjawab hal ini, Hershey dan Chase melakukan eksperimen dengan menggunakan
kedua komponen T2 tersebut yaitu protein dan DNA. Mereka menggunakan isotof
radioaktif yang berbeda untuk menandai DNA dan protein. Hasilnya pada supernatan
yang mengandung partikel virus hanya ditemukan radioaktif yang menandai protein
sedangkan DNA yang ditandai ditemukan pada pelletnya. Ketika bakteri ini
dikembalikan ke medium kultur terjadi infeksi dan E. coli melepaskan fag yang
mengandung radioaktif. Jadi mereka menyimulkan bahwa DNA lah yang memasuki
inang sedangkan protein tetap tertinggal bersama badan virus.

6
Pada tahun 1950-an, susunan ikatan kovalen polimer asam nukleat mendapat
perhatian ilmuwan. Sebelumnya, pada tahun 1932, Astbury menemukan struktur
polimer fiber yang terdiri dari empat nukleosida yaitu Purin, Adenin, Guanin dan
Pirimidin, Sitosin dan Tianin (Uridin dalam DNA). Kemudian penelitian tentang
struktur DNA berkembang. Salah satu yang terkenal yaitu James Watson (Amerika)
dan Francis Crick (Inggris). Watson dan Crick menggambarkan model DNA
dengan dobel helix dengan bantuan dari gambar melalui metode kristalografi sinar-
X Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin. Temuan ini yang mendorong penelitian
tentang replikasi berkembang.

2. Hereditas
Pada tahun 1901, Hugo De Vries (Belanda), Carl Correns (Jerman) dan Erick Von
Tschermak (Austria) secara terpisah menemukan kembali Hukum Mendel yang
diterbitkan 35 tahun yang lalu. Penemuan ini medorong penelitian ilmuan tentang
pewarisan sifat keturunan.
Thomas Hunt Morgan seorang embriologist Colombia menemukan adanya gen
terpaut sex (sex-linked genes) pada awal abad ke-20. Pada tahun 1909, seorang
fisikawan Inggris, Archibald Garrod menyatakan bahwa gen menentukan fenotif
melalui enzim sebagai katalis proses tertentu di dalam sel. Pengetahuan tentang
pembelahan sel, mikroorganisme penyebab mutasi menggugah ilmuwan untuk meneliti
tentang kanker.

D. Mikrobiologi
Adolf Meyer, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman pada tahun 1883 memulai
sejarah penemuan virus pada abad ke 19 dengan ditemukannya kelainan pada daun
tembakau berbintik kuning.
Pada abad ke-20 pengetahuan tentang virus yaitu bahwa virus
bersifat patogen dan dapat menular, virus pun tidak dapat ditumbuhkan dalam medium
tumbuh bakteri. Dua orang ilmuwan bernama Twort (1916) dan d’Herelle (1917)
menemukan virus yang menyerang bakteri dan menyebabkan bakteri lisis (pecah).
Virus ini kemudian disebut bakteriofag atau sering disebut fag (phage) saja.

7
Pada tahun 1935, Wendell Stanley, seorang ilmuwan Amerika berhasil
mengkristalkan mahluk hidup yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Mahluk
tersebut kemudian diberi nama TMV (Tobacco Mosaic Virus). Stanley menemukanan
bahwa virus dapat mengkristal pada saat bersamaan masih memiliki sifat-sifat
organisme hidup. Partikel virus dapat berkembang biak dalam inang yang
baru. Gortner dan Laidlaw secara terpisah mengemukakan pandangannya bahwa virus
merupakan bentuk organisme paratisik yang lebih terspesialisasi. Sejak itulah penelitian
tentang virus berkembang. Tahun 1980-an muncul penemuan virus HIV dan AIDS.

E. Teori Evolusi
Sejak ditemukannya artikel penelitian Mendel, para ahli genetika percaya bahwa
hukum pewarisan bertentangan dengan seleksi alam Darwin. Darwin menekankan
karakter kuantitatif dalam populasi yang bervariasi. Kita sekarang mengetahui bahwa
karakter kuntitatif dipengaruhi oleh lokus gen ganda. Sedangkan Mendel dan ahli
genetik lainnya di awal abad ke-20, mengenalnya hanya sebagai ciri yang terpisah pada
individu yang berbeda. Teori evolusi yang komprehensif dikenal sebgai sintesis modern
diliris tahun 1940-an. Disebut sintesis karena merupakan integrasi dari penemuan dan
pendapat berbagai bidang.
Beberapa pencipta teori ini yaitu Theodosius Dobzhansky (ahli genetika), Ernest
Mayr (ahli taksonomi), George Gaylord Simpson (ahli palaontologi) dan G. Ledyard
Stebbins (ahli botani). Teori ini menekankan pentingnya populasi sebagai unit evolusi.
Tahun 1972, Niles Eldredge dan Stephen Jay Gould mengemukakan teori
keseimbangan bersela (punctuated equilibrum) sebagai perluasan dari teori sintesis
modern. Menurut teori ini spesiasi terjadi pada populasi allopatrik yang kecil.

F. Ekologi
Menurut beberapa catatan, ekologi sebagai sebuah ilmu sesungguhnya lahir
sebagai akibat dari perkembangan ilmu Natural History (ilmu sejarah alam).
Pada kurun abad 16-17-an, pada waktu itu, seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, salah satu fokus ilmu Natural History yang mengulas tentang keterkaitan
organisme dengan lingkungannya pun berkembang. Dalam proses perkembangan
ilmu Natural History tersebut, muncullah Ernest Haeckel (1834-1919), seorang ahli

8
biologi asal Jerman, yang tercatat dalam sejarah sebagai orang yang pertama kali
menggunakan istilah ekologi pada pertengahan 1860-an.
Darwin, dalam bukunya di tahun 1859, On The Origin of Species, menyatakan
bahwa "tumbuhan dan hewan, seringkali terpisah di alam, terikat bersama dalam sebuah
jaring hubungan kompleks. Kurang lebih 40 tahun setelah itu, sekitar tahun 1900,
legitimasi ekologi sebagai sebuah ilmu pun kian mantap. Pada era tersebut muncul
kesadaran bahwa peradaban di mana pun berada tidak akan bisa bertahan jika terus-
menerus mengabaikan permasalahan lingkungan. Meski berkembang pesat, gerakan-
gerakan tersebut belum bisa mencapai hasil yang maksimal karena hampir di seluruh
penjuru dunia tengah berada dalam kecamuk Perang Dunia.
Pada masa yang sama, ekologist lainnya seperti Aldo Leopold dan Rachel Carson,
mulai menyadari perlunya konservasi ekosistem. Untuk mengeksplorasi hubungan
antaran manusia dan penggunaan lahan, sebagai hal yang penting seperti isu polusi.
Akhir dari abad 20, Pollan dan Orr mengeksplorasi bidang ekologi di kehidupan
kita sehari-hari. Pollan mengilustrasikan bagaimana manusia dan tumbuhan berevolusi
dan membentuk hubungan satu sama lain. Orr menawarkan tujuan pendidikan ekologi
untuk pelajar, dia merasa bahwa tidak ada pelajar yang lulus tanpa pemahaman dasar
yang komprehensif.
Morris (1998) mengemukakan Cultural Ecology yang mempelajari hubungan
alam, manusia dan kaitannya dengan tanah. Ia mengatakan bahwa tipe ekologi ini,
menekankan budaya dan telah memberikan dampak budaya dan aspek yang berbeda
dari seni, nilai, budaya, sistem kepercayaan dari berbagai grup entik yang berbeda.
Perkembangan ilmu sains Biologi ini serentak juga dengan cabang-cabang ilmu biologi
lainnya.

G. Fisiologi
Mulai berkembang pada abad ke 17 dan 18: kemajuan dalam ilmu fisika dan
kimia. Pertengahan abad ke 19: cabang ilmu yang berdiri sendiri dengan terbitnya
"History of Botany" oleh Sachs (1860), disusul "Lecturers on the Physiology of Plants"
oleh Sachs (1887) dan "Physiology of Plants" oleh Pfeffer (1887). Pertengahan abad ke-
20: jurnal khusus yang memuat hasil-hasil penelitian, seperti "Plant Physiology" (mulai
1925) dan "Annual Peview of Plant Physiology"(1950).

9
Dokter tenar Inggris, William Harvey, penemu peredaran darah dan fungsi
jantung, dilahirkan tahun 1578 di kota Folkstone, Inggris. Bukunya yang masyhur “An
Anatomical Treatise on the Movement of the Heart and Blood in Animals (Gerak
otomatis anatomi jantung dan darah binatang) terbit tahun 1628, tepat sekali jika
disebut sebuah buku penting di sepanjang sejarah fisiologi. Memang, nyatanya
merupakan titik mula lahirnya ilmu fisiologi modern. Arti penting utamanya tidaklah
terletak pada penggunaan langsungnya melainkan pada peletakan pengertian dasar yang
menjelaskan bagaimana tubuh manusia bekerja.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa masing-msing
para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan/teori yang berbeda-beda
mengenai asal usul kehidupan sesuai dengan eksperimen-eksperimen yang telah
dilakukannya.Masing-masing pendapat tersebut didasarkan oleh percobaan yang telah
dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut.
Faktor-faktor perkembangan dan variabilitas makhluk hidup yaitu dari pembelahan sel
dan evolusi.
Bioteknologi memberikan harapan bagi kesejahteraan umat manusia, mulai dari proses–
proses bio yang paling sederhana sampai kepada tingkat yang paling canggih.
Karenanya, manusia yang menggelutinya ditantang untuk memanfaatkan peluang–
peluang itu demi kesejahteraannya.

B. Saran
Bagaimanapun canggihnya teknologi (Bioteknologi) sudah barang tentu dapat
memunculkan dampak dalam penerapannya. Maka dengan mengacu pada pengalaman–
pengalaman penerapan teknologi pendahulunya, dapatlah digunakan bioteknologi ini
secara proporsional dengan memasukkan norma–norma etik secara moral. Etika
diperlukan untuk menentukan arah perkembangan bioteknologi, serta penerapannya
secara teknis, sehingga tujuan yang menyimpang dan destruktif bagi kemanusiaan dapat
dihindarkan.

11
DAFTAR PUSKATA

Arsyad M. Natsir. 1989. Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I.

Baiquni, A. 1983. Islam Dan Ilmu Pengetahuan Modern, penerbit Pustaka, Jakarta, cet.
I.
Hilmi, Ahmad Kamal al-Din. 1975. Al-Salajiqah fi al-Tarikh Wa al-Hadharat, Dar al-
Buhus al-Ilmiyah, Kuwait.

Hitti, Philip K., The Arabs A Short History, diterjemahkan oleh Ushuluddin
Hutagalung, Dunia Arab, Sumur Bandung, Bandung, cet. III, t. th.

http://binsarparlindungansaragh.blogspot.com/

Mattulada, A. 1991. Ilmu-Ilmu Kemasyaiaan (Humaniora) Tantangan, Harapan-


harapan Dalam Pembangunan, UNHAS.

12

Anda mungkin juga menyukai