Anda di halaman 1dari 8

Peranan Mikroskop dalam Perkembangan Sejarah Kehidupan serta Proses Kehidupan

Alexander

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No 6, Jakarta 11510

alexander.2017fk119@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Asal-usul kehidupan manusia dan lingkungan di bumi merupakan suatu topik yang selalu
dibahas. Hal ini dikarenakan banyaknya spekulasi-spekulasi mengenai terciptanya kehidupan
dibumi. Diantaranya adalah teori sel, evolusi kimia dan evolusi biologi yang sejak diperkenalkan
kemasyarakat banyak menimbulkan pro dan kontra. Sejak penemuan mikroskop yang pertama
mulai banyak ilmuwan yang mencari lebih mengenai asal usul kehidupan baik dari proses
kehidupan itu sendiri hingga sejarah kehidupan yang melahirkan teori abiogenesis yang
diprakarsai oleh Aristoteles serta teori biogenesis yang diprakarsai oleh Louis Pasteur walaupun
hanya ada dua teori namun banyak ilmuwan yang ikut meneliti dan menemukan mana teori yang
menurut mereka benar. Ada yang mendukung teori biogenesis karena penelitiannya
membuktikan namun juga ada yang menemukan hal yang ada di teori biogeneis dan hal yang ada
di teori abiogenesis.
Kata kunci : mikroskop, evolusi biologi, evolusi kimia, teori biogenesis, teori abiogenesis
Abstract
The origin story of life from human and nature are one of the most eligible topic that always
being debate on. It is because there are a lot of speculation about how the life in the earth was
created. Some of them such as the cell theory, the chemical evolution and biology evolution, that
after being published to the people cause a lot of pro and cons. Beside of the that invention of
first microscope even encourage the scientist to dig more about this origin story of live from the
evolution of life that caused even more theory being published such as the abiogenesis theory
that being published by Aristoteles and also the biogenesis theory that being published by Louis
Pasteur. Although there are only two theory being published but there are a lot of scientist that
tried to prove which theory is correct. Most of the scientist found enormous thing from their
experiment and start to prove which theory is correct and many of the find that is some part of
biogenesis and other part of abiogenesis so it is none of the theory is correct.
Keyword : microscope, biology evolution, chemical evolution, abiogenesis theory, biogenesis
theory

1
Pendahuluan

Asal-usul kehidupan manusia di bumi menimbulkan berbagai spekulasi dan semua


spekulasi itu didasari berbagai teori yang didapat dari hasil penelitian. Sehingga hal ini
mengakibatkan banyaknya pendapat yang salah mengenai awal kehidupan. Hal ini yang
menyebabkan para ilmuwan sekali lagi meneliti asal-usul kehidupan dan berakhir pada
keputusan bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan evolusi kimia yang dilanjutkan evolusi
biologi. Setelah itu para peneliti mulai mencari tahu sejarah kehidupan itu sendiri ditinjau dari
evolusi kimia dan biologi. Hal ini memunculkan teori abiogenesis yang dikemukakan oleh
Aristoteles dan didukung oleh berbagai ilmuwan seperti Jan Baptist Van Helmot serta Anthony
Van Leeuwenhoek. Namun setelah penemuan Anthony van Leeuwenhoek tentang mikroskop
pertama mulai banyak ilmuwan lain yang mulai meneliti sejarah kehidupan menggunakan
mikroskop, kebanyakan ilmuwan tersebut tidak dapat membuktikan bahwa Aristoteles salah
hingga percobaan Louis Pasteur yang berkesimpulan bahwa mahkluk hidup berasal dari mahkluk
hidup lain atau teori biogenesis.

Sejak teori biogenesis dipublikasi oleh Louis Pasteur teori abiogenesis mulai ditinggalkan
digantikan oleh teori biogenesis yang lebih terpercaya dan lebih logis dibandingkan teori
abiogenesis. Hal ini mendorong munculnya rasa ingin meneliti hasil dari penelitian Louis Pasteur
yang memunculkan teori sel yang terus menerus berkembang seiring perkembangan mikroskop
dan jumlah peneliti yang meneliti semakin bertambah yang diawalai oleh Robert Hooke dan
terus bertambah serta yang diteliti juga semakin detail. Hingga yang menjadi pioner atau dasar
teori sel yaitu penelitian oleh Schleiden dan Schwann.

Teori Sel
Pada tahun 1665 Robert Hooke mengatakan bahwa dari hasil percobaannya dengan
memotong gabus dan dilihat dengan kaca pembesar sehingga terdapat suatu ruang kosong yang
dibatasi oleh dinding tebal yang disebut “Cella“ yang aritnya sel. Percobaan yang dilakukan
Robert Hooke menuntun kepada percobaan yang dilakukan oleh ahli botani Schleiden dan ahli
zoology Schwann yang pada akhirnya mempublikasikan teori sel dari hasil percobaannya. Dari
percobaannya mereka mengambil kesimpulan bahwa setiap mahkluk hidup terdiri sel dan sel ini
merupakan satuan atau unit struktura terkecil yang menyusun setiap mahkluk hidup. Sel
menyusun setiap mahkluk hidup baik bersel tunggal maupun bersel banyak.1

2
Mikroskop
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda benda
mikroskopis. Mikroskop ini memiliki banyak jenis, berdasarkan sumber cahaya mikroskop
dibedakan dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Berdasarkan dimensi yang
dihasilkan mikroskop dibagi dua yaitu mikroskop cahaya yang mengamati benda secara dua
dimensi dan untuk yang mengamati benda secara tiga dimensi adalah mikroskop stereo.

Untuk mikroskop electron dibagi menjadi SEM dan TEM. Pembedanya antara mikroskop
SEM dan TEM berdasarkan cara memperoleh informasinya jika mikroskop SEM hanya melihat
bagian atas molekulnya namun untuk TEM menembus molekul preparat. Mikroskop electron ini
memiliki perbesaran hingga 100000 kali berbda dengan mikroskop cahaya yang hanya memiliki
perbersaran hingga 1000 kali. Mikroskop ini terdiri dari 3 lensa, yaitu lensa okuler, lensa
obyektif dan lensa kondensor. Kemudian ada juga mikroskop medan terang, mikroskop medan
gelap dan mikroskop pendar.1,2

Abiogenesis

Teori ini berkembang saat manusia berusaha mencari tahu mengenai proses kehidupan
bagaimana bisa terjadinya kehidupan. Teori ini dipelopori oleh Aristoteles yang berpendapat
bahwa kehidupan berasal dari benda yang tidak hidup atau teori kehidupan spontan. Pendapat ini
didapatkan oleh Aristoteles saat dia meletakkan daging didalam toples dan lama-kelamaan ada
larva lalat. Contoh lainnya adalah cacing yang berasal dari tanah dan katak yang berasal dari
lumpur. Selain Aristoteles ilmuwan yang mendukung teori ini adalah Jan Baptist Van Helmot
yang melakukan penelitian dengan meletakkan kain di ujung ruangan dan lama-kelamaan
muncul tikus dari kain tersebut. Selain itu teori ini juga didukung oleh Anthony Van
Loewenhoek yang melakukan pengamatan memasukkan jerami ke dalam air dan melihat
terdapat binatang kecil di dalam air tersebut. Hingga tahun 1600 an teori ini dipercayai oleh
sebagian masyarakat namun sejak ditemukannya mikroskop oleh Anthony Van Leeuwenhoek
para ilmuwan mulai berlomba-lomba melakukan berbagai penelitian untuk mematahkan teori
abiogenesis ini.1,3

3
Biogenesis

Teori ini banyak dianut setelah mikroskop pertama ditemukan dan teori ini berpendapat
bahwa mahkhluk hidup berasal dari makhluk hidup lainnya (omne vivum ex vivum). Setelah
ditemukannya mikroskop pertama oleh Anthony Van Leeuwenhoek para ilmuwan mulai
menggunakan mikroskop untuk mencari dari mana sebenarnya kehidupan itu muncul dan
terdapat banyak ilmuwan yang melakukan percobaan tentang kehidupan. Pembuktian ini
dilakukan oleh banyak ilmuwan untuk membuktikan bahwa teori abiogenesis salah. Adapun
ilmuwan yang melakukan percobaan yaitu Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis
Pasteur.

Francesco Redi melakukan suatu percobaan dengan menggunakan 3 toples. Toples I diisi
sekerat daging dan dibiarkan terbuka, sedangkan toples II diisi sekerat daging dan ditutup rapat
dan toples III diisi sekerat daging dan ditutup kain kassa. Setelah beberapa hari, daging pada
toples I dan III membusuk dan ditemukan belatung, namun pada toples II daging tidak
membusuk dan tidak ditemukan belatung. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh
Francesco, ia menyimpulkan bahwa belatung berasal dari telur lalat yang ditinggalkan oleh lalat.

Lazzaro Spallanzani melakukan suatu percobaan dengan menggunakan 2 labu


Erlenmeyer. Pada labu I diisi air kaldu hasil pendidihan kemudian dibiarkan terbuka, sedangkan
pada labu II diisi air kaldu hasil pendidihan kemudian ditutup rapat dan diolesi parafin selagi
masih panas. Setelah beberapa hari, air kaldu pada labu I timbul bau, menjadi keruh dan banyak
mengadung mikroba sedangkan pada labu II air kaldu tetap jernih, tidak timbul bau dan tidak
mengandung mikroba. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Spallanzani menyimpulkan bahwa
organisme tersebut berasal dari udara karena labu Erlenmeyer tidak tertutup rapat.

Louis Pasteur melakukan suatu percobaan dengan merebus kaldu didalam sebuah tabung
yang lehernya berkelok-kelok seperti leher angsa. Tujuan dari percobaannya tersebut adalah agar
bakteri/mikroorganisme terperangkap/menempel pada leher tabung, namun masih terdapat
kontak antara kaldu dengan udara. Setelah beberapa hari, tidak ada bakteri/mikroorganisme pada
kaldu tersebut. Kemudian Pasteur menyimpulkan bahwa asal usul kehidupan dimulai dari

4
kehidupan sebelumnya. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Redi, Spallanzani dan Pasteur
tersebut, lahirlah teori biogenesis.1,4

Evolusi Biologi

Bahan organik yang terdapat pada perairan (sup purba) akan saling berinteraksi
membentuk makromolekul. Ini dibuktikan oleh Sydney W. Fox dengan mencampur berbagai
macam asam amino dan juga berbagai monomer atau subunit seperti glukosa dan kemudian
memanaskannya. Ternyata makromolekul-makromolekul memang dapat terbentuk.
Makromolekul yang telah terbentuk lebih cenderung membentuk agregat atau koaservat.
Koaservat berbentuk bulat dan memiliki lapisan membran tipis. Fox dalam percobaannya
menunjukan bahwa molekul protein yang terbentuk dengan pemanasan juga membentuk
koaservat. Fox juga menunjukan bahwa koaservat yang dimasukan kedalam larutan yang
hipertonik akan menyusut. Ini menunjukan bahwa koaservat mempunyai sifat seperti halnya
makhluk hidup. Koaservat disebut juga sebagai protenoid.

Koaservat-koaservat tersebut saling berinteraksi membentuk koaservat yang lebih besar


(protobion). Ini memungkinkan terbentuknya berbagai campuran molekul-molekul berbeda
didalam satu koaservat. Setelah terbentuknya membran primitif, maka akan disusul oleh
terbentuknya membran yang sesungguhnya. Membran tersebut akan melindungi makromolekul-
makromolekul yang ada didalam membran tersebut. Koaservat dengan membran akan
berkembang menjadi lebih kompleks bila didalam reaksi kimia selanjutnya dapat membentuk
asam nukleat yang memegang peranan penting dalam pengendalian aktivitas koaservat, termasuk
dalam kegiatan pembentukan keturunan yang harus memiliki struktur dan komposisi molekul-
molekul yang sama dengan induknya.1,5,6

Evolusi Kimia

Alexander Ivanovich Oparin mengajukan sebuah hipotesis yaitu pada atmosfer purba
bumi, terdapat senyawa air (H2O), hidrogen (H2), amonia (NH3) dan metana (CH4). Dengan
bantuan dari energi panas bumi, sinar matahari, sinar ultra violet, sinar kosmis, maupun loncatan
petir, menyebabkan bahan-bahan tersebut terurai dan terbentuklah molekul-molekul organik.
Molekul organik yang telah terbentuk tersebut terkumpul pada permukaan perairan baik laut,

5
danau, sungai, maupun kolam. Kumpulan bahan organik yang terdapat diperairan tersebut
dinamakan sebagai sup purba atau sup primordial. Disinilah diperkirakan kehidupan pertama kali
muncul.

Mirip dengan hipotesis yang diajukan oleh Oparin, seorang ahli kimia yang berasal dari
Amerika, Harold Clayton Urey, menyatakan bahwa atmosfer bumi kaya akan molekul metana,
hidrogen, uap air dan amonia. Karena pengaruh dari radiasi sinar kosmis dan aliran listrik
halilintar terjadilah suatu reaksi yang menghasilkan zat hidup. Menurut Urey selama berjuta-juta
tahun, zat yang hidup pertama kali mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk
hidup seperti yang ada sekarang ini.

Stanley Miller, seorang mahasiswa dari Chicago University merancang sebuah alat yang
digunakan untuk membuktikan hipotesis Urey. Kedalam alat tersebut, Miller memasukkan gas
hidrogen, metana, amonia dan air kemudian Urey memanaskan alat tersebut selama seminggu
sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi listrik
halilintar, ia mengaliri alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Beberapa waktu
kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap air yang tertampung, didapatkan senyawa organik
sederhana seperti asam amino, adenin, dan gula sederhana seperti ribosa.

Eksperimen yang dilakukan oleh Miller banyak dikaji ulang oleh para ahli lain dan
ternyata memberikan hasil yang lebih mantap. Bila kedalam alat tersebut dimasukan senyawa
fosfat, maka dapat terbentuk ATP. Lembaga penelitian lain menyatakan dalam penelitiannya
dapat dihasilkan nukleotida yang merupakan penyusun utama DNA dan RNA yang berfungsi
untuk mengendalikan aktivitas sel dan penurunan sifat.1,5,6

Skenario 1 :

Asal usul kehidupan dapat dimulai sejak bumi tercipta berikut makhluk hidup dan
lingkungan yang menunjangnya, Aristoteles mengungkapkan teori abiogenesis yang menyatakan
makhluk hidup dapat berasal dari benda mati. Namun sejak penemuan mikroskop oleh Antoni
van Leeuweenhoek, teori abiogenesis mulai ditinggalkan berubah menjadi biogenesis
berdasarkan evolusi kimia dan evolusi biologi. Didukung dengan adanya teori sel yang
dikemukakan oleh Schleiden dan Schwaan “makhluk hidup yang ada saat ini berasal dari
makhluk hidup sebelumnya”.

6
Kesimpulan

Teori abiogenesis yang pada awalnya dipercayai oleh masyarakat mulai berubah karena
penemuan mikroskop yang mendorong banyak percobaan yang pada akhirnya melahirkan suatu
teori baru yang bertentangan dengan teori abiogenesis yang bernama teori biogenesis. Setelah
teori biogenesis di temukan masyarakat yang pada awalnya menganut atau mempercayai teori
abiogenesis merubah pandangan menjadi teori biogenesis sehingga teori abiogenesis mulai
ditingggalkan.

Selain proses kehidupan, sejarah kehidupan juga dibahas serta diteliti kebenarannya. Teori yang
banyak dipercayai adalah teori kimia dan teori biologi yang saling berhubungan. Jadi menurut
kedua teori tersebut kehidupan dimulai dari zat-zat pada atmosfer seperti metana, hydrogen,
okesigen yang dibantu radiasi hingga pada akhirnya menghasilkan suatu organisme primitive
pertama bernama protenoid. Protenoid ini mulai berkembang menjadi protobion, prokariotik,
eukariotik dan perkembangan inilah yang dibahas di teori biologi. Sehingga dapat dilihat bahwa
kedua teori ini saling mendukung dan berkesinambungan.

Daftar Pustaka

1. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi sel dan molekuler. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana;2017
2. Respati SMB. Macam-macam mikroskop dan cara penggunaan. Momentum 2008
Oktober;4(2):42-4
3. Fahmi M. Rekayasa genetika dalam pandangan islam: tinjauan atas teknologi kloning.
al-‘Adâlah 2011 Juni;14(1):123
4. Novel SS. Rangkuman biologi SMA kelas 1,2,3. Jakarta: Gagasmedia;2010
5. Saputra A. Persepsi mahasiswa calon guru biologi tentang pembelajaran materi evolusi di SMA:
studi kasus mahasiswa pendidikan biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Bioeducation Journal 2017 Maret;1(1):2
6. Fictor Ferdinand P, Ariebowo M. Praktis belajar biologi 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional;2009

7
8

Anda mungkin juga menyukai