Anda di halaman 1dari 15

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS


PADA ANAK USIA SEKOLAH

Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang1,2


laksamanadzaki@gmail.com1
bujangalap1994@gmail.com2

ABSTRAK
Latar Belakang: Obesitas sudah mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia dengan prevalensi
yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO
menyatakan dalam kurun waktu 40 tahun, jumlah anak yang menderita obesitas meningkat 10 kali
lipat. Tujuan: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak
usia sekolah di SDN 10 Semende Darat Laut Kabupaten Muara Enim Tahun 2018. Metode: Desain
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Survey Analitik, dengan rancangan Cross
Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 10 Semende Darat Laut Kabupaten Muara Enim dari
bulan Mei - Juli 2018. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SDN 10 Semende Darat Laut
sebanyak 163 siswa dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan (55,8%), lama tidur cukup (65,5%), mayoritas responden memiliki
aktivitas ringan (82,2%), dan mayoritas responden tidak obesitas (81,0%). Berdasarkan hasil analisis
bivariate jenis kelamin tidak berhubungan dengan obesitas (p-value = 0,092 > α=0,05), sedangkan
lama tidur (p-value = 0,034> α = 0,05) dan aktivitas fisik (p-value = 0,004 > α = 0,05) berhubungan
dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah di SDN 10 Semende Darat Laut Kabupaten Muara
Enim. Saran: Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan masukan untuk pihak sekolah dalam
meningkatkan monitoring status gizi anak usia sekolah melalui Program Unit Kesehatan Sekolah.

Kata Kunci : Kejadian, Obesitas, Anak Usia Sekolah

ABSTRACT
Background: Obesity has started to become a health problem around the world with a prevalence that
is always increasing every year, both in developed and developing countries. WHO stated that within
40 years, the number of children suffering from obesity has increased 10 times. Purpose: to
determine the factors associated with the incidence of obesity in school-age children at SDN 10
Semende Darat Laut, Muara Enim Regency in 2018. Methods: The research design used in this study
was the Analytical Survey method, with a cross sectional design. This research was conducted at SDN
10 Semende Darat Laut, Muara Enim Regency from May - July 2018. The study population was all
students of SDN 10 Semende Darat Laut totaling 163 students with total sampling technique. Data
collection using questionnaires and data analysis using chi-square test. Results: the majority of
respondents were female (55.8%), had enough sleep (65.5%), the majority of respondents had light
activity (82.2%), and the majority of respondents not obese (81.0%). Based on the results of the
bivariate analysis, gender was not associated with obesity (p-value = 0.092> α = 0.05), while the
length of sleep (p-value = 0.034> α = 0.05) and physical activity (p-value = 0.004> α = 0.05) is
related to the incidence of obesity in school-age children at SDN 10 Semende Darat Laut, Muara
Enim Regency. Suggestion: It is hoped that the results of this study will become input for the school
in improving the monitoring of the nutritional status of school age children through the School Health
Unit Program.

Keywords: Occurrence, Obesity, School-Age Children

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 285


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

PENDAHULUAN kurangnya aktivitas tubuh dalam


Obesitas sudah mulai menjadi masalah kehidupan sehari-hari juga sangat
kesehatan diseluruh dunia dengan menentukan penimbunan lemak di tubuh
prevalensi yang selalu meningkat setiap sehingga mengakibatkan obesitas
tahun, baik di negara maju maupun negara (Hidayah, 2014). Faktor utama penyebab
berkembang. WHO menyatakan dalam obesitas biasanya sangat berpengaruh
kurun waktu 40 tahun, dari tahun 1975- dengan genetik, kebiasaan hidup sehari-
2016, jumlah anak yang menderita obesitas hari seperti pola makan, aktivitas fisik,
meningkat 10 kali lipat. Berarti rata-rata pola tidur, psikologis, dan isolasi sosial
setiap satu dekade, jumlah anak penderita pada anak (Arisman, 2010).
obesitas meningkat 2,5 kali lipat. WHO Semende adalah salah satu kecamatan
juga menyatakan, pada tahun 2022 jumlah yang ada di Kabupaten Muara Enim
anak-anak dan remaja penderita obesitas memiliki 10 sekolah dasar negeri. Dari
akan lebih tinggi daripada penderita studi pendahuluan di kecamatan ini
kekurangan gizi (Rismauliana, 2017). terdapat siswa yang paling banyak adalah
Hasil Riset Kesehatan Dasar SD Negeri 10 dan juga yang memiliki
(Riskesdas) Nasional tahun 2013 murid dengan obesitas. Setelah dilakukan
menunjukkan bahwa prevalensi nasional studi pendahuluan oleh peneliti melalui
obesitas ada sebanyak 18,8% anak berusia observasi serta pengukuran berat badan
5-12 tahun mengalami kelebihan berat berdasarkan BB dan TB pada tanggal 22
badan, dan 10,8% menderita obesitas Mei 2018, ditemukan murid yang
(kementerian kesehatan RI, 2016). mengalami obesitas sebanyak 8 orang di
Menurut data dinas kesehatan kota SD Negeri 10 Semende Darat Laut ini.
Palembang tahun 2017 didapatkan jumlah
status gizi lebih (overweight maupun METODE PENELITIAN
obesitas) pada anak laki-laki sebesar Desain penelitian yang digunakan
16,9% dan perempuan sebesar 12% pada penelitian ini adalah metode Survey
(Dinkes Kota Palembang, 2018). Analitik, dengan rancangan Cross
Obesitas dapat disebabkan oleh Sectional. Populasi pada penelitian ini
banyak faktor. Di negara yang sedang adalah seluruh siswa/i di SD Negeri 10
berkembang, faktor lingkungan sangat Semendo Darat Laut Muara Enim Tahun
berperan dalam masalah obesitas. Seperti 2018 yaitu sebanyak 163 orang. Teknik
halnya perubahan pola makan dan pengambilan sampel yang digunakan
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 286
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

adalah dengan menggunakan total Analisis yang digunakan dalam


sampling yaitu seluruh siswa/i dengan penelitian ini adalah analisa univariat
jumlah 163 responden di SD Negeri 10 untuk mengetahui distribusi frekuensi
Semendo Darat Laut Kabupaten Muara jenis kelamin, lama tidur, aktivitas fisik
Enim. Pengambilan data dilakukan pada dan kejadian obesitas. Analisa bivariat
tanggal 12-14 Juli 2018. menggunakan uji Chi-square dengan
Instrument penelitian yang digunakan keputusan bermakna bila nilai p lebih
adalah kuisioner yang berisikan pertanyaan kecil dari alpha (α=0,05).
tentang jenis kelamin, lama tidur dan
aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak HASIL PENELITIAN
usia sekolah dalam sehari. Untuk Karakteristik Responden
mendapatkan data obesitas, peneliti Pada penelitian ini karakteristik
menggunakan instrument timbangan untuk anak usia sekolah dikelompokkan
mengukur BB dan meteran untuk berdasarkan jenis kelamin, lama tidur,
mengukur TB. aktivitas fisik, dan kejadian obesitas.

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin, Lama Tidur, Aktivitas Fisik,
dan Kejadian Obesitas Pada Anak usia Sekolah

No Variabel n %
1 Jenis Kelamin
 Laki – Laki 72 44,2
 Perempuan 91 55,8
2 Lama Tidur
 Cukup (<8,5 jam) 106 65,0
 Lebih (>8,5 jam) 57 35,0
3 Aktivitis Fisik
 Ringan (<3) 134 82,2
 Sedang (>3) 29 17,8
4 Kejadian Obesitas
 Obesitas(>2,43) 31 18,0
 Tidak Obesitas (≤2,43) 132 81,0
Jumlah 163 100

Hasil analisis pada tabel 1 banyak adalah berjenis kelamin


menyatakan bahwa responden paling perempuan dengan presentasi 55,8%
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 287
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

sedangkan pada respoden laki-laki yaitu responden adalah yang tidak mengalami
44,2%. Lama tidur responden mayoritas kejadian obesitas yaitu 81,0% sedangkan
cukup (≤8,5 jam) yaitu 65,0% sedangkan yang mengalami kejadian obesitas adalah
responden dengan lama tidur lebih (>8,5 18,0%.
jam) yaitu 35,0%. Sebagian besar Analisa Bivariat
responden memiliki aktivitas ringan yaitu Analisis bivariat untuk mengetahui
dengan presentase 82,2% sedangkan hubungan variabel independen dan
responden yang melakukan aktivitas fisik dependen. Analisis bivariat dalam
sedang hanya 17,8%. Sebagian besar penelitian ini menggunakan chi-square.

Tabel 2.
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Sekolah

Kejadian Obesitas
Obesitas Tidak Total
Jenis Kelamin p-value
Obesitas
n % n % n %
Laki-Laki 14 19,4 58 80,6 72 100
Perempuan 17 18,7 74 81,3 91 100 0,092
Jumlah 31 132 163

Hasil penelitian ini menunjukkan square didapatkan p value 0,092 lebih


bahwa responden laki-laki yang obesitas besar dari alpha 0,05. Kesimpulannya,
(19,4%) lebih banyak dibandingkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin
responden perempuan yang obesitas dengan kejadian obesitas pada anak usia
(18,7%). Hasil analisis dengan uji chi- sekolah.

Tabel 3.
Hubungan Lama Tidur dengan Kejadian Obesitas pada Anak Usia Sekolah

Kejadian Obesitas
Obesitas Tidak Total
Lama Tidur p-value
Obesitas
n % n % n %
Cukup 15 23,6 81 76,4 106 100
Lebih 6 10,5 51 89,5 57 100 0,034
Jumlah 31 132 163

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 288


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

Analisis hubungan lama tidur mengalami obesitas (10,5%). Analisis


dengan kejadian obesitas pada anak usia bivariat dengan uji chi-square
sekolah dasar menunjukkan habis bahwa menunjukkan bahwa p value (0,034) lebih
responden dengan lama tidur yang cukup kecil dibanding alpha (0,05). Dapat
(8,5 jam) dan mengalami obesitas (23,6%) disimpulkan bahwa ada hubungan antara
lebih banyak dibandingkan responden lama tidur dengan kejadian obesitas pada
dengan lama tidur yang lebih dan anak usia sekolah.

Tabel 4.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Anak Usia Sekolah

Kejadian Obesitas
Obesitas Tidak Total
Aktivitas Fisik p-value
Obesitas
n % n % n %
Ringan 20 14,9 114 85,1 134 100
Sedang 11 37,9 18 62,1 29 100 0,004
Jumlah 31 132 163

Hasil analisis hubungan aktivitas besar dari α =0,05. Hasil penelitian ini
fisik dengan kejadian obesitas pada anak menunjukkan bahwa tidak terdapat
usia sekolah menunjukkan bahwa hubungan yang signifikan antara jenis
responden dengan aktivitas ringan dan kelamin dengan kejadian obesitas.Jumlah
mengalami obesitas (14,9%) lebih sedikit responden dengan siswa laki-laki yang
dibandingkan responden dengan aktivitas mengalami obesitas yaitu 19,4% dan
sedang dan mengalami obesitas (37,9%). responden laki-laki yang mengalami tidak
Uji chi-square menunjukkan hasil p value obesitas sebanyak 80,6%, sedangkan
(0,004) lebih kecil dari alpha (0,05). respoden perempuan yang mengalami
Artinya, ada hubungan antara aktivitas sebanyak sebanyak 18,7% sedangkan
fisik dengan kejadian obesitas pada anak responden perempuan tidak obesitas
usia sekolah. sebanyak 81,3%.
Penelitian ini sejalan dengan
PEMBAHASAN penelitian yang telah dilakukan oleh
Hubungan Jenis Kelamin dengan Widyawati (2014), hasil penelitian
Kejadian Obesitas mengunakan uji chi square dengan nilai p
Berdasarkan hasil penelitian
value 0,443 (>0,05). Disimpulkan bahwa
didapatkan hasil p value = 0,092 lebih
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 289
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

tidak terdapat hubungan antara jenis adalah kelompok umur usia sekolah.
kelamin dengan kejadian obesitas dengan Menurut Arisman (2010), mengemukakan
jumlah keseluhan sampelnya adalah 407 bahwa, dari 50 anak laki-laki yang
sampel dengan anak perempuan yang lebih mengalami gizi lebih, 86% akan tetap
banyak mengalami kejadian obesitas yaitu obesitas hingga dewasa dan dari 50 anak
8,8 %. perempuan yang obesitas akan tetap
Menurut penelitian Meidelwita obesitas sebanyak 80% hingga dewasa.
(2012), Persentase obesitas antar laki - Obesitas permanen, cenderung akan
laki dan perempuan didapat pada terjadi bila kemunculannya pada saat anak
perhitungan persentase tertinggi untuk berusia 5-7 tahun dan anak berusia 4-11
obesitas adalah pada perempuan yaitu tahun, maka perlu upaya pencegahan
46,75%, sedangkan laki-laki 13,64%. Hal terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini
ini diperkirakan adanya perbedaaan (usia sekolah).
aktivitas dan kebutuhan lemak pada Hasil penelitian yang berbeda
perempuan lebih tinggi dikarenakan dilakukan oleh Marfuah dkk (2013),
dalam sistem hormon di dalam tubuh berdasarkan hasil analisisyang telah
proses pembentukanya dibutuhkan dilakukannya terdapat hubungan yang
kolesterol sebagai bahan baku hormon, signifikan antara siswa obesitas dantidak
sehingga kegemukan pada perempuan 2 obesitas yaitu jenis kelamin anak laki-
kali lebih cepat bertambah ditambah lakilebih banyak yang obesitas
kondisi tubuh dengan aktivitas laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.
dominan oleh otot sedangkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perempuan lebih sedikit. anak laki-laki mempunyai durasi tidur
Hasil penelitian ini juga didukung lebih pendek dibandingkan anak
oleh penelitian yang dilakukan Fachrunisa perempuan. Durasi tidur pendek berisiko
(2016), hubungan jenis kelamin dengan menyebabkan obesitas. Penelitian lain
obesitas dengan menggunakan analisis chi menunjukkan bahwa anak laki-laki
square didapatkan nilai p value sebesar memiliki lebih banyak waktu luang
0,22 sehingga tidak terdapat hubungan dibandingkan anakperempuan yang
antara jenis kelamin laki-laki dan disebabkan anak laki-laki mempunyai
perempuan. aktivitas rumah yang lebih sedikit. Waktu
Salah satu kelompok umur yang luang yang dimiliki anak laki-laki
berisiko terjadinya gizi lebih atau obesitas digunakan untuk melakukan aktivitas
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 290
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

screen based seperti: main game, 10,5% sedangkan responden yang


playstation, dan komputer. Hal ini menjadi memiliki lama tidur dengan kejadian tidak
salah satu faktor yang menyebabkan obesitas adalah 89,5%.
kejadianobesitas pada anak laki-laki lebih Hal ini juga didukung oleh
tinggi dibandingkan anak perempuan. Jenis penelitian Utami dkk (2017), berdasakan
kelamin merupakan istilah yang hasil chi-square tidak ditemukan adanya
membedakan antara laki-laki dan hubungan yang bermakna antara durasi
perempuan secara biologis dan dibawa tidur dengan kejadian obesitas dengan
sejak lahir dengan sejumlah sifat yang nilai p-value 0,057 (p<0,05). Hasil
diterima orang sebagai karakteristik laki- penelitian ini didukung juga dengan
laki dan perempuan. penelitian Bawazeer et al (2009)
Menurut asumsi peneliti tidak ada mengungkapkan bahwa durasi tidur yang
hubungan antara jenis kelamin dengan kurang berhubungan dengan obesitas pada
obesitas hal ini dapat disebabkan karena anak dan remaja usia 10-19 tahun.
jenis kelamin baik itu perempuan maupun Hasil penelitian ini berbeda dengan
jenis kelamin laki-laki akan dapat saja penelitian Sinaga dkk (2014), dengan
beresiko terhadap terjadinya obesitas menggunakan uji chi square dimana tidak
tergantung pada faktor-faktor yang lain terdapat hubungan yang bermakna antara
yang berkontribusi seperti keturunan, lama tidur dengan kejadian obesitas
aktivitas fisik, dan pola makan. dengan nilai p value = 0,855 pada
Hubungan Lama Tidur dengan mahasiswa fakultas kedokteran. Tidur
Kejadian Obesitas sebagai kebutuhan dasar yang dibutuhkan
Pada hasil penelitian lama tidur
setiap orang, agar tubuh dapat berfungsi
terhadap kejadian obesitas dengan p
dengan normal. Saat istirahat, tubuh
value= 0,034. Penelitian ini menunjukkan
melakukan proses pemulihan yang sangat
bahwa terdapat hubungan yang signifikan
bermanfaat untuk mengembalikan stamina
antara lama tidur dengan kejadian obesitas.
tubuh hingga berada dalam kondisi yang
Jumlah responden dengan lama tidur cukup
optimal.
dengan kejadian obesitas adalah 23,6% dan
Hasil penelitian yang berbeda
responden yang memiliki lama tidur cukup
menurut Marfuah dkk (2013), Anak
dengan kejadian tidak obesitas adalah
Sekolah Dasar yang mempunyai durasi
76,4%, sedangkan respoden dengan lama
tidur pendek berisiko 1,73 kali lebih besar
tidur lebih dengan kejadian obesitas adalah
mengalami obesitasdibandingkan dengan
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 291
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

anak yang durasi tidurnya panjang. Durasi remaja. Hal itu dapat terjadi dikarenakan
tidur pendek (<10 jam)dapat meningkatkan remaja yang kurang tidur akan
risiko obesitas pada anak usia5–12 tahun menyebabkan ketidakseimbangan antara
dengan OR sebesar 2,61 dibandingkananak hormon leptin dan ghrelin yang
yang durasi tidurnya panjang yaitu ≥10 merupakan hormon peredam dan
jam. Tidur yang kurang (2-4 jam sehari) perangsang nafsu makan dan
dapat mengakibatkan kehilangan 18% menyebabkan gangguan keseimbangan di
leptin dan meningkatkan28% ghrelin yang dalam tubuhnya. Terlebih lagi orang-orang
dapat menyebabkan bertambahnyanafsu yang kurang tidur akan mengalami
makan kira–kira sebesar 23–24%. kelelahan dan keengganan untuk
Leptinadalah protein hormon yang melakukan aktivitas fisik pada pagi
diproduksi jaringan lemakyang berfungsi harinya. Sehingga untuk mengatasi hal
mengendalikan cadangan lemak tersebut mereka cenderung lebih banyak
danmempengaruhi nafsu makan, mengkonsumsi makanan karena berpikir
sedangkan ghrelin adalah hormon yang kelelahan dan keengganan untuk
dapat mempengaruhi rasa lapardan beraktivitas fisik tersebut disebabkan
kenyang. Apabila leptin menurun dan karena kurangnya asupan makanan.
ghrelinmeningkat dapat meningkatkan rasa Penelitian ini menunjukkan bahwa
lapar dan membuatmetabolisme melambat terdapat hubungan yang signifikan antara
serta berkurangnya kemampuanmembakar lama tidur dengan kejadian obesitas.
lemak dalam tubuh. Menurut peneliti Menurut asumsi peneliti hal ini dapat
perbedaan ini dapat dipengaruhi dari disebabkan karena pada saat penelitian
berbagai faktor yaitu bisa dari jumlah sebagian besar responden mengatakan
sampel pada penelitian dan juga bisa dari bahwa tidurnya yaitu ≤ 8 jam sehari.
pengkategorian dari variabel lama tidur Dengan pola tidur seperti ini dapat
dimana dalam penelitian yang telah saya diakatakan bahwa pola tidur seperti ini
lakukan adalah ≤8,5 jam dan >8,5 jam adalah pola tidur pendek yang dapat
sedangkan pada penelitian Marfuah mempengaruhi dari aktivitasnya. Dimana
pengkategoriannya adalah ≤10 jam dan ditambah lagi dengan aktivitas anak
>10 jam. siswa/i yang kurang melakukan banyak
Pada penelitian yang dilakukan kegiatan aktivtas fisik karena lebih banyak
oleh Cauter et al (2008) tidur memiliki menghabiskan waktunya setelah pulang
pengaruh terhadap kejadian obesitas pada sekolah dengan maen game. Obesitas
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 292
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

yang terjadi pada anak tersebut karena yang memungkinkan mereka mendapatkan
perilaku atau gaya hidup yang kurang baik pola konsumsi makanan yang berlebihan,
dengan terbiasanya anak makan sebelum mendapatkan kemajuan teknologi yang
tidur serta adanya kebiasaan menghabiskan secara tidak langsung berhubungan
waktu dengan aktivitas ringan seperti dengan aktivitas fisik sehari-hari, misalnya
bermain game berjam-jam. alat-alat permainan yang mengandalkan
Hubungan Aktifitas Fisik dengan kecepatan jari-jari tangan dan mata
Kejadian Obesitas daripada gerak tubuh, seperti playstation,
Hasil analisis data pada aktivitas
nonton TV, dan game online.
fisik menunjukan bahwa terdapat
Hal ini sesuai penelitian Zamzani
hubungan antara aktivitas fisik dengan
(2016), terjadinyamenunjukkan bahwa
kejadian obesitas pada anak dengan nilai p-
aktivitas fisik dinyatakan berhubungan
value = 0,004 (<0,05). Diketahui bahwa
secara statistik dengan kejadian obesitas
jumlah responden aktivitas fisik ringan
pada anak yang dibuktikan dengan
dengan kejadian obsitas adalah 14,9% dan
diperoleh nilai p-value 0,009 (<0,05) dan
responden yang memiliki aktivitas fisik
OR 5,69 (95% CI = 1,42-22,65). Dengan
ringan dengan kejadian tidak obesitas
demikian, hipotesis penelitian diterima
adalah 85,1%, sedangkan respoden dengan
bahwa anak dengan aktivitas fisik sedang-
aktivitas fisik kurang baik berat dengan
berat ≤1jam/hari meningkatkan risiko
kejadian obesitas adalah 37,9% sedangkan
terjadinya obesitas. Obesitas yaitu
responden yang memiliki aktivitas berat
meningkatnya berat badan akibat
dengan kejadian tidak obesitas adalah
akumulasi lemak tubuh yang berlebihan.
62,1%.
Obesitas pada anak merupakan
Hal ini sesuai dengan penelitian
konsekuensi dari asupan kalori (energi)
yang telah dilakukan oleh Maidelwita
yang melebihi jumlah kalori yang
(2012), menunjukan bahwa ada pengaruh
dilepaskan atau di bakar melalui proses
yang signifikan antara aktivitas fisik
metabolisme di dalam tubuh. Aktivitas
dengan kejadian obesitas pada siswa SD
fisik merupakan faktor yang menjadi
SBI Percobaan Uung Gurun Padang
penyebab obesitas.
dengan nila p-value : 0,001 OR :6,444.
Penelitian ini juga sejalan dengan
Kejadian obesitas pada anak di sekolah ini
penelitian Afrienny (2014), yang
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi
menyatakan bahwa hasil analisis statistik
keluarga yang umumnya menengah ke atas
dengan menggunakan uji chi square
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 293
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

(α = 0,05) diperoleh nilai p = 0,035 syarif (2006), Aktivitas fisik yang ringan
(p<0,05) dengan tingkat kepercayaan menyebabkan keluaran energi menjadi
95%, hal ini berarti ada hubungan yang rendah sehingga terjadi
bermakna antara aktivitas fisik dengan ketidakseimbangan antara masukan energi
obesitas padasiswa/i SMP Negeri 34 yang lebih banyak dibandingkan dengan
Medan tahun 2014. Kejadian obesitas pada energi yang keluar. Akibat dari sedikitnya
siswa/i dengan aktivitas fisik ringan energi yang keluar dari tubuh, maka sisa
dibandingkan aktivitas fisik berat dari energi tersebut akan tersimpan
memiliki RP sebesar 1,704 dengan 95% menjadi lemak dan kemudian menjadi
CI (0,988 -2,938) Artinya siswa/i overweight hingga berlanjut menjadi
dengan aktivitas fisik ringan memiliki obesitas.
kemungkinan resiko 1,704 kali lebih Terjadinya obesitas dikarenakan
besar mengalami obesitas dibandingkan rendahnya aktivitas fisik sehingga asupan
dengan siswa/i dengan aktivitas fisik energi yang masuk hanya sedikit yang
berat. terpakai untuk beraktivitas dan sebagian
Penelitian ini sejalan dengan besar tersimpan sebagai lemak tubuh,
penelitian yang dilakukan oleh Haryono dengan kata lain kelompok obesitas hanya
(2015), bahwa hubungan antara aktivitas menggunakan sedikit energi dalam
fisik dan kejadian obesitas peneliti melakukan aktivitasnya (Proverawati,
menggunakan uji logistic Regression 2010). Menurut Adityawarman (2007),
diperoleh angka significancy p value = Mayoritas saat ini anak-anak mempunyai
0,020 dimana p < 0,05 sehingga Ho di aktivitas fisik yang menurun setiap
tolak dan Ha di terima menunjukkan tahunnya. Perubahan waktu bermain anak
bahwa aktivitas fisik dengan kejadian yang semula banyak bermain diluar rumah
obesitas pada anak usia 3 tahun di Wilayah menjadi bermain di dalam rumah.
Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Sebagaimana contoh saat ini, banyak anak
Surabaya mempunyai hubungan yang yang bermain game di smartphone,
signifikan (bermakna). menonton televisi, menggunakan
Hasil penelitian yang berbeda komputer daripada berjalan, bersepeda
dilakukan oleh Fachrunisa (2016), bahwa maupun berolahraga.
hubungan aktifitas fisik dengan kejadian Menurut Musralianti (2016),
obesitas. Penelitiannya menggunakan chi menyatakan bahwa kehilangan aktivitas
square dengan p value 0,633. Menurut fisik, akibat menonton televisi atau
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 294
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

bermain video game lebih dari 1 (satu) Aktivitas fisik yaitu salah satu
jam setiap hari memiliki kontribusi yang komponen yang terpenting dalam
signifikan terhadap obesitas pada anak dan melakukan pengaturan berat badan dan
remaja. Pendapat ini diperkuat dengan merupakan faktor resiko utama yang
ditemukannya data aktivitas fisik pada menyebabkan kegemukan dan obesitas
penelitian dimana remaja lebih banyak (Widiantini, 2014). Aktivitas fisik adalah
menghabiskan waktu dengan melakukan gerakan yang dilakukan otot-otot tubuh
aktivitas pada posisi duduk dan berbaring dan sistem penunjangnya. Jumlah energi
seperti menonton televisi, mengerjakan yang dibutuhkan tubuh tergantung pada
tugas, bermain game atau hanya sekedar berapa banyak otot yang bergerak, berapa
menghabiskan waktu dengan bersantai, lama dan berapa berat pekerjaan yang
bahkan pada hari libur remaja dan anak dilakukan (Suryana, 2017).
bisa menghabiskan 10-12 jam dengan Menurut Wahyu (2009), Pola
melakukan berbagai aktivitas pada posisi aktivitas yang minim berperan besar
duduk dan berbaring dalam sehari. dalam peningkatan resiko obesitas pada
Aktivitas fisik adalah semua anak. Kegemukan dan obesitas pada anak
pergerakan tubuh yang mengeluarkan yang kurang beraktivitas fisik maupun
energi. Pengeluaran energi melalui berolahraga disebabkan oleh jumlah kalori
aktivitas fisik memiliki hubungan erat yang dibakar lebih sedikit dibandingkan
dengan keseimbangan energi. Tubuh kalori yang diperoleh dari makanan yang
akan memerlukan oksigen yang banyak dikonsumsi sehingga berpotensi
untuk melakukan aktivitas fisik aerobik menimbulkan penimbunan lemak berlebih
seperti bersepeda, menari dan berjalan. di dalam tubuh (Wahyu, 2009).
Aktivitas fisik yang rendahmemiliki Pernyataan di atas dikuatkan oleh
hubungan yang erat dengan adanya Misnadiarly (2007), obesitas banyak
morbiditas dan mortalitas padaanak dijumpai pada orang yang kurang
karena adanya penyakit kronisseperti melakukan aktivitas fisik dan kebanyakan
diabetes tipe 2, penyakit duduk. Di masa industri sekarang ini,
jantung,osteoporosis dan beberapa dengan meningkatnya mekanisasi dan
penyakit kanker. Aktivitas fisik yang kemudahan transportasi, orang cenderung
kurang juga dapat meningkatkan risiko kurang gerak atau menggunakan sedikit
overweight dan obesitas pada dewasa tenaga untuk aktivitas sehari-hari.
(Musralianti, 2016).
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 295
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

Perubahan gaya hidup anak Menurut Fuadi (2017), anak


telah meningkat secara dramatis di obesitas akan cenderung malas untuk
banyak Negara. Permainan elektronik bergerak dan lebih memilih kegiatan yang
menggantikan permainan dengan akti tidak memerlukan banyak energi agar
vitas diluar rumah dengan jarak tempuh tidak mudah lelah. Sehingga pada anak
yang jauh biasanya dengan berjalan obesitas akan cenderung memiliki gaya
sekarang digantikan dengan kendaraan hidup sedentary yaitu gaya hidup yang
bermotor (Saglam, 2008). Obesitas pada tidak banyak bergerak, sebagian waktu
anak dapat menjadi penyakit seperti asma, dihabiskan dengan cara duduk-duduk
diabetes,dan penyakit kardiovaskuler tanpa ada aktivitas fisik. Karena aktivitas
walaupun mekanisme terjadinya belum fisik yang rendah maka anak yang obesitas
sepenuhnya di mengerti, tetapi telah akan cenderung mempunyai kebugaran
dikonfirmasi bahwa obesitas terjadi karena jasmani yang rendah, dimana hal ini
pemasukan energi melebihi pengeluaran terlihat saat melakukan aktivitas fisikanak
energi. Penyebab terjadinya obesitas obesitas akan mudah merasa lelah
dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan dibandingkan dengan anak normal
(Septiani, 2017). seusianya. Padahal kebugaran jasmani
Pada penelitian jenis kelamin pada anak sangat bermanfaat untuk
perempuan lebih banyak mengalami menunjang kapasitas kerja fisik anak yang
obesitas dibandingkan dengan yang pada akhirnya diharapkan dapat
berjenis kelamin laki- laki. Hal ini sesuai meningkatkan prestasinya. Daya tahan
menurut Waspadji et al (2003), kardiovaskular yang baik akan
menyatakan bahwa kecepatan pertambahan meningkatkan kemampuan kerja anak.
lemak badan antara pria dan wanita Kesegaran jasmani harus
berbeda sejak usia 8 tahun. Jumlah lemak diterapkan sejak anak-anak berusia 6-12
badan wanita lebih besar dibandingkan tahun. Pada usia tersebut, menjamin anak-
laki-laki. Biasanya jumlah lemak dalam anak dapat melaksanakan kegiatan sehari-
tubuh akan cenderung meningkat dengan hari dengan optimal dan percaya diri.
bertambahnya usia. Dengan demikian Anak-anak usia sekolah dasar merupakan
kecenderungan untuk obes pada anak-anak individu sedang mengalami perkembangan
yang awalnya telah kelebihan berat badan dan pertumbuhan yang besar. Faktor
akan meningkat seiring dengan penunjang utama pertumbuhan dan
bertambahnya umur. perkembangan anak adalah asupan gizi
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 296
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

yang baik dari makanan dan minuman dapat menurunkan kejadian obesitas yang
yang berkualitas dan gizi yang tercukupi terjadi pada anak sekolah dasar.
untuk mendukung anak-anak dalam
melakukan berbagai aktivitas fisik KESIMPULAN DAN SARAN
(Hockenbery & Wilson, 2009) Kesimpulan
Menurut asumsi peneliti dari Berdasarkan hasil penelitian dan
keseluruhan responden sebanyak 163 pembahasan, lama tidur dan aktivitas fisik
responden sebagian besar beraktivitas merupakan faktor yang berhubungan
ringan. Kurangnya aktivitas fisik yang dengan kejadian obesitas pada anak usia
dilakukan oleh anak-anak yang sekolah, sedangkan jenis kelamin tidak
disebabkan oleh banyak bermain game berhubungan dengan kejadian obesitas
atau komputer sehingga tidak banyak pada anak usia sekolah.
mengeluarkan energi. aktivitas fisik yang Saran
ringan menyebabkan energi yang Peran perawat anak di komunitas
dikeluarkan sedikit sehingga dapat perlu ditingkatkan melalui kerjasama
menyebabkan obesitas karena energi yang dengan pihak sekolah dan Puskesmas
dikeluarkan tidak seimbang dengan energi dalam menggiatkan kegiatan monitoring
yang didapatkan. Oleh karena itu, status gizi anak usia sekolah. Kegiatan
pentingnya dalam menyeimbangkan energi monitoring ini dapat dilakukan melalui
yang didapatkan dengan energi yang program usaha kesehatan sekolah (UKS)
dikeluarkan dengan melakukan aktivitas yang telah tersedia di sekolah.
fisik diluar rumah seperti olahraga lari,
bermain sepakbola, senam dan lain
sebagainya. Sehingga kejadian tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Afrienny, R., Rahayu., Hiswani. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Obesitas Pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMP Negeri 34 Medan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1-8.
Amriani., Harso, K., Sartini. (2015). Gambaran Obesitas dan Kadar Kolestrol Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin Pada Padien yang Berobat di Rumah Sakit Medan. Jurnal
Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan. Vol 2(1); 16-22.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 297


Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

Agunsari, Devi. (2012). Penggunaan Strategi Think-Talk-Write (TTW) untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Kedaleman 1 Kecamatan
Cibeber Kota Cilegon. Skripsi.
Arisman, MB. (2010). Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia Konsep, Teori dan
Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC
Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M. Avrin. (2015). Ilmu Kesehatan Anak Nelson.
Volume 3 Edisi 15. Jakarta: EGC
Cauter and Knutson. (2008). Sleep and The Epidemic of Obesity in Children and Adults.
European Journal of Endocrinology. 159(1); 59-66.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar. Diakses
pada tanggal 26 April 2018.
Fachrunisa, Jasmine., Cholis., Dwita, AR. (2016). Analisis Faktor Resiko Kejadian Obesitas
Pada Anak Perkotaan di Beberapa Sekolah Dasar Kabupaten Jember. Journal of
Agromedicine and Medical Sciencies. Vol 2 (3); 17-22.
Fuadi, Fariha D., Abdul, CM. (2017). Pengaruh Obesitas Terhadap Kebugaran Anak Sekolah
Dasar Usia 10 – 12 Tahun. Jurnal Fisioterapi. Vol 17 (2);78 – 83.
Haryono, Hari Vergo. (2015). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas Pada Anak
Usia 3 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya. Skripsi. Program
Studi S1 Keperawatan, Sekolah Tingi Ilmu Majapahit Mojokerto
Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis Missoury:
Mosby.
Kozier, Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan: Konsep, Proses
& Praktik, Volume 1, Edisi 7. Jakarta: EGC
Marfuah, Dewi., Hammam., Emy Huriati. (2013). Durasi dan Kualitas Tidur hubungannya
dengan Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
Jurnal Gizi Dietetik Indonesia. Vol 1(2); 93-101.
Maidelwita, Yani. (2012). Pengaruh Faktor Genetik, Pola Konsumsi dan Kejadian Obesitas
Pada Anak Kelas 4-6 SD SBI Percobaan Ujung Gurun Padang. STIKes
Mercubaktiwijaya Padang
Misnadiarly. (2007). Obesitas: Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka
Obor Populer
Musralianti. (2016). Hubungan antara aktivitas fisik dan pola makan dengan kejadian
obesitas pada siswa di SMP Kristen Eben Haezar 1 . Manado

Proverawati. (2010). Obesitas dan Gangguan Perilaku pada Remaja. Yogyakarta: Nuha
Medika
Santrock, Jhon W.(2009). Perkembangan Anak Edisi 11. Jakart: Erlangga
Saglam, H and Tarim. (2008). Prevalence and Correlates of Obesity in Schoolchildren From
The City Of Bursa, Turkey. J clin Res Pediatr Endocrinol. Vol 1(2); 80 -87. Septiani, R
dan Bambang., B.R. (2017). Pola Konsumsi Fast Food, Aktifitas Fisik dan Faktor
Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri 01 Tanjong
Kecamatan Tanjong Kabupaten Brebes). Public Health Perpective Journal. Vol 02(3);
262-269.
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 298
Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Shinta Maharani1, Rice Hernanda2

Sinaga, Yostiana., Eka., Yanti Ernalia. (2014). Hubungan Kualitas Tidur dengan Obesitas
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jom FK. Vol 2(2), 1-8
Suryana dan Yulia, F. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik dengan IMT dan Komposisi Lemak
Tubuh.
Wahyu, Genis Ginanjar. (2009). Obesitas Pada Anak. Yogyakarta: Bentang Pustaka
WHO. (2017). Kesehatan Gizi Anak Usia dibawah 5 Tahun. Diakses pada tanggal 26 April
2018.
Widiantini, W., dan Taufal, Z. (2014). Aktivitas Fisik, Stress, dan Obesitas Pada Pegawai
Negeri Sipil. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 8 (7), 330-336
Widyawati, Nur. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Pada Anak
Sekolah Dasar Usia 6-14 Tahun di SD Budi Mulia 2 Yogyakarta. Skripsi. Program Studi
DIV Bidan Pendidik, STIKes Aisyiah Yogyakarta
Wong, D. L. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis : Mosby Co
Zamzani, M., Hamam, H., Dewi. (2016). Aktivitas Fisik Berhubungan dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. Vol 4(3); 123-
128

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 299

Anda mungkin juga menyukai