Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN DURASI TIDUR DENGAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI


KOTA JAMBI TAHUN 2017

The Correlation Between Sleep Duration And Obesity In Elementary Student Of


Public Health Center Aur Duri Jambi 2017

FADLIYANA EKAWATY*, SURYATI**, MARINI***


Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Jambi*, Dosen Akademi
Keperawatan Telanai Bhakti**, Mahasiswi Program Studi
Keperawatan Universitas Jambi***
(Cp:081279676443/e-mail: rinymarini7@gmail.com)

ABSTRAK
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, kekurangan gizi dan peningkatan
prevalensi obesitas. Obesitas pada anak menjadi perhatian utama, karena
berisiko berlanjut sampai dewasa dan berdampak panjang bagi kesehatan.
RISKESDAS tahun 2013 Provinsi Jambi juga termasuk kedalam 15 provinsi
dengan prevalensi obesitas di atas nasional yaitu sebesar 20%. Kurang tidur akan
menyebabkan penurunan leptin dan peningkatan ghrelin, meningkatkan rasa
lapar dan berkurangnya kemampuan membakar lemak dalam tubuh sehingga
memicu timbulnya obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan durasi tidur dengan obesitas pada anak sekolah dasar di wilayah kerja
puskesmas Aur Duri Kota Jambi tahun 2017. Desain penelitian ini adalah kasus
kontrol. Sampel diambil dengan cara proportional random sampling pada 3
sekolah dasar yaitu SDN 120, SDN 220 dan MI AL Munawaroh. Sampel terdiri
dari 35 anak obesitas dan 35 anak tidak obesitas. Data durasi tidur diobservasi
selama 1 minggu menggunakan sleep diary oleh Pitshburgh Sleep Diary.
Analisis data menggunakan uji chi square, somers’d, dan uji T tidak
berpasangan. Sebanyak 46 (65,7%) anak sekolah dasar memiliki durasi tidur
pendek <10 jam/hari, dari jumlah tersebut terdapat 31 (44,3%) mengalami
obesitas. Terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur dengan obesitas
dengan p value < 0,005 dan kekuatan korelasi sedang, p value sebesar 0,507.
Rata-rata durasi tidur anak obesitas 1 jam lebih pendek daripada anak tidak
obesitas.

Kata Kunci: anak sekolah dasar, obesitas, anak obesitas, tidur, durasi tidur
ABSTRACT
Indonesia has double nutrition’s problem, in the other hand Indonesia has
malnutrition problems but also high prevalence of obesity. Obesity in children is
a major concern, because of health problem, may continue into adulthood and
effect long-term health. RISKESDAS in 2013 Jambi province including to 15
province with obesity number up to national rate more than 20%. Short sleep
may through the activation of apettite hormonal responses, there was a decrease
in leptin and increase in ghrelin. This study focus to know the relation between
sleep duration and obesity in elementary children of Public Health Center of
Aur Duri 2017. This study was analytical study with case control. A
proportional random sampling of 3 elementary school in Public Health center of
Aur Duri with 35 non obesity as control and 35 obesity as a case. . Sleep
duration was observed one week by Sleep diary from Pitshburgh Sleep Diary.
Data was analyze by chi square, somers’d, and t test independent. The most of
elementary students 46 (65,7%) has short sleep duration <10 hours/day and 31
(44,3%) of them was obese. There are significant relationship between sleep
duration in obese children and non obese children with p value (p=0,000). The
power of correlation is medium p value 0,507 The average of sleep duration
between obese childreen 1 hour shorter than non obese children.

Keywords : elementary students, obesity, obese children, sleep, sleep duration


PENDAHULUAN
Obesitas merupakan masalah gizi Angka obesitas paling besar terdapat di
berlebih karena asupan kalori (energi) yang wilayah kerja puskesmas Aur Duri yaitu
melebihi jumlah kalori yang dibakar 83 anak anak SD tergolong obesitas,
melalui proses metabolisme dalam tubuh dengan perbandingan 1:5 dari total
Tidak semua anak yang memiliki berat keseluruhan yang dijaring sebanyak 452
badan lebih dikatakan obesitas maka harus anak.6
ditemukan gejala klinis obesitas dan Obesitas pada anak menjadi perhatian
pemeriksaan antropometri. 1 Menurut World utama, bukan hanya karena dampak
health organization (WHO) tahun 2014 kesehatan dan sosial yang timbul tetapi
prevalensi obesitas pada anak di dunia juga karena obesitas pada masa anak akan
diperkirakan mencapai 41 juta anak, berisiko berlanjut sampai dewasa dan
obesitas pada anak juga meningkat di berdampak panjang bagi kesehatan.11
negara-negara berpenghasilan rendah dan Obesitas dapat menyebabkan risiko
menengah khususnya di perkotaan. berbagai macam penyakit seperti penyakit
Indonesia sendiri sebagai salah satu negara jantung koroner, penyakit serebrovaskular,
berkembang tidak terhindar dari kejadian kanker kolorektal, hipertensi dan diabetes
obesitas pada anak. 2 Hasil Riset kesehatan melitus tipe 2.7,8
dasar (RISKESDAS) tahun 2007 Kenaikan berat badan terjadi karena
prevalensi obesitas di Provinsi Jambi kombinasi antara mekanisme peningkatan
3
sebesar 12%. Menurut RISKESDAS tahun asupan makan, penurunan pengeluaran
2010 masalah obesitas pada anak umur 6- energi dan perubahan hormonal yang
12 tahun di Provinsi Jambi memiliki angka mengatur nafsu makan.9, 10. Hormon yang
kejadian obesitas sebesar 7%.4 Menurut mengatur nafsu makan yaitu ghlerin dan
RISKESDAS tahun 2013 Provinsi Jambi leptin. Durasi tidur untuk anak usia sekolah
juga termasuk kedalam 15 provinsi dengan 10 jam per hari. Kurang tidur (2-4 jam
prevalensi obesitas di atas nasional yaitu sehari) akan mengganggu kestabilan
sebesar 20%.5 hormonal yang mengatur nafsu makan
Menurut data rekapitulasi hasil sehingga nafsu makan bertambah kira–kira
penjaringan kesehatan peserta didik tingkat sebesar 23–24%. Apabila leptin menurun
sekolah dasar (SD) pada tahun 2015 jumlah dan ghrelin meningkat dapat meningkatkan
anak obesitas di Kota Jambi sebesar 230 rasa lapar sehingga metabolisme tubuh
anak melambat serta berkurangnya kemampuan
membakar lemak dalam tubuh yang
memicu terjadinya obesitas. Kurang tidur BAHAN DAN METODE
juga dapat memicu timbulnya kelelahan Jenis penelitian ini merupakan
yang akan berdampak pada pengurangan penelitian survei analitik dengan
aktivitas fisik. Apabila aktivitas fisik pendekatan kasus kontrol. Penelitian ini
rendah maka kemungkinan terjadinya dilakukan di 3 sekolah dasar yang ada di
obesitas akan meningkat 11,12 . wilayah kerja puskesmas Aur Duri Kota
Hasil survei pendahuluan pada anak Jambi yaitu SDN 120/IV, MI Al-
SD di Aur Duri didapatkan bahwa 7 dari 10 Munawaroh dan SDN 220. Populasi pada
anak obesitas memiliki durasi tidur kurang penelitian ini yaitu seluruh murid SDN
dari 10 jam per hari. Tidak ada larangan 120/IV, MI Al-Munawaroh dan SDN 220
khusus dari orang tua terhadap kebiasaan Kota Jambi. Sampel pada penelitian ini
tidur anak. Terdapat 5 dari 10 anak yang terdiri dari 35 anak obesitas sebagai kasus
jarang tidur siang karena memilih bermain dan 35 anak tidak obesitas sebagai kontrol.
dengan teman-temannya. Anak memiliki Sampel diambil dengan cara
kebiasaan menonton TV (televisi), bermain proportional random sampling. Kriteria
game online, bermain bersama adik/kakak penentuan obesitas menggunakan standar
dan mengerjakan pekerjaan rumah sebelum antropometri anak dengan menghitung nilai
tidur sehingga jam tidur anak menjadi z score. Nilai z score > 2SD dikategorikan
berkurang. obesitas. Setelah didapatkan data anak
Berdasarkan kejadian tersebut, maka obesitas kemudian dilakukan random
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sampling pada setiap kuota masing-masing
tentang “Hubungan durasi tidur dengan sekolah hingga jumlah sampel kasus
obesitas pada anak sekolah dasar di tercukupi. Sampel kasus dicarikan
wilayah kerja puskesmas Aur Duri kota pasangan teman sekelas yang memiliki
Jambi tahun 2017”. berat badan normal sebagai kontrolnya.
Proses matching pada penelitian ini yaitu
TUJUAN PENELITIAN kelompok kontrol harus memiliki jenis
Penelitian ini bertujuan untuk kelamin dan usia yang sama dengan
mengetahui hubungan durasi tidur dengan kelompok kasus. Data durasi tidur
obesitas pada anak sekolah dasar di dikumpulkan menggunakan lembar
wilayah kerja puskesmas Aur Duri Kota observasi sleep diary selama 7 hari
Jambi tahun 2017. kemudian dirata-ratakan sedangkan data
obesitas didapatkan dari perhitungan z
score dengan mengukur tinggi badan dan perempuan sebanyak 36 anak (51,4%) yang
berat badan. terdiri dari 18 anak (25,7%) obesitas dan
18 anak (25,7%) tidak obesitas. Sedangkan
HASIL PENELITIAN jumlah total anak laki-laki pada penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi ini sebanyak 34 anak (48,6%) yang terdiri
Karateristik Usia Responden dari 17 anak (24,3%) obesitas dan 17 anak
(24,3%) tidak obesitas.
Usia anak Status Total
sekolah
Obesitas Tidak
obesitas Tabel 4.3 Hubungan durasi tidur dengan
6-8 tahun 3 (4,3%) 3 (4,3%) 6 (8,6%)
obesitas
9-12 tahun 32 (45,7%) 32(45,7%) 64 (91,4%)
Durasi Status Gizi Total p-value
Total 35 (50%) 35 (50%) 70 (100%)
tidur
Obesitas Tidak obesitas
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui Pendek 31 (44,3%) 15 (21,4%) 46 (65,7%)
Panjang 4 (5,7%) 20 (28,6%) 24 (34,3%) 0,000
karakteristik usia responden dalam Total 35 35 70
penelitian ini sebagian besar berusia 9-12
tahun yaitu sebanyak 64 anak (91,4%) dan Berdasarkan hasil uji statistik Chi-
6 anak (8,6%) lainnya berusia 6-8 tahun. square diperoleh nilai p-value sebesar
Pada kelompok kasus (obesitas) sebanyak 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada
32 anak (45,7%) berusia 9-12 tahun dan 3 hubungan yang signifikan antara durasi
anak (4,3%) lainnya berusia 6-8 tahun, tidur dengan obesitas pada anak sekolah
begitu juga kelompok kontrol (tidak dasar di wilayah kerja Puskesmas Aur Duri
obesitas). Kota Jambi tahun 2017
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tabel 4.4 Kekuatan korelasi durasi
Karateristik Jenis Kelamin Responden tidur dengan obesitas
Jenis Status Total
Durasi Status Gizi Total
kelamin
obesitas Tidak tidur
obesitas Obesitas Tidak obesitas P value
Laki –laki 17 (24,3%) 17 (24,3%) 34 (48,6%) Pendek 31 (44,3%) 15 (21,4%) 46 (65,7%)
Perempuan 18 (25,7%) 18 (25,7%) 36 (51,4%) Panjang 4 (5,7%) 20 (28,6%) 24 (34,3%) 0,000
Total 35 (50%) 35 (50%) 70 (100%) Total 35 35 70

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan Pada penelitian ini, besar kekuatan
bahwa responden pada penelitian ini lebih korelasi durasi tidur dengan obesitas
banyak anak perempuan dibandingkan dianalisis menggunakan uji somers. Nilai
anak laki-laki. Jumlah total anak
yang dihasilkan sebesar 0,507 yang berarti penelitian ini diproporsikan setiap SD yaitu
kekuatan korelasi sedang SDN 120 sebanyak 16 anak, SDN 220
Tabel 4.5 Perbedaan durasi tidur sebanyak 8 anak dan MI Al Munawaroh
anak obesitas dan tidak obesitas sebanyak 11 anak. Karakteristik anak
obesitas sebagian besar dalam rentang usia
Status Gizi N Mean Mean p
9-12 tahun. Jumlah anak perempuan lebih
Diff
Durasi Obesitas 35 9,00 -1,00 0,000 banyak mengalami obesitas dibandingkan
Tidur Tidak Obesitas 35 10,01
anak laki-laki. Terdapat 18 anak
perempuan obesitas dan 17 anak laki-laki
Berdasarkan uji t independen
obesitas. Anak perempuan memiliki risiko
didapatkan nilai p sebesar 0,000 <0,05
mengalami gangguan tidur yang lebih
artinya ada perbedaan durasi tidur antara
besar daripada laki-laki. Gangguan tidur
anak obesitas dan tidak obesitas pada anak
membuat durasi tidur menjadi lebih pendek
sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas
sehingga risiko obesitas meningkat. Anak
Aur Duri Kota Jambi. Hasil penelitian
perempuan usia 12 tahun mengalami
menunjukkan nilai rata-rata durasi tidur
perubahan fisik karena hormon reproduksi
anak obesitas (9,00) lebih kecil
dan terjadi kenaikan berat badan. Oleh
dibandingkan anak tidak obesitas (10,01).
karena itu obesitas pada anak perempuan
Rata-rata durasi tidur anak obesitas 1
lebih banyak daripada anak lai-laki.
jam/hari lebih pendek dibandingkan anak
tidak obesitas.
2. Gambaran Durasi Tidur pada Anak
Sekolah Dasar di Wilayah Kerja
PEMBAHASAN
Puskesmas Aur Duri Kota Jambi
1. Gambaran Obesitas pada Anak
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Sekolah Dasar di Wilayah Kerja
anak sekolah dasar yang memiliki durasi
Puskesmas Aur Duri Kota Jambi
tidur pendek lebih banyak daripada durasi
Nilai Z score SD (standar deviasi)
tidur panjang. Dari 70 responden 46
digunakan untuk mengetahui klasifikasi
diantaranya memililiki durasi tidur pendek.
status gizi seseorang dengan kriteria yang
Hasil penelitian ini menunjukkan durasi
ditetapkan antara lain tinggi badan, berat
tidur terpendek anak sekolah dasar selama
badan, umur dan IMT (Indeks Masa
6,9 jam/hari, sedangkan durasi tidur
Tubuh). Nilai Z score tertinggi pada anak
terpanjang selama 10,64 jam/hari. Rata-rata
obesitas yaitu 8,46 SD dan terendah 2,28
durasi tidur anak sekolah dasar di wilayah
SD. Responden kelompok obesitas pada
kerja Puskesmas Aurduri Kota Jambi durasi tidur panjang tetapi mengalami
selama 9,5jam/hari obesitas. Anak-anak tersebut tidur dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan cukup yaitu 10 jam/hari. Obesitas yang
penelitian sebelumnya oleh Dewi dkk terjadi disebabkan karena pola makan anak
(2013) yang berjudul Durasi Dan Kualitas yang berbeda dengan anak-anak seusianya
Tidur Hubungannya dengan Obesitas pada yaitu 2-4 kali sehari. Orang tua juga
Anak Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta memberikan beberapa suplemen dan
Dan Kabupaten Bantul. Rata-rata jam tidur vitamin yang dapat meningkatkan nafsu
anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta dan makan anak sehingga anak sering makan
Kabupaten Bantul lebih pendek dari dan menimlbulkan obesitas.
anjuran National Sleep Foundation tahun Hasil analisa pada kelompok tidak
2015. Dari 488 responden 379 diantaranya obesitas terdapat 20 anak yang memiliki
memiliki durasi tidur yang pendek. Anak durasi tidur panjang. Artinya sebagian
obesitas juga mempunyai kualitas tidur besar anak tidak obesitas memiliki durasi
yang buruk 2,23 kali lebih besar tidur yang panjang. Kebutuhan tidur anak
13
dibandingkan anak yang tidak obesitas. tercukupi, tidur yang cukup akan menjaga
Hasil analisa pada kelompok obesitas, keseimbangan neurohormonal terutama
31 anak memiliki durasi tidur pendek. hormon yang mengatur rasa lapar dan
Artinya sebagian besar anak obesitas nafsu makan Sehingga peningkatan nafsu
memiliki durasi tidur yang pendek makan tidak terjadi, anak makan dengan
<10jam/hari. Durasi tidur terpendek anak porsi yang sesuai 1-3 kali sehari dan
obesitas selama 6,95 jam/hari dan durasi mengurangi risiko terjadinya.
tidur terpanjang selama 10,64 jam/hari. Sebanyak 15 anak tidak obesitas
Karena durasi tidur pendek perasaan anak memiliki durasi tidur yang pendek.
saat bangun pagi sangat tegang, kesadaran Kebutuhan tidur anak tidak tercukupi dan
anak kurang, anak masih mengantuk dan peningkatan nafsu makan terjadi namun
kualitas tidurnya buruk. Durasi tidur juga anak tidak mengalami obesitas. Hal ini
mempengaruhi kualitas tidur. Durasi tidur terjadi karena adanya kontrol dari orang tua
pendek dikaitkan dengan kelelahan yang dalam menjaga asupan makan anak. Anak
dapat mengurangi aktivitas fisik, sehingga dibiasakan sarapan dirumah dan tidak jajan
kalori yang terbuang berkurang dan sembarangan. Anak juga tidak dibiarkan
menimbulkan obesitas. mengemil dirumah sehingga obesitas dapat
Meskipun demikian, pada penelitian ini dihindari. Anak laki-laki mencegah
juga ditemukan 4 anak yang memiliki terjadinya peningkatan berat badan dengan
melakukan aktivitas sedang hingga berat 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang
setiap harinya selama 1 jam/hari seperti bermakna antara durasi tidur dengan
bermain sepeda, bermain bola kaki dan obesitas pada anak sekolah dasar di
jogging. Durasi tidur terpendek anak tidak wilayah Kerja Puskesmas Aur Duri
obesitas selama 9,07 jam/hari dan durasi
Didukung dengan penelitian yang
tidur terpanjangnya mencapai 10,64
dilakukan oleh Nahla M. Bawazeer
jam/hari. Didapatkan nilai rata-rata durasi
berjudul Sleep Duration and Quality
tidur anak tidak obesitas selama 10,01
Associated With Obesity Among Arab
jam/hari.
Children menemukan hasil terdapat
Penyebab jam tidur anak berkurang
hubungan antara durasi tidur pendek dan
karena adanya latensi tidur yaitu anak
kualitas tidur yang buruk dengan kejadian
membutuhkan waktu yang cukup lama dari
obesitas pada anak-anak di Arab.14 Sebuah
awal naik ke tempat tidur hingga bisa
penelitian berjudul Sleep Duration,
tertidur nyenyak. Anak naik ke tempat
Quality, Or Stability And Obesity In An
tidur pukul 09.00 tetapi bisa tertidur
Urban Family Medicine Center ditemukan
nyenyak pukul 09.30. Anak juga terbangun
hubungan yang signifikan antara durasi
tengah malam untuk buang air kecil, mimpi
tidur dengan obesitas, hasil p-Value sebesar
buruk dan ketidaknyamanan seperti udara
0,03.15
yang panas, suara yang berisik. Setelah
Durasi tidur yang pendek pada anak
terbangun beberapa anak akan tertidur
akan meningkatkan resiko terjadinya
kembali dalam waktu 1-5 menit. Namun
overweight dan obesitas. Durasi tidur yang
anak terkadang kesulitan untuk tertidur
pendek berhubungan dengan
kembali. Dalam hal ini kenyamanan
neuroendokrin dan modifikasi metabolism
memiliki peran yang cukup mempengaruhi
termasuk penurunan leptin, toleransi
seberapa lama anak bisa tertidur dengan
glukosa dan sensitifitas insulin kemudian
nyenyak dimalam hari.
peningkatan level ghrelin, rasa lapar dan
nafsu makan. Hal tersebut terjadi karena
3. Hubungan durasi tidur dengan
adanya interaksi neurohormonal dan jalur
obesitas pada Anak Sekolah Dasar
metabolisme sebagai komponen dasar.8
di Wilayah Kerja Puskesmas Aur
Kurangnya tidur (2-4 jam sehari) dapat
Duri Kota Jambi.
mengakibatkan kehilangan 18% leptin dan
Berdasarkan hasil uji statistik Chi- meningkatkan 28% ghrelin yang dapat
square diperoleh nilai p-Value sebesar menyebabkan bertambahnya nafsu makan
kira – kira 23 – 24%. Leptin adalah protein bermakna antara kelompok anak obesitas
hormon yang diproduksi jaringan lemak dan yang tidak obesitas, dimana skor durasi
yang berfungsi mengendalikan cadangan tidur anak obesitas lebih rendah daripada
lemak dan mempengaruhi nafsu makan, anak yang tidak obesitas. Ditemukan pada
sedangkan ghrelin adalah hormon yang penelitian ini rerata skor durasi tidur anak
dapat mempengaruhi rasa lapar dan obesitas 1 jam/hari lebih pendek daripada
kenyang. Apabila leptin menurun dan anak yang tidak obesitas.Rata-rata durasi
ghrelin meningkat, dapat meningkatkan tidur anak obesitas sebesar 9 jam/hari
rasa lapar dan membuat metabolisme sedangkan rata-rata durasi tidur anak tidak
melambat serta berkurangnya kemampuan obesitas 10,01jam/hari
membakar lemak dalam tubuh. Jumlah jam
Hal yang lebih penting yang harus
tidur juga termasuk faktor penting untuk
dilakukan orang tua adalah mengontrol
mengontrol berat badan dan metabolisme
kebutuhan jam tidur anak sesuai usianya
nutrisi. Uji laboratorium menunjukkan,
karena kurangnya jam tidur akan
durasi tidur pendek bisa meningkatkan
mempengaruhi keseimbangan
kadar ghrelin dan menurunkan kadar leptin
neurohormonal yang mengatur rasa lapar
pada tubuh manusia, yang menimbulkan
dan nafsu makan, asupan makan bertambah
kebiasaan makan dan menjadi faktor
dan meningkatkan kemungkinan obesitas.
predisposisi kenaikan berat badan serta
Anak mulai dibiasakan tidur tepat
obesitas dikemudian hari.11
waktu yaitu pukul 08.00 dan bangun pada
Berkurangnya jam tidur selama 1 jam
06.00. Orang tua bisa menggunakan alarm
juga akan meningkatkan rasa lapar dan
setiap hari dalam membangunkan anak,
menyebabkan peningkatan berat badan
sehingga jam tidur anak akan tercukupi.
sebesar 0,7 kg. Kurang tidur menyebabkan
Selain itu, kualitas tidur anak dijaga agar
perubahan masa lemak tubuh dan
tetap baik dengan memodifikasi
peningkatan berat badan.16
lingkungan yang nyaman, menghindari
suara berisik, udara yang panas dan tempat
4. Perbedaan Durasi Tidur Anak
tidur yang bersih. Anak juga dapat
Obesitas dan Tidak Obesitas
dibiasakan buang air kecil sebelum tidur
Hasil uji t test independen memiliki sehingga mengurangi kemungkinan
nilai p sebesar 0,000 sehingga p <0,05 terbangun tengah malam untuk buang air
maka dapat diambil kesimpulan terdapat kecil.
perbedaan rerata skor durasi tidur yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjarif DR. Obesitas pada anak dan 8. Zhang Y, Ju L, Jianliang Y, Gang J,
permasalahannya.( Dalam: Trihono Long Q, Jing W, et al., editors.
PP, Purnamawati S, Sjarif DR, Obesity: Pathophysiology and
Hegar B, Gunardi H, Oswari H, et Intervention. Nutrients. (serial
al, ed. Hot topics in pediatrics II. online) 2014 November (diakses
Jakarta: FKUI. 2005. p.219-27.) 13 Januari 2017); 6(11):5183-5153.
2. European environment and health Diunduh dari URL:
information system. Prevalence of http://www.mdpi.com/journal/nutri
overweight and obesity in children ents
and adolescents (online). 2009. 9. Henuhili V, editors. Gen-gen
Diunduh dari URL: penyebab obesitas dan
http://www.euro.who.int/__data/ass hubungannya dengan perilaku
ets/pdf_file/0005/96980/2.3.- makan. Prosiding Seminar Nasional
Prevalence-of-overweight-and- Penelitian, Pendidikan dan
obesity-EDITED_layouted_V3.pdf; Penerapan MIPA; 2010 Mei 173-
2009 (diakses 9 Juli 2016). 170; Yogyakarta, Indonesia:
3. Riskesdas 2007. Data prevalensi Fakultas MIPA, Universitas Negeri
obesitas tahun 2007. Hasil Riset Yogyakarta; 2010
Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2007 10. Marks R, Landaira M. Sleep,
(diakses 9 Agustus 2016). hal 46. Disturbances of Sleep, Stress and
Diunduh dari URL: Obesity: A Narrative Review.
4. Riskesdas 2010. Data prevalensi Journal of obesity & eating disorder
obesitas tahun 2010. Hasil Riset (serial online) 2015 (diakses 9
Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2010 september 2016 ); 1(2:2);(5).
(diakses 15 September 2016). hal Diunduh dari URL:
45-41. Diunduh dari URL: http://obesity.imedpub.com/sleep-
http://labdata.litbang.depkes.go.id/i disturbances-of-sleep-stress-and-
mages/download/laporan/RKD/201 obesity-a-narrative-review.pdf.
0/lp_rkd2010.pdf. 11. Garaulet M, Ortega FB, Ruiz JR,
5. Riskesdas 2013. Data prevalensi Rey-Lo´pez JP, Be´ghin L, Manios
obesitas tahun 2013. Hasil Riset Y, et al. Short sleep duration is
Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013 associated with increased obesity
(diakses 9 Agustus 2016). hal 218. markers in European adolescents:
Diunduh dari URL: effect of physical activity and
http://www.depkes.go.id/resources/ dietary habits. International Journal
download/general/Hasil%20Riskes of Obesity (serial online) 2011
das%202013.pdf. (diakses 9 september
6. Dinas kesehatan Kota Jambi. 2016);35:1317-1308. Diunduh dari
Rekapitulasi hasil penjaringan URL:
kesehatan peserta didik tingkat http://www.helenastudy.com/files/0
SD/MI tahun 2015. Jambi; 2015 1_Garaulet-IJO-2011.pdf.
7. Redinger RN. The Pathophysiology 12. Soegih RR, Kunkun KW. Obesitas
of Obesity and Its Clinical permasalahan dan terapi praktis.
Manifestations. Gastroenterol Jakarta: CV Sagung Seto; 2009.
hepatol (serial online) 2007 Nov hal. 18-10.
(diakses 20 Desember 2016); 13. Marfuah D, Hadi H, Huriyati E.
3(11);863-856. Diunduh dari URL: Durasi dan kualitas tidur
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ hubungannya dengan obesitas pada
articles/PMC3104148/ anak sekolah dasar di Kota
Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
Jurnal gizi dietetic Indonesia (serial
online) 2013 (diakses 7 september
2016); 1(2); 101-93. Diunduh dari
URL:
ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJ
ND/article/download/44/43
14. Marfuah D. Anak Obes Mempunyai
Durasi Tidur Lebih Pendek
Dibandingkan Anak Tidak Obes.
Jurnal Profesi (serial online) 2015
Maret (diakses 20 Mei 2017);
12(2):6
15. Logue EE, Scott ED. Sleep
Duration, Quality, or Stability and
Obesity in an Urban Family
Medicine Center. Journal of
Clinical Sleep Medicine (serial
online) 2015 (diakses 20 Mei
2017); 10(2)
16. Filiatrault ML, Chaput JP, Drapeau
V, Tremblay A. Eating behavior
traits and sleep as determinants of
weight loss in overweight and
obese adults. Nutrition & Diabetes.
Citation: Nutrition & Diabetes.
2014. 4(140): 1-8.

Anda mungkin juga menyukai