Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KELEBIHAN BERAT BADAN

(OBESITAS) PADA BALITA


Eny Astuti
enyastuti96@rocketmail.com
Akper William Booth Surabaya

ABSTRAK
Banyak masyarakat menilai obesitas identik dengan makanan atau gizi, namun dari
penelitian dan riset yang terus dikembangkan oleh para ahli membuktikan ada banyak
faktor yang memengaruhi obesitas yang terjadi juga pada anak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kelebihan berat badan (obesitas)
pada anak balita di Playgroup &TK.Kristen Petra Jombang. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua balita obesitas sebanyak 20 anak, dengan besar sampel 20 anak dengan
menggunakan teknik purposive sampling.Penelitian ini menggunakan enam
variabel,yaitu obesitas sebagai variabel dependent, faktor-faktor yang memengaruhi
(jenis kelamin, genetik, pola makan, lama tidur, aktivitas fisik) sebagai variabel
independent. Data diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh orangtua responden dan
pengukuran langsung BB dan TB pada balita. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
faktor yang paling dominan yaitu aktivitas fisik dengan p-valuetertinggi diantara faktor
yang lain yaitu 0,038 < α 0,05. Untuk itu diharapkananak-anak mengikuti
ekstrakulikuler olahraga/yang banyak mengandung aktivitas fisik kepada orangtua,
memasukkan kegiatan yang dapat menarik minat dan melibatkan aktivitas fisik
didalamnya dalam proses belajar-mengajar atau menambah lahan bermain untuk anak-
anak di sekolah.

Kata kunci: Obesitas, Faktor-faktor yang memengaruhi obesitas

ABSTRACT
Many people asess obesity synonymous with food or nutrition, but from the research and
research continue to be developed by experts to prove there are many factors that which occurs
also in children. This study aims to determinate the factors that influence overweight (obesity)
among children under five in Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang. The population in this
study were all obese toddlers as many as 20 children, with a sample of 20 children by using
purposive sampling technique. This study use 6 variabels, namely obesity as the dependent
variable, a number of factors-factors that influence (gender, genetics, diet, sleep duration,
physical activity) as the independent variable. Data obtained from the questionnaires completed
by the parents of the respondents and direct measurement of BB and TB in infants. Based on the
results, the most dominant factor is physical activity with p-value is the highest among the
others factors that 0,038 < α 0,05. For children it is hoped that the children follow the
extracurricular sports/that contains a lot of physical activity to parents, include activities that
can be interesting and there in involves physical activity in the learning process or add
playground for the kids in school.
Kata Kunci: Obesity, The factors that influence obesity

1
Pendahuluan disadari anak-anakpun mengalami masalah
Perubahan gaya hidup membawa dampak yang sama. Di masyarakat tampak anak-anak
yang cukup luas, termasuk bagi dunia ini memang terlihat lucu dan menggemaskan
kesehatan khususnya angka kejadian tapi apa yg tampak tidak selalu baik atau
penyakit-penyakit yang terjadi, dari beberapa menyehatkan. Untuk itu penting hal ini untuk
faktor resiko yang muncul, faktor obesitas menjadi perhatian bagi para orangtua, banyak
ditemukan cukup banyak, bahkan bukan orangtua yang justru bersikap permisif
dikalangan dewasa saja tapi dikalangan balita artinya dianggap wajar, anak masih kecil
juga, sehingga menimbulkan ketertarikan tidak menjadi masalah kalau gendut, justru
peneliti. Obesitas (kegemukan) adalah semakin gendut semakin lucu. Ada juga
akumulasi lemak yang berlebihan dalam orangtua/masyarakat yang memanjakan anak,
tubuh, diakibatkan oleh pemasukan energi apa yang anak mau, dituruti dalam hal
(kalori) yang berlebihan dibandingkan mengonsumsi makanan yang sebenarnya
dengan energi yang dipergunakan sehingga tidak cukup baik untuk anak atau justru
dapat menimbulkan gangguan kesehatan berlebihan dan berbahaya bagi anak.
(Soetjiningsih, 2005). Obesitas merupakan Pemikiran, persepsi dan pola asuh seperti ini
penyakit multifaktorial yang diduga bahwa yang terus-menerus ada didalam masyarakat
sebagian besar obesitas disebabkan oleh sehingga angka kejadian obesitas pada anak
karena interaksi antara faktor genetik dan terus meningkat.
faktor lingkungan berupa aktifitas fisik, Obesitas pada anak berpotensi untuk
sosial-ekonomi dan gizi. Faktor genetik mengalami berbagai penyebab kesakitan dan
(parenteral fatness) artinya diturunkan oleh kematian menjelang dewasa (WHO,2006).
orangtua, menurut beberapa ahli berperan Menurut Departemen Kesehatan Republik
besar, bila kedua orangtua mengalami Indonesia tahun 2008 prevalensi nasional
kegemukan, maka kemungkinan anaknya anak usia sekolah terdapat 9,5% untuk anak
mengalami obesitas mencapai 60-80%. Bila laki-laki dan 6,4% untuk anak perempuan.
salah satu orang tua mengalami kegemukan Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi
maka kemungkinan anak mengalami obesitas anak usia sekolah gemuk laki-laki diatas
sekitar 20-51%. Sedangkan faktor lingkungan prevalensi normal yaitu Aceh, Sumatera
yang dimaksud adalah gaya hidup/lifestyle Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua,
diperkotaan dari sisi mengkonsumsi makanan Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung,
yang mengandung energi dan lemak tinggi, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Timur,
sedangkan sisi kedua yaitu aktivitas fisik Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
anak perkotaan yang hanya main game Kalimantan Timur, Riau, Maluku Utara.
online, pada sisi ketiga yaitu sosial-ekonomi Sedangkan prevalensi anak usia sekolah
berhubungan dengan tidak ada kegiatan perempuan diata prevalensi normal sebanyak
diluar rumah karena orangtua banyak 17 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara,
menganjurkan untuk bermain didalam rumah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,
saja, atau juga terjadi karena orangtua Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
memiliki pendapatan yang tinggi sehingga DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan
apapun yang anak-anak mau dituruti Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
(Hidayati et al, 2009). Selama ini kegemukan Maluku dan Papua. Sedangkan angka
di Indonesia belum menjadi sorotan karena kejadian obesitas pada anak balita yakni
masih disibukkan dengan masalah anak yang 12,2% dari jumlah anak di Indonesia, angka
kekurangan gizi, sudah saatnya untuk ini meningkat menjadi 14% pada tahun 2010,
Indonesia juga memperhatikan masalah di Jawa Timur sendiri ada 17,1 % anak balita
obesitas pada anak, bilamana tidak ditangani mengalami kegemukan. Sedangkan pada
akan menjadi masalah kompleks dalam penelitian yang dilakukan oleh Lembaga
masyarakat yang bisa dilihat secara nyata Survey Gizi dan Kesehatan Nasional
adalah mengganggu sumber daya manusia mengenai prevalensi obesitas pada tahun
(SDM) dikemudian hari (Suastika,2005). 2008 terhadap anak-anak sekolah dasar dan
Obesitas yang tergambar secara jelas dewasa play group di sepuluh kota di Indonesia
ini adalah obesitas pada orangtua, tanpa secara berurutan dari yang tertinggi ialah
2
Jakarta (25%), Semarang (24,3%), Medan kompleks bahkan dalam segala aspek.
(17,75%), Denpasar (15,7%), Surabaya Dipandang dari aspek kesehatan/penyakit
(13,4%), Palembang(12,2%), Padang (7,1%), dampak obesitas pada kesehatan anak mulai
Manado (5,3%), Yogyakarta (4%) dan Solo dari peningkatan risiko penyakit
(2,1%). Rata-rata prevalensi kegemukan di kardiovaskular di usia dewasa, diabetes
Sepuluh kota besar tersebut mencapai 12,7% mellitus tipe-2, obstructive sleep apnea,
(Genis, 2009). Dari data-data yang gangguan ortopedik, pseudotumor serebri,
didapatkan diatas, bisa disimpulkan angka gangguan hormon. Dari aspek psikologis,
kejadian obesitas di Provinsi Jawa Timur yang pertama anak bisa mengalami rendah
khususnya kota Surabaya perlu mendapat diri (bullying) karena sering diejek oleh
perhatian khusus sebelum terjadi peningkatan teman-temannya, yang ke 2 anak mengalami
angka obesitas yang lebih tinggi. Dari depresi karena rendah diri sehingga
pengamatan peneliti ketika Lab.klinik membawa anak pada keadaan putus asa yang
diruang perawatan anak di salah satu rumah memungkinkan kehilangan minat dari
sakit di Surabaya, dari 30 pasien yang kegiatan normal (Melly,2013).
dirawat terdapat 1 orang balita yang Mengenal masalah obesitas pada
mengalami obesitas. Dalam perawatan balita ini, ketertarikan untuk menganalisa
selama anak mengalami hospitalisasi, contoh faktor yang memengaruhi, menarik peneliti
kecil yang dialami anak obesitas adalah saat untuk melakukan penelitian secara langsung
pemasangan infus mengalami kesulitan di masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini,
menemukan pembuluh darah, susah untuk konsep solusi yang bisa dilakukan adalah
mengontrol anak untuk tidak makan dan dengan memberi pengetahuan kepada
makan makanan yang ingin di konsumsi yang orangtua tentang olahraga anak dan terhadap
tidak sesuai dengan terapi secara medis. aktivitas fisik tentunya akan sangat
Dalam sebuah survey di Jakarta ditemukan berpengaruh. Tidak hanya memotivasi anak
angka 10-30% anak balita yg obesitas untuk aktif dalam berolahraga, tetapi juga
mengalami tekanan darah tinggi (Hipertensi), dapat memengaruhi hampir segala aspek
penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini dalam kehidupannya. Anak-anak pada
patut menjadi perhatian khusus dan serius dasarnya menyukai aktivitas fisik, dan ketika
bukan hanya bagi pemerintah atau pelayanan orangtua mendukung kegiatan yang mereka
kesehatan tapi juga bagi keluarga yang sukai, maka anak-anak pun akan lebih
memiliki anak-anak. gembira. Biarkan anak untuk memilih dan
Banyak masyarakat menilai obesitas identik melakukan aktivitas olahraga yang
dengan makanan atau persoalan gizi, namun digemarinya. Jika anak menyukai berenang,
dari penelitian dan riset yang terus biarkan anak menggeluti aktivitas tersebut.
dikembangkan oleh para ahli dimana mereka Suatu hari jika anak ingin berhenti berenang
membuktikan ada banyak faktor yang lalu berpindah pada basket, jangan
memengaruhi kejadian obesitas pada anak. menghalangi keinginannya. Selalu
Faktor yang memengaruhi dibedakan memberikan dukungan serta kebebasan pada
menjadi 2,yaitu: faktor internal dan faktor anak, asalkan kegiatan olahraga anak yang
eksternal. Faktor internal adalah faktor dari positif tersebut dapat membuat anak tumbuh
dalam diri anak contohnya jenis kelamin, lebih bahagia serta percaya diri sehingga
faktor hormonal, genetik/keturunan. Dan menguntungkan untuk masa depannya.
faktor eksternal adalah faktor yang
memengaruhi obesitas dari luar diri anak Metode
contohnya pola asuh dalam pemberian Beradasarkan tujuan dalam penelitian ini
makanan, pola istirahat tidur dan lain-lain. metode penelitian yang digunakan adalah
Pada anak balita, faktor yang lebih berperan korelasi, yaitu suatu metode penelitian yang
adalah faktor eksternal, yaitu kebiasaan hidup dilakukan dengan mengungkapkan hubungan
sehari-hari yang diterapkan orangtua pada korelatif antara obesitas dengan jenis
anak, seperti pola makan, aktivitas fisik, dan kelamin, genetik, aktivitas fisik, perilaku
pola istirahat. Seperti yang kita ketahui, makan, pola istirahat. Berdasarkan waktunya
obesitas yang terjadi akan berdampak gunakan metode cross sectional atau desain
3
potong lintang yaitu obesitas dan faktor- 1. Karakteristik Responden berdasarkan
faktor yang mempengaruhi (jenis kelamin, jenis kelamin
genetik, aktivitas fisik, pola makan, pola
istirahat/tidur) diteliti pada saat yang Tabe1 1. Karakteristik Responden
bersamaan pada balita di Playgroup & Berdasarkan Jenis Kelamin
TK.Kristen Petra Jombang.Variabel Jenis Kelamin n %
penelitian terdiri dari 2, yaitu Variabel bebas Laki-laki 12 60.0
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
obesitas pada balita, yaitu faktor internal Perempuan 8 40.0
(jenis kelamin & genetik) dan faktor Jumlah 20 100
eksternal (aktifitas fisik, perilaku makan, pola Berdasarakan Tabe1 1 di atas
tidur) dan Variabel terikat adalah kejadian menunjukkan bahwa sebagian besar 12
obesitas pada balita di Playgroup & (60,0%) responden berjenis kelamin laki-
TK.Kristen Petra Jombang. Populasinya laki. Sedangkan responden perempuan
adalah semua balita obesitas di Playgroup sebanyak 8 (40,0%) responden.
TK.Kristen Petra Jombang sebanyak 30
balita. Sampelnya sebanyak 20 orangtua 2. Karakteristik Responden berdasarkan
balita obesitas dengan teknik sampling yang faktor genetik
digunakan adalah Non Probability Sampling
dengan pendekatan purposive sampling, yaitu Tabe1 2. Karakteristik Responden
suatu teknik penetapan sampel dengan cara Berdasarkan Genetik
memilih sampel diantara populasi sesuai Faktor Genetik n %
dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga Tidak Ada 10 50,0
sampel tersebut dapat mewakili karakteristik Ada 10 50,0
populasi yang telah dikenal sebelumnya.
Jumlah 20 100
Dalam penelitian ini, cara menyeleksi sampel
dengan cara mengukur berat badan dan tinggi Berdasarakan Tabe1 2 di atas menunjukkan
badan balita yang obesitas di Playgroup & bahwa sebagian besar 10 (50,0%) siswa
TK.Kristen Petra Jombang. Instrumen yang obesitas tidak mempunyai riwayat
pengumpulan data menggunakan kuesioner keluarga yang obesitas. Sedangkan sebanyak
dan data diuji dengan menggunakan uji 10 (50,0%) siswa yang obesitas tidak
statistik dengan Chi Square mempunyai riwayat keluarga yang obesitas.
3. Karakteristik Responden berdasarkan
Hasil aktivitas fisik
Hasil pengumpulan data tentang
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Obesitas Tabe1 3. Karakteristik Responden
Pada Balita di Playgroup & TK.Kristen Petra Berdasarkan Aktivitas fisik
Jombang, dimana pengumpulan data primer Aktivitas Fisik N %
dilakukan dengan pengukuran tinggi dan Ringan 5 25.0
berat badan balita obesitas, setelah itu Sedang 6 30.0
pengisian kuisioner oleh orangtua yang Berat 9 45.0
memiliki balita obesitas. Sedangkan data
sekunder didapatkan melalui profil sekolah Jumlah 20 100
yang didapatkan dari bagian kurikulum Berdasarakan Tabe1 3.3di atas
Playgroup &TK.Kristen Petra Jombang, menunjukkan bahwa terbanyak siswa
dengan hasil penelitian sebagai berikut. obesitas di Playgroup & TK.Kristen Petra
Jombang melakukan aktivitas fisik dalam
kategori berat yaitu 9 (45,0%). Sedangkan
sebanyak 5 (25,0%) siswa obesitas di
Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang
melakukan aktivitas fisik dalam kategori

4
ringan. Sisanya sebanyak 6 (30,0%) siswa 3.6 Karakteristik Responden berdasarkan
obesitas di Playgroup & TK.Kristen Petra obesitas
Jombang melakukan aktivitas fisik dalam
Tabe1 6. Karakteristik Berdasarkan
kategori sedang.
Obesitas
4. Karakteristik Responden berdasarkan pola Obesitas N %
makan Obes 2 10.0
Tabe1 4. Karakteristik Responden Obes Kelas I 9 45.0
Berdasarkan Pola Makan Obes Kelas II 9 45.0
Pola Makan N % Jumlah 20 100
Sering 8 40.0 Berdasarakan Tabe1 6 di atas menunjukkan
Kadang-kadang 7 35.0 bahwa sebagian besar Siswa obesitas di
Jarang 5 25.0 Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang
mempunyai tingkatan obesitas dalam
Jumlah 20 100
kategori obes kelas I dan II yaitu masing-
Berdasarakan Tabe1 4 di atas menunjukkan masing sebanyak 9(45,0%) orang siswa.
bahwa sebagian besar Siswa obesitas Sisanya sebanyak 2 (10,0%) siswa obesitas
diPlaygroup & TK.Kristen Petra Jombang di Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang
mempunyai pola makan dalam kategori mempunyai tingkatan obesitas dalam
sering yaitu sebanyak 8 (40,0%) orang. kategori obes.
Sedangkan sebanyak 7 (35,0%) Siswa
obesitas di Playgroup & TK.Kristen Petra 7. Pengaruh jenis kelamin terhadap
Jombang mempunyai pola makan dalam kelebihan berat badan (obesitas) pada
kategori kadang-kadang. Sisanya sebanyak 5 balita
(25,0%) siswa obesitas di Playgroup & Tabel 7. Pengaruh jenis kelamin terhadap
TK.Kristen Petra Jombang mempunyai pola kelebihan berat badan (obesitas)
makan dalam kategori jarang. pada balita
Obesitas
5. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis p
Obes Obes Kelas II X
Kela Obes Total 2 val
lama tidur Kelas I
min ue
n % n % n % N %
Tabe1 5. Karakteristik Responden Laki-
1 5,0 5 25,0 12 60,0
Berdasarkan Lama Tidur laki 6 30,0 0,3 0,8
Perem 3 15,0 24 50
Lama Tidur n % 1 5,0 4 20,0 8 40,0
puan
Lebih 9 45.0 Jumla
2 9
9
20 100
h
Cukup 3 15.0
Kurang 8 40.0 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa dari 12
Jumlah 20 100 (60,0%) responden laki-laki, sebanyak 6
Berdasarakan Tabe1 5 di atas menunjukkan (30,0%) responden mempunyai berat badan
bahwa sebagian besar Siswa obesitas di dalam kategori obes kelas II. Berdasarkan uji
Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang statistik diperoleh nilai X2 sebesar
mempunyai lama tidur dalam kategori lebih 0,324dengan nilai p-value sebesar 0,850> α
yaitu sebanyak 9(45,0%) orang. Sedangkan =0,05 maka disimpulkan bahwa tidak
sebanyak 8 (40,0%) Siswa obesitas di terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap
Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang kelebihan berat badan (obesitas) pada balita
mempunyai lama tidur dalam kategori di Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang.
kurang. Sisanya sebanyak 3 (15,0%) siswa
obesitas di Playgroup & TK.Kristen Petra
Jombang mempunyai lama tidur dalam
kategori cukup.

5
8. Pengaruh faktor genetik terhadap 9. Pengaruh aktivitas fisik terhadap
kelebihan berat badan (obesitas) pada kelebihan berat badan (obesitas) pada balita
balita di Playgroup & TK.Kristen
Petra Jombang Tabel 9. Pengaruh aktivitas fisik terhadap
Tabel 8. Pengaruh faktor genetik terhadap kelebihan berat badan (obesitas)
kelebihan berat badan (obesitas) pada balita
Obesitas
pada balita
Obesitas p
Aktivita Obes Obes X
Obes Total 2 val
s fisik Kelas I Kelas II
Obes Obes p ue
Genet X
Obes Kelas Kelas Total 2 val n % n % n % n %
ik I II ue
5 25 2
n % n % n % N % 0, 0,
Ringan 0 0 5 5,
0 0
0
Tidak 5
1 5 8 40 10 2 10 3
ada 1 5 0 0, 20 10, 0,0
10, 0,0 Sedang 0 4 ,0 6 0,
889 04 0 ,0 123 38
4 0
5
Ada 1 5 1 5 0 10
8 0 2 10 4
10 25
Berat 2 5 ,0 9 5,
,0 ,0
Ju 0
2 10
ml 2 9
9 0 0 9 1
ah Juml 2
2 9 0
ah 0
0

Berdasarkan Tabel 8 di bawah ini diketahui


bahwa dari 10 (50,0%) siswa yang
Berdasarkan Tabel 9 di atas diketahui bahwa
mempunyai riwayat obesitas di
dari 5 (25,0%) siswa yang melakukan
keluarganyasebanyak 8 (40,0%) responden
aktivitas fisik dalam kategori ringan
mempunyai berat badan dalam kategori obes
seluruhnya mempunyai berat badan dalam
kelas II. Berdasarkan uji statistik diperoleh
kategori obes kelas II. Berdasarkan uji
nilai X2 sebesar 10,889 dengan nilai p-value
statistik diperoleh nilai X2 sebesar
sebesar 0,004< α =0,05 maka disimpulkan
10,123dengan nilai p-value sebesar 0,038< α
bahwa terdapat pengaruh faktor genetik
=0,05 maka disimpulkan bahwa
terhadap kelebihan berat badan (obesitas)
terdapatpengaruh aktivitas fisik terhadap
pada balita di Playgroup & TK.Kristen Petra
kelebihan berat badan (obesitas) pada balita
Jombang.
di Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang.

6
10. Pengaruh pola makan terhadap 11. Pengaruh lama tidur terhadap
kelebihan berat badan (obesitas) pada kelebihan berat badan (obesitas) pada
balita balita
Tabel 10. Pengaruh pola makan terhadap Tabel 11. Pengaruh lama tidur terhadap
kelebihan berat badan (obesitas) kelebihan berat badan
pada balita (obesitas) pada balita
Obesitas
Obesitas

Obes Obes
Obes p
Pola Obes X
Lama Obes Kelas Kelas Total X2 p value
Obes Kelas Total valu Tidur I II
makan Kelas I 2
II e
n % n % n % n %
n % n % n % n %
8 40, 40,
lebih 0 0,0 1 5,0 8
0 0
8 4
Sering 0 0 0 0,0 8 40
0 Cuku 15, 35,
0 0,0 3 0 0,0 7 14,938 0,005
p 0 0
Kadan
Kura 10, 25, 1 5,0 25,
g- 10 20, 5, 35 20,0 0,00 2 5 5
2 4 1 7 ng 0 0 0
kadan ,0 0 0 ,0 00 0
g Ju 9
2
ml 2 9 100
0
0, 25, 0 0, 25 ah
Jarang 0 5 5
0 0 0 ,0
Berdasarkan Tabel 11di atas diketahui bahwa
Ju 9 dari 8 (40,0%) siswa yang mempunyai lama
2 10
mla 2 9 tidur dalam kategori lebih 8 (40,0%) siswa
0 0
h mempunyai berat badan dalam kategori obes
kelas II. Berdasarkan uji statistik diperoleh
Berdasarkan Tabel 10 di atas diketahui nilai X2 sebesar 14,938 dengan nilai p-value
bahwa dari 8 (40,0%) siswa yang mempunyai sebesar 0,005< α =0,05 maka disimpulkan
pola makan dalam kategori sering seluruhnya bahwa terdapat pengaruh lama tidur terhadap
mempunyai berat badan dalam kategori obes kelebihan berat badan (obesitas) pada balita
kelas II. Berdasarkan uji statistik diperoleh di Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang.
nilai X2 sebesar 20,000 dengan nilai p-value
Pembahasan
sebesar 0,000< α =0,05 maka disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh pola makan Faktor-faktor yang memengaruhi obesitas
terhadap kelebihan berat badan (obesitas)
pada balita di Playgroup & TK.Kristen Petra Jenis Kelamin
Hasil analisis univariat menunjukkan
Jombang.
bahwa dari 12 (60,0%) responden laki-laki,
sebanyak 6 (30,0%) responden mempunyai
berat badan dalam kategori obes kelas II.
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai X2
sebesar 0,324 dengan nilai p-value sebesar
0,850>α=0,05 maka disimpulkan bahwa
tidak terdapat pengaruh jenis kelamin
terhadap kelebihan berat badan (obesitas)
pada balita di Playgroup & TK.Kristen Petra
Jombang. Hal ini diperkuat dengan grafik
BMI (Body Mass Index) menurut CDC,
dimana angka BMI pada usia reponden

7
penelitian (4-5 tahun), pada usia tersebut berat badan pada orangtua memiliki
antara laki-laki dan perempuan hanya hubungan positif dengan kelebihan berat
berselisih 1kg/m2, dimana perempuan badan anak. Faktor genetik berhubungan
19kg/m2 sedangkan laki-laki 18kg/m2, hal ini dengan pertambahan berat badan, IMT, dan
terjadi karena adanya perbedaan tingkat lingkar pinggang. Jika ayah dan/atau ibu
aktivitas fisik dan asupan energi pada laki- menderita overweight (kelebihan berat
laki dan perempuan (Misra et al.2001). badan) maka kemungkinan anaknya
Perempuan mengontrol kelebihan energi memiliki kelebihan berat badan sebesar
sebagai lemak simpanan, sedangkan laki-laki 40-50%. Apabila kedua orang tua menderita
menggunakan kelebihan energinya untuk ‘obese’, kemungkinan anaknya menjadi
mensintesis protein. Pada perempuan, pola ‘obese’ sebesar 70-80%.Pada mutasi genetik,
penggunaan energi untuk keseimbangan gen juga mengatur distribusi jaringan lemak
energi positif dan deposit lemak disebabkan tubuh dan peran gen dalam pemunculan sifat
oleh dua alasan. Pertama, penyimpanan yang berkaitan dengan obesitas mencapai
lemak jauh lebih efisien daripada protein. 50% bahkan lebih. Gen-gen yang terlibat
Kedua, penyimpanan lemak sebagai energi dalam bentuk-bentuk obesitas menyandi
akan berperan pada rendahnya rasio jaringan protein dari sumbu leptin dan target otak
bebas lemak dengan jaringan lemak dengan dinyatakan leptin yang terlibat dalam jalur
hasil tidak meningkatnya RMR (Resting MC4R (melanocortin-4) dimana itu semua
Metabolite Rate) pada kecepatan yang sama berperan dalam pengaturan nafsu
sebagai massa tubuh (WHO, 2000). makan.Tujuh gen diketahui menyebabkan
Di Playgroup & TK.Kristen Petra obesitas pada manusia yaitu gen leptin
Jombang, tidak adanya pengaruh angka receptor, melanocortin receptor-4 (MC4R),
kejadian kelebihan berat badan (obesitas) alpha-melanocyte stimulating hormone
dengan jenis kelamin kemungkinan hal ini (alpha-MSH), prohormone convertase-1
terjadi disebabkan karena distribusi (PCI), Leptin, Bardert-Biedl, dan Dunnigan
responden antara laki-laki dan perempuan partial lypodystrophy.
tidak seimbang, responden laki-laki sebanyak Di Playgroup & TK.Kristen Petra
12 orang sedangkan responden perempuan Jombang adanya pengaruh genetik
sebanyak 8 orang, oleh karena berbanding positif dengan kelebihan berat
ketidakseimbangan responden tersebut maka badan, hal ini tampak dari orangtua/saudara
responden yang berada pada rentang usia 4-5 dari responden banyak yang mengalami
tahun ini juga tidak mendukung karena obesitas, sehingga tidak salah lagi bila gen
terdapat perbedaan BMI yang sangat kecil lah yang ikut berproses dalam pemunculan
sekali antara laki-laki dan perempuan. sifat obesitas. Sehingga anak-anak dengan
Dengan demikian jenis kelamin tidak ada orangtua obesitas sangat mungkin bila
pengaruhnya terhadap kejadian obesitas. menjadi obesitas, seperti yang dibuktikan di
lokasi penelitian. Demikian juga data hasil
Genetik pengisian kuesioner orangtua dari anak-anak
Berdasarkan penelitian dan analisis balita, mereka lebih banyak mengisi adanya
sebelumnya diketahui bahwa dari 10 (50,0%) riwayat obesitas pada anggota keluarganya.
siswa yang mempunyai riwayat obesitas di
keluarganya sebanyak 8 (40,0%) responden Aktifitas fisik
mempunyai berat badan dalam kategori obes Berdasarkan penelitian yang telah
kelas II. Berdasarkan uji statistik diperoleh dilakukan di Playgroup & TK.Kristen Petra
nilai X2 sebesar 10,889 dengan nilai p-value dapat diketahui bahwa dari 5 (25,0%) siswa
sebesar 0,004< α =0,05 maka disimpulkan yang melakukan aktivitas fisik dalam
bahwa terdapat pengaruh faktor genetik kategori ringan seluruhnya mempunyai berat
terhadap kelebihan berat badan (obesitas) badan dalam kategori obes kelas II.
pada balita di Playgroup & TK.Kristen Petra Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai X2
Jombang. sebesar 10,123 dengan nilai p-value sebesar
Hal ini didukung oleh penelitian 0,038< α =0,05 maka disimpulkan bahwa
Haines et al. menunjukkan bahwa kelebihan terdapat pengaruh faktor aktivitas fisik
8
terhadap kelebihan berat badan (obesitas) kelebihan berat badan (obesitas) pada balita
pada balita di Playgroup & TK.Kristen Petra di Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang.
Jombang. Pada anak yang sering terjadi Hal ini selaras dengan hasil penelitian
adalah seperti berkurangnya lapangan tempat Yussac,dkk yang menunjukkan bahwa subjek
bermain serta tersedianya hiburan dalam penelitian yang mengalami obesitas
bentuk game elektronik/playstation dan memiliki pola makan yang tidak seimbang
tontonan televisi (Nugraha, 2009). yaitu memiliki pola konsumsi lemak dengan
Kurangnya aktivitas fisik inilah yang menjadi frekuensi sering yang proporsinya lebih besar
penyebab obesitas karena kurangnya dibandingkan dengan yang tidak obesitas.
pembakaran lemak dan sedikitnya energi World Health Organization(WHO) juga
yang dipergunakan (Mustofa,2010). menyatakan bahwa perubahan global pada
Prevalensi kurang aktivitas fisik pada balita pola makan yang cenderung terjadi pada anak
perkotaan 57,6% lebih tinggi dibanding obesitas adalah peningkatan masukan
penduduk pedesaan 42,4%. Salah satu makanan padat energi yang merupakan
aktivitas fisik yang dapat dilakukan pada tinggi lemak dan gula namun rendah
balita adalah dengan bersepeda, dll. Aktivitas vitamin, mineral, dan mikronutrien sehat
fisik menurut RDA (1989) dibedakan dalam lainnya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan
beberapa kategori seperti istirahat, sangat penelitan Biro,dkk yang menunjukkan bahwa
ringan, ringan, sedang dan berat. kecenderungan mengonsumsi makanan
Di Playgroup & TK.Kristen Petra ringan, makanan siap saji, dan minuman
Jombang adanya pengaruh aktivitas fisik dengan pemanis buatan dapat menyebabkan
yaitu aktivitas fisik yang kurang, hal ini peningkatan berat badan pada anak karena
disebabkan karena kurangnya lahan bermain mengandung kalori yang tinggi.
di sekolah untuk anak-anak, dari pengamatan Pengaruh pola makan terhadap angka
peneliti pada data ekstrakulikuler di kejadian kelebihan berat badan (obesitas)
Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang, pada balita di Playgroup & TK.Kristen Petra
anak-anak yang menjadi responden dalam Jombang terjadi karena makanan yang
penelitian umumnyamengikuti dikonsumsi anak-anak di sekolah adalah
ekstrakulikuler bidang seni musik, seperti makanan-makanan yang mengandung gula
piano, dimana ekstrakulikuler ini tidak tinggi, makan makanan fast-food seperti
banyak mengeluarkan energi dan tidak kornet,sosis dan lain-lain, tidak berbeda jauh
banyak bergerak. Saat berangkat ke sekolah, dengan anak-anak saat membawa bekal ke
anak-anak lebih banyak diantar sekolah yang dibawa adalah mie instan/ nasi
menggunakan kendaraan seperti mobil/motor dan nugget yang menjadi kesukaan anak-
bahkan tidak ada anak-anak yang diantar anak, sehingga orangtua menjadi lengah
dengan berjalan kaki. Ditambah lagi dalam dalam memberi makanan pada anak dengan
pengisian kuesioner yang dibagikan oleh alasan menuruti kesukaan anak, daripada
peneliti untuk orangtua, anak-anak saat anak tidak mau makan. Dari hasil kuesioner
dirumah lebih banyak menghabiskan waktu yg diisi oleh orangtua responden, banyak dari
untuk bermain game elektronik/playstation. mereka mengisi bahwa anak-anak sering
Hal diataslah yang sangat besar minum eskrim dibandingkan mengkonsumsi
menyebabkan kurangnya pembakaran lemak buah-buahan. Pola makan seperti diatas yaitu
dan sedikitnya energi yang digunakan. konsumsi junk food dan fast food, kurang
Pola makan mengkonsumsi buah inilah yang
memengaruhi kelebihan berat badan
Hasil analisis datapada variabel pola (obesitas) pada anak balita.
makan, memperlihatkan terdapat hubungan Lama Tidur
antara pola makan dengan obesitas pada
anak. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai Hasil uji uni variat menunjukkan
X2 sebesar 20,000dengan nilai p-value bahwa dari 8 (40,0%) siswa yang mempunyai
sebesar 0,000< α =0,05 maka dapat lama tidur dalam kategori lebih 8 (40,0%)
disimpulkan bahwa faktor pola makan siswa mempunyai berat badan dalam kategori
berpengaruh terhadap angka kejadian obes kelas II. Berdasarkan uji statistik

9
diperoleh nilai X2 sebesar 14,938dengan nilai kelebihan berat badan (obesitas) karena
p-value sebesar 0,005< α =0,05maka kurang waktu tidur.
disimpulkan bahwa terdapatpengaruh lama
tidur terhadap kelebihan berat badan Faktor yang Dominan
(obesitas) pada balita di Playgroup & Penelitian yang telah dilakukan juga
TK.Kristen Petra Jombang. Hal ini didukung memiliki tujuan untuk menemukan faktor
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh yang paling dominan memengaruhi kelebihan
Shi,dkk (2004) pada anak-anak Australia usia berat badan(obesitas) pada balita di
5-15 tahun menemukan bahwa hubungan Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang. Dari
antara durasi tidur (< 9 jam) dan 5 faktor yang ada, terdapat 4 faktor
obesitas.Pada anak-anak pergerakan antara (genetik,pola makan, aktivitas fisik, lama
insulin dan hormon peningkatan nafsu makan tidur) yang memengaruhi dan 1 faktor (jenis
berjalan secara seimbang. Hormon kelamin) yang tidak berpengaruh. Untuk
pertumbuhan paling banyak di produksi pada menentukan yang dominan, peneliti memilih
malam hari saat anak tertidur. Kekurangan variabel dengan p-value yang mendekati α =
waktu tidur berarti anak akan kekurangan 0,05. Pada variabel genetik p-value sebesar
hormon pertumbuhan namun justru memicu 0,004, variabel aktivitas fisik p-value sebesar
hormon yang lain yaitu hormon yang 0,038, variabel pola makan p-value sebesar
meningkatkan nafsu makan (Douglas (2010) 0,000, dan variabel lama tidur p-value
dalam Nadia (2010)).Durasi tidur pendek sebesar 0,005. Dari data tersebut didapatkan
dapat menghasilkan perubahan hormon yang p-value yang paling besar adalah p-value
berhubungan dengan pertumbuhan dan 0,038 sehingga dianggap menjadi faktor
homeostasis energi dan dengan demikian paling dominan di Playgroup & TK.Kristen
memainkan peran penting dalam Petra Jombang yaitu faktor aktivitas fisik.
pertumbuhan kesehatan (Wong,2008). Durasi Aktivitas fisik didefinisikan
tidur pendek dapat menghasilkan perubahan sebagai pergerakan tubuh khususnya otot
hormonal yang berhubungan dengan berat yang membutuhkan energi dan olahraga
badan dan nutrisi, seperti leptin, ghrelin, adalah salah satu bentuk aktivitas fisik.
insulin, kortisol dan hormon pertumbuhan. Rekomendasi dari Physical Activity and
Pembatasan tidur juga dapat memengaruhi Health menyatakan bahwa ‘aktivitas fisik
tingkat metabolisme, aktivitas non-latihan sedang’ sebaiknya dilakukan sekitar 30 menit
thermogenesis, dan efek termal dari atau lebih dalam seminggu. Aktivitas fisik
makanan. sedang antara lain berjalan, jogging,
Di Playgroup & TK.Kristen Petra berenang, dan bersepeda. Aktivitas fisik yang
Jombang adanya pengaruh lama tidur dengan dilakukan setiap hari bermanfaat bukan
angka kejadian kelebihan berat badan hanya untuk mendapatkan kondisi tubuh
(obesitas) dilihat dari hasil pengisian yang sehat tetapi juga bermanfaat untuk
kuesioner yang diisi oleh orangtua kesehatan mental, hiburan dalam mencegah
responden, sebagian besar anak-anak mereka stres. Rendahnya aktivitas fisik merupakan
banyak menggunakan waktunya untuk faktor utama yang mempengaruhi obesitas
bermain game elektronik/ playstation seperti terutama pada balita. Kebiasaan olahraga
tercantum pada faktor aktivitas fisik, mereka dalam penelitian ini didasarkan atas aktivitas
jarang untuk istirahat/tidur terutama pada fisik anak dalam kesehariannya antara lain
siang hari, durasi tidur mereka juga lebih kebiasaan berolahraga (outdoor) dan
pendek tampak dari hasil pengisian kuesioner kebiasaan aktivitas didalam rumah (indoor)
orangtua responden, ini menjadi hal yang tiap minggu. Penelitian yang dilakukan oleh
semakin mendukung terjadinya kelebihan Mustelin menunjukkan bahwa terdapat
berat badan pada anak karena ketika anak hubungan bermakna antara aktivitas fisik
kekurangan durasi tidur maka hormon dengan obesitas pada anak. Hasil analisis
pertumbuhan menurun dan hormon yang bivariat aktivitas fisik terhadap obesitas di
meningkatkan nafsu makan terus meningkat, Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang
yang bila terus terjadi akan menyebabkan ditunjukkan pada Tabel 5.9 diketahui bahwa
dari 5 (25,0%) siswa yang melakukan
10
aktivitas fisik dalam kategori ringan Faktor-faktor yang memengaruhi kelebihan
seluruhnya mempunyai berat badan dalam berat badan (obesitas) pada anak balita di
kategori obes kelas II. Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang ada
Di Playgroup & TK.Kristen Petra 4 faktor, yaitu: genetik, pola makan, aktifitas
Jombang pengaruh faktor aktivitas fisik fisik, lama tidur.
menjadi faktor yang paling banyak
memengaruhi obesitas karena melalui Faktor yang paling dominan memengaruhi
aktivitas fisik yang kurang dikarenakan kelebihan berat badan (obesitas) pada anak
banyak hal, yang pertama kurangnya lahan balita di Playgroup & TK.Kristen Petra
bermain di sekolah untuk anak-anak, dari Jombang adalah aktifitas fisik.
pengamatan peneliti dari data ekstrakulikuler
Saran
di Playgroup & TK.Kristen Petra Jombang, Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
anak-anak yang menjadi responden dalam bahan masukan bagi instansi/ pihak sekolah
penelitian umumnya mengikuti dalam memberi informasi tentang pentingnya
ekstrakulikuler bidang seni musik, seperti anak-anak mengikuti ekstrakulikuler
piano, dimana ekstrakulikuler ini tidak olahraga/yang banyak mengandung aktivitas
banyak mengeluarkan energi dan tidak fisik kepada orangtua, memasukkan kegiatan
banyak bergerak. Saat berangkat ke sekolah, yang dapat menarik minat dan melibatkan
anak-anak lebih banyak diantar aktivitas fisik didalamnya dalam proses
menggunakan kendaraan seperti mobil/motor belajar-mengajar atau menambah lahan
bahkan tidak ada anak-anak yang diantar bermain untuk anak-anak. Selain hal-hal
dengan berjalan kaki. Ditambah lagi dalam yang berkaitan dengan aktivitas fisik, selain
pengisian kuesioner yang dibagikan oleh itu diharapkan pihak kantin sekolah
peneliti untuk orangtua, anak-anak saat menyediakan makanan yang bergizi dan
dirumah lebih banyak menghabiskan waktu makanan-makanan sehat misalnya buah-
untuk bermain game elektronik/playstation. buahan yg diolah sesuai minat anak balita.
Hal diataslah yang sangat besar Tambahan informasi dan
menyebabkan kurangnya pembakaran lemak pengetahuan bagi orangtua mengenai
dan sedikitnya energi yang digunakan. Selain aktivitas fisik untukpencegahan obesitas pada
itu, aktivitas fisik balita jaman sekarang lebih anak, dan orangtua dapat mengelola aktivitas
banyak dilakukan tanpa mengeluarkan fisik anak didalam dan diluar rumah,
banyak energi, anak-anak lebih tertarik untuk mengurangi aktivitas pasif anak saat
bermain game di laptop, bermain tablet, dirumah, mendukung anak-anak untuk
bermain handphone yang sudah menjadi melakukan kegiatan.
kebiasaan yang memang dibiasakan oleh Hasil penelitian ini diharapkan
orangtua mereka sendiri. Sangat jauh berbeda peneliti selanjutnya dapat menemukan dan
dengan balita pada jaman dimana mereka menganalisa faktor lain yang belum diteliti
belum mengenal media elektronik sebagai pada penelitian ini, misalnya pengaruh
alat permainan, mereka lebih mengenal konsumsi vitamin penambah nafsu makan
aktivitas diluar rumah seperti bermain petak terhadap angka kejadian kelebihan berat
umpet, permainan kasti, dll, hal inilah yang badan (obesitas) pada anak balita.
memengaruhi terjadinya obesitas di kalangan Dengan adanya hasil penelitian ini
balita saat ini. diharapkan menjadi bahan masukan bagi
instansi kesehatan dalam hal ini puskesmas
Simpulan melalui UKS untuk melakukan pemantauan
Berdasarkan analisis dan tumbuh kembang secara rutin sehingga angka
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan kejadian kelebihan berat badan (obesitas)
bahwa: pada anak balita di Playgroup & TK di
wilayah Jombang dapat dideteksi secara dini.

11
Daftar Pustaka Unair/RS.dr.Soetomo.
Anwar. 2002. Kamus Lengkap Bahasa www.pediatrik.com/buletin/062241136
Indonesia. Surabaya : Pustaka Media. 52-048qwc.pdf. Diakses pada 31
Angelberta. 2011. Anak Banyak Tidur: Oktober 2013
Mengurangi resiko Obesitas. Huh, Susanna Y. 2011. Pediatrics Risiko
http://sidomi.com/2284/anak-banyak- Obesitas dalam Mediaupdate. Edisi
tidur-mengurangi-resiko-obesitas/. April
Diakses pada tanggal 03 Oktober 2013 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2005.
jam 12.34 WIB Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Jakarta: Sagung Seto
Pendekatan Praktik. Jakarta : Salemba Intan. 2010. Definisi
Medika. Obesitas.http://intanpsikologi.wordpres
Aziz . 2003. Metode Penelitian Keperawatan s.com/definisi-obesitas/. Diakses pada
dan Analisa Data. Jakarta : Salemba tanggal 07 Oktober 2013
Medika. Jahari A. 2004. Penilaian Status Gizi
Depkes. 2009. Cakupan PHBS. Berdasarkan Antropometri. Bogor:
http://www.Depkes.co.id. Di akses Pulitbang Gizi Dan Makanan
tanggal 30 Mei 2010 Jam 19.50 wib JCI. 2000. Melanocortin-4 Receptor
Dinkes Jatim.2008.Cakupan PHBS. Mutations Are A Frequent And
http://www.Dinkesjatim.co.id. Di Heterogeneous Cause Of Morbid
akses tanggal 30 Mei 2010 jam 19.25 Obesity.
wib http://www.jci.org/articles/view/9238.
Faizah Zinatul. 2004. Faktor Risiko Obesitas Diakses pada tanggal 06 Oktober 2013
Pada Murid Sekolah Dasar Usia 6-7 jam 09.32 WIB
Tahun Di Semarang. Fakultas Kartika. 2007. Mengenal Parameter
Kedokteran Universitas Diponegoro Penilaian Pertumbuhan Fisik Pada
Febrida M. 2013.Dampak Fisik dan Psikis Anak.
Jika Membiarkan anak Gemuk. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/t
http://health.liputan6.com/read/547123 mp/PPM%20BMD.pdf. Diakses pada
/dampak-fisik-dan-psikis-jika- tanggal 08 Oktober 2013 jam 12.29
membiarkan-anak-gemuk. Diakses WIB
tanggal 30 September 2013 Jam 14.50 Lestari, Cindy. Ternyata Obesitas
WIB Berhubungan dengan Kurang Tidur.
Ginanjar, Wahyu. 2009. Obesitas Pada Anak. www.tanyadokteranda.com. Diakses
Bandung: Mizan. pada tanggal 23 Mei 2011 dari
Godam.2012. Jumlah Kalori yg dikeluarkan Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.
Suatu Aktivitas/Kegiatan Manusia. Jakarta : media aesculapius.
http://keju.blogspot.com/1970/01/juml Markum, dkk. 2005. Buku Ajar Ilmu
ah-kalori-yang-dikeluarkan-suatu- Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI.
aktivitas-kegiatan-manusia.html. Mayo Clinic Staf. 2012. Childhood
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2013 Obesity.http://www.mayoclinic.com/h
jam 12.32 WIB ealth/childhood-
Hayati Nurjanah. 2009. Faktor-faktor obesity/DS00698/DSECTION=tests%
Perilaku Yang Mempengaruhi 2Dand%2Ddiagnosis. Diakses tanggal
Obesitas Pada Anak. Fakultas 02 Oktober 2013 jam 10:51 WIB
Kesehatan Masyarakat Universitas Mahayati Lina.2007.Pertumbuhan &
Indonesia Perkembangan Pada Anak. Surabaya:
Hidayat, Aziz. 2008. Pengantar Ilmu _____
Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Misnadiarly.2007.Obesitas Sebagai Faktor
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta:
Hidayati et al .2009. Obesitas Pada Anak. Pustaka Obor Populer
Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Nadia Felicia. 2010. Kurang Tidur Picu
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Obesitas Pada Anak.
12
http://female.kompas.com/read/2010/0 Yamin,Sofyan.2014.SPSS Complete (Teknik
9/16/1358239/Kurang.Tidur.Picu.Obes AnalisaTerlengkap dengan Software
itas.pada.Anak. Diakses pada tanggal SPSS) Seri E1, E2. Jakarta: Salemba
03 Oktober 2013 jam 12.36 WIB Medika
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Santrock John. 2011. Masa Perkembangan
Anak. Jakarta: Salemba Medika
Sartika Ratu.2011.Faktor Resiko Obesitas
Pada Anak 5-15 Tahun Di Indonesia.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Supartini Y.2004. Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta : EGC
Sarafino, Edward. Health Psychology. United
States of America: John Wiley&Sons,
Inc. 1994
Supriasa, I Dewa Nyoman dkk. Status Gizi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2002
Syarif, D.R. 2003. Childhood Obesity:
Evaluation and Management. Dalam
Naskah Lengkap National Obesity
Symposium II, Editor: Adi S., dkk.
Surabaya.
Westcott, Patsy. Makanan Sehat Untuk Bayi
dan Balita. Jakarta: Dian Rakyat. 2009
World Health Organization. 2000. Obesity:
Preventing and managing the global
epidemic. WHO Obesity Technical
Report series 894. World Health
Organization. Geneva.
Wikipedia. 2009. Ciri Khas Perkembangan
Balita. http://id.wikipedia.org/wiki/
Balita diakses tanggal 30 September
2013 jam 09.00 WIB
Wong. D.L. 2008. Buku ajar: Keperawatan
pediatric. Edisi 6.(Alih bahasa:
Sutarna.A., dkk). Jakarta: EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai