Anda di halaman 1dari 8

Machine Translated by Google

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.net/publication/338791735

Efektivitas Booklet Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Makanan Cepat Saji


Konsumsi, Asupan Kalori, dan Indeks Massa Tubuh pada Remaja

Artikel · Januari 2020


DOI: 10.26911/thejhpb.2020.05.01.02

KUTIPAN BACA

3 834

6 penulis, antara lain:

Anto J.Hadi
Saskiyanto Manggabarani
Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika
23 PUBLIKASI 36 KUTIPAN 31 PUBLIKASI 55 KUTIPAN

LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL

Beberapa penulis publikasi ini juga mengerjakan proyek terkait ini:

Proyek Pengelolaan Pola Konsumsi Terhadap Status Gizi Anak

Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh Saskiyanto Manggabarani pada 24 Januari 2020.

Pengguna telah meminta peningkatan file yang diunduh.


Machine Translated by Google

Jurnal Promosi Kesehatan dan Perilaku (2020), 5(1): 17-11


Riset
Program Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret

Buku Efektifitas Edukasi Gizi


tentang Pengetahuan, Konsumsi Makanan Cepat Saji, Asupan Kalori,
dan Indeks Massa Tubuh pada Remaja
Irfan Said1,2), Anto J.Hadi3) , Saskiyanto Manggabarani1),
Ida Lestari Tampubolon4) , Endang Maryanti3) , Agnes Ferusgel5)

1) Program Studi Gizi, Institut Kesehatan Helvetia, Indonesia


2) Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Pertamedika, Indonesia
3) Program Magister Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Indonesia
4) Diploma IV Kebidanan, Institut Kesehatan Helvetia, Indonesia
5) Program Studi Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang: Prevalensi obesitas remaja meningkat konsumsi setelah intervensi (Mean= 9,48; SD= 1,38) lebih
di seluruh dunia dengan proporsi yang bervariasi dari satu rendah dari sebelumnya (Mean= 10,03; SD=
negara ke negara lain atau antar wilayah geografis dalam 1,16) dan signifikan secara statistik (p= 0,007). Rerata
suatu negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk asupan kalori setelah intervensi
mengetahui pengaruh pendidikan gizi dengan media (Mean= 2735,12; SD= 1999,9) lebih rendah dari
booklet terhadap pengetahuan, konsumsi fast food, sebelumnya (Mean= 2821,09; SD= 216.13) dan signifikan
asupan kalori, dan indeks massa tubuh (IMT) pada remaja. secara statistik (p= 0,003). IMT setelah intervensi (Mean=
26,58; SD= 2,49) sama dengan sebelum intervensi
Subjek dan Metode: Ini adalah eksperimen semu tanpa (Mean= 26,81; SD= 2,49).
kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di SMP Negeri di
Medan, Sumatera Utara. Sampel sebanyak 31 remaja Kesimpulan: Edukasi gizi dengan booklet
dipilih secara purposive sampling. Variabel terikat adalah meningkatkan pengetahuan, mengurangi konsumsi makanan
pengetahuan, konsumsi makanan cepat saji, asupan cepat saji, dan mengurangi asupan kalori.
kalori, dan IMT. Variabel bebasnya adalah media booklet.
Rerata pengetahuan, konsumsi fast food, asupan kalori, Kata kunci: pendidikan gizi, booklet, pengetahuan,
dan IMT makanan cepat saji, kalori, indeks massa tubuh

sebelum dan sesudah intervensi diperiksa dengan uji t. Korespondensi:


Kata Irfan. Program Studi Gizi Institut Kesehatan Helvetia.
Hasil: Rerata pengetahuan setelah intervensi (Mean= Jl. Kapten Sumarsono 107 Me dan, Sumatera Utara,
12,90; SD= 2,71) lebih tinggi dari sebelumnya (Mean= Indonesia. Email: Irfan berkata1357@gmail.com. Hp :
8,77; SD=1,54) dan signifikan secara statistik (p<0,001). 085256780839.
Berarti makanan cepat saji con

Kutip ini sebagai:


Said I, Hadi AJ, Manggabarani S, Tampubolon IL, Maryanti E, Ferusgel A (2020). Efektifitas Booklet Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan,
Konsumsi Makanan Cepat Saji, Asupan Kalori, dan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja. J Kesehatan Promosikan Perilaku. 5(1): 11-17.
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2020.05.01.02
Jurnal Promosi Kesehatan dan Perilaku dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

LATAR BELAKANG 2012). Keadaan obesitas yang berlangsung hingga


Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia dewasa meningkatkan risiko penyakit degeneratif
yang dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dan kematian. Saat ini permasalahan sosial dan
dewasa, termasuk remaja usia. Ini telah menjadi budaya dunia sedang berubah, salah satu
masalah epidemi kesehatan yang serius dan penyebabnya adalah pertumbuhan ekonomi yang
fenomena yang kompleks, diperkirakan menjadi hampir merata. Ia juga memiliki im-
penyebab kematian kelima di tingkat global (Al-Hazzaa et al.,

e-ISSN: 2549-1172 11
Machine Translated by Google

Said et al./ Buku Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Makanan Cepat Saji

pakta perubahan "rasa" makanan mereka, dari 15 tahun di Indonesia adalah 10,8%, terdiri dari
pilihan makanan, ke pola makan, semakin 8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk. Hasil
meningkat dari waktu ke waktu, dalam hal ini penelitian kesehatan dasar menunjukkan
selera mereka semakin kebarat-baratan (Al-Reth peningkatan prevalensi obesitas pada remaja di
aiaa, Fahmy dan Al-Shwaiyat, 2010 ). Perubahan Indonesia dari 1,4% (2007) menjadi 7,3% (2013),
dan peningkatan gizi sangat tinggi, sehingga sedangkan untuk Sumatera Utara data remaja
obesitas menjadi masalah baru yang dialami oleh obesitas sebesar 13,1% yang terdiri dari 10,9%
penduduk dunia khususnya negara berkembang gemuk dan 2,7 % sangat gemuk. angka ini telah
saat ini. Timbulnya obesitas di negara berkembang melampaui angka nasional. Berdasarkan survei
diyakini akan menimbulkan beban kesehatan awal yang dilakukan pada Agustus 2018 di SD
masyarakat yang luar biasa, karena obesitas pada Negeri 4 Medan, 6 siswa (18,75%) mengalami
anak dan remaja erat kaitannya dengan jumlah obesitas dari 32 siswa (1 kelas) yang diukur.
penyakit yang menyertainya (Al-Hazzaa et al., Anak-anak dan remaja yang menderita
2012). obesitas cenderung tetap mengalami obesitas
saat dewasa yang pada akhirnya mempengaruhi
Bukti saat ini menunjukkan bahwa obesitas kondisi kesehatan. Seleksi remaja (usia 10-
adalah suatu kondisi di mana multifaktorial 18 tahun) didasarkan pada pertimbangan bahwa
dipengaruhi oleh banyak variabel, termasuk faktor remaja berisiko tinggi mengalami obesitas dan
genetik, demografi, dan gaya hidup. Variabel kejadian obesitas pada masa remaja (10-18 tahun)
genetik dan demografis seperti riwayat keluarga merupakan prediktor yang baik dari masalah
obesitas, usia, etnis dan jenis kelamin tidak dapat kesehatan masyarakat dan peningkatan risiko
diubah. Namun, faktor gaya hidup terkait obesitas penyakit tidak menular dan kematian bagi anak.
sering dimodifikasi. Faktanya, penelitian semua penyebab di masa dewasa. Karena remaja adalah tanda
sebelumnya menunjukkan bahwa obesitas ed sebagai periode risiko penting bagi
dikaitkan dengan banyak faktor gaya hidup, perkembangan obesitas dan konsekuensi yang
termasuk perilaku menetap, aktivitas fisik, dan terkait, menargetkan obesitas di ambang usia
pilihan makanan yang tidak sehat. Faktor-faktor dewasa sangat penting.
yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti Masalah obesitas dialami oleh beberapa
kebiasaan makan, perilaku menetap dan aktivitas kalangan di masyarakat, antara lain balita, anak
fisik, semuanya memainkan peran penting dalam menciptakan
usia lingkungan
sekolah, remaja,
obesogenik
dewasa
(Leech
dan orang tua.
dkk., 2014). Prevalensi obesitas di atas baik pada anak-anak
Peningkatan prevalensi obesitas juga terjadi maupun remaja dan dewasa merupakan tanda
di negara berkembang seperti Indonesia. Riset peringatan bagi pemerintah dan masyarakat luas
kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa bahwa obesitas dan segala implikasinya merupakan
prevalensi obesitas remaja (usia 15 tahun) adalah ancaman serius bagi masyarakat Indonesia
10,3%. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 khususnya di kota-kota besar (Lwin et al., 2017). ).
yang menunjukkan peningkatan obesitas pada
orang dewasa berusia >18 tahun adalah sekitar Perubahan gizi pada remaja jika tidak
11,7% menderita obesitas (laki-laki 7,8%, wanita diupayakan perbaikannya akan mempengaruhi
15,5%) dan sekitar 2,5% anak-anak usia 13-15 kualitas masyarakat di masa yang akan datang.
tahun dan 1,4% remaja. usia 16-18 tahun Gambaran kegemukan di masa sekarang
dinyatakan obesitas. Data Riset Kesehatan Dasar berdampak besar pada gambaran kegemukan di
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa masa yang akan datang, sehingga perlu dicari
secara nasional prevalensi obesitas pada remaja informasi dan penanganan (dalam intervensi)
usia 13- tentang kegemukan remaja dengan cara pencegahan melalui pe

www.thejhpb.com 12
Machine Translated by Google

Said et al./ Buku Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Makanan Cepat Saji

pendidikan dengan media booklet. Dari hasil dijumlahkan oleh siswa. Skala pengukuran
beberapa penelitian menunjukkan bahwa terus menerus.
terjadi peningkatan prevalensi gizi lebih dan Asupan kalori adalah jumlah rata-rata asupan
obesitas pada remaja baik di negara maju kalori per siswa. Skala pengukuran terus
maupun di negara berkembang serta di menerus.
perkotaan dan pedesaan. Indeks massa tubuh adalah status gizi
Sedangkan faktor apa yang paling dengan mengukur tinggi dan berat badan
dominan menjadi penyebab gizi lebih dan siswa dan dihitung dengan berat badan (kg)/
obesitas pada remaja belum diketahui secara tinggi badan (m2). Skala pengukuran terus
jelas. Selain itu, banyak penelitian yang menerus.
menganalisis penyebab kelebihan berat badan 5. Instrumen Studi
dan obesitas telah dilakukan dan menentukan Data primer diperoleh dengan cara wawancara
banyak model pencegahan kelebihan gizi dan langsung menggunakan kuesioner yang telah
obesitas pada remaja. Tujuan penelitian ini disiapkan sebelumnya dan untuk pengukuran
adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan tinggi badan dan berat badan diukur menggunakan
gizi dengan media booklet terhadap pola timbangan digital merk camry dan microtoise.
konsumsi fast food, asupan kalori dan Konsumsi makanan cepat saji diukur dengan food
perubahan berat badan (IMT) pada remaja di frequency kuesioner (FFQ) dan formulir food recall
Sekolah Dasar Negeri 4 Medan Sumatera Utara. 2 x 24 jam untuk mengukur asupan kalori sebelum
dan sesudah intervensi.
SUBJEK DAN METODE 6. Analisis Data
1. Desain Studi Analisis yang digunakan untuk menguji
Ini adalah eksperimen semu tanpa kelompok signifikansi perbedaan rerata variabel penelitian
kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMP antara sebelum dan sesudah intervensi adalah
Negeri di Medan, Sumatera Utara, pada bulan uji-t.
Februari sampai September 2019.
2. Populasi dan Sampel HASIL
Populasi penelitian ini adalah siswa SMP. A. Karakteristik Sampel Tabel
Sampel sebanyak 31 siswa dipilih untuk 1 menunjukkan karakteristik sampel.
penelitian ini secara purposive sampling. Karakteristik Kategori N %
3. Variabel Studi Jenis kelamin Laki-laki 15 48,4%
Perempuan 16 51.6%
Variabel terikat adalah pengetahuan, konsumsi Usia 13 Tahun 15 48,4%
fast food, asupan kalori, dan IMT. Variabel 14 Tahun 16 51,6%
bebasnya adalah booklet B. Hasil Analisis Bivariat Analisis
media.
bivariat dilakukan dengan menggunakan uji t
4. Definisi Operasional Variabel berpasangan untuk menguji perbedaan rerata
Pengetahuan merupakan hasil dari pengetahuan, konsumsi makanan cepat saji,
pengetahuan siswa tentang gizi. Skala
asupan kalori, dan IMT sebelum dan sesudah
pengukuran terus menerus.
intervensi. Hasil analisis bivariat dijelaskan
Konsumsi fast food merupakan gambaran pada Tabel 2.
jenis dan frekuensi konsumsi fast food

Tabel 2. Analisis Perbedaan Pengetahuan, Pola Konsumsi Fast Food, Asupan Kalori, IMT
Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

e-ISSN: 2549-1172 13
Machine Translated by Google

Said et al./ Buku Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Makanan Cepat Saji

Variabel Berarti SD p
Pengetahuan
tes awal 8.77 1,54 <0,001
tes pasca 12.90 2.71
Konsumsi makanan cepat saji
tes awal 10,03 1.16 0,007
tes pasca 9,48 1.38
Asupan Kalori
tes awal 2821.09 216,13 0,003
tes pasca 2735.13 199,90
BMI
tes awal 26,81 2.49 <0,001
tes pasca 26,58 2.49

Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan gizi dari pengetahuan menjadi rangsangan berupa materi
menggunakan booklet meningkatkan pengetahuan tentang sesuatu yang akan menimbulkan pengetahuan
pada siswa. Rerata skor pengetahuan setelah baru pada responden dan selanjutnya menimbulkan
intervensi (mean= 12,90; SD= 2,71) lebih tinggi dari tanggapan lebih lanjut berupa tindakan. Dapat
sebelumnya (mean= 8,77; SD=1,54) dan signifikan dikatakan, bahwa dalam hasil penelitian ini tingkat
secara statistik (p <0,001). pengetahuan responden termasuk dalam kategori tahu
Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan gizi (know) yang diartikan sebagai mengingat suatu materi
penggunaan booklet menurunkan konsumsi fast food yang telah dipelajari sebelumnya.
pada mahasiswa. Rerata konsumsi fast food setelah
intervensi (Mean= 9,48; SD= 1,38) lebih rendah dari Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah
sebelumnya (Mean= 10,03; SD=1,16) dan signifikan mengingat kembali sesuatu yang spesifik terhadap
secara statistik (p= 0,007). keseluruhan materi yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima (Arisman, 2008).
Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan gizi Hasil pendidikan pendidikan gizi dengan media booklet
menggunakan booklet penurunan asupan kalori pada yang diharapkan salah satunya adalah penurunan
siswa. Rata-rata asupan kalori setelah inter berat badan sesuai dengan proporsi tinggi badan dan
vensi (Mean= 2735,12; SD= 1999,90) adalah usia responden, namun dengan cara yang benar.
lebih rendah dari sebelumnya (Mean= 2821.09; SD= Kegemukan pada anak sebaiknya tidak diatasi dengan
216.13). membatasi makan, karena dapat menghilangkan
Tabel 2 menunjukkan bahwa IMT setelah intervensi nutrisi yang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang
(Mean= 26,58; SD= 2,49) sama dengan sebelum anak. Solusi yang baik adalah dengan memperlambat
intervensi (Mean= 26,81; SD= 2,49). laju pertumbuhan berat badan untuk mencapai proporsi
berat badan hingga tinggi badan normal dengan
mengatur pola makan dan aktivitas fisik anak (Arisman,
DISKUSI 2008). Hal ini sejalan dengan Widjanarko dan
1. Pengaruh pendidikan gizi dengan media booklet Margawati (2015) yang menyatakan bahwa terdapat
terhadap pengetahuan perbedaan pengetahuan (meningkatkan rata-rata
Buklet berisi informasi tentang kelebihan berat badan pengetahuan) pada kelompok perlakuan sebelum dan
menambah wawasan responden. Seringkali masalah sesudah pendidikan.
gizi muncul karena ketidaktahuan responden dan
kurangnya informasi tentang gizi. Pembentukan
perilaku baru

www.thejhpb.com 14
Machine Translated by Google

Said et al./ Buku Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Makanan Cepat Saji

2. Pengaruh pendidikan gizi dengan sehingga terjadi penurunan asupan kalori yang pada
media booklet terhadap konsumsi fast akhirnya mengakibatkan penurunan IMT responden.
food Hasil ini sesuai dengan Albu querque et al. (2013)
Dalam pengolahan data pola konsumsi fast food bahwa Sekolah adalah tempat yang cocok untuk
dilakukan dengan cara memberikan skor dimana pendidikan kesehatan, dan anak-anak membutuhkan
semakin tinggi skor berarti semakin sedikit responden pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang
yang mengkonsumsi fast food pada tinggi badannya memadai untuk peningkatan kesehatan mereka. Di
atau pola konsumsi fast food responden baik, sisi lain, makanan yang dikonsumsi selama jam
sebaliknya jika responden memiliki pola konsumsi sekolah merupakan salah satu materi penting dalam
fast food yang baik. skor sedikit berarti semakin pendidikan gizi di sekolah. Mendidik remaja untuk
banyak responden mengkonsumsi fast food per mengubah perilaku konsumsi sesuai dengan kaidah
minggu atau responden memiliki pola konsumsi gizi.
makanan yang buruk. Pola konsumsi fast food Edukasi gizi dengan media booklet juga berpengaruh
responden mengalami perubahan ke arah yang lebih terhadap perubahan indeks massa tubuh responden.
baik, hal ini mungkin dikarenakan responden sudah Hal ini mungkin disebabkan oleh pendidikan yang
memiliki pengetahuan tentang dampak dari diberikan kepada responden yang membuat mereka
mengkonsumsi fast food secara berlebihan sehingga termotivasi untuk menurunkan berat badan dan
dapat merubah sikapnya untuk membatasi konsumsi berharap tubuh mereka memiliki berat badan yang
fast food (Harris dan Graff, 2012). ideal. Hasil serupa dilaporkan oleh Lwin et al. (2017)
Salah satu penyebab kegemukan pada anak yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
adalah pemilihan jenis makanan yang tidak tepat, signifikan antara media penyiaran dengan pengetahuan
seperti makanan yang tinggi lemak. Faktor lain yang gizi dan konsumsi makanan cepat saji. Paparan yang
mungkin juga mempengaruhi adalah kebiasaan lebih besar untuk broadcast me dia menyebabkan
konsumsi keluarga. Konsumsi lemak tinggi lebih pengetahuan gizi yang lebih besar, tetapi juga
banyak ditemukan oleh masyarakat menengah ke konsumsi makanan cepat saji yang lebih besar. Di
atas, hal ini dapat disebabkan karena mereka lebih sisi lain, paparan media lain serta strategi mediasi
konsumtif dan lebih cenderung mengikuti trend orang tua dan pengetahuan gizi anak tidak
dimana saat ini banyak trend yang mengangkat berpengaruh signifikan terhadap konsumsi makanan
makanan tinggi lemak seperti fast food yang memiliki cepat saji anak metropolitan.
gizi sangat rendah. nilai (Hansstein et al., 2016;
Buckley, 2018).
Penelitian ini sejalan dengan Albuquerque et KONTRIBUSI PENULIS
al. (2013), Gao dkk. (2014), dan Vardan jani et al. Irfan Said mengumpulkan data dan menulis naskah.
(2015), yang menyatakan bahwa pendidikan gizi Anto J. Hadi, Ida Lestari Tam pubolon, dan Endang
berpengaruh terhadap perubahan sikap siswa dalam Maryanti bertugas dalam pengukuran indeks massa
tubuh dan menyusun media booklet. Saskiyanto Magg
membatasi makanan cepat saji.
Stephani dan Agnes Ferusgel melakukan analisis
Intervensi edukasi dalam edukasi gizi dengan
data dan menginterpretasikan hasil analisis data.
media booklet juga mempengaruhi asupan kalori,
dimana pada penelitian ini dilakukan uji statistik
asupan kalori. Dari masing-masing variabel yang
diteliti terdapat keterkaitan yaitu dengan memberikan KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak ada konflik kepentingan.
edukasi pendidikan gizi dengan media booklet dapat
meningkatkan pengetahuan responden sehingga
PENDANAAN DAN SPONSOR
responden membatasi konsumsi makanan siap saji.

e-ISSN: 2549-1172 15
Machine Translated by Google

Said et al./ Buku Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Makanan Cepat Saji

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Orasi intervensi tahun dengan pendidikan gizi.
Langsung Litbang, Ditjen Penguatan Litbang Kesehatan Masyarakat Int J Environ Res.
sebagai Pemberi Dana dengan nomor kontrak T/ 11(7): 6780–6790. https://dx.doi.org/-
135/ L1.3.1/PT.01.- 10.3390%2Fijerph110706780
Handarbeny WR, Mahmudiono T (2017).
03/2019 pada 25 April 2019. Pengaruh pendidikan gizi berdasarkan teori
perilaku terencana untuk mempromosikan
PENGAKUAN konsumsi makanan cepat saji pada siswi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktorat
(Pengaruh Edukasi Gizi Berbasis Teori
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Planned Behavior Terhadap Pembatasan
Direktorat Jenderal Penguatan Litbang dan SMP di Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada Anak
Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan Sekolah), Amerta Nutrition. 1(4): 351-360.
penelitian. http://dx.doi.org/10.20473/-

amnt.v1i4.2017.351-360
REFERENSI
Hansstein FV, Hong Y, Di C (2016). Hubungan
Albuquerque AG, Pontes CM, Osório MM (2013).
ulang antara paparan media baru dan
Pengetahuan pendidik dan ahli gizi tentang
konsumsi makanan cepat saji di kalangan
pendidikan pangan dan gizi di lingkungan
anak-anak dan remaja Cina di
sekolah.
sekolah: perbandingan pedesaan-perkotaan.
Revista de Nutrição. 2(3): 291-300. http:// Promosi Kesehatan Global. 24 (3): 40-
dx.doi.org/10.1590/S1415-527-
48. https://doi.org/10.1177%2F17579-
32013000300004.
75915602187.
Al-Hazzaa H, Abahussain NA, Al-Sobayel HI,
Leech RM, McNaughton SA, Timperio A (2014).
Qahwaji DM, Musaiger AO (2012).
Pengelompokan diet, aktivitas fisik dan
Faktor gaya hidup yang terkait dengan
perilaku menetap pada anak-anak dan
kelebihan berat badan dan obesitas di remaja: Sebuah tinjauan.
kalangan remaja Saudi. Kesehatan Masyarakat BMC. 12:
Jurnal Internasional Nutrisi Perilaku dan
354. doi: 10.1186/1471-2458-12-354.
Aktivitas Fisik. 11(4): 1-9. doi:
Al-Rethaiaa AS, Fahmy AEA, Al-Shwaiyat
10.1186/1479-5868-11-4.
MN (2010). Obesitas dan kebiasaan makan Lwin MO, Malik S, Ridwan H, Au CSS (2017).
di kalangan mahasiswa di Arab Saudi bia:
Paparan media dan mediasi orang tua
Sebuah studi cross sectional. Jurnal Nutrisi.
tentang konsumsi makanan cepat saji di
doi: 10.1186/1475-2891-9-39.
kalangan anak-anak di metropolitan dan
Arisman MB (2008). Obesitas, diabetes mellitus, pinggiran kota Indonesia. Kacang Klin Asia
dan dislipidemia. Jakarta: EGC. Pac J. 26(5):899-905.
Harris JL, Graff SK (2012). Melindungi kaum muda
Buckley J (2018). Ketersediaan makanan tinggi
dari iklan junk food: Implikasi penelitian
lemak dapat mendorong epidemi obesitas.
psikologis untuk undang-undang amandemen
Nat Rev Endokrinol 14: 574–575. doi-
pertama. 102(2): 214–
:10.1038/s41574-018-0084-3.
222. https://dx.doi.org/10.2105%2FA
Gao Y, Huang Y, Zhang Y, Liu F, Feng CX, Liu T, JPH.2011.300328.
Li C, Lin D (2014). Evaluasi perilaku makanan
Nurmasyita, Widjanarko B, Margawati A
cepat saji pada anak-anak prasekolah dan
(2015). Pengaruh intervensi pendidikan gizi
orang tua yang mengikuti
terhadap peningkatan pengetahuan

www.thejhpb.com 16
Machine Translated by Google

Said et al./ Buku Efektifitas Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Makanan Cepat Saji

gizi, perubahan asupan zat gizi dan Vardanjani AE, Reisi M, Javadzade H, Tuang
dalam deks massa tubuh remaja ZG, Tavassoli E (2015). Pengaruh
kelebihan berat badan (Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan,
intervensi pendidikan gizi terhadap sikap, dan kinerja tentang konsumsi
peningkatan pengetahuan gizi, junk food pada siswa sekolah dasar
perubahan asupan gizi dan indeks putri. J Pendidikan Promosi Kesehatan.
massa tubuh remaja overweight). Jurnal 4:53. doi: 10.4103/2277-9531-
Gizi Indonesia. 4(1): 38-47 doi: 10.1016/j.- .162349
bbrc.2015.10.023.

e-ISSN: 2549-1172 17

Lihat statistik publikasi

Anda mungkin juga menyukai