Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PENGARUH AKUPRESURE TERHADAP KEKUATAN OTOT


EKTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

OLEH :

NI LUH AYU WIDIAWATI SETIARI

NIM: 16.321.2500

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN WIRA MEDIKABALI

DENPASAR

2019

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya hidup dan perilaku yang tidak mendukung konsumsi makanan yang sehat dan
bergizi menyebabkan individu kurang mengontrol makanan yang dikonsumsinya. Gaya hidup
mempengaruhi kebiasaan makan seseorang atau sekelompok orang dan berdampak tertentu
khususnya berkaitan dengan gizi. Overweight merupakan masalah kesehatan dunia dengan
jumlah prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun
berkembang. Obesitas/overweight telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan
dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis
terbesar. Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan merupakan suatu masalah yang
cukup merisaukan dikalangan remaja. Masalah obesitas/overweight pada anak dan remaja
dapat meningkatkan kejadian diabetes mellitus (DM) tipe 2. Selain itu, juga berisiko untuk
menjadi obesitas pada saat dewasa dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme
glukosa dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan
lain-lain.
Penelitian yang dilakukan dengan melakukan pemantauan berkala perubahan
prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada semua populasi di dunia dari tahun 1980
hingga 2013 menunjukkan penderita obesitas di Eropa Barat sebanyak 13,9%. Di Amerika
Latin prevalensi obesitas tertinggi yaitu di Uruguay (18,1%), Costa Rica (12,4%), Chili
(11,9%) dan Meksiko (10,5%). Penelitian ini juga menjelaskan bahwa lebih dari 50% dari
671.000.000 penderita obesitas di dunia terdapat pada sepuluh negara yaitu Amerika Serikat,
Cina, India, Rusia, Brasil, Meksiko, Mesir, Jerman, Pakistan, dan Indonesia. Amerika Serikat
menyumbang 13% penderita obesitas di seluruh dunia, Cina dan India bersama-sama
menyumbang 15% penderita obesitas di dunia. Dan penelitian ini menunjukkan fakta bahwa
62% penderita obesitas di dunia berada di negara berkembang.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, kejadian Overweight pada usia ≥15 tahun di
Indonesia sebanyak 31,0% tertinggi di Sulawesi Utara sebanyak 42,5% sedangkan terendah
di NTT sebanyak 19,3%. Di Bali kejadian Overweight sebanyak 36%.
Masa remaja merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang penting dan
menentukan pada periode perkembangan berikutnya. Remaja yang mengalami obesitas, kelak
pada masa dewasa cenderung obesitas. Hal ini telah dibuktikan bahwa insiden obesitas pada
periode transisi antara remaja dan dewasa muda dalam kurun waktu lima tahun meningkat,
yaitu dari 10,9% menjadi 22,1% dan 4,3% di antaranya mempunyai IMT 40.
2
Obesitas pada remaja penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami
obesitas 80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada saat dewasa. Selain itu, terjadi
peningkatan remaja obesitas yang didiagnosis dengan kondisi penyakit yang biasa dialami
orang dewasa, seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi. Remaja obesitas sepanjang hidupnya
juga berisiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah masalah kesehatan yang serius, seperti
penyakit jantung, stroke, diabetes, asma, dan beberapa jenis kanker. Stigma obesitas juga
membawa konsekuensi psikologis dan sosial pada remaja, termasuk peningkatan risiko
depresi karena lebih sering ditolak oleh rekan-rekan mereka serta digoda dan dikucilkan
karena berat badan mereka.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi telah menciptakan
suatu lingkungan dengan gaya hidup yang cenderung sedentary atau kurang gerak dan
kebiasaan makan dengan makanan yang enak yang tinggi akan kalori dan lemak (Rahmad,
2016). Kasus obesitas banyak terjadi pada responden dengan kebiasaan berjalan kaki yang
rendah yakni 96,36 % dan kasus obesitas juga banyak terjadi pada orang yang kebiasaan
duduknya tinggi yakni sebesar 87,3% (Miko&Dina, 2016).
Menurut penelitian Meutia 2010, tentang Hubungan obesitas terhadap aktivitas fisik
pada siswa SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 18 Banda Aceh bahwa responden yang
mengalami obesitas cenderung lebih banyak memiliki aktivitas ringan yakni 23%, sedangkan
yang memiliki tingkat aktivitas berat sebesar 7%. Hal ini berbeda dengan responden non
obesitas yang lebih banyak memiliki tingkat aktivitas berat yaitu 40% dan aktivitas fisik
ringan sebanyak 3%.
Penelitian Sartika (2011) tentang faktor risiko obesitas pada anak 5 – 15 tahun di
Indonesia ditemukan hasil riwayat orang tua yang obesitas 83,7%, tidak melakukan aktifitas
fisik 91,6% dan sering mengkonsumsi makanan 85%. Ada hubungan riwayat orang tua,
aktifitas fisik dan riwayat obesitas orang tua dengan kejadian obesitas.
Penelitian Made Ratna Saraswati 2015, tentang Hubungan obesitas pada orangtua
dengan terjadinya obesitas pada anak remaja SMA di Kota Denpasar, Provinsi Bali dengan
hasil Prevalensi obesitas orangtua 40,96% dan obesitas anak sekolah menengah atas 15,4%,
di Denpasar tahun 2015. Analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status
nutrisi atau gizi ibu ditinjau dari indeks massa tubuh dengan lingkar pinggang atau lingkar
lengan atas terhadap status gizi anak sekolah menengah atas di Denpasar. Hubungan dari
status gizi pada jumlah orangtua obesitas berdasarkan indeks massa tubuh dengan status gizi
pada anak sekolah menengah atas di Denpasar pada 2015 juga ditemukan, nilai p < 0,05.

3
Terdapat hubungan obesitas orangtua ditinjau dari indeks massa tubuh terhadap obesitas anak
sekolah menengah atas di Denpasar pada tahun 2015.
Latar belakang di atas mendasari penulis untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan Antara Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada
Remaja”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas yaitu : Adakah
Hubungan Antara Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi Hubungan Antara Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
Obesitas Pada Remaja.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. 3. 2. 1 Mengidentifikasi hubungan pola makan dan aktivitas fisik.
1. 3. 2. 2 Mengidentifikasi kejadian obesitas pada remaja.
1. 3. 2. 3 Mengidentifikasi hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian
obesitas pada remaja.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
1. 4. 1. 1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan
sebagai refrensi untuk meningkatkan pengetahuan tentang hubungan antara pola
makan dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada remaja.
1. 4. 1. 2 Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dan sekaligus
menambah wawasan mengenai kejadian obesitas pada remaja agar mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. 4. 2. 1 Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

4
1. 4. 2. 2 Bagi Perawat
Memberikan informasi tentang hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik pada
remaja, terutama tetang kejadian obesitas pada remaja.
1. 4. 2. 3 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharakan memperkaya literatur ilmu keperawatan dan mampu
dijadikan refrensi penelitian selanjutnya tentang kejadian obesitas pada remaja.

1.5 Keaslian Penelitian


Berdasarkan pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan penelitian sejenis. Adapun
penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan diantaranya:
1. 5. 1 Penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (Fkip) Universitas
Muhammadiyah Surakarta”. Diteliti oleh Nugraheni Martaningrum (2012). Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan penelitian adalah
mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada mahasiswa di
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian Asosiatif dengan pendekatan crosssectional.
Sampel sebanyak 40 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
mengalami obesitas. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Data
penelitian diperoleh dari kuesioner pola makan dan menghitung masa indeks tubuh
responden. Data penelitian selanjutnya diuji dengan uji fisher exact. Hasil penelitian
menunjukkan 18 responden (45%) memiliki pola makan baik dan teratur, sedangkan
22 responden (55%) dengan pola makan tidak baik dan tidak teratur. Hasil
perhitungan IMT diperoleh 26 responden (65%)yang memiliki obesitas ringan
sedangkan responden 14 responden (35%) memiliki obesitas berat. Hasil uji statistic
fisher exact menunjukkan p = 0,021, sehingga disimpulkan ada hubungan antara
pola makan dengan kejadian obesitas pada (FKIP) Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
1. 5. 2 Penelitian dengan judul “Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan
Kejadian Obesitas Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh”. Diteliti oleh
Ampera Miko & Melsy Pratiwi (2016). Jurusan Program Studi D-III Gizi, Politeknik
Kesehatan Kemenkes. Tujuan penelitian untuk mengukur hubungan pola makan dan
aktivitas fisik dengan kejadian obesitas mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes
Aceh. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian
5
crossectional study yang dilakukan di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh pada
September – Oktober 2015, sampel dalam penelitian adalah mahasiswa Jurusan Gizi
sebanyak 62 mahasiswa yang diambil secara keseluruhan dari populasi. Data
dikumpulkan dengan wawancara, kuesioner, mengukur tinggi badan (TB), dan berat
badan (BB), serta menghitung Berat Badan Ideal (BBI). Analisa yang dilakukan
adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan pola makan
(p= 0,132) dan aktivitas fisik (p= 1,000) dengan kejadian obesitas mahasiswa
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh. Kesimpulan, bahwa obesitas
pada mahasiswa Politeknik Kesehatan bukan akibat pola makan yang kurang baik
maupun rendahnya aktifitas fisik. Disarankan, walaupun buka faktor resiko bahwa
pola makan dan aktifitas fisik sebagai penyebab obesitas mahasiswa, tetapi
mahasiswa diharapkan dapat mempertahankan pola makan yang seimbang dan
mengatur aktifitas fisik yang baik.

Anda mungkin juga menyukai