PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini obesitas atau kegemukan sudah menjadi masalah serius di suatu
negara khususnya negara indonesia. Menurut data OECD atau organization for
diderita oleh warga yang berumur 15 tahun, dan tahun ini tercatat sebanyak 38,2
Indonesia sendiri angka obesitas tercatat 5,7% di bandingkan dengan dua negara
diatas indonesia termasuk rendah tapi di bandingkan dengan Japan dan Korea
dalam kategori tinggi. Di Japan angka obesitas tercatat 3,7 % dan Korea tercatat
5,3%.
obesitas. Di Jawa Tengah angka obesitas tercatat cukup tinggi yaitu 11,19 % .
Hasil presentase ini diambil dari beberapa kabupaten dan kecamatan yang berada
1
2
peringkat ke 16 .
Obesitas atau kegemukan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dari
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu dari gen atau keturunan yaitu
sebanyak 50% . Dan faktor eksternal yaitu gaya hidup, gaya hidup ini meliputi
pola makan sebanyak 61,7% dan kurang berolahraga atau aktivitas yaitu
bahwa aktivitas fisik sangat berpengaruh pada kejadian obesitas. Karena semakin
anak banyak beraktivitas atau bergerak maka anak memiliki tubuh yang sehat
dan sebaliknya jika anak suka bermalas-malasakan akan memiliki tubuh yang
tidak sehat.
Menurut jurnal Ratu Ayu Dewi Sartika (2011), dari penelitian ini didapat
hasil analisa berdasarkan status gizi yang diukur dengan IMT adalah anak yang
mengalami kurang gizi 42%, normal 35,8%, overweight 13,9% dan obesitas
8,3%. Serta anak yang sering mengkonsumsi sayuran 5 kali dalam seminggu
sebanyak 57,9% , anak yang berolahraga 60,6%. Jadi factor obesitas adalah
Menurut jurnal Astri Putri dkk (2017), hasil penelitan tersebut didapatkan
sebagian besar 55,9% responden mempunyai gaya hidup yang negative sebanyak
19 orang dan 61,8% respoden memiliki obesitas sebanyak 21 orang. Jadi obesitas
juga menyerang pada remaja SMP yang memiiki gaya hidup yang negative.
faktor yang berpengaruh terhadap obesitas adalah factor pola makan sebanyak
98%, fsktor keturunsn 76%, faktor pola hidup, aktivitas fisik dan lingkungan
sebanyak 24%, serta faktor psikis dalam hal ini strees atau kekecewaan yaitu
sebesar 14%
Dari setudi pendahuluan yang sudah dilakukan pada maret 2019 di SMP
siswa-siswi. Dari hasil pengukuran IMT yang dilakukan kepada 15 orang yaitu
terdapat ,7 (10%) orang memiliki badan yang ideal dan 8 (40%) orang
mengalami obesitas. Obesitas pada remaja ini rata-rata dipengaruhi oleh factor
genetic dan dan pola makan. Yaitu 4 (50%) orang gemuk yang dipengaruhi
oleh factor keturunan . Dan 4 (50%) orang gemuk dipengaruhi oleh pola makan.
Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian tentang “pengaruh factor
genetic dan pola makan terhadap kejadian obesitas pada remaja di SMP Negeri 2
Ngaringan” .
B. Rumusan Masalah
Obesitas sekarang banyak dialami ole anak- anak dan remaja yaitu umur 5-15
tahun kejadian ini rata-rata dipengaruhi oleh faktor keturunan dan pola makan.
masalah sebagai berikut “adakah pengaruh faktor genetic dan pola makan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Responden
6
sehat.
c. Bagi Masyarakat
E. Penelitian Terkait
1. Penelitian ini dilakukan oleh Astri Putri dkk (2017) dengan judul Hubungan
dengan pendekatan cross sectional, dan uji yang digunakan pada penelitian ini
sampling secara total. Hasil dari penelitian bahwa sebagian besar remaja SMP
2. Peneliti ini dilakukan oleh Ratu Ayu Dewi Sartika (2011) yang berjudul
digunakan dalam penelitian ini yaitu anak laki-laki dan perempuan yang
tinggal diwilayah peneliti sabanyak 100 orang, sampling yang digunakan total
sampling. Hasil dari penelitian ini yang dilihat dari status gizinya berdasarkan
IMT anak yang memiliki gizi kurang 42%, gizi normal 35,8%, overweight
13,9%, dan obesitas 8,3% sedangkan hasil penelitian diliat dari pola
3. Penelitian yang dilakukan oleh M.Zamzani (2016), jurnal gizi dan dietetic
observasional dengan pendekatan cross control dan uji yang digunakan adalah
uji bivariat. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96 anak
yang signifikat dengan kejadian obesitas pada anak dengan nilai p value 0,009
(<0,05) dengan nilai OR 5,69 (95% CI; 1,42-22,65). Dengan kata lain anak
ang melakukan aktivitas sedang maupun berat selama kurang dari 1 jam/hari
memiliki peluang 5 kali lebih besar mengalami obesitas, dari pada anak
4. Penelitian yang dilakukan oleh Christine Hendra dkk (2016), yang berjudul
didapatkan 22,9% orang yang mengalami obesitas, yang terdiri dari laki-laki
beberapa faktor yaitu pola makan sebanyak 98%, faktor keturunan sebanyak
76% , faktor pola hidup, aktifitas fissik dan lingkungan sebanyak 24%, serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Obesitas
a. Definisi
Obesitas atau obesity berasal dari bahasa latin aitu ob yang berati
“akibat dari” dan esum artinya “makan”. Oleh karena itu, obesitas dapat
yang berlebih dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal
(Soetjiningsi, 2014).
penimbunan jaringan lemak yang berlebih atau abnormal yang terjadi akibat
asupan energy lebih besar dibandingkan keluaran energy dan dapat menggangu
Sedang overweight adalah kelebihan berat badan diatas normal (Irwanto 2018).
kelebihan berat badan >20% pada wanita karena lemak (Erchpo, 2014)
11
ditemukan total lemak tubuh >25% pada pria dan >35% pada wanita. Obesitas
overweight adalah kondisi perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi
b. Klasifikasi
a) Kelainan endolrin/hormonal.
b) Kelainan somatodismorfik
c) Kelainan hipotalamus
menjadi :
1) Obesitas Primer
Obesitas primer adalah obesitas yang disebabkan oleh factor gizi dan
2) Obesitas Sekunder
kondisi lain (sindrom klinefelter, sindrom turner, sindrom down, dan lain-lain)
menjadi :
1) Regulatory Obesity
2) Metabolic obesity
terdapat di daerah panggul. Obesitas tipe ini lebih banyak dialami oleh
wanita.
lokasi perut lebih dekat dengan jantung dari pada pinggul. Obesitas tipe apel
c. Etiologi
1) Faktor Internal
a) Umur
rangka yang cepat dan anak menjadi besar untuk umurnya. Anak-anak
obesitas.
b) Jenis kelamin
dan pada saat menopause. Pada saat kehamilan jelas karena adanya
karena pengaruh factor endokrin, karena kondisi ini muncul pada saat-
c) Factor Psikologis
emosi yang dalam, dan ini merupakan suatu pelindung penting bagi
d) Factor genetis
2) Faktor Eksternal
a) Tingkat social
b) Aktivitas fisik
seseorang.
c) Pola makan
obesitas. Tiga hal yang ditekankan dalam perilaku makan seseorang yaitu
d. Manifestasi klinis
berikut :
6) Dagu ganda,
e. Patofisiologi
dari tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life style) yang
18
dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal
Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang
pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka
f. Komplikasi
berbuhan erat dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi maupun pada
1) Terhadap kesehatan
anak-anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka
2) Saluran pernafasan
ganguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang
3) Kulit
4) Ortopedi
5) Efek psikologis
biasanya pasif dan depresi. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan
karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri
6) Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat
mengakibatkan :
dengan obesitas.
1) IMT
lingkar pinggang dan panggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit,
sedangkan panggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang
dibagi dengan ukuran panggul. Rasio Lingkar Pinggang (LiPi) dan Lingkar
bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian atas tubuh (pinggang dan perut).
Jika rasio antara lingkar pinggang dan lingkar panggul untuk perempuan
diatas 0.85 dan untuk laki-laki diatas 0.95 maka berkaitan dengan obesitas
sentral / apple shapedd obesity dan memiliki faktor resiko stroke, DM, dan
dibawah 0,95 maka disebut obesitas perifer / pear shapedd obesity (Toto
Sudargo, 2016).
2. Pola Makan
a. Definisi
Pola makan adalah suatu ara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
2016).
zat gizi yang diperoleh dari makanan yang digunakan sebagai bahan energi
24
tubuh. Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu
(Baliwati, 2009).
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu
orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu
(Sulistyoningsih, 2016).
Tiga hal yang ditekankan dalam perilaku makan seseorang yaitu pengendalian
makan, emosi, dan rasa lapar. Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya
makanan tinggi energy tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana, dan rendah
serat. Perilaku makan yang salah ialah tindakan mengonsumsi makanan dengan
seimbang, salah satunya berupa aktivitas fisik (olahraga) (Toto Sudargo 2016).
tubuh sehingga kelebihan asupan energy tersebut disimpan dalam bentuk lemak.
Makana merupakan sumber dari asupan energy. Di dalam makanan yang akan
diubah menjadi energy adalah zat giizi penghasil energy yaaitu karbohidrat
protein, dan lemak. Apabila asupan karbohidrat protein dan lemak berlebih.
25
adalah , prosi makan, kebiasaan makan frekuensi makan, dan jenis makanan.
(roti, nasi, seral, pasta, jagung dan lain-lain), yang dianjurkan untuk
atas 2-4 porsi buah-buahan, 3-5 porsi sayur- sayuran, 2-3 porsi daging,
piramida hanya terdiri atas sedikit lemak, minyak dan pemanis gula
kebiasaan makan makanan pokok dalam bentuk nasi tapi tetangga anda
terdiri dari makanan pokok, lauk pauk hewani dan nabati, ssayur buah,
Pola makan yang baik adalah pola makan yang tepat waktu dan
teratur sangat penting untuk dilakukan dan bahkan harus dibiasakan. Pola
makan baik yaitu porsi makan harus seimbang 4 sehat 5 sempurna, dengan
makan secukupnya, dan makan sebelum jam 19;00 WIB atau 3 jam sebelum
berlemak contohnya makanan jugfood dan fastfood seperti mie instan, bakso,
1) Faktor ekonomi
peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kulitas yang lebih
dianggap baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi
3) Agama
4) Pendidikan
kebutuhan gizi salah satu contoh, prinsip yang di miliki seseorang dengan
lain.
5) Lingkungan
f. Fungsi Makan
sehingga tubuh tetap sehat. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa
makanan yang sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung
semua zat gizi. Zat gizi tesebut di butuhkan tubuh untuk memperoleh energi.
sumber bahan pembangun sel dan jaringan tubuh serta menggantikan sel-sel
tubuh yang rusak atau tua, dan pengatur proses yang terjadi di dalam tubuh
karbohidrat dan lemak. Zat yang berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh
adalah protein. Zat pengatur dan pelindung tubuh terdiri dari mineral, vitamin
g. Golongan Makanan
kadar protein lebih tinggi dari umbi-umbian. Jika bahan makanan pokok
dalam jumlah yang lebih besar. Porsi makanan pokok yang dianjurkan
30
dalam sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 300 gram beras atau
2) Golongan Lauk
lauk yang dianjurkan untuk orang dewasa dalam sehari adalah sebanyak
100 gram atau dua potong ikan daging atau ayam, sedangkan
porsi nabati dalam sehari sebanyak 100-150 gram atau 4-6 potong tempe.
3) Golongan Sayuran
itu sayuran berwarna hijau juga kaya kalsium, zat besi,asam folat, dan
dalam sehari 150-200 gram atau sebanyak 1,5-2 mangkok dalam keadaan
matang.
4) Golongan Buah
sedangkan buah yang kecut pada umumnya kaya vitamin C. Porsi buah
31
yang dianjurkan untuk orang dewasa dalam sehari adalah 2-3potong, dapat
mengandung vitamin C dan zat besi. Porsi susu yang dianjurkan dalam
6) Lain-lain
3. Genetik
a. Definisi
Genetik adalah ilmu keturunan yaitu berasal dari kata genos yang
artinya asal-usul. Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih
sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan
bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini dipelajari
bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta
anak oleh orang tuanya bisa salah satu orang tuang yang mengalami penyakit
atau keduanya. Pada obesitas hampir 40-70% fenotip yang berkaitan variasi
genetic pada kejadian obesitas dapat diwariskan. Factor resiko yang daapat
diet, efisiensi penggunaan energy dan alur metabolic, serta fungsi dan
individual laju metaboisme basal, jumlah adiposity, dan efek termal makanan
yang pengaruhnya independen terhadap umur, jenis kelamin masa badan, dan
2) Kromosom : Inti sel yang berpasangan (23 pasang) dan mempunyai
sifat tetap.
berbeda.
7) Alela : Anggota dari satu pasang gen yang terdapat pada suatu
Resesif.
dominan + resesif.
TT > < tt
(Anonymous,2002)
c. Peranan Genetika
praktis, misalnya:
perternakan.
defisiensi mental.
34
pada beberapa hal yang seakan akan peristiwa tersebut diturunkan, pada hal
darah tersebut.
2) adanya anggapan bahwa pengaruh dari suami slalu di jumpai pada semua
keturunannya, walau si ibu telah bercerai dan berganti suami , anggapan ini
3) anggapan bahwa suami istri yang menikah pada usia muda akan
meenghasilkan keturunan dengan sifat sifat keturunan yang lebih baik dari
steril, jika memiliki anak mungkin anak tersebut akan cacat, demikian juga
bila si ibu yang peminum minuman keras / alkohol. Hal ini bukan sifat
berbeda dan dapat mengakibatkan tipe obesitas yang berbeda. Berikut ini
beberapa tipe obesitan yang disebabkan oleh factor genetic yaitu sebagai
berikut :
1) Obesitas Monogenik
gen pembentuk tikus kuning obesitas. Dua model tikus yang paling sering
gngguan pada produksi circulating factor yang disebut leptin (ob/ob) dan
kandidat gen yang terkait dengan homeostatis energy. Beberapa mutasi gen
Mutasi pada system ini jarang terjadi, tetapi dapat mengakibatkan obesitas.
obesitas memiliki kadar hormone leptin yang sangat tinggi, tetapi tubuhnya
tidak lagi memberikan sinyal pada otak yang menandakan tubuh sudah
badan memiliki resistasi leptin. Tubuh tidak dapat merespon sinyal dari
tingkat yang disekresikan oleh kelebihan lemak dan tidak tahu kapan harus
2) Obesitas Poligenik
quantitative trait lous (QTL), suatu teknik penyisiran gen untuk identifikasi
yaitu : dua strain inbreed dan eta genetic terinci dari genom hewan. Dua
nuclear family di Meksiko, Perancis, suku Indian Pima dan keluarga kulit
putih Amerika.
38
Beberapa lokus utama saja sudah cukup member resiko genetic obesitas.
telah dipetakan atau sudah diketahui 426 varian dari 127 gena berhubungan
dengan obesitas. Sampai sekarang diketahui ada sekitar 118 kandidat gena
berikut :
mediator leptin dan sinyal trnsduksi yang lain. Mutasi gen leptin dan
berasosiasi dengan keberadaan satu atau dua alel utama gen penyandi
UCP.
3) Pengendalian Adipogenesis
(Pramudji, 2018).
40
4. Remaja
a. Definisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal
tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Menurut World Health
pertumbuhan pada usia anak-anak relatif terjadi dengan kecepatan yang sama
menstruasi pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja perempuan.
Perubahan dapat terjadi pada gizi remaja, apabila tidak ada upaya
akan datang.
sama dengan dirinya selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena
ia tidak tahu peka atau peduli, ramai – ramai atau sendiri, optimistis atau
masa akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
kriteria usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada
laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada
perempuan 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan
42
kriteria masa remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
dari pada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa
remaja yang lebih singkat, meskipun pada usia 18 tahun ia telah dianggap
dewasa seperti halnya anak peempuan. Akibatnya, sering kali anak laki-laki
Namun adanya status yang lebih matang sangat berbeda dengan perilaku
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia
remaja ini dapat di bagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai
dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan
dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti
pada ketentuan sebelumnya. Pada usia ini umumnya anak sedang duduk di
Masa remaja di mulai pada usia 11/12 tahun sampai remaja akhir
atau awal usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar
pertengahan, dan18 – 21 tahun masa remaja akhir. Masa remaja awal berisi
(Gunarsa, 2007).
44
B. Kerangka Teori
penelitian terdahulu yang terkait. Telaahan ini bisa dalam arti, mebandingkan,
yang sedang di teliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi atau pendirian peneliti
(Notoatmodjo, 2012)
Obesitas
: yang diteliti
Ya Tidak
: yang tidak diteliti
Gambar 2.3 Kerangka teori pengaruh factor genetic dan pola makan terhadap
kejadian obesitas
45
C. Hipotesa
yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data
berikut:
D. Kerangka Konsep
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya, atau antara
variabel yang satu dengan vaiabel yang lain dari masalah yang ingin
diteliti.Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota–anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo,
2012).
Obesitas
Pola makan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
akibat, karena adanya varibel bebas (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini
survey analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek (Notoatmodjo,
2012).
kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini,
kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu
(Notoatmodjo, 2012).
Orang tua
obesitas
obesitas
Orang tua
tidak
obesitas
Orang tua
tidak
obesitas
Pola makan
baik
Obesitas
Pola makan
buruk
Pola makan
baik
Tidak
Obesitas
Pola makan
buruk
3. Identifikasi kasus.
faktor risiko.
1. Populasi
mengalami obesitas dari 350 siswa yang ada di kelas VII,VIII,dan IX SMP
Negeri 2 Ngaringan .
2. Sampel
pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama atau untuk
a. Kelompok kasus
1) Kriteria Inklusi
Grobogan.
2) Kriteria Eksklusi
b. Kelompok kontrol
1) Kriteria Inklusi
adalah :
51
Grobogan.
3) Kriteria Eksklusi
sampelnya
E. Definisi Operasional
Variabel Dependent Obes adalah keadaaan Pada penelitian ini di 1. Tidak obes : ≤ 25.0 Nominal
Obesitas terjadinya penimbunan ukur menggunakan 2. Obes: > 25.0
jaringan lemak tubuh timbangan untuk
secara berlebih. menghitung IMT
F. Metode Pengumpulan Data
(Nur Salam, 2008). Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah :
responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data
sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah
di internet
1
54
Grobogan
k. Peneliti menulis hasil check berat badan dan tinggi badan responden
1. Kuesioner
a. Genetic
tua obesitas, jika Tidak maka tidak memiliki orang tua obesitas.
b. Pola makan
(KK) = 1, Sering (S) = 2, Sangat sering (SS) = 3. Hasil ukur dari lembar
56
kuesioner menggunakan cut off point pola makan baik jika ≥ nilai cut off
Keterangan:
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat
badan ideal/ IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan menggunakan meteran Metlin
57
dan timbangan berat badan, dan setelah dilakukan pengukuran data ditulis di
Setelah alat ukur dibuat, dilakukan uji coba alat ukur dengan teknik
a. Uji Validitas
pearson.
penelitian ini adalah 5% (0,05) dengan nilai r table 0,388. Jika nilai r
hitung > r table maka dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya jika
b. Uji Reliabilitas
terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama
adalah apabila nilai conbach alfa > 0,60 maka dinyatakan reliable dan
(Budiharto,2008).
berat badan.
59
1. Pengolahan Data
sebagai beikut:
a. Editing
kembali.
b. Coding
( tidak obesitas kodenya 1, obesitas kodenya 2), untuk IMT orang tua
( pola makan baik kodenya 1, pola makan buruk kodenya 2), untuk
perempuan kodenya 2)
c. Entry data
2. Analisa Data
Pada tahap ini data diolah dengan metode terentu dengan data kuantitatif
a. Analisa Univariat
Masa Tubuh).
b. Analisa Bivariat
nilai expected kurang dari lima maksimal 20% dari jumlah sel dan
uji Fisher.
Jumlah Subjek
0,05 yaitu:
a) Jika X² Hitung > X² Tabel dan nilai p value < α (5%=0,05), maka
b) Jika Jika X² Hitung < X² Tabel dan nilai p value > α (5%=0,05),
variabeli obesitas.
62
χ² = Σ (fo – fe)²
fe
Keterangan :
χ² : Nilai chi-kuadrat
2017).
a
b
Rumus Odds Ratio :¿=
c
d
Keterangan :
OR : Odds Ratio
I. Etika Peneitian
1. Prinsip manfaat
responden dan eksploitasi pada subjek dan peneliti secara hati hati
64
partisipan penelitian.
(right to disclosure)
3. Prinsip keadilan
responden.
yaitu data yang diberikan akan dirahasiakan dengan tanpa nama dan