(OBESITAS)
Disusun oleh :
Nama : Putu Sekar Ayu Sharadhita
Nim : 18120801006
Program : S1 Ilmu GIzi
Fakultas Ilmu Komunikasi Sains Dan Teknologi
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju
maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup termasuk
kecenderungan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi
merupakan faktor yang mendukung terjadinya kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas.sedangkan menurut WHO, Obesitas merupakan
penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi
(energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu
lama. (WHO,2000)
Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab kematian secara global. Sekitar
3.4 juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya karena obesitas atau overweight.
Peningkatan indeks massa tubuh dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit
tidak menular. Obesitas dan overweight berkaitan dengan 44% dari permasalahan
diabetes, 23% dari penyakit jantung iskemik dan 7-41% dari permasalahan
kanker.
Obesitas dapat terjadi apabila asupan energi melebihi pengeluaran energi yang
mengakibatkan ketidak seimbangan energi dan berdampak pada peningkatan berat
badan, dimana 60% hingga 80% biasanya berupa massa lemak tubuh. Selain itu
faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi berat badan melalui keseimbangan
energi. Pada proses metabolisme energi, diperlukan peran asupan makanan
khususnya zat gizi makro. zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, lemak,
protein berperan penyumbang kalori dan makanan tinggi kalori terbukti menjadi
salah satu penyebab obesitas.
Pola makan yang termasuk gaya hidup merupakan penyebab utama terjadinya
sindroma metabolik. Resiko sindroma metabolik meningkat dengan meningkatnya
kebiasaan pola makan terhadap beberapa jenis makanan seperti daging, susu dan
produk olahannya, serta sereal olahan. Semakin banyak asupan makan, terutama
kolesterol, total kalori, lemak dan karbohidrat maka semakin meningkat kejadian
sindroma metabolik. Faktor risiko obesitas sentral lainnya adalah perubahan gaya-
hidup, seperti konsumsi minuman beralkohol yang tinggi , kebiasaan
merokok,konsumsi makanan berlemak yang tinggi, konsumsi sayuran dan buah
yang rendah, dan aktivitas fisik yang rendah.
ttps://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-
riskesdas-2018_1274.pdf
Diperkirakan pada tahun 2030, sebanyak 1,12 miliar orang akan menjadi
obesitas.Prevalensi obesitas sentral pada pria di Amerika meningkat menjadi
42,2% dan pada wanita meningkat menjadi 61,3% pada tahun 2004.Di China,
dilaporkan prevalensi obesitas sentral sebesar 16,1% pada pria dan 37,6% pada
wanita.Di Indonesia, ada kecenderungan prevalensi obesitas yang meningkat pada
wanita dewasa sejak tahun 2007-2013, dari 22,8% menjadi 32,9%. Di Provinsi
Jawa Barat, prevalensi obesitas sentral meningkat dari 23,1% menjadi 25%.
Berdasarkan Renstra Kemenkes 2015-2019. Prevalensi Obesitas Sentral (Lingkar
Perut) Lebih Dari 90 Cm Untuk Pria Dan Lebih Dari 80 Cm Untuk Wanita Pada
Tahun 2013. Data Tersebut Menunjukkan Penderita Obesitas Di Provinsi DKI
Jakarta Sekira 39,7 Persen Dan Itu Berarti 2,5 Kali Lipat Dari Prevalensi Obesitas
Terendah Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Yang Hanya 15,2 Persen.
"Penyebabnya Rata-Rata Kebiasaan Dan Pola Hidup Orang Jakarta," Jelas Kata
Dr. Mahesa Paranadipa, MH, Ketua Bidang Organisasi Dan Sistem Informasi
Kelembagaan PB IDI.Pola Hidup Yang Rata-Rata Dijalani Warga Jakarta
Terbilang Rentan Terhadap Risiko Obesitas. Misalnya Tingkat Stres Karena
Pekerjaan, Stres Karena Macet, Hobi Ngemil Makanan Tidak Sehat (Junk Food),
Kurangnya Aktivitas Fisik, Hingga Kebiasaan Merokok Dan Konsumsi Minuman
Beralkohol Yang Cukup Tinggi. Pola Dan Kebiasaan Tidak Sehat Ini Tak Hanya
Mengakibatkan Obesitas. Tapi Juga Memicu Timbulnya Komplikasi Terkait
Kegemukan, Seperti Hipertensi, Serangan Jantung, Gangguan Pernapasan, Sendi,
Sampai Diabetes. "Pola Makan, Dampak Psikologis Karena Stres, Kurang
Aktivitas Fisik Itu Yang Membuat Warga Jakarta Rentan Obesitas,".
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui
penyebab terjadinya obesitas , gejala gejala timbulnya obesitas ,
bagaimana timbulnya hingga bagaimana cara megukur tubuh mengalami
obesitas atau tidak.
1.2.2 Tujuan khusus
Tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya dampak dari obrsitas, cara
untuk menanggulangi obesitas,penyakit apa saja yang timbul karena
obesitas.
1.3 Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan lebih
tentang obesitas sehingga pembaca dapat mengtahui masalah obesitas ini lebih
dalam lagi.
Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian terkait obesitas di salah satu
kota yang ada di provinsi Bantenyaitu Tangerang Selatan.Penelitian dilakukan
disalah satu SMA dengan letak sekolah yang berada diperkotaan dan dekat dengan
mall,sehingga peneliti mengasumsikan adanya kemungkinan siswa dan siswi
tersebut memiliki gaya hidup yang lebih berisiko dibanding di pedesaan.Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui Faktor DominanObesitas pada SiswaSekolah
Menengah Atasdi Tangerang Selatan.
1. Penilaian status gizi anak baru masuk sekolah (PSG-ABS)D alam buku
Pedoman Pencegahan danPenanggulangan Kegemukan dan Obesitaspada
Anak Sekolah yang diterbitkan olehDirektorat Jenderal Bina Gizi
danKesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan 2012 disebutkan
bahwa langkah penemuan kasus obesitas dilakukan melalui kegiatan
Penyaringan Kesehatan di Sekolah. Bila ditemukan anak dengan status
gizi gemuk atau obesitas, maka dia dirujuk ke Puskesmas untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
2. rogram Upaya Kesehatan Sekolah(UKS) Salah satu kegiatan dalam
program ini adalah penyuluhan gizi bagi anak sekolahdan pembinaan
kantin sekolah. Lingkungan sekolah merupakan tempat yang baik untuk
pendidikan kesehatan yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan
serta dukungan sosial dari warga sekolah.Pengetahuan, keterampilan serta
dukungan sosial ini memberikan perubahan perilaku makan sehat yang
dapat diterapkan dalam jangka waktu lama.
3. Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat melalui Kadarzi (Keluarga
Sadar Gizi) Dalam program ini secara eksplisit sudah dijelaskan
bagaimana suatu keluarga mengenal masalah gizi anggota keluarga
mereka. Salah satunya adalah cara menilai status gizi anggota keluarga.
Program ini merupakan program berbasis masyarakat dengan leading
5.2 Saran
Mengingat angka kejadian obesitasterutama pada anak sekolah yang
meningkat dari tahun ke tahun, dan disertai dengan beban pembiayaan
yang tinggi,maka perlu reformasi penentuan prioritas perencanaan
kegiatan. Memang kebijakan yang terkait dengan pengendalian penyakit
tidak menular (kronis) sangat penting dilakukan, namun akar masalahnya
yaitu tingginya prevalensi obesitas juga harus segera mendapat perhatian
serius dengan didukung oleh kebijakan-kebijakan pencegahan dan
pengendaliannya.Program penanganan obesitas perlu didukung kebijakan
ditingkat nasional,propinsi maupun kabupaten/kota mampu memberikan
angin segar bagi perbaikan program yang sudah ada atau mengem-
bangkan program baru. Kebijakan terkait dengan upaya-upaya pencegahan
obesitas perlu dilakukan secara holistik dengan melibatkan pihak keluarga.
Namun yang tidak kalah pentingnyaprogram ini juga membutuhkan
dukungan kebijakan dari sektor kesehatan (Dinas kesehatan hingga ke
level Puskesmas) dan lintas sektor terkait (Pekerjaan umum, tata ruang,
perijinan).
DAFTAR PUSTAKA
Sugiatmi, S., & Handayani, D. R. (2018). Faktor Dominan Obesitas pada Siswa
Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan Indonesia. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan, 14(1), 1-10.
Sugianti, E., & Afriansyah, N. (2009). Faktor risiko obesitas sentral pada orang
dewasa di DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007. Gizi Indonesia,
32(2).
ttps://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-
riskesdas-2018_1274.pdf
https://lifestyle.okezone.com/read/2016/11/29/481/1554401/jumlah-kasus-
obesitas-dki-jakarta-tertinggi-di-indonesia