Anda di halaman 1dari 169

HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN TEMAN SEBAYA DENGAN

PERILAKU MAKAN PADA MAHASISWI DI KOST SEKITAR


WILAYAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
Ujian Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

NADILA KAILI
NIM: 811416022

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
ii
HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN TEMAN SEBAYA DENGAN
PERILAKU MAKAN PADA MAHASISWI DI KOST SEKITAR
WILAYAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
Ujian Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

NADILA KAILI
NIM: 811416022

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Nadila Kaili, 811416022. 2020. Hubungan Citra Tubuh Dan Teman Sebaya
Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswi Di Kost Sekitar Wilayah
Universitas Negeri Gorontalo. Skripsi. Pembimbing I Dr. Sunarto Kadir,
Drs., M.Kes dan Pembimbing II Dr. Sylva Flora Ninta Tarigan, SH., M.Kes.
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Negeri Gorontalo
Perilaku makan dipengaruhi faktor eksternal yaitu pengaruh teman sebaya
dan faktor internal yaitu persepsi body image/citra tubuh. Perilaku makan adalah
tingkah laku individu dalam memenuhi kebutuhan makanan meliputi sikap,
kepercayaan serta pilihan makanan. Rumusan masalah bagaimana hubungan citra
tubuh dan teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar
wilayah Universitas Negeri Gorontalo. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan citra tubuh dan teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi di
kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo.
Penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
mahasiswi yang tinggal di kost dengan penentuan sampel menggunakan
Proportional Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian variabel citra tubuh paling banyak citra tubuh negatif
sebanyak 90 responden atau 60,8%. sedangkan citra tubuh positif terdapat
sebanyak 58 responden atau 39,2%. Selanjutnya variabel teman sebaya paling
banyak teman sebaya kuat sebanyak 81 responden atau 54,7%. Sedangkan teman
sebaya lemah sebanyak 67 responden atau 45,3%. Variabel perilaku makan paling
banyak pada kategori perilaku makan tidak baik sebanyak 88 responden atau
59,5%. Sedangkan untuk perilaku makan baik sebanyak 60 responden atau 40,5%.
Analisis chi square diperoleh variabel yang berhubungan dengan perilaku
makan pada mahasiswi adalah citra tubuh (p= 0,004), dan teman sebaya (p=
0,003). Simpulan terdapat hubungan citra tubuh dan teman sebaya dengan
perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar Universitas Negeri Gorontalo.
Bagi mahasiswi disarankan meningkatkan persepsi yang baik ke diri mereka
sendiri, memperhatikan makanan yang dikonsumsi, memilih sendiri makanannya
tanpa mengikuti teman, dan didasarkan pada kandungan gizi.

Kata Kunci : Citra Tubuh; Perilaku; Teman Sebaya.

vii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui”
-Q.S Al’Baqarah [2]:216-
“Apapun hal terburuk yang telah terjadi dalam hidupmu, teruslah lanjutkan
perjuanganmu, jangan biarkan hal tersebut merenggut semua mimpimu, karena
akan selalu ada orang-orang yang ingin melihat kamu bahagia karena telah
menggapai semua mimpimu”
-Nadila Kaili-
Kita diberi dua tangan, saatu untuk menolong diri sendiri dan satu lagi untuk
menolong orang lain
-Audrey Hepburn-

PERSEMBAHAN
Sujud syukur ku persembahkan pada ALLAH yang Maha Kuasa, berkat
dan rahmat-Nya lah detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda
kehidupan yang diberikan-Nya hingga saat ini saya dapat mempersembahkan
skripsi saya kepada orang-orang terkasih: Kedua Orang Tua, Bapak Roli Kaili
dan Almarhumah Ibu Aisa Tolinggilo yang telah memberikan semangat, doa
dan dukungan serta kasih sayang yang tiada batas. Ucapan terimakasih untuk
Almarhumah Ibu saya dan Bapak saya atas segala perjuangan dan kerja keras
selama ini hanya untuk menyelesaikan studi saya, segala apa yang telah saya
capai saat ini masih belum dapat membalas segala kebaikan kalian. Teruntuk
Almarhumah ibu saya tercinta yang tidak sempat melihat pencapaian saya
saat ini, saya persembahkan skripsi ini untuk beliau. Saudara-saudariku serta
semua keluarga ku ucapkan Terima Kasih yang tak terhingga atas motivasi
dan doa yang selalu kalian berikan. Serta Terima Kasih kepada semua dosen-
dosen yang telah memberikan ilmu dan teman-teman mahasiswa jurusan
Kesehatan Masyarakat yang selalu membantu dalam peyelesaian skripsi.

ALMAMATERKU TERCINTA
TEMPAT AKU MENIMBAH ILMU
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERISTAS NEGERI GORONTALO
2020

ix
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi ALLAH SWT karena atas rahmat, taufik dan hidayah-

NYA, sehingga penulis dapat menyelesaiakan penyusunan skripsi ini dengan

judul “Hubungan Citra Tubuh dan Teman Sebaya Dengan Perilaku Makan

Pada Mahasiswi di Kost Sekitar Wilayah Kampus Universitas Negeri

Gorontalo”. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya, hingga

akhir zaman ini yang masih seiman dan se akidah dengan ajaran Rasulullah SAW.

Penulisan Skripsi ini di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri

Gorontalo.

Penulis menyadari, bahwa pembuatan skripsi ini tidak dapat berhasil dengan

baik tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan serta doa dari pihak lain. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Sunarto Kadir, Drs., M.Kes Selaku

Pembimbing I dan Dr. Sylva Flora N Tarigan , SH., M.Kes selaku pembimbing II

yang telah menyediakan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing,

mengarahkan, memberi masukan dan motivasi serta semangat dalam penyusunan

penelitian ini sehingga bisa sampai selesai. Selain itu ucapan terima kasih juga

penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Eduart Wolok, ST., MT selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo.

x
2. Dr. Hartono S. Malik., M.Hum selaku Wakil Rektor I, Dr. Fence M. Wantu,

S.H., M.H selaku Wakil Rektor II, Karmila Mahmud S,Pd,. M.A.,Ph.D selaku

wakil rektor III dan Prof. Dr. Phil. Ikhfan Haris, M.Sc selaku wakil rektor IV

Universitas Negeri Gorontalo.

3. Dr. Hj. Herlina Jusuf, M.Kes selaku Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan,

Universitas Negeri Gorontalo.

4. Dr. Hartono Hadjarati, S.Pd,. M.Pd, Dr. Widy Susanti Abdulkadir, S.Si,. M.Si,

Apt dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd,. M.Pd, selaku Wakil Dekan I,II, dan

III Fakultas Olahraga dan Kesehatan.

5. Dr. Sylva Flora Ninta Tarigan, S.H., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Masyarakat Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo

6. Tri Septian Maksum, S.KM,. M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Kesehatan

Masyarakat.

7. Dr. Irwan S.KM,. M.Kes sebagai Penguji I dan Ramly Abudi, S.Psi., M.Kes

sebagai Penguji II yang telah mengarahkan penyusunan penelitian ini.

8. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas

Negeri Gorontalo, khususnya Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan

Kesehatan Masyarakat Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri

Gorontalo yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa kuliah.

9. Pemilik Kost Wisma Amal 1 Kota Gorontalo, pemilik Kost Green House Kota

Gorontalo, pemilik Kost Putri Citra Ayu Kota Gorontalo, dan pemilik Kost

Putri Andika Kota Gorontalo yang telah membantu dan mengizinkan dalam

pelaksanaan penelitian ini.

xi
10. Seluruh penghuni Kost Wisma Amal 1 Kota Gorontalo, pemilik Kost Green

House Kota Gorontalo, pemilik Kost Putri Citra Ayu Kota Gorontalo, dan

pemilik Kost Putri Andika Kota Gorontalo yang telah bersedia dan membantu

dengan menjadi responden pada penelitian ini.

11. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Roli Kaili dan

Almarhumah Ibu Aisa Tolinggilo yang selalu mencurahkan cinta, kasih

sayang dan kesabarannya dalam merawat, mendidik serta yang tiada henti

medoakan dan memberi semangat kepada penulis dengan tulus dan ikhlas.

12. Terima kasih seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat,

nasihat serta materil, dan senantiasa selalu mendoakan yang terbaik.

13. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik semasa kuliah, kepada winda,

lila, lia, ica, ika, dan sakinah yang selalu hadir membantu dan memberikan

semangat dan dukungan yang tak henti-henti.

14. Terima kasih untuk teman-teman Angkatan 2016 Jurusan Kesehatan

Masyarakat teristimewa Teman-teman kelas B (VVIP B), terkhusus henok dan

putri yang selalu dengan ikhlas membantu demi meraih gelar S.KM, terima

kasih atas segala doa, dukungan dan kerja sama dari kalian semua selama

empat tahun, banyak pelajaran yang di dapatkan, suka duka, dan banyak

mengukir cerita-cerita indah bersama.

15. Terima kasih kepada Ayahanda Desa Dunggala Kecamatan Tapa, karang

taruna Desa Dunggala, masyarakat yang menyediakan rumah sebagai posko

kami, dan teman-teman PBL I, II, dan III Desa Dunggala serta seluruh

masyarakat Desa Dunggala Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.

xii
16. Terima kasih kepada Bapak Kepala Dinas Pangan Kota Gorontalo, seluruh

staf Dinas Pangan Kota Gorontalo dan teman-teman peserta Magang Institusi

di Dinas Pangan Kota Gorontalo.

17. Terima kasih kepada Ayahanda Desa Ilangata, karang taruna Desa Ilangata

dan teman-teman Staf KKS Desa Ilangara serta seluruh masyarakat Desa

Ilangata Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara terima kasih buat

kalian semua, yang telah mengukir cerita indah.

18. Seluruh pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, maka izinkan

saya atas nama pribadi mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada, Fuy

Nut’16 yang selalu memberikan hiburan disaat peluh mulai menetes pada

lembaran kertas yang masih kosong hingga menjadikan susunan kata demi

kata dalam penulisan ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa hasil karya ilmiah ini masih banyak

kekurangan didalamnya.Akan tetapi, sedikit harapan semoga karya ilmiah yang

sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, Juli 2020


Penulis

NADILA KAILI
NIM. 811416022

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN LOGO...............................................................................................ii
HALAMAN JUDUL.............................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................v
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT...........................................................................................................vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xviii
GLOSARIUM......................................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................xx
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................................9
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................11
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................12
1.4.1 Tujuan Umum......................................................................................12
1.4.2 Tujuan Khusus.....................................................................................12
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................12
1.5.1 Manfaat Teoritis...................................................................................12
1.5.2 Manfaat Praktis...................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................14
2.1 Tinjauan Perilaku Makan...............................................................................14
2.1.1 Definisi perilaku makan.......................................................................13
2.1.2 Aspek-aspek perilaku makan...............................................................16
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan............................16
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan...........................20
2.1.5 Dampak perilaku makan tidak sehat....................................................21
2.2 Tinjauan Citra Tubuh.....................................................................................22
2.2.1 Definisi citra tubuh..............................................................................22
2.2.2 Aspek-aspek citra tubuh......................................................................23
2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh...................................24
2.2.4 Komponen citra tubuh.........................................................................26
2.3 Tinjauan Teman Sebaya.................................................................................26
2.3.1 Definisi teman sebaya..........................................................................26
2.3.2 Aspek-aspek teman sebaya..................................................................27
2.3.3 Ciri-ciri teman sebaya..........................................................................28
2.3.4 Peran teman sebaya..............................................................................29
2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan....................................................................30
2.5 Kerangka Berpikir..........................................................................................31

xiv
2.5.1 Kerangka Teori....................................................................................31
2.5.2 Kerangka Konsep.................................................................................33
2.6 Hipotesis Penelitian.......................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................35
3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................35
3.2 Desain Penelitian...........................................................................................36
3.3 Variabel Penelitian.........................................................................................36
3.3.1 Variabel bebas.....................................................................................36
3.3.2 Variabel Terikat...................................................................................36
3.4 Populasi Dan Sampel..............................................................................38
3.4.1 Populasi................................................................................................40
3.4.2 Sampel.................................................................................................40
3.4.3 kriteria inklusi dan esklusi...................................................................39
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................39
3.5.1 Instrumen penelitian............................................................................39
3.5.2 Sumber data penelitian........................................................................41
3.5.3 Uji validitas..........................................................................................42
3.5.4 Uji reliabilitas......................................................................................44
3.6 Teknik Analisis Data.....................................................................................45
3.6.1 Analisis univariat.................................................................................45
3.6.2 Analisis bivariat...................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................47
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................47
4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian......................................................47
4.1.2 Uji normalitas......................................................................................49
4.1.3 Karakteristik responden.......................................................................50
4.1.4 Analisis univariat.................................................................................52
4.1.4 Analisis bivariat...................................................................................55
4.2 Pembahasan...................................................................................................58
4.2.1 Cira tubuh pada mahasiswi..................................................................58
4.2.2 Teman sebaya pada mahasiswi............................................................60
4.2.3 Perilaku makan....................................................................................62
4.2.4 Hubungan citra tubuh dengan perilaku makan....................................64
4.2.5 Hubungan peran teman sebaya dengan perilaku makan......................67
4.3 Keterbatasan Penelitian..................................................................................66
BAB V PENUTUP................................................................................................69
5.1 Simpulan........................................................................................................69
5.2 Saran .............................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................72

xv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel


Halaman
Tabel 3.1 Matriks Variabel Penelitian……………………………….................. 37
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Kost
Wilayah Sekitar Kampus Universitas Negeri Gorontalo…..................50
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Di Kost Wilayah
Sekitar Kampus Universitas Negeri Gorontalo…................................ 51
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh Di Kost Wilayah
Sekitar Kampus Universitas Negeri Gorontalo…................................ 52
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Teman Sebaya Di Kost
Wilayah Sekitar Kampus Universitas Negeri Gorontalo………..........53
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Makan Di Kost Wilayah
Sekitar Kampus Universitas Negeri Gorontalo…................................ 54
Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Makan Pada
Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo.... 55
Tabel 4.7 Hasil Analisis Hubungan Teman Sebaya Dengan Perilaku Makan
Pada Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas
Negeri Gorontalo…………………………………………………….. 56

xvi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar


Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori…………………………............................. 31
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep…………………………………............. 33
Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Kost
Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo………………....... 51
Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Di Kost Wilayah
Sekitar Universitas Negeri Gorontalo………….............................. 52
Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh Di Kost Wilayah
Sekitar Universitas Negeri Gorontalo………….............................. 53
Gambar 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Teman Sebaya Di Kost
Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo…………………... 54
Gambar 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Makan Di Kost
Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo………………....... 55
Gambar 4.6 Hasil Analisis Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Makan
Pada Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas Negeri
Gorontalo…………………………………………………………. 56
Gambar 4.7 Hasil Analisis Hubungan Teman Sebaya Dengan Perilaku
Makan Pada Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas
Negeri Gorontalo…………………………………………………. 57

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran


Halaman
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian………………………………………………..77
Lampiran 2 Surat Penelitian Fakultas………………………………….............80
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Dinas Penanaman Modal Kota
Gorontalo………………………………………………………… 81
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian………………………….........82
Lampiran 5 Master Tabel………………………………………………….........85
Lampiran 6 Validitas Dan Reliabilitas………………………………............... 92
Lampiran 7 Tabel Kualitas Instrumen…………………………………………101
Lampiran 8 Uji Normalitas…………………………………………….............116
Lampiran 9 Output SPSS………………………………………………………118
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian……………………………………….......121
Lampiran 11 Summary………………………………………...............................125
Lampiran 12 Curiculum Vitae………………………………………....................138

xviii
DAFTAR SINGKATAN, LAMBANG, DAN ISTILAH

Daftar Singkatan
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional
RISKESDA : Riset Kesehatan Dasar
SPSS : Statistical Package For The Social Sciences

Daftar Lambang
> : Lebih besar
< : Lebih kecil
≥ : Lebih dari sama dengan
=
: Sama dengan
% : Persen

Daftar Istilah
Appearance evaluation : Penilaian penampilan secara keseluruhan tubuh
Appearance orientation : Pandangan yang mendasar tentang penampilan
diri.
Cost of living : Biaya yang dibutuhkan untuk keperluan hidup
Body  area satisfaction Mengukur kepuasan individu terhadap bagian
: tubuh secara spesifik secara keseluruhan
Body  image : Persepsi terhadap tubuh seseorang
Eating style : Gaya makan
Emotional eating : Keadaan dimana seseorang mengkonsumsi
makanan bukan karena reasa lapar melainkan
sebagai respon terhadap perasaan.
Enabling factors : Faktor pendukung
External eating : Makan sebagai respon terhadap rangsangan terkait
makanan terlepas dari kondisi internal rasa lapar
atau kenyang, melainkan didorong oleh
lingkungan seperti keberadaan makanan, aroma
makanan, dan cita rasa makanan.
Fast food : Makanan cepat saji yang sebelumnya sudah proses
pengolahan tahap awal sehingga saat ada pesanan
hanya melanjutkan proses pengolahan lanjutan
yang waktunya relatif lebih cepat.
Food environment : Lingkungan makanan
French fries potatoes : Hidangan yang dibuat dari potongan-potongan
kentang yang digoreng dalam menyak goreng
panas.
Fried chicken : Hidangan yang dibuat dari daging ayam yang
dicampur dalam minyak goreng panas.
Gastritis : Merupakan penyakit pada lambung yang terjadi
: akibat peradangan pada dinding lambung
Ghrelin Hormon yang digunakan oleh tubuh untuk

: xix
:

mengirim sinyal ke otak untuk meningkatkan


nafsu makan pada saat tubuh lapar dan
membutuhkan makanan.
Hamburger Olahan roti dan daging yang dimasak dengan
dibakar atau dipanggang.
Junk food : Makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit
kandungan nutrisi.
Leptin : Hormon yang salah satu tugasnya
memberitahukan otak kalau sudah waktunya
berhenti makan, dan waktunya untuk
meningkatkan metabolisme pembakaran makanan
Lifestyle : Pola tingkah laku sehari-hari sekelompok manusia
dalam masyarakat.
Minimarket : Suatu toko kecil yang umumnya mudah diakses
atau bersifat lokal.
Overweight : Kondisi berat badan seseorang yang melebihi berat
badan normal pada umumnya.

Overweight preoccupation : Kecemasan menjadi gemuk atau kewaspadaan


:
individu terhadap bertambahnya berat badan dan
akan membatasi pola makan.
Pizza : Hidangan gurih dari italia sejenis adonan bundar
dan pipih, yang dipanggang di oven yang biasanya
dilumuri saus tomat serta keju dengan bahan
makanan tambahan lainnya.

Predisposing factors : Faktor predisposisi


Psikologikal distress Keadaan negative kesehatan mental yang
mempengaruhi individu baik secara langsung
maupun tidak langsung dan berkaitan dengan
kondisi kesehatan fisik dan mental lainnya.
Reinforcing factors : Faktor pendorong
Restraint eating : Pembatasan asupan kalori yang disengaja dan
berkelanjutan untuk tujuan penurunana berat
badan atau pemeliharaan berat badan
Self care : Kegiatan memasarkan sebuah merek secara daring
Self classified weight : Uang yang diberikan sebagai bekal kepada
karyawan yang diberhentikan dari pekerjaan
dalam rangka pengurangan tenaga kerja.
Soft drink : Kebutuhan untuk dihargai

xx
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan kelompok usia yang memiliki kebebasan dalam memilih

jenis makanan yang ingin dikonsumsi. Menurut Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana (BKKBN) remaja digolongkan dengan usia 10-24 tahun

(Mardalena, 2017). Pada masa remaja biasanya terjadi beberapa perubahan

misalnya perubahan fisik, sosial, dan juga psikologisnya. Pada masa ini juga

terjadi perubahan lain diantaranya perubahan gaya hidup, perilaku, maupun

pandangan dalam menentukan makanan yang akan dikonsumsi, (Ramadhani,

2017).

Perilaku makan dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang dilakukan

oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan makan. Perilaku ini meliputi

pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik terhadap makanan serta unsur-unsur

yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin), dan pengelolaan makanan yang

berhubungan dengan kebutuhan tubuh. Pada usia remaja ini banyak terjadi

perubahan fisik maupun psikisnya. Sehingga dapat mempengaruhi tingkah

lakunya termasuk perilaku makannnya (Nelvi dan Raudatussalamah, 2016).

Perubahan perilaku makan juga didapatkan terjadi pada mahasiswi, dimana

mahasiswi merupakan kelompok individu pada tahapan remaja. Saat ini sebagian

besar mahasiswi yang kuliah di Kota Gorontalo berasal dari luar daerah, dengan

kondisi yang demikian maka mahasiswi diharuskan untuk tetap tinggal di Kota

Gorontalo sampai dengan wisuda. Sehingga mahasiswi akan memilih untuk

1
2

tinggal di kost yang dekat dengan kampus. Kost adalah sebuah rumah singgah

atau rumah kedua bagi mahasiswi, yang ditempati oleh mahasiswi pada saat

menuntut ilmu diluar daerahnya. Sehingga mahasiswi tidak perlu untuk pulang

pergi ke daerah asalnya.

Pola makan mahasiswi yang lebih mementingkan kepraktisan perlu

mendapat perhatian khusus. Konsumsi makanan mahasiswi lebih ke makanan

yang tidak sehat, sering tidak teratur, lebih sering jajan, dan sering tidak makan

pagi maupun makan siang (Adriani dan Bambang 2012). Hal yang sering terlihat

pada remaja yaitu remaja kurang mempedulikan jam makan, bahkan sarapan pagi

sering ditinggalkan, sehingga banyak remaja yang menderita gastritis.

Pada saat ini sudah banyak terdapat restaurant ataupun tempat-tempat yang

mudah dijumpai di pinggir jalanan yang menjual fast foodatau makanan cepat saji.

Makanan cepat saji digambarkan dengan biaya rendah, takaran porsi besar serta

kandungan lemak yang tinggi, jenis makanan yang mudah dikemas, disajikan dan

praktis, contohnya seperti hamburger, fried chicken, French fries potatoes, soft

drink danpizza (Sharkey dkk, 2011). Berdasarkan hasil survei yang telah

dilakukan oleh Nielsen (dalam Ewin, Dkk, 2015) didapatkan data bahwa 69%

masyarakat kota di Indonesia mengkonsumsi fast food.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) proporsi nasional

perilaku kurang konsumsi sayur dan buah sebesar 93,5%. Provinsi Gorontalo

berada dalam urutan ke-10 perilaku kurang konsumsi sayur dan buah yaitu

sebesar 93,0%. Selain itu proporsi penduduk usia ≥ 10 tahun menurut proporsi

makanan beresiko penduduk usia ≥ 10 tahun yang mengkonsumsi makanan


3

beresiko paling banyak mengkonsumsi bumbu penyedap sebesar 77,3%, diikuti

dengan konsumsi makanan manis sebesar 53,1%, dan makanan berlemak sebesar

40,7%.

Tingginya angka konsumsi makanan yang mengandung bumbu penyedap

dan makanan manis tentu dapat menimbulkan masalah beberapa gangguan

penyakit. Gizi yang tidak baik dapat meningkatkan resiko penyakit tidak menular,

seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke dan

hipertensi), penyakit diabetes serta penyakit kanker (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, didapatkan

hasil sebesar 16,9%-50% anak usia sekolah dan remaja yang tidak biasa sarapan,

sedangkan untuk orang dewasa yang tidak biasa sarapan yaitu sebesar 31,2%.

Menurut Hardiansyah dalam Kadir (2019) melewatkan sarapan ataupun konsumsi

sarapan yang tidak memadai dapat menyebabkan defisit zat gizi. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Pujiati, Dkk (2015) di Riau, diperoleh hasil

sebesar 60,9% mempunyai perilaku makan tidak baik, hal ini disebabkan karena

pola perilaku makan yang tidak teratur.

Usia remaja merupakan usia yang sering dipengaruhi oleh lingkungan

sekitar. Saat ini banyak remaja merasa kurang puas dengan penampilan dirinya

sendiri, apalagi menyangkut body image atau persepsi terhadap tubuhnya yang

dapat terlihat dari bentuk dan ukuran tubuh. Menurut Mappiare dalam Bestiana

(2012), body image atau citra tubuh sering dihubungkan dengan wanita

dibandingkan pria, karena wanita cenderung memperhatikan penampilannya jika

dibandingkan dengan pria.


4

Citra tubuh terbagi menjadi citra tubuh negatif dan cintra tubuh positif.

Individu yang memiliki citra tubuh atau body image yang tinggi dinilai memiliki

citra tubuh positif yang dapat dilihat dari kepedulian diri (self care). Individu

mempunyai perhatian pada persoalan kesehatan seperti pilihan pengonsumsian

makanan yang sehat. Sebaliknya, individu yang memiliki citra tubuh rendah

dinilai memilliki citra tubuh negatif, karena individu tersebut merasakan

ketidakpuasan pada tubuh, pemikirannya hanya terfokus pada bentuk dan berat

badan, merasa kurang sehat dan berpikir bagaimana menjadi ideal yang

menyebabkan individu menjadi tidak perhatian terhadap pemilihan makanan yang

sehat (Hasmalawati, 2017).

Survey nasional yang dilakukan di Amerika Serikat diketahui jika setengah

dari 805 wanita mengevaluasi citra tubuh secara negatif dan mengaku adanya

ketidakpuasan terhadap penampilannya. Menurut hasil penelitian Husni dan

Indrijati (dalam Sari, 2018) didapatkan hasil sekitar 50-80% remaja perempuan

memiliki perasaan negatif mengenai bentuk dan ukuran tubuh yang dimiliki, hal

ini dikarenakan memiliki tubuh ideal, ramping, dan menarik adalah impian bagi

setiap remaja, khususnya remaja perempuan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laksmi, dkk (2018) diperoleh

hasil bahwa responden yang memiliki body image tidak puas lebih banyak

memiliki perilaku makan tidak normal yaitu sebesar 63,3% sedangkan responden

dengan body image tidak puas dan berperilaku makan normal hanya sekitar

36,7%, selain itu hasil penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara

body image dengan perilaku makan.


5

Aktivitas remaja yang banyak dilakukan diluar rumah membuat remaja

sering dipengaruhi oleh teman sebayanya. Teman sebaya merupakan hubungan

antara dua individu yang mempunyai karakteristik yang sama seperti usia, etnis,

jenis kelamin, tempat tinggal dan kesukaan (Sari, 2018).

Dalam sebuah penelitian dengan sampel remaja putri didapatkan hasil

terjadi perubahan fokus dari keluarga ke teman sebaya dalam pemilihan makanan

(Edlman dan Mandle, 2010). Teman sebaya dapat mempengaruhi aktifitas fisik

dan kebiasaan makan, seperti melewatkan sarapan, diet rendah sayur dan buah,

makan makanan cepat saji serta makanan ringan yang tinggi kalori.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susanto (2016), diperoleh hasil

bahwa pergaulan teman sebaya memberikan pengaruh yang dominan pada

karakter siswa SMP Negeri 25 Purworejo yaitu sebesar 70,04%, dibandingkan

dengan pengaruh pola asuh orang tua dan media televisi. Selain itu berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah, Dkk (2018) diperoleh hasil bahwa peran

teman sebaya yang buruk lebih banyak memiliki perilaku makan yang buruk,

yaitu sebesar 74,1%, sedangkan responden yang memiliki perilaku makan normal

hanya sebesar 25,9%. Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan

antara peran teman responden dengan perilaku makan anak gizi lebih.

Penelitian ini akan dilakukan pada empat lokasi yang beerbeda, yaitu di Kost

Wisma Amal 1, Kost Green House, Kost Putri Andika, dan Kost putri Citra Ayu.

Alasan pemilihan empat lokasi ini karena empat lokasi ini berada di sekitar

kampus Universitas Negeri Gorontalo dan tersebar di empat bagian dari kampus

Universitas Negeri Gorontalo. Pada bagian utara kampus Univeritas Negeri


6

Gorontalo dipilih lokasi Kost Wisma Amal 1, yang berada di Jalan Dewi Sartika

Kelurahan Limba U 1, Kota Gorontalo. Kemudian pada bagian timur kampus

Universitas Negeri Gorontalo dipilih lokasi Kost Green House, yang berada di

Jalan Dewi Sartika Kelurahan Dulalowo Timur, Kota Gorontalo. Selanjutnya pada

bagian barat kampus Universitas Negeri Gorontalo dipilih lokasi Kost Putri

Andika, yang berada di Jalan Taman Surya Kelurahan Dembe Jaya, Kota

Gorontalo, dan bagian selatan kampus Universitas Negeri Gorontalo dipilih Kost

Citra Ayu, yang berada di Jalan Pangeran Hidayat 1 Kelurahan Dulalowo Timur,

Kota Gorontalo.

Empat lokasi kost ini merupakan kost yang tergolong menengah ke atas hal

ini dapat dilihat dari harga dan fasilitas yang disediakan. Pada masing-masing kost

sudah terdapat kamar mandi dan dapur pribadi di kamar masing-masing, selain itu

juga terdapat penjaga untuk mengamankan kost-kostan tersebut. Kisaran harga

dari masing-masing kost ini yaitu antara 600-800 per bulan.

Walaupun telah disediakan dapur pribadi dimasing-masing kamar tetapi

berdasarkan wawancara singkat yang telah saya lakukan sebagian besar dari

masing-masing penghuni kost lebih memilih untuk membeli makanan

dibandingkan memasak makanan sendiri. Kesibukkan mahasiswi dengan urusan

kampus juga dapat mendorong mahasiswi untuk lebih memilih membeli makan

dibandingkan memasak sendiri. Selain itu, masing-masing lokasi kost ini

dikeliling oleh penjual makanan, dan ada juga yang berada dekat dengan

Minimarket ataupun warung-warung kecil yang dapat meningkatkan minat

mahasiswi dalam membeli camilan.


7

Berdasarkan observasi awal dengan melakukan wawancara yang telah

dilakukan di Kost Wisma Amal 1 sebelumnya, didapatkan hasil bahwa 6 dari 10

mahasiswi memiliki frekuensi makannya dua kali sehari, selain itu sebanyak 8

dari 10 mahasiswi tidak melakukan sarapan pagi, kemudian 7 dari 10 mahasiswi

mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, dan sebanyak 9 dari 10

mahasiswi kurang mengkonsumsi buah dan sayur.

Kemudian sebanyak 7 dari 10 mahasiswi merasa kurang puas dengan bentuk

tubuhnya, beberapa mahasiswi merasa tubuhnya terlalu gemuk dan beberapa

diantara mereka juga merasa bentuk tubuhnya kurus. Sehingga mereka

beranggapan untuk mengurangi atau menambah beberapa bagian tubuh yang

dianggap tidak sesuai keinginan mereka.

Selain itu, diperoleh hasil 9 dari 10 mahasiswi lebih sering membeli makan

bersama temannya, kemudian sebanyak 7 dari 10 mahasiswi selalu makan

bersama teman, dan 8 mahasiswi selalu ikut jika ajak makan bersama teman.

Berdasarkan obesevasi awal dengan melakukan wawancara yang telah

dilakukan di Kost Green House didapatkan hasil bahwa, 6 dari 10 mahasiswi

memiliki frekuensi makan hanya dua kali sehari, selain itu sebanyak 7 dari 10

mahasiswi yang tidak melakukan sarapan pagi, kemudian 7 dari 10 mahasiswi

kurang mengkonsumsi buah dan sayur, dan 8 dari 10 mahasiswi mempunyai

kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji.

Kemudian sebanyak 9 dari 10 mahasiswi merasa kurang puas dengan bentuk

tubuhnya. Selain itu, diperoleh hasil 8 dari 10 mahasiswi lebih sering membeli
8

makan bersama teman, kemudian 7 dari 10 mahasiswi selalu makan bersama

teman dan 8 dari 10 mahasiswi selalu ikut jika diajak makan bersama teman.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan dengan melakukan

wawancara di Kost Putri Andika, didapatkan hasil 7 dari 10 mahasiswi memiliki

frekuensi makan hanya dua kali sehari, selain itu sebanyak 7 dari 10 mahasiswi

tidak melakukan sarapan pagi, kemudian 8 dari 10 mahasiswi kurang

mengkonsumsi buah dan sayur, dan 6 dari 10 mahasiswi mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi makanan cepat saji.

Kemudian sebanyak 6 dari 10 mahasiswi merasa kurang puas dengan bentuk

tubuhnya. Selain itu, diperoleh hasil 7 dari 10 mahasiswi sering membeli makan

bersama teman, kemudian 6 dari 10 mahasiswi sering makan bersama teman, dan

6 dari 10 mahasiswi selalu ikut jika diajak makan bersama teman.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan dengan melakukan

wawancara di Kost Putri Citra Ayu didapatkan hasil 7 dari 10 mahasiswi memiliki

frekuensi makan hanya dua kali sehari, selaintu sebanyak 7 dari 10 mahasiswi

tidak melakukan sarapan pagi, kemudian 6 dari 10 mahasiswi kurang

mengkonsumsi buah dan sayur, dan 6 dari 10 mahasiswi mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi makanan cepat saji.

Kemudian sebanyak 7 dari 10 mahasiswi merasa kurang puas dengan bentuk

tubuhnya. Selain itu diperoleh hasil 8 dari 10 mahasiswi sering membeli makan

bersama teman, kemudian 9 dari 10 mahasiswi sering makan bersama teman, dan

9 dari 10 mahasiswi selalu ikut jika diajak makan bersama teman.


9

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Citra Tubuh dan Teman

Sebaya Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswi Di Kost Sekitar Wilayah

Universitas Negeri Gorontalo”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di identifikasi beberapa masalah,

yakni sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di Kost Wisma Amal 1

menunjukkan bahwa dari 10 mahasiswi diperoleh hasil bahwa 7 mahasiswi

merasa kurang puas dengan bentuk tubuhnnya.Sedangkan untuk Kost Green

House menunjukkan dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 9 mahasiswi merasa

kurang puas dengan bentuk tubuhnya, Selain itu, untuk Kost Putri Andika

menunjukkan dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 6 mahasiswi merasa kurang

puas dengan bentuk tubuhnya. Sedangkan, untuk Kost Putri Citra Ayu

menunjukkan dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 7 mahasiswi yang merasa

kurang dengan bentuk tubuhnya. Beberapa mahasiswi merasa tubuhnya

terlalu gemuk dan beberapa diantara mereka juga merasa bentuk tubuhnya

kurus. Sehingga mereka beranggapan untuk dapat mengurangi atau

menambah beberapa bagian tubuh yang dianggap tidak sesuai keinginan

mereka.

2. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di Kost Wisma Amal 1

menunjukkan bahwa dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 9 mahasiwi membeli

makan bersama teman, 7 mahasiswi selalu makan bersama teman, dan 8


10

mahasiswi selalu ikut jika diajak makan bersama teman. Sedangkan untuk

hasil wawancara yang telah dilakukan di Kost Green House menunjukkan

bahwa dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 8 mahasiswi membeli makan

bersama teman, 7 mahasiswi selalu makan bersama teman, dan 8 mahasiswi

selalui ikut jika diajak makan bersama teman. Kemudian untuk hasil

wawancara yang telah dilakukan di Kost Putri Andika menunjukkan bahwa

dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 7 mahasiswi membeli makan bersama

teman, 6 mahasiswi selalu makan bersama teman, dan 6 mahasiswi selalu

ikut jika diajak makan bersama teman. Sedangkan untuk hasil wawancara

yang telah dilakukan di Kost Putri Citra Ayu menunjukkan bahwa dari 10

mahasiswi diperoleh hasil 8 mahasiswi membeli makan bersama teman, 9

mahasiswi selalu makan bersama teman, dan 9 mahasiswi selalu ikut jika

diajak makan bersama teman.

3. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di Kost Wisma Amal 1

menunjukkan bahwa dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 6 mahasiswi

mempunyai frekuensi makan hanya dua kali sehari, 8 mahasiwi tidak

melakukan sarapan pagi, 7 mahasiswi mempunyai kebiasaan mengkonsumsi

makanan cepat saji, dan 9 mahasiswi kurang mengkonsumsi sayur dan buah.

Sedangkan untuk hasil wawancara yang telah dilakukan di Kost Green

House menunjukkan bahwa dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 6 mahasiswi

yang mempunyai frekuensi makan hanya dua kali sehari, 7 mahasiswi tidak

melakukan sarapan pagi, 8 mahasiswi mempunyai kebiasaan mengkonsumsi

makanan cepat saji dan 7 mahasiswi kurang mengkonsumsi sayur dan buah.
11

Kemudian untuk hasil wawancara di Kost Putri Andika menunjukkan bahwa

dari 10 mahasiswi diperoleh hasil 7 mahasiswi yang mempunyai frekuensi

makan hanya dua kali sehari, 7 mahasiswi tidak melakukan sarapan pagi, 6

mahasiswi mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan 8

mahasiswi kurang konsumsi sayur dan buah. Sedangkan untuk hasil

wawamcara di Kost Putri Citra Ayu menunjukkan bahwa dari 10 mahasiswi

diperoleh hasil 7 mahasiswi yang mempunyai frekuensi makan hanya dua

kali sehari,7 mahasiswi tidak melakukan sarapan pagi, 6 mahasiswi

mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan 6 mahasiswi

kurang mengkonsumsi sayur dan buah.

4. Mahasiswi juga mengatakan lebih memilih untuk membeli makanan

disekitar kost, dibandingkan memasak makanan sendiri.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini

yaitu :

1. Apakah ada hubungan citra tubuh dengan perilaku makan pada mahasiswi

di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo.

2. Apakah ada hubungan teman sebaya dengan perilaku makan pada

mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo.


12

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan citra tubuh

dan teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar wilayah

Universitas Negeri Gorontalo.

1.4.2Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui citra tubuh pada mahasiswi di kost sekitar wilayah

Universitas Negeri Gorontalo.

2. Untuk mengetahui peran teman sebaya pada mahasiswi di kost sekitar

wilayah Universitas Negeri Gorontalo.

3. Untuk mengetahui perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar

Universitas Negeri Gorontalo.

4. Untuk menganalisis hubungan citra tubuh dengan perilaku makan pada

mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo.

5. Untuk menganalisis hubungan peran teman sebaya dengan perilaku makan

pada mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis

Bagi peneliti, sebagai sebuah pengalaman dalam melakukan analisis secara

ilmiah suatu permasalahan dengan cara mengaplikasikan teori-teori yang telah

diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Kesehatan Masyarakat


13

Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo dan teori-teori

yang sudah ada.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi almamater, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang

sudah ada sebelumnya dan bisa menambah sumbangan pemikiran terutama

dalam bidang ilmu gizi.

2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan

pustaka serta dapat menjadi tambahan informasi bagi pihak-pihak yang akan

mengadakan penelitian selanjutnya.

3. Bagi penghuni kost, penelitian ini diharapkan sebagai informasi kepada

mahasiswi untuk lebih memperhatikan perilaku makan selama masih

menjadi penghuni kost.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Perilaku Makan

2.1.1 Definisi perilaku makan

Perilaku merupakan sesuatu hal yang di dapatkan oleh individu dalam

sebuah pengalaman maupun interaksi manusia dengan lingkungannya yang

diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan

respon individu terdahap stimulus yang berasal dari dalam ataupun dari luar

dirinya (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Lawrence W. Green (dalam Irwan, 2017) perilaku dapat

dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor ini meliputi sikap,

pengetahuan, keyakinan, kepercayaan dan lain sebagainya dari individu.

2) Pendukung (enabling factors), faktor ini terwujud melalui lingkungan fisik,

ataupun tersedianya fasilitas-fasilitas dan sarana kesehatan.

3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), faktor ini terwujud melalu

sikap dan perilaku petugas kesehatan, ataupun petugas lain yang merupakan

sumber dari perilaku masyarakat.

Makanan merupakan suatu bahan yang mengandung zat gizi maupun unsur-

unsur ikatan kimia yang bisa diolah oleh tubuh menjadi sebuah zat gizi yang

berguna bagi tubuh manusia (Mardalena, 2017). Menurut Istiany (2013) perilaku

makan adalah suatu tingkah laku individu maupun sekelompok individu dalam hal

memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi sikap,

14
15

kepercayaan serta pilihan makanan. Sedangkan Furman (2012) mendefinisikan

perilaku makan sebagai suatu niat, pikiran dan tindakan bahwa organisme

mempunyai keinginan untuk menelan makanan baik makanan padat atau makanan

dalam bentuk cair.

Menurut Depkes RI (dalam Prasiwi, 2012), perilaku makan merupakan

pernyataan pola makan responden sehari-hari yang mencakup kebiasaan makan

pagi, kebiasaan konsumsi karbohidrat, kebiasaan konsumsi protein hewani,

kebiasaan konsumsi protein nabati, kebiasaan konsumsi sayuran, kebiasaan

konsumsi buah-buahan dan kebiasaan mengkonsumsi camilan.

Menurut Bobak (dalam Pujiati, 2015) Perilaku makan baik yaitu perilaku

individu mengkonsumsi makanan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan gizi agar

bisa hidup sehat dan produktif. Setiap individu wajib mengkonsumsi minimal satu

jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan diantaranya yaitu

karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu sehingga terjadi

keseimbangan gizi pada setiap individu. Sedangkan menurut Sarintohe (dalam

Pujiati, 2015) perilaku makan tidak baik yaitu sebuah kebiasaan mengkonsumsi

makanan yang tidak memberikan zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam metabolisme

tubuh, diantaranya yaitu zat gizi lemak, karbohidrat, dan protein. Perilaku makan

tidak baik dapat dicontohkan seperti perilaku makan dan jenis makanan yang tidak

teratur, diet penurunan berat badan, dan kebiasaan makan pada malam hari
16

2.1.2 Aspek-aspek perilaku makan

Menurut Levi dkk (dalam Mardalena, 2017) aspek-aspek perilaku makan

yaitu sebagai berikut :

1. Keteraturan makan, aspek ini difokuskan pada waktu makan yaitu pada

waktu pagi, siang dan malam.

2. Kebiasaan makan, pada aspek ini kebiasaan makan bisa dilihat dari

beberapa hal misalnya dari tempat makan, cara makan, maupun aktivitas

yang dilakukan ketika makan.

3. Alasan makan, seseorang melakukan kegiatan makan dikarenakan beberapa

hal yaitu menurut kebutuhan fisiologis (rasa lapar), kebutuhan psikologis

(mood, perasaan, suasana hati)dan kebutuhan sosial.

4. Jenis makanan yang dimakan

5. Perikiran terhadap kalori-kalori yang ada dalam makanan

Menurut Notoatmodjo (dalam Mardalena, 2017) bahwa aspek perilaku

makan yaitu, pengetahuan, presepsi, sikap dan praktik terhadap unsur-unsur yang

terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan, dan sebagainya.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan

Perilaku makan individu dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal: jenis kelamin, persepsi body image/citra tubuh, makan

emosional dan pengetahuan gizi.

2. Faktor eksternal: uang saku, pengaruh teman sebaya, pola asuh orang tua,

dan fast food.


17

Beberapa faktor tersebut akan dijelaskan dibawah ini:

1. Faktor eksternal

a. Uang saku

Uang saku yaitu hasil pendapatan keluarga yang telah disisihkan untuk

konsumsi anak dengan jangka waktu pemberian uang saku harian,

mingguan, atau bulanan. Uang saku seseorang dapat mempengaruhi apa

yang ia konsumsi. Besarnya uang saku berbanding lurus dengan kualitas dan

kuantitas makanan yang akan dibeli individu. Biasanya remaja yang

mempunyai uang saku besar akan lebih sering membeli makan diluar. Jenis

makanan yang dibeli pun merupakan makanan modern yang menjadi tren

dikalangan usia mereka, seperti fast food dengan bermacam-macam jenis

(Prasiwi, 2012).

b. Pengaruh teman sebaya

Individu sering malakukan aktivitas di luar rumah sehingga membuat

individu terpengaruh oleh teman sebayanya. Dalam melakukan pemilihan

makanan sudah tidak di dasarkan pada kandungan gizi tetapi untuk mencari

kesenangan, untuk sekedar bersosialisasi agar supaya individu tidak

kehilangan status. Keinginan unuk menyamakan perilaku dengan teman

inilah yang dapat mempengaruhi asupan makanan pada remaja (Khomsan,

2010).

c. Pola asuh orang tua

Menurut Zetlin (dalam Prasiwi, 2012) Pola asuh orang tua khususnya

terhadap gizi anak dapat diartikan sebagai sebuah praktek di rumah tangga
18

yang dapat diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan

serta sumber lainnya untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan

perkembangan anak. Pola asuh terhadap anak dapat mempengaruhi

perkembangan kognitif, moral atau sosial, psikomotor, serta gizi

pertumbuhannya.

d. Fast food

Menurut Brindal (dalam Prasiwi, 2012) Fast food merupakan makanan

praktis dengan waktu penyajiannya yang cepat dibandingkan makanan

tradisional atau makanan rumahan. Pola makan masyarakat akan berubah

seiring dengan perkembangan zaman. Pada saat ini banyak masyarakat yang

makan makanan yang dapat disiapkan secara cepat dan dapat dimakan di

luar rumah. Kesibukan remaja yang mencakup kegiatan akademik dan non

akademik, membuat remaja jarang menghabiskan waktunya dirumah

bersama keluarga. Remaja akan lebih tertarik menghabiskan waktu bersama

teman-temannya. Kegiatan makan pun akan dilakukan di luar rumah dengan

cara membeli makanan di restoran atau tempat makan lain.

2. Faktor internal

a. Jenis kelamin:

Jenis kelamin dapat mempengaruhi kebiasaan dan perilaku makan karena

jenis kelamin dapat menentukan besar ataupun kecilnya kebutuhan energi.

Kebutuhan energi pada pria lebih besar daripada wanita, maka perhitungan

kebutuhan pun berbeda-beda. Menurut Lin (dalam Prasiwi, 2012), wanita

memiliki pengendalian makan yang lebih tinggi dibandingan pria karena


19

menyangkut citra diri. Perempuan menganggap citra diri sangat penting dan

berdampak pada penampilan tubuhnya, sementara pada laki-laki tidak

demikian.

b. Persepsi body image/citra tubuh

Persepsi body image merupakan pandangan seseorang terhadap

penampilan seseorang atau diri mereka sendiri. Remaja yang memiliki

perilaku makan buruk dikaitkan dengan citra raga yang dimiliki. Perasaan

individu yang tidak puas dengan penampilannya sendiri. Individu cenderung

menginginkan penampilan yang ideal seperti bintang film, penyanyi dan

model. Dalam suatu studi di Amerika mengenai body image pada remaja

putri menunjukkan sebesar 70% subjek mengungkapkan keinginan untuk

mengurangi berat badannya karena merasa kurang langsing. Padahal hanya

15% diantara mereka yang menderita overweight (Khomsan, 2010).

c. Makan emosional

Menurut Michiel (dalam Streint, dkk. 2013) Makan emosional

merupakan kejadian makan yang bukan disebabkan oleh rasa lapar secara

fisiologi, melainkan dipengaruhi oleh respon psikologi. Saat makan dalam

keadaan emosional, perasaan akan menjadi membaikdan akan timbul

kesenangan. Timbulnya perasaan kesenangan inilah yang membuat individu

menjadi ingin terus makan jika sedang emosi.

d. Pengetahuan gizi

Menurut Notoatmodjo (dalam Maharibe, Dkk. 2015). Pengetahuan gizi

dan kesehatan merupakan pengetahuan yang mencakup peranan makanan


20

dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi dalam makanan, makanan yang makan

untuk dikonsumsi, cara pengolahan makanan yang baik, serta cara hidup

yang sehat. Menurut Nasution dan Komsan (dalam Prasiwi, 2012)

Pengetahuan gizi menjadi faktor penting yang menentukan konsumsi

pangan individu. Bila pengetahuan individu baik, maka ia akan menerapkan

pengetahuan tersebut dalam pemilihan makanan sehari-hari sehingga

konsumsi pangan dapat terjamin sesuai kebutuhan. Begitu pula sebaliknya

dengan seseorang yang berpengetahuan gizi kurang.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan

Menurut Coryell (dalam Sholeha, 2014) faktor-faktor yang mempengaruhi

asupan makanan individu, yaitu sebagai berikut :

1. Fisiologi

Beberapa hormone dan komponen dalam tubuh yang sesuai telah ditemukan

memiliki pengaruh terhadap asupan energy. Leptin dan ghrelin merupakan

hormon yang bekerja dalam pengaturan nafsu makan, leptin merupakan hormon

adiposit yang berfungsi untuk menekan nafsu makan, dan ghrelin umumnya

yaitupeptida yang berfungsi merangsang nafsu makan.

2. Food environment

Faktor lingkungan makanan yang dimaksud yaitu iklan makanan yang

menarik, perilaku makan sosial, keaneka ragaman pangan ketersediaan makanan

tinggi lemak, dan makan diluar rumah.

3. Psychological distress

Perilaku makan juga bisa dipengaruhi oleh perubahan emosional seperti


21

kecemasan, kemarahan, kegembiraan, kesedihan, dan depresi.

4. Eating style

Gaya makan maladatif seperti restraint eating, disinhibited eating, emotional

eating, external eeating yang beruhubungan dengan asupan makanan. Stress,

kecemasan dan dapat berhubungan dngan gaya makan maladaptif.

5. Gender

Pada penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa distress, gaya makan,

asupan makanan, dan obesitas kadang-kadang terjadi perbedaan berdasarkan

gender.

2.1.5 Dampak perilaku makan tidak sehat

Perilaku makan tidak sehat adalah suatu kebiasaan mengkonsumsi makanan

yang tidak memberikan semua zat-zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh

dalam proses metabolisme tubuh (Sholeha, 2014). Menurut Mclaughin dan Media

(dalam Sholeha, 2014), perilaku makan yang tidak sehat mempunyai beberapa

dampak yang dapat berpengaruh pada kesehatan individu, diantaranya yaitu :

1. Fungsi otak menurun, otak akan berfungsi tergantung pada asupan glukosa

yang berasal dari karbohidrat ataupun nutrisi lain seperti lemak sehat dan

antioksidan yang tercukupi. Melewatkan waktu makan dapat memiliki efek

yang sama, yaitu dapat menyebabkan konsentrasi dan memori berkurang.

2. Kemampuan aktivitas berkurang, individu yang makan terlalu banyak atau

terlalu sedikit juga dapat menyebabkan kelesuan, kelelahan dan juga efek lain

yang dapat menghambat aktivitas fisik.

3. Resistensi insulin dan bertambah berat badan, merupakan suatu kodisi


22

hormone insulin yang menjadi kurang mampu dalam mengelola gula darah,

yang menyebabkan dapat meningkatkan resiko diabetes dan berat badan

bertambah.

4. Gangguan pencernaan dan mulas, gangguan pencernaan mengacu pada sensasi

tidak nyaman di perut bagian atas selama atau setelah makan. Hal tersebut

disebabkan makanan yang berminyak atau berlemak, makan terlalu

cepat,makan terlalu banyak, dan juga terlalu banyak minum alcohol atau

kafein.

5. Kualitas tidur yang buruk, suatu kondisi tidur dalam keadaan lapar atau

sebaliknya makan berlebihan akan mengurangi kualitas tidur.

6. Masalah suasana hati, bahan kimia yang berada di dalam otak berpengaruh

pada suasana hati yang positif seperti serotonin dan dopamin yang bergantung

pada makanan dan nutrisi yang tepat.

2.2 Tinjauan Citra Tubuh

2.2.1 Definisi citra tubuh

Menurut Papali (dalam Syati, 2017) Citra tubuh merupakan suatu gambaran

persepsi, sikap dan perasaan individu mengenai mengenai bentuk, dan ukuran

tubuhnya secara keseluruhan maupun pada bagian tubuh tertentu misalnya pada

bagian wajah, bahu, tangan, kaki dan lain-lain.

Menurut Cash (dalam Intantiyana Dkk, 2018) Citra tubuh adalah perilaku

atau tindakan yang mengarah pada evaluasi penilaian individu tersebut

terhadap penampilan fisiknya, serta pengalaman individu yang berupa

persepsi atau pemikiran terhadap bentuk dan berat tubuh yang


23

dimilikinya. Baik persepsi terhadap bagian-bagian tubuh tertentu maupun pada

seluruh bagian tubuh. Selanjutnya citra tubuh bisa mendatangkan perasaan senang

atau tidak senang terhadap bentuk tubuhnya sendiri.

Citra tubuh merupakan salah satu faktor pendukung gizi yang optimal

adalah penilaian terhadap diri sendiri. Hal ini terutama terjadi pada remaja

putri. Setiap orang memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap bentuk

tubuhnya, contohnya ada orang yang merasa tubuhnya gemuk padahal

kenyataannya kurus ataupun sebaliknya. Persepsi tersebut dinilai sangat

berpengaruh terhadap pemilihan konsumsi oleh remaja putri dikarenakan

persepsi mereka yang menganggap bahwa asupan makanan yang masuk ke

dalam tubuh akan sangat mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh mereka

nantinya (Intantiyana, Dkk. 2018).

2.2.2 Aspek-aspek citra tubuh

Aspek citra tubuh pada invidivu mencakup tiga hal yaitu penilaian diri

sendiri mengenai tubuh, kecemasan terhadap penilaian orang lain dan usaha untuk

mendapatkan tubuh yang ideal (Tejoyuwono, 2011).

Menurut Cash (dalam Sumanty Dkk, 2018) mengatakan bahwa citra tubuh

seseorang dapat dilihat dari lima dimensi, antara lain:

1. Evaluasi penampilan (appearance evaluation), yaitu mengukur evaluasi

terhadap penampilan dan keseluruhan bagian tubuh, apakah menarik atau

tidak menarik serta memuaskan dan tidak memuaskan.


24

2. Orientasi penampilan (appearance orientation), yaitu perhatian individu

terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan penampilan dirinya.

3. Kepuasan terhadap bagian tubuh (body area satisfaction), yaitu mengukur

kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik. Mengukur bagian

tubuh mana dirasa tidak proporsional atau ideal yang menimbulkan rasa

ketidakpuasan.

4. Kecemasan menjadi gemuk (overweight preoccupation), yaitu mengukur

kecemasan terhadap kegemukan tubuh, kewaspadaan individu terhadap

bobot berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat

badan dan membatasi pola makan.

5. Pengkategorian ukuran tubuh (self classified weight), yaitu mengukur

bagaimana persepsi individu terhadap berat badannya, yakni dari sangat

kurus sampai sangat gemuk.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh menurut Cash

dan Pruzinsky (dalam Ibrahim, 2018) yaitu sebagai berikut:

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan citra tubuh seseorang. Pada umumnya ketidakpuasan terhadap

tubuh sering terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki, karena wanita

merasa kurang puas dengan bentuk tubuhnya dan memiliki citra tubuh yang

negatif. Semua wanita lebih mempermasalahkan citra tubuh bila dibandingkan


25

dengan laki-laki.Kekhawatiran yang muncul mengenai citra tubuh begitu luas

jika dilihat sebagai “masalah perempuan” karena banyak studi yang meneliti

mengenai wanita dengan asumsi bahwa masalah citra tubuh tidak relevan untuk

laki-laki.

b. Media massa

Media masa yang dapat dijumpai dimana saja dapat memberikan gambaran

ideal mengenai sosok perempuan dan laki-laki sehingga dapat mempengaruhi

gambaran tubuh seseorang, hal ini dikarenakan media massa dapat memberikan

pengaruh yang kuat dalam perubahan budaya sosial. Pada kebanyakan orang

dewasa sering membaca surat kabar harian dan majalah. Survey media

menunjukkan bahwa majalah fashion selalu dibaca oleh mayoritas wanita. Isi

dari media tersebut sering menggambarkan standar kecantikan wanita yaitu

dengan memiliki tubuh yang kurus dan lansing.

c. Hubungan interpersonal

Adanya hubungan interpersonal bisa membuat individu cenderung

membandingkan diri dengan orang lain yang hasilnya dapat mempengaruhi

konsep diri termasuk mempengaruhi persepsi dari penampilan fisik. Hal ini yang

akan membuat individu merasa cemas dengan penampilannya dan akan merasa

gugup ketika orang lain melakukan penilaian terhadap dirinya. Pikiran dan

perasaan mengenai bentuk tubuh bermula dari reaksi orang lain. Pada konteks

perkembangan gambaran tubh berasal dari hubungan interpersonal.

Perkembangan emosional dan pikiran individu juga berkontribusi pada penilaian

individu terhadap dirinya.


26

2.2.4 Komponen citra tubuh

Menurut Thompson (dalam Nugraha, 2010) citra tubuh terdiri atas 3

komponen, yaitu sebagai berikut :

1. Komponen persepsi

Komponen persepsi merupakan hal yang dipikirkan individu mengenai

keadaan tubuhnya. Komponen persepsi juga merupakan ketepatan individu

dalam memperkirakan ukuran tubuhnya.

2. Komponen sikap (subjektif)

Komponen subjektif merupakan bagaian individu menyikapi keadaan

tubuhnya.Komponen sikap erat kaitannya dengan kepuasan atau ketidakpuasan

invdividu terhadap tubuhnya. Misalnya seperti perhatian individu terhadap

tubuhnya, koginisi, evaluasi, dan kecemasan invidu mengenai penampilan

tubuhnya.

3. Komponen behavioral (tingkah laku)

Komponen behavioral lebih menekankan kepada bagaimana individu

bertingkah laku dalam menghadapi keadaan tubuhnya. Hal ini menitikberatkan

pada penginderaan terhadap situasi yang menyebabkan individu mengalami

ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penampilan fisik.

2.3 Tinjauan Teman Sebaya

2.3.1 Definisi teman sebaya

Menurut Gunarsa (dalam Krisnawan, 2018) kelompok teman sebaya

individu memiliki kesamaan satu sama lain seperti usia, kebutuhan, dan tujuan

yang dapat memperkuat kelompok tersebut. Menurut Alwi (dalam Sari, 2018)
27

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, teman sebaya merupakan hubungan

antara dua individu atau lebih yang memiliki usia dan tingkat kematangan yang

kurang lebih sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar pada

kelompoknya. Teman sebaya juga mempunyai karakteristik yang sama seperti

usia, etnis, jenis kelamin, tempat tinggal dan kesukaan.

Menurut kawi (dalam Sari, 2018) Pertemanan juga bisa diartikan menjadi

hubungan antara dua orang atau lebih yang mempunyai ciri-ciri seperti

mempunyai kesamaan dalam hal menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama

lain, simpati, mempunyai kejujuran dalam bersikap, dan bersikap saling

pengertian. Selain itu, melalui suatu hubungan pertemanan dapat menjadi tempat

untuk saling berbagi dalam suka ataupun duka, saling percaya, saling

menghormati, saling memberi dengan ikhlas, dan saling menghargai.

2.3.2 Aspek-aspek teman sebaya

Menurut Santosa (dalam Amaliya, 2017) adapun aspek-aspek kelompok

teman sebaya, yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat perkembangan proses sosialisasi individu mencari kelompok yang

dianggap sesuai dengan dirinya, dapat saling berinteraksi, dan merasa

diterima dalam kelompok.

2. Kebutuhan untuk menerima penghargaan, secara psikologis individu

membutuhkan penghargaan dari orang lain agar mendapat kepuasaan dari

apa yang telah dicapai. Individu yang bergabung dengan teman sebaya juga

mempunyai kebutuhan psikologis yang sama yaitu ingin dihargai.


28

3. Perlu perhatian dari orang lain, individu membutuhan perhatian dari orang

lain terutama yang memiliki sebuah kesamaan. Ketika individu merasa ada

kesamaan dengan individu lainnya maka individu tidak akan merasakan

perbedaan status. Perhatian yang dibutuhkan individu dapat ditemukan

dalam suatu kelompok sebaya.

2.3.3 Ciri-ciri teman sebaya

Menurut Santoso (2010) ciri-ciri kelompok sebaya yaitu sebagai berikut:

1. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas

Kelompok teman sebaya tersebut terbentuk secara spontan. Semua anggota

kelompok mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu diantara anggota

kelompok yang dianggap sebagai pemimpin yang dianggap oleh semua anggota

bahwa individu tersebut memang pantas dijadikan sebagai pemimpin.

2. Bersifat sementara

Teman sebaya tidak memiliki struktur organisasi yang jelas, sehingga

kelompok ini tidak bisa bertahan lama. Terlebih jika keinginan dari masing-

masing anggota tidak tercapai, atau karena sebuah keadaan yang memisahkan

seperti pada teman sebaya di lingkungan kampus.

3. Kelompok sebaya mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas

Pada umumnya teman sebaya di perkuliahan terdiri dari individu yang

berbeda-beda daerah dan lingkungannya, dan juga memiliki kebiasaan atau

aturan yang berbeda. Sehingga dapat memungkinkan individu untuk saling

berbagi dan saling belajar.


29

4. Anggotanya adalah individu sebaya

Individu memiliki keinginan, tujuan dan kebutuhan yang sama. Sehingga

dengan adanya tujuan yang sama makan akan mendekatkan dan mengakrabkan

antar teman sebaya.

2.3.4 Peran teman sebaya

Menurut Lubis (2011) banyak atau tidaknya sebuah informasi ataupun

pengetahuan yang diterima individu atau sekelompok individu dapat

mempengaruhi perilaku. Peran kelompok teman sebaya bagi remaja yaitu

memberikan kesempatan kepada individu mengenai cara berinteraksi dengan

orang lain, sebagai wadah dalam mengembangkan minat dan keterampilan yang

sesuai dengan usianya, belajar mengontrol tingkah laku sosial, dan sebagai tempat

untuk saling bertukar perasaan.

Peran teman sebaya menurut Ahmad & Mubiar (2011) adalah sebagai

berikut :

1. Hubungan pertemanan menjadi sebuah medan pembelajaran dan pelatihan

berbagai keterampilan sosial seperti negosiasi, persuasi,kerjasama,

kompromi, kendali emosional, dan penyelesaian konflik.

2. Teman sebaya memberikan dukungan sosial, moral dan emosional. Teman

sebaya dapat dijadikan sumber rasa nyaman dan aman karena teman sebaya

bisa menjadi sebuah tempat mereka dapat belajar bersama.

3. Teman sebaya berperan terhadap perkembangan pribadi dan sosial, yaitu

dengan menjadi agen sosialisasi yang membantu membentuk perilaku dan


30

keyakinan mereka. Dalam hal ini teman sebaya menentukan pilihan tentang

cara menghabiskan waktu senggang, misalnya dengan belajar bersama.

4. Teman sebaya menjadi model atau contoh tentang cara berprilaku terhadap

teman-teman sebaya. Kelompok teman sebaya menyediakan sumber

informasi dan perbandingan tentang dunia diluar keluarga.

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian mengenai citra tubuh, teman sebaya dan perilaku makan

yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah, Dkk yang berjudul “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Perilaku Makan Pada Anak Gizi Lebih Di

Sekolah Menengah Pertama Wilayah Kerja Puskesmas Poncol Kota

Semarang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

peran teman sebaya dengan perilaku makan pada anak gizi lebih.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Firi yang berjudul “Pengaruh Teman

Sebaya, Pengetahuan, Media Masa Terhadap Perilaku Diet Mahasiswi

Stikes Payung Negeri Pekanbaru”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku diet pada

mahsiswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Asnudin dan Sanjaya yang berjudul

“Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Body Image Dengan Pola Makan

Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Sidrap”. Hasil penelitian ini menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan antara body image dengan pola makan

remaja putri.
31

2.5 Kerangka Berpikir

2.5.1 Kerangka teori

Perilaku makan
Remaja

wo Faktor Eksternal Faktor Internal


- Pola asuh - Jenis kelamin
- Pengaruh teman - Persepsi body
sebaya image/citra tubuh
- Uang saku - Makan emosional
- Fast food - Pengetahuan gizi

Life Style

Perilaku Makan Individu Aspek Perilaku Makan


- Keteraturan makan
- Kebiasaan makan
- Alasan makan
- Jenis makanan
yang dimakan
- Perkiraan terhadap
kalori-kalori yang
ada dalam
makanan

Sumber :Modifikasi dari Worthington-Robert BS, Williams SR (2000) dalam


Achadi (2010), dan Mardalena (2017)
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori
32

Pertumbuhan remaja, meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial, dan

aktivitas remaja menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja

tersebut. Remaja juga mulai dapat membeli dan mempersiapkan makanan untuk

mereka sendiri. Sehingga faktor yang mempengaruhi perilaku makan pada remaja

terbagi menjadi dua yaitu: faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang,

diantaranya pola asuh, uang saku, pengaruh teman sebaya dan fast food. Pola asuh

orang tua difokuskan pada praktek gizi dirumah tangga yang diwujudkan dengan

tersedianya pangan, jika ketersediaan pangan dirumah selalu terjaga maka

perilaku makan remaja menjadi terjaga dan terkontrol. Selain itu, individu juga

dapat terpengaruh oleh teman sebaya dalam hal pemilihan makanan, individu

cenderung akan memilih makanan yang tidak di dasarkan pada kandungan gizi

lagi, tetapi hanya untuk sekedar bersosialisasi dan menyamakan perilaku dengan

teman. Begitupun dengan uang saku yang besar akan berbanding lurus dengan

kualitas dan kuantitas makanan yang dibeli individu. Individu yang mempunyai

uang saku besar akan lebih sering membeli makanan diluar dan jenis makanannya

merupakan makanan modern yang sedang menjadi tren dikalangan usia mereka.

Pemilihan jenis makanan fast food juga berpengaruh pada perilaku makan, hal ini

karena kesibukkan remaja yang mencakup kegiatan akademik dan non akademik

sehingga memilih untuk makan maknanan yang dapat disiapkan secara cepat dan

dapat dimakan di luar rumah.

Selain itu juga terdapat faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri seseorang, diantaranya yaitu jenis kelamin, kebutuhan energi pada pria lebih
33

besar daripada wanita, maka perhitungan kebutuhan juga berbeda. Pandangan

individu terhadap body image atau penampilan diri mereka sendiri juga

mempengaruhi perilaku makan, mereka cenderung akan mengurangi berat

badannya karena merasa kurang langsing, padahal pada kenyatannya mereka tidak

menderita kelebihan berat badan. Selain itu perilaku makan juga dapat

dipengaruhi oleh keadaan emosional, timbulnya perasaan senang akan membuat

individu menjadi ingin terus makan jika sedang emosi. Pengetahuan gizi juga

menjadi faktor dalam menentukan konsumsi pangan individu. Jika pengetahuan

indivdu baik, maka ia akan menerapkan pengetahuan tersebut dalam pemilihan

makanan, begitu pula sebaliknya. Dari adanya faktor eksternal dan internal secara

langsung akan berpengaruh pada lifestyle individu, dan berdampak pada perilaku

makan individu. Adapun yang menjadi aspek perilaku makan yaitu keteraturan

makan, kebiasaan makan, alasan makan, dan jenis makanan yang dimakan.

2.5.2 Kerangka konsep

Citra Tubuh

Perilaku makan

Teman Sebaya

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep


Keterangan:

: variabel independen (variabel bebas)

: variabel dependen (variabel terikat)

: hubungan antar variabel


34

2.6 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan citra tubuh dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost

sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo

2. Ada hubungan teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost

sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada empat lokasi yang berbeda, yaitu di

Kost Wisma Amal 1, Kost Green House, Kost Putri Andika, dan Kost Putri Citra

Ayu, dan dilaksanakan pada bulan Maret 2020.

Penelitian ini dilakukan pada empat lokasi yang berbeda, yaitu di Kost

Wisma Amal 1, Kost Green House, Kost Putri Andika, dan Kost putri Citra Ayu.

Alasan pemilihan empat lokasi ini karena empat lokasi ini berada di sekitar

kampus Universitas Negeri Gorontalo dan tersebar di empat bagian dari kampus

Universitas Negeri Gorontalo. Pada bagian utara kampus Univeritas Negeri

Gorontalo diambil lokasi Kost Wisma Amal 1, yang berada di Jalan Dewi Sartika

Kelurahan Limba U 1, Kota Gorontalo. Kemudian pada bagian timur kampus

Universitas Negeri Gorontalo diambil lokasi Kost Green House, yang berada di

Jalan Dewi Sartika Kelurahan Dulalowo Timur, Kota Gorontalo. Selanjutnya pada

bagian barat kampus Universitas Negeri Gorontalo diambil lokasi Kost Putri

Andika, yang berada di Jalan Taman Surya Kelurahan Dembe Jaya, Kota

Gorontalo, dan bagian selatan kampus Universitas Negeri Gorontalo Diambil Kost

Citra Ayu, yang berada di Jalan Pangeran Hidayat 1 Kelurahan Dulalowo Timur,

Kota Gorontalo.

Empat lokasi kost ini merupakan kost yang tergolong menengah ke atas hal

ini dapat dilihat dari harga dan fasilitas yang disediakan. Pada masing-masing kost

sudah terdapat kamar mandi dan dapur pribadi di kamar masing-masing, selain itu

35
36

juga terdapat penjaga untuk mengamankan kost-kostan tersebut.Kisaran

harga dari masing-masing kost ini yaitu antara 600-800 per bulan. Selain itu,

masing-masing lokasi kost ini dikeliling oleh penjual makanan, dan ada juga yang

berada dekat dengan Minimarket ataupun warung-warung kecil yang dapat

meningkatkan minat mahasiswi dalam membeli camilan.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan penelitian

observasional dimana cara pengambilan data dari variabel bebas dan variabel

terikat dilakukan sekali waktu pada saat bersamaan (Setiawan, 2015).

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel bebas

Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang berhubungan

atau mungkin mempengaruhi variabel dependen (Lapau, 2015). Variabel

independent dalam penelitian ini adalah citra tubuh dan teman sebaya.

3.3.2 Variabel terikat

Variabel dependen atau variabel terikat adalah suatu variabel yang memiliki

ketergantungan dan dapat dipengaruhi variabel lain (Budiman, 2011). Variabel

dependen pada penelitian ini adalah perilaku makan.


37

Tabel 3.1 Matriks Variabel Penelitian

Definisi operasional
Definisi
Variabel Skala
konseptual Dimensi Skor
Pengukuran
Citra Citra tubuh 1. Penilaian 1= Tidak Ordinal
Tubuh merupakan pada bagian pernah
persepsi, tubuh 2= Kadang-
perasaan atau 2. Perbandingan kadang
penilaian dengan orang 3= Selalu
mahasiswi lain
mengenai hal 3. Reaksi dari
yang dipikirkan orang lain
dan dirasakan 4. Persaan dan
terhadap ukuran sikap
tubuh bentuk terhadap
tubuh, serta tubuh
membandingka
n bentuk tubuh
mahasiswi
dengan orang
lain.
Teman Teman sebaya 1. Kebiasaan 1= Tidak Ordinal
Sebaya merupakan makan pernah
anggapan 2. Ajakan 2= Kadang-
mahasiswi makan kadang
tentang peran 3. Pemilihan 3= Selalu
teman sebaya makanan
terhadap
perilaku makan
mahasiswi baik
disadari maupun
tidak disadari.
Perilaku Perilaku makan 1. Keteraturan 1= Tidak Ordinal
Makan merupakan makan pernah
pernyataan 2. Kebiasaan 2= Kadang-
mahasiswi makan kadang
dalam 3. Jenis 3= Selalu
memenuhi makanan
kebutuhan yang
makan sehari- dimakan
hari yang
mencakup
kebiasaan
makan,
frekuensi makan
38

Definisi operasional
Definisi
Variabel Skala
konseptual Dimensi Skor
Pengukuran
dan jenis
makanan yang
dikonsumsi.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi objek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini sejumlah

234 orang yang tersebar dalam empat kost yang berbeda.

3.4.2 Sampel

Sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2016). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik Proportional Sampling.

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan perhitungan

sampel yang dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin:

N
n=
1+ N .( e¿¿ 2)¿

Keterangan :

n = Besarnya Sampel

N = Besarnya populasi

e = Persen kelonggaran ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih bisa ditolerir atau diinginkan 5% (0,05)

234
n=
1+ 233(5 %¿ ¿2)¿
39

234
n=
1+ 233(0,0025)

234
n=
1+ 0,5825

234
n=
1,5825

n= 147,86 = 148

Berdasarkan rumus di atas, dari total jumlah populasi sebanyak 234 orang

diperoleh sampel penelitian sebanyak 148 responden.

3.4.3 Kriteria inklusi dan eksklusi

1. Kriteria inklusi

a. Bersedia menjadi responden dan mengisi kuesioner

b. Mahasiswi yang kuliah di Universitas Negeri Gorontalo

c. Mahasiswi yang tinggal di kost Wisma Amal 1, Kost Green House,

Kost Putri Andika, dan Kost Putri Citra Ayu

2. Kriteria eksklusi

a. Mahasiswi yang tidak bersedia menjadi responden

b. Tidak berada ditempat pada saat penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen penelitian

Menurut Notoatmodjo (dalam Farida, 2010) Instrumen penelitian

merupakan alat-alat yang akan digunakan pada saat pengumpulan data.Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti yaitu kuesioner, kuesioner

digunakan untuk mengisi pertanyaan semua variabel, yaitu variabel dependen


40

(perilaku makan), dan variabel independen (citra tubuh dan teman sebaya).

1. Kuesioner citra tubuh terdiri dari 9 pertanyaan, variabel ini diukur melalui

jawaban kuesioner dengan 3 alternatif pilihan jawaban, dan setiap pilihan

jawaban memiliki skor.

Rumus perhitungan skor:

Jumlah pilihan jawaban:

Selalu =3

Kadang-kadang = 2

Tidak pernah =1

Kriteria objektif :

1) Negatif : Jika responden memperoleh total skor = 9-17

2) Positif : Jika responden memperoleh total skor = 18-27

Sumber :(Prihaningtyas, 2013)

2. Kuesioner teman sebaya terdiri dari 5 pertanyaan, variabel ini diukur

melalui jawaban kuesioner dengan 3 alternatif pilihan jawaban, dan setiap

pilihan jawaban memiliki skor.

Rumus perhitungan skor:

Jumlah pilihan jawaban:

Selalu =3

Kadang-kadang = 2

Tidak pernah =1

Kriteria objektif :

1) Lemah : Jika responden memperoleh total skor = 5-9


41

2) Kuat : Jika responden memperoleh total skor = 10-15

Sumber : (Novitasari, 2010)

3. Kuesioner perilaku makan terdiri dari 15 pertanyaan, variabel ini diukur

melalui jawaban kuesioner dengan 3 alternatif pilihan jawaban, dan setiap

pilihan jawaban memiliki skor.

Rumus perhitungan skor:

Jumlah pilihan jawaban:

Selalu =3

Kadang-kadang = 2

Tidak pernah =1

Kriteria objektif :

1) Perilaku makan tidak baik : Jika responden memperoleh total skor =

15-29

2) Perilaku makan baik : Jika responden memperoleh total skor =

30-45

Sumber : Bobak dan Sarintohe (dalam Pujiati, Dkk. 2019)

3.5.2 Sumber data penelitian

Menurut Sabri dan Hastono (2010) bahwa sumber data terbagi menjadi dua

yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data perimer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri (Sabri

dan Hastono, 2010). Data primer dalam penelitian ini yaitu data dari hasil

pengisian kuesioner untuk mengetahui citra tubuh dan teman sebaya yang dapat
42

mempengaruhi perilaku makan, dan diambil langsung oleh peneliti pada

mahasiswi di kost wisma amal 1.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakandata yang diambil dari suatu sumber dan biasanya

data itu sudah dikompilasi lebih dulu oleh instansi atau yang punya data (Sabri

dan Hastono, 2010). Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang

didapatkan berbagai literatur-literatur yang digunakan sebagai referensi dalam

menyusun kajian pustaka atau teori-teori penelitian, diantaranya yaitu jurnal

penelitian, tinjauan pustaka dari beberapa buku, yang digunakan sesuai

kebutuhan peneliti.

3.5.3 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner.Suatu Data dikatakan valid jika rhitung≥ rtabel. Untuk nilai dari rhitung dapat

dilihat di kolom total skor pada tabel Person Corelation. Sedangkan untuk

mengetahui nilai rtabel dapat dilihat pada tabel r, dimana jumlah sampel penelitian

(n) dikurangi 2 dengan rumus n – 2. Selain itu, data dikatakan valid apabila nilai

sign (2-tailed)<0,05. Adapun hasil pengujian validitas sebagai berikut :

1. Variabel citra tubuh

Jumlah Pernyataan yang digunakan untuk mengukurcitra tubuh dalam

penelitian ini sebanyak 9 pertanyaan pada 148 responden (n=148). Dari rtabel

product moment, diketahui bahwanilai rtabel adalah 0,1614. Seluruh Pernyataan

mendapatkan nilai rhitung ≥0,1614. Dimana nilai rhitung yang diperoleh berkisar

antara 0,374 hingga 0,742. Selain itu, nilai sign (2-tailed) seluruh Pernyataan
43

yang didapat <0,05, yakni 0,000 hingga sehingga dikatakan memenuhi uji

validitas.

2. Variabel teman sebaya

Jumlah Pernyataan yang digunakan untuk mengukurteman sebaya dalam

penelitian ini sebanyak 5 pertanyaan pada 148 responden (n=148). Dari rtabel

product moment, diketahui bahwa nilai rtabel adalah 0,1614. Seluruh Pernyataan

mendapatkan nilai rhitung ≥0,1614. Dimana nilai rhitung yang diperoleh berkisar

antara 0,502 hingga 0,780. Selain itu, nilai sign (2-tailed) seluruh Pernyataan

yang didapat <0,05, yakni 0,000 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas.

3. Variabel perilaku makan

Jumlah Pernyataan yang digunakan untuk mengukurteman sebaya dalam

penelitian ini sebanyak 15 pertanyaan pada 148 responden (n=148). Dari rtabel

product moment, diketahui bahwanilai rtabel adalah 0,1614. Didapatkan hasilnya

dari 15 pertanyaan terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid yaitu pada pertanyaan

ke 12, karena nilai rhitung < 0,1614 yaitu 0,144. Selain itu pertanyaan lain

dinyatakan valid karena nilai rhitung ≥0,1614. Dimana nilai rhitung yang diperoleh

berkisar antara 0,197 hingga 0,706. Selain itu, nilai sign (2-tailed) seluruh

pertanyaaan ada yang mendapatkan nilai sign (2-tailed) >0,05 yaitu pada

pertanyaan ke 12 sehingga dikatakan tidak memenuhi uji validitas. Kemudian

untuk pertanyaan lain didapatkan nilai sign (2-tailed) <0,05, yakni berkisar

antara 0,000 hingga 0,016 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas.


44

3.5.4 Uji reliabilitas

Setelah memenuhi uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

terhadap seluruh Pernyataan kuesioner. Suatu data dikatakan reliabel ketika nilai

Cronbach’s Alpha ≥ 0,60. Adapun hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:

1. Variabel citra tubuh

Setelah dilakukan uji reliabilitas pada seluruh Pernyataan, diperoleh output

dengan nilai Cronbach’s Alpha = 0,734. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa seluruh Pernyataan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60.

Sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

2. Variabel teman sebaya

Setelah dilakukan uji reliabilitas pada seluruh Pernyataan, diperoleh output

dengan nilai Cronbach’s Alpha = 0,754. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa seluruh Pernyataan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60.

Sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

3. Variabel perilaku makan

Setelah dilakukan uji reliabilitas pada seluruh Pernyataan, diperoleh output

dengan nilai Cronbach’s Alpha = 0,690. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa seluruh Pernyataan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,60.

Sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan menggunakan uji

statistic univariat dan analisis bivariate, dengan menggunakan jasa komputerisasi

(program SPSS). Adapun uraian metode analisis data yaitu sebagai berikut :
45

3.6.1 Analisis univariat

Analisis univariat, yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel

penelitian. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari tiap variabel-variabel yang

akan diteliti. Analisis Univariat menggunakan uji Frequensi SPSS.

3.6.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara satu variabel

independen dengan satu variabel dependen (Lapau, 2015). Analisis bivariat

menggunakan Uji Chi-Square Cross-tabulasi SPSS dengan batas kesuksesan=

0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Uji statistik menggunakan uji chi-square

untuk menghubungkan variabel kategorik dengan kategorik dan uji t-independent

untuk menghubungkan variabel numerik dengan kategorik apabila variabel

numerik berdistibusi normal dengan derajat kemaknaan p value < 0,05 yang

berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik dan jika p value > 0,05

berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik, (Yusuf, 2019).

Rumus Uji Chi-Square :

(Oij−Eij)²
x² = ∑
Eij

Keterangan :

x² = Nilai Chi-Squere

Oij = Frekuensi hasil observasi

Eij = Frekuensi yang diharapkan


46

Keputusan untuk menguji kemaknaan digunakan batas kemaknaan 5%

(α= 0,05%) adalah :

Jika sig lebih kecil 0,05 maka ada hubungan

Jiga sig lebih besar dari 0,05 maka tidak ada hubungan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu universitas yang

berkual itas dan terjangkau di pulau Sulawesi. Sehingga banyak mahasiswa yang

memilih untuk kuliah di Universitas Negeri Gorontalo. Mahasiswa yang kuliah di

Universitas Negeri Gorontalo merupakan mahasiswa yang berasal dari dalam dan

luar Kota atau Provinsi Gorontalo. Oleh karena itu, adanya mahasiswa yang

berasal dari luar kota Gorontalo makan akan membuat mahasiswa memilih untuk

tinggal di kost yang dekat dengan wilayah kampus universitas negeri gorontalo.

Saat ini, sudah banyak sekali kost-kostan yang dibangun di sekitar kampus, di

antaranya yaitu kost Wisma Amal 1 yang berada di bagian utara kampus

Universitas Negeri Gorontalo, kemudian kost Green House yang berada di bagian

timur kampus Universitas Negeri Gorontalo, selanjutnya kost Putri Andika yang

berada di bagian barat kampus Universitas Negeri Gorontalo, dan kost putri Citra

Ayu yang berada di bagian selatan kampus Universitas Negeri Gorontalo.

Kost wisma amal 1 merupakan salah satu dari sekian banyak kost yang

berada di bagian utara kampus Universitas Negeri Gorontalo, lokasi kost ini

berada di Jalan Dewi Sartika kelurahan Limba U1, kota Gorontalo. Kost ini

dibangun pada tahun 2013 dengan luas bangunan 685,79 m, dengan jumlah

kamar sebanyak 63 kamar. Kost Wisma Amal 1, memiliki beberapa fasilitas yang

disediakan, yaitu diantaranya kamar mandi pribadi, dapur pribadi, tempat tidur,

47
48

Televisi, kipas angin, selain itu juga terdapat keamanan yang sangat baik dengan

pembayaran per bulan sekitar Rp. 700.000-800.000 per bulan, tergantung fasilitas

apa yang diinginkan.

Kost Green House merupakan salah satu kost yang berada dibagian timur

kampus Universitas Negeri Gorontalo, lokasi kost ini berada di Jalan Dewi Sartika

Kelurahan Dulalowo Timur, kota Gorontalo. Kost ini dibangun pada tahun 2009,

dengan jumlah kamar sebanyak 54 kamar, dengan luas bangunan 500 m. Kost

Green House, memiliki beberapa fasilitas yang disediakan, yaitu diantaranya,

kamar mandi pribadi dan dapur pribadi, selain itu juga teradapat keamanan yang

sangat baik dengan pembayaran perbulan sekitar Rp. 750.000- 800.00 per bulan.

Kemudian kost Putri Andika yang berada dibagian barat kampus Universitas

Negeri Gorontalo, lokasi kost ini berada di Jalan Taman Surya Kelurahan Dembe

Jaya, kota Gorontalo. Kost ini dibangun pada tahun 2014 dengan luas bangunan

5000 m, dengan jumlah kamar 74 kamar. Kost Putri Andika, memiliki beberapa

fasilitas yang disediakan, yaitu diantaranya, kamar mandi pribadi dan dapur

pribadi, selain juga terdapat keamanan yang sangat baik dengan pembayan

perbulan sekitar Rp.600.000 per bulan.

Kost Putri Citra Ayu merupakan salah satu kost yang berada dibagian

selatan kampus Universitas Negeri Gorontalo, lokasi kost ini berada di Jalan

Pangeran Hidayat 1, Kelurahan Dulalowo Timur, kota Gorontalo. Kost ini

dibangun pada tahun 2014 dengan luas bangunan 76 m, dengan jumlah kamar

sebanyak 43 kamar. Kost Putri Citra Ayu memiliki beberapa fasilitas yang

disediakan, yaitu diantaranya, kamar mandi pribadi, dapur pribadi dan juga
49

keamanan yang terjamin dengan pembayan perbulan sekitar Rp. 700.000 per

bulan.

4.1.2 Uji normalitias

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Ada beberapa jenis Uji normalitas data pada SPSS yang

digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov, Uji Lilliefors, dan Uji Shapiro wilk.

perbedaan ketiga jenis uji normalitas data ini terletak pada jumlah sampel. Jika

sampel berjumlah 7-50 sampel maka menggunakan Uji Shapiro wilk, jika sampel

berjumlah 51-200 sampel, maka menggunakan uji Lilliefors dan jika sampel

berjumlah >200, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.Sampel berdistribusi

normal apabila asymptotic sig > 0,05, dan dikatakan tidak normal apabila

asymptotic sig< 0,05.

Untuk uji normalitas Pada Penelitian ini, digunakan Uji Lilliefors

dikarenakan sampel dalam penelitian berjumlah 148 responden dimana jumlah ini

termasuk dalam kisaran 51-200 yang merupakan kriteria batasan untuk Uji

Lilliefors. Adapun hasil pengujian Normalitas data sebagai berikut :

1. Variabel citra tubuh

Setelah dilakukan uji normalitas data, diperoleh output dengan nilai

Asymptotic Sig =0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi tidak normal karena nilai Asymptotic Sig < 0,05.


50

2. Variabel teman sebaya

Setelah dilakukan uji normalitas data, diperoleh output dengan

nilaiAsymptotic Sig =0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi tidak normal karena nilai Asymptotic Sig< 0,05.

3. Variabel perilaku makan

Setelah dilakukan uji normalitas data, diperoleh output dengan

nilaiAsymptotic Sig =0,000. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi tidak normal karena nilai Asymptotic Sig< 0,05.

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada setiap variable penelitian

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga teknik

analisis data yang digunakan yakni analisis non parametrik.

4.1.3 Karakteristik responden

1. Distribusi responden berdasarkan umur

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh distribusi

responden berdasarkan kelompok umur pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Kost Wilayah


Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
Kelompok Umur Frekuensi
(Tahun) n %
17-19 25 16,9
20-22 75 50,7
22-24 48 32,4
Total 148 100
Sumber: Data Primer, 2020.
51

16.9

32.4

17-19
20-22
22-24

50.7

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Kost


Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
Berdasarkan tabel 4.1 dan Gambar 4.1 tentang distribusi responden

berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa dari 148 responden didapatkan

hasil umur yang tertinggi terdapat pada kelompok umur 20-22 tahun yaitu

sebanyak 75 responden (50,7%) sedangkan yang terendah yaitu terdapat

responden dalam kelompok umur 17-19 tahun yaitu sebanyak 25 responden

(16,9%).

2. Distribusi responden berdasarkan daerah asal


52

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh distribusi

responden berdasarkan daerah asal pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Di Kost Sekitar


Wilayah Universitas Negeri Gorontalo
Frekuensi
Daerah Asal
n %
Gorontalo 88 59,5
Luar Gorontalo 60 40,5
Total 148 100
Sumber: Data Primer, 2020.

16.9

GORONTALO
LUAR GORONTALO

50.7

Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal Di Kost Wilayah


Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
53

Berdasarkan tabel 4.2 dan Gambar 4.2 tentang distribusi responden

berdasarkan daerah asal diketahui bahwa dari 148 reponden didapatkan hasil

daerah asal yang tertinggi yaitu daerah asal Gorontalo sebanyak 88 responden

(59,5%) sedangkan daerah asal luar Gorontalo sebanyak 60 responden (40,5%).

4.1.4 Analisis univariat

1. Distribusi responden berdasarkan citra tubuh

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh distribusi

responden berdasarkan citra tubuh pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh Di Kost Sekitar


Wilayah Universitas Negeri Gorontalo
Frekuensi
Citra Tubuh
n %
Citra Tubuh Negatif 90 60,8
Citra Tubuh Positif 58 39,2
Total 148 100
Sumber: Data Primer, 2020.
54

38.5

NEGATIF
POSITIF

61.5

Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh Di Kost Wilayah


Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
Berdasarkan tabel 4.3 dan Gambar 4.3 tentang distribusi resonden

berdasarkan citra tubuh diketahui bahwa dari 148 responden didapatkan hasil

citra tubuh tertinggi yaitu citra tubuh negatif sebanyak 90 responden (60,8%)

sedangkan citra tubuh positif sebanyak 58 responden (39,2%).

2. Distribusi responden berdasarkan peran teman sebaya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh distribusi

responden berdasarkan peran teman sebaya pada tabel 4.4 berikut ini:
55

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Teman Sebaya Di Kost


Sekitar Wilayah Universitas Negeri Gorontalo
Frekuensi
Teman Sebaya
n %
Lemah 67 45,3
Kuat 81 54,7
Total 148 100
Sumber: Data Primer, 2020.

36.5

Lemah
Kuat

63.5
56

Gambar 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Teman Sebaya Di Kost


Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
Berdasarkan tabel 4.4 dan Gambar 4.4 tentang distribusi responden

berdasarkan peran teman sebaya diketahui bahwa dari 148 responden didapatkan

peran teman sebaya tertinggi yaitu peran teman sebaya kuat sebanyak 81

responden (54,7%), sedangkan peran teman sebaya lemah sabanyak 67

responden (45,3%).

3. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Makan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh distribusi

responden berdasarkan perilaku makan pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Makan Di Kost Sekitar


Wilayah Universitas Negeri Gorontalo
Frekuensi
Perilaku Makan
n %
Tidak Baik 88 59,5
Baik 60 40,5
Total 148 100
Sumber: Data Primer, 2020.
57

40.5
Tidak Baik
Baik
59.5

Gambar 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Makan Di Kost


Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo

Berdasarkan tabel 4.5 dan Gambar 4.5 tentang distribusi responden

berdasarkan perilaku makan diketahui bahwa dari 148 responden didapatkan

perilaku makan tertinggi yaitu perilaku makan tidak baik sebanyak 88 responden

(59,5%) sedangkan perilaku makan baik sebanyak 60 responden (40,5%).

4.1.5 Analisis Bivariat

1. Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswi Di Kost

Sekitar Wilayah Universitas Negeri Gorontalo


58

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh distribusi responden

berdasarkan citra tubuh dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar

wilayah universitas negeri gorontalo pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Makan Pada
Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
Perilaku makan
Total
Citra tubuh Tidak Baik Baik p value
n % n % n %
Negatif 62 68,9 28 31,1 90 100
Positif 26 44,8 32 55,2 58 100 0,004
Jumlah 88 59,5 60 40,5 148 100
Sumber: Data Primer, 2020.

Negatif Positif

68.9

55.2
44.8

31.1

Tidak Baik Baik


59

Gambar 4.6 Hasil Analisis Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Makan Pada
Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
Berdasarkan tabel 4.6 dan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa responden paling

banyak memiliki citra tubuh negative berjumlah 90 responden dengan kategori

perilaku makan tidak baik sebanyak 62 responden (68,9%) dan kategori

perilaku makan baik sebanyak 28 responden (31,1%). Dan responden paling

sedikit memiliki kategori citra tubuh positif berjumlah 58 responden dengan

kategori perilaku makan baik sebanyak 32 responden (55,2%) dan kategori

perilaku makan tidak baik sebanyak 26 responden (44,8%).

2. Hubungan Teman Sebaya Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswi Di Kost

Sekitar Wilayah Universitas Negeri Gorontalo

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh distribusi responden

berdasarkan teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost

sekitar wilayah universitas negeri gorontalo pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Analisis Hubungan Teman Sebaya Dengan Perilaku Makan Pada
Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas Negeri Gorontalo
Perilaku makan
Teman Total
Tidak Baik Baik p value
Sebaya
n % n % n %
Lemah 31 46,3 36 53,7 67 100
Kuat 57 70,4 24 29,6 81 100 0,003
Jumlah 88 59,5 60 40,5 148 100
60

Lemah Kuat

Tidak Baik Baik

Sumber: Data Primer, 2020.

Gambar 4.7 Hasil Analisis Hubungan Teman Sebaya Dengan Perilaku Makan
Pada Mahasiswi Di Kost Wilayah Sekitar Universitas Negeri
Gorontalo

Berdasarkan tabel 4.7 dan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa responden paling

banyak memiliki peran teman sebaya kuat berjumlah 81 responden dengan

kategori perilaku makan tidak baik sebanyak 57 responden (70,4%) dan

kategori perilaku makan baik sebanyak 24 responden (29,6%). Dan responden

paling sedikit memiliki kategori peran teman sebaya lemah berjumlah 67


61

responden dengan kategori perilaku makan baik sebanyak 36 responden (53,7%)

dan kategori perilaku makan tidak baik sebanyak 31 responden (46,3%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Citra tubuh pada mahasiswi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 148 responden

didapatkan hasil sebanyak 90 responden (60,8%) memiliki citra tubuh negatif.

Sedangkan responden yang memiliki citra tubuh positif yaitu sebanyak 58

responden (39,2%). Menurut Papali (dalam Syati, 2017) Citra tubuh merupakan

suatu gambaran persepsi, sikap dan perasaan individu mengenai mengenai bentuk,

dan ukuran tubuhnya secara keseluruhan maupun pada bagian tubuh tertentu

misalnya pada bagian wajah, bahu, tangan, kaki dan lain-lain.

Citra tubuh yang negatif merupakan persespsi individu yang mengalami

ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Mengacu pada hasil yang diperoleh, tingginya

hasil penelitian pada kategori citra tubuh dikarenakan beberapa diantara mereka

merasa bahwa bentuk tubuh orang lain lebih menarik dibandingkan dengan bentuk

tubuh mereka sendiri. Selain itu sebagian dari mereka juga merasa malu dan

khawatir ketika seseorang memperhatikan bentuk tubuh mereka. Sehingga

menimbulkan keinginan dalam mengubah bentuk tubuh yaitu dengan menambah

bagian tubuh yang dirasa kurang ataupun mengurangi bagian tubuh yang dirasa

lebih, hal ini lah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami perubahan dalam

peilaku makan.
62

Hal ini didukung oleh penelitian Intantiyana (2018) yang manyatakan

bahwa seseorang yang memiliki citra tubuh positif akan puas dengan dirinya

sendiri, merasa nyaman dan percaya diri sehingga tidak sibuk memikirkan

bagaimana membatasi makanan untuk menjaga berat badan agar tetap ideal.

Sedangkan, yang memiliki citra tubuh negatif menganggap tubuhnya tidak

menarik, malu, dan tidak percaya diri terhadap bentuk tubuhnya sendiri.

Citra tubuh positif merupakan persepsi individu yang menerima serta

merasa puas dengan bentuk tubuh yang dimilikinya saat ini. Mengacu pada hasil

yang diperoleh, pada hasil penelitian kategori citra tubuh positif mereka menyukai

bentuk tubuh yang dimiliki sekarang dan juga tidak merasa khawatir jika ada

seseorang yang memperhatikan ataupun mengkritik penampilan mereka. Individu

yang memiliki citra tubuh positif juga menyadari kekurangan dan keterbatasan

fisik yang ada pada diri mereka, namun mereka memiliki penyesuaian diri

terhadap kekurangan dan keterbatasan yang ada sehingga memiliki rasa percaya

diri terhadap bentuk tubuhnya. Hal ini dapat dilihat ketika seseorang beranggapan

citra tubuhnya sebagaimana mestinya, dia akan merasa puas terhadap bentuk

tubuhnya, merasa nyaman serta percaya diri.

Sesuai dengan teori Dewi (dalam Sari dan Permatasari,2016) menyatakan

bahwa citra tubuh yang tergolong positif dapat memicu persepsi yang benar

tentang bentuk individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya. Individu dengan citra tubuh postif akan merasa bangga dan menerima

bentuk tubuhnya serta tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan,

berat badan, dan kalori.


63

Citra tubuh merupakan salah satu faktor pendukung gizi yang optimal

adalah penilaian terhadap diri sendiri. Hal ini terutama terjadi pada remaja

putri. Setiap orang memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap bentuk

tubuhnya, contohnya ada orang yang merasa tubuhnya gemuk padahal

kenyataannya kurus ataupun sebaliknya. Persepsi tersebut dinilai sangat

berpengaruh terhadap pemilihan konsumsi oleh remaja putri dikarenakan

persepsi mereka yang menganggap bahwa asupan makanan yang masuk ke

dalam tubuh akan sangat mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh mereka

nantinya (Intantiyana, Dkk. 2018).

Berdasarkan penjelasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswi

yang mempunyai citra tubuh negatif persentasenya lebih tinggi dibandingkan

mahasiswi yang mempunyai citra tubuh positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Any (2018) didapatkan hasil bahwa dari 229

orang siswi yang diteliti, mayoritas mempunyai body image negatif yaitu

sebanyak 118 orang (51,5%) sedangkan body image positif sebanyak 111 orang

siswi (48,5%), sehingga dapat diartikan bahwa siswi yang mempunyai body

image negatif persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan siswi yang

mempunyai body image positif.

4.2.2 Peran teman sebaya pada mahasiswi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 148 responden

didapatkan hasil sebanyak 81 responden (54,7%) memiliki peran teman sebaya

kuat. Sedangkan reponden yang memiliki peran teman sebaya lemah sebanyak 67

responden (45,3%).
64

Individu yang memiliki peran teman sebaya kuat artinya mereka sangat

terpengaruh dengan adanya keberadaan teman, diantaranya yaitu ajakan teman

yang selalu diikuti oleh individu itu sendiri. Mengacu pada hasil yang diperoleh,

tingginya responden yang memiliki peran teman sebaya kuat dikarenakan mereka

selalu pergi membeli makan bersama teman, selalu mengikuti ajakan teman, dan

juga beberapa diantara mereka pilihan dalam menentukan jenis makanan masih

mengikuti teman. Hal ini tentu di dukung dengan kondisi tempat tinggal

responden yang hanya tinggal di kost dan dikelilingi oleh banyak teman.

Individu yang memiliki peran teman sebaya lemah artinya mereka tidak

terpengaruh dengan adanya keberadaan teman, mereka tidak selalu mengikuti

ajakan teman, dan mempunyai pilihan sendiri dibandingkan mengikuti pilihan

teman. Mengacu pada hasil yang diperoleh, mereka yang memiliki peran teman

sebaya lemah akan pergi sendiri membeli makanan atau apapun yang mereka

inginkan tanpa menunggu ajakan teman, mereka juga bebas menentukan kesukaan

mereka sesuai selera dengan tidak mengikuti pilihan teman, walaupun mereka

sedang bersama teman sebayanya.

Menurut Alwi (dalam Sari, 2018) Berdasarkan kamus besar Bahasa

Indonesia, teman sebaya merupakan hubungan antara dua individu atau lebih yang

memiliki usia dan tingkat kematangan yang kurang lebih sama serta melibatkan

keakraban yang relatif besar pada kelompoknya.

Menurut Sari (2018) aktivitas remaja paling sering dilakukan diluar rumah

sehingga membuat remaja sering dipengaruhi oleh teman sebayanya. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afni (2018),
65

yang menyatakan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumsi

makanan jajanan, hal ini dapat dilihat ketika perilaku responden mengkonsumsi

makanan karena dipengaruhi oleh temannya.

Menurut Keller dalam Fadhilah (2018), kekuatan dari teman sepermainan

sangat kuat pada masa anak-anak dan remaja karena kebanyakan waktunya

dihabiskan di sekolah atau di tempat lain bersama dengan temannya, sehingga

teman sepermainan dapat mengubah perilaku dan kebiasaan yang baik dan sehat

berkaitan dengan perilaku makan.

Remaja menyadari penampilan fisik dan perilaku bersosialisasi mereka,

harus sama dengan teman sebaya yang dekat dengan mereka. Teman cukup

mempengaruhi remaja dalam hal mengkonsumsi makanan sebab ada rasa takut

ditolak kelompok yang menyebabkan remaja mengikuti perilaku

temannya.Keinginan untuk menyamakan perilaku dengan teman inilah yang

mempengaruhi asupan makan remaja.Fokus grup yang dilakukan terhadap remaja

perempuan menunjukan remaja tersebut membagi makanan menjadi dua kategori,

yaitu junk food dan fast food.

Berdasarkan penjelasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswi

yang mempunyai memiliki peran teman sebaya yang kuat lebih tinggi

dibandingkan dengan mahasiswi yang memiliki peran teman sebaya lemah. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Afni (2017)

didapatkan hasil bahwa dari 73 siswa yang diteliti mayoritas dipengaruhi oleh

teman sebaya yaitu sebanyak 51 siswa (69,9), sedangkan yang tidak dipengaruhi

oleh teman sebaya yaitu sebanyak 22 siswa (30,1).


66

4.2.3 Perilaku makan pada mahasiswi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 148 responden

didapatkan hasil sebanyak 88 responden (59,5%) yang memiliki perilaku makan

tidak baik. Sedangkan mahasiswi yang memiliki perilaku makan baik sebanyak 60

responden (40,5%).

Mengacu pada hasil yang diperoleh, tingginya responden yang memiliki

perilaku makan tidak baik diakibatkan karena beberapa diantara mereka sering

melewatkan waktu sarapan, dan juga frekuensi makannya hanya dua kali sehari,

selain itu adanya kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, ataupun jajanan

yang dianggap praktis untuk dikonsumsi, hal ini tentu didukung dengan adanya

aktivitas mahasiswi yang padat dan hanya menyiapkan makanannya sendiri.

Beberapa diantara mereka yang berperilaku makan buruk juga mempunyai

kebiasaan mengkonsumsi camilan dan makanan cepat saji.

Selain itu, mengacu pada hasil yang diperoleh, pada hasil penelitian kategori

perilaku makan baik didapatkan, beberapa diantara mereka masiih memperhatikan

makanan yang dikonsumsi, baik itu dari segi keberagaman lauk ataupun frekuensi

makanan yang tetap dipertahankan tiga kali sehari, selain itu beberapa diantara

mereka juga ada yang tidak terlalu menyukai mongkonsumsi camilan, ataupun

makanan cepat saji, mereka tetap akan memilih untuk membeli makanan yang

mengandung karbohdirat, dan juga protein.

Perilaku makan dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang dilakukan

oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan makan.Perilaku ini meliputi

pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik terhadap makanan serta unsur-unsur


67

yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin), dan pengelolaan makanan yang

berhubungan dengan kebutuhan tubuh. Pada usia remaja ini banyak terjadi

perubahan fisik maupun psikisnya. Sehingga dapat mempengaruhi tingkah

lakunya termasuk perilaku makannnya (Nelvi dan Raudatussalamah, 2016).

Menurut Sarintohe (dalam Pujiati, 2015) perilaku makan tidak baik yaitu

sebuah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak memberikan zat-zat gizi

yang dibutuhkan dalam metabolisme tubuh, diantaranya yaitu zat gizi lemak,

karbohidrat, dan protein. Perilaku makan ini dapat dicontohkan seperti perilaku

makan dan jenis makanan yang tidak teratur, diet penurunan berat badan, dan

kebiasaan makan pada malam hari.

Menurut Bobak (dalam Pujiati, 2015) Perilaku makan baik yaitu perilaku

individu mengkonsumsi makanan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan gizi agar

bisa hidup sehat dan produktif. Setiap individu wajib mengkonsumsi minimal satu

jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan diantaranya yaitu

karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu sehingga terjadi

keseimbangan gizi pada setiap individu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika

(2010) yang menyatakan sebagian besar subyek yaitu 27 remaja putri (87,1 %)

belum menjalankan perilaku makan yang baik. Sedangkan Subyek yang sudah

menjalankan perilaku makan yang baik hanya sebanyak 4 remaja putri (12,9 %).

Menurut Kartika (2010) Remaja putri yang mempunyai kebiasaan tidak sarapan,

kebanyakan karena bangun kesiangan, ingin menjaga berat badan agar tetap

langsing atau karena lebih penting berdandan daripada sarapan.


68

4.2.4 Hubungan citra tubuh dengan perilaku makan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa dari 148 responden,

terdapat 62 responden (68,9%) yang memiliki citra tubuh negatif dengan perilaku

makan tidak baik. Sedangkan responden yang memiliki citra tubuh positif dengan

perilaku makan baik sebanyak 32 responden (55,2%).

Sehingga mengacu pada hasil penelitian yang telah didapatkan maka dapat

dikatakan bahwa, semakin tinggi citra tubuh negatif individu maka semakin tinggi

pula perilaku makan tidak baik, sedangkan semakin tinggi citra tubuh positif

makan semakin tinggi pula perilaku makan baik.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paramitha (2017) yang

menunjukkan bahwa citra tubuh memiliki hubungan tingkat sedang dan signifikan

dengan perilaku makan pada remaja putri. Dimana, citra tubuh dan perilaku

makan searah atau positif, artinya semakin positif citra tubuh, maka semakin

tinggi pula perilaku makan, dan semakin negatif citra tubuh, maka semakin rendah

pula perilaku makan.

Berdasarkan hasil uji Chi Square terkait hubungan citra tubuh dengan

perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri

Gorontalo diperoleh nilai p value kurang dari α = 0,05 yakni sebesar = 0,004. Hal

ini berarti bahwa ada hubungan citra tubuh dengan perilaku makan pada

mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo. Hasil penelitian

ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasiwi (2012) yang
69

menyatakan hubungan yang bermakna antara persepsi body image dengan

perilaku makan, dengan nilai p value kurang dari α = 0,05 yakni sebesar = 0,017.

Menurut Cash dalam Paramitha (2017) menunjukkan bahwa citra tubuh

negative dapat memicu pada rasa benci pada bentuk tubuh dan menimbulkan rasa

bersalah serta depresi yang dapat menurunkan kualitas hidup serta kemampuan

mengontrol perilaku makan. Citra tubuh negatif dan rasa takut gemuk membuat

perilaku makan secara umum pada remaja putri terganggu, begitu pula sebaliknya

citra tubuh positif berhubungan dengan perilaku makan yang lebih baik, dan juga

resiko gangguan makan yang lebih rendah.

Dari penjelasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara citra tubuh dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar wilayah

Universitas Negeri Gorontalo, sebagaimana hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kartika (2010) yang berjudul Hubungan Body Image dan

Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Remaja Putri yang menyatakan bahwa

adanya hubungan yang signifikan antara body image dengan perilaku makan

remaja putri.

4.2.5 Hubungan peran teman sebaya dengan perilaku makan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa dari 148 responden,

terdapat 57 responden (70,4%) yang memiliki peran teman sebaya kuat dengan

perilaku makan tidak baik. Sedangkan, responden yang memiliki peran teman

sebaya lemah dengan perilaku makan baik yaitu sebanyak 36 responden (53,7%).

Sehingga mengacu pada hasil penelitian yang telah didapatkan maka dapat

dikatakan bahwa, semakin tinggi peran teman sebaya kuat maka akan semakin
70

buruk perilaku makan pada mahasiswi, sedangkan semakin lemah peran teman

sebaya maka akan semakin baik perilaku makan mahasiswi. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2018) bahwa peran teman

sebaya yang buruk lebih banyak memiliki perilaku makan yang buruk, sedangkan

responden yang memiliki peran teman sebaya baik lebih banyak memiliki perilaku

makan baik.

Aktivitas remaja yang banyak dilakukan diluar rumah membuat remaja

sering dipengaruhi oleh teman sebayanya. Teman sebaya merupakan hubungan

antara dua individu yang mempunyai karakteristik yang sama seperti usia, etnis,

jenis kelamin, tempat tinggal dan kesukaan (Sari, 2018).

Berdasarkan hasil uji Chi Square terkait hubungan teman sebaya dengan

perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri

Gorontalo diperoleh nilai p value kurang dari α = 0,05 yakni sebesar = 0,003. Hal

ini berarti bahwa ada hubungan teman sebaya dengan perilaku makan pada

mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo. Hasil penelitian

ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2018) yang

menyatakan ada hubungan peran teman responden dengan perilaku makan anak

gizi lebih, dengan nilai p value kurang dari α = 0,05 yakni sebesar = 0,003.

Dalam sebuah penelitian dengan sampel remaja putri didapatkan hasil

terjadi perubahan fokus dari keluarga ke teman sebaya dalam pemilihan makanan

(Edlman dan Mandle, 2010). Teman sebaya dapat mempengaruhi aktifitas fisik

dan kebiasaan makan, seperti melewatkan sarapan, diet rendah sayur dan buah,

makan makanan cepat saji serta makanan ringan yang tinggi kalori.
71

Dari penjelasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar

wilayah Universitas Negeri Gorontalo, sebagaimana hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Afni (2017) yang berjudul Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Konsumsi Jajanan di SDN Natam Kecamatan Badar tahun

2017, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengaruh teman sebaya

dengan perilaku konsumsi makanan dengan nilai p value kurang dari α = 0,05

yakni sebesar = 0,001.


BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan

citra tubuh dan teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi di

kost sekitar universitas negeri gorontalo makan dapat di simpulkan bahwa:

1. Berdasarkan jawaban responden pada instrument penelitian variabel citra

tubuh diperoleh bahwa paling banyak terdapat pada kategori citra tubuh

negatif yaitu sebanyak 90 responden atau 60,8%. Dan untuk jawaban

responden pada kategori citra tubuh positif terdapat sebanyak 58 responden

atau 39,2%. Citra tubuh pada mahasiswi di kost sekitar wilayah kampus

universitas negeri gorontalo dibagi dalam dua kategori yaitu kategori citra

tubuh negatif dan kategori citra tubuh positif.

2. Berdasarkan jawaban responden pada instrument penelitian variabel teman

sebaya diperoleh bahwa paling banyak terdapat pada kategori teman sebaya

kuat yaitu sebanyak 81 responden atau 54,7%. Dan untuk jawaban

responden pada kategori teman sebaya lemah terdapat sebanyak 67

responden atau 45,3%. Teman sebaya pada mahasiswi di kost sekitar

wilayah kampus universitas negeri gorontalo dibagi dalam dua kategori

yaitu teman sebaya lemah dan teman sebaya kuat..

3. Berdasarkan jawaban responden pada instrument penelitian variabel

perilaku makan diperoleh bahwa paling banyak terdapat pada kategori

perilaku makan tidak baik yaitu sebanyak 88 responden atau 59,5%. Dan

72
73

untuk jawaban responden pada kategori perilaku makan baik terdapat

sebanyak 60 responden atau 40,5%. Perilaku makan pada mahasiswi di kost

sekitar wilayah kampus universitas negeri gorontalo dibagi dalam dua

kategori yaitu perilaku makan buruk dan perilaku makan baik.

4. Ada hubungan citra tubuh dengan perilaku makan pada mahasiswi di kost

sekitar universitas negeri gorontalo, dengan nilai p value = 0,004 yang mana

nilai p value lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini dapat dilihat dari tingginya

jumlah responden yang memiliki citra tubuh negatif dengan perilaku makan

tidak baik, dibandingkan dengan jumlah responden yang memiliki citra

tubuh positif dengan perilaku makan baik.

5. Ada hubungan peran teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi

di kost sekitar universitas negeri gorontalo, dengan nilai p value = 0,003

yang mana nilai p value lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya jumlah responden yang memiliki peran teman sebaya kuat dengan

perilaku makan tidak baik, dibandingkan dengan jumlah responden yang

memiliki peran teman sebaya lemah dengan perilaku makan baik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, berikut saran

yang dapat diberikan diantaranya:

1. Bagi mahasiswi

Bagi mahasiswi disarankan untuk lebih meningkatkan persepsi yang baik

terhadap pandangan individu ke diri mereka sendiri, selain itu juga disarankan

untuk terus memperhatikan makanan yang akan dikonsumsi agar dapat terhindar
74

dari risiko masalah kesehatan, kemudian dalam pemilihan makanan ketika

sedang bersama teman, diharapkan agar mahasiswi untuk bisa memilih sendiri

makanannya tanpa mengikuti pilihan teman, selain itu juga diharapkan dalam

pemilihan makanan agar didasarkan pada kandungan gizi, bukan semata-mata

hanya untuk mengikuti trend yang ada ataupun terpengaruh oleh teman.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat menelaah lebih jauh

terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan, untuk dijadikan

tambahan variabel penelitian agar dapat lebih mengkaji lebih rinci terkait faktor-

faktor lain yang mempengaruhi perilaku makan.

3. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

diadakannya penelitian selanjutnya. Hal ini dikarenakan kurangnya referensi

pada variabel-variabel dalam penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E. L. 2010.Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.
Adriani, M dan Bambang, W. 2013. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta: Kencana.
Afifah, L, P. Dkk. 2017.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi
Fast Food Pada Remaja Obesitas Di Sma Theresiana 1 Semarang Tahun
2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat5(4): 706-713.

Afni N. 2017. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konsumsi Jajanan di


SDN Natam Kecamatan Badar tahun 2017. Jurnal. Medan: Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
Ahmad, A. dan Mubiar, A. 2011.Dinamika Perkembangan Anak Dan Remaja:
Tinjauan Pustaka Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan. Bandung: Refika
Aditama.
Amaliya, L. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram, Teman Sebaya
dan Status Sosial Ekonomi Orangtua Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa.
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Any Tri Hendarini. 2018. Pengaruh Body Image dan Kebiasaan Makan Dengan
Status Giizi di SMAN 1 Kampar Tahun 2017. Jurnal. Kampar: Universitas
Pahlawan
Asnudin, Dan Sanjaya. 2018. Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Body Image
Dengan Pola Makan Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Sidrap. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah 7(2) 69-77.
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bestiana, D. 2012. Citra Tubuh Dan Konsep Tubuh Ideal Mahasiswi Fisip. Junal
Psikologi 1(1): 1-11.
Budiman. 2011. Penilitian Kesehatan. Bandung : PT. Refika Aditama.
Edelman, M. 2010. Health Promotion Throughout The Life Span. Canada: Mosby
Elsevier.
Erwin, Dkk. 2015.Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan Mengkonsumsi
Fast Food Dengan Status Gizi Pada Remaja. Jurnal Online Mahasiswa
2(1): 750-758.
Fadhilah, F. H. Dkk. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Makan Pada Anak Gizi Lebih Di Sekolah Menengah Pertama Wilayah
Kerja Puskesmas Poncol Kota Semarang.Jurnal kesehatan masyarakat 6(1)
734-744.
Fajriani, E, P. 2019. Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dengan Perilaku
Makan Pada Remaja Di Smk Negeri 5 Pontianak. Jurnal4(1): 1-10.

75
76

Farida, I. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi


Buah Dan Sayur Pada Remaja Di Indonesia.Skripsi. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Firi, R. P. 2018. Pengaruh Teman Sebaya, Pengetahuan, Media Masa Terhadap
Perilaku Diet Mahasiswi Stikes Payung Negeri Pekanbaru. Jurnal
endurance 3(1) 162-168
Furman, E. F. 2012. The Theory Of Compromised Eating Behavior.
Dissertations.University Of Massachusetts.
Hasmalawati, N. 2017.Pengaruh Citra Tubuh Dan Perilaku Makan Terhadap
Penerimaan Diri Pada Wanita. Jurnal Psikoislamedia 2(2): 108-115.
Ibrahim, M. 2018. Hubungan Persepsi Citra Tubuh Dengan Diet Sehat Pada
Mahasiswa Obesitas Jurusan Kesehatan Masyarakat Angkatan 2014-2018
Universitas Negeri Gorontalo.Skripsi. Gorontalo: Universitas Negeri
Gorontalo.
Intantiyana, M. Dkk. 2018. Hubungan Citra Tubuh, Aktivitas Fisik Dan
Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Putri
Gizi Lebih Di Sma Negeri 9 Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat6 (5): 404-412.
Irwan. 2017. Etika Dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Absolute Media .
Istiany, A dan Ruslianti. 2013. Gizi Terapan Cetakan Pertama. Bandung: Pt
Remaja Rosdakarya.
Kartika, S. 2010. Hubungan Body Image Dan Pengetahuan Gizi Dengan Perilaku
Makan Remaja Putri (Studi Kasus Di Kelas X Dan Xi Sman 4 Semarang).
Jurnal. Semarang: Universitas Diponegoro
Kadir, S. 2019. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dari Sarapan Dengan Status
Gizi Siswa. Jambura Journal of Health Sciences and Research 1(1): 1-6
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
_______. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung :
Alfabeta, Cv.
________. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan Kombinasi (Mixed
Methods).Bandung : Alfabeta.
___________. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Bina Gizi dan
KIA. Kementerian Kesehatan RI.
___________. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
___________. 2018. Hasil UtamaRiset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
___________.2013.Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Khomsan, A. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Persada.
77

Krisnawan, B. B. W. 2018. Hubungan Antara Persepsi Remaja Terhadap Peran


Teman Sebaya Dan Moral Disengagement Dengan Perilaku Cyberbullying
Pada Siswa Sma Di Surabaya.Skripsi.Surabaya: Universitas Airlangga.
Laksmi, Z. A. Dkk. 2018.hubungan body image dengan perilaku makan dan
kebiasaan olahraga pada wanita dewasa muda usia 18-22 tahun (studi pada
mahasiswi program studi kedokteran universitas diponegoro). Jurnal
kedokteran Diponegoro 7(2): 627-640.
Lapau, B. 2015.Metodologi Penelitian Kebidanan: Panduan Penulisan Protokol
dan Laporan Hasil Penelitian. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lubis, I. 2011. Akuntansi Keperilakuan, Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Maharibe, C. C. Dkk. 2015.Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan
Praktik Gizi Seimbang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal2
(1): 1-9.
Mardalena, I. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan Konsep Dan
Penerapan Pada Asuhan Keperawatan.Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Cendekia.
Nelvi Dan Raudatussalamah. 2016. Hubungan Antara Dimensi Kepribadian Big
Five Dengan Perilaku Makan Pada Mahasiswa UIN Suska Riau Di
Pekanbaru Riau. Jurnal Psikolog 12 (1): 47-52.
Niswah, M. 2016. Hubungan Antara Pola Makan Sehari – Hari Dan Gaya Hidup
Sehat Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Uin
Walisongo Semarang.Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri
Semarang.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan, Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Novitasari, A. 2010. Hubungan Karakteristik Pengetahuan, Sikap dan Faktor
Lingkungan dengan Perilaku Makan Berdasarkan Panduan Umum Gizi
Seimbang (PUGS) Pada Atlet Remaja Di Gelora Bung Karno Senayan
Jakarta Tahun 2009. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Nugraha, J, A. 2010. Pengaruh Kepuasan Citra Tubuh Terhadap Kepercayaan Diri
Orang Mengikuti Fitness Center.Skripsi.Jakarta: Universitas Islam Negeri.
Paramitha, N, M,K, Dkk. 2017. Hubungan Antara Citra Tubuh Dan Perilaku
Makan Intuitif Pada Remaja Putri Di Denpasar. Jurnal. Denpasar:
Universitas Udayana.
Patcheep, K. 2011. Factors Influencing Thai Adolescents’ Eating Behaviour.
Thesis, School Of Nursing Science, Faculty Of Medicine And Health
Science. University Od East Anglia.
Prasiwi. R. I. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Makan
Pada Remaja Di Smpn 115 Jakarta Selatan.Skripsi.Depok: Universitas
Indonesia.
Prihaningtyas, R.A. 2013. Diet Tanpa Pantangan. Yogyakarta: Cakrawala.
78

Pujiati, Arneliwati dan S. Rahmalia. 2015. Hubungan Antara Perilaku Makan


Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri. Jurnal. Riau: Universitas Riau.
Pujiati, Dkk. 2015. Perilaku Makan Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri.
Jurnal Online Mahasiswa 2 (2): 1345-1352.
Ramadhani, S, T. 2016. Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan Sehat Dengan
Status Gizi Mahasiswi Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan Teknik Boga5 (4): 81-88.
Sabri, L dan Hastono, S.P. 2010.Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada Sari, P. O. 2018. Hubungan Pengetahuan Gizi, Peran Teman Sebaya
Dan Efikasi Diri Dengan Status Gizi Mahasiswa Fisip Universitas
Lampung. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Santi, M. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Perilaku
Makan Menyimpang Pada Mahasiswa Di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.Skrispsi.Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Santoso, S. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial.Bandung.Refika AditamaAmaliya,
L. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram, Teman Sebaya Dan
Status Sosial Ekonomi Orangtua Terhadap Perilaku Konsumtif
Siswa.Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Sari, D. A. dan Permatasari, A. I. 2016. Gambaran Citra Tubuh Siswi Dengan
Obesitas. Jurnal Stikes 9 (1): 60-66
Sari, I. A. Dan Suarya, L. M. 2018. Hubungan Antara Socıal Comparıson Dan
Harga Dırı Terhadap Cıtra Tubuh Pada Remaja Perempuan. Jurnal
Psikolog Udayana 5(2): 265-277
Sharkey.Dkk. 2011.Association Between Proximity To And Coverage Of
Traditional Fast Food Restaurants And Nontraditional Fast-Food Outlets
And Fast-Food Consumption Among Rural Adults. International Journal
Of Health Geographics 10-37
Sholeha, L. 2014 Hubungan Perilaku Makan Terhadap Indeks Massa Tubuh Pada
Remaja di SMP YMJ Ciputat.Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Syarif
Hidayatullah.
Streint, T, Dkk. 2013. Internal Structure And Measurement Invariance Of The
Debq. Facultad De Ciencias Sociales Y Humans, Universidad De Zaragoza.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta
Sumanty, D. Dkk. 2018.Hubungan Religiusitas Dengan Citra Tubuh Pada
Wanita Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Islam Dan Budaya.1 (1): 9-27
Susanto, A dan Aman, A. 2016.Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Pergaulan
Teman Sebaya, Media Televisi Terhadap Karakter Siswa SMP Harmoni
Sosial. Jurnal Pendidikan Ips 3(2): 105-111.
Syati, S. N. 2017. Hubungan Teman Sebaya Dan Citra Tubuh Terhadap Status
Gizi Wanita Subur Pra Nikah Di MAN 1 Lampung Tengah. Skripsi. Bandar
Lampung: Universitas Lampung
79

Yusuf, S,W. 2019. Hubungan Faktor Risiko Kelelahan Kerja Pada Penegemudi
Angkutan Umum Di Terminal Dungingi.Skripsi.Gorontalo : Universitas
Negeri Gorntalo.
Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN

HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN TEMAN SEBAYA DENGAN


PERILAKU MAKAN PADA MAHASISWI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

No. Responden

A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Daerah asal : Gorontalo/Luar Gorontalo

B. Perilaku Makan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda
paling cocok dengan anda

Pilihan Jawaban
No
Pernyataan Tidak Kadang
. Selalu
Pernah -kadang
Frekuensi Makan/ keteraturan makan
1. Saya biasanya makan 3 kali per hari
setiap hari
2. Waktu makan saya setiap hari tepat pada
waktunya yaitu:
- Pagi : diantara jam 07.00-09.00
- Siang : diantara jam 12.30-14.00
- Malam: diantara jam 18.00-21.00
Jenis Makanan
3. Saya biasa mengkonsumsi nasi setiap
hari
4. Saya biasa mengkonsumsi ikan/telur
setiap hari
5. Saya biasa mengkonsumsi tahu/tempe
setiap hari
6. Saya biasa mengkonsumsi sayur-sayuran
setiap hari

80
Pilihan Jawaban
No
Pernyataan Tidak Kadang
. Selalu
Pernah -kadang
7. Saya biasanya makan buah-buahan
setiap hari
8. Saya biasa mengkonsumsi mie instan >
3 kali dalam seminggu
9. Saya biasa minum air putih 8 gelas
setiap hari
Kebiasaan Makan
10. Saya melakukan sarapan pagi setiap hari
11. Jenis menu sarapan saya seperti
makanan berat (nasi,lauk dan sayur)
setiap hari
12. Saya mengkonsumsi makanan ringan
(snack) setiap hari
13. Saya suka mengkonsumsi minuman
yang sedang tren setiap hari
14. Saya suka mengkonsumsi makanan
cepat saji (fast food) seperti burger,
pentolan, somay, fried chicken, mie
instan setiap hari
15. Saya lebih suka membeli makanan diluar
daripada harus memasak sendiri

C. Citra Tubuh
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan Tidak Kadang
Selalu
. Pernah -kadang
1. Apakah anda menyukai bentuk tubuh
anda?
2. Pernahkah anda membandingkan bentuk
tubuh anda dengan teman dan merasa
tubuh anda kurang proporsional?
3. Apakah anda ingin memiliki bentuk
tubuh yang proporsional seperti model-
model yang ada di media?
4. Apakah anda ingin menambah bagian
tubuh yang anda rasa kurang?
5. Apakah anda ingin mengurangi bagian
tubuh yang anda rasa berlebih?
6. Apakah anda merasa khawatir ketika

81
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan Tidak Kadang
Selalu
. Pernah -kadang
seseorang memperhatikan bentuk tubuh
anda?
7. Apakah anda merasa takut ketika
seseorang mengkritik penampilan anda?
8. Apakah anda merasa bentuk tubuh anda
mempengaruhi rasa percaya diri?
9. Pernahkan anda merasa tidak percaya
diri ketika berada bersama dengan
seseorang yang langsing?

D. Teman Sebaya
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Tidak Kadang
Selalu
. Pernah -kadang
1. Saya sering makan bersama teman
2. Saya selalu membeli makanan bersama
teman
3. Saya hanya akan makan jika ditemani
oleh teman
4. Ketika saya membeli makanan, teman
yang menentukan jenis makanannya
5. Saya selalu ikut jika diajak makan oleh
teman

Lampiran 2

Surat Penelitian Fakultas

82
Lampiran 3

Surat Keterangan Penelitian Dinas Penanaman Modal Kota Gorontalo

83
Lampiran 4

Surat Keterangan Selesai Penelitian Kelurahan Dembe Jaya

84
Surat Keterangan Selesai Penelitian Kelurahan Limba U1

85
Surat Keterangan Selesai Penelitian Kelurahan Dulalowo Timur

86
87
Lampiran 5

Master Tabel

Identitas Responden Perilaku Makan Citra Tubuh Teman Sebaya


Umur
No. Nama (Tahun) Daerah Asal P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 N % K P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 N % K P1 P2 P3 P4 P5 N % K
1 Szh 21 Gorontalo 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 31 69 2 3 2 3 3 1 3 3 3 1 22 81 2 2 2 1 1 2 8 53 1
2 Ri 21 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3 28 62 1 3 1 3 1 1 1 1 3 1 15 56 1 2 2 1 1 2 8 53 1
3 Sy 23 Gorontalo 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 29 64 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 59 1 2 2 1 1 2 8 53 1
4 Mad 20 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 30 67 2 3 2 1 2 1 2 1 2 1 15 56 1 3 3 1 1 2 10 67 2
5 S 23 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 67 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2 22 81 2 2 2 1 1 2 8 53 1
6 Ab 22 Gorontalo 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 31 69 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 16 59 1 2 2 1 1 1 7 47 1
7 Rm 17 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 15 56 1 3 3 1 1 2 10 67 2
8 Mh 21 Gorontalo 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 33 73 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 12 44 1 2 2 1 1 2 8 53 1
9 Nh 20 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 31 69 2 3 3 1 1 1 3 1 1 1 15 56 1 2 2 2 2 2 10 67 2
10 W 23 Luar Gorontalo 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 33 73 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 13 48 1 2 2 1 1 2 8 53 1
11 Ni 20 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 3 2 2 2 1 2 1 2 2 17 63 1 2 2 1 1 2 8 53 1
12 Iapm 20 Luar Gorontalo 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 33 73 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 93 2 2 2 1 1 2 8 53 1
13 Sn 22 Luar Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 15 56 1 2 2 2 2 2 10 67 2
14 Smd 23 Luar Gorontalo 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 31 69 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 12 44 1 2 2 2 2 2 10 67 2
15 Nh 21 Gorontalo 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 28 62 1 2 2 3 3 2 2 1 2 3 20 74 2 2 2 1 1 2 8 53 1
16 Ya 19 Luar Gorontalo 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 36 80 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 18 67 2 2 2 2 1 2 9 60 1
17 Rs 21 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 34 76 2 2 2 1 3 2 3 2 3 1 19 70 2 2 2 1 1 2 8 53 1
18 D 20 Luar Gorontalo 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 27 60 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 17 63 1 2 2 2 2 3 11 73 2
19 R 21 Luar Gorontalo 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 1 34 76 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 23 85 2 3 3 1 2 2 11 73 2
20 N 18 Luar Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 2 3 3 1 3 1 3 2 20 74 2 3 3 1 1 1 9 60 1

88
21 Lh 20 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 2 3 1 3 3 3 3 3 23 85 2 3 3 2 1 3 12 80 2
22 Fo 21 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 32 71 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 1 2 2 1 2 2 9 60 1
23 Is 19 Gorontalo 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 24 53 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 24 89 2 2 2 1 1 2 8 53 1
24 Aarp 20 Luar Gorontalo 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1 28 62 1 3 2 2 1 2 2 2 2 1 17 63 1 3 3 2 1 1 10 67 2
25 Fg 18 Luar Gorontalo 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 31 69 2 2 3 2 1 3 2 1 2 1 17 63 1 3 3 1 3 2 12 80 2
26 Ph 19 Luar Gorontalo 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 26 58 1 2 2 3 1 1 2 2 2 3 18 67 2 2 3 1 1 2 9 60 1
27 Ds 22 Luar Gorontalo 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1 28 62 1 2 2 1 1 1 2 3 3 3 18 67 2 2 2 2 1 2 9 60 1
28 R 21 Gorontalo 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 39 87 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 18 67 2 3 3 2 1 3 12 80 2
29 Fa 17 Gorontalo 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 34 76 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 13 48 2 2 2 1 2 2 9 60 1
30 Nra 19 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28 62 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 13 48 1 3 3 1 2 2 11 73 2
31 Ysa 22 Gorontalo 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26 58 1 3 1 3 1 2 1 1 1 1 14 52 1 3 3 2 1 1 10 67 2
32 Srb 19 Gorontalo 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 71 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 24 89 2 3 3 1 1 1 9 60 1
33 Ms 19 Gorontalo 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 36 80 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 70 2 3 3 2 1 3 12 80 2
34 Sa 18 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28 62 1 3 2 3 1 3 3 1 2 3 21 78 2 2 2 1 1 2 8 53 1
35 Ma 21 Gorontalo 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26 58 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 15 56 1 2 2 2 2 2 10 67 2
36 Sra 19 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 28 62 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 14 52 1 2 3 1 1 2 9 60 1
37 Ma 21 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28 62 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 16 59 1 2 2 2 2 2 10 67 2
38 Om 19 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 31 69 2 3 2 1 1 2 2 1 3 1 16 59 1 2 2 2 3 2 11 73 2
39 Mt 19 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 29 64 1 2 2 3 1 3 3 2 2 2 20 74 2 2 2 1 1 2 8 53 1
40 Syr 20 Gorontalo 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 34 76 2 3 2 1 2 1 1 2 1 1 14 52 1 2 2 1 1 2 8 53 1
41 Rs 20 Gorontalo 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 24 53 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 14 52 1 3 2 2 2 2 11 73 2
42 Seg 19 Luar Gorontalo 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 26 58 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 22 81 2 1 2 2 1 2 8 53 1
43 Lp 23 Gorontalo 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1 28 62 1 3 2 1 2 1 1 2 2 1 15 56 1 3 1 2 1 3 10 67 2
44 Dl 21 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28 62 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 1 3 3 3 3 3 15 100 2
45 Gb 18 Luar Gorontalo 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26 58 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 17 63 1 2 2 2 1 1 8 53 1
46 Fk 20 Luar Gorontalo 2 2 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 32 71 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 19 70 2 2 2 1 2 2 9 60 1

89
47 Smd 18 Gorontalo 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 2 39 87 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 19 70 2 2 2 1 1 2 8 53 1
48 Nal 20 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28 62 1 3 2 1 2 1 1 2 2 1 15 56 1 2 3 1 1 2 9 60 1
49 Iad 21 Gorontalo 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26 58 1 3 2 2 1 1 2 1 3 1 16 59 1 2 2 3 3 3 13 87 2
50 Fp 18 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 28 62 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 16 59 1 2 2 3 2 3 12 80 2
51 D 20 Luar Gorontalo 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 36 80 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 20 74 2 1 2 2 1 2 8 53 1
52 T 19 Luar Gorontalo 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 37 82 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 20 74 2 3 2 1 1 1 8 53 1
53 An 18 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3 28 62 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 23 85 2 2 2 1 1 1 7 47 1
54 Mp 23 Gorontalo 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 29 64 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 14 52 1 3 2 2 2 3 12 80 2
55 Aw 21 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 63 1 1 2 2 1 2 8 53 1
56 Ap 20 Gorontalo 2 1 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 1 2 2 32 71 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 22 81 2 1 1 2 2 3 9 60 1
57 Pg 21 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3 32 71 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 25 93 2 2 2 1 1 3 9 60 1
58 Lsg 23 Luar Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 25 93 2 3 2 1 1 2 9 60 1
59 Sdg 21 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 28 62 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 14 52 1 3 2 1 2 2 10 67 2
60 Wt 20 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 2 3 2 1 2 2 1 1 2 16 59 1 3 2 1 2 2 10 67 2
61 Cm 21 Luar Gorontalo 2 2 3 2 1 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 30 67 2 3 1 1 3 3 3 3 1 2 20 74 2 1 1 2 2 3 9 60 1
62 Bh 23 Luar Gorontalo 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 29 64 1 3 2 2 1 1 2 2 1 3 17 63 1 2 2 2 2 2 10 67 2
63 Im 23 Luar Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1 13 48 1 2 2 3 2 2 11 73 2
64 Woi 23 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 17 63 1 2 2 2 2 3 11 73 2
65 Aarp 24 Luar Gorontalo 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 33 73 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 14 52 1 2 2 2 2 2 10 67 2
66 Rn 19 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 28 62 1 2 3 2 1 2 2 1 1 2 16 59 1 2 2 2 1 2 9 60 1
67 Fy 19 Luar Gorontalo 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 30 67 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 25 93 2 2 2 1 1 2 8 53 1
68 Tw 21 Gorontalo 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 27 60 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 13 48 1 2 2 2 2 2 10 67 2
69 Ks 20 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 25 93 2 2 2 1 1 3 9 60 1
70 Sh 18 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 3 1 3 1 2 1 1 1 1 14 52 1 3 2 1 2 2 10 67 2
71 Na 20 Luar Gorontalo 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 33 73 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2 22 81 2 2 2 2 1 2 9 60 1
72 Kp 19 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 28 62 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 16 59 1 3 2 2 2 3 12 80 2

90
73 Sa 21 Luar Gorontalo 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 33 73 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 23 85 2 1 1 2 2 3 9 60 1
74 Na 20 Luar Gorontalo 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 27 60 1 3 2 1 1 3 2 1 1 1 15 56 1 2 2 1 1 2 8 53 1
75 Sr 20 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 29 64 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 15 56 1 2 2 1 1 2 8 53 1
76 Aa 21 Luar Gorontalo 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 24 53 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 96 2 2 2 1 1 2 8 53 1
77 Ad 21 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 67 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 93 2 2 2 1 1 3 9 60 1
78 Sd 18 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 29 64 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 15 56 1 2 2 2 2 2 10 67 2
79 Nfl 21 Luar Gorontalo 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 24 53 1 1 3 2 3 2 2 1 2 2 18 67 2 3 3 1 2 2 11 73 2
80 Ib 24 Luar Gorontalo 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1 28 62 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 12 44 1 3 3 3 1 2 12 80 2
81 Ry 23 Gorontalo 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 26 58 1 2 3 1 2 2 1 2 1 2 16 59 1 3 3 3 2 3 14 93 2
82 Nv 24 Gorontalo 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 34 76 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 17 63 1 3 2 2 2 2 11 73 2
83 Sr 20 Gorontalo 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 35 78 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 19 70 2 2 2 1 1 2 8 53 1
84 St 24 Gorontalo 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 1 1 1 1 32 71 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 12 44 1 2 2 3 1 2 10 67 2
85 Gpg 23 Luar Gorontalo 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 26 58 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 15 56 1 2 2 2 2 3 11 73 2
86 Dm 24 Gorontalo 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 36 80 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 96 2 3 3 3 1 2 12 80 2
87 Db 23 Luar Gorontalo 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1 28 62 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 13 48 1 3 3 3 2 3 14 93 2
88 Maa 23 Gorontalo 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 39 87 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 17 63 1 3 3 2 1 2 11 73 2
89 Rk 24 Gorontalo 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 26 58 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1 15 56 1 3 3 1 2 3 12 80 2
90 Nm 22 Gorontalo 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 36 80 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 13 48 1 3 3 3 3 3 15 100 2
91 Dw 23 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 28 62 1 3 3 3 1 2 2 1 1 1 17 63 1 3 3 3 3 3 15 100 2
92 Ff 24 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 31 69 2 2 3 2 3 1 3 2 3 1 20 74 2 2 2 1 1 2 8 53 1
93 Aa 24 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28 62 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 16 59 1 2 2 2 1 2 9 60 1
94 Rm 23 Gorontalo 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26 58 1 2 2 3 1 3 3 2 2 2 20 74 2 2 2 1 1 1 7 47 1
95 Ssi 23 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3 28 62 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 14 52 1 2 2 2 2 3 11 73 2
96 Am 23 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 32 71 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 14 52 1 3 3 1 2 2 11 73 2
97 Gl 24 Gorontalo 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 37 82 2 3 3 3 1 2 2 1 1 1 17 63 1 3 3 1 1 1 9 60 1
98 Dnd 24 Gorontalo 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 29 64 1 2 3 2 3 1 3 2 3 1 20 74 2 3 3 3 3 3 15 100 2

91
99 G 20 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 16 59 1 2 2 1 1 1 7 47 1
100 Sd 23 Gorontalo 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 33 73 2 3 2 1 1 2 2 1 3 1 16 59 1 2 3 1 1 2 9 60 1
101 Fdp 23 Luar Gorontalo 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 28 62 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 14 52 1 2 2 2 2 2 10 67 2
102 Ds 22 Luar Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 22 81 2 3 3 2 1 3 12 80 2
103 Er 23 Gorontalo 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 33 73 2 3 1 1 1 1 3 2 1 1 14 52 1 2 3 1 1 2 9 60 1
104 Mcd 21 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 3 3 2 2 1 2 2 2 2 19 70 2 2 2 2 2 2 10 67 2
105 Yd 24 Gorontalo 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 33 73 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 15 56 1 2 2 2 1 2 9 60 1
106 Fdp 20 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 28 62 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 1 2 2 1 1 1 7 47 1
107 Ai 22 Luar Gorontalo 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 1 33 73 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 19 70 2 2 2 2 2 2 10 67 2
108 Im 23 Luar Gorontalo 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 35 78 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 23 85 2 2 2 2 3 2 11 73 2
109 Dk 23 Gorontalo 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 29 64 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 14 52 1 2 3 2 3 3 13 87 2
110 Ia 22 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 24 89 2 2 2 1 1 2 8 53 1
111 Rn 23 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 14 52 1 3 2 2 2 2 11 73 2
112 Ru 21 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 14 52 1 2 2 3 2 2 11 73 2
113 Rs 23 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 28 62 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 1 1 2 2 1 2 8 53 1
114 Rp 24 Gorontalo 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 28 62 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 14 52 1 3 1 2 1 3 10 67 2
115 Gf 23 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 28 62 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 1 3 3 3 3 3 15 100 2
116 Ri 20 Gorontalo 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 30 67 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 12 44 1 3 2 1 1 1 8 53 1
117 Sk 22 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 20 74 2 3 2 2 3 3 13 87 2
118 Syd 21 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 64 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 13 48 1 3 2 3 3 3 14 93 2
119 Po 21 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 28 62 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 17 63 1 2 3 1 1 3 10 67 2
120 Rvg 22 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 2 2 3 2 2 3 1 2 3 20 74 2 3 2 2 1 3 11 73 2
121 Rm 21 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 1 2 3 2 3 3 13 87 2
122 Np 24 Gorontalo 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 27 60 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 12 44 1 2 2 2 2 3 11 73 2
123 An 24 Gorontalo 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 29 64 1 2 2 3 2 2 3 1 1 1 17 63 1 2 3 2 3 3 13 87 2
124 Sd 23 Gorontalo 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 24 53 1 2 3 1 1 3 3 1 1 2 17 63 1 2 2 2 2 2 10 67 2

92
125 Su 22 Gorontalo 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 1 1 1 32 71 2 2 2 2 3 1 1 1 1 2 15 56 1 2 2 2 2 3 11 73 2
126 Ad 22 Gorontalo 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1 28 62 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 1 2 3 2 3 3 13 87 2
127 In 21 Gorontalo 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 26 58 1 3 2 3 2 1 2 2 2 2 19 70 2 2 3 2 2 3 12 80 2
128 Sk 23 Gorontalo 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 1 1 1 1 32 71 2 3 1 1 2 1 1 3 1 3 16 59 1 2 2 2 2 2 10 67 2
129 Rs 21 Gorontalo 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1 28 62 1 2 2 3 1 1 2 2 2 3 18 67 2 2 3 2 3 3 13 87 2
130 Fl 20 Luar Gorontalo 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 26 58 1 2 2 1 1 1 2 3 3 3 18 67 2 3 2 1 2 1 9 60 1
131 An 23 Gorontalo 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 35 78 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 17 63 1 2 3 2 3 3 13 87 2
132 Fm 21 Luar Gorontalo 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 33 73 2 2 3 1 1 3 3 1 1 2 17 63 1 2 2 2 1 2 9 60 1
133 Ahm 21 Gorontalo 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1 28 62 1 2 2 3 1 1 2 2 2 3 18 67 2 2 2 1 1 2 8 53 1
134 Il 22 Gorontalo 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 39 87 2 2 2 1 1 1 2 3 3 3 18 67 2 2 2 1 1 2 8 53 1
135 Iu 21 Gorontalo 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 34 76 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 18 67 2 2 2 2 2 3 11 73 2
136 Io 21 Luar Gorontalo 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 35 78 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 13 48 1 2 2 2 2 2 10 67 2
137 Cn 22 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 28 62 1 3 2 3 1 1 2 3 1 2 18 67 2 3 3 2 2 3 13 87 2
138 S 23 Luar Gorontalo 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 33 73 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 13 48 1 2 2 2 1 2 9 60 1
139 Sh 22 Gorontalo 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 36 80 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 17 63 1 2 2 1 1 2 8 53 1
140 Bvg 23 Gorontalo 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 24 53 1 2 2 3 2 2 3 1 1 1 17 63 1 3 2 2 3 3 13 87 2
141 Wh 23 Gorontalo 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 1 1 1 32 71 2 3 2 3 1 1 2 3 1 2 18 67 2 3 2 3 3 3 14 93 2
142 Ik 24 Gorontalo 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1 28 62 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 12 44 1 3 3 1 2 2 11 73 2
143 Swm 23 Gorontalo 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 26 58 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 17 63 1 2 3 2 2 2 11 73 2
144 Fa 21 Luar Gorontalo 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 33 73 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 23 85 2 1 2 2 1 2 8 53 1
145 Nl 22 Luar Gorontalo 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 31 69 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 22 81 2 2 3 2 3 3 13 87 2
146 Ns 20 Gorontalo 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 34 76 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 25 93 2 2 2 2 1 2 9 60 1
147 Ms 20 Gorontalo 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 28 62 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 16 59 1 2 2 1 1 2 8 53 1
148 Nad 20 Gorontalo 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 28 62 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3 14 52 1 2 2 2 2 3 11 73 2
Keterangan:
Pilihan jawaban perilaku makan, citra tubuh, dan peran teman sebaya:

93
1= Tidak pernah
2= Kadang-kadang
3= Selalu
Kriteria perilaku makan
1= Perilaku makan tidak baik
2= Perilaku makan baik
Kriteria citra tubuh
1= Citra tubuh negatif
2= Citra tubuh positif
Kriteria peran teman sebaya
1= Lemah
2= Kuat

94
Lampiran 6

Validitas dan Reliabilitas


1. Validitas Citra Tubuh
Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TOTAL SKOR

P1 Pearson Correlation 1 -.379** -.258** -.315** -.417** -.368** -.224** -.358** -.286** -.374**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P2 Pearson Correlation -.379** 1 .361** .318** .390** .437** .270** .376** .281** .629**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P3 Pearson Correlation -.258** .361** 1 .312** .336** .397** .234** .307** .404** .651**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P4 Pearson Correlation -.315** .318** .312** 1 .071 .156 .214** .306** .173* .474**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .389 .058 .009 .000 .035 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P5 Pearson Correlation -.417** .390** .336** .071 1 .536** .265** .292** .257** .575**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .389 .000 .001 .000 .002 .000

95
N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P6 Pearson Correlation -.368** .437** .397** .156 .536** 1 .478** .556** .438** .756**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .058 .000 .000 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P7 Pearson Correlation -.224** .270** .234** .214** .265** .478** 1 .608** .497** .692**

Sig. (2-tailed) .006 .001 .004 .009 .001 .000 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P8 Pearson Correlation -.358** .376** .307** .306** .292** .556** .608** 1 .464** .742**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P9 Pearson Correlation -.286** .281** .404** .173* .257** .438** .497** .464** 1 .672**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .035 .002 .000 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

TOTAL Pearson Correlation -.374** .629** .651** .474** .575** .756** .692** .742** .672** 1
SKOR
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-


tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-


tailed).

96
2. Validitas Teman Sebaya
Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL SKOR

P1 Pearson Correlation 1 .465** .083 .174* .042 .508**

Sig. (2-tailed) .000 .318 .034 .610 .000

N 148 148 148 148 148 148

P2 Pearson Correlation .465** 1 .063 .181* .072 .502**

Sig. (2-tailed) .000 .448 .027 .381 .000

N 148 148 148 148 148 148

P3 Pearson Correlation .083 .063 1 .501** .466** .700**

Sig. (2-tailed) .318 .448 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148

P4 Pearson Correlation .174* .181* .501** 1 .497** .780**

Sig. (2-tailed) .034 .027 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148

P5 Pearson Correlation .042 .072 .466** .497** 1 .675**

Sig. (2-tailed) .610 .381 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148

TOTAL SKOR Pearson Correlation .508** .502** .700** .780** .675** 1

97
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

3. Validitas Perilaku Makan


Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 15 TOTAL SKOR

P1 Pearson Correlation 1 .303** .202* .346** .284** .315** .023 .054 .203* .515** .374** -.160 -.023 -.080 .249** .567**

Sig. (2-tailed) .000 .014 .000 .000 .000 .784 .515 .013 .000 .000 .052 .786 .337 .002 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P2 Pearson Correlation .303** 1 .228** .281** .227** -.032 -.011 -.087 -.122 .360** .329** -.181* .020 -.011 -.149 .337**

Sig. (2-tailed) .000 .005 .001 .006 .699 .897 .293 .138 .000 .000 .028 .813 .894 .070 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P3 Pearson Correlation .202* .228** 1 .413** -.104 .144 -.066 -.157 .098 -.071 .085 -.161* -.156 -.008 -.082 .197*

Sig. (2-tailed) .014 .005 .000 .209 .081 .423 .057 .235 .393 .304 .050 .059 .926 .319 .016

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P4 Pearson Correlation .346** .281** .413** 1 .344** .469** .188* -.073 .081 .230** .093 -.111 .254** .019 -.107 .514**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .022 .377 .329 .005 .263 .178 .002 .820 .194 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

98
P5 Pearson Correlation .284** .227** -.104 .344** 1 .415** .249** -.022 .020 .374** .034 -.252** .039 -.282** -.301** .315**

Sig. (2-tailed) .000 .006 .209 .000 .000 .002 .794 .805 .000 .683 .002 .636 .001 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P6 Pearson Correlation .315** -.032 .144 .469** .415** 1 -.021 -.067 .168* .183* .220** -.077 -.015 -.366** .026 .332**

Sig. (2-tailed) .000 .699 .081 .000 .000 .799 .418 .041 .026 .007 .351 .860 .000 .757 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P7 Pearson Correlation .023 -.011 -.066 .188* .249** -.021 1 .313** .292** .309** -.070 .190* .486** .376** -.080 .532**

Sig. (2-tailed) .784 .897 .423 .022 .002 .799 .000 .000 .000 .401 .020 .000 .000 .335 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P8 Pearson Correlation .054 -.087 -.157 -.073 -.022 -.067 .313** 1 .196* .212** -.209* .084 .464** .273** .345** .437**

Sig. (2-tailed) .515 .293 .057 .377 .794 .418 .000 .017 .010 .011 .308 .000 .001 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P9 Pearson Correlation .203* -.122 .098 .081 .020 .168* .292** .196* 1 .441** .182* .075 -.012 .256** .188* .512**

Sig. (2-tailed) .013 .138 .235 .329 .805 .041 .000 .017 .000 .027 .363 .889 .002 .022 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P10 Pearson Correlation .515** .360** -.071 .230** .374** .183* .309** .212** .441** 1 .410** -.128 .152 .141 .044 .706**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .393 .005 .000 .026 .000 .010 .000 .000 .120 .065 .087 .593 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P11 Pearson Correlation .374** .329** .085 .093 .034 .220** -.070 -.209* .182* .410** 1 -.167* -.179* -.276** -.048 .298**

99
Sig. (2-tailed) .000 .000 .304 .263 .683 .007 .401 .011 .027 .000 .043 .030 .001 .565 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P12 Pearson Correlation -.160 -.181* -.161* -.111 -.252** -.077 .190* .084 .075 -.128 -.167* 1 .214** .390** .286** .144

Sig. (2-tailed) .052 .028 .050 .178 .002 .351 .020 .308 .363 .120 .043 .009 .000 .000 .081

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P13 Pearson Correlation -.023 .020 -.156 .254** .039 -.015 .486** .464** -.012 .152 -.179* .214** 1 .339** .234** .484**

Sig. (2-tailed) .786 .813 .059 .002 .636 .860 .000 .000 .889 .065 .030 .009 .000 .004 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P14 Pearson Correlation -.080 -.011 -.008 .019 -.282** -.366** .376** .273** .256** .141 -.276** .390** .339** 1 .201* .348**

Sig. (2-tailed) .337 .894 .926 .820 .001 .000 .000 .001 .002 .087 .001 .000 .000 .014 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

P15 Pearson Correlation .249** -.149 -.082 -.107 -.301** .026 -.080 .345** .188* .044 -.048 .286** .234** .201* 1 .320**

Sig. (2-tailed) .002 .070 .319 .194 .000 .757 .335 .000 .022 .593 .565 .000 .004 .014 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

TOTAL SKOR Pearson Correlation .567** .337** .197* .514** .315** .332** .532** .437** .512** .706** .298** .144 .484** .348** .320** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .016 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .081 .000 .000 .000

N 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148

**. Correlation is significant at the 0.01 level


(2-tailed).

100
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).

101
4. Reliabilitas Citra Tubuh

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.734 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

P1 31.74 61.376 -.438 .773

P2 32.14 51.478 .568 .708

P3 32.29 50.180 .581 .702

P4 32.55 52.630 .387 .720

P5 32.57 51.512 .500 .711

P6 32.22 49.440 .707 .693

P7 32.53 50.142 .633 .699

P8 32.47 49.407 .689 .694

P9 32.57 50.438 .611 .702

TOTAL SKOR 17.12 14.420 1.000 .723

5. Reliabilitas Teman sebaya

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.754 6

102
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

P1 17.86 13.533 .392 .748

P2 17.87 13.677 .394 .750

P3 18.45 12.249 .598 .709

P4 18.51 11.571 .692 .685

P5 17.91 12.598 .577 .717

TOTAL SKOR 10.07 3.859 1.000 .642

6. Reliabilitas perilaku makan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.690 16

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

P1 57.41 46.610 .525 .669

P2 57.47 47.924 .275 .681

P3 57.01 48.796 .112 .691

P4 57.37 47.092 .463 .673

P5 57.52 47.748 .230 .683

P6 57.47 48.414 .279 .683

P7 57.74 46.165 .471 .668

P8 57.71 46.466 .350 .674

P9 57.30 46.333 .453 .669

P10 57.55 43.378 .653 .647

P11 57.30 47.843 .209 .684

P12 57.40 49.479 .081 .692

P13 57.94 46.398 .411 .671

103
P14 57.72 47.497 .269 .680

P15 57.55 47.542 .229 .683

TOTAL SKOR 29.75 12.597 .998 .630

104
Lampiran 7

Tabulasi Kualitas Instrumen

1. Variabel citra tubuh

Citra tubuh
Responden
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
R1 3 2 3 3 1 3 3 3 1
R2 3 1 3 1 1 1 1 3 1
R3 2 2 2 2 2 1 1 2 2
R4 3 2 1 2 1 2 1 2 1
R5 3 3 2 1 2 3 3 3 2
R6 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R7 2 3 2 3 1 1 1 1 1
R8 3 2 1 1 1 1 1 1 1
R9 3 3 1 1 1 3 1 1 1
R10 3 3 1 1 1 1 1 1 1
R11 3 2 2 2 1 2 1 2 2
R12 2 3 3 3 3 3 2 3 3
R13 2 3 2 3 1 1 1 1 1
R14 3 2 1 1 1 1 1 1 1
R15 2 2 3 3 2 2 1 2 3
R16 2 2 3 3 2 2 1 1 2
R17 2 2 1 3 2 3 2 3 1
R18 3 3 3 1 2 2 1 1 1
R19 1 3 3 3 3 3 3 3 1
R20 2 2 3 3 1 3 1 3 2
R21 2 2 3 1 3 3 3 3 3
R22 3 1 1 1 1 1 1 1 1
R23 2 3 2 2 3 3 3 3 3
R24 3 2 2 1 2 2 2 2 1

105
R25 2 3 2 1 3 2 1 2 1
R26 2 2 3 1 1 2 2 2 3
R27 2 2 1 1 1 2 3 3 3
R28 2 2 3 3 1 1 2 2 2
R29 3 1 1 1 1 2 2 1 1
R30 3 1 2 1 2 1 1 1 1
R31 3 1 3 1 2 1 1 1 1
R32 3 2 3 2 2 3 3 3 3
R33 2 2 2 2 3 2 2 2 2
R34 3 2 3 1 3 3 1 2 3
R35 2 2 1 2 1 2 2 2 1
R36 3 2 1 1 3 1 1 1 1
R37 2 2 1 1 3 2 2 2 1
R38 3 2 1 1 2 2 1 3 1
R39 2 2 3 1 3 3 2 2 2
R40 3 2 1 2 1 1 2 1 1
R41 3 2 2 2 1 1 1 1 1
R42 2 3 3 1 3 3 3 2 2
R43 3 2 1 2 1 1 2 2 1
R44 3 1 1 1 1 1 1 1 1
R45 3 3 3 1 2 2 1 1 1
R46 3 3 2 2 1 2 2 2 2
R47 3 3 2 2 1 2 2 2 2
R48 3 2 1 2 1 1 2 2 1
R49 3 2 2 1 1 2 1 3 1
R50 2 2 2 1 2 2 1 2 2
R51 2 3 3 1 2 3 2 2 2
R52 2 2 3 1 3 3 2 2 2
R53 1 3 3 3 3 3 3 3 1
R54 2 1 1 2 1 2 1 2 2
R55 2 2 1 2 2 2 2 2 2
R56 2 2 2 2 2 3 3 3 3

106
R57 2 3 3 3 2 3 3 3 3
R58 1 3 3 3 3 3 3 3 3
R59 3 1 1 1 1 2 2 2 1
R60 2 3 2 1 2 2 1 1 2
R61 3 1 1 3 3 3 3 1 2
R62 3 2 2 1 1 2 2 1 3
R63 3 1 1 1 1 2 2 1 1
R64 3 2 2 2 2 2 1 1 2
R65 3 1 1 1 1 2 2 2 1
R66 2 3 2 1 2 2 1 1 2
R67 3 3 3 3 2 3 3 2 3
R68 3 1 2 1 2 1 1 1 1
R69 2 3 3 3 2 3 3 3 3
R70 3 1 3 1 2 1 1 1 1
R71 3 3 2 1 2 3 3 3 2
R72 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R73 3 3 3 1 2 3 2 3 3
R74 3 2 1 1 3 2 1 1 1
R75 3 2 1 2 1 2 1 2 1
R76 3 3 3 3 3 3 3 3 2
R77 2 3 3 3 3 3 2 3 3
R78 2 3 2 3 1 1 1 1 1
R79 1 3 2 3 2 2 1 2 2
R80 2 2 1 1 2 1 1 1 1
R81 2 3 1 2 2 1 2 1 2
R82 3 2 2 2 1 2 1 2 2
R83 2 2 2 1 3 3 2 2 2
R84 3 1 1 1 1 1 2 1 1
R85 3 2 1 2 1 2 1 2 1
R86 3 3 3 3 3 3 3 3 2
R87 3 3 1 1 1 1 1 1 1
R88 3 2 2 2 1 2 1 2 2

107
R89 3 3 1 1 1 3 1 1 1
R90 3 1 1 1 1 3 1 1 1
R91 3 3 3 1 2 2 1 1 1
R92 2 3 2 3 1 3 2 3 1
R93 2 2 1 1 3 2 2 2 1
R94 2 2 3 1 3 3 2 2 2
R95 3 2 1 2 1 1 2 1 1
R96 3 2 2 2 1 1 1 1 1
R97 3 3 3 1 2 2 1 1 1
R98 2 3 2 3 1 3 2 3 1
R99 2 2 1 1 3 2 2 2 1
R100 3 2 1 1 2 2 1 3 1
R101 3 2 2 2 1 1 1 1 1
R102 2 3 3 1 3 3 3 2 2
R103 3 1 1 1 1 3 2 1 1
R104 3 3 2 2 1 2 2 2 2
R105 3 2 1 2 1 1 2 2 1
R106 3 1 1 1 1 1 1 1 1
R107 3 2 3 2 1 2 2 2 2
R108 1 3 3 3 3 3 3 3 1
R109 3 1 2 3 1 1 1 1 1
R110 2 3 2 2 3 3 3 3 3
R111 3 2 1 2 1 1 2 1 1
R112 3 2 2 2 1 1 1 1 1
R113 3 1 1 1 1 1 1 1 1
R114 3 1 2 3 1 1 1 1 1
R115 3 1 1 1 1 1 1 1 1
R116 3 1 2 1 1 1 1 1 1
R117 2 3 2 3 2 2 2 2 2
R118 1 2 1 2 2 2 1 1 1
R119 2 2 3 2 2 2 1 1 2
R120 2 2 3 2 2 3 1 2 3

108
R121 3 1 1 1 1 1 1 1 1
R122 3 1 2 1 1 1 1 1 1
R123 2 2 3 2 2 3 1 1 1
R124 2 3 1 1 3 3 1 1 2
R125 2 2 2 3 1 1 1 1 2
R126 3 1 1 1 1 1 1 1 1
R127 3 2 3 2 1 2 2 2 2
R128 3 1 1 2 1 1 3 1 3
R129 2 2 3 1 1 2 2 2 3
R130 2 2 1 1 1 2 3 3 3
R131 2 2 3 2 2 3 1 1 1
R132 2 3 1 1 3 3 1 1 2
R133 2 2 3 1 1 2 2 2 3
R134 2 2 1 1 1 2 3 3 3
R135 2 2 3 3 1 1 2 2 2
R136 3 1 1 1 1 2 2 1 1
R137 3 2 3 1 1 2 3 1 2
R138 3 1 1 1 1 2 2 1 1
R139 3 2 2 2 2 2 1 1 2
R140 2 2 3 2 2 3 1 1 1
R141 3 2 3 1 1 2 3 1 2
R142 1 2 1 1 1 2 1 2 1
R143 3 2 2 2 2 2 1 1 2
R144 3 3 2 2 2 2 3 3 3
R145 2 2 2 2 2 3 3 3 3
R146 2 3 3 3 2 3 3 3 3
R147 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R148 3 1 1 1 1 2 1 1 3
RHitung -0.374 0.629 0.651 0.474 0.575 0.756 0.692 0.742 0.672
RTabel 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabel 0.734

109
2. Variabel teman sebaya

Citra tubuh
Responden
P1 P2 P3 P4 P5
R1 2 2 1 1 2
R2 2 2 1 1 2
R3 2 2 1 1 2
R4 3 3 1 1 2
R5 2 2 1 1 2
R6 2 2 1 1 1
R7 3 3 1 1 2
R8 2 2 1 1 2
R9 2 2 2 2 2
R10 2 2 1 1 2
R11 2 2 1 1 2
R12 2 2 1 1 2
R13 2 2 2 2 2
R14 2 2 2 2 2
R15 2 2 1 1 2
R16 2 2 2 1 2
R17 2 2 1 1 2
R18 2 2 2 2 3
R19 3 3 1 2 2
R20 3 3 1 1 1
R21 3 3 2 1 3
R22 2 2 1 2 2
R23 2 2 1 1 2
R24 3 3 2 1 1

110
R25 3 3 1 3 2
R26 2 3 1 1 2
R27 2 2 2 1 2
R28 3 3 2 1 3
R29 2 2 1 2 2
R30 3 3 1 2 2
R31 3 3 2 1 1
R32 3 3 1 1 1
R33 3 3 2 1 3
R34 2 2 1 1 2
R35 2 2 2 2 2
R36 2 3 1 1 2
R37 2 2 2 2 2
R38 2 2 2 3 2
R39 2 2 1 1 2
R40 2 2 1 1 2
R41 3 2 2 2 2
R42 1 2 2 1 2
R43 3 1 2 1 3
R44 3 3 3 3 3
R45 2 2 2 1 1
R46 2 2 1 2 2
R47 2 2 1 1 2
R48 2 3 1 1 2
R49 2 2 3 3 3
R50 2 2 3 2 3
R51 1 2 2 1 2
R52 3 2 1 1 1
R53 2 2 1 1 1
R54 3 2 2 2 3
R55 1 2 2 1 2
R56 1 1 2 2 3

111
R57 2 2 1 1 3
R58 3 2 1 1 2
R59 3 2 1 2 2
R60 3 2 1 2 2
R61 1 1 2 2 3
R62 2 2 2 2 2
R63 2 2 3 2 2
R64 2 2 2 2 3
R65 2 2 2 2 2
R66 2 2 2 1 2
R67 2 2 1 1 2
R68 2 2 2 2 2
R69 2 2 1 1 3
R70 3 2 1 2 2
R71 2 2 2 1 2
R72 3 2 2 2 3
R73 1 1 2 2 3
R74 2 2 1 1 2
R75 2 2 1 1 2
R76 2 2 1 1 2
R77 2 2 1 1 3
R78 2 2 2 2 2
R79 3 3 1 2 2
R80 3 3 3 1 2
R81 3 3 3 2 3
R82 3 2 2 2 2
R83 2 2 1 1 2
R84 2 2 3 1 2
R85 2 2 2 2 3
R86 3 3 3 1 2
R87 3 3 3 2 3
R88 3 3 2 1 2

112
R89 3 3 1 2 3
R90 3 3 3 3 3
R91 3 3 3 3 3
R92 2 2 1 1 2
R93 2 2 2 1 2
R94 2 2 1 1 1
R95 2 2 2 2 3
R96 3 3 1 2 2
R97 3 3 1 1 1
R98 3 3 3 3 3
R99 2 2 1 1 1
R100 2 3 1 1 2
R101 2 2 2 2 2
R102 3 3 2 1 3
R103 2 3 1 1 2
R104 2 2 2 2 2
R105 2 2 2 1 2
R106 2 2 1 1 1
R107 2 2 2 2 2
R108 2 2 2 3 2
R109 2 3 2 3 3
R110 2 2 1 1 2
R111 3 2 2 2 2
R112 2 2 3 2 2
R113 1 2 2 1 2
R114 3 1 2 1 3
R115 3 3 3 3 3
R116 3 2 1 1 1
R117 3 2 2 3 3
R118 3 2 3 3 3
R119 2 3 1 1 3
R120 3 2 2 1 3

113
R121 2 3 2 3 3
R122 2 2 2 2 3
R123 2 3 2 3 3
R124 2 2 2 2 2
R125 2 2 2 2 3
R126 2 3 2 3 3
R127 2 3 2 2 3
R128 2 2 2 2 2
R129 2 3 2 3 3
R130 3 2 1 2 1
R131 2 3 2 3 3
R132 2 2 2 1 2
R133 2 2 1 1 2
R134 2 2 1 1 2
R135 2 2 2 2 3
R136 2 2 2 2 2
R137 3 3 2 2 3
R138 2 2 2 1 2
R139 2 2 1 1 2
R140 3 2 2 3 3
R141 3 2 3 3 3
R142 3 3 1 2 2
R143 2 3 2 2 2
R144 1 2 2 1 2
R145 2 3 2 3 3
R146 2 2 2 1 2
R147 2 2 1 1 2
R148 2 2 2 2 3
RHitung 0.508 0.502 0.700 0.780 0.675
RTabel 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614 0.1614
Status Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabel 0.754

114
3. Variabel perilaku makan

Citra tubuh
Responden
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
R1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
R2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3
R3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3
R4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2
R5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R6 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3
R7 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
R8 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2
R9 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2
R10 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2
R11 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R12 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3
R13 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R14 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
R15 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2
R16 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3
R17 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2
R18 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2
R19 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 1
R20 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R21 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R22 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3
R23 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1
R24 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1
R25 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1
R26 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1
R27 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1
R28 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2

115
R29 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1
R30 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
R31 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R32 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R33 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
R34 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
R35 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R36 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2
R37 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
R38 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2
R39 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3
R40 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2
R41 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1
R42 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1
R43 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1
R44 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
R45 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R46 2 2 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2
R47 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 2
R48 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
R49 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R50 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2
R51 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2
R52 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2
R53 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3
R54 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3
R55 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
R56 2 1 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 1 2 2
R57 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 3
R58 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R59 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2
R60 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1

116
R61 2 2 3 2 1 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2
R62 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3
R63 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R64 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
R65 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
R66 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
R67 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
R68 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2
R69 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R70 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R71 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3
R72 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2
R73 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2
R74 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2
R75 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3
R76 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1
R77 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R78 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3
R79 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1
R80 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1
R81 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1
R82 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3
R83 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3
R84 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 1 1 1 1
R85 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1
R86 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3
R87 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1
R88 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
R89 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1
R90 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3
R91 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2
R92 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2

117
R93 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
R94 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2
R95 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3
R96 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3
R97 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3
R98 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3
R99 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
R100 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
R101 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2
R102 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R103 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3
R104 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
R105 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
R106 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2
R107 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 1
R108 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3
R109 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3
R110 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R111 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R112 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
R113 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2
R114 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2
R115 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
R116 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2
R117 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R118 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
R119 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2
R120 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R121 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R122 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2
R123 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3
R124 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1

118
R125 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 1 1 1
R126 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1
R127 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1
R128 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 1 1 1 1
R129 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1
R130 1 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1
R131 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1
R132 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2
R133 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 1
R134 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2
R135 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1
R136 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
R137 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
R138 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2
R139 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3
R140 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1
R141 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 1 1 1 1
R142 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1
R143 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2
R144 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3
R145 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
R146 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2
R147 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2
R148 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
RHitung 0.567 0.337 0.197 0.514 0.315 0.332 0.532 0.437 0.512 0.706 0.298 0.144 0.484 0.348 0.320
RTabel 0.1614 0.161 0.161 0.161 0.161 0.161 0.161 0.161 0.1614 0.161 0.161 0.1614 0.161 0.1614 0.1614
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Valid
Reliabel 0.690

119
120
Lampiran 8

Uji Normalitas

1. Variabel perilaku makan


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

P1 .288 148 .000 .791 148 .000


P2 .480 148 .000 .491 148 .000
P3 .509 148 .000 .409 148 .000
P4 .429 148 .000 .633 148 .000
P5 .446 148 .000 .548 148 .000
P6 .413 148 .000 .645 148 .000
P7 .359 148 .000 .711 148 .000
P8 .341 148 .000 .727 148 .000
P9 .459 148 .000 .579 148 .000
P10 .295 148 .000 .770 148 .000
P11 .321 148 .000 .751 148 .000
P12 .493 148 .000 .493 148 .000
P13 .360 148 .000 .714 148 .000
P14 .425 148 .000 .611 148 .000
P15 .356 148 .000 .717 148 .000

a. Lilliefors Significance Correction

2. Variabel citra tubuh


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

P1 .344 148 .000 .710 148 .000


P2 .306 148 .000 .780 148 .000
P3 .261 148 .000 .775 148 .000
P4 .273 148 .000 .781 148 .000
P5 .267 148 .000 .787 148 .000
P6 .210 148 .000 .808 148 .000
P7 .214 148 .000 .806 148 .000
P8 .291 148 .000 .774 148 .000
P9 .233 148 .000 .801 148 .000

a. Lilliefors Significance Correction

121
3. Variabel teman sebaya
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

P1 .352 148 .000 .743 148 .000


P2 .316 148 .000 .764 148 .000
P3 .374 148 .000 .685 148 .000
P4 .373 148 .000 .699 148 .000
P5 .382 148 .000 .708 148 .000

a. Lilliefors Significance Correction

122
Lampiran 9

Output SPSS

1. Karakteristik Responden

a. Variabel umur
UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17-19 25 16.9 16.9 16.9

20-22 75 50.7 50.7 67.6

>22 48 32.4 32.4 100.0

Total 148 100.0 100.0


b. Variabel daerah asal
DAERAH ASAL

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid GORONTALO 88 59.5 59.5 59.5

LUAR GORONTALO 60 40.5 40.5 100.0

Total 148 100.0 100.0

2. Analisis Univariat
a. Variabel citra tubuh
KATEGORI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid NEGATIF 90 60.8 60.8 60.8

POSITIF 58 39.2 39.2 100.0

Total 148 100.0 100.0

b. Variabel teman sebaya


KATEGORI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid LEMAH 67 45.3 45.3 45.3

KUAT 81 54.7 54.7 100.0

Total 148 100.0 100.0

123
c. Variabel perilaku makan
KATEGORI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PERILAKU MAKAN TIDAK


88 59.5 59.5 59.5
BAIK

PERILAKU MAKAN BAIK 60 40.5 40.5 100.0

Total 148 100.0 100.0

3. Analisis Bivariat dan Uji Chi Square


a. Hubungan citra tubuh dengan perilaku makan
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.471a 1 .004

Continuity Correctionb 7.502 1 .006

Likelihood Ratio 8.461 1 .004

Fisher's Exact Test .006 .003

Linear-by-Linear Association 8.414 1 .004

N of Valid Casesb 148

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,51.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab

KATEGORI

PERILAKU PERILAKU
MAKAN BURUK MAKAN BAIK Total

KATEGORI NEGATIF Count 62 28 90

% within KATEGORI 68.9% 31.1% 100.0%

% of Total 41.9% 18.9% 60.8%

POSITIF Count 26 32 58

% within KATEGORI 44.8% 55.2% 100.0%

% of Total 17.6% 21.6% 39.2%

Total Count 88 60 148

124
% within KATEGORI 59.5% 40.5% 100.0%

% of Total 59.5% 40.5% 100.0%

b. Hubungan teman sebaya dengan perilaku makan

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.837a 1 .003

Continuity Correctionb 7.865 1 .005

Likelihood Ratio 8.888 1 .003

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear Association 8.777 1 .003

N of Valid Casesb 148

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27,16.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab

KATEGORI

PERILAKU PERILAKU
MAKAN BURUK MAKAN BAIK Total

KATEGORI LEMAH Count 31 36 67

% within KATEGORI 46.3% 53.7% 100.0%

% of Total 20.9% 24.3% 45.3%

KUAT Count 57 24 81

% within KATEGORI 70.4% 29.6% 100.0%

% of Total 38.5% 16.2% 54.7%

Total Count 88 60 148

% within KATEGORI 59.5% 40.5% 100.0%

% of Total 59.5% 40.5% 100.0%

125
Lampiran 10

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Menjelaskan petunjuk dan cara pengisian kuesioner

Gambar 2. Pembagian kuesioner kepada responden

126
Gambar 3. Foto bersama responden di kost Putri Citra Ayu

Gambar 4. Foto bersama responden di kost Green House

127
Gambar 5. Foto bersama responden di kost Putri Andika

128
Gambar 6. Foto bersama responden di kost Wisma Amal 1

PERTUJUAN ARTIKEL

129
Lampiran 11
SUMMARY

HUBUNGAN CITRA TUBUH DAN TEMAN SEBAYA DENGAN


PERILAKU MAKAN PADA MAHASISWI DI KOST SEKITAR
WILAYAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

THE CORRELATION BETWEEN BODY IMAGE AND PEERS WITH


EATING BEHAVIOER ON STUDENTS AT DORMITORIES AROUND
STATE UNIVERSITY OF GORONTALO AREA
Nadila Kaili1, Sunarto Kadir2, Sylva Flora Ninta Tarigan3
1
Jurusan Kesehatan Masyrakat, FOK UNG, Gorontalo
e-mail: lhilakaili@gmail.com
2
Fakultas Olahraga dan Kesehatan UNG, Gorontalo
e-mail: sunarto.kadir@yahoo.co.id
3
Fakultas Olahraga dan Kesehatan UNG, Gorontalo
e-mail: floraninta@gmail.com

Abstrak
Perilaku makan dipengaruhi faktor eksternal yaitu pengaruh teman sebaya dan
faktor internal yaitu persepsi body image/citra tubuh. Perilaku makan adalah tingkah laku
individu dalam memenuhi kebutuhan makanan meliputi sikap, kepercayaan serta pilihan
makanan. Rumusan masalah bagaimana hubungan citra tubuh dan teman sebaya dengan
perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan citra tubuh dan teman sebaya dengan
perilaku makan pada mahasiswi di kost sekitar wilayah Universitas Negeri Gorontalo.
Penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi mahasiswi
yang tinggal di kost dengan penentuan sampel menggunakan Proportional Sampling.
Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian variabel citra tubuh paling banyak citra tubuh negatif sebanyak 90
responden atau 60,8%. sedangkan citra tubuh positif terdapat sebanyak 58 responden atau
39,2%. Selanjutnya variabel teman sebaya paling banyak teman sebaya kuat sebanyak 81
responden atau 54,7%. Sedangkan teman sebaya lemah sebanyak 67 responden atau
45,3%. Variabel perilaku makan paling banyak pada kategori perilaku makan tidak baik
sebanyak 88 responden atau 59,5%. Sedangkan untuk perilaku makan baik
sebanyak 60 responden atau 40,5%.
Analisis chi square diperoleh variabel yang berhubungan dengan perilaku makan
pada mahasiswi adalah citra tubuh (p= 0,004), dan teman sebaya (p= 0,003). Simpulan
terdapat hubungan citra tubuh dan teman sebaya dengan perilaku makan pada mahasiswi
di kost sekitar Universitas Negeri Gorontalo. Bagi mahasiswi disarankan meningkatkan
persepsi yang baik ke diri mereka sendiri, memperhatikan makanan yang dikonsumsi,
memilih sendiri makanannya tanpa mengikuti teman, dan didasarkan pada kandungan
gizi.

Kata Kunci : Citra Tubuh; Perilaku; Teman Sebaya

130
1. PENDAHULUAN termasuk perilaku makannnya (Nelvi
Perilaku makan dapat diartikan dan Raudatussalamah, 2016).
sebagai suatu tingkah laku yang Perubahan perilaku makan juga
dilakukan oleh seseorang untuk didapatkan terjadi pada mahasiswi,
memenuhi kebutuhan makan. dimana mahasiswi merupakan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, kelompok individu pada tahapan
persepsi, sikap dan praktik terhadap remaja. Saat ini sebagian besar
makanan serta unsur-unsur yang mahasiswi yang kuliah di Kota
terkandung di dalamnya (gizi, Gorontalo berasal dari luar daerah,
vitamin), dan pengelolaan makanan dengan kondisi yang demikian maka
yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswi diharuskan untuk tetap
tubuh. Pada usia remaja ini banyak tinggal di Kota Gorontalo sampai
terjadi perubahan fisik maupun dengan wisuda. Sehingga mahasiswi
psikisnya. Sehingga dapat akan memilih untuk tinggal di kost
mempengaruhi tingkah lakunya yang dekat dengan kampus. Pola
makan mahasiswi yang lebih

131
mementingkan kepraktisan perlu resiko penyakit tidak menular,
mendapat perhatian khusus. seperti penyakit kardiovaskular
Konsumsi makanan mahasiswi lebih (penyakit jantung dan pembuluh
ke makanan yang tidak sehat, sering darah, stroke dan hipertensi),
tidak teratur, lebih sering jajan, dan penyakit diabetes serta penyakit
sering tidak makan pagi maupun kanker (Kemenkes RI, 2014).
makan siang (Adriani dan Bambang Berdasarkan Riset Kesehatan
2012). Hal yang sering terlihat pada Dasar (Riskesdas) tahun 2010,
remaja yaitu remaja kurang didapatkan hasil sebesar 16,9%-50%
mempedulikan jam makan, bahkan anak usia sekolah dan remaja yang
sarapan pagi sering ditinggalkan, tidak biasa sarapan, sedangkan untuk
sehingga banyak remaja yang orang dewasa yang tidak biasa
menderita gastritis. sarapan yaitu sebesar 31,2%.
Pada saat ini sudah banyak Menurut Hardiansyah dalam Kadir
terdapat restaurant ataupun tempat- (2019) melewatkan sarapan ataupun
tempat yang mudah dijumpai di konsumsi sarapan yang tidak
pinggir jalanan yang menjual fast memadai dapat menyebabkan defisit
foodatau makanan cepat saji. zat gizi. Berdasarkan penelitian yang
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh Pujiati, Dkk (2015) di
dilakukan oleh Nielsen (dalam Riau, diperoleh hasil sebesar 60,9%
Ewin, Dkk, 2015) didapatkan data mempunyai perilaku makan tidak
bahwa 69% masyarakat kota di baik, hal ini disebabkan karena pola
Indonesia mengkonsumsi fast food. perilaku makan yang tidak teratur.
Berdasarkan hasil riset Berdasarkan observasi awal
kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) dengan melakukan wawancara yang
proporsi nasional perilaku kurang telah dilakukan di Kost Wisma Amal
konsumsi sayur dan buah sebesar 1 sebelumnya, didapatkan hasil
93,5%. Provinsi Gorontalo berada bahwa 6 dari 10 mahasiswi memiliki
dalam urutan ke-10 perilaku kurang frekuensi makannya dua kali sehari,
konsumsi sayur dan buah yaitu selain itu sebanyak 8 dari 10
sebesar 93,0%. Selain itu proporsi mahasiswi tidak melakukan sarapan
penduduk usia ≥ 10 tahun menurut pagi, kemudian 7 dari 10 mahasiswi
proporsi makanan beresiko penduduk mempunyai kebiasaan
usia ≥ 10 tahun yang mengkonsumsi mengkonsumsi makanan cepat saji,
makanan beresiko paling banyak dan sebanyak 9 dari 10 mahasiswi
mengkonsumsi bumbu penyedap kurang mengkonsumsi buah dan
sebesar 77,3%, diikuti dengan sayur.
konsumsi makanan manis sebesar Berdasarkan obesevasi awal
53,1%, dan makanan berlemak dengan melakukan wawancara yang
sebesar 40,7%. telah dilakukan di Kost Green House
Tingginya angka konsumsi didapatkan hasil bahwa, 6 dari 10
makanan yang mengandung bumbu mahasiswi memiliki frekuensi makan
penyedap dan makanan manis tentu hanya dua kali sehari, selain itu
dapat menimbulkan masalah sebanyak 7 dari 10 mahasiswi yang
beberapa gangguan penyakit. Gizi tidak melakukan sarapan pagi,
yang tidak baik dapat meningkatkan kemudian 7 dari 10 mahasiswi

132
kurang mengkonsumsi buah dan menggunakan rumus Slovin dengan
sayur, dan 8 dari 10 mahasiswi jumlah yang diperoleh yaitu 148
mempunyai kebiasaan responden. Teknik sampling dalam
mengkonsumsi makanan cepat saji. penelitian ini menggunakan teknik
Berdasarkan observasi awal Proportional Sampling. Analisis data
yang telah dilakukan dengan menggunakan menggunakan bantuan
melakukan wawancara di Kost Putri computer dengan bantuan program
Andika, didapatkan hasil 7 dari 10 SPSS 16 yang meliputi analisis
mahasiswi memiliki frekuensi makan univariat, analisis bivariate, dan uji
hanya dua kali sehari, selain itu chi-square.
sebanyak 7 dari 10 mahasiswi tidak
melakukan sarapan pagi, kemudian 8 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari 10 mahasiswi kurang 3.1 Hasil Penelitian
mengkonsumsi buah dan sayur, dan 6 3.1.1 Karakteristik Responden
dari 10 mahasiswi mempunyai a. Distribusi responden
kebiasaan mengkonsumsi makanan berdasarkan umur
cepat saji. Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, diperoleh
yang telah dilakukan dengan distribusi responden berdasarkan
melakukan wawancara di Kost Putri kelompok umur pada tabel 4.1
Citra Ayu didapatkan hasil 7 dari 10 berikut ini:
mahasiswi memiliki frekuensi makan Tabel 4.1 Distribusi Responden
hanya dua kali sehari, selaintu Berdasarkan Kelompok Umur Di
sebanyak 7 dari 10 mahasiswi tidak Kost Wilayah Sekitar Universitas
melakukan sarapan pagi, kemudian 6 Negeri Gorontalo
dari 10 mahasiswi kurang
mengkonsumsi buah dan sayur, dan 6 Kelompok Umur Frekuensi
dari 10 mahasiswi mempunyai (Tahun) N %
kebiasaan mengkonsumsi makanan 17-19 25 16,9
cepat saji. 20-22 75 50,7
22-24 48 32,4
2. METODE Total 148 100
Penelitian ini dilaksakan di Sumber: Data Primer, 2020.
empat lokasi kost yang berbeda yang Berdasarkan tabel 4.1 tentang
berada di sekitar wilayah Universitas distribusi responden berdasarkan
Negeri Gorontalo, yaitu Kost Wisma kelompok umur diketahui bahwa dari
Amal 1, Kost GreenHouse, Kost 148 responden didapatkan hasil umur
Putri Andika, dan Kost Putri Citra yang tertinggi terdapat pada
Ayu. Penelitian ini dilaksanakan kelompok umur 20-22 tahun yaitu
pada bulan maret 2020. Penelitian ini sebanyak 75 responden (50,7%)
menggunakan metode survey analitik sedangkan yang terendah yaitu
dengan pendekatan cross sectional. terdapat responden dalam kelompok
Populasi dalam penelitian ini umur 17-19 tahun yaitu sebanyak 25
yakni mahasiswi yang tinggal di responden (16,9%).
empat kost tersebut, dengan sampel b. Distribusi responden
yang ditentukan dengan berdasarkan daerah asal

133
Berdasarkan hasil penelitian negatif sebanyak 90 responden
yang telah dilakukan, diperoleh (60,8%) sedangkan citra tubuh
distribusi responden berdasarkan positif sebanyak 58 responden
daerah asal pada tabel 4.2 berikut ini: (39,2%).
Tabel 4.2 Distribusi Responden b. Distribusi responden
Berdasarkan Daerah Asal Di Kost berdasarkan peran teman sebaya
Sekitar Wilayah Universitas Negeri Berdasarkan hasil penelitian
Gorontalo yang telah dilakukan, diperoleh
Frekuensi distribusi responden berdasarkan
Daerah Asal
n % peran teman sebaya pada tabel 4.4
Gorontalo 88 59,5 berikut ini:
Luar Gorontalo 60 40,5
Total 148 100 Frekuensi
Teman Sebaya
Sumber: Data Primer, 2020. n %
Berdasarkan tabel 4.2 tentang Lemah 67 45,3
distribusi responden berdasarkan Kuat 81 54,7
daerah asal diketahui bahwa dari 148 Total 148 100
reponden didapatkan hasil daerah Sumber: Data Primer, 2020.
asal yang tertinggi yaitu daerah asal Berdasarkan tabel 4.4 tentang
Gorontalo sebanyak 88 responden distribusi responden berdasarkan
(59,5%) sedangkan daerah asal luar peran teman sebaya diketahui bahwa
Gorontalo sebanyak 60 responden dari 148 responden didapatkan peran
(40,5%). teman sebaya tertinggi yaitu peran
3.1.2 Analisis Univariat teman sebaya kuat sebanyak 81
a. Distribusi responden responden (54,7%), sedangkan peran
berdasarkan citra tubuh teman sebaya lemah sabanyak 67
Berdasarkan hasil penelitian responden (45,3%).
yang telah dilakukan, diperoleh c. Distribusi responden
distribusi responden berdasarkan berdasarkan peran teman sebaya
citra tubuh pada tabel 4.3 berikut ini: Berdasarkan hasil penelitian
Tabel 4.3 Distribusi Responden yang telah dilakukan, diperoleh
Berdasarkan Citra Tubuh Di Kost distribusi responden berdasarkan
Sekitar Wilayah Universitas Negeri perilaku makan pada tabel 4.5
Gorontalo berikut ini:
Tabel 4.5 Distribusi Responden
Frekuensi Berdasarkan Perilaku Makan Di Kost
Citra Tubuh
n % Sekitar Wilayah Universitas Negeri
Citra Tubuh Negatif 90 60,8 Gorontalo
Citra Tubuh Positif 58 39,2 Frekuensi
Total 148 100 Perilaku Makan
n %
Sumber: Data Primer, 2020. Tidak Baik 88 59,5
Berdasarkan tabel 4.3 tentang Baik 60 40,5
distribusi resonden berdasarkan citra Total 148 100
tubuh diketahui bahwa dari 148 Sumber: Data Primer, 2020.
responden didapatkan hasil citra Berdasarkan tabel 4.5 dan
tubuh tertinggi yaitu citra tubuh Gambar 4.5 tentang distribusi

134
responden berdasarkan perilaku b. Hubungan Peran Teman Sebaya
makan diketahui bahwa dari 148 Dengan Perilaku Makan Pada
responden didapatkan perilaku Mahasiswi Di Kost Sekitar
makan tertinggi yaitu perilaku makan Wilayah Universitas Negeri
tidak baik sebanyak 88 responden Gorontalo
(59,5%) sedangkan perilaku makan Berdasarkan penelitian yang
baik sebanyak 60 responden (40,5%). telah dilakukan diperoleh distribusi
3.1.3 Analisis Bivariat responden berdasarkan teman sebaya
a. Hubungan Citra Tubuh Dengan dengan perilaku makan pada
Perilaku Makan Pada Mahasiswi mahasiswi di kost sekitar wilayah
Di Kost Sekitar Wilayah universitas negeri gorontalo pada
Universitas Negeri Gorontalo tabel 4.7 berikut ini:
Berdasarkan penelitian yang Tabel 4.7 Hasil Analisis
telah dilakukan diperoleh distribusi Hubungan Teman Sebaya Dengan
responden berdasarkan citra tubuh Perilaku Makan Pada Mahasiswi Di
dengan perilaku makan pada Kost Wilayah Sekitar Universitas
mahasiswi di kost sekitar wilayah Negeri Gorontalo
universitas negeri gorontalo pada Perilaku makan P
va
tabel 4.6 berikut ini: Teman Tidak
Baik
Total
lu
Tabel 4.6 Hasil Analisis Sebaya Baik
e
Hubungan Citra Tubuh Dengan n % n % n %
Lemah 31 46,3 36 53,7 67 100 0,
Perilaku Makan Pada Mahasiswi Di
Kuat 57 70,4 24 29,6 81 100 00
Kost Wilayah Sekitar Universitas Jumlah 88 59,5 60 40,5 148 100 3
Negeri Gorontalo Sumber: Data Primer, 2020.
Perilaku makan
Citra Tidak Total
Berdasarkan tabel 4.7 dapat
Baik value
tubuh Baik dilihat bahwa responden paling
n % n % n % banyak memiliki peran teman sebaya
Negatif 62 68,9 28 31,1 90 100
0,004 kuat berjumlah 81 responden dengan
Positif 26 44,8 32 55,2 58 100
Jumlah 88 59,5 60 40,5 148 100 kategori perilaku makan tidak baik
Sumber: Data Primer, 2020. sebanyak 57 responden (70,4%) dan
Berdasarkan tabel 4.6 dapat kategori perilaku makan baik
dilihat bahwa responden paling sebanyak 24 responden (29,6%). Dan
banyak memiliki citra tubuh negative responden paling sedikit memiliki
berjumlah 90 responden dengan kategori peran teman sebaya lemah
kategori perilaku makan tidak baik berjumlah 67 responden dengan
sebanyak 62 responden (68,9%) dan kategori perilaku makan baik
kategori perilaku makan baik sebanyak 36 responden (53,7%) dan
sebanyak 28 responden (31,1%). Dan kategori perilaku makan tidak baik
responden paling sedikit memiliki sebanyak 31 responden (46,3%).
kategori citra tubuh positif 3.2 Pembahasan
berjumlah 58 responden dengan 3.2.1 Citra tubuh pada mahasiswi
kategori perilaku makan baik Berdasarkan penelitian yang
sebanyak 32 responden (55,2%) dan telah dilakukan terhadap 148
kategori perilaku makan tidak baik responden didapatkan hasil sebanyak
sebanyak 26 responden (44,8%). 90 responden (60,8%) memiliki citra
tubuh negatif. Sedangkan responden

135
yang memiliki citra tubuh positif percaya diri terhadap bentuk
yaitu sebanyak 58 responden tubuhnya sendiri.
(39,2%). Menurut Papali (dalam Citra tubuh positif merupakan
Syati, 2017) Citra tubuh merupakan persepsi individu yang menerima
suatu gambaran persepsi, sikap dan serta merasa puas dengan bentuk
perasaan individu mengenai tubuh yang dimilikinya saat ini.
mengenai bentuk, dan ukuran Mengacu pada hasil yang diperoleh,
tubuhnya secara keseluruhan maupun pada hasil penelitian kategori citra
pada bagian tubuh tertentu misalnya tubuh positif mereka menyukai
pada bagian wajah, bahu, tangan, bentuk tubuh yang dimiliki sekarang
kaki dan lain-lain. dan juga tidak merasa khawatir jika
Citra tubuh yang negatif ada seseorang yang memperhatikan
merupakan persespsi individu yang ataupun mengkritik penampilan
mengalami ketidakpuasan terhadap mereka. Individu yang memiliki citra
tubuhnya. Mengacu pada hasil yang tubuh positif juga menyadari
diperoleh, tingginya hasil penelitian kekurangan dan keterbatasan fisik
pada kategori citra tubuh yang ada pada diri mereka, namun
dikarenakan beberapa diantara mereka memiliki penyesuaian diri
mereka merasa bahwa bentuk tubuh terhadap kekurangan dan
orang lain lebih menarik keterbatasan yang ada sehingga
dibandingkan dengan bentuk tubuh memiliki rasa percaya diri terhadap
mereka sendiri. Selain itu sebagian bentuk tubuhnya. Hal ini dapat
dari mereka juga merasa malu dan dilihat ketika seseorang beranggapan
khawatir ketika seseorang citra tubuhnya sebagaimana
memperhatikan bentuk tubuh mestinya, dia akan merasa puas
mereka.Sehingga menimbulkan terhadap bentuk tubuhnya, merasa
keinginan dalam mengubah bentuk nyaman serta percaya diri.
tubuh yaitu dengan menambah Sesuai dengan teori Dewi
bagian tubuh yang dirasa kurang (dalam Sari dan Permatasari,2016)
ataupun mengurangi bagian tubuh menyatakan bahwa citra tubuh yang
yang dirasa lebih, hal ini lah yang tergolong positif dapat memicu
dapat menyebabkan seseorang persepsi yang benar tentang bentuk
mengalami perubahan dalam peilaku individu, individu melihat tubuhnya
makan. sesuai dengan kondisi yang
Hal ini didukung oleh sebenarnya. Individu dengan citra
penelitian Intantiyana (2018) yang tubuh postif akan merasa bangga dan
manyatakan bahwa seseorang yang menerima bentuk tubuhnya serta
memiliki citra tubuh positif akan tidak membuang waktu untuk
puas dengan dirinya sendiri, merasa mengkhawatirkan makanan, berat
nyaman dan percaya diri sehingga badan, dan kalori.
tidak sibuk memikirkan bagaimana Citra tubuh merupakan salah
membatasi makanan untuk menjaga satu faktor pendukung gizi yang
berat badan agar tetap ideal. optimal adalah penilaian terhadap
Sedangkan, yang memiliki citra diri sendiri. Hal ini terutama terjadi
tubuh negatif menganggap tubuhnya pada remaja putri. Setiap orang
tidak menarik, malu, dan tidak memiliki penilaian yang berbeda-

136
beda terhadap bentuk tubuhnya, keberadaan teman, diantaranya yaitu
contohnya ada orang yang merasa ajakan teman yang selalu diikuti oleh
tubuhnya gemuk padahal individu itu sendiri. Mengacu pada
kenyataannya kurus ataupun hasil yang diperoleh, tingginya
sebaliknya. Persepsi tersebut responden yang memiliki peran
dinilai sangat berpengaruh teman sebaya kuat dikarenakan
terhadap pemilihan konsumsi oleh mereka selalu pergi membeli makan
remaja putri dikarenakan persepsi bersama teman, selalu mengikuti
mereka yang menganggap bahwa ajakan teman, dan juga beberapa
asupan makanan yang masuk ke diantara mereka pilihan dalam
dalam tubuh akan sangat menentukan jenis makanan masih
mempengaruhi bentuk dan ukuran mengikuti teman. Hal ini tentu di
tubuh mereka nantinya (Intantiyana, dukung dengan kondisi tempat
Dkk. 2018). tinggal responden yang hanya tinggal
Berdasarkan penjelasan di kost dan dikelilingi oleh banyak
penelitian ini dapat disimpulkan teman.
bahwa mahasiswi yang mempunyai Individu yang memiliki peran
citra tubuh negatif persentasenya teman sebaya lemah artinya mereka
lebih tinggi dibandingkan mahasiswi tidak terpengaruh dengan adanya
yang mempunyai citra tubuh positif. keberadaan teman, mereka tidak
Hasil penelitian ini sejalan dengan selalu mengikuti ajakan teman, dan
penelitian yang telah dilakukan oleh mempunyai pilihan sendiri
Any (2018) didapatkan hasil bahwa dibandingkan mengikuti pilihan
dari 229 orang siswi yang diteliti, teman. Mengacu pada hasil yang
mayoritas mempunyai body image diperoleh, mereka yang memiliki
negatif yaitu sebanyak 118 orang peran teman sebaya lemah akan pergi
(51,5%) sedangkan body image sendiri membeli makanan atau
positif sebanyak 111 orang siswi apapun yang mereka inginkan tanpa
(48,5%), sehingga dapat diartikan menunggu ajakan teman, mereka
bahwa siswi yang mempunyai body juga bebas menentukan kesukaan
image negatif persentasenya lebih mereka sesuai selera dengan tidak
tinggi dibandingkan dengan siswi mengikuti pilihan teman, walaupun
yang mempunyai body image positif. mereka sedang bersama teman
3.2.2.Peran teman sebaya pada sebayanya.
mahasiswi Menurut Alwi (dalam Sari,
Berdasarkan penelitian yang 2018) Berdasarkan kamus besar
telah dilakukan terhadap 148 Bahasa Indonesia, teman sebaya
responden didapatkan hasil sebanyak merupakan hubungan antara dua
81 responden (54,7%) memiliki individu atau lebih yang memiliki
peran teman sebaya kuat. Sedangkan usia dan tingkat kematangan yang
reponden yang memiliki peran teman kurang lebih sama serta melibatkan
sebaya lemah sebanyak 67 responden keakraban yang relatif besar pada
(45,3%). kelompoknya.
Individu yang memiliki peran Menurut Sari (2018) aktivitas
teman sebaya kuat artinya mereka remaja paling sering dilakukan diluar
sangat terpengaruh dengan adanya rumah sehingga membuat remaja

137
sering dipengaruhi oleh teman penelitian ini sejalan dengan
sebayanya. Hasil penelitian ini juga penelitian yang telah dilakukan oleh
sejalan dengan penelitian yang Afni (2018) didapatkan hasil bahwa
dilakukan oleh Afni (2018), yang dari 73 siswa yang diteliti mayoritas
menyatakan teman sebaya sangat dipengaruhi oleh teman sebaya yaitu
berpengaruh terhadap perilaku sebanyak 51 siswa (69,9), sedangkan
konsumsi makanan jajanan, hal ini yang tidak dipengaruhi oleh teman
dapat dilihat ketika perilaku sebaya yaitu sebanyak 22 siswa
responden mengkonsumsi makanan (30,1).
karena dipengaruhi oleh temannya.
Menurut Keller dalam Fadhilah 3.2.3. Perilaku makan pada
(2018), kekuatan dari teman mahasiswi
sepermainan sangat kuat pada masa Berdasarkan penelitian yang
anak-anak dan remaja karena telah dilakukan terhadap 148
kebanyakan waktunya dihabiskan di responden didapatkan hasil sebanyak
sekolah atau di tempat lain bersama 88 responden (59,5%) yang memiliki
dengan temannya, sehingga teman perilaku makan tidak baik.
sepermainan dapat mengubah Sedangkan mahasiswi yang memiliki
perilaku dan kebiasaan yang baik dan perilaku makan baik sebanyak 60
sehat berkaitan dengan perilaku responden (40,5%).
makan. Mengacu pada hasil yang
Remaja menyadari penampilan diperoleh, tingginya responden yang
fisik dan perilaku bersosialisasi memiliki perilaku makan tidak baik
mereka, harus sama dengan teman diakibatkan karena beberapa diantara
sebaya yang dekat dengan mereka. mereka sering melewatkan waktu
Teman cukup mempengaruhi remaja sarapan, dan juga frekuensi
dalam hal mengkonsumsi makanan makannya hanya dua kali sehari,
sebab ada rasa takut ditolak selain itu adanya kebiasaan
kelompok yang menye babkan mengkonsumsi makanan cepat saji,
remaja mengikuti perilaku ataupun jajanan yang dianggap
temannya.Keinginan untuk praktis untuk dikonsumsi, hal ini
menyamakan perilaku dengan teman tentu didukung dengan adanya
inilah yang mempengaruhi asupan aktivitas mahasiswi yang padat dan
makan remaja.Fokus grup yang hanya menyiapkan
dilakukan terhadap remaja makanannya sendiri. Beberapa
perempuan menunjukan remaja diantara mereka yang berperilaku
tersebut membagi makanan menjadi makan buruk juga mempunyai
dua kategori, yaitu junk food dan fast kebiasaan mengkonsumsi camilan
food. dan makanan cepat saji.
Berdasarkan penjelasan Selain itu, mengacu pada hasil
penelitian ini dapat disimpulkan yang diperoleh, pada hasil penelitian
bahwa mahasiswi yang mempunyai kategori perilaku makan baik
memiliki peran teman sebaya yang didapatkan, beberapa diantara
kuat lebih tinggi dibandingkan mereka masiih memperhatikan
dengan mahasiswi yang memiliki makanan yang dikonsumsi, baik itu
peran teman sebaya lemah. Hasil dari segi keberagaman lauk ataupun

138
frekuensi makanan yang tetap bahan makanan dari tiap golongan
dipertahankan tiga kali sehari, selain bahan makanan diantaranya yaitu
itu beberapa diantara mereka juga karbohidrat, protein hewani dan
ada yang tidak terlalu menyukai nabati, sayuran, buah dan susu
mongkonsumsi camilan, ataupun sehingga terjadi keseimbangan gizi
makanan cepat saji, mereka tetap pada setiap individu.
akan memilih untuk membeli Hasil penelitian ini sejalan
makanan yang mengandung dengan penelitian yang dilakukan
karbohdirat, dan juga protein. oleh Kartika (2010) yang
Perilaku makan dapat diartikan
menyatakan sebagian besar subyek
sebagai suatu tingkah laku yang
dilakukan oleh seseorang untuk yaitu 27 remaja putri (87,1 %) belum
memenuhi kebutuhan menjalankan perilaku makan yang
makan.Perilaku ini meliputi baik. Sedangkan Subyek yang sudah
pengetahuan, persepsi, sikap dan menjalankan perilaku makan yang
praktik terhadap makanan serta baik hanya sebanyak 4 remaja putri
unsur-unsur yang terkandung di (12,9 %). Menurut Kartika (2010)
dalamnya (gizi, vitamin), dan
Remaja putri yang mempunyai
pengelolaan makanan yang
berhubungan dengan kebutuhan kebiasaan tidak sarapan, kebanyakan
tubuh. Pada usia remaja ini banyak karena bangun kesiangan, ingin
terjadi perubahan fisik maupun menjaga berat badan agar tetap
psikisnya. Sehingga dapat langsing atau karena lebih penting
mempengaruhi tingkah lakunya berdandan daripada sarapan.
termasuk perilaku makannnya (Nelvi 3.2.4.Hubungan citra tubuh
dan Raudatussalamah, 2016).
dengan perilaku makan
Menurut Sarintohe (dalam
Pujiati, 2015) perilaku makan tidak Berdasarkan hasil penelitian,
baik yaitu sebuah kebiasaan diperoleh data bahwa dari 148
mengkonsumsi makanan yang tidak responden, terdapat 62 responden
memberikan zat-zat gizi yang (68,9%) yang memiliki citra tubuh
dibutuhkan dalam metabolisme negatif dengan perilaku makan tidak
tubuh, diantaranya yaitu zat gizi baik. Sedangkan responden yang
lemak, karbohidrat, dan protein. memiliki citra tubuh positif dengan
Perilaku makan ini dapat perilaku makan baik sebanyak 32
dicontohkan seperti perilaku makan responden (55,2%).
dan jenis makanan yang tidak teratur, Sehingga mengacu pada hasil
diet penurunan berat badan, dan penelitian yang telah didapatkan
kebiasaan makan pada malam hari. maka dapat dikatakan bahwa,
Menurut Bobak (dalam Pujiati, semakin tinggi citra tubuh negative
2015) Perilaku makan baik yaitu individu maka semakin tinggi pula
perilaku individu mengkonsumsi perilaku makan tidak baik,
makanan sehari-hari sesuai dengan sedangkan semakin tinggi citra tubuh
kebutuhan gizi agar bisa hidup sehat positif makan semakin tinggi pula
dan produktif. Setiap individu wajib perilaku makan baik.
mengkonsumsi minimal satu jenis

139
Sejalan dengan penelitian yang Dari penjelasan penelitian ini
dilakukan oleh Paramitha (2017) dapat disimpulkan bahwa ada
yang menunjukkan bahwa citra tubuh hubungan antara citra tubuh dengan
memiliki hubungan tingkat sedang perilaku makan pada mahasiswi di
dan signifikan dengan perilaku kost sekitar wilayah Universitas
makan pada remaja putri. Dimana, Negeri Gorontalo, sebagaimana hal
citra tubuh dan perilaku makan ini sejalan dengan penelitian yang
searah atau positif, artinya semakin dilakukan oleh Kartika (2010) yang
positif citra tubuh, maka semakin berjudul Hubungan Body Image dan
tinggi pula perilaku makan, dan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku
semakin negatif citra tubuh, maka Makan Remaja Putri yang
semakin rendah pula perilaku makan. menyatakan bahwa adanya hubungan
Berdasarkan hasil uji Chi yang signifikan antara body image
Square terkait hubungan citra tubuh dengan perilaku makan remaja putri.
dengan perilaku makan pada 3.2.5. Hubungan peran teman
mahasiswi di kost sekitar wilayah sebaya dengan perilaku
Universitas Negeri Gorontalo makan
diperoleh nilai p value kurang dari α
Berdasarkan hasil penelitian,
= 0,05 yakni sebesar = 0,004. Hal ini
diperoleh data bahwa dari 148
berarti bahwa ada hubungan citra
responden, terdapat 57 responden
tubuh dengan perilaku makan pada
(70,4%) yang memiliki peran teman
mahasiswi di kost sekitar wilayah
sebaya kuat dengan perilaku makan
Universitas Negeri Gorontalo. Hasil
tidak baik. Sedangkan, responden
penelitian ini juga sejalan dengan
yang memiliki peran teman sebaya
penelitian yang dilakukan oleh
lemah dengan perilaku makan baik
Prasiwi (2012) yang menyatakan
yaitu sebanyak 36 responden
hubungan yang bermakna antara
(53,7%).
persepsi body image dengan perilaku
Sehingga mengacu pada hasil
makan, dengan nilai p value kurang
penelitian yang telah didapatkan
dari α = 0,05 yakni sebesar = 0,017.
maka dapat dikatakan bahwa,
Menurut Cash (dalam
semakin tinggi peran teman sebaya
Paramitha (2017) menunjukkan
kuat maka akan semakin buruk
bahwa citra tubuh negative dapat
perilaku makan pada mahasiswi,
memicu pada rasa benci pada bentuk
sedangkan semakin lemah peran
tubuh dan menimbulkan rasa
teman sebaya maka akan semakin
bersalah serta depresi yang dapat
baik perilaku makan mahasiswi. Hal
menurunkan kualitas hidup serta
ini sejalan dengan penelitian yang
kemampuan mengontrol perilaku
dilakukan oleh Fadhilah (2018)
makan. Citra tubuh negative dan rasa
bahwa peran teman sebaya yang
takut gemuk membuat perilaku
buruk lebih banyak memiliki
makan secara umum pada remaja
perilaku makan yang buruk,
putri terganggu, begitu pula
sedangkan responden yang memiliki
sebaliknya citra tubuh positif
peran teman sebaya baik lebih
berhubungan dengan perilaku makan
banyak memiliki perilaku makan
yang lebih baik, dan juga resiko
baik.
gangguan makan yang lebih rendah.

140
Aktivitas remaja yang banyak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan diluar rumah membuat dilakukan oleh Afni (2017) yang
remaja sering dipengaruhi oleh berjudul Faktor-Faktor Yang
teman sebayanya. Teman sebaya Berpengaruh Terhadap Konsumsi
merupakan hubungan antara dua Jajanan di SDN Natam Kecamatan
individu yang mempunyai Badar tahun 2017, yang menyatakan
karakteristik yang sama seperti usia, bahwa terdapat hubungan antara
etnis, jenis kelamin, tempat tinggal pengaruh teman sebaya dengan
dan kesukaan (Sari, 2018). perilaku konsumsi makanan dengan
Berdasarkan hasil uji Chi nilai p value kurang dari α = 0,05
Square terkait hubungan teman yakni sebesar = 0,001.
sebaya dengan perilaku makan pada
mahasiswi di kost sekitar wilayah 4. PENUTUP
Universitas Negeri Gorontalo 4.1 Simpulan
diperoleh nilai p value kurang dari α Berdasarkan hasil penelitian
= 0,05 yakni sebesar = 0,003. Hal ini yang telah dilakukan tentang
berarti bahwa ada hubungan teman hubungan citra tubuh dan teman
sebaya dengan perilaku makan pada sebaya dengan perilaku makan pada
mahasiswi di kost sekitar wilayah mahasiswi di kost sekitar universitas
Universitas Negeri Gorontalo. Hasil negeri gorontalo makan dapat di
penelitian ini juga sejalan dengan simpulkan bahwa:
penelitian yang dilakukan oleh 6. Berdasarkan jawaban responden
Fadhilah (2018) yang menyatakan pada instrument penelitian
ada hubungan peran teman variabel citra tubuh diperoleh
responden dengan perilaku makan bahwa paling banyak terdapat
anak gizi lebih, dengan nilai p value pada kategori citra tubuh negatif
kurang dari α = 0,05 yakni sebesar = yaitu sebanyak 90 responden
0,003. atau 60,8%. Dan untuk jawaban
Dalam sebuah penelitian responden pada kategori citra
dengan sampel remaja putri tubuh positif terdapat sebanyak
didapatkan hasil terjadi perubahan 58 responden atau 39,2%. Citra
fokus dari keluarga ke teman sebaya tubuh pada mahasiswi di kost
dalam pemilihan makanan (Edlman sekitar wilayah kampus
dan Mandle, 2010). Teman sebaya universitas negeri gorontalo
dapat mempengaruhi aktifitas fisik dibagi dalam dua kategori yaitu
dan kebiasaan makan, kategori citra tubuh negatif dan
seperti melewatkan sarapan, diet kategori citra tubuh positif.
rendah sayur dan buah, makan 7. Berdasarkan jawaban responden
makanan cepat saji serta makanan pada instrument penelitian
ringan yang tinggi kalori. Dari variabel teman sebaya diperoleh
penjelasan penelitian ini dapat bahwa paling banyak terdapat
disimpulkan bahwa ada hubungan pada kategori teman sebaya kuat
antara teman sebaya dengan perilaku yaitu sebanyak 81 responden
makan pada mahasiswi di kost atau 54,7%. Dan untuk jawaban
sekitar wilayah Universitas Negeri responden pada kategori teman
Gorontalo, sebagaimana hal ini sebaya lemah terdapat sebanyak

141
67 responden atau 45,3%. responden yang memiliki peran
Teman sebaya pada mahasiswi teman sebaya kuat dengan
di kost sekitar wilayah kampus perilaku makan tidak baik,
universitas negeri gorontalo dibandingkan dengan jumlah
dibagi dalam dua kategori yaitu responden yang memiliki peran
teman sebaya lemah dan teman teman sebaya lemah dengan
sebaya kuat.. perilaku makan baik.
8. Berdasarkan jawaban responden 4.2 Saran
pada instrument penelitian Berdasarkan kesimpulan yang
variabel perilaku makan telah diuraikan diatas, berikut saran
diperoleh bahwa paling banyak yang dapat diberikan diantaranya:
terdapat pada kategori perilaku 1. Bagi mahasiswi disarankan untuk
makan tidak baik yaitu sebanyak lebih meningkatkan persepsi
88 responden atau 59,5%. Dan yang baik terhadap pandangan
untuk jawaban responden pada individu ke diri mereka sendiri,
kategori perilaku makan baik selain itu juga disarankan untuk
terdapat sebanyak 60 responden terus memperhatikan makanan
atau 40,5%. Perilaku makan yang akan dikonsumsi agar dapat
pada mahasiswi di kost sekitar terhindar dari risiko masalah
wilayah kampus universitas kesehatan, kemudian dalam
negeri gorontalo dibagi dalam pemilihan makanan ketika
dua kategori yaitu perilaku sedang bersama teman,
makan buruk dan perilaku diharapkan agar mahasiswi untuk
makan baik. bisa memilih sendiri makanannya
9. Ada hubungan citra tubuh tanpa mengikuti pilihan teman,
dengan perilaku makan pada selain itu juga diharapkan dalam
mahasiswi di kost sekitar pemilihan makanan agar
universitas negeri gorontalo, didasarkan pada kandungan gizi,
dengan nilai p value = 0,004 bukan semata-mata hanya untuk
yang mana nilai p value lebih mengikuti trend yang ada
kecil dari α = 0,05. Hal ini dapat ataupun terpengaruh oleh teman.
dilihat dari tingginya jumlah 2. Bagi peneliti selanjutnya,
responden yang memiliki citra diharapkan agar dapat menelaah
tubuh negatif dengan perilaku lebih jauh terkait faktor-faktor
makan tidak baik, dibandingkan yang dapat mempengaruhi
dengan jumlah responden yang perilaku makan, untuk dijadikan
memiliki citra tubuh positif tambahan variabel penelitian
dengan perilaku makan baik. agar dapat lebih mengkaji lebih
10. Ada hubungan peran teman rinci terkait faktor-faktor lain
sebaya dengan perilaku makan yang mempengaruhi perilaku
pada mahasiswi di kost sekitar makan.
universitas negeri gorontalo, 3. Bagi institusi pendidikan Hasil
dengan nilai p value = 0,003 penelitian ini diharapkan dapat
yang mana nilai p value lebih dijadikan sebagai referensi untuk
kecil dari α = 0,05. Hal ini dapat diadakannya penelitian
dilihat dari tingginya jumlah selanjutnya. Hal ini dikarenakan

142
kurangnya referensi pada Semarang.Jurnal kesehatan
variabel-variabel dalam masyarakat 6(1) 734-744.
penelitian ini. Intantiyana, M. Dkk. 2018.
Hubungan Citra Tubuh,
Aktivitas Fisik Dan
Pengetahuan Gizi Seimbang
Dengan Kejadian Obesitas
Pada Remaja Putri Gizi Lebih
Di Sma Negeri 9 Kota
DAFTAR PUSTAKA
Semarang. Jurnal Kesehatan
Adriani, M dan Bambang, W. 2013. Masyarakat6 (5): 404-412.
Peranan Gizi Dalam Siklus Kartika, S. 2010. Hubungan Body
Kehidupan. Jakarta: Kencana. Image Dan Pengetahuan Gizi
Afni N. 2017. Faktor-Faktor Yang Dengan Perilaku Makan
Berpengaruh Terhadap Remaja Putri (Studi Kasus Di
Konsumsi Jajanan di SDN Kelas X Dan Xi Sman 4
Natam Kecamatan Badar tahun Semarang). Jurnal. Semarang:
2017. Jurnal. Medan: Universitas Diponegoro
Universitas Sari Mutiara Kemenkes RI. 2013.Riset Kesehatan
Indonesia. Dasar 2013. Jakarta: Badan
Any Tri Hendarini. 2018. Pengaruh Penelitian dan Pengembangan
Body Image dan Kebiasaan Kesehatan
Makan Dengan Status Giizi di ___________. 2014. Pedoman Gizi
SMAN 1 Kampar Tahun 2017. Seimbang. Jakarta: Direktorat
Jurnal. Kampar: Universitas Bina Gizi dan KIA.
Pahlawan Kementerian Kesehatan RI.
Edelman, M. 2010. Health Nelvi Dan Raudatussalamah. 2016.
Promotion Throughout The Hubungan Antara Dimensi
Life Span. Canada: Mosby Kepribadian Big Five Dengan
Elsevier. Perilaku Makan Pada
Erwin, Dkk. 2015.Hubungan Antara Mahasiswa Uin Suska Riau Di
Pengetahuan dan Kebiasaan Pekanbaru Riau. Jurnal
Mengkonsumsi Fast Food Psikolog 12 (1): 47-52.
Dengan Status Gizi Pada Nelvi Dan Raudatussalamah. 2016.
Remaja. Jurnal Online Hubungan Antara Dimensi
Mahasiswa 2(1): 750-758. Kepribadian Big Five Dengan
Fadhilah, F. H. Dkk. 2018. Faktor- Perilaku Makan Pada
Faktor Yang Berhubungan Mahasiswa Uin Suska Riau Di
Dengan Perilaku Makan Pada Pekanbaru Riau. Jurnal
Anak Gizi Lebih Di Sekolah Psikolog 12 (1): 47-52.
Menengah Pertama Wilayah Paramitha, N, M,K, Dkk. 2017.
Kerja Puskesmas Poncol Kota Hubungan Antara Citra Tubuh
Dan Perilaku Makan Intuitif

143
Pada Remaja Putri Di
Denpasar. Jurnal. Denpasar:
Universitas Udayana.
Prasiwi. R. I. 2012. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Makan Pada Remaja
Di Smpn 115 Jakarta
Selatan.Skripsi.Depok:
Universitas Indonesia.
Pujiati, Arneliwati dan S. Rahmalia.
2015. Hubungan Antara
Perilaku Makan Dengan Status
Gizi Pada Remaja Putri.
Jurnal. Riau: Universitas Riau.
Pujiati, Dkk. 2015. Perilaku Makan
Dengan Status Gizi Pada
Remaja Putri. Jurnal Online
Mahasiswa 2 (2): 1345-1352.
Sari, D. A. dan Permatasari, A. I.
2016. Gambaran Citra Tubuh
Siswi Dengan Obesitas. Jurnal
Stikes 9 (1): 60-66
Sari, I. A. Dan Suarya, L. M. 2018.
Hubungan Antara Socıal
Comparıson Dan Harga Dırı
Terhadap Cıtra Tubuh Pada
Remaja Perempuan. Jurnal
Psikolog Udayana 5(2): 265-
277
Syati, S. N. 2017. Hubungan Teman
Sebaya Dan Citra Tubuh
Terhadap Status Gizi Wanita
Subur Pra Nikah Di MAN 1
Lampung Tengah. Skripsi.
Bandar Lampung: Universitas
Lampung

144
145
Lampiran 12
CURICULUM VITAE

Penulis bernama Nadila Kaili. Lahir di Gorontalo pada 04

November 1998, berjenis kelamin perempuan anak tunggal

dari pasangan Roli Kaili dan Almarhumah Aisa Tolinggilo.

Beragama Islam.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan formal dari mulai

tingkat taman kanak-kanak Raudatul Jannah tamat pada tahun 2004, melanjutkan

ke SDN 84 Kota Tengah selesai tahun 2010, selajutnya menempuh pendidikan di

SMP Negeri 6 Kota Gorontalo lulus pada tahun 2013, melanjutkan ke SMK

Kesehatan Bakti Nusantara Gorontalo lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2016

penulis melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri yaitu di Universitas Negeri

Gorontalo, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Olah Raga dan Kesehatan

denga NIM 811416022 selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di kegiatan

formal dan non-formal yaitu :

1. Peserta MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa Baru) tahun 2016, Universitas

Negeri Gorontalo

2. Peserta Pelatihan Komputer dan Internet, oleh UPT Teknologi Informasi dan

Komunikasi tahun 2016, Universitas Negeri Gorontalo

3. Peserta MOMB tingkat Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri

Gorontalo

146
4. Peserta dalam kegiatan Basic Training of Public Health“Membentuk

Generasi Yang Berkarakter Dalam Mewujudkan Indonesia Sehat Dengan

Jiwa MIRACLE”, Jurusam Kesehatan Masyarakat tahun 2016.

5. Peserta dalam Kegiatan Training Motivasi Nasional dengan Tema “A

Thousand Young From The Miracle of Generation” LDK-SKI UNG, tahun

2016

6. Peserta dalam Seminar Motivasi Nasional dengan Tema “ Karena Muda

Harus Beda dan Kaya” tahun 2017

7. Peserta dalam Seminar Motivasi dengan Tema “Menjadi Pemenang Dibidang

Akademik dan Non Akademik” RAMSIS UNG, tahun 2017.

8. Peserta dalam Seminar Nasional Pemuda dan Fenomena LGBT dengan Tema

“LGBT Salahkan?” tahun 2017

9. Peserta dalam Kegiatan Bedah Buku “Epidemiologi Penyakit” tahun 2017

10. Peserta International Seminar Public Health Education (ISPHE) :

“Educational Challenges and Strategies of Higher Education In Health

Achievement of SDGS2030” Universitas Negeri Gorontalo, tahun 2017

11. Peserta Dialog Fokus Pernikahan dini dengan Tema “Pernikahanku,

Harusnya

Diumur Berpakah?” tahun 2018

12. Peserta Seminar Nasional dengan Tema “Memerangi Generasi Stunting

Untuk Mencapai Bonus Demografi Indonesia Sehat, Cerdas dan Produktif”

tahun 2018

147
13. Peserta dalam Pelatihan Managenment Data Dan Teknisitasi Dengan Program

Mendeley Tahun 2018, Jurusan Kesehatan Masyarakat

14. Telah menyelesaikan Praktikum Kesmas Dasar Kesehatan Masyarakat tahun

2019 dan dinyatakan lulus.

15. Peserta Pengalaman Belajar Lapangan (PBL I, PBL II, PBL III) di Desa

Kramat, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.

16. Peserta dalam Study Excursion (Jakarta-Bandung-Jogjakarta) tahun 2019,

Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Olahraga dan Kesehatan, UNG.

17. Peserta dalam Seminar Nasional Kesehatan di UNRIYO dengan tema “Peran

Multisektoral dalam Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Berbudaya K3”

tahun 2019.

18. Peserta Magang Institusi di Dinas Pangan Provinsi Gorontalo, tahun 2019.

19. Peserta Seminar Nasional dengan Tema “ Obesitas dan Dampaknya Terhadap

Kualitas Pembangunan” Universitas Negeri Gorontalo tahun 2019

20. Peserta dalam Seminar Kesehatan Nasional dengan Tema “Tantangan Profesi

Kesmas dan Implementasi Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi

Gorontalo” IAKMI tahun 2019

21. Peserta dalam Seminar Kesehatan Nasional dengan Tema “Pentingnya

Memahami Polemik Isu Terkini BPJS Untuk Generasi Milenial” Universitas

Negeri Gorontalo tahun 2019

22. Peserta dalam Pendampingan Ibu Hamil Beresiko Tinggi Di Wilayah

Provinsi Goroontalo tahun 2019

148
23. Peserta Kuliah Kerja Sibermas (KKS) Pengabdian Periode Juli-Agustus 2019

dengan Tema “Hilirisasi Riset” di Desa Ilangata, Kecamatan Anggrek,

Kabupaten Gorontalo Utara.

149

Anda mungkin juga menyukai