Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ILMU GIZI & KESEHATAN

PENYAKIT TERKAIT GIZI

(BERAT BADAN BERLEBIHAN DAN OBESITAS, BERAT BADAN


KURANG DAN KESEIMBANGAN ENERGI NEGATIVE, NUTRISI DAN
KANKER, DIET DAN PENYAKIT KARDIOVASKULER)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi dan Kesehatan

Dosen Pembimbing: Rina Rahayu, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Alvian Widiansyah (1810303035)


2. Medina Dama H.A. (1810303022)
3. Murtasimah (1810303077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia
dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu gizi dan
kesehatan dan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi kepada
penulis dan pembaca yang diharapkan dapat memberikan manfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentu masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun
makalah ini memohon kritik dan saran dari semua yang membaca makalah ini
terutama dosen pengampu mata kuliah ilmu gizi dan kesehatan yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami agar lebih baik.

Wassalamusalaikum wr.wb.

Magelang, 15 April 2020

Pen
yusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
2
DAFTAR ISI..............................................................................................................
3
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................................
4
Rumusan Masalah......................................................................................................
4
Tujuan Masalah..........................................................................................................
5
BAB II. PEMBAHASAN
Devinisi berat badan dan obesitas..............................................................................
6
Faktor yang mempengaruhi asupan & keluaran energi yang menyebabkan
obesitas.......................................................................................................................
6
Dampak obesitas terhadap kesehatan ........................................................................
7
Keterkaitan obesitas terhadap penyakit kardiovaskuler.............................................
7
Mencegah berat badan berlebih..................................................................................
8
Diet yang aman untuk menurunkan berat badan berlebih..........................................
9
Faktor faktor kuranganya berat badan........................................................................
11
Dampak diet bagi pertumbuhan sel kanker................................................................
12

3
Pertumbuhan sel kanker akibat diet...........................................................................
13
Faktor Diet dalam Perlindungan Sel Kanker............................................................
14
Pola Diet dalam Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker...............................................
19
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................
23
Saran...........................................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
24

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berat badan berlebih atau Obesitas menurut World Health
Organitation (WHO) didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal
atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. WHO menyatakan
bahwa berat badan berlebih atau obesitas telah menjadi masalah dunia
dibidang kesehatan. Saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta
penduduk dunia yang menderita obesitas, angka ini akan semakin
meningkat dengan cepat akibat bebrapa faktor tertentu misal, semakin
banyak makanan cepat saji, asupan makanan berlebih (lemak),
kebiasaan makan makanan diluar, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Di Indonesia, obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi.
Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2013, prevalensi obesitas pada penduduk berusia ≥18 tahun
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 15,4%. Prevalensi
penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7
persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%).
Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun)
32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen
dari tahun 2010 (15,5%) (Kemenkes, 2013).
Peningkatan angka kejadian obesitas ini berdampak pada
peningkatan angka kejadian penyakit kardiovaskular, hipertensi,
diabetes melitus, dll. Obesitas timbul akibat masukan energi yang
melebihi pengeluaran energi. Bila energi dalam jumlah besar (dalam
bentuk makanan) yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang
dikeluarkan, berat badan akan bertambah dan sebagian energi tersebut
akan disimpan sebagai lemak.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan penyakit berat badan berlebihan
dan obesitas ?

5
b. Apa yang dimaksud dengan penyakit berat badan kurang dan
keseimbangan energi negative ?
c. Bagaimana pengaruh pemenuhan nutrisi terhadap penyakit
kanker ?
d. Bagaimana pengaruh pola diet terhadap penyakit
kardiovaskuler ?
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang penyakit terkait
gizi yaitu berat badan berlebihan dan obesitas, berat badan kurang dan
keseimbangan energi negative, nutrisi dan kanker, dan diet dan
penyakit kardiovaskuler. Selain itu penulisan makalah ini diharapkan
dapat menjadi refernsi bacaan bagi para pembaca.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Berat badan dan Obesitas


Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.
Dalam keadaan normal, keadaan kesehatan baik merupakan
keseimbangan antara konsumsi makanan dengan kebutuhan zat gizi
terjamin. Berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.. Berat
badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang
memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna
mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang
tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu diperhatikan dalam konteks
riwayat berat badan seperti gaya hidup dan status berat badan yang
terakhir. Penentuan berat badan dapat dilakukan dengan cara menimbang
badan (Anggraeni, 2012). Obesitas didefinisikan sebagai suatu penyakit
yang disebabkan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.

2.2 Faktor yang mempengaruhi asupan & keluaran energi yang


menyebabkan obesitas
Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang
menyebabkan obesitas adalah kepadatan energi dari makanan yang
dimakan, porsi sekali makan, kebiasaan makan (Nugraha, 2009). Faktor
faktor yang mempengaruhi obesitas dapat dibagi menjadi :
A. Faktor genetik
Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar.
Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya kemungkinan
obesitas. Bila salah satu orang tua obesitas, maka 40%
dkemungkinan anaknya obesitas dan bila kedua orang tua tidak
obesitas, maka prevalensi menjadi 14% (Mustofa, 2010).
B. Faktor lingkungan
a. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan faktor penting yang dapat
meningkatkan kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas
fisik rendah kemungkinan obesitasnya tinggi. Misalnya pada
anak dengan berkurangnya lapangan tempat bermain serta
hanya tersedia hiburan dalam bentuk game elektonik,
playstation maupun televisi akan membuat aktrivitas anak
rendah (Nugraha, 2009).

7
b. Gaya hidup
Kecenderungan anak-anak zaman sekarang adalah suka makan
“fastfood”. Makan tersebut mempunyai kalori yang tinggi
seperti hamburger, pizza, ayam goreng dengan kentang goreng,
es krim, aneka macam mie dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995).
c. Sosial ekonomi
Perkembangan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup,
menyebabkan perubahan pola makan karena hal tersebut
mempengaruhi pemilihan jenis makanan yang dikonsumsi
(Syarif, 2003).
d. Nutrisi
Peranan nutrisi dimulai sejak dalam kandungan, jumlah lemak
pada tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.
Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi saat pertama
kali mendapat makanan padat, dengan asupan kalori dari
karbohidrat dan lemak didalamnya (Syarif, 2003).

2.3 Dampak obesitas terhadap kesehatan


Obesitas secara langsung membahayakan kesehatan seseorang.
Obesitas dpat meningkatkan resiko terjadinya penyakit-penyakit tertentu
antara lain seperti: Diabetes tipe 2, Tekanan darah tinggi, Stroke, Serangan
jantung, Gagal jantung, Kanker ( kanker tertentu, misalnya kanker prostat
dan kanker usus besar), Batu kandung empedu dan batu kandung kemih,
Gour dan arthritis, Osteoastritis, Tidur apnea (kegagalan bernafas secara
normal ketika tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam
darah), Sindrom apickwiskian (obesitas disertai wajah kemerahan,
underventilasi, dan ngantuk).

2.4 Keterkaitan obesitas terhadap penyakit kardiovaskuler


Tubuh yang lebih besar memerlukan darah lebih banyak. jika berat
badan , jantung akan memompa lebih banyak darah dari biasanya. jantung
akan bertambah besar agar bisa mengalirkan lebih banyak darah pada
setiap detakan, kemudian Peningkatan aliran darah dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi, yang merupakan penyebab utama penyakit jantung.
Penimbunan lemak dalam tubuh dapat meningkatkan risiko
penyakit pada jantung. Jika lemak terpusat pada bagian tengah,maka

8
risikonya menjadi lebih tinggi: batas Ukuran lingkar pinggang lebih dari
89 cm pada wanita dan 102 cm pada laki-laki akan meningkatkan risiko
penyakit jantung atau kardiovaskular. 

2.5 Mencegah berat badan berlebih


Berat badan berlebih dapat dicegah dengan cara:
1. Konsumsi makanan yang tepat
Cara mengurangi berat badan tidak berarti membatasi asupan
makan secara drastis. Sebaliknya, mengonsumsi makanan padat akan
nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, ikan, daging, kacang-kacangan,
bulir biji utuh, dan sebagainya. Mengonsumsi makanan yang utuh akan
membantu membatasi asupan gula yang masuk pada tubuh, karena
makanan olahan kadang terdapat lemak trans dan kalori berlebihpada.
Makanan dengan protein yang tinggi dapat juga memberikan rasa
kenyang dan mengurangi nafsu makan sehingga asupan makan tetap
terkontrol. Makanan tinggi protein cocok dikonsumsi saat diet. Hal ini
disebabkan karena tubuh akan membakar lebih banyak kalori ketika
mencerna protein dibandingkan mencerna zat lain.
Makanan berserat juga dapat membuat perut cepat merasa
kenyang, Rasa kenyang dari serat pun dapat bertahan lama. Bahkan
beberapa jenis serat berguna untuk bakteri baik pada usus, beberapa
jenis serat dapat membantu meningkatkan pertumbuhan Bakteri-
bakteri ini akan membantu menurunkan berat badan. Membatasi
asupan gula makanan adalah hal yang perlu diperhatikan. Jika
mengonsumsi gula secara berlebihan, tubuh akan mengubah gula yang
berlebih menjadi timbunan sel lemak. Dan timbunan lemak tersebut
dapat mengakibatkan obesitas.
2. Banyak minum air
Minum air merupakan cara yang cukup ampuh untuk menurunkan
berat badan. Minum air sebelum makan dapat mempercepat rasa
kenyang saat makan. Minum air juga dapat mencegah dehidrasi. Dan
dehidrasi terkadang disertai rasa lapar. Dengan minum cukup air dapat

9
menghindari kondisi tersebut. Beberapa penelitian juga
mengemukakan bahwa minum 500 mL air sebelum makan bisa
meningkatkan proses pembakaran kalori sebanyak 24-30 persen
selama satu jam.
3. Hindari makan cepat
Saat makan terlalu cepat, tubuh akan mengonsumsi banyak kalori
dan tubuh tidak menyadari bahwa sudah kenyang. sehingga, tubuh
akan memperoleh banyak kalori. Ketika makan dengan cara perlahan
akan membantu membatasi asupan kalori. Makan dengan pelahan juga
dapat memicu produksi hormon yang menurunkan berat badan.

2.6 Diet yang aman untuk menurunkan berat badan berlebih


1. Diet Ketogenik
Diet ini menjaga lemak, protein dan karbonhidrat kedalam tubuh.
Perbandingannya adalah 80 persen lemak, 15 persen protein, dan 5
persen karbohidrat. Diet ini mengandung banyak lemak karena
berfungsi untuk menjaga asupan nutrisi. Lemak akan sangat berguna
untuk meningkatkan metabolisme dalam tubuh. Terlebih bagi anak–
anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Beberapa makanan yang
disarankan contohnya seperti udang, ikan tuna, daging dan telur. Dan
jangan lupa selingan seperti sayuran dan buah-buahan.
2. Diet Rendah Lemak
Kebanyakan masyarakat berpikir bahwa awam lemak akan
menggelayut di perut dan dianggap sebagaipenyebab perut yang
buncit. Padahal, justru lemak yang membantu sistem metabolisme
pada tubuh untuk bekerja maksimal. Lemak digunakan pelaku diet
agar tidak mudah merasa kelaparan. Karena 35 persen lemak akan
diolah untuk menjadi sumber energi dan tenaga tubuh. Yang perlu
diperhatikan adalah memilih jenis lemak yang sehat dan menghindari
jenis lemak tak jenuh seperti pada gorengan atau fast food.
3. Diet Plain/Tawar

10
Banyak orang yang gagal menurunkan berat badan meski telah
melakukan berbagai cara. Karena, mereka tidak memperhatikan gula
dan garam. gula dan garam juga merupakan pemicu kenaikan berat
badan. Diet plain atau diet tawar adalah diet tidak mmemberikan esensi
rasa ke dalam makanan. Makanan pada diet plain hanya direbus atau
dikukus. Jadi makanan pada diet ini hanya mengandalkan cita rasa asli
makanan tersebut. Karena tidak mengandung rasa apa pun di lidah,
hasilnya pelaku diet dapat mengendalikan pola konsumsi makan.
4. Diet Food Combining
Diet ini didasari penelitian Para pakar yang percaya bahwa di dalam
tubuh manusia sebenarnya ada kondisi pH atau keasaman darah, dan
kondisi tersebut harus dijaga agar tetap netral. Dalam diet FC hanya
diperbolehkan memakan sayuran dan buah bersama makanan yang
protein (daging, telur, ikan). Demikian juga untuk karbohidrat,
makanan karbonhidrat hanya boleh dikonsumsi bersamaan dengan
sayur-sayuran. Karena dalam diet ini pelakunya menghindari makan
karbohidrat dan protein secara bersamaan. Karena pH darah akan
menjadi kurang stabil dan akan meningkatkan berat badan. Dalam diet
FC, pelaku diet dapat bebas menentukan makanan yang akan
dikonsumsi.
5. Diet Mayo
Diet mayo adalah diet yang sudah terkenal sejak puluhan tahun diet di
seluruh dunia. Diet ini banyak dilakukan oleh selebriti hingga tokoh–
tokoh terkenal. Diet ini menargetkan untuk berpuasa tanpa garam
selama tiga belas hari. Selain menghindari makanan dengan gatam,
diet mayo juga mewajibkan untuk berolahraga secara rutin. Seperti
jalan–jalan pagi, yoga, renang, badminton, dan latihan peregangan
ringan lainnya.
6. Diet Nasi
Karbohidrat dari nasi putih, ternyata adalah penyumbang tingkat
obesitas yang cukup tinggi diindonesia. Hal ini terjadi karena,
masyarakat di Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok.

11
Akibatnya , tingkat risiko penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 di
Indonesia sangat tinggi. Penyakit diabetes menjadi perenggut nyawa
terbanyak setelah penyakit jantung. Mengonsumsi nasi putih sudah
menjadi kebiasaan sehari–hari. Bahkan, dilakukan setiap hari sesuai
jam makan. Sebaiknya, dalam satu hari, karbohidrat dapat dikurangi
dengan mengganti nasi dengan berbagai tipe makanan. Seperti : nasi
merah, gandum, jagung, ubi, ketela, atau kentang.

2.7 Faktor faktor kuranganya berat badan


Ada beragam penyebab badan kurus, di antaranya adalah:
 Genetik atau Keturunan
Jika dari keturunan baik dari ayah atau ibu berpostur kurus,
kemungkinan Anda memiliki faktor keturunan berbadan kurus.
Karena kemungkinan orangtua anada menurunkan gen dengan
metabolisme lebih tinggi, yang kemudian menyebabkan seseorang
memiliki badan kurus.
 Aktivitas Fisik yang Tinggi
Terlalu sering melakukan aktivitas fisik seperti yang menguras
tenaga dapat memengaruhi berat badan. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya kalori yang dibakar saat melakukan aktivitas fisik.
Contoh aktivitas fisik yang menguras tenaga seperti olahraga,
melakukan pekerjaan fisik, dan melakukan aktivitas berat.
 Kondisi Medis Tertentu
Gangguan pencernaan, diabetes, hingga kanker, serta tiroid yang
terlalu aktif dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan
menyebabkan badan kurus.  Diet ekstrim bisa menyebabkan karena
kurangnya asupan nutrisi untuk tubuh sehingga dapat menyebabkan
pelakunya mempunyai badan terlalu kurus.
 Obat-Obatan Tertentu
Sebagian obat-obatan yang diresepkan dokter dapat menimbulkan
mual dan kurangnya nafsu makan, hal tersebut dapat menyebabkan

12
penurunan berat badan. Terapi tertentu juga dapat mengurangi
nafsu makan dan akan menyebabkam penurunan berat badan.
Contoh terapi yang mengurangi nafsu makan adalah Kemoterapi.
 Masalah Psikologis
Kesehatan mental juga dapat mempengaruhii faktor kesehatan
seseorang,. Stres, depresi, gangguan nafsu makan, seperti anoreksia
dan bulimia , dan masalah emosional bisa memengaruhikesehatan,
yang mungkin berdampak pada penurunan berat badan.

2.8 Dampak diet bagi pertumbuhan sel kanker


Dari penelitian epidemiologi diketahui bahwa sebagian besar penyakit
kanker timbul karena banyak faktor. Nutritional epidemiology merupakan
bagian dari epidemiologi analitik yaitu studi untuk mengetahui faktor
resiko terjadinya kanker dari faktor nutrisi. Diet tinggi lemak, alkohol dan
kelebihan kalori sangat berkaitan dengan kanker. Zat gizi dapat
mengurangi aktifitas proses karsinogenik pada setiap tahap termasuk
metabolisme kanker, pertahanan seluler dan host, diferensiasi sel, dan
pertumbuhan tumor (Mahan&Stump, 2008).
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kurang lebih 1/3 dari semua
permasalahan kanker berkaitan dengan faktor gizi dan ini berarti bahwa
semua potensi kanker dapat dicegah melalui gizi (Katz, 2008). Faktor
makanan dimungkinkan mempengaruhi perjalanan kanker baik langsung
melalui replikasi DNA ataupun tidak langsung melalui fungsi sistem imun
tubuh. Dengan melakukan diet akan berpengaruh pada promosi sel kanker,
dengan banyak mengonsumsi bahan makanan yang mengandung selenium
dan vitamin D akan memberikan efek proteksi terhadap promosi kanker
atau tumor. Manfaat yang dihasilkan dari diet zat gizi tertentu dalam
mencegah proses promosi dan progresivitas kanker dilihat dari efek zat
tersebut terhadap proses oksidatif pada jaringan target. Kerusakan DNA
akibat proses oksidatif diduga sebagai pemicu terjadinya promosi dan

13
progresivitas kanker, reaksi oksidatif DNA dapat dipicu oleh peningkatan
asupan kalori.

2.9 Pertumbuhan sel kanker akibat diet


Hubungan diet dengan kanker dapat ditinjau dari beberapa aspek
yaitu penyebab terjadinya kanker, promosi terjadinya kanker dan bersifat
proteksi terhadap kanker. Diet dan karsinogen (segala sesuatu yang
menyebabkan terjadinya kanker) berarti diet berperan pada proses
pertumbuhan yaitu proses inisiasi, promosi dan progresivitas. Pada
percobaann tikus betina, proses inisiasi karsinogenesis kanker payudara
timbul pada diet tinggi lemak. Diet tinggi lemak menambah terjadinya
inisiasi tumor kulit akibat zat kimia dimethilbenzanthracen (DMBA) dan
restriksi energi dapat mensupresi tumor hati akibat aflatoksin. Akibat
kerusakan DNA, kemampuan sel akan berkurang dalam prosesperbaikan
DNA akan memicu terjadinya kanker. Efek diet terhadap promosi sel
terlihat pada organ kulit, kelenjar payudara, usus halus dan hati pada tikus.
Peningkatan asupan kalori dan lemak akan meningkatkan resiko terjadinya
kanker pada organ tubuh. Banyak faktor resiko yang dapat dimodifikasi
yaitu :

14
Semua mengarah kepada peningkatan resiko terhadap terjadinya Kardiovaskular

Makanan dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kanker,


karena terus-menerus dikonsumsi dan terdapat zat kimia berbahaya bagi
kesehatan tubuh. Makanan yang dapat menyebabkan kanker yaitu :
1. Bahan pemanis buatan seperti biang gula dan sakarin
2. Nitrosamines pada bahan pengawet buatan dan bahan pewarna buatan
yang umumnya dipakai dalam produk daging yang telah diproses dan
banyak dalam produk kemasan kalengan.
3. Zat pewarna yang ada dalam makanan, minuman, kosmetik maupun
obat.

2.10 Faktor Diet dalam Perlindungan Sel Kanker


Etiologi penyakit kardiovaskuler (CVD) bersifat multifaktorial
dengan sejumlah faktor resiko yang mempengaruhi perkembangan dan
progresi penyakit ini. Bertolak belakang dari pemaham tentang patologi
CVD, terdapat kemungkinan untuk mengidentifikasi komponen diet yang
turut berkontribusi untuk membantu mencegah proses penyakit CVD.
Meskipun belum lengkap, pengetahuan yang dimilki saat ini digunakan
sebagai dasar anjuran diet untuk menurunkan resiko CVD.
- Disfungsi Endotel
Disfungsi endotel merupakan perubahan status fungsional sel endotel
yang terjadi sebagai respon terhadap rangsangan lingkungan (Kumar
et.al, 2007).Disfungsi endotel akan berakibat pada penurunan daya

15
vasodilatasi darah karena terjadi penurunan produksi dan bioaktivitas
faktor vasodilatasi lokal khususnya Nitrogen Monoksida (Endothelium
Derivate Relaxing Factor, EDRF). Tidak ada ukuran baku untuk fungsi
endotel, namun kapasitas vasodilatasi serta penetapan kadar produk
yang berasal dari endotel dalam plasma dan urin dapat digunakan
sebagai indikator pengganti bagi fungsi endotel. Banyak diantaranya
faktor-faktor yang berpengaruh pada endotel yang dapat
mempengaruhi tahapan lain pada proses patologis CVD. Disfungi
endotel dapat dipicu oleh stres fisik, zat iritan, dan paparan zar toksik
seperti merokok, level lipid yang abnormal atau hiperkolestrolemia
dan diabetes yang dikenal sebagai faktor resiko mayor aterosklerosis
yang dapat menginduksi terjadinya disfungsi endotel . Faktor yang
terlibat dalam fungsi endotel :

Faktor Mekanisme yang Kekuatan bukti


diusulkan pendukung

Asupan lemak Peningkatan kadar Konsisten dengan efek


dari diet lipoprotein yang kaya membahayakan dai
TAG setelah makan, akan lipemia aterogenik.
menimbulkan efek pro-
oksidan pada endotel,
dapat mengganggu
vasodilatasi.

Minyak ikan Terutama asam Terdapat bukti yang


dokosaheksaenoat (DHA) konsisten untuk
akan tergabung dalam penurunan jumlah
fosfolipid membran dan kasuh PJK fatal.
menghambat aktivitas
proinflamasi dan
protrombik.

Nutrien Perlindungan melawan Terdapat bukti

16
antioksidan kerusakan akibat radikal konsisten dari hasil
bebas, misalnya sebagai studi laboratorium dan
akibat hipertensi, in vivo, manfaat tidak
merokok, dan produk terlihat pada uji
pro-oksidan. intervensi.

Vitamin B dan Penurunan kadar Penuruna insidensi


folat homosistein (HCys) vaskular pada
dalam sirkulasi, Hcys kelompok uji dan
dianggap toksik terhadap perbaikab hasil EKG,
endotel. Untuk mencegah sedang menunggu
terjadinya kontaminasi hasil uji suplementasi
yaitu dengan cara berskala besar.
mengurangi respons
terhadap asetilkolin.

Alkohol Meningkatkan kadar Asupan dalam jumlah


HDL yang bertindak sedang dapat
sebagai antioksidan, menurunkan angka
memungkinkan memiliki PJK.
efek anti inflamasi.

- Lipid Darah
Kuantitas dan komposisi lemak dalam diet merupakan penentu
utama dari profil lipid plasma. Peningkatan kadar trigliserida yang
menetap akan mengganggu pertukaran normal komponen-komponen
diantara fraksi-fraksi lipoprotein yang akan mengakibatkan
pembentukan partikel LDL dan HDL yang kecil dan padat namun
dapat memacu aterogenesis. Kemudian modifikasi terhadap proporsi
lemak yang dikonsumsi telah menjadi anjuran pencegahan PJK melalui
diet.
- Faktor diet lain yang berdampak pada lipid

17
Berikut ini adalah makanan dan nutien lain yang telah dihubungkan
dengan efek lipid darah yaitu :
1. Kedelai, mengandung isoflavon yang dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam plasma. Telah dilaporkan penurunan yang
terjadi yaitu sebesar 0,23 mmol/L dengan asupan protein
kedelai sebanyak 25 g/hari.
2. Serat makanan, serat larut dilaporkan dapat menurunkan
kolesterol total sebanyak 0,045 mmol/L untuk setiap gram
serat. Studi populasi menyiratkan bahwa rendahnya laju PJK
berhubungan dengan lebih tingginya asupan serat.
3. Alkohol, asupan alkohol dalam jumlah yang sedang (1-2
unit/hari) telah dilaporkan dapat menurunkan PJK pada pria
berusia diatas 40 tahun dan pada wanita pasca menopause.
Dengan mengonsumsi alkohol dengan jumlah tersebut dapat
mengakibatkan kadar HDL meningkat, tetapi konsumsi alkohol
dalam jumlah yang lebih besar akan berakibat pada
peningkatan TAG dan resiko PJK.
4. Stanol dan sterol nabati, keduanya dapat mengurangi absorpsi
kolesterol dari diet dan juga dapat meningkatkan aktivitas
reseptor LDL yang efeknya akan terlihat jelas dapat
menurunkan kadar kolesterol pada plasma terutama fraksi
LDL.
- Stres Oksidatif
Oksidasi partikel LDL merupakan tahap kunci dalam patologi
penyakit kardiovaskuler. Partikel LDL mengandung sejumlah besar
lemak tak jenuh ganda yang rentan terhadap oksidasi. Hal ini dapat
ditandai dengan stres oksidatif yang meningkat pada penyakit
kardiovaskuler. Antioksidan juga terdapat pada LDL dan dapat
memberikan sejumlah perlindungan melawan radikal bebas, diet
merupakan sumber penting atioksidan eksogen.
a. Buah dan sayuran merupakan makanan sumber utama anti-oksidan,
dan populasi konsumsi buah dan sayuran yang tinggi akan

18
berdampak pada penurunan resiko penyakit kardiovaskuler.
Hubungan berbanding terbalik telah dilaporkan antara kadar anti-
oksidan plasma, termasuk askorbat dan vitamin E, dengan resiko
penyakit kardiovaskuler.
b. Uji intervensi, menggunakan vitamin anti-oksidan tunggal atau
dalam kombinasi tidak berhasil membuktikan manfaatnya dan pada
beberapa kasus justru memberikan hasil yang negatif.
c. Makanan nabati mengandung senyawa antioksidan lainnya seperti
flavonoid dan beberapa diantaranya mungkin merupakan
antioksidan yang lebih aktif bila makanan dikonsumsi secara utuh.
Anjuran saat ini adalah peningkatan konsumsi buah dan sayuran
menjadi paling sedikit 5 porsi (400 g) setiap hari untuk membantu
memperoleh beraneka ragam antioksidan.
- Inflamasi
Kondisi inflamasi terjadi pada penyakit kardiovaskular yang
mungkin diakibatkan oleh respons umum (tubuh) terhadap faktor lokal
yang terkait dengan plak aterosklerotik. Indikator kunci dari respons
ini ialah peningkatan kadar protein C-reaktif (C-reactive protein, CRP)
dan fibrinogen.
a. Obesitas terkait dengan peningkatan kadar CRP dan kadar CRP
berkurang dengan menurunkan berat badan seseorang. Akan tetapi,
tidak jelas bagaimana dan seberapa jauh temuan ini terkait dengan
respons inflamasi.
b. Eikosanoid yang berasal dari PUFA berperan dalam proses
inflamasi dan eikosanoid yang berasal dari PUFA n-6 bersifat
proinflamasi. Sintesis senyawa ini akan dihambat secara kompetitif
oleh EPA dan DHA yang terkandung dalam ikan berlemak dan
eikosanoid yang dihasilkan oleh PUFA n-3 bersifat anti-inflamasi.
c. Efek lain dari PUFA n-3meliputi peningkatan stabilitas plak dan
perubahan produksi sitokin, namun pada saat ini belum jelas
bagaimana cara PUFA n-3 memberikan efek perlindungan pada
penyakit kardiovaskular.

19
- Faktor hemostatik
Keseimbangan antara kecenderungan pembekuan darah dan fibrinolisis
menentukan resiko pembentukan trombus, sejumlah besar faktot
fisiologis berperan dalam proses tersebut.
a. Obesitas telah dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi
fibrinogen dan penanda kecenderungan protrombotik (pembekuan
darah) lainnya. Penurunan berat badan dan aktifitas fisik
memberikan dampak positif terhadap berbagai penanda ini.
Beberapa faktor yang berkontribusi meningkatkan asupan energi
juga dapat mempengaruhi status trombotik seperti konsumsi
alkohol dengan jumlah sedang dan diet tinggi lemak, keduanya
dapat menurunkan aktivitas fibrinolitik. Namun, asupan alkohol
dalam jumlah yang besar akan meningkatkan TAG dan resiko PJK
dan asupan dalam jumlah sedikit dapat menurunkan konsentrasi
fibrinogen.
b. Aktivitas fibrinolitik juga dapat ditingkatkan dengan diet yang
akan memacu penurunan berat badan seperti diet rendah lemak dan
diet tinggi serat.
c. Minyak ikan yang menyediakan PUFA n-3 dapat membantu
mengurangi produksi tromboksan A₂ sehingga dapat menekan
aktivasi platelet.

2.11 Pola Diet dalam Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker


Anjuran praktis tentang lemak dalam diet untuk memperbaiki profil lipid
plasma dan dasar dari anjuran tersebut.

Lipid dalam Efek terhadap lipid Penerapan praktis


diet plasma

Lemak total Diet tinggi lemak Pengurangan lemak


umumnya berhubungan menjadi 30-35% dari
dengan morbiditas PJK energi total

20
yang tinggi. Diet rendah direkomendasikan secara
lemak terbukti luas. Penurunan yang
menurunkan kadar LDL, lebih besar dapat
namun penggantian lemak mengurangi kepatuhan
dengan CHO dapat dan dapat mengakibatkan
meningkatkan kadar tingginya asupan CHO,
TAG. Efek ini dapat yang akan meningkatkan
diatasi dengan melakukan kadar VLDL.
aktivitas fisik.

SFA SFA dengan 14 dan 16 Pengurangan konsumsi


karbon secara khusus makanan sumber SFA
berkaitan erat dengan umumnya disepakati
peningkatan kadar LDL. sebagai anjuran yang
Penurunan asupan SFA tepat, asupan target
akan menurunkan normalnya 10% dari
kolesterol total, LDL dan energi total.
HDL (lebih sedikit
daripada (LDL), efek
pada PJK didukung oleh
bukti kuat.

Kolesterol Peningkatan kadar Berhubungan erat dengan


kolesterol dalam plasma SFA dalam diet dan
berbeda-beda pada tiap penekanan pada
individu, absorpsi dan penurunan SFA akan
diet jumlahnya terbatas. membatasi juga asupan
kolesterol. Telur kaya
akan kolesterol dan
asupannya mungkin
dikontrol pada individu
yang rentan terhadap
kenaikan kadar kolesterol.

21
PUFA n-6 Penggantian SFA dengan Direkomendasikan untuk
PUFA n-6menurunkan mesubtitusi SFA dengan
kadar LDL dengan hanya PUFA n-6, asupan diatas
sedikit perubahan pada 10% dari energi tidak
kadar HDL, sehingga direkomendasikan karena
menghasilkan profil lipid adanya resiko peroksidasi
yang lebih baik. Ini juga pada ikatan rangkap dua.
dapat membantubersihan
VLDL pada kondisi pasca
makan.

MUFA Penggantian SFA dengan Substitusi SFA dengan


MUFA menurunkan MUFA merupakan
kadar LDL namun tidak modifikasi diet yang
mengurangi LDL. bermanfaat, terutama pada
Perubahan kebiasaan diet individu dengan berat
dengan meningkatkan badan normal, yang tidak
konsumsi MUFA perlu mengurangi asupan
berhubungan dengan lemak totalnya.
pembentukan kilomikron
yang lebih besar dan
penghambatan aktivasi
faktor VII (yang berarti
bahwa kecenderungan
pembekuan darah menjadi
lebih lemah).

Asam lemak Menyebabkan Kadar harus tetap rendah,


trans peningkatan LDL dan direkomendasikan agar
penurunan kadar HDL mencakup <2% dari
dan berpotensi asupan energi.
menyebabkab PJK.

PUFA n-3 Dapat meningkatkan Efek bersihan lipid hanya

22
bersihan VLDL dari terlihat pada dosis yang
sirkulasi dan menurunkan tinggi, lebih besar
konsentrasu LDL yang daripada yang dapat
kecil dan padat. dicapai dengan konsumsi
ikan berlemak dalam
jumlah yang normal.

23
BAB III
KESIMPULAN

a. Kesimpulan
- Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan
dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor
biologik spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai
suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau
berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.
- Diet merupakan salah satu cara untuk menurunkan berat badan namun
diet jika tidak dijalankan dengan benar akan berdampak buruk bagi
kesehatan tubuh.
- Dalam pemenuhan asupan nutrisi harus benar-benar dilakukan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi tubuh itu sendiri, bila dalam pemenuhan
asupan gizi dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan dampak
yang negatif yaitu berat badan berlebihan, obesitas, kanker dan
penyakit kardiovaskuler. Bila asupan nutrisi kurang dari batas normal
juga akan berdampak buruk bagi tubuh. Pemenuhan nutrisi sangat
penting untuk membantu untuk mengembalikan energi pada penderita
kanker. Diet dengan jenis tertentu juga akan mengurangi dampak yang
lebih buruk dari penyakit kardiovaskuler.

b. Saran
Untuk mencegah penyakit obesitas, maka perlu keseimbangan
antara kelebihan dan pengeluaran kalori dalam asupan makanan, dan ubah
gaya hidup sehat. Kami sebagai penulis tentunya masih menyadari
bahwa makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber referensi serta kritik yang membangun dari para pembaca.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Winda, and Besari Adi Pramono. 2013. Analisis Faktor Risiko
terhadap Luaran Maternal dan Perinatal Pada Kasus Eklampsia di
RSUP Dr Kariadi Tahun 2011-2012. Diss. Faculty of Medicine
Diponegoro University.
Beck, Mary E. 2013. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta : Penerbit Andi
Berasi, M. 2007. Nutrition at Glance. Penerjemah : Hermin. 2009. At A
Glance. Jakarta : Erlangga
Ely, A. F.(2016). Penyelesaian Kasus Trigliserida dengan Obesitas.
Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia. Makasar
Kumar, Vinay, Cotran, et.al. 2007. Buku Ajar Patologi Anatomi Edisi 7
Vol 2. Jakarta : EGC pp 367-378
Nunik Kusumawardani. 1996. Penanganan Nutrisi pada Penderita Kanker.
Jurnal Kesehatan. Media Litbangkea Vol, VI No. 04
Rahim, F. K. (2014). Faktor risiko underweight balita umur 7-59 bulan.
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(2), 115-121.
Rahmah, E. F.(2014). Pengukuran Berat Badan untuk Pasien dengan Dan
Tanpa Kondisi Khusus. Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya,Malang
Sumanto, A. (2009). Tetap langsing dan sehat dengan terapi diet.
AgroMedia.
Salam, A. (2010). Faktor risiko kejadian obesitas pada remaja. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin, 6(3),
27394.

25
Soal
1. Apa saja faktor lingkungan yang mempengaruhi obesitas?
( Aktivitas fisik, gaya hidup, sosial ekonomi, nutrisi )
2. Yang disebut dengan penimbunan jaringan lemak tubuh
secara berlebihan yaitu (Obesitas)
3. Faktor apa yang berperan sangat besar yang mempengaruhi
obesitas yang disebut dengan parental fitness ( Faktor
Genetik )
4. Penyakit apa yang yang timbul ketika terjadi penimbunan
lemak yang berlebih kemudian meningkatkan aliran darah
dan menyebabkan tekanan darah tinggi? (Penyakit
jantung/kardiovaskular )
5. Jika terlalu banyak mengonsumsi gula secara berlebihan
apa yang akan terjadi? ( tubuh akan mengubah gula
menjadi timbunan lemak kemudian himpunan tersebut
dapat mengakibatkan obesitas)
6. Berapa ml air yang harus dikonsumsi untuk meningkatkan
proses pembakaran kalori sebanyak 24-30% selama 1 jam
nya? (500 ml)
7. Diet apa yang dimaksud dengan diet menjaga lemak protein
dan karbohidrat dalam tubuh dengan perbandingan 80%
lemak, 15% protein dan 5% karbohidrat? ( Diet
Katogenik)
8. Berapa persen lemak yang akan diolah sebagai sumber
energi dan tenaga pada tubuh? (35%)
9. Lemak tak jenuh sering terdapat pada makanan yang berupa
(gorengan dan fast food)
10. Apa yang dimaksud dengan diet plan atau diet tawar? ( Diet
yang tidak memberikan esensi rasa)

26
11. Pada diet FC atau food combining hanya diperbolehkan
makanan dengan jenis? ( Sayuran dan buah bersama
makanan mengandung protein)
12. Olahraga apa yang disarankan untuk mendukung adanya
diet mayo? (Jalan, yoga, renang, badminton, serta
peregangan ringan pada tubuh)
13. Apa saja faktor yang mempengaruhi badan kurus? ( genetik
atau keturunan, aktivitas fisik yang tinggi, kondisi
medis, obat-obatan tertentu, dan masalah psikologis)
14. Contoh terapi yang dapat mengakibatkan berkurangnya
nafsu makan yaitu ? (Kemoterapi)
15. studi apa yang digunakan untuk mengetahui faktor resiko
terjadinya kanker dari faktor nutrisi? ( Nutritional
epidemiologi)

27

Anda mungkin juga menyukai