Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAGEMENT PROGRAM GIZI

Nama : Ummi to’ibah

NIM : 6511419014

Rombel : 6A Gizi

PROGRAM STUDI GIZIJURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
Keterkaitan Konsumsi Pangan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Orang Dewasa

Prevalensi terjadinya status gizi lebih atau yang sering dikenal dengan overweight dan
obesitas pada orang dewasa sudah menjadi salah satu permasalahan gizi di Indonesia.usia
dewasa lebih rentan mengalami obesitas, karena kecenderungan prevalensi kegemukan
meningat seiring dengan bertambahnya usia. Biasanya, perempuan lebih rentan megalami
obesitas dibandingkan dengan laki-laki. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
alitbangkes (2010), yang menyebutkan bahwa berdasrkan hasil Riskesdas tahun 2010
obesitas pada orang dewasa di Indonesia sebanyak 21,7% yng diantaranya peempuan
sebanyak 26,9% dan laki-laki 16,3% (Diana et al., 2013). Kejadian obesitas yang cukup
tinggi tidak lepas dari gaya hidup modern masa kini. Beberapa factor yang mempengaruhi
Kesehatan seseorang dan hampir semuanya berkaitan dengan gaya hidup seseorang.
Berbicara mengenai gaya hidup, masyarakat yang bertempat tinggal di perkotaan lebih
banyak mengalami obesitas dibanding masyarakat pedesaan. Salah satu factor penyebab
terjadinya obesitas yaitu kebiasaan mengonsumsi makanan yang cenderung mengandung
tinggi energi (lemak, protein, dan karbohidrat), serta makanan rendah serat (fast food).
Seringnya mengonsumsi makanan cepat saji dalam jumlah yang berlebihan akan
meningkatkan persen lemak tubuh. Tingginya persen lemak dalam tubuh akan menyebabkan
kenaikan berat badan, serta dapat menimbulkan penyakit degeneratif. Dalam jangka waktu
panjang maupun pendek, status gizi lebih dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti
obesitas, darah tinggi, diabetes, jantung dan stroke. Sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mendez et al. (2004) dan Bogers et al. (2007) yang menyebutkan bahwa
peningkatan risiko terjadiya penyakit tidak menular pada orang obesitas, seperti diabetes
sebesar 4,5 kali, hipertensi 2,5 kali, dan penyakit jantung 32%. (Diana et al., 2013)

Obesitas bukan sekedar masalah kesehatan, melainkan masalah kesadaran. Zaman


dahulu kegemukan identik dengan kemakmuran. Sedangkan saat ini, kegemukan merupakan
suatu kelainan atau penyakit. Menurut Husnah (2012), the New World Syndrome merupakan
sebutan terbaru obesitas saat ini, dengan prevalensi angka kejadiannya yang terus meningkat
dimana-mana. Sejalan dengan hasil penelitian Nyoman Bagiastra dkk (2019) yang
menyebutkan bahwa terdapat satu miliar lebih orang dewasa di seluruh dunia mengalami
obesitas (berat badan lebih) dan kategori obesitas dengan BMI diatas 30 paling sedikit
berjumlah 300 juta orang (Bagiastra & Yuliartini Griadhi, 2019)
Maraknya problematika mengenai gizi di suatu daerah maupun negara dapat berpengaruh
terhadap kualitas SDM manusia di wilayah tersebut, sehingga dapat berakibat pada
pembangunan nasional. Menciptakan suatu SDM manusia yang berkualitas, hidup sehat, dan
produktif dapat diperoleh dengan cara memberi edukasi gizi, memberi informasi mengenai
aneka ragam makanan serta porsi makana dengan jumlah yang cukup dan seimbang.

Adanya kebijakan dan rencana kegiatan dalam penanggulangan obesitas perlu dilakukan
oleh pemerintah. Seperti yang dikatakan oleh ibu Sri Astuti. Suparmanto (2010) bahwa salah
satu kewajiban pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat secara adil yaitu
dengan menetapkan kebijakan dan rencana kegiatan yang menjamin ketersediaan
(availabillity) dan keterjangkauan (accessability) pemeliharaan kesehatan (Bagiastra &
Yuliartini Griadhi, 2019)

Bahaya dan risiko akibat dari obesitas sudah disadari oleh pemerintah. Seperti yang
dikemukakan oleh Nyoman Bagiastra dkk (2019), pemerintah mengeluarkan PMK No. 30
Tahun 2013 mengenai pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak. Selain itu
terdapat juga PERMENKES No. 63 Tahun 2015 yang merupakan hasil amandemen dari
pesan kesehatan untuk pangan olahan dan pangan siap saji (Bagiastra & Yuliartini Griadhi,
2019)

Dengan adanya perhatian pemerintah terhadap prevalensi angka kejadian obesitas,


masyarakat sudah seharusnya mendukung dan melaksanakan apa yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh kecil, membiasakan pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan-makanan
yang bergizi sesuai kebutuhan dilingkungan terdekat seperti keluarga sudah membantu
menurunkan terjadinya obesitas.

Menurut Hardin (2002), melakukan penilaian terhadap tingkat keseimbangan dan


keanekaragaman pangan merupakan salah satu upaya dalam mengurangi terjadinya obesitas.
Parameter yang dapat digunakan yaitu dengan Pola Pangan Harapan (PPH). PPH sendiri
memiliki arti sebagai salah satu kelompok pangan utama yang dapat memenuhi kebutuhan
energi dan zat gizi serta memiliki daya terima di masyarakat. (Anwar & Hardinsyah, 2014)
Keseimbangan asupan energi dan zat gizi dapat didapatkan dari keberagaman makanan yang
kita konsumsi. Namun, asupan makanan masyarakat setempat masih belum beragam. Sejalan
dengn hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Anwar dan Hardinsyah (2014) yang
menjukkan rendahnya skor PPH.(Anwar & Hardinsyah, 2014)
Selain keberagaman makanan yang harus di konsumsi, perhatian terhadap mutu makanan
juga diperlukan. Pengertian Mutu Gizi Asupan Pangan (MGP) menurut Hardinsyah (2000)
yaitu nilai untuk menentukan kandungan suatu bahan pangan, sehingga dapat diketahui
apakah bahan pangan tersebut bergizi atau tidak. nilai tesebut berdasarkan pada kandungan
zat gizi pangan, serta berkaita dengan kebutuhan tubuh.(Anwar & Hardinsyah, 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K., & Hardinsyah. (2014). Konsumsi Pangan Dan Gizi Serta Skor Pola Pangan
Harapan Pada Dewasa Usia 19-49 Tahun Di Indonesia. Jurnal Gizi Dan Pangan, 9(1),
51–58.

Bagiastra, I. N., & Yuliartini Griadhi, N. M. A. (2019). Model Pengaturan Anti Obesitas
Dalam Rangka Penguatan Serta Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Di
Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 8(2), 242. https://doi.org/10.23887/jish-
undiksha.v8i2.22377

Diana, R., Yuliana, I., Yasmin, G., & Hardinsyah, D. (2013). Faktor Risiko Kegemukan pada
Wanita dewasa Indonesia (Risk Factors of Overweight among Indonesian Women).
Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(1), 1–8.
http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/viewFile/7226/5647

Anda mungkin juga menyukai