Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktivitas harian masyarakat pada era ini telah mengalami perubahan sosial

(social change) yang cukup dinamis. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat menjadi

lebih terbuka terhadap perubahan sosial sebagai akibat dari arus globalisasi. Globalisasi

saat ini berpotensi mulai merambah pada bagian-bagian aspek kehidupan masyarakat

Indonesia, sehingga membuat batas-batas antar negara sebagai jurang pemisah tak ada

lagi artinya. Hilangnya batasan negara tersebut membuat beranekaragam unsur-unsur

kebudayaan dari segala penjuru wilayah, termasuk juga dari budaya negara-negara

barat akan mudah keluar masuk ke wilayah Indonesia (Marlina, 2015).

Dampak dari mudahnya akses budaya tersebut dapat terlihat jelas dengan

perubahan gaya hidup dari bersifat kedaerahan (tradisional) menjadi modern akibat

perkembangan teknologi dan informasi. Selain itu, merambahnya globalisasi ini

ditandai dengan adanya gejala beragam produk-produk kebudayaan yang menyatu sulit

untuk dapat diidentifikasi batas-batasnya secara jelas. Akibatnya modernisasi dan

westernisasi sangat mudah untuk masuk dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat

Indonesia yang cenderung terbuka terhadap perubahan sosial itu sendiri dan berpotensi

untuk di jadikan gaya hidup baru bagi masyarakat urban (Alfadhil et al., 2021; Marlina,

2015).

Aktivitas masyarakat urban di Indonesia yang hidup pada peradaban modern ini

semakin beragam, salah satunya yang saat ini tengah terjadi di masyarakat perkotaan

adalah aktivitas makan pada makanan cepat saji yang bercitarasa luar negeri. Makanan

cepat saji merupakan makanan siap saji yang mengandung tinggi kalori, tinggi lemak

dan rendah serat. Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji secara konstan dapat
berdampak buruk bagi kesehatan anak-anak, remaja, maupun dewasa seperti

meningkatkan risiko penyakit hipertensi, diabetes, gangguan pada lemak darah dan

obesitas (Laksono et al., 2022).

Salah satu penyakit paling berbahaya yang disebabkan oleh makanan cepat saji

adalah obesitas. Obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal

dalam tubuh sehingga dapat mengganggu kesehatan. Keadaan ini ditunjukkan dari

ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh

sehingga terjadi kelebihan berat badan yang jauh melampaui ukuran ideal. (Rahman &

Utami, 2014). Obesitas ini dapat memicu berbagai penyakit lain seperti penyakit

jantung,

asma, stroke, diabetes, serta radang pada tulang dan persendian. Berdasarkan data dari

GBD 2015 Obesity Collaborators (2017), overweight dan obesitas memiliki risiko

mengalami diabetes (44%), penyakit jantung iskemik (23%) dan kanker (7-41%).

Selain itu, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan peningkatan

prevalensi obesitas pada penduduk berusia ≥15tahun, dari 18,8% (2007), 26,6% (2013)

dan 31% (2018), begitu juga prevalensi obesitas pada usia >18 tahun dari 10,5% (2010)

menjadi 14,8% (2013) dan meningkat menjadi 21,8% tahun 2018, serta pada tahun

2013 laki-laki yang mengalami obesitas sebesar 19,7% dan Perempuan sebesar 32,9%

(Bertalina & Mulyani, 2020).

Berdasarkan penelitian (Gotera et al., 2014) menyebutkan bahwa obesitas

mempunyai hubungan dengan tekanan darah, kadar glukosa darah, kadar trigliserid

yang

tinggi, kolesterol dan kadar adiponectin. Obesitas yang menetap selama periode waktu

tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak dapat menyebabkan

terjadinya gangguan sistem metabolik berupa hiperkolesterolemia. Peningkatan


kolesterol darah dapat disebabkan oleh kenaikkan kolesterol yang terdapat pada very

low- density lipoprotein dan low–density lipoprotein sekunder karena peningkatan

trigliserida yang besar dalam sirkulasi apabila terjadi penumpukan lemak berlebihan di

dalam tubuh (Listiyana et al., 2013).

Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik berupa lemak tetapi memiliki

rumus steroida. Kolesterol memiliki peran penting dalam pengaturan permeabilitas dan

fluiditas membran yang merupakan lipid amfipatik sebagai lapisan luar lipoprotein

plasma yang sangat penting dalam tubuh, kolesterol juga diproduksi oleh hati dan

dialirkan melalui peredaran darah. Namun, apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebih

dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah yang disebut

hiperkolesterolemia, bahkan dalam jangka waktu yang panjang bisa menyebabkan

kematian (Bogers et al., 2007; Wibawa et al., 2022)

Saat ini prevalensi Hiperkolesterolemia masih tinggi, prevalensi

hiperkolesterolemia di dunia sekitar 45 %, di Asia Tenggara sekitar 30 % dan di

Indonesia 35 % (Wibawa et al., 2022). Data di Indonesia yang diambil dari riset

kesehatan dasar nasional (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan ada 34,8 % dari

penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun mengalami Hiperkolesterolemia dengan

kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl, dimana perempuan lebih banyak dari laki-laki dan

perkotaan lebih banyak dari pada dipedesaan. Data RISKEDAS juga menunjukkan 15.9

% populasi yang berusia ≥ 15 tahun mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi (≥

190 mg/dl), 22.9 % mempunyai kadar HDL 40 mg/dl, dan 11.9 % dengan kadar

trigliserida yang sangat tinggi yaitu ≥500 mg/dl (PERKENI, 2019).

Pengukuran obesitas terbagi menjadi 2 indikator, dimana penentuan obesitas

umum menggunakan indikator antropometri indeks massa tubuh (IMT), sedangkan

obesitas sentral menggunakan lingkar perut/pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang
dan tinggi badan (LP/TB) (Susilawati et al., 2015). Indeks massa tubuh adalah ukuran

yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang didapatkan dari

perbandingan berat dan tinggi badan, sedangkan lingkar perut adalah garis yang

menyentuh area bagian atas tulang pinggul dan bagian bawah tulang rusuk dan

dipergunakan sebagai indicator dalam mengetahui timbunan lemak dalam jaringan

visceral (intraabdomen) (Rahmadhani, 2015; Susilawati et al., 2015)

Indeks Massa Tubuh (IMT) yang termasuk kategori Overweight dan obesitas

mencerminkan adanya perubahan dalam komposisi tubuh. Peningkatan IMT

mencerminkan terjadinya peningkatan proporsi massa lemak tubuh. Sedangkan pada

kondisi hiperkolesterolemia umumnya diderita oleh individu Overweight dan lanjut

usia akan tetapi tidak menutup kemungkian gangguan metabolisme ini dapat terjadi

pada individu dengan usia muda, karena adanya perubahan pola hidup. Kriteria ukuran

IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan World Health Organization (WHO), yang

membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal IMT

untuk laki-laki adalah (20,1–25,0) dan perempuan adalah (18,7-23,8) (Wibawa et al.,

2022). Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, batas aman

lingkar perut normal untuk pria adalah 90 cm dan untuk wanita adalah 80 cm. Lingkar

perut yang melebihi batas ini menjadi tanda bahwa terjadinya obesitas (Nadilla et al.,

2021).

Pengukuran IMT dan lingkar perut sebagai indicator obesitas menjadi salah satu

langkah pencegahan dalam mengurangi timbulnya berbagai komplikasi penyakit

kardiovasikuler. Namun, masih sedikit penelitian untuk mengetahui hubungan IMT dan

lingkar perut terhadap kolestrol total, khususnya pada Puskesmas Babakan. Hal ini

menjadi hal yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Perut Terhadap Kadar Kolesterol Total di

Puskesmas Babakan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

apakah terdapat hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Perut terhadap

Kadar kolesterol total di Puskesmas Babakan?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Perut

terhadap Kadar kolesterol total di Puskesmas Babakan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) di Puskesmas Babakan

2. Mengidentifikasi Lingkar Perut di Puskesmas Babakan

3. Mengidentifikasi kadar kolesterol total di Puskesmas Babakan

4. Menganalisa hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol total

di Puskesmas Babakan

5. Menganalisa hubungan Lingkar Perut dengan kadar kolesterol total di Puskesmas

Babakan

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Instansi Kesehatan

Untuk memberikan informasi dan manfaat kepada instansi kesehatan agar

lebih meningkatkan penyuluhan, skrining, dan pengetahuan lebih pada usia balita,

remaja, dewasa maupun pralansia terutama pada penderita kolesterol agar

menerapkan pola hidup sehat.


1.4.2. Bagi Universitas

Untuk memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu Kesehatan masyarakat

dan diharapkan dapat membantu peneliti selanjutnya dalam pengerjaan tugas serta

untuk menambah pengetahuan tentang kadar kolesterol total.

1.4.3. Bagi Peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada saat perkuliahan serta

merupakan syarat tugas akhir mahasiswa untuk lulus.

1.4.4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada

masyarakat, khususnya kepada penderita kolesterol, mengenai hubungan Indeks

Massa Tubuh dan lingkar perut dengan kadar kolesterol total di Puskesmas Babakan.
DAFTAR PUSTAKA

Alfadhil, D. M., Agung, A., & Muhammad, H. H. (2021). Budaya Westernisasi Terhadap
Masyarakat. JURNAL SOSIAL POLITIKA, 2(2), 99–108.
Bertalina, & Mulyani, R. (2020). Pengaruh Pemberdayaan Keluarga terhadap Pengendalian
Obesitas Family Empowerment Effect on Obesity Control. Jurnal Kesehatan, 11(2007),
68–76. http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
Bogers, R. P., Bemelmans, W. J. E., Hoogenveen, R. T., Boshuizen, H. C., Woodward, M.,
Knekt, P., Van Dam, R. M., Hu, F. B., Visscher, T. L. S., Menotti, A., Thorpe, R. J.,
Jamrozik, K., Calling, S., Strand, B. H., & Shipley, M. J. (2007). Association of
overweight with increased risk of coronary heart disease partly independent of blood
pressure and cholesterol levels: A meta-analysis of 21 cohort studies including more
than 300 000 persons. Archives of Internal Medicine, 167(16), 1720–1728.
https://doi.org/10.1001/archinte.167.16.1720
GBD 2015 Obesity Collaborators. (2017). Health Effects of Overweight and Obesity in 195
Countries over 25 Years. New England Journal of Medicine, 377(1), 13–27.
https://doi.org/10.1056/nejmoa1614362
Gotera, W., Aryana, S., Suastika, K., Santoso, A., & Kuswardhani, T. (2014). Hubungan
Antara Obesitas Sentral Dengan Adiponektin Pada Pasien Geritari Dengan Penyakit
Jantung Koroner. Jurnal Penyakit Dalam, 7(2), 102–107.
Laksono, R. A., Mukti, N. D., & Nurhamidah, D. (2022). Dampak Makanan Cepat Saji
Terhadap Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi “X” Perguruan Tinggi “Y.” Jurnal
Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat,
14(1), 35–39. https://doi.org/10.52022/jikm.v14i1.282
Listiyana, A. D., Mardiana, M., & Prameswari, G. N. (2013). Obesitas sentral dan kadar
kolesterol darah total. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 37–43.
Marlina, N. (2015). Eksistensi Potensi Lokal dalam Fenomena Glokalisasi: Belajar dari Batik
Kayu Krebet. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 8(2), 110.
Nadilla et al., 2021. (2021). Skrining Penyakit Tidak Menular. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 1, 2013–2015.
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/pattimuramengabdi/article/view/4827/3603
PERKENI. (2019). Pedoman Pengelolaan Dislipidemi di Indonesia 2019. PB Perkeni, 5, 9.
Rahmadhani, R. (2015). Analisis hubungan kadar kolesterol total dan ukuran lingkar perut
dengan kejadian hipertensi pada pegawai UIN Alauddin Makassar tahun 2014. Al -
Sihah : Public Health Science Journal, 7(1), 99–105.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/view/1981
Rahman, I., & Utami, D. (2014). Hubungan Obesitas dengan Kadar Kolesterol Pada
Mahasiswa Kedokteran Universitas Malahayati. Jurnal Medika Malahayati, 1(4), 185–
191.
Susilawati, M. D., Muljati, S., & Bantas, K. (2015). PERBANDINGAN IMT DAN
INDIKATOR OBESITAS SENTRAL TERHADAP KEJADIAN DIABETES
MELITUS TIPE 2 (DMT2) (Analisis data sekunder baseline studi kohor PTM di
kelurahan Kebon Kalapa Bogor tahun 2011). Buletin Penelitian Kesehatan, 43(1), 17–
22. https://doi.org/10.22435/bpk.v43i1mar.3964
Wibawa, I. N., Rini, S., Sabariah, & Setyowati, E. (2022). Hubungan Indeks Massa Tubuh
(IMT), Lingkar lengan Atas (LILA) dan Lingkar Pinggang dengan Kadar Kolestrol
Total pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar. Musyawarah
Nasional Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia, 1(1), 167–184.
https://media.neliti.com/media/publications/558716-hubungan-indeks-massa-tubuh-imt-
lingkar-6a169139.pdf

Anda mungkin juga menyukai