Anda di halaman 1dari 11

Volume : 7

Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA KEKE DALAM NOVEL


SURAT KECILUNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

Siti Maemunah
Siti Badriyah
Universitas Pamulang
Pos-el: dosen02349@unpam.ac.id, driyaria08@gmail.com

Abstrak
Novel Surat Kecil Untuk Tuhan merupakan salah satu karya sastra dengan tema
perjuangan hidup yang dikemas dalam bahasa yang sederhana tetapi penuh
dengan makna kehidupan. Novel karya Agnes Davonar ini, menyampaikan setiap
peristiwa atau kejadian secara figuratif dan penuh dengan ekspresi haru. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis aspek psikologis novel khususnya tokoh utama
yaitu Keke dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes Davonar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data
primer yang digunakan adalah Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes Davonar.
Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa kalimat yang mengandung unsur
psikologi dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka,
teknik simak dan teknik catat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya aspek
psikologis negatif yang dialami oleh tokoh utama yaitu Keke, seperti tidak
terpenuhinya rasa fisiologis, rasa aman dan rasa cinta dan memiliki. Namun
setelah beberapa lama Keke mampu untuk bangkit dan tetap melanjutkan cita-
citanya. Hal ini dapat dijadikan nilai baik dalam kehidupan yaitu pantang
menyerah dan terus bekerja keras.

Kata kunci: Novel Surat Kecil Untuk Tuhan, Aspek psikologi

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan suatu bentuk pengungkapan sebuah pengalaman


ataupun imajinasi pengarang terhadap suatu peristiwa kehidupan yang tertuang
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

dalam medium bahasa dengan struktur yang kompleks. Mayoritas karya sastra
membicarakan tentang kehidupan manusia dengan berbagai jenis persoalan
hidupnya, sehingga secara tersirat antara karya sastra dengan manusia memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
(Safitri, 2014).
Karya sastra dibentuk sebagai wujud dari imajinasi dari pengarang untuk
mengungkapkan keberadaanya sebagai manusia yang tertuang dalam bentuk ide,
gagasan, dan pesan tersirat maupun tersurat serta diilhami oleh imajinasi
dan realitas sosial budaya pengarang. Karya sastra tergolong suatu fenomena
sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia dalam menyampaikan idenya
secara tertulis. Karya sastra termasuk karya yang bersifat imajinatif, sehingga
sastra berfungsi sebagai bahan bacaan yang menyenangkan, yang di dalamnya
tersirat akan nilai-nilai budaya dan berguna menambah kekayaan batin bagi
permasalahan manusia, kemanusiaan, dan kehidupan nyata. Salah satu karya
sastra imajinatif yang memiliki peminat yang tinggi adalah novel (Agnes et al.,
2012).
Novel tergolong salah satu karya sastra imajiner yang menyajikan suatu
cerita fiksi yang tertuang bentuk tulisan atau kata-kata, yang dibentuk oleh kedua
jenis unsur yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur formal
yang membangun sebuah karya sastra dari dalam secara intern. Adapun unsur
intrinsik itu antara lain peristiwa cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut
pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Sedangkan unsur
ekstrinsik termasuk unsur-unsur yang posisinya berada di luar karya sastra, akan
tetapi secara tidak langsung mempengaruhi terciptanya karya sastra. Adapun
unsur ekstrinsik itu antara lain adalah unsur biografi pengarang, psikologi,
keadaan lingkungan, dan pandangan hidup pengarang (Fatmawati et al., 2015).
Novel sebagai salah satu jenis karya sastra yang mampu untuk menampilkan
berbagai nilai-nilai positif bagi pembacanya, sehingga para pembaca akan peka
terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan
lingkungan serta dapat mendorong untuk berperilaku yang baik. Novel juga dapat
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

dikaitkan sebagai sebuah fenomena sosial dalam aspek-aspek kehidupan yang


dapat difungsikan sebagai sarana introduksi manusia dan zamannya. Sebuah novel
mayoritas menceritakan mengenai gambaran-gambaran realita kehidupan manusia
dengan lingkungan sosialnya. Gambaran realita kehidupan manusia tersebut
ditampilkan aspek-aspek psikologis melalui tokoh-tokoh sebagai fenomena
psikologis yang terdapat dalam suatu karya sastra. Seorang pengarang akan
berusaha dalam mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita
kehidupan lewat sebuah cerita yang dikemas secara sederhana dalam bentuk
tulisan. Seperti yang terdapat pada novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes
Davonar (Agnes et al., 2012).
Peneliti memilih menganalisis novel Surat Kecil untuk Tuhan karena
beberapa pertimbangan seperti, alur cerita yang sangat menarik untuk dikaji,
terlihat jelas penggambaran tokoh utama dalam menghadapi konflik psikologis
dan novel ini menyajikan unsur makna kehidupan yang bagus untuk dilakukan
analisis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam mengkaji novel Surat Kecil


untuk Tuhan Karya Agnes Davonar adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan berbagai
informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk
menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan fenomena dan
tidak terbatas pada pengumpulan data melainkan meliputi analisis dan
interprestasi data tersebut.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka,
teknik simak, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis isi (content analysis). Teknik validitas pada penelitian sastra pada
umumnya menggunakan validitas semantis.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
psikologis sastra yang bertujuan untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

terkandung dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar.
HASIL PENELITIAN

Analisis terhadap aspek psikologis dalam novel Surat Kecil untuk


Tuhan Karya Agnes Davonar menggunakan teori yang dikemukakan oleh Maslow
tentang kebutuhan bertingkat yang tersusun sebagai berikut, kebutuhan
fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki. Dalam novel ini, terdapat berbagai
aspek psikologis yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan konflik batin
oleh tokoh utama yaitu Keke. Adapun aspek-aspek psikologis tersebut antara
lain :

1. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling mendasar yang


dibutuhkan manusia sebagai makhluk hidup. Kebutuhan ini seperti makan,
minum, pakaian, dan tempat tinggal. Berikut peneliti akan membahas
kebutuhan fisiologis tokoh utama yang tidak terpenuhi.

Dalam kondisi yang kurang sehat, Keke sebagai tokoh utama


memaksa untuk mengikuti pertandingan volli yang pada saat itu seharusnya
dia melakukan konsultasi penyakitnya ke dokter. Namun ketika dia berkumpul
bersama teman-temannya untuk persiapan menjelang pertandingan, dia
merasakan ada yang aneh dengan hidungnya dan sulit untuk bernafas. Hal itu
terdapat dalam kutipan :

(1) “Gara-gara terlalu bernafsu ingin ikut membela timku dipertandingan


volli, aku akhirnya bilang pada ayah untuk memundurkan jadwal
kunjungan ke dokter lebih sore. Ayah setuju akan permintaanku, dan ia
pun memutuskan untuk berkunjung ke rumah tante tanpa aku. Aku
bilang kepada ayah untuk tidak perlu menjemputku karena aku akan
pulang bersama teman-teman. Semua tim volli gengku berkumpul usai
pulang sekolah Sebelumnya aku mulai merasa ada yang aneh dengan
hidung sebelah kiriku. Rasanya kok sumpek dan tidak bisa bernafas”
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

(Davonar, 2012: 33)

Akibat ada keanehan dengan hidungnya, akhirnya ayahnya membawa


ke dokter dan di diagnosa menderita kanker. Keke mulai kehilangan rasa peka
dan penciuman dari kedua hidungnya. Hal itu disebabkan karena kanker yang
ada dalam wajah Keke Semakin membesar. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan:

(2) “Apa yang dikatakan oleh Prof. Lukman menjadi kenyataan. Kanker itu
terus berkembang dalam waktu singkat. Tidak perlu menunggu waktu
dimana kanker itu tumbuh semakin besar di wajahku. Aku Mulai
kehilangan rasa peka dan penciuman bukan hanya dari satu lubang hidung,
tapi kini keduanya” (Davonar, 2012: 51).

Kanker yang diderita Keke semakin lama semakin parah dan kanker
tersebut telah mengganas ke bagian radang mulut hingga menjalar ke
tenggorokan dan menyebar mendekati jantung. Akibatnya Keke merasa
kesulitan untuk makan. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan:

(3) “Setelah 10 hari di rumah sakit, aku pulang ke rumah untuk menanti
kemoterapi selanjutnya. Ayah kecewa karena ternyata hasil kemeterapi
itu tidak begitu besar dampaknya. Dan yang lebih buruk, kanker ini
malah mengganas ke bagian radang mulutku hingga menjalar ke
tenggorokanku dan terus menyebar hingga mendekati jantungku. Akibatnya
aku merasakan kesakitan luar biasa ketika hendak ingin makan. Untuk
bicarapun kini semakin sulit. Yang paling kukeluhkan adalah saat
menarik nafas, keadaanku serasa berenang dalam sebuah kolam untuk
mencari oksigen”(Davonar, 2012: 137).

Selain kesulitan dalam mengunyah makanan, Keke juga mengalami


kesulitan dalam bernafas. Radang yang ada dalam mulut dan tenggorokannya
pun membuatnya kesulitan untuk mengkonsumsi makanan dan bernafas. Jadi
dengan terpaksa ia harus diinfus agar tubuhnya tetap bertahan. Hal tersebut
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

ditunjukkan dalam kutipan:

(4) “Melihat tes itu sulit, akhirnya Prof. Memutuskan untuk tidak melakukan
kemoterapi karena ia melihat sepertinya dampak dari kemoterapi itu
membuat mulut dan tenggorokanku di padati oleh radang sehingga
membuatku kesulitan untuk bernafas. Sebagai pilihan, ia langsung
meminta aku dirawat inap” (Davonar, 2012: 138).

(5) “Radang itu membuat aku kesulitan bernafas dan mengkonsumsi makanan.
Prof. memutuskan untuk memberikan cairan infus agar aku bisa
membuat tubuhku bertahan. Kalau dibayangkan aku bagaikan manusia
lumpuh yang tak dapat melihat dengan jelas, tidak dapat berbicara dengan
jelas, dan bergerak bebas dibagian kepalaku. Obat- obat yang diberikan
selalu membuatku merasa mengantuk, dan kalau sudah begitu aku pun
tertidur seperti orang yang hendak mati saja”.

Berdaskan kutipan pada point 1 hingga 5 dapat disimpulkan bahwa


kebutuhan fisiologis seperti makan, minum maupun bernafas pada tokoh utama
yaitu Keke tidak terpenuhi, dikarenakan kondisi tubuhnya yang mengalami
penurunan drastic hari demi hari. Hal ini membuat Keke menjadi stress dan
merasa sedih akan kondisi tubuhnya yang berubah drastis.

2. Tidak terpenuhinya kebutuhan rasa aman

Kenyamanan atau rasa nyaman merupakan suatu kondisi telah


terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman hidup
(suatu bentuk kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Kebutuhan rasa aman terdiri atas kebutuhan akan
jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari rasa ketakutan dan
kecemasan terhadap manusia maupun lingkungan. Hasil analisis terhadap aspek
kebutuhan rasa aman yang tidak terpenuhi oleh tokoh utama dijelaskan
dibawah ini.
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

Angel teman sekelas Keke mengejek Keke saat pertandingan volli


antara tim Angel dan tim Keke bahwa tim Angel akan memenangkan
pertandingan volli itu dengan mudah dikarenakan kondisi Keke yang sedang
tidak baik. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan:

(6) “Aduh, kayaknya kalau menang dengan keadaan musuh yang sakit
nggak enak juga ya? Tapi apa boleh buat…. Kita terpaksa harus menang
dengan keadaan kayak gini!” Ejek Angel kepada tim volli Keke”
(Davonar, 2012: 33).

Keke merasa sedih karena ada anak kecil yang bertanya pada ibunya
mengenai keadaan Keke, khususnya ada benjolan di wajahnya yang membuat
wajahnya buruk rupa. Anak kecil itu menganggap Keke seperti monster
karena di mukanya terdapat benjolan besar. Hal itu ditunjukkan dalam
kutipan:

(7) “Mama, wajah kakak itu kenapa? Kok seram sekali seperti monster!
Adi jadi takut.” Ujar anak kecil itu pada ibunya” (Davonar, 2012:
56).

(8) “Aku hanya terdiam. Taukah perasaanku saat seorang anak kecil
yang polos dan lugu itu bertanya pada ibunya tentang ketakutan
yang ia lihat dari diriku? Hatiku terasa sakit tapi aku hanya berpura-
pura tidak mendengarkan kata-kata itu. Aku juga mulai sadar jika
seorang anak kecil saja dapat berkata demikian, bagaimana dengan
orang lain yang melihatku? Apakah mereka akan berpikir hal yang
sama tentang fisikku yang seperti monster? Apakah selama ini mereka
diam tapi sesungguhnya mengatakan demikian di belakangku??”
(Davonar, 2012: 56).
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

Berdaskan kutipan pada point 6 hingga 8 dapat disimpulkan bahwa


kebutuhan rasa aman seperti tidak cemas, gelisah dan ketakutan pada tokoh utama
yaitu Keke tidak terpenuhi, dikarenakan temannya Angel yang mengejek akan
kodisi kesehatannya serta anak kecil dan beberapa orang disekitarnya yang
mengejek wajah buruk rupanya. Dalam aspek psikologis, hal ini membuat rasa
cemas dan gelisah Keke menjadi tinggi sehingga dapat mengganggu pola pikir
dan tingkah laku Keke.

3. Tidak terpenuhinya rasa cinta dan memiliki

Kebutuhan rasa memiliki, cinta dan kasih sayang dapat dipenuhi dengan
mengkombinasikan diri sendiri dengan suatu kelompok dan menerima nilai-
nilai serta sifat-sifat dalam kelompok dengan maksud agar merasakan perasaan
memiliki. Untuk memenuhi kebutuhan akan cinta, dapat dilakukan dengan
membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain
atau dengan orang-orang pada umumnya. Hasil analisis terhadap aspek
kebutuhan rasa memiliki, cinta dan kasih sayang yang tidak terpenuhi oleh
tokoh utama dijelaskan dibawah ini.

Hidup Keke semakin sulit karena kodisi rumahnya yang mulai


berantakan, dimana keadaan orang-tua Keke yang bercerai mengakibatkan Keke
dan kedua kakaknya kehilangan semangat untuk kembali bersekolah. Hal itu
ditunjukkan dalam kutipan:

(9) “Sejujurnya aku ingin melanjutkan semua cita-citaku. Sayangnya itu


semua belum tercapai karena beberapa masalah dalam keluarga kami,
khususnya ketika perceraian ayah dan ibu. Aku dan kedua kakakku seperti
kehilangan semangat untuk hidup. Kami mulai malas untuk sekolah dan
melakukan kegiatan di luar itu. Mungkin cara itu merupakan salah satu
bentuk protes kami terhadap perceraian orangtua kami. Bahkan kami
sempat tidak sekolah untuk beberapa bulan. Ayah selalu membujuk
kami untuk sekolah, tetapi aku dan kakakku terlalu naïf untuk
mendengarkan kata-katanya”. (Davonar, 2012: 7).
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

Keke merasa iri ketika melihat teman-temannya di sekolah


mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari ibunya secara langsung. Hal
itu ditunjukkan dalam kutipan:

(10) “Bila aku melihat ibu-ibu dari teman sekelasku sering datang menjemput
anak-anaknya, lalu memberikan kecupan serta pelukan, aku terkadang
merasa iri. Aku sadar ibuku jauh dariku saat ini, tapi bukan berarti dia
melupakan aku. Buat aku, kenangan itu pernah ada. Yang membedakan
adalah kini aku lebih banyak bersama ayahku” (Davonar, 2012: 12).

Berdaskan kutipan pada point 9 dan 10 dapat disimpulkan bahwa


kebutuhan rasa memiliki, cinta dan kasih sayang yang dirasakan oleh Keke tidak
terpenuhu. Hal ini disebabkan karena perceraian kedua orang tuanya membuat
kehidupan rumah Keke menjadi berantakan, sehingga Keke merasa tidak ada lagi
rasa kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dalam aspek psikologis, hal ini
membuat Keke kehilangan rasa percaya terhadap orang lain serta merasa tidak ada
lagi yang peduli terhadap dirinya.

KESIMPULAN

Aspek psikologis dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya


Agnes Davonar ini ditunjukkan oleh tokoh utama Gita Sesa Wanda Cantika
atau Keke dalam cerita. Peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh mempunyai
nilai-nilai positif yang dapat menjadi contoh dan dipetik oleh pembaca. Konflik
batin yang dialami tokoh utama yang terdapat dalam novel ini diantaranya rasa
sedih, iri, marah, kecewa dan putus asa. Selain itu aspek psikologis utama
yang dirasakan oleh tokoh utama yaitu tidak terpenuhinya rasa fisiologis, rasa
aman serta rasa cinta dan memiliki. Ketiga aspek psikologis tersebut diawali
karena sakit kanker yang dideritanya yang membuat dia tidak bisa bernafas
secara normal, tidak bisa makan dan sering di ejek oleh teman serta orang-
orang yang berada disekitarnya. Perceraian kedua orangtuanya juga
menimbulkan efek psikologis negatif dalam diri tokoh utama, dimana rasa
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

percaya dan peduli telah sirna dan membentuk pribadi tokoh utama menjadi
malas dan penyendiri. Namun, saat terbiasa dengan kondisinya, Keke tetap
tidak menyerah dalam menggapai impiannya sehingga dia dapat lulus dengan
nilai yang baik

SARAN

Berdasarkan novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya Agnes Davonar ini
dapat dipetik sebuah pelajaran yang dapat digunakan sebagai saran yang baik
untuk menjalankan kehidupan yang penuh semangat dan tidak putus asa.
Selain itu, saran lain agar dilakukan analisis secara detail mengenai alur cerita
dari novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya Agnes Davonar sehingga para
pembaca dapat mengerti alurnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, K., Tinjauan, D., Sastra, P., S-, S., Agnes, K., Tinjauan, D., & Sastra, P.
(2012). Konflik batin dalam novel.
Dan, T., Dalam, P., Agnes, K., Yulinda, D., Priyadi, T., Nadeak, P., Studi, P.,
Bahasa, P., Indonesia, S., Untan, F., Xqwxn, H., Davonar, A., Sesa, G.,
Cantika, W., Iyus, P., Chika, K., Kiki, K., Keke, S., Kunci, K., … Keke, S.
(n.d.). TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL 3685$7 .(&,/ 8178.
78+$1´ KARYA AGNES DAVONAR Yulinda Fatmawati, A Totok Priyadi,
Parlindungan Nadeak Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak. 1–13.
Safitri, A. (2014). Analisis Psikologis Sastra Pada Novel. Amrike Kembang Kopi
Karya Sunaryata Soemardjo (Doctoral dissertation, Pend. Bhs Jawa).
Volume : 7
Nomor : 4
Bulan
Tahun : November

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai