Anda di halaman 1dari 14

Pemuasan Kebutuhan Bertingkat Pada Tokoh Utama Dalam Novel

PEMUASAN KEBUTUHAN BERTINGKAT PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL


KONSPIRASI ALAM SEMESTA KARYA FIERSA BESARI
(KAJIAN PSIKOLOGI HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW)

Alga Erita Yulanda Sari


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
alga.18029@mhs.unesa.ac.id

Heny Subandiyah
Jurusanan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
henysubandiyah@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan manusia secara bertingkat dan faktor
penghambat pada tokoh utama dalam pemuasan kebutuhan bertingkat dalam novel Konspirasi Alam
Semesta Karya Fiersa Besari. Kajian dalam penelitian ini menggunakan Psikologi Humanistik Abraham
Maslow yang terfokus pada lima kebutuhan yakni fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki, harga diri dan
aktualisasi diri. Metode yang digunakan adalah deskriptid kualitatif dengan pendekatakan psikologi sastra.
Sumber data yang diperoleh adalah dari novel Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa Besari yang berupa
kalimat, paragraf dan dialog yang tertulis pada novel. Pengumpulan data dilakukan dengan kepustakaan
dan baca catat sedangkan analisis data dilakukan menggunakan analisis konten. Hasil yang di dapat pada
penelitian ini yakni semua kebutuhan psikologis tokoh utama tercukupi dengan baik. Kebutuhan fisiologis
yang ditemukan yakni tokoh juang Astrajingga minum kopi hitam di café, tokoh Ana Tidae makan mie
rebus saat ikut mendaki, tokoh Ana Tidae tidur saat opname, Tokoh Juang dan Ana melakukan hubungan
suami istri, menyiapkan sarapan pagi. Kebutuhan rasa aman yakni merangkul saat berkencan, tiga pria
hebat yang mendukung Ana dimasa sulit, kebutuhan akan dicintai dan dimiliki yakni di istimewakan
dengan hal yang sederhana. Kebutuhan rasa dan harga diri yakni mampu mengambil keputusan sendiri,
menjadi seseorang yang kritis, merilis buku perdana. Terakhir aktualisasi diri yakni berhasil merilis film
dokumenter. Faktor yang menghambat tokoh utama dalam pemuasan kebutuhan bertingkat diantaranya
adalah faktor lingkungan sekolah yakni tokoh utama yang mengalami bully, sikap guru SMP yang
mengacungkan jari tengah. Faktor lingkungan masyarakat yakni dihina oleh anak tetangga karena anak eks
tapol. Faktor lingkungan keluarga yakni masa lalu keluarga, dan konflik dengan ayah karena
menyepelekkan pekerjaan.
Kata Kunci: Pemuasan Kebutuhan, Konspirasi Alam Semesta, Psikologi Humanistik Abraham Maslow

Abstract
This study to describe human needs in stages and the inhibiting factors for the main character in satisfying
multilevel needs in the novel Konspirasi Alam Semesta by Fiersa Besari. The study in this study used
Abraham Maslow's Humanistic Psychology which focused on five needs, namely physiological, security,
love and belonging, self-esteem and self-actualization. The method used is descriptive qualitative with a
literary psychology approach. The source of the data obtained is from the novel Konspirasi Alam Semesta
by Fiersa Besari in the form of sentences, paragraphs and dialogues written in the novel. Data collection
was carried out using literature and reading notes while data analysis was carried out using content
analysis. The results obtained in this study are that all the psychological needs of the main character are
well fulfilled. The physiological needs found were the hero Astrajingga drinking black coffee at the café,
the character Ana Tidae eating boiled noodles while climbing, the character Ana Tidae sleeping during the
hospitalization, the character Juang and Ana having sex, preparing breakfast. The need for security is to be
embraced on a date, three great men who support Ana in difficult times, the need to be loved and owned is
to be special in the simple things. The need for self-esteem and sense of being able to make their own
decisions, being a critical person, releasing a first book. The last self-actualization is the successful release
of a documentary. Factors that hinder the main character in satisfying multilevel needs include school
environment factors, namely the main character who experiences bullying, the attitude of the junior high
school teacher who raises the middle finger. The environmental factor of the community is being insulted
by neighboring children because they are ex-tapol children. Family environmental factors, namely family
past, and conflict with father due to underestimating work.
Keywords: Need Satisfaction, Universal Conspiracy, Abraham Maslow's Humanistic Psychology

118
Bapala Volume 9, Nomor 7 Tahun 2022, hlm. 118-131

maupun kejadian kenyataan yang dituangkan dalam


PENDAHULUAN
tulisan sehingga pengarang dapat memiliki harapan
Karya sastra merupakan buah karya yang bahwasannya karya yang telah ia tulis memiliki nilai
mengungkapkan gambaran-gambaran psikologi manusia. daya tarik baca bagi siapapun. Semakin konflik yang ia
Keduanya berkaitan satu sama lain. Ilmu psikologi dan tulis menarik maka semakin besar peluang baca bagi
sastra keduanya terus berkembang hingga zaman ke orang-orang penikmat karya sastra, tentu tidak mudah
zaman karena hal tersebutlah kajian psikologi yang menentukan sebuah konflik terlebih dengan koflik sosial
berkaitan dengan ilmu sastra tidak akan mengalami hal yang benar-benar nyata dalam kehidupan.
yang monoton (Ahmadi, 2015:23). Kajian karya sastra juga menjadi sebuah hal
Psikologi adalah subdisiplin ilmu yang penting yang dapat menejelaskan secara empiris
mempelajari mengemai jiwa, batin dan pemikiran. Secara mengenai peristiwa-peristiwa yang ada di dalam karya
etimologi psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche sastra selanjutnya mencerminkan kondisi masyarakat.
yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, maka Dalam karya sastra peristiwa yang ada tidak secara
psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu yang digunakan mentah dijabarkan ke dalamnya. Peristiwa tersebut diolah
untuk menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia hingga membuat suatu tatanan yang menarik untuk
secara kompleks (Minderop, 2018:3). Psikologi juga dibaca. Lebih jauh lagi, menarik untuk diteliti. Dalam
dikatan sebagai sub disiplin ilmu yang memelajari karya sastra penulis biasanya menyisipkan suatu tanda
mengenai perilaku, sikap manusia yang berkaitan dengan tertentu dan dapat memberikan inspirasi yang dapat
psikis sebagai salah satu dari pengajaran sastra. Psikologi diambil hikmahnya.
dan sastra berkaitan satu sama lain terkait hal tersebut. Abraham Maslow dalam kajian psikologi
karena banyak sekali karya satra yang digunakan humanistik menjelaskan bahwa manusia atau seseorang
berkaitan dengan kehidupan lingkungan manusia yang bergerak memahami sesuatu atas dasar kemampuan
banyak dihaadapkan dengan perilaku, sikap tentang mamahami dan menerima dirinya sendiri. Konsep teori
tekanan batin, jiwa karena permasalahan yang ini kemudian disebut dengan hierarki kebutuhan
menyelimuti hidupnya. memandang bahwa seseorang akan memahami apa yang
Salah satu bentuk karya sastra juga dapat diterimanya sesuai dengan peneriman dan kemampuan
berkonsep fiksi. Istilah fiksi dalam karya sastra adalah dirinya dalam menerima atau memahami informasi yang
istilah dalam kesusastraan yang memiliki definisi yakni diterimanya tersebut.
cerita rekaan ataupun imajinasi. Oleh sebab itu fiksi Jalan pikir manusia ketika menghadapi atau
merupakan bentuk karya naratif yang memiliki menerima sebuah informasi maka juga akan melakukan
pembahasan yang tidak berdasarkan kisah kenyataan atau analisa sesuai dengan kemampuan dan gagasan dirinya
kisah faktual, dan tidak benar-benar terjadi. Dengan sendiri. Sehingga dalam teori Maslow kehidupan
penjelasan tersebut maka prosa fiksi menunjuk pada seseorang akan memberikan pengaruh kepada gagasan
suatu karya yang menyajikan cerita yang bersifat khayal psikologis seseorang. Bahkan lebih luas lagi, kehidupan
atau rekaan dan tidak bersifat benar-benar terjadi atau keluarga dan pengalaman seseorang juga menjadi dua hal
kenyataan (Nurgiyantoro 2015:2). yang membentuk gagasan atau perspektif yang
Karya sastra dapat memberikan pengaruh ditimbulkan dalam diri seseorang. Atas gagasan-gagasan
psikologis kepada pembacanya, ini menjadi salah satu ini kemudian seseorang melakukan inteprestasi yang
alasan karya sastra sebagai inspirasi. Termasuk salah selanjutnya akan menjadi sebuah penyimpulan yang
satunya karya sastra berbentuk novel. Novel adalah dilakukannya.
bentuk sastra yang isinya sangat kompleks seperti pada Psikologis humanis selanjutnya juga percaya
penentuan tokoh, latar waktu, tempat, suasana, karakter, bahwa seseorang memiliki kemampuan yang kuat dari
sifat tokoh, alur plot, dan struktur-sturktur lainnya. Novel dalam doronya untuk melakukan aktualisasi diri. Artinya
sangat digemari oleh semua kalangan, baik kalangan seseorang tersebut pada dasarnya juga memiliki
muda maupun tua, namun tiap umur juga memiliki selera kemampuan untuk bertindak atau menarik kesimpulan
atau minatnya masing-masing sebab karya sastra novel sesuai dengan apa yang menjadi pemikirannya. Prinsip
sangat beragam tema dan konflik permasalahan yang aktualiasasi diri ini akan memberikan pengalaman-
diangkat. Dari masalah sosial, budaya, agama, politik, pengalaman yang lebih daripada sesoerang yang
percintaan, dan masih banyak lagi (Lestari et al 2022). memendam aktualisasi dirinya sendiri.
Menurut Nurgiyantoro (2015), dalam bukunya Keterkaiatan antara psikologi humanis dalam
mengatakan bahwa novel adalah sebuah karya yang dapat membedah karya sastra dilaksanakan sebagai bentuk
mengemukakan secara bebas, seorang pengarang dalam upaya menggali dan mendalami unsur cerita yang
tulisannya akan menuliskan idealisme nya secara fiksi digambarkan dalam cerita itu sendiri, mulai dari tokoh,

119
Pemuasan Kebutuhan Bertingkat Pada Tokoh Utama Dalam Novel

latar waktu, tempat, suasana, karakter, sifat tokoh, alur sepasang kekasih yang berlanjut ke tahap serius yakni
plot, dan struktur-sturktur lainnya. Hal ini bertujuan pernikahan. Pastilah dalam proses menuju hal tersebut
untuk menggali hikmah yang terkandung dalam sebuah mereka sama-sama saling membutuhkan yakni
karya sastra yang selanjutnya dapat diresapi hikmah pemenuhan rasa dan harga diri, perasaan cinta, rasa aman
kehidupan dan menjadi sebuah contoh atau inspirasi yang dan nyaman sampai mereka akhirnya tau akan
dapat diterima seseorang. Penelitian karya sastra tentunya kompetensi yang ada dalam diri mereka masing-masing.
juga menerapkan suatu teori atau pendekatan di Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan
dalamnya, salah satu pendekatan atau kajian yang bisa novel Konspirasi Alam Semesta yang dijadikan sebagai
diterapkan pada penelitian karya sastra ialah pendekatan objek penelitian, namun dalam penelitian-penelitian yang
psikologi sastra, salah satu pendekatan tersebut dapat sebelumnya pernah dilakukan yakni membahas tentang
diterapkan ke dalam analisis suatu diantara karya sastra. konflik batin, konflik sosial, unsur intrinsik pendekatan
Baik karya sastra genre film, naskah, maupun karya fiksi struktural, psikologi kepribadian Sigmund Freud, dan
lainnya. nilai kehidupan. Penelitian tentang psikologi humanistik
Salah satu karya sastra yang berjenis novel adalah kebutuhan bertingkat belum pernah dilakukan, oleh sebab
karya sastra bentuk prosa yang memiliki kisah cerita itu saat ini peneliti memilih novel Konspirasi Alam
yang panjang, dalam setiap novel tentu memiliki nilai- Semesta dijadikan sebagai objek penelitian dengan
nilai yang dapat memberikan kesan tertentu kepada menggunakan kajian psikologi humanistik Abraham
pembaca, seperti pada karya milik Fiersa Besari yang Maslow. Pembaca pada umumnya hanya akan menebak
berjudul Novel Konspirasi Alam Semesta, novel tersebut alur dalam cerita dan menikmati permasalahan-
terbit pada tahun 2017 yang diterbitkan oleh Mediakita, permasalahan yang ada di dalamnya, sebenarnya dalam
novel tersebut mengisahkan tentang seorang tokoh laki- karya tersebut permasalahan itulah yang harus dikuak
laki yang bernama Juang Astrajingga, laki-laki berambut lebih dalam, dapat dilihat dari berbagai sisi dan berbagai
gondrong, penampilannya seperti orang kumal dan ia teori, karya prosa fiksi bukan hanya dinikmati karena
berprofesi sebagai wartawan, awalnya ia mencari tokoh bacaannya, akan tetapi juga dapat digunakan untuk
pesinden yang berprestasi yang pada akhirnya bertemu sebagai mengulik ilmu baru dengan menggunakan pisau
dengan gadis cantik yang bernama Ana Tidae yakni putri atau teori-teori yang sudah ada.
dari pesinden berprestasi Indonesia, disitulah awal kisah Kebutuhan bertingkat atau psikologi humanistik
bermulai, Juang Astrajingga merupakan pria yang cerdas, telah banyak digunakan untuk berbagai penelitian,
kritis, berkompeten, dan kreatif, dalam kisahnya menggunakan objek yang bermacam-macam, yang dapat
memperjuangkan cintanya kepada Ana Tidae sangatlah dijadikan sebagai bahan penelitian salah satunya adalah
penuh dengan rintangan selain itu Juang Astrajingga juga karya prosa fiksi, namun tidak semua karya prosa fiksi
melewati kehidupan yang sulit, dalam kisah ini bukan memiliki kebutuhan bertingkat yang terpenuhi, jika
hanya Juang Astrajingga yang mengalami pahit manisnya kebutuhan bertingkat itu tidak terpenuhi maka kebutuhan
kehidupan dan perjuangan, namun Ana Tidae pun bertingkat tersebut terbilang masih belum sempurna,
merasakan hal yang sama, kedua tokoh tersebut kebutuhan bertingkat menurut Abraham Maslow
merupakan pasangan yang saling melengkapi, terdapat diantaranya adalah, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
kebutuhan-kebutuhan psikologis yang menonjol dalam rasa aman, kebutuhan akan rasa dicintai dan dimiliki,
kisah Juang Astrajingga dan Ana Tidae. kebutuhan akan rasa harga diri, kebutuhan aktualisasi
Novel Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa diri.
Besari menarik untuk diteliti karena dalam novel tersebut Tokoh utama dalam novel yakni Juang
terdapat hal-hal yang dapat dianalisis mengenai Astrajingga dan Ana Tidae dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan bertingkat yang terjadi pada tokoh utama bertingkat tersebut karena mereka memiliki dorongan dan
yakni Juang Astrajingga dan Ana Tidae. Kebutuhan tujuan tertentu, Juang Astrajingga seseorang yang
bertingkat tersebut terjadi saat mereka sama-sama berjuang mencari jati diri sekaligus ada keinginan untuk
mengalami proses atau fase-fase kehidupan mereka salah mendapatkan cintanya kepada Ana Tidae, dan Ana Tidae
satunya adalah kisah percintaan romansa yang mereka juga berjuang dalam memperjuangkan agar cinta mereka
hadapi. Tingkat kebutuhan tersebut dialami secara tetap bersatu walaupun sedang diterjang oleh lika-liku
bertahap oleh keduanya saat memasuki ke jenjang serius. permasalahan dalam kehidupan. Maka dengan hal itu
Tokoh Juang Astrajingga dan Ana Tidae yakni psikologi humanistik Abraham Maslow dapat diterapkan
sama-sama tokoh utama yang berperan penting novel dalam melakukan suatu penelitian karya prosa fiksi yang
“Konspirasi Alam Semesta” Karya Fiersa besari berjudul Konspirasi Alam Semesta.
mempunyai aspek psikologis humanistik yang dapat di Dari paparan latar belakang diatas, rumusan
teliti. Tokoh Juang Astrajingga dan Ana Tidae sebagai masalah dalam penelitian kali ini diantaranya (1)
Bapala Volume 9, Nomor 7 Tahun 2022, hlm. 118-131

Bagaimana kebutuhan bertingkat tokoh utama dalam berbeda, artikel jurnal milik kepada Yulandari, dkk.
Novel Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa Besari; (2) hanya ditemukan tiga dimensi kebutuhan stratifikasi,
Apa saja faktor-faktor yang menghambat tokoh utama sedangkan dalam penelitian ini ditemukan lima dimensi
dalam memenuhi kebutuhan bertingkat dalam Novel kebutuhan bertingkat.
Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa Besari. Kedua, jurnal skripsi milik (Aji, Cahyo:2019)
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, yang berjudul “Analisis Psikologi Kepribadian
tujuan penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan Humansitik Tokoh Utama Novel Anak Rantau Karya
bagaimana kebutuhan bertingkat tokoh utama terpenuhi, Ahmad Fuadi dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar
(2) faktor apa sajakah yang menghambat tokoh utama Sastra di SMA,” penelitian tersebut relevan dengan
dalam memenuhi kebutuhan bertingkat. Novel penelitian yang saat ini dilakukan, namun keduanya tentu
Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa Besari. memiliki perbedaan dan persamaan, persamaan tersebut
Dalam sebuah penelitian, peneliti tidak hanya diantaranya: keduanya samasama meneliti karya sastra
semata-mata melakukan penelitian yang hasilnya pasti menggunakan pendekatan psikologi sastra yang berfokus
mempunyai manfaat dan berpengaruh pada setiap lapisan pada psikologi humanistik Abraham Maslow, lalu
masyarakat. Peneliti dalam hal ini memeroleh dua perbedaannya terletak pada konsep kepribadian yang
manfaat yakni manfaat secara teoritis dan praktis. Dua digunakan, jika penelitian milik Aji, (Deny Cahyo:2021)
manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian kali ini menggunakan 8 konsep diantaranya: kebutuhan
adalah: fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan
(1). Manfaat teoritis, pada penelitian kali ini di rasa mencintai dan ingin memiliki, kebutuhan rasa harga
harapkan dapat menjadi manfaat dan hikmah bagi diri, kebutuhan kognitif, kebutuhan estetika, dan
manusia bahwa kebutuhan psikologis jauh lebih penting kebutuhan aktualisasi diri, sedangkan dalam penelitian ini
karena keterkaitan antara batiniyah dan lahiriyah. (2). hanya 5 konsep umum menurut Abraham Maslow
Manfaat teoritis, pada penelitian ini yakni: (a) Bagi diantaranya: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa
instansi dapat memberikan sumbangsih pustaka yang aman, kebutuhan rasa ingin dicintai dan memiliki,
berkaitan dengan Psikologi Humanistik Abraham kebutuhan rasa harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Maslow (b) Bagi Mahasiswa, diharapkan dapat menjadi Lalu perbedaan yang lain adalah jenis karya sastra yang
pedoman atau acuan, referensi dalam menunjang digunakan yakni menggunakan judul novel yang berbeda,
perkuliahan sebagai kajian psikologi yng patut untuk di penelitian milik Aji, Deny Cahyo:2021 menggunakan
teliti lebih dalam (c) Bagi Peneliti, diharapkan dapat novel yang berjudul “Anak Rantau” Karya Ahmad Fuadi,
memberikan perbandingan data terkai dengan penelitian sedangkan dalam penelitian ini menggunakan novel yang
psikologi yang serupa sehingga memunculkan kajian berjudul “Konspirasi Alam Semesta” Karya Fiersa
yang lebih mendalam. Besari, lalu perbedaan lain penelitian milik Aji Cahyo
digunakan untuk bahan ajar di SMA.
KAJIAN PUSTAKA Ketiga, jurnal skripsi milik (Wardani,
Dani:2019) yang berjudul “Motivasi Psikologi
Dari pendahuluan yang telah disebutkan, kajian
kepustakaang terkait dengan penelitin ini, peneliti Humanistik Tokoh Utama Dalam Kumpulan Carita
menemukan empat yang relevan. Pendek Jeruk Karya Lugiena De Pendekatan Psikologi
Pertama, artikel jurnal peer-review (Ylandari, Sastra”. Penelitian tersebut serupa dengan penelitian yang
dkk: 2021) berjudul “Karakter Humanis di Jembatan Film saat ini dilakukan sehingga dapat dijadikan sebuah
oleh Sutradara Hasto Broto Pembahasan Penelitian referensi untuk penelitian yang berjudul “Hierarki
Dalam memenuhi kebutuhan multi level yang dialami Kebutuhan Pada Tokoh Utama Dalam Novel Konspirasi
oleh tokoh-tokoh film, terdapat perbedaan dan persamaan Alam Semesta Karya Fiersa Besari (Kajian Psikologi
antara penelitian tersebut. Baik dalam penelitian terkait Humanistik Abraham Maslow)”, keduanya samasama
maupun penelitian saat ini, persamaannya adalah kedua menggunakan pendekatan psikologi sastra dan berfokus
karya sastra tersebut dianalisis, pendekatan secara tepat pada psikologi humanistik Maslow, namun terdapat
yang dapat digunakan dalam Penelitian ini menggunakan perbedaan dari penelitian milik (Wardani, Dani:2019)
pendekatan psikologi sastra yang berfokus pada dengan penelitian ini, perbedaannya adalah terletak pada
kebutuhan dalam berbagai tingkatan menurut Abraham objek yang diteliti, penelitian skripsi miliki Wardan
Maslow. Kemudian perbedaannya adalah pada jenis menggunakan objek karya sastra berbentuk kumpulan
karya sastra yang diteliti, berbeda, penelitian Yulandari cerpen yang berjudul “Jeruk” karya Lugiena De,
dkk adalah film, sedangkan penelitian ini menggunakan sedangkan penelitian ini menggunakan objek karya sastra
objek kebaruan yang disebut Conspiracy of the Universe berbentuk novel yang berjudul “Konspirasi Alam
karya Fiersa Besari, hasil penelitian yang disajikan juga Semesta” Karya Fiersa Besari.

121
Pemuasan Kebutuhan Bertingkat Pada Tokoh Utama Dalam Novel

Keempat, penelitian Iin Inayah dan Cintya buahnya ataupun calon pelamar, yang ketiga ilmu
Nurika Irma: 2021 yang berjudul “Penelitian Psikologi psikolgi dapat memberikan solusi yang berkaitan dengan
Humanistik Tokoh Utama dalam Novel Dua Garis Biru hukum, yang keempat ilmu psikologi untuk memahami
Karya Lucia Priandarini”, penelitian ini terkait dengan karakter diri sendiri, yang kelima ilmu psikologi
penelitian yang sedang berlangsung dengan judul digunakan untuk minat dan bakat seseorang, yang
penelitian ini. Hirarki Kebutuhan Tokoh Protagonis keenam ilmu psikologi untuk mengenali seseorang
dalam Novel Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa melakukan tindak kebohongan, yang ketujujuh ilmu
Besari (Studi Psikologis Manusia Abraham Maslow)", psikologi untuk memberikan suatu pandangan tentang
terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua perkembangan manusia dari kecil hingga lanjut usia
tokoh, yaitu bahwa kedua penelitian menggunakan (Ahmadi, 2021:1012).
pendekatan psikologi sastra dan fokus pada cabang Ilmu psikologi sastra merupakan suatu studi
sastra. psikologi, khususnya psikologi humanistik yang memiliki keterlibatan dunia dalam, dengan hal itu
Abraham Maslow, kedua kajian tersebut menggunakan maka dapat dikatakan bahwa studi psikologi lebih
karya sastra baru. sebagai subjek penelitian, perbedaan mengandalkan dari sisi kemampuan seseorang dalam
kedua penelitian tersebut adalah judul subjek yang menafsirkan dan menyusun seseorang dalam hal
digunakan berbeda, penelitian Iin Inayah dan Cintya psikologis. Ilmu psikologi menjadi peranan penting untuk
Nurika Irma menggunakan novel “Dua Garis Biru” kebutuhan manusia, sebab memahami manusia dalam hal
karya Lucia Priandarini, sedangkan penelitian ini psikologis bukanlah hal yang mudah, dengan demikian
menggunakan novel berjudul “ Konspirasi Alam adanya ilmu psikologi akan membantu seseorang untuk
Semesta" oleh Fiersa. sari. memahami kepsikologisan dalam diri manusia yang
lainnya. Belajar tentang Psikologi Sastra adalah belajar
Psikologi sastra mengenai disiplin ilmu yanng jarang dimunculkan,
Jatman (2013:97) dari Endraswara menyatakan karena itulah studi psikologi sastra belum dapat
bahwa sastra dan psikologi merupakan dua hal yang tidak berkembang dengan baik. Butuh penunjang dan
dapat dipisahkan, baik secara tidak langsung maupun pengoptimalan serta dukungan dari peneliti-peneliti
sekaligus, sangat erat kaitannya dari segi fungsional. sebelumnya terkait dengan hal ini, agar psikologi sastra
Sastra dan psikologi memiliki hubungan yang tidak terus dapat dijakaan kajian penelitian yang mempunyai
dapat dipisahkan. Secara tidak langsung, hubungan antara sumber referensi banyak. Jika psikologi sastra tidak
psikologi dan sastra memiliki tujuan yang sama: mendapatkan dukungan misal saja dari pihak pemerintah,
kehidupan manusia. Di sisi lain, penggunaan psikologi masyarakatmasyarakat yang memiliki passion dibidang
dan sastra dari sudut pandang fungsional membantu opsikologi, dan penentu kebijakan kampus, maka ilmu
mempelajari keadaan jiwa manusia. bidang psikologi sastra ini tidak akan jalan secara optimal
Pendekatan psikologis menempati posisi penting (Ahmadi, 2021:19).
dalam penelitian sastra dan disebut psikologi sastra. Ahmadi (2021:20) menunjukkan bahwa kajian
Endraswara (2013: 99) berpendapat bahwa karya sastra sastra secara psikologi sedikit tertinggal, karena kajian
dipandang sebagai fenomena psikologis yang psikologi sastra baru memasuki dunia sastra. Faktor yang
memperlihatkan sisi-sisi batu karang melalui tokohnya. menghambat kajian psikologi sastra adalah teori
Psikologi dan sastra sangat erat kaitannya dalam konteks psikologi yang masuk ke Indonesia dan masih jarang
ini, karena tokoh-tokoh fiksi dalam karya sastra tentu saja digunakan. Literatur pendukung yang digunakan dalam
dialami dalam kehidupan manusia yang nyata dan kajian psikologi sastra masih sedikit, dan koordinasi atau
memiliki pengalaman psikologis yang terwujud dalam asosiasi sastra yang bergerak dalam kaitannya dengan
bentuk perilaku kepribadian, sifat, kepribadian, dan lain- psikologi sastra saat ini masih jarang diminati buku-buku
lain. tentang sastra psikologi dari sudut penerbit. Di sisi lain,
Psikologi terbilang sebagai ilmu pengetahuan penerbit cenderung menerbitkan buku-buku yang banyak
yang masih dalam wilayah humaniora juga dicari dan dibutuhkan pasar.
memanfaatkan bagi kehidupan manusia, terdapat
beberapa kebermanfaatan ketika belajar psikologi Psikologi Humanistik
diantaranya, pertama yakni sebagai sebuah ilmu Kata/ istilah Psikologi Humanistik diciptakan
pegetahuan, psikologi dapat memberikan jawaban atas oleh sekelompok psikolog yang bekerja bersama di
kondisi psikologis yang dialami oleh manusia ketika bawah kepemimpinan Maslow pada awal 1960-an untuk
berkaitan dengan kesehatan mental, yang kedua ilmu mencari alternatif dari dua teori pemikiran intelektual
psikologi dapat membantu seorang yang memimpin paling berpengaruh dalam psikologi. Psikologi
perusahaan maupun lembaga dalam memahami anak humanistik sebenarnya adalah sebuah gerakan, bukan
Bapala Volume 9, Nomor 7 Tahun 2022, hlm. 118-131

sebuah organisasi teori atau sistem tunggal. Maslow dengan baik. Maka, penting bagi seseorang untuk dapat
sendiri menganggap kekuatan ketiga. Maslow melakukan pemenuhan kebutuhan yang dilaksanakan
menemukan bahwa psikolog dan psikiater yang sukses oleh seseorang. Dengen pemenuhan kebutuhan ini,
sering dipaksa untuk menyimpang dari teori umum agar seseorang dapat melakukan pemenuhan kebutuhan
berhasil mengobati pasien dengan neurosis dan psikiatri. mendasar yang telah disebutkan tadi.
Maslow memutuskan untuk memperkenalkan Kebutuhan Akan Rasa Aman
bidang pengetahuan baru dan penting ini ke dalam Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dengan
psikologi dan psikiatri. Teori komprehensif dalam pengelompokkan kedua dalam teori Psikologi Abraham
pandangan Maslow meliputi faktor internal dan eksternal Maslow. Pemenuhan kebutuhan seseorang pada kali ini
manusia. Siapapun yang menjadi ilmuwan perlu memiliki berhubungan erat dengan batin seseorang yang
rasa aman, percaya diri, dan pikiran yang sehat untuk berdampak pada ketenangan diri seseorang dalam
lebih memahami realitas yang dipelajarinya. Ilmuwan menjalani kehidupannya sendiri. Dengan ketenangan
perlu terbuka dan mengatasi masalah (Ahmadi, 2021: tersebut kemudian seseorang akan lebih nyaman dalam
8083). Apa pun bisa terjadi dari filosofi yang berbicara melakukan aktivitas yang dilaksanakan dalam
tentang kemanusiaan sebagai memiliki humanisme yang kehidupannya.
meliputi semua orang pada intinya. Psikologi humanistik Pemenuhan kebutuhan akan rasa aman yang dapat
Maslow adalah hal yang baik tentang peradaban dunia dimiliki oleh seseorang yakni dengan menciptakan
yang cenderung melihat hal-hal dari sisi ekstrim. perlindungan, terlepas dari rasa takut dan cemas,
ketertiban, stabulitas. Pemenuhan kebutuhan rasa aman
Teori Kebutuhan Bertingkat Menurut Abraham ini akan didapatkan oleh seseorang jika ia memiliki hidup
Maslow yang stabil dan mendapatkan jaminan sehingga
Kebutuhan manusia sangatlah beragam. pemenuhan batin rasa aman terpenuhi dengan baik.
Kebutuhan manusia akan mengalami peningkatan yang Kebutuhan Rasa Memiliki dan Cinta
tidak akan terduga, baik peningkatan dalam kebutuhan Pemenuhan kebutuhan ini adalah
lahir yang ingin lebih ataupun kebutuhan batin untuk pengelompokkan ketiga dalam teori Psikologi
mencapai rasa ketenangan di sekitar orang yang mereka Humanistik Abraham Maslow. Prinsipnya dalam teori
sayangi. Kebutuhan lama-kelamaan menjadi suatu gaya yang dikemukakan oleh Maslow juga menjadi salah satu
hidup dalam bermasyarakat. Karena hal tersebutlah aspek mendasar yang berhubungan dengan pemenuhan
pengelompokkan kebutuhan manusia di petakan dari kebutuhan rohaniah seseorang. Kebutuhan ini mendasar
yang mempunyai tingkatan rendah sampai tingkatan yang karena menjadi kebutuhan yang erat kaiatnnya dengan
paling tinggi. prinsip kasih sayang seseorang, dan menjadi bagian intim
Kebutuhan Fisiologis mengenai perasaan seseorang.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dengan Pemenuhan kebutuhan secara fisiologis sudah
pengelompokkan paling awal dalam teori Psikologi terpenuhi dengan baik,maka seseorang akan menerima
Abraham Maslow. Semua manusia yang hidup orang yang lain dengan apa adanya. Bentuk menerima
membutuhkan keperluan yang dapat membuatnya dengan apa adanya yakni menerima sifat, nilai maupun
bertahan hidup seperti manusia membutuhkan air untuk menerima gaya pakaaian inilah yang akan menghasilkan
minum jika haus, membutuhkan makan untuk tenaganya, sifat kasih sayang dan cinta kasih. Artinya adalah dengan
membutuhkan udara untuk bernafas, manusia seseorang sudah dapat memenuhi pemuasan kebutuhan
membutuhkan tidur untuk menyehatkan dan memulihkan akan rasa cinta dan kasih, mereka akan dapat membangun
badan serta membutuhkan adanya gairah hidup dan tatanan hidup dan hubungan yang karib kepada
keturunan. Semua kebutuhan yang diatas adalah bentuk sesamanya. Selain itu, mereka akan mencitapkan rasa dan
kebutuhan fisiologis. Kebutuhan yang telah disebutkan suasana sendiri yang mereka inginkan dalam menjalin
diatas adalah bentuk kebutuhan yang sangat penting bagi hubungan tersebut.
kehidupan manusia, jikalau kebutuhan fisiologis ini
belum terpenuhi dengan baik, maka seseorang tidak dapat Kebutuhan Rasa Harga Diri
bergerak mencapai kebutuhan selanjutnya. Pemenuhan kebutuhan ini adalah bentuk
Bagi seseorang yang mengutamakan perilaku pengelompokkan ke empat yang penting menurut
atau sering disebut sebagai behaviorisme, kebutuhan Maslow karena mencakup mengenai hak asasi manusia
paling awal sebagai pengelompokkan tingkatan awal yang menjadi prinsip dalam aktualisasi diri. Sehingga
dalam Psikologi Humanistik Abraham Maslow kebutun akan erat berhubungan dengan cara seseorang dalam
fisiologis memberikan dampak pada pola perilaku memperilakukan orang lainnya. Dengan prinsip ini maka
seseoarang apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan mendorong terjadinya sebuah rasa saling

123
Pemuasan Kebutuhan Bertingkat Pada Tokoh Utama Dalam Novel

menghormati di kalangan sesama manusia. Pemenuhan deskriptif kualitatif yakni metode penganalisisan data
kebutuhan ini akan terpenuhi jika pemenuhan kebutuhan berhubungan dengan keadaan atau lingkungan masyarakat
yang lainnya sudah terpenenuhi juga. Karena tidaklah sekitar, sehingga terlihat sangat realita dan tidak dibuat-
seseorang mencapai pemenuhan kebutuhan adanya rasa buat (From,2013:199).
penghargaan, prestise dan harga diri. Ketika seorang peneliti melakukan sebuah
Menuut Maslow dalam Minderop (2018:303) penelitian dengan penggunaan yang tepat pada deskriptif
mengatakan bahwa kebutuhan ini terbagi menjadi dua kualitatif, maka ini sehingga akan diketahui beberapa hal
yakni seseoramg yang mendapatkan rasa penghormatan diantaranya: yang pertama, bahwa peneliti akan menjadi
ini hidupnya di penuhi demgam rasa yang percaya diri, instrumen kunci dalam melakukan penelitian dan akan
mampu dalam mengatasi apapun, mempumyai tekad membaca sebuah karya sastra secara cermat dan teliti,
yang kuat, memiliki ability yang muncul karena berada yang kedua penelitian dilakukan secara deskriptif yakni
di lingkungan yang berbeda. Sebaliknya apabila berupa kata-kata, hasil tidak berupa angka, dan
pemenuhan kebutuhan akan adanya rasa penghargaan mencantumkan gambar bila diperlukan, yang ketiga lebih
tidak terpenuhi, maka seseorang akan bertingkah laku mengutamakan proses dibanding hasil, sebab dalam
sebaliknya yakni mereka akan merasa rendah diri, merasa penelitian sebuah karya sastra akan lebih banyak
hidupnya tidak berguna bagi siapapun, cepat merasa pembahasan terkait fenomena-fenomena yang tentunya
putus asa terhadap apa yang di kerjakannya akan mengundang sebuah penafsiran, yang keempat
Kebutuhan Aktualisasi Diri menganalisis secara induktif, dan yang kelima makna
Pemenuhan kebutuhan ini adalah bentuk merupakan suatu andalan yang utama Endraswara
pengelompokkan terakhir menurut Maslow. Pemenuhan (2015:5).
kebutuhan ini merupakan pemenuhan kebutuhan paling Penelitian yang tepat, pastilah menggunakan
tinggi tingkatannya dibanadingkan dengan pemenuhan sebuah pendekatan yang dapat membantunya dalam
kebutuhan yang telah disebutkan diatas. Pemenuhan masalah-masalah penelitian timbul. Dalam penelitian kali
kebutuhan ini akan terjadi dan dapat di capai apabila ini, permasalahan yang muncul, peneliti menggunakan
pemenuhan kebutuhan sebelumnya sudah tercapai dengan pendekatan psikologi sastra dengan penggunaan teori
baik pula. Kebutuhan ini adalah pencapaian semua Humanistik Maslow yang berfokus pada kebutuhan
potensi yang ada pada manusia, seperti kebutuhan psikologis yakni lima kebutuhan, peneliti memilih kajian
inheren, kpasitas, dan pengembangan potensi. psikologi humanistik Abraham Maslow sebab isi dari
Masa-masa sulit yang sering dialami oleh manusia novel yang digunakan sebagai objek penelitian membahas
saat mencari aktualisasi dalam dirinya adalah merasa tentang fenomena kehidupan manusia yang menyinggung
ragu, malu, tidak percaya diri dan lain sebagainya, itulah tentang kebutuhan psikologis pada tokoh, terutama
hambatan dalam diri sendiri, jika hambatan dari luar kebutuhan psikoligis bertingkat.
yakni seperti adanya tindakan respresif dari lingkungan Sebuah penelitian pun, juga akan medapatkan
lain, diskriminasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut akan data-data yang valid, data-data tersebut akan sangat
di capai seseorang apabila dapat menempuh keadaan menunjang hasil dari penelitian yang berlangsung. Data
yang sulit sebelumnya. Entah keadaan itu timbul dari tersebut ditemukan pada sumber data. Sumber data yang
pengaruh dirimya sendiri maupun pengaruh dari orang berasal dari penelitian ini yakni sebuah karya sastra
lain maupun lingkungannya. berbentuk novel dengan narasi yang sangat berciri-khas
karena penulisnya pun di bilang sangat terkenal di
METODE Indonesia yakno Novel dengan judul “Konspirasi Alam
Dari kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas, Semesta” Karya Fiersa Besari. Fiersa Besari adalah salah
peneliti menggunakan jenis penelitian yang cocok dalam satu penulis sastra modern sangat berpengaruh karya nya
penelitian kali ini yakni deskriptif yang selanjutnya akan bagi Indonesia, dan tidak jarang membuat para kaula
menghasilkan pendeskripsian terhadap hasil analisis data muda terbawa suasana saat membaca karyanya. Karena
penelitian yakni berupa kata, frasa, kalimat, dan paragraf. itulah buku-bukunya sangat laku saat pertama kali rilis.
Penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan menggunakan Salah satunya yakni merupakan buku yang dijadikan
seseorang yang melakukan penelitian itu sendiri adalah penelitian oleh penulis kali ini yang di terbitkan pada
sebagai instrumen kunci, jenis penelitian ini tidak tahun 2017 dengan penerbit Mediakita, dengan sampul
mengutamakan pada angka-angka, akan tetapi lebih berwarna coklat muda tidak bergambar, jumlah halaman
kepada pendeskripsian berupa kalimat dan mengutamakan pada novel terdiri dari 235 halaman.
kedalaman penghayatan antara suatu konsep dengan Dalam penelitian kali ini, peneliti memeroleh data
sesuatu yang sedang dikaji secara empiris. Ada pendapat yang berupa kutipan-kutipan yang berupa kata, kalimat,
lain yang mengatakan sedemikian rupa bahwa penelitian paragraf yang terdapat pada novel Konspirasi Alam
Bapala Volume 9, Nomor 7 Tahun 2022, hlm. 118-131

Semesta karya Fiersa Besari, lalu data-data yang diplih yang menghambat tokoh utama dalam memenuhi
adalah menyesuaikan dengan konsep kebutuhan kebutuhan bertingkat.
bertingkat menurut Abraham Maslow, yakni kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan dicintai 1. Kebutuhan Fisiologis
dan dimiliki, kebutuhan rasa harga diri, dan kebutuhan Kebutuhan fisiologi yakni kebutuhan pertama
aktualisasi diri. yang harus dipenuhi dalam Teori Psikologis Humanistik
Setelah mengetahui sumber data yang digunakan Abraham Maslow. Kebutuhan fisiologis ini merupakan
kali ini, peneliti melangkah ke metode yang digunakan kebutuhan secara batiniyah dan lahiriyah yang harus
dalam mengambil data-data tersebut yakni metode dipenuhi sehingga berpengaruh besar pada sikap manusia
pengumpulan data. Study kepustakaan adalah metode yang dapat terlihat apabila kebutuhan tersebut tidak dapat
pengumpulan pada penelitian ini. Metode ini merupakan dipenuhi (Maslow dalam terjemahan Fawaid&Maufur,
pengumoulan data dari beberapa sumber referensi yang 2017:72). Misalnya saja kenutuhan makan, minum,
relevan sehingga dengan begitu peneliti mempunyai tidur/istirahat, udara maupun seks. Jika kebutuhan
banyak referensi terkait dengan penelitian yang sedang ia tersebut tidak terpenuhi maka, akan terlihat sikap atau
lakukan. Bukan hanya study kepustakaan peneliti juga tingkah laku manusia yang tidak selaknya. Seperti lemas,
menggunakan teknik pendukung lainnya yakni dengan capek, kurang bertenaga dan gairah.
teknik baca catat. Baca catat merupakan teknik yang Dari hal tersebut data dalam Novel yang
digunakan peneliti untuk memilah-memilih data dengan menunjukkan kebutuhan Fisiologis tokoh utama yaitu:
tepat, cermat dan tepat. Yakni peneliti melakukan hal hal 1.1 Tokoh Juang Astrajingga Minum Kopi Hitam di
seperti di bawah ini: Caffe
1. Membaca Novel Konspirasi Alam Semesta Karya Kebutuhan fisiologis dari tokoh Astrajingga
Fiersa Besari dilakukan secara berulang-ulang dan diawali dengan ia meminum kopi hitam bersama
intensif serta membacanya dengan cermat, peneliti temannya yang berada disebuah caffe
membaca novel secara intensif bertujuan supaya “Dia terlalu borjuis. Saya malas, Bang. Enggak
informasi terkait fenomena yang terdapat pada novel cocok. Ia meminum kopi hitamnya yang tersisa
dapat lebih dipahami. setengah gelas. (Besari,2017:4)
2. Menandai setiap bacaan baik perkalimat maupun
Dari data diatas dapat diketahui bahwa tokoh
paragraf yang menunjukkan adanya pemenuhan
utama yakni Juang Astrajingga memenuhi kebutuhan
kebutuhan psikologis, terutama pada kebutuhan
fisiologisnya dengan meminum kopi hitam di café
bertingkat.
bersama temannya. Kebutuhan manusia untuk minum
Setelah mendapatkan pengumpulan data, maka
adalah hal yang penting, minum untuk menyegarkan
selanjutnya peneliti melakukan penganalisisan data.
Analisis data yang dugunakan oleh peneliti adalah pikiran atau memang untuk menghilangkan rasa haus.
analisis konten (content analysis). Beberapa tahap dapat Dari kutipan diatas terlihat bahwa minum kopi hitam
dilakukan saat penganalisisan data dengan menggunakan adalah cara dari tokoh Juang Astrajingga untuk
metode analisis konten, beberapa diantaranya sebagai menyegarkan pikirannya, karena ia terlalu malas dengan
berikut: kehidupan percintaan yang selalu dihadapkan dengan
1. Mengklasifikasikan data sesuai dengan fokus yang
perempuan-perempuan yang borjuis. Sedangkan yang
diteliti, yakni lima kebutuhan bertingkat pada tokoh
Juang cari hanyalah perempuan sederhana yang dapat
utama.
membuatnya jatuh hati bukan perempuan borjuis,
2. Membuat tabel pengklasifikasian.
meskipun cantik tapi borjuis Juang tidak akan mau
3. Memasukkan data dalam tabel klasifikasi sesuai
dengan perempuan tersebut.
dengan tanda/kode yang telah dibuat sebelumnya.
4. Menganalisa serta menafsirkan data yang berupa 1.2 Tokoh Ana Tidae Makan Mie Rebus Saat Ikut
kata, kalimat, dan paragraf dalam novel Konspirasi Mendaki Gunung
Alam Semesta Karya Fiersa Besari. Kebutuhan fisiologis ini terjadi pada Tokoh
5. Hasil analisis data yang di simpulkan oleh peneliti. utama yakni Ana Tidae yakni kekasih dari Juang
Astrajingga dimana, Juang Astrajingga mengajak Ana
HASIL DAN PEMBAHASAN Tidae untuk mendaki gunung bersama rekan-rekannya
Dari semua paparan yan telah disebutkan diatas hal tersebut terlihat pada kutipan sebagai berikut:
dari latar belakang, teori kebutuhan dalam hirarki “Cacing-cacing dalam perut mereka ikut
manusia menurut Abraham Maslow berikut akan di berdemo membuat mereka sigap dalam
jelaskan hasil dan pembahasan lebih jelas bagaimana menyantap mie rebu.” (Besari, 2017: 44)
kebutuhan bertingkat pada tokoh utama dan faktor-faktor

125
Pemuasan Kebutuhan Bertingkat Pada Tokoh Utama Dalam Novel

Dari data kutipan diatas terlihat bahwa Tokoh Utama porak poranda sehabis badai ekstase yang mereka
bernama Ana Tidae dan teman-temannya sedang ciptakan tadi malam. Entah sudah berapa lama
memakan mie instan karena sudah merasa sangat lapar pandangan Ana tak juga berpindah. Ia menikmati
detail wajah itu. Bunyi berdenting menandakan
sehingga cacing-cacing diperut mereka berdemo. Terlihat
hidangan sudah siap. Ana berlari mengambil
bahwa kebutuhan fisiologis manusia yakni makan adalah Loyang besi dari panggangan. Pai bluberry
hal yang utama bagi tubuh. Jika tidak makan perut akan ditaruhnya di meja. Namun tidak pagi ini, Pagi ini
terasa lapar, kurang tenaga dan cepat lelah. Seperti yang Juang kembali menanamkan bibirnya ke bibir
di rasakan oleh Tokoh utama yakni Ana Tidae dan Ana. Pai beluberry dapat menunggu. dan dapur
teman-temannya mendaki gunung mereka memakan mie tidak lagi menjadi istana badai ektase selanjutnya
rebus untuk mengisi perut karena kosong, di gunung pun (Besari, 2017:193).
hanya bisa memasak seadanya seperti mie rebus.
Kutipan data diatas menjelaskan bahwa Juang
1.3. Tokoh Ana Tidae Tidur Saat Opname Di Rumah
Astrajingga dan Ana tidae sudah sah menjadi sepasang
Sakit Karena Penyakit Tumor Otak
suami istri setelah melewati proses ijab qabul. Pada
Kebutuhan fisiologis yang ada selanjutnya
malam hari, di sebuah rumah putih terletak di tengah
adalah tidur. Tokoh Ana Tidae sedang tidur/ beristirahat
kebun teh yang di cita-citakan oleh Ana yang di
setelah diperiksa oleh dokter saat Juang menjenguk
wujudkan oleh Juang mereka sama-sama terlarut pada
keadaan kekasihnya tersebut,
suasana yang mereka berdua ciptakan. Mereka merajut
Hal tersebut terbukti pada kutipan sebagai berikut:
asmara dengan melakukan hubungan suami istri di atas
“Jung duduk di sampingnya. “Maaf, saya
ranjang dengan hanya berbalut selimut. Hubuangan
membangunkan Bapak. Bagaimana kedaan
Ana? batiniyah adalah kebutuhan fisiologis manusia saat sudah
“Sedang tidur. Kata Dokter, akan lebuh baik menginjak dewasa dan terikat pada pernikahan.
semisal Ana di opname barang semalam di sini. Bukan hanya hal tersebut, kebutuhan fisiologis
Biar enggak banyak bergerak dan bisa yang ada pada kutipan diatas adalah sarapan pagi.
menerima asupan gizi yang cukup, Jelas David” Terlihat bahwa Ana sedang membuatkan sarapan pagi
(Besari,2017:154) suaminya yakni Juang Astrajingga yaitu Pai Blueberry.
Ana membuatkan sarapan pagi di dapur sembari melihat
Dari data diatas dapat terlihat bahwa kebutuhan
suaminya yang masih terpaku karena tidak menyangka
fisiologis Ana Tidae adalah tidur atau beristirahat, karena
bahwa ia bisa menikah dengan Juang Astrajingga.
Ana sedang mengalami sakit tumor otak dan butuh
dengan penanganan medis (opname). Tidur adalah bentuk
2. Kebutuhan Rasa Aman
untuk pemulihan tenaga dari tubuh seseorang karena
Kebutuhan rasa aman merupakan kenutuhan
sebuah aktivitas ataupun di suruh istirahat untuk kondisi
kedua dari teori Psikologi Humanistik Abraham Masllow
fisik karena mengalami sakit yang serius. Penyakit yang
dimana kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan
di derita Ana adalah penyakit yang cukup serius karena
merupakan bentuk sebuah jaminan, perlindungan yang
itulah butuh makanan bergizi yang cukup jelas dan juga
harus didapat oleh setiap manusia. Kebutuhan rasa Aman
tidur dan menerima infus atau cairan dari rumah sakit.
merupakan sebuah kebutuhan awal sebelum menginjak
Karena itulah Juang menjenguk kekasihnya tersebut
kebutuhan rasa cinta dan memiliki (Maslow dalam
untuk memberikan semangat pada apa yang sedang
terjemahan Fawaid & Maufur, 2017:74).
dilawannya saat itu.
Dibawah ini merupakan data atau kutipan yang
terbukti terdapat kebutuhan rasa aman pada tokoh utama.
1.4. Tokoh Juang dan Ana Melakukan Hubungan
2.1 Tokoh Ana Tidae Merangkul Juang Astrajingga
Suami Istri dan Mempersiapkan Sarapan Pagi
di Atas Motor Saat Berkencan
Kebutuhan fisiologis yang ada pada manusia
Kebutuhan rasa aman didapat Ana Tidae saat ia
juga tidak hanya pada lahiriyah tetapi juga batiniyah.
merangkul Juang Astrajingga. Terlihat bahwa keduanya
Seperti halnya kebutuhan seks/gairah. Seperti yang
sama-sama nyaman satu sama lain sehingga Ana Tidae
dilakukan oleh Juang dan Ana yang melakukan hubungan
merangkul Juang. Hal tersebut terbukti pada kutipan di
suami istri setelah menikah. Kutipan tersebut terlihat
bawah ini:
pada data berikut ini:
“Kamu tahu kan, jantung saya akan berdebar
“Tatapan Ana melekat pada sosok lelaki yang keras kalau kamu merangkul saya?” tanyanya
tidur pulas di hadapanya. tangan lelaki itu tanpa menoleh pun melirik.
merangkulnya. Tak ada benang yang menghalangi “Aku tahu. Tanganku saja yang bandel, Jawab
mereka berdua. Kecuali selimut yang Gadis itu” (Besari,2017:27)
membungkus dengan serampangnya. Ranjang
Bapala Volume 9, Nomor 7 Tahun 2022, hlm. 118-131

Data dari terlihat di atas adalah bentuk Ana Tidae memeroleh kebutuhan akan dicintai
kebutuhan rasa aman tokoh Ana Tidae terpenuhi yakni dan dimiliki dari Juang Astrajingga. Ana Tidae merasa
saat Ana merangkul Juang Astrajingga saat berkencan, bahwa hal-hal yang dilakukan oleh Juang adalah
Ana sudah merasa aman dan nyaman dengan Juang istimewa walaupun terlihat sederhana. Hal tersebut
sehingga ia tidak sungkan lagi merangkul Juang. Rasa tampak pada kutipan novel di bawah ini:
aman yang didapat oleh Ana Tidae karena ia merasa “Bersama Juang, Ana Merasa Istimewa. Bukan
tertarik dengan Juang, hatinya berkata bahwa Juang dengan cara yang luar biasa, namaun dengan
adalah lelaki yang tepat bagi dirinya sehingga ia bisa cara-cara sederhana yang dilakukan oleh lekaki
itu setiap hari. Juang adalah lelaki pemikat
merasa nyaman dan aman bersama Juang Astrajingga.
yang tak mudah terpikat.” (Besari,2017:32)
2.2 Tiga Pria Hebat Yang Mendampingi Ana Tidae
Saat Juang Astrajingga Meninggal Dari kutipan data diatas terlihat bahwa Ana
Kebutuhan rasa aman yang didapat Ana tidae Tidae merasa di istimewakan oleh Juang Astrajingga,
juga saat ia didampingi oleh David, Pak Tirto dan Bang belum ada yang memperlakukan Ana Tidae seistimewa
Fattah mengalami hal-hal tersulit dalam hidup. Kutipan yang dilakukan oleh Juang Astrajingga. Sehingga
tersebut dapat dilihat dari data pada Novel dibawah ini: Kebutuhan akan rasa di cintai dan dimiliki Ana Tidae
terpenuhi dengan perlakukan Juang Astrajingga yang
“Teringat diriku sembilan bulan yang lalu sederhana tapi istimewa.
menjadi ibu hamil bukan perjuangan yang mudah
tanpa kehadiran suami disisi. Tapi aku tau, aku
tidak pernah sendiri. Ada tiga pria hebat yang 4. Kebutuhan Rasa dan Harga Diri
melindungiku dengan segenap nafas mereka. Kebutuhan ini adalah kebutuhan ke-empat yang
Papa, Pak Tirto dan Bang Fattah adalah para harus terpenuhi dalah teori Psikologi Humanistik
pahlawan yang turut melindungiku dan Abraham Maslow. Manusia hidup berdampingan dengan
mendampingi langkah-langkahku. Pak Tirti dan masyarakat sekitar sehingga mau tidak mau, mereka akan
bang Fattah laksana ayah dan kakak yang tak mengevaluasi diri mereka sendiri agar mendapat sebuah
pernah memperlihatkan duka.” (Besari, 2017:221)
penghargaan serta pengakuan dari orang lain. Kebutuhan
Kutipan dari data di atas menjelaskan bahwa akan penghargaan diri terpenuhi apabila seseorang
kebutuhan rasa aman di dapat oleh Ana Tidae yang mendapatkan kepercayaan diri, nilai, ability dan perasaan
mendapat perlindungan dari tiga lelaki hebat yakni Pak yang berguna yang diperlukan oleh masyarakat banyak.
David, Pak Tirto dan Bang Fattah yang sellau menemani Tetapi sebaliknya jika kebutuhan akan rasa dan harga diri
Ana Tidae baik saat mengandung sampai melahirkan. tersebut tidak terpenuhi maka akan memunculkan sikap
Karena tdiak mudah bagi Ana Tidae yang menjalani hari- rendah diri, tidak mampu melakukan hal yang berguna,
harinya sebagai istri ddan ibu tanpa suami. Juang pasif dan tidak dapat mengatasi masalahnya sendiri agar
Astrajingga saat itu meninggal karena terkena Abu menemukan solusi. (Maslow dalam terjemahan Fawaid &
Vulkanik Gunung Sinabung saat ingin meliput dan Maufur, 2017:79). Dibawah ini merupakan data atau
membantu warga sekitar yang terdampak bencana kutipan yang terbukti terdapat kebutuhan rasa dan harga
gunung meletus. Tetapi meskipun tidak ada juang diri pada tokoh utama.
disampingnya , Ana mendapatkan kebutuhan rasa aman
perlindungan, dan jaminan oleh ketiga pria diatas yakni 4.1. Tokoh Juang Astrajingga Mendapatkan Rasa dan
ayahnya sendiri, Pak Tirto dan Fattah adik dari Alm. Harga Diri Melalui Didikan Keras Oleh Sang Ayah
Juang Astrajingga. Hal tersebut yang menjadikannya seorang anak
yang mempunyai karakter kuat dan mempunyai harga diri
3. Kebutuhan Akan Dicintai dan Dimiliki untuk berusaha dengan keras agar cita-citanya terwujud
Kebutuhan ini termasuk kebutuhan ketiga yang dan apa yang menjadi pemikiran sang ayah salah
harus dimiliki menurut teori Psikologi Humanistuk. terhadapnya. Berikut kutipan yang membuktikan bahwa
Jikalau kebutuhan rasa aman sudah terpenuhi maka Tokoh Juang Astrajingga mempunyai kemampuan
selanjutnya adalah kebutuhan akan dicintai dan dimiliki. (ability) yang menjadikan dia lelaki yang berkarakter.
Kebutuhan akan rasa cinta sangat penting bagai 4.1.1 Mampu Mengambil Keputusan Sendiri
kehidupan karena tanpa rasa cinta manusia tidak Sikap dapat mengambil keputusan sendiri
mempunyai gairah dalam hidup. merupakan bentuk dari kemampuan diri seseorang yang
menguasai keadaan. Hal tersebut merupakan kebutuhan
3.1. Mengistimewakan Ana Tidae Dengan Hal rasa dan harga diri seperti halnya tokoh Juang
Sederhana Astrajingga. Seperti data kutipan berikut ini:

127
Pemuasan Kebutuhan Bertingkat Pada Tokoh Utama Dalam Novel

“Juang menjadi seorang yang tidak cengeng pudar, hal tersebutlah yang menjadikan Juang
yang mesti mampu mengambil keputusan, yang mempunyai kebutuhan akan rasa dan harga diri. Bahkan
di akhir episode menjelang dewasa harus balik buku perdana yang ia rilis berjudul “Sejuta Lara di Balik
keras menentang sang ayah karena perbedaan
Pesona” tidak laris manis ia tetap menjadikannya sebagai
pendapat.” (Besari,2017:17)
prestasi tersendiri bagi dirinya. Juang mrmpunyai rasa
Dari kutipan data diatas terlihat bahwa tokoh percaya diri dan tidak mudah putus asa dalam setiap
Juang Astrajingga memounyai karakter yang kuat atau keinginannya. Karena hal tersebut membat Juang
kemampuan dapat mengambil keputisan sendiri, hal Astrajingga mempunyai pemenuhan kebutuhan akan
tersebut termasuk ke ke dalam kebutuhan rasa dan harga harga diri karena ia semakin bekerja keras, tidak putus
diri karena, Juang mendapatkan kepercayaan diri, ia asa hal tersebut dijadikan batu loncatan untuknya
merasa bahwa dirinya mampu dalam mengatasi sehingga nantinya mendapatkan hasil yang terbaik.
keadaannya sendiri, sekalipun ia harus berbeda pendapat
dengan ayahnya sendiri. 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan terakhir menurut
4.1.2 Menjadi Seseoang Yang Kritis Teori Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Juang Astrajingga juga tumbuh dengan Kebutuhan aktualisasi diri adalah sebuah kebutuhan
kepribadian dan karakter yang mempunyai kemampuan dimana seseorang mampu membuktikan
(ability) kritis dalam setiap pemikirannya. Hal tersebut integritas/kualitas dirinya yang mampu mencapai puncak
dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut: kesuksesannya dengan memeroleh kepuasan atas dirinya
“Meski tanpa sadar Juang sebenarnya sendiri dari perjuangan-perjuangan yang telah ia lakukan
berterima kasih pasa sang ayah yang sudah sebelumnya, serta menjadi seseoarang yang dikatakan
memaksanya masuk jurusan yang tidak ia sukai, mencapai puncak kesuksesan dengan pencapaian prestasi
justru karena berkenalan dengan organisasi dan potensinya selama ini. (Alwisol, 2014:206).
kampus, dan karena sering ikut demo-lah ia 5.1. Tokoh Juang Astrajingga Berhasil Merilis Film
terbentuk mnjadi seseorang yang kritis”
Dokumenter Bersama Kedua Temannya
(Besari,2017:17)
Setelah mengalami petualamgan panjang di
Dari data kutipan tersebut trlihat bahwa Papua demi membuktikan keinginana dan cita-citanya
kebutuhan akan rasa dan harga diri Juang Astrajingga adalah pilihan yang benar, pada hari inilah Juang
terpenuhi dengan adanya kemampuan, memunculkan Astrajingga dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi
sikap aktif yang berujung kritis pada masalah apapun. dirinya. Hal tersebut dapat terlihat pada data berikut ini
Sikap tersebut tumbuh karena keterpaksaan yang ia jalani :
sebagai seorang mahasiswa kampus jurusan yang tidak ia “Tepuk tangan kagum memebuhu aula.
sukai, tetapi sisi positifnya malah rasa harga dirinya 3Beberapa bahkan melakukan standing ovation.
Juang, Budi dan Andika membalas salut dengan
muncul sebagai pribadi yang kritis, aktif dan berjuang
menunduk di depan layar besar. Bapak
demi masyarakat kalangan bawah melalui demonya menggelengkan kepala. Ia tak kuasa
tersebut. menyembunyikan kebanggan pada anaknya. Ana
4.1.3 Merilis Buku Perdana ikut bertepuk tangan.” (Besari, 2017:131)
Tokoh Juang Astrajingga sangat menyukai
petualang, bahkan ia meninggalkan keluarganya demi Dari data yang tertera diatas dapat dijelaskan
membuktikan bahwa keinginannya adalah sesuatu hal bahwa tokoh Juang Astrajingga mendapatkan kebutuhan
yang benar. Sampai suatu saat ia merilis buku perdana aktualisasi diri dengan menunjukkan prestasinya di
walaupun sempat gagal. Hal tersebut teerbukti pada hadapan banyak orang yakni dengan merilis pemutaran
kutipan sebagai berikut: film dokumenter Papua bersama dua rekannya, yang
“Juang merilis buku perdanana “Sejuta Lara di membuat mereka bertiga sukses menjalannya acara dan
Balik Pesona”, dengan nama pena “Lelaki ekseskusi yang baik pada malam tersebut. Juang berhasil
Jingga,” Buku yang penjualannya tidak laris menunjukkan ke semua orang dan keluarganya termasuk
manis itu tetap menjadi prestai tersendiri bagi ayahnya yang pada awalnya sangat menentang cita-cita
Juang. Dan nama Lelaki Jingga kerap anaknya bahwa prekpektif mereka salah dan Juang lah
dipakainya sebagai pesudonim hingga kini.”
yang berhasil dalam hal ini. Ayah Juang sangat bangga
(Besari, 2017:19)
dengan prestasi yang anaknya tunjukkan tersebut, dan
Dari diatas dapat dijelaskan bahwa kepercayaan juga Ana Tidae yang tak kalah bangga dengan
diri yang dimiliki oleh Juang Astrajingga tidak pernah pencapaian sang kekasih yang sangat ia kagumi tersebut.
Bapala Volume 9, Nomor 7 Tahun 2022, hlm. 118-131

2. Faktor-Faktor Yang Menghambat Tokoh Utama Faktor penghambat kebutuhan bertigkat


Mendapatkan Kebutuhan Bertingkat selanjutnya adalah dari lingkungan masyarakat, Juang di
Kebutuhan Bertingkat yang didapatkan oleh Hina oleh anak tetangga karena anak dari eks-tapol. Hal
tokoh utama tidak didapatkan semudah itu, banyak tersebut terlihat pada kutipan sebaagai berikut:
beberapa faktor yang menghambat tokoh utama dalam “Ia dan adiknya dicibir oleh anak tetangga
mendapatkan pemuasan kebutuhan bertingkat tersebut. karena dosa yang tidak mereka mengerti.
adapun beberapa faktor penghambat yang telah di Anak Eks- Tapol!
Musuh negara!
temukan yakni dari faktor lingkungan sekolah, lingkungan
Penghianat!
masyarakat dan lingkungan keluarga. Hinaan-hinaan itu biasanya berujung dengan
2.2 Lingkungan Sekolah perkelahian yang membawa Juang kecil pada
 Bully hukumannya dari sang ayah.” (Besari, 2017:16)
Faktor penghambat Juang Astrajingga diawali
pada lingkungan sekolah yakni teman-temannya yang Dari data kutipan diatas terlihat bahwa Juang
melakukan pembullyan terhadap dirinya pada usia Astrajingga dan adiknya sewaktu kecil dihina oleh anak
delapan tahunnya saat masih Sekolah Dasar. Hal tersebut tetangga karena berasal dari keluarga eks-tapol yang di
terbukti pada data sebagai berikut: kira musuh negara dan penghianat. Karena lingkungan
“Ia masih mampu merekam jelas salah satu masyarakat tersebut merupakan faktor penghambat Juang
episode hidupnya saat berusia delapan tahun, untuk mencapai pemuasan kebutuhan secara bertingkat.
kala seorang anak bongsor memukulinya karena 2.4 Lingkungan Keluarga
alasan yang tak ia paham.” (Besari, 2017:3)  Masa Lalu Keluarga
Faktor yang menghambat tokoh utama dalam
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa faktor
mendapatkan kebutuhan bertingkat adalah salahsatunya
penghambat awal tokoh Juang Astrajingga adalah karena
dari masa lalu keluarga yang notabennya adalah keluarga
pembullyan yang dilakukan oleh teman-temannya
yang sangat sensitif dan dipandang tidak baik oleh
sewaktu umur 8 tahun padahal Juang sama sekali tidak tau
masyarakat termasuk negara. Hal tersebut dapat dilihat
sama sekali apa kesalahannya sehingga ia di bully oleh
dari bukti kutipan sebagai berikut:
teman-temannya. Sikap bully adalah sikap yang membuat
“Ia harus tumbuh di rumah sederhana dalam
seseorang akhirnya merasa rendah diri, dan takut akan keluarga yang pragmatis yang harus senantiasa
keadaan sehingga dikatakan pengahambat bagi seseorang menunduk semasa rezim Orde Baru dulu. Betapa
untuk mencapai pemuasan kebutuhan bertingkat. tidak? Karena sang paman-kakak tertua ayah
 Sikap Guru SMP yang mengacungkan Jari adalah anggota Lekra, keluarganya pun harus
Tengah tersret-seret di cap kiri. Padahal Juang tahu
Bukan hanya hal tersebut, tokoh Juang Aayh, apalagi ibunya tak pernah memiliki
hendak berada di kiri atau kanan.”
Astrajingga mengalami sikap tidak mengenakkan sewaktu
(Besari,2017:16)
SMP oleh salah satu gurunya sendiri. hal tersebut tampak
pada kutipan dibawah ini: Data di atas menunjukkan bahwa masa lalu dari
“Ia masih mampu merekam jelas mimik salah keluarga Juang memang terbilang sensitif dalam
satu guru SMP-nya yang berang, sewaktu ia masyarakat. Paman, ayah dan ibunya tercap dalam
mengacungkan jari tengah sehabis guru itu anggota lekra, eks tapol dan di cap kiri. Padahal Juang
memberikan pernyataan bahwa ia berasal dari tahu bahwa keluarganya juga tidak menginginkan mereka
keluarga eks tapol.” (Besari,2017:3) berada pada situasi yang seperti itu. Dari pernyataan
tersebut jelas bahwa faktor penghambat pemuasan
Data diatas menjelaskan bahwa Juang kebuutuhan bertingkat tokoh Juang dipengaruhi oleh masa
Astrajungga sewaktu SMP juga mengalami hal yang tidak lalu keluarga karena di cap kiri dan simpatisan lekra.
mengenakkan dengen gurunya sendiri yang Sehingga secara tidak langsung membuat Juang
mengacungkan jari tengah kepadanya yang seolah-olah merasakan kesedihan, marah dan minder sehingga
kebutuhan akan rasa dan harga dirinya terhambat.
sangat membenci dirinya karena ia adalah keluarga eks
tapol. Hal tersebut juga menghambat Juang dalam
 Konflik Dengan Ayah Karena Menyepelekan
memenuhi kebutuhan bertingkatnya karena akan
Pekerjaan Juang
memengaruhi rasa dan harga dirinya.
Tokoh Juang Astrajingga juga mempunyai konflik dengan
ayahnya terkait dengan pekerjaan yang dipilihnya. Karena
2.3 Lingkungan Masyarakat sedari dulu ayahnya memang tidak setuju dengan
 Dihina oleh anak tetangga karena anak eks- keinginan dan pekerjaan Juang yang dilakukan. Hal
tapol tersebut terbukti dalam kutipan dibawah ini:

129
Pemuasan Kebutuhan Bertingkat Pada Tokoh Utama Dalam Novel

“Sudah mampu mapan dari kerjaanmu? Sudah faktor yang memengaruhi tokoh utama yakni Juang
mampu menabung demi masa depan?” Astrajingga dalam memenuhi kebutuhannya seacara
Sabar Juang, sabar, batinnya ia tak menjawab. beryingkat yakni daari faktor lingkungan sekolah,
“Enggak perlu lah, kamu mengalami apa yang
lingkungan masyararakat dan lingkungan keluarganya. di
Bapak alami waktu muda, luntang lantung nggak
jelas sampai akhirnya terlambat menyadai. lingkungan sekolah tokoh Juang mendapatkan bully dan
Terlambat berumah tangga. Terlambat mapan. guru SMP yang mengacungkan jari tengah kepadanya
“Saya enggak luntang lantung Pak,” Balas karena anak eks tapol, lalu di lingkungan masyarakat
Juang. Juang dihina anak tetangga karena anak eks tapol. Dan
“Lantas, menghilang ke Papua, itu apa namnaya faktor lingkungan keluarga yakni masa lalu keluarga,
cari-cari bahaya itu apa namanya? Hasilnya konflik dengan ayahnya yang menyepelekan
sepadan?” (Besari,2017:112)
pekerjaannya. dari pernyataan diatas dapat bahwa
Dari kutipan yang sudah tertera di atas sudah kebutuhan manusia secara bertingkat dapat dipenuhi
jelas bahwa faktor penghambat Juang memeroleh sampai menuju ke aktualisasi diri tetapi semuanya butuh
kebutuhan bertingkat adalah dari sang Ayah sendiri yang proses, pasti ada hambatan-hambatan yang menghalangi
menyepelekan pekerjaan yang dilakukan oleh Juang. seseorang untuk mencapai pemuasan kebutuhan
Ayahnya menganggap bahwa pekerjaan Juang tidak bisa bertingkat.
membuatnya mapan, membuang buang waktu dan luntang SARAN
lantung yidak jelas sehingga menghambat Ia bisa mapan. Pada penelitian ini, terdapat pemuasan kebutuhan
Bahkan project film yang sedang juang persiapkan pun seacara bertingkat yang terjadi pada tokoh utama yakni
tidak mendapatkan apresiasi dari Ayahnya sendiri. Juang Astrajingga dan Ana Tidae. Pemuasan kebutuhan
secara bertingkat terpenuhi dengan baik. Ada lima
SIMPULAN tingkatan kebutuhan sampai akhirnya tokoh utama
Kebutuhan fisiologis yang terdaoat pada Novel berhasil mendapatkan bentuk aktualisasi diri dengan
Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa Besari terdapat kompetensi yang dimiliki. Tetapi memang dalam
pada tokoh utama yakni kebutuhan minum, Juang pemuasan kebutuhan secara bertingkat pastikah ada
Astrajingga yang meminum kopi hitam di caffe temannya faktor-faktor penghambat perjakanan tokoh dalam
karena merasakan lelah untuk menyegarkan pikirannya. mencapai pemuasan kebutuhannya. Berdasarkan
Dilanjutkan dengan kebutuhan makan tokoh Ana Tidae simpulan yang telah tertera diatas, terdapat tiga saran dari
dan rekan-rekannya yang memakan mie rebus saat peneliyi dalam penelitian kali ini. Pertama, penelitian kali
mendaki di gunung, kebutuhan tidur yang dilakukan oleh ini memang sangat kompleks karena harus detail dalam
tokoh Ana Tidae saat opname di rumah sakit karena mengelompokkan data-data kutipan dan memilah milih
penyakit tumor otak. Kebutuhan seks yang dilakukan mana yang termasuk kebutuhan dari 5 tingkatan menurut
tokoh Ana dan Juang saat sudah sah menjadi pasangan teori Psikologi Humanistik Abraham Masslow. Karena
suami istri Kebutuhan rasa aman tokoh uatama yakni pada itulah peneliti harus membaca secara mendalam dan
Ana Tidae yang merangkul Juang Astrajingga saat menandai setiap bagian kutipan yang termasuk data
berkencan, selain itu Ana mendapatkan perlindungan dan dalam penelitian ini. Kedua, peneliti dalam hal ini sangat
rasa aman dari keyiga pria hebat yakni Papanya, Pak Tirto disarankan untuk dapat mengetahui arti dari lima
dan Bng Fattah saat hamil sampai melahirkan tanpa sosok kebutuhan yang dimaksud oleh Abraham Maslow. Selain
Juang disampingnya. Kebutuhan akan dicintai dan itu peneliti juga harus mengetahui alur cerita dari novel
dimiliki terdapat pada tokoh Ana Tidae yang “Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa Besari” agar
dipetrlakukan secara istimewa oleh tokoh Juang. mengetahui bahwa faktor-faktor penghambat tokoh
Kebutuhan rasa dan harga diri yang terdapat pada tokoh utama dalam memenuhi pemuasan kebutuhan dapat
Juang Astrajingga karena didikan keras oleh Ayahnya. dikelompokkan dengan baik. Ketiga, teori Psikologi
Sehingga membuat Juang mempunyai kemampuan Humanistik Abraham Maslow adalah teori yang butuh
(ability) yang memadai diantaranya dapat mengambil kejelian dan pemahaman yang tepat utuk mengkajinya.
kepitusan sendiri, berpikir kritis dan tidak mudah patah Psikologi Humanistik mengajarkan kepada manusia
semangat. Dan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi bahwa kebutuhan lahiriyah dan batiniyah juga harus
diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah ketika tokoh Juang dipenuhi dengan baik agar tercapai keseimbangan
berhasil membuktikan bentuk kompetensi dirinya pada kebutuhan.
ayah dan kekasihnya dengan merilis film dikumenter
mengenai Papua yang saat itu semapat diragukan oleh DAFTAR PUSTAKA
Ayahnya. Tetapi dibalik itu semua ada beberapa fakto- Ahmadi, Anas. 2021. Psikologi Sastra. Surabaya: Unesa
University Press.
Bapala Volume 9, Nomor 7 Tahun 2022, hlm. 118-131

Aji, Deni Cahyo. 2019. Analisis Psikologi Kepribadian Yulandari, Kiki, dkk. 2021. Humanistik Tokoh dalam
Humanistik Tokoh UtamaNovel Anak Rantau Film Jembatan Pensil Karya Sutradara Hasto
Karya Ahmad Fuadi dan Kelayakannya Sebagai Broto. Jurnal Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Bahan Ajar Sastra di SMA. Semarang: UNNES. Vol. 11 No. 1.
Astuti, Mujiyanto dan Rohmadi. 2016. Pengajaran
Sastra. Jurnal BASASTRA Jurnal Penelitian
Bahasa, Sastra Indonesia dan pengajarannya.
Vol 4 Nomer 2, hlm 1-5
Aidah, Siti Nur. Dkk. 2020. Ensiklopedi Sastrawan
Indonesia. Jogjakarta: Penerbit KBM Indonesia.
Besari, Fiersa. 2017. Konspirasi Alam Semesta.
Mediakita. Jakarta Selatan.
Inayah, Iin, Cintya Nurika I. 2021. Kajian Psikologi
Humanistik Tokoh Utama dalam Novel Dua
Garis Biru Karya Lucia Priandarini. Jurnal
Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra. Vol. 11
No. 2.
Jaarvis, Matt. 2021. Psikologi Humansitik Seri Teori
Matt Jarvis: Nusamedia.
Latipah, Eva. 2017. Psikologi Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Lestari, Nabila Setio, Wahyu Wibowo, and Waslam
Waslam. "Pengaruh Novel Katarsis Karya
Anastasia Aemilia Terhadap Psikologis
Pembaca." Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Undiksha 12.1 (2022): 42-54.
Minderop, Albertine. 2018. Psikologi Sastra Karya
Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurhayati, Eti. (2014). Psikologi Perempuan.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sidiq, Umar dan Miftachul Choiri. 2019. Metode
Penelitian Kualitatif. Ponorogo: CV Nata Karya.
Solichin, Mohammad Muchlis. 2019. Pendekatan
Humanisme dalam Pembelajaran Model
Penerapannya di Pondok Pesantren Al-Amin
Prenduan Sumenep. Malang: Literasi Nusantara.
Sobur, Alex. (2016. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka
Setia
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
armin, Jack. (2019, Mei 18). Pendekatan Dalam
Penelitian Sastra. Diakses pada 30 Maret 2021,
melalui :
http://parmin.blog.unesa.ac.id/pendekatan
dalam-penelitian-sastra.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Beberapa Teori Sastra,
Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Porter, Alan. 2020. Psikologi. Terjemahan Dharmawati
Chen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

131

Anda mungkin juga menyukai